Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Definisi
Kanker adalah sekelompok penyakit yang menyebabkan sel dalam tubuh
berubah dan tumbuh di luar kontrol. Kebanyakan tipe sel kanker akhirnya akan
membentuk benjolan atau massa yang disebut tumor, dan diberi nama sesuai
dengan bagian tubuh dimana tumor tersebut berasal. Kanker payudara mulai
terbentuk di dalam jaringan payudara yang tersusun dari kelenjar-kelenjar untuk
memproduksi
susu
yang
disebut
sebagai
lobulus,
dan
duktus
yang
menghubungkan lobulus dengan puting susu. Selain itu payudara juga tersusun
dari jaringan lemak, jaringan ikat, dan jaringan limfa.1
2. Epidemiologi
Karsinoma mamma atau kanker payudara merupakan kanker solid yang
mempunyai insiden tertinggi di negara barat atau maju. Di Indonesia, kanker
payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor dua setelah kanker
leher rahim. Angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat 27/100.000 dan
diperkirakan terdapat lebih dari 200.000 kasus baru per tahun dengan angka
kematian lebih dari 40.000 kasus per tahun. Berdasarkan registrasi berbasis
patologi, angka insiden relatif di Indonesia adalah 11,5%.2
3. Anatomi Payudara
Payudara dewasa normalnya terletak di hemithoraks kanan dan kiri dengan
dasarnya terletak dari kira-kira iga kedua sampai iga keenam. Bagian medial
payudara mencapai pinggir sternum dan di lateral sejajar garis aksilaris anterior.
Payudara meluas ke atas melalui suatu ekor aksila berbentuk piramid. Payudara
terletak di atas lapisan fascia otot pektoralis mayor pada dua pertiga superomedial
dan otot seratus anterior pada sepertiga lateral bawah. Pada 15% kasus jaringan
payudara meluas ke bawah garis tepi iga dan 2% melewati pinggir anterior otot
latissimus dorsi.3
Payudara yang asimetri sering dijumpai diantara wanita normal dan penderita
tidak begitu menyadarinya atau mungkin menerimanya sebagai variasi normal.
Setengah wanita mempunyai perbedaan volume 10% antara payudara kiri dan
kanan dan seperempatnya dengan perbedaan 20%. Payudara kiri selalu lebih besar
dibanding yang sebelah kanan.3
Payudara terdiri dari berbagai struktur yaitu parenkim epitelial, jaringan
lemak, pembuluh darah, saraf, dan saluran getah bening serta otot dan fascia.
Parenkim epitelial dibentuk oleh kurang lebih 15-20 lobus. Masing masing
lobus dialiri oleh sistem duktus dari sinus laktiferous (bila distensi mempunyai
diameter 5 8 mm) terbuka pada nipel, dan masing-masing sinus menerima suatu
duktus lobulus dengan diameter 2 mm atau kurang. Di dalam lobus terdapat 40
atau lebih lobulus. Satu lobulus mempunyai diameter 23 mm dan dapat terlihat
dengan mata telanjang. Masing-masing lobulus mengandung 10 sampai 100
alveoli (acini) yang merupakan unit dasar sekretori. Payudara dibungkus oleh
fascia pektoralis superfisialis yang bagian anterior dan posteriornya dihubungkan
oleh ligamentum Cooper sebagai penyangga.4,5
A Ductus
B Lobulus
C Sinus lactiferous
D Puting susu (nipple)
E Jaringan lemak
F Otot pectoralis mayor
G Tulang Iga
Pembesaran:
A sel normal
B membrane basal
Vaskularisasi Payudara6
a. Arteri
Payudara mendapat perdarahan dari:
1
Persarafan Payudara7
Kulit payudara dipersarafi oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis
sedangkan jaringan glandula mammae sendiri dipersarafi oleh sistem simpatis.
Persarafan sensoris di bagian superior dan lateral berasal dari nervus
supraklavikular (C3 dan C4) dari cabang lateral nervus interkostal torasik (34 ).
Pembuluh
getah
bening
1.
2.
3.
b.
1.
i.
Kelompok
superior
setinggi
interkostal II-III
ii.
2.
3.
Metastasis
melalui
sistem vena
Melalui sistem vena kanker payudara dapat bermetastasis ke paru-paru,
vertebra, dan organ-organ lain. V. mammaria interna merupakan jalan utama
metastasis kanker payudara ke paru-paru melalui sistem vena sedangkan
metastasis ke vertebra terjadi melalui vena-vena kecil yang bermuara ke
v.interkostalis yang selanjutnya bermuara ke dalam v. Vertebralis.
b.
Metastasis
melalui
sistem limfe
Metastasis melalui sistem limfe pertama kali akan mengenai KGB regional
terutama KGB aksila. KGB sentral (central nodes) merupakan KGB aksila yang
paling sering (90%) terkena metastasis sedangkan KGB mammaria eksterna
adalah yang paling jarang terkena. Kanker payudara juga dapat bermetastasis ke
KGB aksila kontralateral tapi jalannya masih belum jelas, diduga melalui deep
lymphatic fascial plexus di bawah payudara kontralateral melalui kolateral
4.
gen. Dua di antaranya terletak pada kromosom 17. Gen yang paling berpengaruh
disebut dengan BRCA-1 (pada lokus 17q21), yang lainnya adalah gen p53 (pada
lokus 17p13). Gen ketiga adalah BRCA-2 yang terletak pada kromosom 13. Gen
keempat yang juga terlibat adalah gen reseptor androgen pada kromosom Y.
Mutasi gen ini berhubungan dengan insiden kanker payudara pada pria. Etiologi
kanker payudara masih belum diketahui dengan pasti hingga sekarang namun
yang paling diyakini sebagai penyebab adalah paparan terhadap mutagen.
Mutagen ini bisa berupa mutagen endogen yaitu radikal bebas seperti lipid
peroksidase dan malondyaldehida (MDA) juga mutagen eksogen yaitu radiasi.
Virus juga diduga sebagai penyebab namun belum dapat dibuktikan pada
manusia.8
5.
Geografi
Insiden kanker payudara sangat bervariasi di antara negara-negara diseluruh
dunia. Wanita asian-hispanic memiliki risiko kejadian kanker payudara yang lebih
rendah daripada wanita afican-american. Angka kejadian kanker payudara di
Amerika Utara sekitar lima kali lebih tinggi daripada di Jepang. Bahkan di dalam
satu negara insiden kanker payudara berbeda-beda. Misalnya di Israel, keturunan
Jews mempunyai risiko empat kali lebih tinggi daripada non-Jews dan di Italia
terdapat perbedaan angka kejadian sekitar dua kali lipat antara daerah utara dan
selatan. Variasi geografis ini lebih disebabkan oleh faktor lingkungan daripada
genetik karena penduduk yang bermigrasi dari negara berisiko rendah ke negara
berisiko tinggi mengalami peningkatan frekuensi kanker payudara.3
c. Jenis kelamin
Kanker payudara 100 kali lebih sering terjadi pada perempuan daripada lakilaki. Alasan utamanya adalah karena pada wanita, sel-sel pada payudara lebih
sering terekspose oleh hormon-hormon estrogen dan progesteron yang
mempengaruhi peertumuhan sel-sel pada payudara.9 Angka kejadian kanker
payudara pada laki-laki hanya 1 %.1
d. Menstruasi
Menarche pada usia dini dan menopause yang terlambat dapat meningkatkan
risiko kanker payudara. Menarche sebelum usia 12 tahun mempunyai risiko
kanker payudara 20% lebih besar dari menarche setelah usia 15 tahun. Risiko
kanker payudara berkurang sekitar setengahnya jika menopause terjadi sebelum
usia 45 tahun dibandingkan jika menopause terjadi setelah usia 55 tahun. Hal ini
mungkin disebabkan karena eksposure hormon estrogen dan progesterone yang
berkepanjangan yang mempengaruhi pertumbuhan sel-sel payudara.9
e. Reproduksi
Status reproduksi juga mempengaruhi risiko terkena kanker payudara. Wanita
yang tidak pernah melahirkan (nullipara) atau yang pertama kali melahirkan anak
pada usia lebih dari 31 tahun mempunyai risiko tiga hingga empat kali lebih besar
dibandingkan perempuan yang melahirkan anak pertamanya sebelum berusia 18
tahun. Wanita yang mempunyai banyak anak (multipara) diasosiasikan dengan
berkurangnya risiko kanker payudara, tentunya setelah memperhitungkan usia saat
melahirkan anak pertama. Menyusui lebih lama juga dianggap dapat menurunkan
risiko kanker payudara.1,5
f.
Diet
Perbedaan insiden kanker payudara di berbagai belahan dunia menunjukkan
Asia dan negara berkembang lainnya. Risiko ini akan berubah jika penduduk dari
negara berisiko rendah migrasi ke negara berisiko tinggi dan mengadaptasi pola
makan di negara tersebut. Meskipun demikian pengaruh diet pada insiden kanker
payudara tampaknya terjadi pada usia muda seperti anak-anak dan remaja. Tidak
ada data yang membuktikan bahwa perubahan pola makan dari diet tinggi lemak
ke diet rendah lemak pada usia pertengahan dan tua dapat menurunkan risiko
kanker payudara.1
g. Ukuran tubuh
Ukuran tubuh yang mencerminkan status gizi dan pola makan dengan
sendirinya dapat mempengaruhi risiko terkena kanker payudara. Usia terjadinya
menarche sangat dipengaruhi oleh ukuran tubuh dengan demikian gizi pada masa
anak-anak akan mempengaruhi pada usia berapa menarche terjadi. Tinggi badan
yang lebih
terjadi pada usia lebih muda dan bilateral. Peningkatan risiko sebagian besar
disebabkan oleh pewarisan gen-gen yang mempredisposisi kanker payudara. Pada
keluarga berisiko tinggi, dengan empat atau lebih anggota keluarga terkena kanker
payudara, 33% di antaranya mengalami mutasi BRCA-1. Suatu studi populasi
menemukan mutasi BRCA-1 pada 12 dari 193 wanita (6,2%) yang terkena kanker
payudara sebelum usia 35 tahun dan pada 15 dari 208 wanita (7,2%) dengan
riwayat kanker payudara pada anggota keluarga tingkat pertama (first-degree
relatives). Kanker payudara familial juga sering berhubungan dengan keganasan
pada organ lain seperti colon, ovarium dan uterus.5
i. Hormon
Faktor menstruasi dan reproduksi yang telah dijelaskan sebelumnya
menunjukkan peran hormon seks dalam perkembangan kanker payudara. Hormon
seks mempengaruhi proliferasi sel-sel dan jaringan payudara serta meningkatkan
karsinogenesis
payudara
pada
hewan
percobaan,
namun
bukti-bukti
untuk setiap satu tahun penggunaan. Kontrasepsi oral juga dikatakan dapat
meningkatkan risiko bila digunakan jangka panjang. Pada penelitian terbukti
kontrasepsi oral hanya sedikit meningkatkan risiko kanker payudara yaitu sebesar
1,24% pada orang yang sedang menggunakan dan sebesar 1,16% pada orang yang
telah berhenti menggunakan 1-4 tahun sebelumnya.1
j.
Radiasi
Pada hewan percobaan terbukti adanya peranan sinar radiasi sebagai faktor
6.
a.
dilanjutkan dengan keluhan utama. Keluhan utama penderita dapat berupa: adanya
benjolan pada payudara; rasa nyeri; keluar cairan dari puting susu; retraksi puting
susu; adanya ekzema di sekitar areola; keluhan kulit berupa dimpling, venektasi,
ulserasi atau adanya peau dorange; adanya benjolan di ketiak; edema lengan dan
tanda metastasis jauh misalnya nyeri tulang (vertebrae, femur), rasa penuh di ulu
hati, batuk, sesak, dan sakit kepala hebat.2,3,6,8
Benjolan payudara dapat dideteksi pada 90% pasien dengan kanker payudara
dan merupakan tanda yang paling umum. Benjolan kanker cenderung soliter,
unilateral, padat, keras, ireguler, tidak dapat digerakkan (nonmobile), cepat
membesar dan tidak nyeri. Cairan yang keluar secara spontan dari puting susu
(nipple discharge) adalah tanda kedua yang paling umum dari kanker payudara.
Karakter nipple discharge dapat membantu menegakkan diagnosis. Cairan seperti
susu menandakan galaktore, cairan purulen disebabkan oleh infeksi, dan cairan
multiwarna atau lengket menandakan ektasia duktus (comedomastitis). Cairan
2. Posisi berbaring
Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata di atas
lapangan dada, jika perlu bahu atau punggung diganjal dengan bantal kecil
terutama pada penderita yang payudaranya besar. Palpasi dilakukan dengan
mempergunakan falang distal dan falang medial jari II, III dan IV yang
dikerjakan secara sistematis mulai dari kranial setinggi iga kedua sampai ke distal
setinggi iga keenam, juga dilakukan pemeriksaan daerah sentral subareolar dan
papil. Palpasi juga dapat dilakukan dari tepi ke sentral (sentrifugal) berakhir di
daerah papil. Terakhir diadakan pemeriksaan kalau ada cairan keluar dengan
menekan daerah sekitar papil. Pemeriksaan dengan rabaan halus akan lebih teliti
daripada dengan rabaan kuat karena rabaan halus akan dapat membedakan
kepadatan massa payudara.
Pada pemeriksaan ini ditentukan lokasi tumor berdasarkan kuadran payudara
(lateral atas, lateral bawah, medial atas, medial bawah, dan daerah sentral),
ukuran tumor (diameter terbesar), konsistensi, permukaan, bentuk dan batas-batas
tumor, jumlah tumor serta mobilitasnya terhadap jaringan sekitar payudara, kulit,
m.pektoralis dan dinding dada.
3. Pemeriksaan kelenjar getah bening regional
a. Aksila
Sebaiknya dalam posisi duduk karena dalam posisi ini fossa aksila jatuh ke
bawah sehingga mudah untuk diperiksa dan lebih banyak yang dapat dicapai.
Pada pemeriksaan aksila kanan tangan kanan penderita diletakkan atau dijatuhkan
lemas di tangan/bahu kanan pemeriksa dan aksila diperiksa dengan tangan kiri
pemeriksa. Diraba kelompok KGB mammari eksterna di bagian anterior dan di
bawah tepi m.pektoralis aksila; KGB subskapularis di posterior aksila; KGB
sentral di bagian pusat aksila; dan KGB apikal di ujung atas fossa aksilaris. Pada
perabaan ditentukan ukuran, konsistensi, jumlah, apakah terfiksasi satu sama lain
atau ke jaringan sekitarnya.
b. Supra dan infraklavikula serta leher utama, bagian bawah dipalpasi dengan
cermat dan teliti.
Selain payudara dan KGB, organ lain yang ikut diperiksa adalah paru, tulang,
hepar, dan otak untuk mencari metastase jauh.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Mammografi
Mammografi merupakan suatu pemeriksaan dengan soft tissue technic yang
dapat mendeteksi 85% kanker payudara. Meskipun 15% kanker payudara tidak
bisa divisualisasikan dengan mammografi, 45% kanker payudara dapat dilihat
pada mammografi sebelum mereka dapat diraba. Adanya proses keganasan akan
memberikan tandatanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis
reaktif, comet sign, mikrokalsifikasi, deposit kalsium baik dalam pola mulberrry
atau curvilinear, dan distorsi duktus mamaria. Tanda-tanda sekunder berupa
bertambahnya vaskularisasi, adanya bridge of tumor dan jaringan fibroglanduler
tidak teratur. Mammografi sangat baik digunakan untuk diagnosis dini dan
skrining, hanya saja untuk skrining harganya mahal sehingga dianjurkan
penggunaan yang selektif yaitu untuk wanita-wanita dengan risiko tinggi.
Sensitifitas mammografi sekitar 75% dan spesifisitasnya hampir 90%.5
Ultrasonografi berguna terutama untuk membedakan lesi padat atau kistik
juga untuk memandu FNAB dan core-needle biopsy. Mammografi dan USG
payudara dilakukan pada tumor yang berukuran < 3cm. Pemeriksaan termografi
ditemukan oleh Lawson tahun 1956. Dengan menggunakan sinar infra merah
pemeriksaan ini memanfaatkan perbedaan suhu di mana suhu kanker payudara
lebih tinggi dibanding jaringan sekitarnya. Xerografi merupakan pemeriksaan
yang menggunakan sistem pencitraan foto elektrik. Ketepatannya mencapai
95,3% dengan false positive 5%. Scintimamografi merupakan teknik
pemeriksaan radionuklir menggunakan radioisotop Tc 99m. Sensitifitasnya dalam
menilai aktifitas sel kanker payudara cukup tinggi. Pemeriksaan ini juga dapat
mendeteksi lesi yang multipel dan adanya keterlibatan KGB regional.
b. Pemeriksaan histopatologi jaringan (gold standard)
vertebra
akan
terlihat
pada
foto
rontgen
sebagai
gambaran
T1
: Tumor 2cm
T1a : Tumor 0,5 cm.
T1b : Tumor 0,5 cm dan 1 cm.
T1c : Tumor 1 cm dan 2 cm.
T2
T3
T4a
T4b
N0
N1
N2
N2a
N3a
N3b
aksila
N3c
M0
M1
Stadium klinis
Stadium 0
Tis
N0
M0
Stadium I
T1
N0
M0
Stadium II A
T0
N1
M0
T1
N1
M0
Stadium II B
Stadium III A
Stadium III B
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T3
N0
M0
T0
N2
M0
T1
N2
M0
T2
N2
M0
T3
N1
M0
T3
N2
M0
T4
N0
M0
T4
N1
M0
T4
N2
M0
Stadium III C
Semua T
N3
M0
Stadium IV
Semua T
Semua N
M1
invasif
II.
III
IV
a) Penyakit Paget
Paget disease of the nipple adalah invasi dermis papilla mammae oleh
carcinoma ductal, berupa suatu lesi kronis pada areola dan nipple dengan erupsi
eczematoid, krusta, bersisik, dan hiperemis. Tumor primernya dapat tidak teraba
pada palpasi dan erosi atau krusta sering terkacaukan dengan dermatitis. Angka
kejadiannya adalah sekitar 2 % dari seluruh Ca mammae dan hampir selalu timbul
bersama-sama dengan Ca ductal atau invasive. Gejalanya berupa nyeri, gatal,
panas dan kadang berdarah. Penting sekali untuk dilakukan biopsi papilla
mammae. Penyakit paget harus diterapi sebagai carcinoma ductal invasive,
biasanya masih pada stadium 1.
b) Carcinoma ductus menginfiltrasi dengan fibrosis produktif (Infiltrating
adenocarcinoma with productive fibrosis)
Neoplasma ini mewakili 75-78 % carcinoma mammae invasive dan disertai
dengan
desmoplasia
dan
fibrosis. Tersering
timbul
pada
wanita
usia
perimenopause atau postmenopause (decade VI) sebagai suatu massa soliter, tidak
nyeri, konsistensi keras, berbatas tidak tegas. Carcinoma ini menginfiltrasi kulit
secara diffuse dengan keterlibatan ligamentum Cooper yang menghasilkan peau
dorange atau edema kulit yang luas.
c) Carcinoma Medullare
Sekitar 3-5 % keganasan mammae, neoplasma ini dianggap berasal dari
ductus yang besar dan ditandai oleh penampilan makroskopik hemorrhagic yang
lunak. Biasanya mobile dan terletak profunda di dalam mammae. Saat diagnosis,
kulit sering tertarik diatas massa sferis besar yang berdiameter lebih dari 3 cm.
Riwayat progresifitas lambat, walaupun tumor dapat membesar dengan cepat,
sekunder terhadap perdarahan atau nekrosis. Hanya kurang dari 20 % kasus Ca
medullare ini yang timbul bilateral dan kurang dari 10 % yang mengandung
esterogen dan progesteron reseptor. Carcinoma ini mempunyai 5 year survival rate
lebih baik dibandingkan Ca ductus atau lobolus invasif. Prognosis terpenting pada
Ca medullare adalah keterlibatan metastase ke KGB axillaris.
d) Comedo carcinoma
Salah satu bentuk Ca invasif yang berasal dari ductus, sekitar 5-10 % dari
semua Ca mammae. Seperti varian in situ nya, ia mempunyai sumbat materi
seperti pasta yang dapat dikeluarkan dari permukaan neoplasma. Pertumbuhannya
lambat, dapat meluas dalam waktu beberapa tahun. Lesinya berukutan sekitar 5
cm, yang pada sepertiga pasien dapat metastase ke KGB axillaris. Pada terapi dini,
survival rate 5 dan 10 tahunnya masing-masing 73 % dan 58 %, setelah
mastectomy yang adekuat. Secara makroskopis, tumor ini berbatas tegas, kenyal,
dan berwarna keabu-abuan.
e) Colloid / mucinous carcinoma
Merupakan suatu adenocarcinoma yang secara tipikal membentuk materi
gelatin yang menjadi bagian utama carcinoma ini. Angka kejadiannya sekitar 2 %
dari seluruh Ca mammae. Neoplasma jenis ini mempunyai potensi pertumbuhan
yang lambat dengan metastasis lanjut. Survival rate 5 dan 10 tahunnya masingmasing 73 % dan 59 %. Secara makroskopik tumor ini berbatas tegas tetapi tidak
berkapsul. Bila dipotong, benang materi mukoid melekat pada scalpel.
f) Papillary carcinoma
Angka kejadiannya kurang dari 2 % dari seluruh Ca mammae, sering
ditemukan pada usia 70-an, dan mempunyai 5 year survival rate terbaik. Lesi
biasanya kecil, jarang melebihi 2-3 cm dan berbatas tegas. Dapat timbul nekrosis,
perdarahan sentral, dan menghasilkan sekret yang keluar dari papilla.
g) Tubular carcinoma
Merupakan suatu lesi yang berasal dari ductus, berdiferensiasi baik, yang
digambarkan membentuk tubulus. Ca ini merupakan 2 % dari semua Ca mammae.
Neoplasma jenis ini sering menyerupai Scleroticans adenosis maupun penyakit
fibrokistik mammae dan harus dibedakan dari hyperplasia atipik fokal. Survival
rate-nya mendekati 100 %.
i.
a
Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak dan merupakan golongan
terbesar dari tumor payudara yaitu 45,28%-50% di RS Dr. Soetomo
(Sukardja). Fibroadenoma mammae (FAM) ini secara klinis diketahui sebagai
tumor di payudara dengan konsistensi padat kenyal, dapat digerakkan dari
jaringan
sekitarnya,
berbentuk
bulat
lonjong
dan
berbatas
tegas.
Pertumbuhannya lambat, tidak ada perubahan pada kulit, dan tidak disertai
rasa nyeri. FAM terdapat pada usia muda yaitu 15-30 tahun, dapat dijumpai
bilateral atau multipel (15%). Sebagai tumor jinak, tidak ada metastase
regional dan jauh, pengobatannya cukup dengan eksisi tumornya.
b
Penyakit fibrokistik
Fibrocystic disease (FCD) biasanya multipel dan bilateral, disertai rasa
nyeri terutama menjelang haid. Ukurannya dapat berubah, terasa lebih besar,
penuh dan nyeri menjelang haid dan akan mengecil serta nyeri berkurang
setelah haid selesai. Hal ini terjadi karena FCD dipengaruhi oleh
keseimbangan hormonal. Tumor jenis ini umumnya tidak berbatas tegas
kecuali kista soliter. Konsistensinya padat kenyal, dapat pula kistik. Jenis yang
padat kadang-kadang sukar dibedakan dengan kanker payudara dini. Kelainan
ini dapat juga dijumpai tanpa massa tumor yang nyata hingga jaringan
payudara teraba padat, permukaan granular. Pengobatan FCD umumnya
adalah medikamentosa simptomatis. Namun apabila medikamentosa tidak
menghilangkan keluhan nyerinya dan ditemukan pada usia pertengahan
sampai tua diperlukan terapi operatif.
c
Cystosarcoma philloides
Gambaran klinis Cystosarcoma philloides dapat seperti FAM yang besar.
philloides tidak bermetastase karena ini adalah kelainan jinak tapi sejumlah
kecil (27%) ditemukan dalam bentuk ganas yang disebut malignant
cystosarcoma philloides. Pengobatannya adalah simple mastectomy untuk
mencegah residif. Pada orang muda atau belum berkeluarga dapat
dipertimbangkan untuk mastekstomi subkutan.
d
Galactocele
Galaktokel bukan kelainan neoplasma atau pertumbuhan baru melainkan
suatu massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya duktus laktiferus
pada ibu-ibu yang sedang atau baru selesai masa laktasi. Tumor ini berbatas
tegas, bulat dan kisteus karena berisi air susu yang mengental.
e
Mastitis
Mastitis adalah suatu infeksi pada kelenjar payudara yang biasanya
Operasi 2,3,,7
Terdapat beberapa jenis operasi untuk terapi yaitu BCS (breast conserving
Radiasi 2,3,6,7
Radioterapi untuk kanker payudara dapat diberikan sebagai terapi primer,
adjuvan atau paliatif. Radioterapi kuratif tunggal tidak begitu efektif tetapi
radioterapi adjuvan cukup bermanfaat. Radioterapi paliatif dapat dilakukan
dengan hasil baik untuk waktu terbatas bila tumor sudah tidak operabel.
Radioterapi adjuvant diberikan bila ditemukan keadaan sebagai berikut:
pada keadaan T T2 bila cN = 0 dan pN, maka tidak dilakukan radiasi pada
KGB aksila supraklavikula
Kemoterapi 2,3,6,7
Kemoterapi merupakan salah satu terapi sistemik yang dapat digunakan
sebagai terapi adjuvan atau paliatif. Kemoterapi adjuvan dapat diberikan pada
pasien pascamastektomi yang pada pemeriksaan histopatologik ditemukan
metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar. Kemoterapi juga dapat diberikan
sebelum pembedahan pada kanker payudara yang besar namun masih
operabel pada stadium lokal lanjut. Berdasarkan penelitian kemoterapi yang
disebut kemoterapi neo adjuvan ini dapat mengecilkan ukuran tumor sehingga
memudahkan pembedahan. Kemoterapi paliatif dapat diberikan pada pasien
yang telah menderita metastasis sistemik. Obat kemoterapi diberikan dalam
bentuk kombinasi seperti CAF (CEF), CMF dan AC. Kemoterapi adjuvan
diberikan sebanyak 6 siklus, paliatif 12 siklus dan neoadjuvan 3 siklus
praterapi primer ditambah 3 siklus pascaterapi primer.
Hormonal 2,3,6,7
Dasar dari pemberian terapi hormonal adalah fakta bahwa 30-40%
kanker payudara adalah hormon dependen. Terapi ini semakin berkembang
dengan ditemukannya reseptor estrogen dan progesteron. Kanker payudara
dengan reseptor estrogen dan progesteron yang merespons positif terapi
positif
atau
progesteron
receptor/PR
positif)
dan
Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu
pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini,
trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2
dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien
sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi
dengan trastuzumab.
g
Pada stadium I, II, dan III awal (stadium operabel) sifat pengobatan
adalah kuratif dengan pembedahan sebagai terapi primer, terapi lainnya hanya
bersifat adjuvan. Semakin cepat dilakukan pembedahan semakin tinggi
kurasinya. Sedangkan untuk stadium III akhir dan IV sifat pengobatannya
adalah paliatif yaitu terutama untuk mengurangi penderitaan pasien dan
memperbaiki kualitas hidup.
1
modifikasi atau mastektomi radikal dengan atau tanpa terapi adjuvan. Terapi
adjuvan diberikan berdasarkan ada atau tidaknya metastase ke kelenjar getah
bening aksila, reseptor estrogen atau reseptor progesteron, dan usia
premenopause atau postmenopause atau usia tua.
Tabel 1. Terapi adjuvan pada node negative (KGB histopatologi negatif)
Status
Reseptor
Risiko tinggi
menopause
Premenopause
hormonal
ER (+) / PR (+)
Ke + Tam /
ER (-) / PR (-)
Ov
Postmenopaus
ER (+) / PR (+)
Ke
Tam + Kemo
e
Usia tua
ER (-) / PR (-)
ER (+) / PR (+)
Ke
Tam + Kemo
ER (-) / PR (-)
Ke
Reseptor
Risiko tinggi
menopause
Premenopause
hormonal
ER (+) / PR (+)
Ke + Tam /
ER (-) / PR (-)
Ov
Postmenopaus
ER (+) / PR (+)
Ke
Ke + Tam
ER (-) dan / PR
Ke
Usia tua
(-)
ER (+) / PR (+)
Tam + Kemo
ER (-) dan PR
Ke
(-)
Inoperable
locally
advanced
-
Stadium klinik
Tabel 3. Prognosis kanker payudara berdasarkan stadium klinik
Stadium Klinik
0
I
II
IIIA
IIIB
IV
5 tahun (%)
> 90
80
60
50
35
10
10 tahun (%)
90
65
45
40
20
5
KGB aksila
Tidak ada
5 tahun (%)
80
10 tahun (%)
65
1-3 KGB
65
40
> 3 KGB
30
15
Ukuran tumor
Tabel 5. Prognosis kanker payudara berdasarkan ukuran tumor
10 tahun (%)
80
3-4
55
5-7,5
45
Histologi
Kanker yang poor differentiated, metaplasia dan grade tinggi
mempunyai prognosis yang lebih buruk dibandingkan kanker yang well
differentiated.
Reseptor hormon
Mammografi
Wanita berusia 35-39 tahun sebaiknya melakukan satu kali
baseline