Vous êtes sur la page 1sur 18

IDENTIFIKASI, PEMILIHAN DAN PERUMUSAN

MASALAH PENELITIAN
Oleh : Kelompok 3
I Wayan Korin Priana (1315351165)
Dea Handrika (1315351166)
Kadek Dody Cipta Saputra (1315351169)
I Gusti Agung Malyani Ratnantari (1315351171)

MATERI POKOK
Masalah Penelitian
Sumber-sumber Masalah Penelitian
Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian
Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian
Pertanyaan Penelitian

1. Masalah Penelitian
Suatu

penelitian pada dasarnya ditujukan untuk


pemecahan masalah. Artinya, pemecahan masalah
menjadi referensi dasar dari penelitian.
Itulah alasannya mengapa usulan penelitian atau laporan

hasil penelitian selalu didahului oleh pernyataan mengenai


latar belakang masalah (Mantra, 2004).

2. Sumber-Sumber Masalah Penelitian


Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan

yang terjadi.
Contoh: seseorang yang semula mengetik dengan mesin ketik manual

kemudian diganti dengan computer.

Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan

dengan kenyataan.
Contoh: target wisatawan yang akan menginap di hotel A sebanyak 6000

orang. Akan tetapi kenyataannya hanya sejumlah 3000 orang.

Adanya

pengaduan terhadap sesuatu yang tidak berjalan


semestinya.
Contoh: adanya pengaduan konsumen terhadap kualitas suatu produk yang

tidak sesuai harapan.

Adanya kompetisi di bidang tertentu.


Contoh: pesaing baru di dunia bisnis akan menimbukan masalah terhadap
pelaku bisnis lainnya.

3. Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian


Dari sekian banyak permasalahan yang ada, peneliti

harus mampu mampu melakukan pemilihan sehingga


mendapatkan satu permasalahan terpilih.
Untuk mendapatkan masalah yang benar benar masalah,

peniliti harus melakukan observasi pada objek yang


sesungguhnya guna mendapatkan bukti bukti empiris.

Pertimbangan untuk menentukan masalah layak untuk diteliti


Apakah benar suatu masalah yang ditentukan tersebut belum

pernah dicari jawabannya (orisinalitas penelitian)?


Apakah masalah yang ditentukan itu benar benar penting
untuk dipecahkan pada waktu penelitian dikerjakan (aktualisasi
penelitian)?
Apakah masalah yang dintetukan memenuhi 5W 1H?
Apakah masalah yang dipilih itu memiliki relevansi dengan
gerak pembangunan (memiliki kemanfaatan praktis)?
Apakah data yang tersedia cukup memadai untuk mencari
jawaban masalah yang ditentukan itu sehingga dapat
menghasilkan suatu pengetahuan yang bermanfaat?

4. Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian

Ketika masalah sudah ditetapkan, langkah selanjutnya

adalah peneliti harus merumuskan masalah tersebut


secara spesifik. Terdapat beberapa pendapat dalam
merumuskan masalah penelitian tersebut yaitu:
Fraenkel dan Wallen (1990)
Sunada (1989)

Fraenkel dan Wallen (1990), mengemukakan bahwa masalah


penilitian yang baik memenuhi hal hal berikut:
Masalah harus feasible,
artinya masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui
sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan
waktu.
Masalah harus jelas,
artinya semua orang memberikan presepsi yang sama terhadap

masalah tersebut.

Masalah harus signifikan,


artinya jawaban atas masalah tersebut harus memberikan kontribusi
terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah dalam
kehidupan praktis.
Masalah bersifat etis,
yaitu tidak bertentangan dengan hal hal yang bersifat etika, moral,

nilai nilai keyakinan dan agama.

Selain itu Sunada (1989) menyarankan perumusan masalah sebagai berikut:

Masalah hendaknya dirumuskan dengan kalimat tanya


Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas
Memuat hubungan antara dua variable atau lebih
Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk

tentang kemungkinan pengumpulan data untuk menjawab


pertanyaan penilitian

Bentuk-bentuk Masalah dalam Penelitian


Masalah deskriptif
Masalah komparatif
Masalah asosiatif

Masalah Deskriptif
Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan

pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri. Dalam


penelitian ini, peneliti tidak membuat perbandingan
variable tersebut pada sampel.
Contoh: seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di PT.

Cahya

Masalah Komparatif
Masalah komparatif yaitu masalah yang bersifat

membandingkan keberadaan suatu variable atau lebih


pada dua variable atau lebih sampel yang berbeda.
Contoh: adakah perbedaan produktivitas antara karyawan

BUMN dan Swasta?

Masalah Asosiatif
Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian

yang memuat hubungan antara dua variable atau lebih.


Hubungan tersebut dapat berupa hubungan simetris,
kausal, maupun timbal balik.
Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variable atau

lebih yang kebetulan munculnya sama. Contoh: adakah hubungan


antara adanya kupu kupu dengan tamu yang datang?
Hubungan klausa adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat.
Contoh: adakah pengaruh produktivitas kerja terhadap
profitabilitas?
Hubungan timbal balik atau hubungan yang saling memengaruhi.
Contoh: hubungan antara motivasi dan prestasi kerja.

5. Pertanyaan Penelitian
Suatu pertanyaan penilitian dimulai dari pertanyaan yang

lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan yang


sifatnya lebih khusus.
Hirarki pertanyaan dibedakan menjadi empat tingkatan menurutu

Cooper dan Emory (1996) yaitu, pertanyaan manajeman,


pertanyaan penilitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan
pengukuran.

Hirarki Pertanyaan

Hirarki Pertanyaan
Pertanyaan manajemen, merupakan pertanyaan yang

mencerminkan sebuah keputusan yang harus dibuat


manajer dan merupakan masalah yang menyebabkan
penilitian harus dilakukan.
Contohnya pertanyaan tentang bagaimana meningkatkan

keuntungan?

Pertanyaan penilitian (research question), merupakan

suatu pertanyaan yang menekankan pada fakta


pertanyaa.
Contohnya terkait dengan kegagalan bank dalam memperoleh

keuntungan lebih tinggi, dapat diajukan pertanyaan seperti; factor


utama apa yang menyebabkan kegagalan bank dalam mencapai
pertumbuhan yang lebih tinggi dalam tingkat tabungannya.

Hirarki Pertanyaan
Pertanyaan penyelidikan (investigation question), merupakan

pertanyaan yang harus dijawab peniliti untuk dapat menanggapi


pertanyaan umum secara memuaskan. Tujuannya adalah untuk
mengambil pertanyaan penilitian yang lebih umum dan merincinya
menjadi pertanyaan pertanyaan yang lebih rinci.
Contohnya untuk pertanyaan penilitian tentang bagaimana kedudukan

masyarakat berkaitan dengan jasa keuangan dan pemanfaatannya, dapat lebih


dirinci lagi menjadi;
Jasa jasa keuangan khusus apa yang dipakai?
Sejauh mana berbagai jasa demikian adalah menarik?
Factor factor apakah yang memengaruhi seseorang untuk menggunakan jasa

tertentu?

Pertanyaan pengukuran (measurement question), merupakan

pertanyaan yang sebenarnya diajukan kepada responden.


Contohnya: Pertanyaan pertanyaan yang muncul dalam kuesioner.

SESI DISKUSI

Vous aimerez peut-être aussi