Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Konsep Teori
1. Pengertian
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada anak-anak
dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul secara
bersamaan (Meadow, Sir Roy. 2002:153).
ISPA adalah Infeksi saluran pernafasan yang berlangsung sampai 14 hari yang
dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernafasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat (Depkes RI, 2012).
Infeksi saluran pernafasan adalah mulai dari infeksi respiratori atas dan
adneksanya hingga parenkim paru. Sedangkan pengertian akut adalah infeksi
yang berlangsung hingga 14 hari (Nastiti, 2008).
Infeksi pernafasan akut adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh virus,
bakteri, atipikal (mikro plasma) atau aspirasi substansi asing, yang melibatkan
suatu atau semua bagian saluran pernafasan (Wong,D.L,2003:458).
a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisma ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA
secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan
bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran
pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran
pernafasan (respiratory tract).
c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
lebih dari 14 hari.
2. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
Penyebabnya antara lain dari genus Streptococcus, Stafilococcus, Pnemococcus,
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai gejala ISPA
ringan dengan disertai gejala sebagai berikut :
1) Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang dari satu
2)
3)
4)
5)
6)
7)
tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebih.
Suhu lebih dari 390C.
Tenggorokan berwarna merah.
Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak
Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.
Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.
Dari gejala ISPA sedang ini, orangtua perlu hati-hati karena jika anak
menderita ISPA ringan, sedangkan anak badan panas lebih dari 390C, gizinya
kurang, umurnya empat bulan atau kurang maka anak tersebut menderita ISPA
sedang dan harus mendapat pertolongan petugas kesehatan.
c. Gejala ISPA berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ada gejala ISPA ringan
atau sedang disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut:
1) Bibir atau kulit membiru
2) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu
3)
4)
5)
6)
7)
8)
bernapas
Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun
Pernafasan berbunyi mengorok dan anak tampak gelisah
Pernafasan menciut dan anak tampak gelisah
Nadi lebih cepat dari 60x/menit
Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas
Tenggorokan berwarna merah
4. Klasifikasi
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (chest indrawing).
b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas
cepat.
tentang
3
Mycoplasma
pneumoni
berbagai
macam,
termasuk
faringitis,
7. Patofisiologi
Penyakit ISPA disebabkan oleh virus dan bakteri yang disebarkan melalui
saluran pernafasan yang kemudian dihirup dan masuk ke dalam tubuh, sehingga
menyebabkan respon pertahanan bergerak yang kemudian masuk dan menempel
pada saluran pernafasan yang menyebabkan reaksi imun menurun dan dapat
menginfeksi saluran pernafasan yang mengakibatkan sekresi mucus meningkat
dan mengakibatkan saluran nafas tersumbat dan mengakibatkan sesak nafas dan
batuk produktif.
Ketika saluran pernafasan telah terinfeksi oleh virus dan bakteri yang
kemudian terjadi reaksi inflamasi yang ditandai dengan rubor dan dolor yang
mengakibatkan aliran darah meningkat pada daerah inflamasi dengan tanda
kemerahan
pada
faring
mengakibatkan
hipersensitifitas
meningkat
dan
Pathway
Gbr.bygoogle.picture/Erwinamaterasu/2013
8. Penatalaksanaan
Pengobatan ISPA dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Rasmaliah, 2004):
c. Faktor perkembangan : Umum ,tingkat perkembangan,kebiasaan seharihari,mekanisme koping,kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
d. Pengetahuan
pasien/keluarga
:
pengalaman
terkena
penyakit
pernafasan,pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang
dilakukan.
2. Diagnose Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru.
b. Hipertermi berhubungan dengan invasi mikroorganisme
c. Risiko ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b.d
nyeri
Intervensi :
1) Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya
pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi
tergantung derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan
dengan atelektasis dan atau nyeri dada.
2) Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels,
wheezing.
Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan
pernafasan.
3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan
pernafasan.
10
Intervensi :
1) Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva).
Rasional : menentukan dan membantu dalam intervensi selanjutnya.
2) Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
Rasional : peningkatan pengetahuan klien dapat menaikan partisipasi bagi
klien dalam asuhan keperawatan.
3) Timbang berat badan dan tinggi badan.
Rasional : Penurunan berat badan yang signifikan merupakan indikator
kurangnya nutrisi.
4) Anjurkan klien minum air hangat saat makan.
Rasional : air hangat dapat mengurangi mual.
5) Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering
Rasional : memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
6) Kolaborasi
7) Konsul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.
Rasional : menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam
pembatasan.
a) Berikan obat sesuai indikasi.
b) Vitamin B squrb 21.
Rasional : defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi.
c) Antiemetik rantis 21
Rasional : untuk menghilangkan mual / muntah.
d. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan
kurang informasi
Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat
Intervensi :
1) Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan keluarga pasien tentang penyakitnya
Rasional : mengetahui apa yang diketahui keluarga pasien tentang
penyakitnya.
2) Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan pasien
Rasional : supaya pasien tahu tata laksana penyakit, perawatan dan
pencegahan penyakit ISPA.
3) Beri kesempatan pasien dan keluaga pasien untuk bertanya bila ada yang
belum dimengerti.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman pemberantasan penyakit infeksi saluran
pernapasan akut untuk penanggulangan pneumonisa pada Balita: Jakarta.
DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. 2007. Pedoman Pemberantasan
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta.
Gordon,et.al,2006,
Nursing
Diagnoses
20052006,Philadelpia,USA.
definition
&
Classification
14