Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I-1
DAFTAR ISI
BUKU I RPJMD KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2011-2016
Halaman
DAFTAR ISI...............................................................................................
Bab I
PENDAHULUAN ........................................................................
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Bab II
Bab III
i
I-1
I-1
I-2
I-4
I-8
I - 10
II - 1
2.1
II - 1
II - 1
II - 3
II - 4
II - 4
II - 4
II - 5
II - 6
II - 7
II - 8
II - 9
2.2
II - 13
II - 13
II - 15
2.3
II 17
II 18
II 30
2.4
Aspek
2.4.1
2.4.2
2.4.3
2.4.4
II 34
II - 34
II - 42
II - 59
II - 59
III - 1
I-2
3.1
3.2
3.3
Bab IV
Bab V
V-1
5.1
5.2
5.3
Visi .........................................................................................
Misi.........................................................................................
Tujuan dan Sasaran.................................................................
5.3.1 Tujuan .......................................................................
5.3.2 Sasaran ......................................................................
V-1
V-2
V-3
V-3
V-4
Bab VI
VI 1
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
IX - 1
7.1
7.2
VII - 1
VII - 2
BAB I
PENDAHULUAN
I-3
2011-2016
disusun
dengan
maksud
menyediakan
dokumen
perencanaan
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Selanjutnya, sebagai
dokumen perencanaan lima tahunan, RPJM Daerah ini juga merupakan bagian dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah yang berkedudukan sebagai dokumen
perencanaan induk dengan wawasan waktu 20 tahunan.
Acuan utama yang digunakan dalam menyusun RPJM Daerah ini adalah rumusan Visi,
Misi, dan Program Indikatif Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih, yang telah
disampaikan kepada masyarakat pemilih dalam Sidang Paripurna DPRD pada tahapan
kampanye pemilihan pasangan Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah secara langsung.
Disamping itu, penyusunan RPJM Daerah ini juga mengacu pada RPJP dan RPJM Nasional,
RPJP dan RPJM Provinsi serta berbagai kebijakan dan prioritas program Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Provinsi. Selain itu, RPJM Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016
ini telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Tujuan merujuk semua dokumen perencanaan
dimaksud adalah untuk menjamin terciptanya sinergi kebijakan dan sinkronisasi program
secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda.
RPJM Daerah disusun berdasarkan statistik regional dan lokal, dengan memperhatikan
statistik dari berbagai fungsi pemerintahan yaitu bidang ekonomi, bidang sosial budaya,
bidang pemerintahan umum, bidang fisik prasarana dan keuangan daerah.
RPJM Daerah berfungsi sebagai dokumen publik yang merangkum daftar rencana
Program dan Kegiatan lima tahunan, maka proses penyusunan RPJM Daerah ini juga dilakukan
melalui forum musyawarah perencanaan partisipatif, dengan melibatkan unsur pelaku
pembangunan (stakeholder) di Kabupaten
RPJM Daerah ini bermula dari rumusan Visi, Misi, dan Rencana Indikatif Program pasangan
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih, maka matriks rencana program dan kegiatan lima
tahunan yang
I-4
stakeholder, dengan tetap memperhatikan kebijakan dan program strategis Nasional dan
Provinsi.
2.
3.
4.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4389);
5.
6.
7.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2004 nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
8.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4438);
9.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 -2025
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4585);
I-5
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4738);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ((Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
16. Peraturan Presiden Replubik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
19. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten
Tahun 2007 2012 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan lembaran
Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor 27);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 Nomor 10, Seri E.5);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 Nomor 1);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah Kabupaten
Pandeglang Tahun 2008 Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang Nomor 4 Tahun 2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 Nomor 4).
I-6
Sehubungan dengan itu dan dalam rangka memenuhi semua ketentuan normatif aturan
perundangan mengenai perencanaan nasional dan daerah, perlu disusun rangkaian dokumen
perencanaan pembangunan daerah sebagai berikut:
a.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, berfungsi sebagai dokumen perencanaan
makro politis berwawasan dua puluh tahun dan memuat Visi, Misi dan Arah Pembangunan Jangka
Panjang yang akan digunakan sebagai pedoman penyusunan RPJM Daerah setiap lima tahun sekali;
b.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, berfungsi sebagai penjabaran dari
RPJP Daerah dan memuat Visi, Misi, Gambaran Umum Kondisi Masa Kini, Gambaran Umum
Kondisi yang diharapkan, Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, Arah Kebijakan, Strategi
dan Indikasi Rencana Program Lima Tahunan secara lintas sumber pembiayaan baik
pembiayaan atas indikasi rencana program yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten Pandeglang;
c.
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), berfungsi sebagai dokumen
perencanaan teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis RPJM Daerah untuk setiap
unit kerja daerah, yang memuat Visi, Misi, Arah Kebijakan Teknis dan Indikasi Rencana Program
setiap Bidang Kewenangan dan atau Fungsi Pemerintahan untuk jangka waktu lima tahunan dan
disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pandeglang;
d.
merupakan dokumen
perencanaan tahunan setiap unit kerja daerah dan disusun sebagai penurunan Renstra SKPD
dan memuat rencana kegiatan pembangunan tahun berikutnya, yang dilengkapi dengan
formulir kerangka anggaran dan kerangka regulasi serta indikasi pembiayaan dua tahun ke
depan;
e.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), disusun sebagai dokumen perencanaan tahunan dan
merupakan kompilasi kritis atas Renja SKPD setiap tahun anggaran dan merupakan bahan
utama pelaksanaan Musrenbang yang dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat
Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten.
I-7
Guna memudahkan pemahaman terhadap substansi dasar dari RPJM Daerah ini serta arah
kebijakan yang ditempuh dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi, maka disusun Pola Pikir dan
Proses Penyusunan RPJM Daerah sebagaimana Gambar 1.1, sedangkan untuk melihat keterkaitan
dokumen perencanaan nasional dan daerah dapat dilihat pada Gambar 1.2, adapun alur proses
penyusunan dan penetapan RPJM Daerah Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada Gambar 1.3.
I-8
Gambar 1.1
Pola Pikir dan Proses Penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Pandeglang
Tahun 2011-2016
Persiapan Awal
Komitmen KDh
Kesepakatan Eksternal
Kesepakatan Internal
Penentuan Stakeholdersi
Komitmen
Stakeholders
& Mandat
Isu Strategis
VISI-MISI
Program Prioritas
STRATEGI &
KEBIJAKAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Pandeglang
Strategic Plan
(RPJM-Daerah)
I-9
Rencana Tindak
Action Plan
(Renja SKPD/RKPD)
Implementasi
(RKPD)
Pelaksanaan Tahunan
RPJM Daerah
I - 10
Gambar 1.2
Keterkaitan Dokumen Perencanaan Nasional dan Daerah
Pedoman
Pedoman
RPJP
Nasional
Diacu
RPJP
Daerah
Pedoman
RPJM
Pedoman
Renja - KL
Dijabar
RKP
Daerah
kan
Pedoman
APBD
RKA SKPD
Rincian
APBD
Pemerintah
Daerah
RAPBD
Diacu
Pedoman
UU No. 25/2004
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Pemerintah Kabupaten Pandeglang
APBN
kan
Pedoman
Renstra
SKPD
RAPBN
Pedoman
RKP
Diperhatikan
RPJM
Daerah
Rincian
APBN
Diacu
Nasional
Pedoman
RKA-KL
Pemerintah
Pusat
Renstra
KL
Renja SKPD
Pedoman
UU No. 17/2003
Keuangan Negara
I - 11
I - 12
Gambar 1.3
Alur Proses Penyusunan dan Penetapan RPJMD
Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016
(1)
Bappeda menyusun
Rancangan Awal
RPJM Daerah
a)
b)
c)
d)
(2)
Renstra SKPD
(3)
(4)
e) Program SKPD
Program SKPD
Bappeda menyelenggarakan
Musrenbang Jangka Menengah
(5)
Bappeda menyusun
Rancangan Akhir RPJM Daerah
a)
b)
c)
d)
e)
SKPDSKPD
Menyususn
Menyusun
Rancangan
Renstra SKPD
II - 13
1.4
Sistematika Penulisan
RPJM Daerah Kabupaten Pandeglang ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar
dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan.
BAB II
II - 14
Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja pada lingkup Pemerintah Kabupaten
Pandeglang dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD),
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) sekaligus merupakan acuan Pemerintah
Daerah dalam penentuan pilihan-pilihan program dan kegiatan tahunan secara lintas sumber
pembiayaan, baik APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten yang akan dibahas dalam
rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) secara berjenjang;
2.
Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);
3.
Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum daerah sekarang dalam konstelasi regional dan
nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan Visi
dan Misi;
4.
Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan dengan cara
menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur;
5.
Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah untuk memahami, menilai arah
II - 15
kebijakan, program dan kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1
2.1.1
Wilayah Administrasi
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 Kabupaten/Kota di Propinsi Banten yang
berada di ujung Barat Pulau Jawa. Secara geografis terletak antara 621- 710 Lintang Selatan dan
10448- 10611 Bujur Timur, memiliki luas wilayah 2.747 Km2 (274.689,91 ha), atau sebesar 29,98%
dari luas Provinsi Banten dengan panjang pantai mencapai 307 km. Secara administratif dibagi menjadi
335 Desa/Kelurahan dan 35 Kecamatan, dengan batas-batas administrasi:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang;
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda;
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia;
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak.
Wilayah administrasi Kabupaten Pandeglang terbagi ke dalam 35 kecamatan, 335
Desa/Kelurahan. Secara rinci luas wilayah setiap kecamatan di Kabupaten Pandeglang tersaji pada Tabel
2.1
Tabel 2.1
Luas Wilayah Admnistrasi Kecamatan se-Kabupaten Pandeglang
NO.
KECAMATAN
IBU KOTA
LUAS
WILAYAH
PERSENTASE
JARAK DARI
KEC.KE IBUKOTA
(KM2)
LUAS (%)
KAB. (KM)
Sumur
Sumberjaya
258,54
9,41
106,00
Cimanggu
Waringinkurung
259,73
9,46
100,00
Cibaliung
Sukajadi
221,88
8,08
86,50
Cibitung
Cikadu
180,72
6,58
96,50
II - 16
Cikeusik
Cikeusik
322,76
11,75
72,00
Cigeulis
Cigeulis
176,21
6,41
68,00
Panimbang
Panimbangjaya
132,84
4,84
54,00
Sobang
Sobang
138,88
5,06
53,00
Munjul
Pasanggrahan
75,25
2,74
54,00
10
Angsana
Angsana
64,84
2,36
61,00
Tabel 2.1
Luas Wilayah Admnistrasi Kecamatan se-Kabupaten Pandeglang (Lanjutan..)
NO.
KECAMATAN
IBU KOTA
LUAS
WILAYAH
PERSENTASE
JARAK DARI
KEC.KE IBUKOTA
(KM2)
LUAS (%)
KAB. (KM)
11
Sindangresmi
Sindangresmi
65,20
2,37
54,00
12
Picung
Kadupandak
56,74
2,07
36,00
13
Bojong
Citumenggung
50,72
1,85
30,00
14
Saketi
Kadudampit
54,13
1,97
19,00
15
Cisata
Pasireurih
32,65
1,19
27,00
16
Pagelaran
Pagelaran
42,72
1,56
39,50
17
Patia
Patia
45,48
1,66
45,00
18
Sukaresmi
Sukaresmi
57,30
2,09
45,00
19
Labuan
Kalanganyar
15,66
0,57
41,00
20
Carita
Sukarame
41,87
1,52
51,00
21
Jiput
Sukacai
53,04
1,93
27,50
22
Cikedal
Dahu
26,00
0,95
35,00
23
Menes
Purwaraja
22,41
0,82
29,00
II - 17
24
Pulosari
Koranji
31,33
1,14
27,00
25
Mandalawangi
Mandalawangi
80,19
2,92
15,50
26
Cimanuk
Batubantar
23,64
0,86
10,00
27
Cipeucang
Kadugadung
21,16
0,77
15,00
28
Banjar
Banjar
30,50
1,11
7,50
29
Kaduhejo
Sukasari
33,57
1,22
7,00
30
Mekarjaya
Mekarjaya
31,34
1,14
7,00
31
Pandeglang
Pandeglang
16,85
0,61
1,00
32
Majasari
Saruni
19,57
0,71
2,00
33
Cadasari
Cadasari
26,20
0,95
7,00
34
Karangtanjung
Pagadungan
19,07
0,69
4,00
35
Koroncong
17,86
0,65
10,00
2.746,85
100,00
Jumlah
Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang
2.1.2
Kondisi Geografis
Secara geologi, wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam zona Bogor yang merupakan
jalur perbukitan. Sedangkan jika dilihat dari topografi daerah Kabupaten Pandeglang memiliki variasi
ketinggian antara 0 - 1.778 m di atas permukaan laut (dpl). Sebagian besar topografi daerah Kabupaten
Pandeglang adalah dataran rendah yang berada di daerah Tengah dan Selatan yang memiliki luas
85,07% dari luas keseluruhan Kabupaten Pandeglang. Kedua daerah ini ditandai dengan karakteristik
utamanya adalah ketinggian gunung-gunungnya yang relatif rendah, seperti Gunung Payung (480 m),
Gunung Honje (620 m), Gunung Tilu (562 m) dan Gunung Raksa (320 m). Daerah Utara memiliki luas
14,93 % dari luas Kabupaten Pandeglang yang merupakan dataran tinggi, yang ditandai dengan
karekteristik utamanya adalah ketinggian gunung yang relatif tinggi, seperti Gunung Karang (1.778 m),
Gunung Pulosari (1.346 m) dan Gunung Aseupan (1.174 m).
II - 18
b.
Kapur/karang darat dan laut di Kecamatan Labuan, Cigeulis, Cimanggu, Cibaliung, Cikeusik dan
Cadasari. Serat batu (gift) terdapat di Kecamatan Cigeulis.
2.1.3
Topografi
Kabupaten Pandeglang memiliki variasi ketinggian antara 0 - 1.778 m di atas permukaan laut
(dpl). Sebagian besar topografi daerah Kabupaten Pandeglang adalah dataran rendah yang berada di
daerah Tengah dan Selatan yang memiliki luas 85,07% dari luas keseluruhan Kabupaten Pandeglang.
Kedua daerah ini ditandai dengan karakteristik utamanya adalah ketinggian gunung-gunungnya yang
relatif rendah, seperti Gunung Payung (480 m), Gunung Honje (620 m), Gunung Tilu (562 m) dan Gunung
Raksa (320 m). Daerah Utara memiliki luas 14,93 % dari luas Kabupaten Pandeglang yang merupakan
dataran tinggi, yang ditandai dengan karekteristik utamanya adalah ketinggian gunung yang relatif
tinggi, seperti Gunung Karang (1.778 m), Gunung Pulosari (1.346 m) dan Gunung Aseupan (1.174 m).
2.1.4
Jenis Tanah
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Pandeglang dapat dikelompokan dalam beberapa jenis dengan
tingkat kesuburan dari rendah sampai dengan sedang. Diantara jenis tanah tersebut adalah :
1. Alluvial, terdapat di Kecamatan Panimbang, Sumur, Cikeusik, Pagelaran, Picung, Labuan dan
Munjul;
2. Grumosol, yang tersebar di Kecamatan Sumur dan Cimanggu;
II - 19
2.1.5 Klimatologi
Berdasarkan studi, iklim di Kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh angin Monson
(Monson Trade) dan Gelombang La Nina (El Nino). Bila saat musim penghujan tiba (November
s.d Maret) cuaca didominasi oleh angin barat (dari samudra Hindia sebelah Selatan India) yang
bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Sedangkan Musim
kemarau (Juni s.d Agustus cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan Kabupaten
Pandeglang mengalami kekeringan terutama di wilayah bagian utara terlebih lagi bila
berlangsung El Nino.
Suhu udara di Kabupaten Pandeglang berkisar antara 22,5 0C 27,9 0C. Pada daerah pantai,
suhu udara bisa mencapai 22 0C 32 0C, sedangkan di daerah pegunungan dengan ketinggian 400
1.350m suhu dapat mencapai hingga 18 0C 29 0C. Kabupaten Pandeglang memiliki curah hujan antara
2.000 4.000 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan 3.274 mm dan mempunyai 152 hari hujan per
tahun serta memiliki tekanan udara rata-rata 1.010 milibar.
2.1.6 Hidrologi
Kabupaten Pandeglang dialiri oleh 18 aliran sungai yang memiliki panjang total 835 km,
sungai-sungai tersebut dikelompokan ke dalam 2 (dua) Satuan Wilayah Sungai (SWS) yaitu
SWS Ciujung dan SWS Ciliman.
Kabupaten Pandeglang dialiri oleh 18 aliran sungai dengan panjang total 835 km. Sungai-sungai
tersebut dikelompokan ke dalam 2 (dua) Satuan Wilayah Sungai (SWS), yaitu SWS Ciujung dan SWS
Ciliman. Sementara itu Kabupaten Pandeglang terbagi menjadi 6 Daerah Aliran Sungai (DAS) terdiri dari
DAS tidak prioritas, prioritas 1, 2, 3 dan prioritas 4.
II - 20
Tabel 2.2
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berada di Kabupaten Pandeglang Berdasarkan Prioritas Pengelolaan.
DAS/SUB DAS
NO.
PRIORITAS DAS
DAS Cibaliung
DAS Cibungur
DAS Cidanau
DAS Ciliman
DAS Ciujung
Sumber
Keterangan : DAS Prioritas (Berdasarkan SK Menhut Nomor 284/Kpts/II/1999, tanggal 7 Mei 1999).
Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi,
Prioritas 1
II - 21
2.1.7 Geologi
Secara geologi wilayah Kab. Pandeglang termasuk ke dalam Zona Bogor yang mana
merupakan jalur perbukitan. Berdasarkan
Kapur/karang darat dan laut di Kec. Labuan, Cigeulis, Cimanggu, Cibaliung, Cikeusik,
dan Cadasari;
II - 22
menjadi 4,34% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang dan luas hutan negara berkurang
menjadi 30,95% dari luas Kabupaten Pandeglang.
Luas pesawahan pada tahun 2006
irigasi dan non irigasi. Luas pesawahan irigasi sebesar 26.184 hektar (9,53% dari luas lahan
Kabupaten Pandeglang) dan luas pesawahan non irigasi
luas lahan Kabupaten Pandeglang).
berkurang
menjadi 9,20% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang dan luas pesawahan non irigasi
bertambah menjadi 11,77 % dari luas Kabupaten Pandeglang.
Sementara luas perkebunan besar pada tahun 2006 sebesar 15.219 hektar (5,54% dari
luas lahan Kabupaten Pandeglang). Sedangkan Pada tahun 2010, perkebunan
berkurang
menjadi 5,46% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang. Untuk lebih jelasnya gambaran
penggunaan lahan di Kabupaten Pandeglang dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.3.
Tabel 2.4
Penggunaan Lahan
Luas Lahan (Ha)
Jenis Lahan
2006
2007
2008
2009
2010
Irigasi
26.184
24.046
25.234
25.234
25.273
Non Irigasi
26.412
28.550
28.717
28.717
32.327
Ladang/Huma
25.482
24.722
24.178
24.178
24.178
Tegal/Kebun
47.903
48.341
48.213
48.213
48.213
Kolam/Tabat/Empang
886
945
958
958
958
Tambak
539
539
539
539
539
3.438
3.438
3.443
3.443
3.443
Perkebunan Besar
15.219
15.157
15.005
15.005
15.005
Hutan Rakyat
12.600
12.574
11.925
11.925
11.925
Lain-lain
11.087
11.242
11.345
11.345
7.696
13.542
13.626
14.088
14.088
14.088
5.594
5.591
6.011
6.011
6.011
85.732
85.847
84.962
84.962
84.962
Pengembalaan/Padang Rumput
II - 23
72
72
72
72
72
274.690
274.690
274.690
274.690
274.690
diwilayah Kab.
Pandeglang;
c. Bahaya kekeringan, umumnya biasa terjadi wilayah Kec. Sumur yang berakibat lahan
petani sulit mendapatkan air;
d. Bahaya Tsunami juga mungkin saja bisa terjadi, dikhawatirkan Tsunami terjadi di
wilayah carita Labuan, dan wilayah Panimbang;
e. Bahaya banjir, umumnya terjadi pada saat musim hujan tiba dan klimaksnya biasanya
pada awal bulan desember dimana hujan biasanya terus menerus, terjadi di daerah
yang menjadi langganan banjir yaitu wilayah Jiput, Labuan, Cilemer, Patia.
II - 24
2.1.10 Demografi
juta jiwa
(penduduk laki-laki sebesar 0,57 juta jiwa dan perempuan sebesar 0,55 juta jiwa). Pada tahun
2010 jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang sebesar 1,15 juta jiwa (penduduk laki-laki
sebesar 0,58 juta jiwa dan perempuan sebesar 0,56 juta jiwa) atau meningkat sebesar 2,23 %
dari Tahun 2006 dengan rata rata laju pertumbuhan pada tahun 2006 -2010 sebesar 0,55 %
per tahun. Gambaran lebih lanjut mengenai jumlah penduduk sebagaimana Tabel 2.5.
Tabel 2.5
Penduduk Kabupaten Pandeglang
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata laju
Petumbuhan
2006-2010
Laki-Laki
577.244
578.375
584.503
588.126
589.056
0,51
Perempuan
547.253
552.139
561.564
560.938
560.554
0,60
1.124.497
1.130.514
1.146.067
1.149.064
1.149.610
0,55
Uraian
Jumlah
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Pandeglang berdasarkan hasil sensus penduduk
tahun 1961-1971 sebesar 2,71 persen, periode 1971-1980 sebesar 2,15 persen, periode 1980-1990
sebesar 2,14 persen, dan periode 1990-2000 sebesar 1,64 persen. Sedangkan laju pertumbuhan
penduduk dari tahun 2006 sampai dengan 2010 mencapai 0,55 persen.
II - 25
Gambar 2.1
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pandeglang
Penyebaran penduduk pada tiap-tiap kecamatan cenderung tidak merata. Penduduk dengan
jumlah terpadat terdapat di Kecamatan Labuan yaitu mencapai pada tahun 2006 sebesar 3.297,00
jiwa/Km2 dan pada tahun 2010 sebesar 3.439,40 jiwa/Km2 . Sedangkan kecamatan dengan tingkat
kepadatan penduduk yang paling rendah adalah Kecamatan Sumur yaitu pada tahun 2006 sebesar 84,00
jiwa/Km2 dan pada tahun 2010 sebesar 88,01 jiwa/Km2. Gambaran lebih lanjut mengenai
penyebaran/kepadatan penduduk tiap-tipa kecamatan dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.6.
II - 26
Tabel 2.6
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pandeglang
Menurut Kecamatan, tahun 20005 2010
2006
NO.
KECAMATAN
2007
2008
2009
2010
Luas
Kepadatan
Luas
Kepadatan
Luas
Kepadatan
Luas
Kepadatan
Luas
Kepadatan
(Km2)
(Jiwa/Km2)
(Km2)
(Jiwa/Km2)
(Km2)
(Jiwa/Km2)
(Km2)
(Jiwa/Km2)
(Km2)
(Jiwa/Km2)
Sumur
258,54
84,00
258,54
84,00
258,54
85,76
258,54
87,98
258,54
88,01
Cimanggu
259,73
142,00
259,73
143,00
259,73
144,37
259,73
141,47
259,73
141,05
Cibaliung
221,88
117,00
221,88
117,00
221,88
118,72
221,88
130,14
221,88
129,71
Cikeusik
180,72
110,00
180,72
110,00
180,72
111,57
180,72
117,46
180,72
117,20
Cibitung
322,76
153,00
322,76
154,00
323
155,53
322,76
158,70
322,76
158,05
Cigeulis
199,65
193,00
176,21
189,00
176,21
191,37
176,21
192,51
176,21
192,13
Panimbang
248,28
316,00
132,84
351,00
132,84
355,94
132,84
369,05
132,84
368,19
Sobang
138,88
272,00
138,88
274,46
138,88
252,92
138,88
252,26
Munjul
75,25
302,00
75,25
303,00
75,25
308,07
75,25
294,84
75,25
294,70
10
Angsana
64,84
416,00
64,84
418,00
64,84
424,46
64,84
395,33
64,84
394,48
11
Sindangresmi
65,20
328,00
65,20
330,00
65,20
335,32
65,20
328,25
65,20
326,06
II - 27
12
Picung
56,74
596,00
56,74
600,00
56,74
608,27
56,74
620,62
56,74
618,96
13
Bojong
50,72
663,00
50,72
666,00
50,72
674,47
50,72
666,11
50,72
662,26
14
Saketi
54,13
744,00
54,13
748,00
54,13
758,47
54,13
795,44
54,13
793,55
15
Cisata
44,81
703,00
32,65
678,00
32,65
688,55
32,65
716,78
32,65
715,80
16
Pagelaran
42,76
788,00
42,76
792,00
42,76
805,45
42,76
795,07
42,76
793,80
17
Patia
45,48
604,00
45,48
607,00
45,48
618,65
45,48
601,54
45,48
598,99
II - 28
Tabel 2.6
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pandeglang
Menurut Kecamatan, tahun 20005 2010 (Lanjutan)
2006
NO.
KECAMATAN
2007
2008
2009
2010
Luas
Kepadatan
Luas
Kepadatan
Luas
Kepadatan
Luas
Kepadatan
Luas
Kepadatan
(Km2)
(Jiwa/Km2)
(Km2)
(Jiwa/Km2)
(Km2)
(Jiwa/Km2)
(Km2)
(Jiwa/Km2)
(Km2)
(Jiwa/Km2)
18
Sukaresmi
57,30
585,00
57,30
588,00
57,30
596,53
57,30
591,01
57,30
590,17
19
Labuan
15,66
3.297,00
15,66
3,31
15,66
3.370,75
15,66
3.482,38
15,66
3.439,40
20
Carita
41,87
762,00
41,87
766,00
41,87
774,11
41,87
766,73
41,87
765,11
21
Jiput
59,73
557,00
53,04
562,00
53,04
569,12
53,04
536,80
53,04
535,35
22
Cikedal
26,00
1.175,00
26,00
1,18
26,00
1.192,19
26,00
1.173,92
26,00
1.169,04
23
Menes
34,89
1.400,00
22,41
1,59
22,41
1.610,17
22,41
1.580,68
22,41
1.574,03
24
Pulosari
31,33
849,00
31,33
860,52
31,33
880,72
31,33
877,31
25
Mandalawangi
80,19
557,00
80,19
560,00
80,19
565,44
80,19
571,78
80,19
583,68
26
Cimanuk
23,64
1.588,00
23,64
1,60
23,64
1.617,39
23,64
1.620,52
23,64
1.617,89
27
Cipeucang
21,16
1.321,00
21,16
1,33
21,16
1.341,54
21,16
1.321,12
21,16
1.324,81
28
Banjar
30,50
994,00
30,50
999,00
30,50
1.014,00
30,50
978,85
30,50
976,39
II - 29
29
Kaduhejo
33,57
1.004,00
33,57
1,01
33,57
1.027,85
33,57
1.031,46
33,57
1.026,93
30
Mekarjaya
31,34
659,00
31,34
663,00
31,34
674,28
31,34
604,91
31,34
606,76
31
Pandeglang
42,58
2.033,00
16,85
2,29
16,85
2.331,81
16,85
2.359,58
16,85
2.435,55
32
Majasari
19,57
2,15
19,57
2.183,90
19,57
2.284,82
19,57
2.356,97
33
Cadasari
29,20
1.140,00
26,20
1,18
26,20
1.197,60
26,20
1.198,97
26,20
1.199,43
34
Karangtanjung
27,77
1.363,00
19,07
1,56
19,07
1.588,10
19,07
1.700,00
19,07
1.697,12
35
Koroncong
17,86
956,00
18
972,79
17,86
995
17,86
987,85
2.746,89
409,00
2.746,89
412,00
2.746,89
417,23
2.746,89
418,31
2.746,89
418,51
JUMLAH
II - 30
2.2
II - 31
Gambar 2.2
IPM Kabupaten Pandeglang
Gambar 2.3
Komponen IPM Kabupaten Pandeglang
II - 32
Tabel 2.7
IPM Kabupaten Pandeglang beserta Komponennya
Laju Pertumbuhan
No
Uraian
2005
Rata-rata
Pertumbuhan
Th 2005-2009
(%)
2006
2007
2008
2009
2010
66,80
66,90
67,40
67,75
67,99
68,29
0,44
62,80
63,00
63,50
63,80
64,20
64,60
0,57
Indeks pendidikan
77,90
77,80
78,40
78,40
78,50
78,60
0,18
59,70
59,90
60,30
61,10
61,30
61,60
0,63
67,90
68,80
69,29
69,70
70,05
70,56
0,77
Dari data tersebut terlihat bahwa pada tahun 2009 indeks angka harapan hidup
sebesar 64,20 dengan rata-rata pertumbuhan dari tahun 2005-2009 sebsar 0,55 persen
per tahun. Sementara dalam tahun yang sama indeks pendidikan sebesar 78,50 dengan
rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,19 persen per tahun, serta indeks tingkat daya beli
sebesar 60,70 dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,66 persen per tahun.
Berdasarkan trend dan laju pertumbuhan indeks angka harapan hidup, indeks pendidikan
dan indeks daya beli, maka pada tahun 2010 samapai dengan 2015, IPM Kabupaten
Pandeglang beserta komponennya dapat diperkirakan sebagaimana Tabel 2.8 berikut.
Tabel 2.8
Prakiraan/Proyeksi IPM Kabupaten Pandeglang beserta Komponennya
Tahun
No
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014
2015
69,14
69,87
70,59
71,31
72,03
72,75
65,35
66,10
66,85
67,60
68,35
69,11
b. Indeks pendidikan
79,64
80,29
80,94
81,58
82,22
82,86
62,44
63,21
63,98
64,75
65,52
66,29
71,19
71,65
72,11
72,57
73,03
73,50
II - 33
II - 34
Gambar 2.4
Persentasi Penduduk Miskin
Kabupaten Pandeglang
II - 35
Tabel 2.9
Persentasi Penduduk Miskin
Kabupaten Pandeglang
No
Uraian
Tahun
2005
Garis Kemiskinan
(Rp/Kapita/Bulan)
2006
2007
2008
2009
2010
1.106.788
1.124.497
1.130.514
1.146.067
1.149.064
1.149.610
296.958
301.709
303.044
305.815
301.417
272.937
13,89
15,82
15,64
14,49
12,01
11,14
135.943
144.543
151.763
162.059
190.256
202.483
Tabel 2.10
Laju Pertumbuhan Penduduk Miskin
Kabupaten Pandeglang
Laju Pertumbuhan
No
Uraian
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
Pertumbuhan
Th 2005-2009
1,60
0,54
1,38
0,26
0,55
0,76
1,6
0,44
0,91
-1,44
-9,45
-1,67
15,72
-0,61
-6,54
-16,48
-7,39
-3,63
2.3
II - 36
II - 37
Gambaran lebih lanjut mengenai indikator kinerja urusan pendidikan dapat terlihat pada
Tabel 2.11.
Tabel 2.11
Capaian Kinerja Urusan Pendidikan
NO
Indikator
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Laju Pertumbuhan
rata-rata Tahun
2005-2010 (%)
92,13
61,89
26,85
96,80
80,07
36,34
98,00
74,78
33,74
97,95
74,94
32,28
98,36
77,72
37,49
96,42
70,54
41,34
0,91
2,65
9,01
91,48
42,51
19,90
96,12
55,00
25,90
95,61
58,55
25,94
97,10
46,08
21,55
97,21
48,49
24,93
93,18
53,51
34,02
0,37
4,71
11,32
103,75
51,56
22,20
95,50
6,40
-
109,01
66,83
28,89
95,50
6,80
-
112,54
68,43
28,80
95,61
6,50
-
114,71
54,64
29,86
96,50
6,40
81,50
114,96
57,07
33,04
96,30
6,44
84,00
109,37
63,28
53,27
96,35
6,47
90,00
1,06
4,18
19,13
0,18
0,22
-
II - 38
Tabel 2.11
Capaian Kinerja Urusan Pendidikan (Lanjutan)
NO
Indikator
Laju Pertumbuhan
rata-rata Tahun
2005-2010 (%)
2005
2006
2007
2008
2009
2010
0,00
0,00
70,00
72,00
80,00
95,00
75,00
77,00
80,00
95,00
75,00
77,00
80,00
95,00
70,00
74,00
80,00
70,00
75,00
77,00
82,00
95,00
Sumber : Bappeda, Evaluasi RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2010 dan Badan Pusat
Statistik Kabupaten Pandeglang.
b. Urusan Kesehatan
Capain kinerja Urusan Kesehatan dapat terlihat pada beberapa inikator berikut ini :
Angka kelangsungan hidup bayi adalah adalah probabilitas bayi hidup sampai
dengan usia 1 tahun, dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Angka kelangsungan hidup bayi di Kabupaten Pandeglang
pada tahun 2005 sebesar 942 orang per 1000 Kelahiran Hidup dan pada tahun 2010
menjadi 948 orang per 1000 Kelahiran Hidup atau meningkat sebesar 0,01 persen
dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,13 persen per tahun.
Angka harapan hidup adalah adalah peluang lama hidup atau umur seseorang pada
waktu dilahirkan. Angka harapan hidup di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2005
II - 39
sebesar 62,7 tahun dan pada tahun 2010 menjadi 63,77 tahun atau meningkat
sebesar 1,07 tahun dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,34 persen per
tahun.
Persentasi balita gizi buruk di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2006 sebesar 2,21
persen (2.208 balita dari 99.465 balita) dan pada tahun 2010 menjadi 1,62 persen.
Gambaran lebih lanjut mengenai capaian indikator kinerja Urusan Kesehatan dapat
terlihat pada Tabel 2.12.
II - 40
Tabel 2.12
Capaian Kinerja Urusan Kesehatan
NO
Indikator
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Laju Pertumbuhan
rata-rata Tahun
2005-2009 (%)
942
62,70
16,61
7,56
943
62,80
12,16
4,95
944
62,90
22,50
6,98
945
63,30
19,28
6,87
947
63,52
22,74
6,86
948
63,77
48,06
5,02
0,13
0,34
23,68
-7,86
2,21
-
2,14
78,00
1,91
87,00
1,77
89,00
1,62
97,00
-7,47
65,00
70,00
72,00
80,00
48,00
50,00
65,00
87,00
35,00
38,00
45,00
61,00
35,00
40,00
60,00
87,00
27,50
40,00
51,67
75,00
47,50
64,50
70,00
100,00
75,75
69,17
72,33
99,00
2
3
4
5
6
10
11
12
13
Sumber : Bappeda, Evaluasi RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2010 dan Badan
Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang.
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemuda Dan Olah Raga terlihat
pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.13 berikut.
II - 41
Tabel 2.13.
Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olah Raga
No
Indikator
Satuan
Tahun
2007 2008 2009 2010
75
80
90
78
45
48
65
94
75
78
84
90
78
80
85
90
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.14 berikut.
Tabel 2.14
Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
No
Tahun
Indikator
2007
2008
35
40
2009
2010
50
74
55
74
55
74
46
74
45
74
30
30
40
35
20
30
II - 42
No
Tahun
Indikator
2007
%
25
2008
40
-
2009
2010
55
83
55
65
prasarana daerah
Sumber : Bappeda, Evaluasi RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2010
f.
Urusan Ketenagakerjaan
II - 43
Tabel 2.16
Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan
No
Indikator
Tahun
2010
30
2008
50
2009
2007
70
86
25
45
65
97,78
30
50
72
87
II - 44
g. Urusan Perhubungan
Tabel 2.17
Capaian Kinerja Urusan Perhubungan
No
Tahun
Indikator
2007
20
2008
45
2009
2010
75
90
23
43
59
70
65
90
Tabel 2.18
Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
No
Tahun
Indikator
dibidang pembangunan
Meningkatnya tingkat partisipasi masyarakat dalam
membangun desa
Terciptanya lembaga ekonomi pedesaan yang
berkualitas
Terciptanya aparatur pemerintah desa yang
berkualitas
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam upaya
penanggulangan kemiskinan
2007
2008
2009
2010
20
35
45
87
70
80
85
87
20
30
45
70
50
60
75
90
20
35
45
70
II - 45
i.
Urusan Kebudayaan
Tabel 2.19
Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan
No
Tahun
Indikator
2007
j.
25
2008
35
2009
2010
55
68
Tabel 2.20
Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan
No
Tahun
Indikator
Pembangunan Daerah yang ditunjang oleh data
base yang up to date
Terciptanya kerjasama yang mendukung proses
pembangunan
(1) Berkurangnya jumlah desa tertinggal; (2)
Berkembangnya desa potensial; (3) Terbentuknya
pusat-pusat perekonomian baru
Terciptanya lembaga perencana yang profesional
dan berkualitas
(1) Tersedianya data dan dokumen perencanaan
pembangunan; (2) Tersusunnya program dan
kegiatan pembangunan berdasarkan skala
prioritas; (3) Terlaksananya monitoring dan
evaluasi program pembangunan secara berkala
2007
%
40
2008
60
2009
2010
70
90
56
56
70
42
60
70
80
50
68
90
53
65
69
90
II - 46
Tabel 2.21
Capaian Kinerja Urusan Pemerintahan Umum
Tahun
No
Indikator
2
3
4
5
9
10 meningkatnya peran dan fungsi pemerintahan
2007
2009
2010
50
2008
70
70
85
50
56
75
90
60
61
63
88
55
55
15
77
50
68
15
65
45
65
23
45
65
44
46
55
78
60
68
75
63
57
75
80
54
65
70
87
55
80
85
87
II - 47
Tabel 2.21
Capaian Kinerja Urusan Pemerintahan Umum (Lanjutan)
No
Tahun
Indikator
2007
l.
2008
-
2009
2010
60
75
75
84
80
93
65
75
60
75
60
60
52
70
70
58
60
Urusan Kepegawaian
Tabel 2.22
Capaian Kinerja Urusan Kepegawaian
No
Tahun
Indikator
pendidikan kedinasan; (2) Terlaksananya standar
pendidikan kedinasan sesuai dengan standar
profesi; (3) Meningkatnya kompetensi pegawai
dalam melaksanakan tugas
terlaksananya pendidikan dan pelatihan bagi
aparatur pemerintah
2007
%
15,00
2008
22,5
28,00
35
2009
2010
32,5
75
50
75
II - 48
m. Urusan Kearsipan
Tabel 2.23
Capaian Kinerja Urusan Kearsipan
No
Tahun
Indikator
2007
3
4 Terlaksananya peningkatan kapasitas/kemampuan
27
2008
25
-
2009
2010
60
80
50
76
35
25
50
75
54
75
pengelola kearsipan
Tabel 2.24
Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika
No
Tahun
Indikator
2007
2008
30
2009
2010
40
65
50
71
50
65
40
65
25
26
30
2
3 Bertambahnya SDM yang mampu di bidang
4
II - 49
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2. 25 berikut.
Tabel 2.25
Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
No
Tahun
Indikator
2007
40
2008
70
2009
70
2010
100
28
50
55
100
%
%
%
40
40
40
70
75
70
70
75
70
80
85
80
15
30
40
93
40
70
70
89
II - 50
berikut.
Tabel 2.26
Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
No
1
2
3
4
Tahun
Indikator
Meningkatnya mutu pelayanan KB
40
35
2008
50
45
75
75
75
78
75
75
75
78
2007
2009
2010
60
98
55
98
II - 51
Indikator
4
5
6
7
8
Satuan
Tahun
2008
2009
75
90
75
90
%
%
2007
80
-
83
92
95
66
75
90
95
83
85
80
83
88
85
88
90
92
95
83
85
86
88
91
95
II - 52
2010
95
95
b. Kehutanan
No
Indikator
Satuan
Tahun
2008
2009
87
87
2007
85
2010
100
78
87
87
100
87
87
100
87
87
100
87
87
90
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan energi dan sumber daya mineral
terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.29 berikut.
Tabel 2.29
Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
No
Indikator
Satuan
Tahun
2008
2009
90
91
2007
75
75
90
91
95
80
91
95
90
91
95
90
91
93
II - 53
2010
95
d. Pariwisata
Indikator
Satuan
%
%
%
2007
62
50
-
50
Tahun
2008
2009
70
91
57
87
66
85
50
2010
98
98
98
87
98
Indikator
1 Jumlah pembinaan
2 Jumlah sarana dan prasarana yang mendukung
pengelolaan dan pemanfaatan SD kelautan dan
perikanan
3 Jumlah usaha agribisnis di sektor kelautan dan
perikanan
4 Menurunnya kerusakan dan meningkatnya daya
dukung lingkungan
Satuan
Tahun
2008
2009
80
92
91
93
%
%
2007
50
-
2010
100
100
83
93
95
83
93
93
II - 54
g. Urusan Perdagangan
Indikator
Satuan
2007
80
80
Tahun
2008
2009
83
93
83
93
2010
95
95
h. Urusan Industri
Tabel 2.33
Capaian Kinerja Urusan Perdagangan
No
Indikator
Satuan
%
%
2007
90
-
Tahun
2008
2009
91
93
91
93
2010
99
100
i. Urusan Ketransmigrasian
II - 55
Tabel 2.34
Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian
No
Indikator
Satuan
%
2007
75
Tahun
2008
2009
90
92
2.4.
a.
II - 56
2010
98
merupakan cerminan perolehan nilai tambah atas proses produksi atau jasa di wilayah
Kabupaten Pandeglang pada Tahun 2010. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Pandeglang atas dasar harga berlaku Tahun 2010 sebesar 8,424 triliun rupiah
(atau senilai 8.424.068 juta rupiah), nilai ini meningkat sebesar 72,36 persen dari PDRB
adhb pada Tahun 2005 yang nilainya 4,887 triliun rupiah. Sektor dominan yang memberi
andil dalam perkembangan nilai PDRB adhb Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 berturutturut adalah Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan,Hotel dan Restoran, serta Sektor Jasajasa (seperti terlihat pada Tabel 2.35 dan Gambar 2.5).
Tabel 2.35
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku & Kontribusi PDRB
Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2005 2010
PDRB ADHB
(Jutaan Rupiah)
Kontribusi (%)
2005
2010
2005
2010
Rata-rata
Pertumbuha
Th 2005-2010 (%)
1.737.068
2.553.805
35,54
30,32
8,01
5.374
6.240
0,11
0,07
3,03
Industri Pengolahan
556.527
881.858
11,39
10,47
9,64
39.822
224.330
0,81
2,66
41,30
Bangunan
211.013
406.589
4,32
4,83
14,02
1.118.747
1.978.450
22,89
23,49
12,08
307.591
665.576
6,29
7,90
16,69
211.309
489.751
4,32
5,81
18,31
Jasa-jasa
699.955
1.217.469
14,32
14,45
11,71
KABUPATEN
4.887.405
8.424.068
100,00
100,00
11,50
BANTEN
84.622.288
148.976.220
5,78
5,65
11,98
LAPANGAN USAHA
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
II - 57
Gambar 2.5
Grafik Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005, 2010
II - 58
Tersier (meliputi Sektor Perdagangan, hotel dan restoran, Sektor Angkutan dan
komunikasi, Sektor Keuangan, serta Sektor Jasa-jasa). Apabila dilihat ke dalam tiga
kelompok tersebut, terlihat bahwa Sektor Tersier memberikan andil terbesar dalam
struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang dalam kurun waktu Tahun 2005-2010,
disusul oleh Sektor Primer dan Sektor Sekunder (Gambar 2.6).
Gambar 2.6
Grafik Perkembangan Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Pandeglang Secara Sektoral, Tahun 2005-2010
Sementara dalam periode tahun 2005-2010, jika dilihat berdasarkan rata-rata laju
pertumbuhan sektor PDRB adhb, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih mempunyai laju
pertumbuhan terbesar yaitu 41,30 persen per tahun, kemudian diikuti oleh Bank & Lembaga
Keuangan lainnya sebesar 18,31 persen per tahun, Pengangkutan dan Komunikasi 16,69
persen per tahun, Bangunan 14,02 persen per tahun, Perdagangan Hotel dan Restoran
sebesar 12,08 persen per tahun serta jasa-jasa sebesar Rp. 11,71 persen per tahun. Dengan
demikian laju pertumbuhan total PDRB adhb Kabupaten Pandeglang selama kurun waktu
2005-2010 sebesar 11,50 persen per tahun dengan nilai PDRB adhb tahun 2010 sebesar
Rp.8,42 Trilyun.
II - 59
Tabel 2.36
PDRB adhk & Kontribusi PDRB adhk Tahun 2000
Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2005-2010
PDRB adhk
Rata-rata
Kontribusi (%)
(Jutaan Rupiah)
Pertumbuhan
LAPANGAN USAHA
Th 2005-2010
2005
2010
2005
2010
(%)
Pertanian
1.225.999
1.369.416
36,07
32,18
2,24
3.835
3.272
0,11
0,08
(3,12)
398.818
473.164
11,73
11,12
3,48
23.628
106.695
0,70
2,51
35,19
Bangunan
150.426
210.512
4,43
4,95
6,95
822.060
1.055.110
24,19
24,79
5,12
188.665
268.795
5,55
6,32
7,34
162.874
225.188
4,79
5,29
Jasa-jasa
422.284
543.452
12,43
12,77
5,17
3.398.590
4.255.603
100,00
100,00
4,60
58.106.948
76.307.360
5,85
5,58
5,56
KABUPATEN
BANTEN
6,69
II - 60
Gambar 2.7
Grafik PDRB adhk & Kontribusi PDRB adhk Tahun 2000
Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2010
Sementara dalam periode tahun 2005-2010, jika dilihat berdasarkan rata- rata laju
pertumbuhan PDRB adhk, Listrik, Gas dan Air Bersih mempunyai laju pertumbuhan
terbesar yaitu 35,19 persen per tahun, kemudian diikuti oleh Pengangkutan dan
Komunikasi 7,34 persen per tahun, Bangunan sebesar 6,95 persen per tahun, Bank &
Lembaga Keuangan lainnya 6,69 persen per tahun, serta Jasa-jasa sebesar 5,17 persen
per tahun. Laju pertumbuhan PDRB adhk Kabupaten Pandeglang selama kurun waktu
2005-2010 sebesar 4,60 persen per tahun dengan nilai PDRB adhk tahun 2010 sebesar
Rp.4,26 Trilyun.
II - 61
Gambar 2.8
Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Provinsi Banten
dan Kabupaten Pandeglang
II - 62
2007
2008
2009
2010
Rata-rata Laju
Pertumbuhan
Tahun 20052010
Primer
2,24
0,76
2,84
1,64
3,65
2,22
Pertanian
2,24
0,74
1,93
2,2
4,11
2,24
Pertambangan &
Penggalian
3,94
5,51
227,58
-43,66
-63,42
-3,12
Sekunder
3,86
3,96
4,57
6,17
15,09
6,65
Industri Pengolahan
3,41
3,16
3,05
4,06
3,7
3,48
4,41
1,09
-2,77
37,66
219,64
35,19
Bangunan
4,97
6,5
9,5
7,05
6,08
6,95
Tersier
5,46
5,88
5,22
5,32
5,97
5,57
5,1
4,24
5,39
4,97
5,91
5,12
Pengangkutan dan
Komunikasi
5,41
9,59
7,62
7,15
6,95
7,34
9,36
5,45
5,93
5,78
6,69
Jasa-jasa
4,67
6,98
3,68
4,89
5,69
5,17
Total
4,03
3,74
4,29
4,21
6,77
4,60
II - 63
Gambar 2.9
Laju Pertumbuhan Ekonomi per Kelompok Lapangan Usaha
d. Inflasi Sektoral
Inflasi merupakan ukuran yang menunjukkan kenaikan harga. Inflasi merupakan
hal penting karena terkait dengan tingkat daya beli masyarakat yang berimplikasi langsung
terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat inflasi semakin
berkurang daya beli masyarakat sehingga akan mengurangi tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Tingkat inflasi di suatu wilayah pada suatu tahun selain dihitung dengan metode
IHK (Indeks Harga Konsumen), dapat juga dilihat dari besarnya perubahan Indeks Harga
Implisit PDRB tahun berjalan dari tahun sebelumnya. Inflasi ini merupakan perubahan
harga yang terjadi dari sudut produsen atau yang lebih dikenal dengan Inflasi Sektoral.
Inflasi tersebut digambarkan oleh masing-masing sektor dan bersumber dari
perbandingan antara PDRB adhb dengan PDRB adhk. Indeks harga yang diturunkan dari
II - 64
perhitungan PDRB disebut sebagai PDRB Deflator atau yang dikenal dengan Indeks
Implisit (Indeks Harga Produsen).
Seberapa jauh terjadinya perubahan harga secara makro dari masing-masing
sektor dapat digambarkan melalui besaran Inflasi Sektoral. Dengan menggunakan
berbagai jenis input disertai harga yang berbeda pada suatu sektor, maka harga
tertimbangnya digambarkan oleh perubahan indeks implisit setiap tahunnya.
Tabel 2.38
Indeks Implisit dan Inflasi Sektoral
Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2009
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata laju
pertumbuhan
2005-2006 (%)
4.887.405
5.633.527
6.122.594
6.939.119
7.472.785
8.424.068
11,50
3.398.590
3.535.392
3.667.467
3.824.712
3.985.777
4.255.603
4,60
143,81
159,35
166,94
181,43
187,49
197,95
6,60
8,20
10,81
4,77
8,68
3,34
5,58
-7,40
Sektor
Pada Tabel 2.38 di atas terlihat bahwa inflasi sektoral berfluktuasi. Inflasi sektoral
tahun 2005 sebesar 8,20 persen, dan tahun 2007 menjadi 4,77 persen sedangkan pada
tahun 2008 menjadi 8,68 persen. Hal tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya harga
BBM yang berpengaruh terhadap kenaikan harga barang lainnya. Sementara pada tahun
2009, dan 2010 mengalami penurunaan kembali masing-masing sebesar 3,34 persen dan
5,58 persen. Sementara rata-rata laju petumbuhan inflasi sektoral tahun 2005 -2010
sebesar minus -7,40 persen per tahun.
II - 65
daya saing daerah terkait dengan fasilitas wilayah/infrastruktur diantaranya dapat dilihat
dari fasilitas perhubungan, pengairan/irigasi, air bersih serta energy dan telekomunikasi.
a.
II - 66
Lintas operasi
Lintas Tanah Abang Merak : 129,30 Km
Lintas Duri Merak : 6,80 Km
II - 67
Tabel 2.39
Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan
Keadaan
I.
Jenis Permukaan
a. Diaspal
b. Kerikil
c. Tanah
d. Tidak Diperinci
II. Kondisi Jalan
a. Baik
b. Sedang
c. Rusak
d. Rusak Berat
III. Kelas Jalan
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
d. Kelas III A
e. Kelas III B
f. Kelas III C
g. Tidak Diperinci
Jumlah
786,460
688,410
80,780
17,270
786,460
253,655
332,350
113,248
87,207
786,460
21,510
764,950
-
Negara
169,270
169,270
169,270
50,865
67,394
51,011
169,270
169,270
-
II - 68
Jumlah
755,137
691,737
21,700
41,700
755,137
252,162
364,354
116,201
22,420
755,137
320,537
434,600
-
Tabel 2.39
Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan (Lanjutan)
Keadaan
I.
Jenis Permukaan
a. Diaspal
b. Kerikil
c. Tanah
d. Tidak Diperinci
II. Kondisi Jalan
a. Baik
b. Sedang
c. Rusak
d. Rusak Berat
III. Kelas Jalan
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
d. Kelas III A
e. Kelas III B
f. Kelas III C
g. Tidak Diperinci
II - 69
Negara
169,270
169,270
118,400
50,87
67,390
51,010
169,270
169,270
-
Tabel 2.40
Persentasi Kondisi Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan
Keadaan
II. Kondisi Jalan
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
a. Baik
60,10
57,06
19,37
32,25
30,05
75,61
20,00
33,39
b. Sedang
27,14
42,14
47,10
42,26
39,81
23,93
60,00
48,25
c. Rusak
12,76
0,81
17,12
14,40
30,14
0,00
15,00
15,39
0,00
0,00
16,41
11,09
0,00
0,46
5,00
2,97
d. Rusak Berat
Keadaan
II. Kondisi Jalan
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
a. Baik
30,05
75,61
20,00
33,39
30,05
37,39
11,16
18,03
b. Sedang
39,81
23,93
60,00
48,25
39,81
27,81
37,17
36,24
c. Rusak
30,14
0,00
15,00
15,39
30,14
34,79
20,91
24,42
0,00
0,46
5,00
2,97
0,00
0,00
30,76
21,31
d. Rusak Berat
Keadaan
II. Kondisi Jalan
176,10
81,80
97,35
100,00
100,00
100,00
100,00
a. Baik
30,05
133,15
16,36
33,39
30,05
37,39
14,97
18,03
b. Sedang
39,82
42,14
49,08
46,33
39,81
27,81
37,58
36,24
c. Rusak
30,14
0,00
12,27
14,78
30,14
34,79
18,48
24,42
0,00
0,80
4,09
2,85
0,00
0,00
28,98
21,31
d. Rusak Berat
III - 70
Tabel 2.41
Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Jalan
dan Kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Tahun 2010
Jenis Permukaan
No
Kecamatan
Jumlah
Diaspal
Batu Kerikil
Tanah
Sumur
10,00
2,00
12,70
24,70
Cimanggu
18,10
4,00
14,00
36,10
Cibaliung
11,50
7,00
18,50
Cibitung
4,90
14,10
19,00
Cikeusik
9,20
13,10
4,60
26,90
Cigeulis
9,70
7,70
17,40
Panimbang
18,40
15,00
33,40
Sobang
6,00
6,00
Munjul
8,20
13,50
6,00
28,20
10
Angsana
4,40
6,70
11,10
11
Sindangresmi
6,30
11,60
17,90
12
Picung
19,50
19,50
13
Bojong
6,58
1,00
7,58
14
Saketi
19,70
12,70
32,40
15
Cisata
17,30
5,20
22,50
16
Pagelaran
30,50
30,50
17
Patia
0,60
6,40
18
Sukaresmi
9,90
14,40
24,30
19
Labuan
5,90
5,90
20
Carita
18,55
18,55
21
Jiput
22,10
22,10
22
Cikedal
19,50
19,50
7,00
III - 71
23
Menes
17,70
17,70
24
Pulosari
15,90
0,30
16,20
25
Mandalawangi
30,30
30,80
3,80
34,60
26
Cimanuk
22,70
22,70
27
Cipeucang
28
6,00
5,00
11,00
Banjar
23,05
0,50
23,55
29
Kaduhejo
31,00
5,50
36,50
30
Mekarjaya
18,55
18,55
31
Pandeglang
19,40
19,40
32
Majasari
20,30
20,30
33
Cadasari
20,50
20,50
34
Karangtanjung
28,50
28,50
35
Koroncong
4,50
4,50
2010
536,23
121,10
65,70
723,03
2009
526,63
128,60
67,80
723,03
JUMLAH
Sumber : Dinas PU Bidang Bina Marga Kabupaten Pandeglang
III - 72
Tabel 2.42
Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan
di Kabupaten Pandeglang, Tahun 2010
(Km)
Status
No
1
Keadaan
Jumlah
Negara
Provinsi
Jenis Permukaan
169,27
151,18
723,03
1.043,48
a. Aspal
169,27
151,18
536,23
856,68
b. Kerikil
121,10
121,10
c. Tanah
65,70
65,70
d. Tidak Diperinci
Kondisi Jalan
Kabupaten
169,27
151,18
723,03
1.043,48
a. Baik
50,87
56,53
80,7
188,1
b. Sedang
67,39
42,05
268,76
378,2
c. Rusak
51,01
52,6
151,16
254,77
222,41
222,41
723,03
1.043,48
d. Rusak Berat
KELAS JALAN
169,27
151,18
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
d. Kelas III A
e. Kelas III B
169,27
f Kelas III C
g. Tidak Diperinci
151,18
320,45
723,03
723,03
III - 73
Tabel 2.43
Jumlah Kendaraan Yang Diuji Menurut Jenis dan Bahan Bakar
di Kabupaten Pandeglang, Tahun 2010
(Unit)
Jumlah
No
Jenis Kendaraan
Bensin
U
Solar
TU
TU
Mobil Bis
35
94
Angkot
34
34
Mini Bis
10
Micro Bis
Oto Bis
48
Mobil Barang
138
320
Pick Up
135
175
Truck
130
Box
12
Tanki
35
138
94
JUMLAH
320
III - 74
Tabel 2.44
Jumlah Alokasi dan Realisasi Angkutan Umum Menurut Kode dan Trayek
di Kabupaten Pandeglang, Tahun 2010
(Unit)
Realisasi
Kode
Trayek
Alokasi
Tidak
Aktif
Aktif
Jumlah
A.1
Artabuana - Tarogong
51
43
94
150
A.2
86
82
168
150
A.3
Artabuana- Cibaliung
11
15
60
A.4
Artabuana - Batubantar
66
77
143
125
A.5
76
55
131
120
A.6
20
A.7
Artabuana - Cikoromoy
29
31
60
100
A.8
10
A.9
Cigadung - Artabuana
A.10
Kadubanen - Artabuana
B.1
20
0
20
11
18
20
46
40
85
50
C.1
Tarogong - Cibaliung
29
32
75
C.2
Tarogong - Pagelaran
16
50
C.3
Tarogong - Sobang
20
20
40
50
C.4
Tarogong - Panimbang
12
10
22
50
III - 75
C.5
Tarogong - Menes
52
56
108
100
D.1
51
52
103
120
D.2
12
11
23
50
E.1
39
13
52
50
Tabel 2.45
Jumlah Alokasi dan Realisasi Angkutan Umum Menurut Kode dan Trayek
di Kabupaten Pandeglang, Tahun 2010 (Lanjutan)
(Unit)
Realisasi
Kode
Trayek
Alokasi
Tidak
Aktif
Aktif
E.2
Saketi - Batubantar
F.1
Menes - Saketi
F.2
Menes - Jiput
G.1
Panimbang - Cigeulis
G.2
Panimbang - Tanjunglesung
H.1
Picung - Munjul
J.1
Jiput - Mandalawangi
10
K.1
Cibaliung - Cikeusik
10
K.2
Jumlah
49
-
35
16
84
-
4
-
100
20
20
20
20
20
10
20
1226
1620
629
597
III - 76
b. Perhubungan Laut
Sistem transportasi laut di Kabupaten Pandeglang memiliki peranan penting dalam mendukung
pergerakan orang dan barang. Kondisi eksisting transportasi laut di Kabupaten Pandeglang digunakan
untuk kegiatan penangkapan ikan, perjalanan wisata, dan pemanfaatan patroli keamanan dan
pengamanan laut serta penelitian.
Sarana perhubungan laut yang ada berupa Pelabuhan Khusus PLTU Labuan, Pelabuhan
perikanan regional di Teluk Labuan, Pelabuhan Ikan di Panimbang, Labuan, dan Pelabuhan Pendaratan
ikan di Sukanegara, Sidamukti, Citeureup, Sumur, dan Tamanjaya, juga terdapat beberapa dermaga di
hotel di pantai barat Kabupaten Pandeglang. Untuk transportasi laut di wilayah selatan memanfaatkan
muara Cibinuangeun, Cikiruh Wetan untuk menangkap ikan dan memancing sampai ke Pulau Tinjil dan
Pulau Deli.
III - 77
Tabel 2.46
Jumlah Nelayan, Perahu Motor/ Layar, dan Alat Tangkap
di Kabupaten Pandeglang, Tahun 2010
Uraian
TPI
Labuan
TPI
Carita
TPI
Sukanegara
TPI
Panimbang
TPI
Citeu
reup
TPI
Sumur
TPI
Taman
jaya
TPI
Sida
mukti
TPI
(8TPI)
Jumlah Nelayan
2.291
470
144
651
198
548
98
833
5.233
Pemilik
240
82
34
145
48
120
40
96
805
Tetap
1.430
388
110
504
150
406
58
721
3.769
Sambilan
236
236
Pendatang
385
22
16
423
334
170
28
109
57
115
60
175
1048
Jukung
10
43
21
82
Kecil
20
12
73
Sedang
Besar
Tempel
72
18
10
120
Kapal Motor
308
86
87
42
57
24
167
773
Jumlah Alat
Tangkap
464
158
18
266
105
153
67
298
1529
Payang
81
49
10
17
21
11
189
Dogol
61
33
19
35
148
Arad
60
13
10
83
Pukat Pantai/
Bondet
11
Purse Seine
20
30
Gill Net
51
20
36
108
Jaring
Rampus
74
44
107
225
III - 78
Jaring Klitik
18
18
Bagan
Tancap
10
18
30
25
35
120
10
Bagan Rakit
32
25
60
25
65
50
264
11
Pancing
75
65
30
29
32
15
39
293
12
Gorek
13
27
40
13
Serok
c. Perhubungan Udara
Perhubungan udara di Kabupaten Pandeglang saat ini belum ada, tetapi berdasrkan
perkembangannya sejak tahun 2005 dilakukan kajian/ penyusunan Visibility rencana Bandara Banten
Selatan yang dilanjutkan dengan penyusunan Masterplan dan Detil Engineering pada tahun 2008, 2009,
dan 2010 dengan lokasi di Kecamatan Panimbang dan Sobang yang diperkirakan akan beroperasi tahun
2016 mendatang dengan fungsi lapangan udara perintis sebagai penunjang Bandara Soekarno Hatta.
Untuk mendukung rencana pembangunan Bandara Banten Selatan tersebut, beberapa
pengembangan infrastruktur diperlukan sebagai basis kegiatan ekonomi di wilayah sekitar bandara yang
akan dikembangkan sebagai pusat bisnis dan sekaligus meningkatkan kinerja operasi bandara secara
keseluruhan.
Persiapan awal dalam mengantisipasi pelaksanaan pembangunannya, di sekitar lokasi yang
ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Komunikasi dan Informasi perlu penataan wilayah sekitar
bandara khususnya dalam mengantisipasi Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) dan
Area Bebas Bangunan serta Kawasan Ambang Kebisingan.
III - 79
d. Pengairan/Irigasi
Dalam struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang, sektor pertanian merupakan sektor
ekonomi yang paling dominan. Hal tersebut sebanding dengan besarnya luas lahan yang digunakan
untuk pertanian. Dari 274.690 hektar luas Pandeglang, 243.380 hektar (88,60 persen) diantaranya
digunakan untuk usaha pertanian seperti persawahan, ladang, kebun, empang, kolam tambak,
kolam/tebat/empang, lahan untuk tanaman, hutan rakyat dan negara. Sedangkan sisanya digunakan
untuk pekarangan/lahan, untuk bangunan dan halaman sekitarnya, padang rumput, lahan yang
sementara tidak diusahakan dan lain sebagainya. Data rinci untuk penggunaan lahan ini dapat dilihat
pada Tabel 2.47 dan Tabel 2.48.
Kabupaten Pandeglang mendapat bantuan dari pemerintah pusat dalam bentuk Program
Irrigation Sector Project (PISP). Program ini dikhususkan mengoptimalkan sistem pertanian di Kabupaten
Pandeglang yang meliputi kelembagaan serta pendampingan Petani Pemakai Air yang mencakup
daerah-daerah irigasi.
III - 80
Tabel 2.47
Luas Lahan Sawah dan Lahan Kering
di Kabupaten Pandeglang, Tahun 2010
Jenis Lahan
A Lahan Sawah
1 Irigasi
Teknis
1/2 Teknis
Sederhana PU
Desa
2 Non Irigasi
Tadah Hujan
Pasang Surut
3 Tidak Diusahakan
B Lahan Kering
1 Ladang/ Huma
2 Tegal/ Kebun
3 Kolam/ Tebat/ Empang
4 Tambak
5 Penggembalaan/ Padang Rumput
6 Perkebunan Besar
7 Hutan Rakyat
8 Lain-lain
9 Bangunan dan Halaman
10 Sementara Tidak Diusahakan
11 Hutan Negara
12 Rawa tidak Ditanami
JUMLAH
III - 81
Tabel 2.48
Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan
di Kabupaten Pandeglang, Tahun 2010
Jenis Pengairan
No
Kecamatan
Teknis
1/2
Teknis
Irigasi
Desa
Sederhana
PU
1 Sumur
993
2 Cimanggu
265
1.581
1.031
3 Cibaliung
353
4 Cibitung
465
5 Cikeusik
1.772
6 Cigeulis
306
7 Panimbang
8 Sobang
9 Munjul
276
10 Angsana
11 Sindangresmi
134
12 Picung
1.467
13 Bojong
50
57
250
14 Saketi
216
61
956
15 Cisata
105
90
724
16 Pagelaran
90
249
17 Patia
18 Sukaresmi
55
98
19 Labuan
142
29
108
20 Carita
90
116
269
1.040
549
21 Jiput
Pemerintah Kabupaten Pandeglang
III - 82
22 Cikedal
507
135
239
23 Menes
331
333
839
24 Pulosari
140
60
400
25 Mandalawangi
196
94
991
26 Cimanuk
313
668
877
27 Cipeucang
807
28 Banjar
60
249
195
29 Kaduhejo
234
296
95
200
436
147
303
32 Majasari
25
415
33 Cadasari
137
222
34 Karangtanjung
323
432
35 Koroncong
468
4.526
4.323
7.468
8.917
30 Mekarjaya
31 Pandeglang
JUMLAH
III - 83
e. Air Bersih
Ketersediaan air bersih sangat dibutuhkan masyarakat. Jumlah pelanggan PDAM Kabupaten
Pandeglang pada tahun 2010 tercatat sebanyak 12.165 pelanggan, atau meningkat dibanding tahun
2009 yang tercatat sebanyak 11.653 pelanggan. Jumlah pelanggan terbanyak masih didominasi oleh
rumah tangga biasa/ tempat tinggal, yaitu sebanyak 11.102 pelanggan pada tahun 2010.
Tabel 2.49
Jumlah Konsumen Air dan Tenaga Kerja Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tahun 2008, 2009 dan 2010
No
Uraian
2008
2009
2010
10.967
11.653
12.165
10.045
10.656
11.102
2. Instansi Pemerintah
166
185
196
275
289
294
16
14
561
465
509
101
101
4. U m u m
5. Perusahaan, Perdagangan dan Industri
2 JUMLAH TENAGA KERJA
103
III - 84
wilayah Kabupaten Pandeglang dan wilayah Banten pada umumnya akan ditambah melalui
PLTU Labuan seiring dengan pengoperasiannya pada akhir tahun 2009.
Selain itu, penggunaan listrik di wilayah Kabupaten Pandeglang juga menggunakan
pemanfaatan pembangkit listrik lainnya seperti pembangkit listrik tenaga mikro hidro dan
panas matahari yang digunakan oleh beberapa penduduk/rumah tangga yang wilayahnya
belum teraliri listrik oleh PLN.
Uraian
Satuan
Jumlah/ Nilai
1 IKHTISAR PENJUALAN
a. Jumlah Pelanggan
Pelanggan
173.281
KWH
121.182.743
c. Jumlah VA tersambung
KVA
53.028.498
Rupiah
63.872.925.619
Meter
1.182
Meter
3.287
Unit
989
KVA
37.870
3 PERSENTASE PERLISTRIKAN
a. Wilayah Kecamatan
91
b. Wilayah Kelurahan
88
c. Wilayah Desa
53
4 TUNGGAKAN REKENING
III - 85
a. Jumlah Pelanggan
Pelanggan
31.292
b. Lembar Tunggakan
Lembar
43.348
c. Rupiah Tunggakan
Rupiah
2.605.673.284
Pada tahun 2010 jumlah pelanggan PLN di Kabupaten Pandeglang tercatat sebanyak 173.281
pelanggan, atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 156.081 pelanggan.
Namun demikian,
jumlah daya listrik terjual meningkat dari 133.658,41 MWH pada tahun 2009 menjadi
121.182,74 MWH pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 10,29 persen .
Tabel 2.51
Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Energi Listrik Terjual
Menurut Jenis Tarif di Kabupaten Pandeglang, Tahun 2010
No
Klasifikasi
Jumlah
Pelanggan
(Konsumen)
1 Sosial
2 Rumahtangga
3 Bisnis
Energi
Terjual
Pendapatan Penjualan
(KVA)
(KWh)
(Juta Rp)
5.427
4.035
5.617.723
2.922.748.539
159.524
84.532
98.152.311
51.029.090.708
2.352
16.227
11.208.700
6.556.899.596
14
1.434
2.147.582
1.139.115.994
474
2.294
4.034.192
2.147.098.968
167.791
108.522
121.160.508
63.794.953.805
4 Industri
5 Pemerintah
JUMLAH
Daya
Tersambung
Pos dan telekomunikasi merupakan sektor yang berkembang pesat dalam satu dekade terakhir.
Pertumbuhan sektor ini selain memberikan kemudahan masyarakat dalam melakukan komunikasi dan
memperlancar arus lalu lintas barang, juga telah mendorong berkembangnya beberapa sektor lain,
terutama sektor perdagangan.
III - 86
Pertumbuhan sektor pos dan telekomunikasi dapat dilihat melalui perkembangan beberapa
indikator seperti Jumlah jumlah paket pos, surat pos dan wesel pos yang dikirim dan diterima kantor
pos, jumlah menara BTS (Base Transciever Station) perusahaan telekomunikasi, jumlah pengguna
Handphone dan telepon tetap, dan jumlah pulsa terjual. Data menara BTS perusahaan telekomunikasi
bersumber dari PT. Pos Pandeglang. Pada Tahun 2010, jumlah pengiriman surat/wesel pos ke dalam
negeri dan ke luar negeri sebanyak 139.431 buah. Perkembangan teknologi informasi yang ditandai
dengan semakin mudahnya melakukan komunikasi melalui telepon seluler dan internet menjadi
penyebab turunnya aktifitas komunikasi melalui surat. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.52.
Tabel 2.52
Jumlah Perizinan Tower Komunikasi yang Dikeluarkan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Tahun 2010
No
Kecamatan
Telepon Seluler
Lainnya
Jumlah
Sumur
14
14
Cimanggu
14
14
Cibaliung
11
11
Cibitung
Cikeusik
19
19
Cigeulis
11
11
Panimbang
23
23
Sobang
Munjul
10
Angsana
11
Sindangresmi
12
Picung
13
Bojong
14
Saketi
III - 87
15
Cisata
16
Pagelaran
15
15
17
Patia
18
Sukaresmi
19
Labuan
20
Carita
21
Jiput
22
Cikedal
23
Menes
24
Pulosari
25
Mandalawangi
26
Cimanuk
27
Cipeucang
28
Banjar
29
Kaduhejo
30
Mekarjaya
31
Pandeglang
32
10
18
22
Majasari
33
Cadasari
34
Karangtanjung
35
Koroncong
JUMLAH
232
238
III - 88
2.4.3
Iklim Berinvestsai
Gambaran investasi yang ada di Kabupaten Pandeglang dapat dicerminkan dari nilai
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). PMTB merupakan besarnya investasi fisik yang sudah
direalisasikan pada suatu waktu tertentu. PMTB di Kabupaten Pandeglang tahun 2005 sebesar Rp.
633,28 milyar dan pada tahun 2010 meningkat sebesar 11,52 persen atau menjadi Rp. 706,22 milyar
dengan rata-rata laju pertumbuhan 2005-2009 sebesar 2,22% per tahun. Uraian PMTB Kabupaten
Pandeglang lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 2.53.
Tabel 2.53
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Kabupaten Pandeglang
2005
PMTB (dalam Milyar
Rupiah)
2006
2007
2008
2009
2010
Laju Pertumbuhan
rata-rata Tahun
2005-2009 (%)
706,22
2,20
a.
kesempatan kerja. Kualitas tenaga kerja dapat ditentukan melalui tingkat pendidikan. Artinya semakin
Pemerintah Kabupaten Pandeglang
III - 89
tinggi tingkat pendidikan penduduk suatu daerah, maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Pada
tahun 2007 penduduk Kabupaten Pandeglang yang tidak/belum tamat SD sederajat sebanyak 278,14
ribu jiwa (31,99 % dari dari total jumlah penduduk usia 10 Tahun), tamat SMA sederjat sebanyak
72,07 ribu jiwa (8,23 % dari dari total jumlah penduduk usia 10 Tahun) serta tamat universitas
sebanyak 19,21 ribu jiwa (2,20 % dari dari total jumlah penduduk usia 10 Tahun). Sementara pada
tahun 2010, penduduk Kabupaten Pandeglang yang tidak/belum tamat SD sederajat sebanyak 262,12
ribu jiwa (29,22 % dari total jumlah penduduk usia 10 Tahun), tamat SMA sederjat sebanyak 98,60
ribu jiwa (10,99 % dari dari total jumlah penduduk usia 10 Tahun) serta tamat universitas sebanyak
28,37 ribu jiwa (3,16 % dari dari total jumlah penduduk usia 10 Tahun) atau meningkat sebesar 47,64.
Gambaran umum mengenai rasio lulusan tingkat pendidikan di Kabupaten Pandeglang dapat terlihat
sebagaimana Tabel 2.54 dan Tabel 2.55.
Tabel 2.54
Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut
Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan (Persen)
2007
NO
Tingkat
Pendidikan
2008
2009
2010
Lakilaki
Perempuan
Total
Lakilaki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempu
an
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
Tidak/Belum Tamat
SD Sederajat
27,89
36,10
31,99
38,48
44,83
41,57
31,70
34,86
33,22
28,1
30,4
29,22
SD Sederajat
43,36
43,54
43,45
36,96
35,73
36,36
39,77
41,41
40,56
39,6
43,4
41,46
SMP Sederajat
16,46
11,80
14,13
14,39
12,10
13,27
15,45
13,40
14,47
15,8
14,5
15,17
SMA Sederajat
9,94
6,51
8,23
8,55
6,30
7,46
9,84
7,75
8,83
12,8
9,1
10,99
Universitas
2,35
2,05
2,20
1,62
1,04
1,34
3,24
2,58
2,92
3,7
2,6
3,16
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
III - 90
Tabel 2.55
Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut
Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan (Jiwa)
NO
Tingkat Pendidikan
2007
2008
2009
2010
Laki-laki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
124.450
153.697
278.146
173.905
194.725
368.631
146.173
152.354
298.526
128.932
133.180
262.112
SD Sederajat
193.479
185.373
378.852
167.036
155.198
322.234
183.385
180.980
364.365
181.698
190.131
371.830
SMP Sederajat
73.447
50.239
123.686
65.034
52.558
117.592
71.242
58.564
129.806
72.496
63.523
136.019
SMA Sederajat
44.354
27.717
72.070
38.641
27.365
66.006
45.374
33.871
79.244
58.731
39.866
98.597
Universitas
10.486
8.728
19.214
7.321
4.517
11.839
14.940
11.276
26.216
16.977
11.390
28.367
446.216
425.753
871.969
451.937
434.364
886.301
461.113
437.044
898.157
458.834
438.091
896.925
Jumlah
III - 91
Tabel 2.56
Rasio Ketergantungan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2010
No
Uraian
2006
2007
2008
2009
2010
257.087
258.547
259.766
250.907
252.685
42.330
42.490
42.932
43.841
49.452
299.417
301.037
302.698
294.748
302.137
825.080
829.477
843.369
854.316
847.473
Rasio Ketergantungan
36,29
36,29
35,89
34,50
35,65
III - 92
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
III - 93
Pendapatan Daerah
Dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, kelompok pendapatan terdiri atas beberapa
komponen yaitu :
1.
2.
3.
Pajak daerah;
b.
Retribusi daerah;
c.
d.
b.
c.
Hibah berasal dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya, badan/lembaga/ organisasi swasta
dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat;
b.
Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana
alam;
c.
d.
Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah; dan
e.
Berdasarkan data yang ada, Perkembangan keuangan daerah Kabupaten Pandeglang dalam
kurun waktu tahun 2006-2010 dari sisi realisasi pendapatan daerah cenderung mengalami kenaikan,
akan tetapi kenaikan ini hampir seluruhnya disumbang oleh naiknya penerimaan komponen dana
perimbangan yang diterima dari Pemerintah Pusat dan komponen Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah yang diterima dari Pemerintah Provinsi. Sementara untuk realisasi pendapatan daerah
yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) menunjukan trend yang fluktuatif dan cenderung
mengalami penurunan
Kondisi ini menunjukan bahwa Kabupaten Pandeglang belum mampu untuk mandiri dan masih
memiliki tingkat ketergantungan yang besar terhadap pemerintah provinsi dan pusat. Perkembangan
realisasi pendapatan daerah tahun 2006-2010 tergambar dalam tabel berikut ini
III - 94
Tabel. 3.1
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2006 s/d Tahun 2010
Kabupaten Pandeglang
N
O
TAHUN
URAIAN
2006
2007
PENDAPATAN
DAERAH
596.889.630.16
1
694.454.620.054
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
19.256.374.470
41.840.679.158
2008
2009
770.574.956.072
33.480.446.171
2010
821.800.000.026
936.796.136.406
31.921.009.780
32.420.964.851
Rata-Rata
Pertumbuh
an (%)
11,93
13,91
3.524.402.126
4.293.807.767
4.383.591.633
4.649.629.051
4.597.906.407
6,87
2 Hasil Retribusi
Daerah
7.427.000.087
22.521.127.859
17.371.808.850
18.024.364.151
17.032.467.402
23,06
3 Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
2.306.724.243
4.307.956.822
5.551.997.122
6.548.523.228
7.974.116.334
36,36
10.717.786.710
6.173.048.566
2.698.493.350
2.816.474.708
-17,22
614.238.879.480
697.532.647.336
737.819.451.735
832.302.075.070
11,37
38.775.879.480
42.546.437.736
47.874.016.270
47.874.016.270
11,21
4 Lain-Lain
Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah
DANA PERIMBANGAN
5.998.248.014
540.993.895.10
5
1 Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil
Pemerintah Kabupaten Pandeglang
III - 95
Bukan Pajak
31.294.895.105
480.679.000.00
0
524.411.000.000
593.423.209.600
695.077.858.800
695.077.858.800
9,66
3 Dana Alokasi
Khusus
29.020.000.000
51.052.000.000
61.563.000.000
89.350.200.000
89.350.200.000
32,46
III - 96
N
O
TAHUN
URAIAN
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-Rata
Pertumbuh
an (%)
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
36.639.360.586
38.375.061.416
39.561.862.565
52.059.538.511
72.073.096.485
18,43
13.916.790.586
18.375.061.416
19.561.862.565
18.963.163.511
22.185.096.485
12,36
18.096.375.000
38.158.000.000
110,86
15.000.000.000
11.730.000.000
-15,24
2 Dana
Penyesuaian
Otonomi Khusus*
3 Bantuan
Keuangan dari
Provinsi atau
Pemerintah
Daerah Lainnya
22.722.570.000
20.000.000.000
20.000.000.000
III - 97
B. Belanja Daerah
Perkembangan realisasi belanja daerah dalam kurun waktu tahun 2006-2010 cenderung mengalami peningkatan.
Tabel 3.2
Rata-Rata Pertumbuhan Relaisasi Belanja Daerah Tahun 2006 - 2010
Kabupaten Pandeglang
TAHUN
NO
Rata-Rata
Pertumbuhan
(%)
URAIAN
2006
2007
2008
2009
2010
BELANJA
601.844.520.201
807.365.913.882
703.366.207.635
726.569.164.940
932.811.194.285
11,58
BELANJA OPERASI
430.658.597.667
545.870.274.913
629.034.693.182
622.767.389.765
857.375.060.073
18,78
Belanja Pegawai
293.024.515.601
374.619.614.771
468.307.429.782
517.502.895.579
694.163.277.898
24,06
Belanja Barang
82.519.411.963
81.720.489.950
73.332.328.123
77.530.960.338
90.944.182.068
2,46
Belanja Bunga
1.892.204.353
27.558.828.312
16.838.911.977
1.953.263.878
Belanja Subsidi
5.525.579.000
16.749.461.500
Belanja Hibah
18.478.233.550
1.186.500.000
34.488.887.500
2.340.282.500
54.351.847.000
29.218.653.200
44.035.380.380
36.067.135.800
1.036.250.000
1.520.220.000
3.138.881.112
7
8
22.403.737.470
III - 98
13.256.651.995
BELANJA MODAL
1
Belanja Modal
171.185.922.534
261.243.138.969
74.234.119.453
103.549.275.175
75.197.259.212
-18,59
171.185.922.534
261.243.138.969
74.234.119.453
103.549.275.175
75.197.259.212
-18,59
252.500.000
97.395.000
252.500.000
238.875.000
252.500.000
97.395.000
252.500.000
238.875.000
III - 99
C. Pembiayaan Daerah
b.
c.
d.
e.
f.
menyentuh angka Rp. 227.289.733.143,- yang berasal dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) tahun 2005 sejumlah Rp. 15.289.733.143,dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp. 12.000.000.000,- dan
penerimaan pinjaman daerah sebesar Rp. 200.000.000.000,-. Tahun 2007 penerimaan
pembiayaan sejumlah Rp. 192.984.843.103 yang berasal dari SiLPA tahun 2006,
sementara pada tahun 2008-2010 penerimaan pembiayaan daerah cenderung menurun
dan hanya bersumber dari komponen SiLPA.
2. Pengeluaran pembiayaan, meliputi :
a. Pembentukan Dana Cadangan;
b. Penyeretaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah;
c. Pembayaran Pokok Utang;
d. Pemberian Pinjaman Daerah.
III - 100
III - 101
Tabel 3.3.
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun 2006 - 2010
Kabupaten Pandeglang
NO
URAIAN
2006
2007
2008
2009
Rata-Rata
Pertumbu
han (%)
2010
PEMBIAYAAN DAERAH
197.939.733.143
126.318.176.103
(57.259.784.725)
(57.079.865.382)
38.150.969.704
-33,74
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
227.289.733.143
192.984.843.103
9.406.882.275
9.852.823.776
38.150.969.704
-35,99
15.289.733.143
192.984.843.103
9.406.882.275
9.852.823.776
38.150.969.704
25,68
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
12.000.000.000
200.000.000.000
29.350.000.000
66.666.667.000
66.666.667.000
III - 102
66.932.689.158
29.350.000.000
66.666.667.000
66.666.667.000
III - 103
66.932.689.158
2006
2007
2008
2009
2010
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah
192.401.307.122
9.223.927.441
9.783.942.629
38.150.699.704
41.494.277.128
583.535.981
182.954.834
165.021.082
95.112.882
52.626.304
85.561.312
188.770.023
9.520.066
505.411
3.328.900.047
2.297.606.194
628.290.596
1.072.407.764
1.080.403.740
502.321.955
622.392.458
925.358.745
261.500.000
1.149.344.391
47.393.308
45.902.611
135.763.338
83.690.706
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Bagian Lancar Piutang
Tuntutan Perbendaharaan /
TGR
III - 104
URAIAN
2006
2007
Piutang Lainnya
5.131.590.222
893.633.400
500.000.000
513.317.333
508.335.281
Persediaan
9.233.430.029
8.611.610.997
7.749.717.697
6.971.027.230
11.661.334.826
212.330.429.747
21.342.687.486
19.684.037.096
47.873.207.062
55.142.673.396
Investasi Nonpermanen
Lainnya
1.522.008.500
1.933.651.500
1.474.383.500
1.362.950.500
1.456.950.500
Jumlah Investasi
Nonpermanen
1.522.008.500
1.933.651.500
1.474.383.500
1.362.950.500
1.456.950.500
29.132.453.815
33.132.453.815
33.277.467.427
33.277.467.427
33.277.467.427
29.132.453.815
33.132.453.815
33.277.467.427
33.277.467.427
33.277.467.427
30.654.462.315
35.066.105.315
34.751.850.927
34.640.417.927
34.734.417.927
2008
2009
2010
Investasi Permanen
Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah
Pinjaman Dana Bergulir
Jumlah Invetasi
Permanen
Jumlah Investasi
Jangka Panjang
URAIAN
2006
2007
2008
III - 105
2009
2010
URAIAN
2006
2007
2008
2009
2010
ASET TETAP
Tanah
179.837.030.330
182.832.269.630
221.089.199.112
222.226.777.112
122.346.282.528
91.490.702.133
135.434.696.907
156.053.144.956
172.101.235.331
126.508.851.389
213.903.122.774
295.038.645.855
337.082.973.251
408.364.870.751
165.143.164.527
89.366.168.203
254.273.102.883
275.440.616.998
291.802.152.498
295.674.829.314
8.944.070.744
20.344.948.617
22.697.365.117
22.729.320.117
4.186.701.515
37.372.113.050
8.679.948.671
1.750.570.350
318.689.150
14.043.317.600
620.913.207.234
896.603.612.563
1.014.113.869.784
1.117.543.044.959
727.903.146.873
2.220.398.900
2.121.518.900
3.122.802.600
3.242.902.600
3.242.902.600
Aset Lain-lain
III - 106
URAIAN
Jumlah Aset Lainnya
TOTAL ASET
2006
2007
2008
2009
2010
2.220.398.900
2.121.518.900
3.122.802.600
3.242.902.600
3.242.902.600
866.118.498.196
955.133.924.264
1.071.672.560.407
1.203.299.572.548
821.023.140.796
27.881.944.444
18.647.795.452
8.530.092.507
550.000.000
310.314.000
77.578.500
67.000.000.000
66.666.666.000
797.007.765
96.228.952.209
18.958.109.452
75.274.337.007
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak
Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Dalam
Negeri - Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Utang Dalam
Negeri - Lmbg Keu Bank
Utang Jangka Pendek
Lainnya
Jumlah Kewajiban
Jangka Pendek
URAIAN
2006
2007
2008
KEWAJIBAN JANGKA
III - 107
2009
2010
URAIAN
2006
2007
2008
2009
2010
PANJANG
Utang Dalam Negeri Pemerintah Pusat
3.566.793
6.935.990
24.369.335
133.000.000.000
150.393.518.144
Jumlah Kewajiban
Jangka Panjang
133.000.000.000
150.393.518.144
3.566.793
6.935.990
24.369.335
JUMLAH
KEWAJIBAN
229.228.952.209
169.351.627.596
75.277.903.800
6.935.990
24.369.335
192.984.843.103
9.406.882.275
9.948.963.711
38.245.812.586
41.546.903.432
85.561.312
188.770.023
9.520.066
505.411
10.112.156.615
3.238.632.902
1.796.585.665
2.646.847.180
1.933.929.727
9.233.430.029
8.611.610.997
7.749.717.697
6.971.027.230
11.661.334.826
-96.228.952.209
-18.958.109.452
-75.274.337.007
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SiLPA)
Pendapatan yang
Ditangguhkan
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Dana YHD untuk
Pembayaran Utang Jangka
Pendek
III - 108
URAIAN
Jumlah Ekuitas Dana
Lancar
2006
2007
2008
2009
2010
116.101.477.538
2.384.578.034
-55.590.299.911
47.873.207.062
55.142.673.396
30.654.462.315
35.066.105.315
34.751.850.927
34.640.417.927
34.734.417.927
620.913.207.234
896.603.612.563
1.014.113.869.784
1.117.543.044.959
727.903.146.873
2.220.398.900
2.121.518.900
3.122.802.600
3.242.902.600
3.242.902.600
-133.000.000.000
-150.393.518.144
-3.566.793
-6.935.990
-24.369.335
520.788.068.449
783.397.718.634
1.051.984.956.518
1.155.419.429.496
765.856.098.065
636.889.545.987
785.782.296.668
996.394.656.607
1.203.292.636.558
820.998.771.461
III - 109
URAIAN
2006
866.118.498.196
2007
955.133.924.264
2008
1.071.672.560.407
III - 110
2009
1.203.299.572.548
2010
821.023.140.796
Pengelolaan keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran dan Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), yang pelaksanaannya dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pemeriksaan
sampai kepada pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Kebijakan pengelolaan keuangan yang dilakukan adalah dengan memprioritaskan pemenuhan belanja
yang bersifat wajib dan mengikat serta berdasarkan skala prioritas yang memenuhi kriteria realistis, terukur,
penting dan mendesak sehingga anggaran yang terbatas tersebut dapat berdampak langsung kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
V - 111
12. Belanja modal (kantor, mobil dinas, meubelair, perlatan dan perlengkapan, dll
Tabel 3.5.
Analisis Proporsi BelanjaPemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Pandeglang
Uraian
(Rp)
(a)
Total Pengeluaran
(Belanja +
Pembiayaan
Pengeluaran)
Prosentasi
(Rp)
(b)
(a)/(b) x
100%
468.307.429.782
770.032.874.635
60,82
517.502.895.579
793.501.854.098
65,22
694.163.277.898
857.375.060.073
80,96
V - 112
4. Belanja daerah masih didominasi oleh belanja pegawai, sehingga dana yang tersedia untuk
alokasi belanja pembangunan menjadi terbatas.
5. Belanja daerah belum mampu menggerakan ekonomi lokal dan sekaligus memperbaiki
kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan output perekonomian, penciptaan lapangan
kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat.
6. Pengeluaran belanja daerah belum berorientasi pada kinerja dan kepentingan publik.
B. Latar Belakang Terjadinya Permasalahan
Latar belakang terjadinya permasalahan seperti yang diuraikan diatas adalah dikarenakan oleh
ketergantungan pemerintah daerah yang sangat tinggi terhadap pemerintah pusat dan provinsi
dalam hal pendanaan. Hal ini terjadi karena Pemerintah daerah belum mampu menggali potensi
potensi lokal yang bisa dikembangkan menjadi satu basis ekonomi daerah yang kuat, padahal
dengan ekonomi lokal yang berkembang dan kuat, sudah barang tentu akan memberi sumbangan
yang signifikan dalam pos Pendapatan Asli Daerah.
C. Potensi dan tantangan perkembangan kedepan ditinjau dari perspektif regional, dan nasional.
Adanya isu-isu strategis yang mengemuka secara perspektif nasional maupun regional, tentu
harus disikapi oleh pemerintah Kabupaten Pandeglang, isu-isu tersebut diantaranya adalah adanya
rencana pemberlakuan perdagangang bebas asia yang apabila tidak disikapi dengan kebijakan yang
tepat, maka akan berdampak buruk bagi perekonomian daerah. Selain isu tersebut, adanya rencana
pembangunan infrastruktur berupa jalan tol Serang-Panimbang dan pembangunan bandara perintis
Panimbang tentu akan berdampak terhadap perkembangan perekonomian daerah yang pada
akhirnya akan menambah sumbangan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
V - 113
Tabel 3.6.
Perkiraan Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016
Tahun
ODE REK
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
2016
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
50,068,009,000
49,296,621,000
51,914,271,575
54,670,919,396
57,573,945,216
60,631,121,707
DANA
PERIMBANGAN
863,482,974,600
863,482,974,600
865,995,592,398
868,641,630,201
871,428,172,612
874,362,680,424
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
133,865,055,243
37,097,584,243
37,097,584,243
37,097,584,243
37,097,584,243
37,097,584,243
1,047,416,038,843
949,877,179,843
955,007,448,216
960,410,133,840
966,099,702,070
972,091,386,374
JUMLAH
PENDAPATAN
DAERAH
Demikian halnya dengan belanja daerah, prakiraan yang dilakukan adalah dengan menggunakan
kecenderungan yang dihasilkan oleh hasil analisis terhadap laju pertumbuhan belanja tahun 2006-2010.
Sebagaimana tersaji dalam tabel berikut ini.
V - 114
Tabel 3.7.
Perkiraan Kebutuhan Belanja Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016
Tahun
KODE
REK
URAIAN
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
687.740.223.593
734.085.023.637
805.218.081.308
876.351.138.979
947.484.196.650
1.018.617.254.
BELANJA
LANGSUNG
318.845.528.340
232.799.718.691
241.739.861.588
250.680.004.486
259.620.147.383
268.560.290.
1.006.585.751.933
966.884.742.328
1.046.957.942.896
1.127.031.143.465
1.207.104.344.033
1.287.177.544.
JUMLAH
BELANJA
DAERAH
2011
2012
2013
2014
2015
2016
V - 115
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pembangunan daerah pada hakikatnya adalah upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas
pemerintahan daerah sehingga tercipta suatu kemampuan yang handal dan profesional dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan mengelola sumber ekonomi daerah. Pembangunan
daerah juga merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat diseluruh daerah sehingga tercipta
suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik,
maju dan tenteram serta memperluas pilihan yang dilakukan masyarakat bagi peningkatan harkat,
martabat dan harga diri.
Pembangunan daerah dilaksanakan melalui penguatan otonomi daerah dan pengelolaan
sumber daya yang mengarah pada terwujudnya tata kepemerintahan yang baik (good governance). Oleh
karena itu pelaksanaan pembangunan daerah yang baik hanya dapat dilakukan apabila terjadi
keseimbangan peran dari tiga pilar utama yaitu pemerintah, dunia usaha swasta dan masyarakat.
Pemerintah dalam hal ini berperan sebagai lembaga yang menjalankan dan menciptakan lingkungan
politik dan hukum yang kondusif bagi unsur-unsur lain, dunia usaha swasta berperan untuk menciptakan
lapangan kerja dan pendapatan serta masyarakat memiliki peran dalam penciptaan interaksi sosial,
ekonomi dan politik.
Permasalahan dasar yang muncul selama proses pembangunan daerah selama ini, berimplikasi
pada masa depan. Jika permasalahan dasar itu belum dapat diatasi sehingga mengakibatkan
keberlanjutan secara terus menerus konsekuensinya akan terjadi proses komplikasi dalam kehidupan
bermasyarakat. Keseluruhan upaya untuk mewujudkan kehidupan rakyat yang sejahtera akan berdiri di
atas pondasi yang rapuh, sehingga akan menimbulkan ketidakadilan dan peluruhan martabat warga
masyarakat. Beberapa permasalahan Kabupaten Pandeglang dapat diidentifikasikan diantaranya:
1.
Masih banyak desa tertinggal dimana sampai tahun 2010 terdapat sekitar 42,09% dari total desa.
2.
Tingkat kemiskinan cukup tinggi (tahun 2010) sekitar 11,14 % dari total penduduk atau berjumlah
127.800 jiwa.
3.
Masih tingginya tingkat pengangguran mencapai 11,34% dari total angkatan kerja atau sebesar
60.681 jiwa.
V - 116
4.
Masih banyaknya daerah rawan pangan (tahun 2010) di antaranya tiga kecamatan yang patut
diwaspadai lantaran berpotensi rawan pangan yaitu Kecamatan Pandeglang, Majasari, dan Labuan.
Kecamatan Pandeglang dengan jumlah populasi 41.309 jiwa total produksi pangannya mencapai
3.620 ton. Kecamatan Majasari yang berpopulasi 46.126 jiwa memiliki produksi pangan mencapai
2.878 ton, dan Kecamatan Labuan yang berpopulasi 53.861 jiwa jumlah produksi pangannya
sebesar 2.847 ton.
5.
Rendahnya kualitas SDM (tahun 2009), hal ini tercermin dari kurangnya penyerapan tenaga kerja di
sektor yang membutuhkan keterampilan seperti jasa-jasa atau hanya sebesar 41.892 jiwa atau
sebesar 9,57% dari total jumlah penduduk yang bekerja. Sementara pada sektor pertanian sebesar
204.514 jiwa atau sebesar 46,72% dari total jumlah penduduk yang bekerja.
6.
Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat (tahun 2010), hal ini tercermin dari tingkat
pendidikan jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang yang berusia 10 tahun ke atas. Tingkat
pendidikan universitas/perguruan tinggi sebesar 3,16% dari total jumlah penduduk usia 10 Tahun,
SLTA sebesar 10,99% dari total jumlah penduduk usia 10 Tahun dan yang belum tamat SD/MI
sebesar 29,22% dari total jumlah penduduk usia 10 Tahun. Sementara angka rata-rata sekolah
penduduk Kabupaten Pandeglang mencapai 6,47 tahun.
7.
Masih belum memadainya layanan kesehatan masyarakat (tahun 2010), hal ini tercermin dari
persentasi jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk. Jumlah dokter sebesar 0,008%,
paramedis/perawat sebesar 0,038% dan tenaga kesehatan masyarakat sebesar 0,001%.
8.
Investasi belum kondusif bagi peningkatan perekomian daerah, hal ini terlihat dari Pembentukan
Modal Tetap Bruto (PMTB). PMTB merupakan besarnya investasi fisik yang sudah direalisasikan
pada suatu waktu tertentu. PMTB Kabupaten pandeglang pada tahun 2010 sebesar 706,22 milyar.
9.
Belum optimalnya nilai tambah sektor primer, sekunder dan tersier Kabupaten Pandeglang
terhadap Provinsi Banten (tahun 2010). Sektor primer sebesar 22,60 %, sekunder 2,00% dan tersier
6,79%. Sektor primer (2010): pertanian 22,92 % dan pertambangan-penggalian 3,28%. Sektor sekunder :
industri pengolahan 1,40%, listrik, gas dan air bersih 3,25% dan bangunan 8,92%. Sektor tersier (2010):
perdagangan, hotel dan restoran 6,48%, pengangkutan dan komunikasi 3,48%, bank dan lembaga
keuangan lain 7,47% dan jasa-jasa lain 14,28%.
10. Tingginya konversi lahan pertanian (dalam tiga tahun terakhir 2005-2010 sekitar 1.304 ha ladang /
huma, 214 ha perkebunan besar, 675 ha hutan rakyat dan 770 ha hutan negara telah berubah fungsi
menjadi lahan perumahan dan lainnya).
V - 117
11. Sumberdaya air belum termanfaatkan bagi pengembangan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat (18 aliran sungai dengan panjang total sekitar 835 km).
12. Belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya kelautan (perikanan tangkap baru dimanfaatkan sektiar
50% dari potensi lestarinya, potensi budidaya rumput laut di pantai barat dan potensi lahan tambak
baru dimanfaatkan 60%).
13. Belum berkembangnya potensi pariwisata berbasis sejarah, pantai, tirta, dan alam. Destinasi Pariwisata
(214 objek/kawasan wisata yang terdiri dari wisata pantai 11 objek/kawasan ,
wisata tirta 19
objek/kawasan, sejarah 183 objek, wisat alam 1 kawasan), namun Yang banyak dikunjungi wisatawan
hanya 18 objek/kawasan wisata.
14. Belum optimalnya pengelolaan sumberdaya hutan di kawasan Akarsari bagi pelestarian lingkungan dan
pemanfaatnnya bagi kesejahteraan masyarakat (forest for society).
15. Masih belum memadainya sarana dan prasarana dasar yang belum mendukung percepatan
pembangunan (jalan, jembatan,terminal, irigasi, drainase, instalasi air bersih, listrik, komunikasi,
tanggap darurat bencana).
16. Belum memadainya sarana dan prasarana bagi peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan
masyarakat.
17. Masih lemahnya kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan perangkat daerah (sarana dan prasarana
perkantoran, mobilitas, pelayanan publik, regulasi).
18. Belum memadainya kuantitas dan kualitas SDM aparatur (tahun 2010) sekitar 27,68% berpendidikan
strata 1 (S-1) serta strata 2/ strata3 (S2/S3) sebesar 1,09%.
19. Masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
pembangunan daerah.
20. Belum optimalnya fungsi kawasan dalam rencana tata ruang wilayah meliputi kawasan strategis,
kawasan cepat tumbuh, kawasan tertinggal, kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, kawasan
perbatasan dan Pandeglang sebagai kawasan pendidikan, pariwisata dan budidaya pertanian serta
kegiatan pendukungnya.
Dari seluruh masalah yang telah diidentifikasi, permasalahan pokoknya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.
pemanfaatan
dan
pengembangan
pertanian,
pariwisata
dan
potensi
sumberdaya alam.
V - 118
2.
Kualitas SDM masih rendah, permasalahan ini terkait dengan masih rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat dan kurangnya berdayanya masyarakat pedesaan.
3.
Penataan ruang dan kawasan / kewilayahan Kabupaten Pandeglang masih belum optimal,
hal ini terkait dengan belum adanya tata guna lahan yang terintegrasi dan sinergis dengan
pembangunan yang diprioritaskan sesuai dengan potensi sumberdaya alam dan lingkungan
yang ada. Selain itu permasalahan tersebut terkait dengan belum optimalnya fungsi
kawasan dan tata ruang wilayah.
4.
Sarana dan prasarana dasar belum memadai, permasalahan ini terkait dengan kurang
optimalnya sarana dan prasarana publik khususnya sarana dan prasarana pendidikan dan
kesehatan.
5.
Tata kelola dan kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah masih lemah, permasalahan
ini terkait dengan
pemerintahan daerah.
Mengacu pada kelima permasalahan sebagaimana telah dirumuskan di atas, maka terkait
dengan perencanaan pembangunan lima tahun ke depan, isu strategis yang diangkat dalam visi dan misi
ini adalah berkenaan dengan empat isu pokok, yaitu:
(1) Pertumbuhan perekonomian daerah
(2) Ketertinggalan, kemiskinan, ketahanan Pangan, tingkat pendidikan masyarakat
(3) Penataan ruang, pengelolaan sumberdaya dan pelestarian lingkungan
(4) Tata kelola pemerintahan daerah
V - 119
pendapatan
masyarakat,
memperluas
lapangan
pekerjaan,
V - 120
(11,14%)
2006
2007
2008
2009
2010
4.03
3.74
4.29
4.21
6.77
2. Investasi
a. Peluang
1) Spesifikasi keunggulan lokal Kabupaten Pandeglang dibidang pariwisata dan
pertanian.
2) Komitmen Pemerintah Daerah yang terbuka untuk investor.
3) Ketersediaan sumberdaya manusia yang berdaya saing.
b. Tantangan
1) Investasi yang mampu mendorong tumbuhnya sektor swasta/riil.
2) Investasi yang mengarah pada kelestarian lingkungan.
V - 121
V - 122
4. Ketahanan Pangan
a. Peluang
1) Terpenuhinya ketersediaan bahan pangan masyarakat.
2) Pemerataan distribusi dan akses pangan bagi masyarakat.
3) Diversifikasi pangan berbasis potensi pangan lokal.
4) Peningkatan kualitas dan kuantitas konsumsi pangan masyarakat sesuai dengan
Angka Kecukupan Gizi (AKG).
5) Kualitas dan kuantitas penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan dan perkebunan
(ketenagaan, kelembagaan dan penyelenggaraan).
b. Tantangan
1) Peningkatan jumlah penduduk tidak seimbang dengan peningkatan produksi pangan.
2) Tingginya alih fungsi lahan dan menurunnya kualitas (degradasi) lahan produktif.
3) Relatif masih besar ketergantungan akan bahan pangan dan bahan baku untuk
produksi pangan dari luar negeri (food trap).
4)
V - 123
8) Masih adanya peredaran makanan yang mengandung bahan tambahan pangan dan
cemaran (bahan kimia, mikro organisme dan fisik) yang membahayakan bagi
kesehatan masyarakat.
4.2.2.
1. Kependudukan
a. Peluang
1) Menurunnya ratarata laju pertumbuhan penduduk merupakan peluang untuk
memudahkan manajemen kependudukan.
2) Cakupan jumlah kabupaten dan kota dalam pelaksanaan Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan.
b. Tantangan
Masih kurangnya pemerataan penyebaran penduduk serta terbatasan daya dukung alam
dan daya tampung lingkungan.
c. Isu Strategis
Keserasian kebijakan kependudukan dalam rangka peningkatan kualitas penduduk dan
pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk yang serasi dengan daya dukung alam
dan daya tampung lingkungan.
Tabel 4.2
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pandeglang
Tahun 20062010
2006
2007
2008
2009
2010
1.60
0.54
1.38
0.26
0.55
V - 124
2. Ketenagakerjaan
a. Peluang
1) Ketersediaan angkatan kerja terdidik.
2) Berkembangnya sektor jasa yang berpotensi menyerap tenaga kerja.
b. Tantangan
1) Perluasan lapangan kerja.
2) Pengurangan pengangguran.
c. Isu Strategis
1) Perluasan kesempatan kerja.
2) Peningkatan kualitas angkatan kerja.
Tabel 4.3
Angkatan Kerja (Jiwa)
Tahun 2006-2010
2006
2007
2008
2009
2010
505.206
477.835
490.497
488.347
535.107
Tabel 4.4
Penduduk Bekerja (Jiwa)
Tahun 2006-2010
2007
2007
2008
2009
2010
402.970
429.958
435.924
434.745
474.401
V - 125
Tabel 4.5
Penduduk Menganggur (Jiwa)
Tahun 2006-2010
2008
78.281
2007
105.386
2008
47.879
2009
54.592
2010
60.706
3. Transmigrasi
a. Peluang
1) Masih adanya animo masyarakat untuk bertransmigrasi.
2) Menguatnya kerjasama antar pemerintah dan swasta dalam pengembangan dan
penanganan transmigrasi.
b. Tantangan
1) Semakin berkurangnya daerah tujuan transmigrasi seiring dengan berjalannya alih
fungsi lahan dan telah ditetapkannya RTRW sesuai rencana masing-masing daerah.
2) Berkembangnya sektor informal yang dapat mengurangi animo masyarakat untuk
bertransmigrasi.
c. Isu Strategis
1) Perlunya perlindungan/advokasi dan pendampingan secara lebih baik kepada
transmigran.
2) Perlu adanya jaminan yang lebih konkrit tentang peningkatan kesejahteraan calon
transmigran, sehingga bukan semata-mata guna pemerataan persebaran penduduk.
4. Kesejahteraan Sosial
a. Peluang
1) Modal kultural gotong royong terbukti masih cukup memberikan ruang gerak
masyarakat dalam menghadapi permasalahannya.
2) Banyaknya sektor informal tumbuh di masyarakat.
3) Mewujudkan kemandirian masyarakat.
V - 126
b. Tantangan
1) Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan dasar dan sumberdaya ekonomi.
2) Menciptakan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat melalui
sektor formal maupun informal.
c. Isu Strategis
Penurunan jumlah penduduk miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial
lainnya. jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pandeglang sebagai berikut.
Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Pandeglang (Jiwa)
Tahun 2006-2010
Tahun
Persentase (%)
2006
177.895
15,82
2007
176.812
15,64
2008
165.242
14,42
2009
138.003
12,01
2010
127.800
11,14
5. Kesehatan
a. Peluang
1) Ketersediaan prasarana sarana, dan sumberdaya kesehatan memadai.
2) Sarana transportasi dan komunikasi yang menjangkau seluruh wilayah.
3) Upaya kesehatan berbasis masyarakat seperti posyandu, polindes, desa siaga,
poskestren, dan lain-lain telah berkembang dan berjalan dengan baik.
4) Peran masyarakat dan swasta dalam penyediaan pelayanan kesehatan dan
pembiayaan kesehatan berkembang.
b. Tantangan
V - 127
kemasyarakatan
dalam
perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan
pembangunan kesehatan.
5) Belum optimalnya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemanfaatan
data dan informasi dalam perencanaan pembangunan kesehatan.
c. Isu Strategis
1) Derajat Kesetaraan:
a) Kesetaraan derajat kesehatan Kabupaten Pandeglang;
b) Permasalahan kesehatan ibu di Kabupaten Pandeglang;
c) Permasalahan Status Gizi Balita Kabupaten Pandeglang;
d) Potensi berbagai penyakit menular di Kabupaten Pandeglang masih tinggi;
2) Aksesibilitas dan Mutu Pelayanan:
a) Mutu pelayanan kesehatan;
b) Sinergisme dan harmonisasi pembangunan kesehatan;
c) Kesiapsiagaan bencana dalam bidang kesehatan;
d) Pembiayaan kesehatan pemerintah untuk kesehatan masih rendah;
e) Kemandirian dan peran serta masyarakat masih belum optimal;
6. Pendidikan
a. Peluang
1) SDM yang berkecimpung di dunia pendidikan.
2) Interaksi sosial yang cukup intensif di masyarakat.
3) Sarana Teknologi Informasi.
4) Apresiasi Masyarakat terhadap pendidikan cukup tinggi.
b. Tantangan
1) Dampak negatif dari adanya interaksi sosial dan globalisasi.
V - 128
V - 129
kualitas
hidup
perempuan
dan
generasi
penerus,
termasuk
negeri
maupun
swasta,
yang
memiliki
perhatian
terhadap
masalah
V - 130
lingkungan
serta
penyediaan
prasarana
dan
sarana
untuk
olahraga,peningkatan
ruang
publik
untuk
olahraga,
dan
V - 131
Banten.
2) Perkembangan perekonomian di sekitar Ibukota Provinsi.
V - 132
pemberdayaan
masyarakat
untuk
ikut
serta
dalam
perencanaan,
2. Pola Ruang
a. Peluang
1) Mempunyai letak geografis yang memiliki aksesibilitas yang baik.
2) Tersedianya lahan yang cukup luas guna pengembangan wilayah.
V - 133
penataan
ruang
kawasan
kelestarian
3. Transportasi
a. Peluang
1) Potensi kerjasama pengelolaan transportasi dengan pihak swasta dan asing.
2) Akan dibangunnya bandar udara Panimbang.
3) Letak Kabupaten Pandeglang berbatesan dengan Selat Sunda yang menghubungkan pulau
Jawa dan Sumatra.
4) Tersedianya eks Jalur kereta api Rangkasbitung- Labuan.
5) Letak Kabupaten pandeglang yang dapat dikembangkan dengan pelayanan antar moda jalan
raya, kereta api, laut dan udara.
V - 134
b. Tantangan
1) Tingginya jumlah pemakaian kendaraan pribadi terutama sepeda motor.
2) Aksesibilitas transportai yang belum merata dan masih banyaknya tempat-tempat yang
belum terjangkau oleh pelayanan transportasi.
3) Rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengendalian ruang manfaat jalan
(rumaja) untuk kegiatan di luar kegiatan transportasi.
4) Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap keberadaan fasilitas keselamatan jalan yang
berfungsi untuk mengatur, mengendalikan dan mengarahkan pergerakan lalu lintas jalan.
5) Kurangnya kepedulian dan dukungan dari masyarakat terhadap kebijakan Transport
Demand Management (TDM) sebagai salah satu solusi pengurangan kemacetan.
c. Isu Strategis
1) Penyediaan pelayanan angkutan umum yang aman, nyaman, murah dan tepat waktu dengan
dukungan penuh terhadap kebijakan Transport Demand Management (TDM).
2) Peningkatan jaringan jalan berikut fasilitas keselamatan menuju daerah terisolir, kawasan
budaya dan wisata serta sentra-sentra industri.
3) Pengembangan pola transportasi angkutan missal, seperti kereta api.
4) Peningkatan penyediaan fasilitas pelayanan transportasi yang menunjang keamanan dan
kenyamanan pemakai jalan.
5) Pengembangan prasarana terminal terpadu di Bandara Panimbang dengan menitikberatkan
pada kemudahan transfer antar moda.
6) Pengembangan infrastruktur angkutan barang dengan memberikan kemudahan transfer
point angkutan umum dengan angkutan barang.
4. Listrik
a. Peluang
1) Potensi kerjasama dengan pihak swasta dan pemerintah luar negeri untuk penciptaan sumber energi
listrik.
2) Inovasi masyarakat dalam penemuan energi listrik terbarukan.
b. Tantangan
1) Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap penggunaan energi secara mandiri.
2) Kurangnya penemuan sumber energi listrik terbarukan.
V - 135
2)
3)
4)
5)
a. Peluang
1) Terbukanya akses masyarakat terhadap informasi terkini.
2) Pemanfaatan kemajuan teknologi untuk pengembangan potensi daerah.
3) Pemberian pelayanan kepada masyarakat secara on line.
b. Tantangan
1) Ketersediaan data terbaru (up to date) masih kurang.
2) Penerapan Digital Government Services ( DGS) di semua bidang.
3) Pelayanan berbasis on line masih terbatas sehingga keluhan dan permasahan masyarakat
tidak dapat terselesaikan secara cepat dan tepat.
4) Biaya internet yang relatif masih mahal.
5) Penyediaan one stop information service di tempat-tempat strategis masih terbatas.
6) Optimalisasi lembaga-lembaga komunikasi sosial dan lembaga media tradisional sebagai
lembaga komunikasi strategis.
c. Isu Strategis
1) Pengembangan Digital Government Services/E-Government
2) Pengembangan infrastruktur jaringan.
3) Pelayanan kepada masyarakat secara on line.
4) Penyediaan internet murah dan internet masuk desa.
5) Sosialisasi dan diseminasi informasi publik.
6) Layanan komunikasi dan informasi secara terpadu.
V - 136
6. Pertanian
a. Peluang
1) Peningkatan daya saing produk pertanian.
2) Pengembangan komoditas yang punya nilai ekonomi tinggi.
3) Pengembangan varietas unggul daerah .
4) Peningkatan nilai tambah produk pertanian.
5) Pengembangan pertanian berkelanjutan.
b. Tantangan
1) Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian.
2) Potensi perkembangan hama dan penyakit tanaman dan hewan.
3) Minimnya modal usaha petani.
4) Impor beberapa jenis komoditas pertanian.
5) Peningkatan kualitas SDM.
c. Isu Strategis
1) Ketersediaan dan keterjangkauan saprodi (bibit, pupuk, obat-obatan).
2) Menurunnya daya dukung lahan dan air.
3) Krisis ekonomi yang berdampak pada krisis penyediaan pangan.
4) Proyeksi sektor pertanian relatif stabil dalam arti jumlah produksi akan meningkat
seiring peningkatan produktivitas lahan pertanian.
7. Pariwisata
b. Peluang
1) Kebutuhan berwisata sebagai trend globalisasi.
2) Menguatnya minat berwisata dan tingginya Wisata Minat Khusus.
V - 137
3) Kedudukan
dan
peran
Kabupaten
Pandeglang
sebagai
destinasi
unggulan
wisatawan.
4) Keanggotaan lembaga-lembaga pariwisata di Kabupaten Pandeglang.
5) Perkembangan kemapanan perekonomian daerah lain.
6) Kecenderungan meningkatnya wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.
7) Tingginya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah.
c. Tantangan
1) Kompetisi market pariwisata yang ketat.
2) Peningkatan berkelanjutan kreativitas dan inovasi pengelolaan pariwisata.
3) Peningkatan kualitas SDM pariwisata.
d. Isu Strategis
1) Mengembangkan
manajemen
pariwisata
yang
mendukung
keberlanjutan
merupakan
potensi
yang
baik
bagi
pengembangan
energi
ketenagalistrikan.
b. Tantangan
1) Pemanfaatan teknologi pengolahan yang ramah lingkungan bagi eksploitasi sumber
daya mineral dan bahan galian.
2) Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik yang
relative murah serta meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana publik energi dan listrik guna mendorong pemerataan pembangunan.
V - 138
c. Isu Strategis
1) Alih teknologi yang ramah lingkungan dalam eksploitasi bahan galian.
2) Pemanfaatan sumberdaya alam untuk ketenagalistrikan.
3) Pemerataan kebutuhan energi listrik yang terjangkau bagi seluruh lapisan
masyarakat.
V - 139
6) Proyeksi jumlah ikan dan lainnya diperkirakan akan terus meningkat mengingat
besarnya potensi dan peluang yang tersedia. Berikut ini ditampilkan target
pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Pandeglang.
V - 140
3. Lingkungan Hidup
a. Peluang
1) Kondisi geografis Kabupaten Pandeglang yang sebagian besar merupakan daratan aluvial
hasil erupsi gunung berapi yang subur dan ditambah adanya 6 Daerah Aliran Sungai (DAS)
terdiri DAS Cibaliung, DAS Cibungur, DAS Cidanau, DAS Ciliman, DAS Ciujung dan DAS Ujung
Kulon menjadikan sumber penghidupan bagi masyarakat.
2) Meningkatnya kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
b. Tantangan
1) Kurangnya respon para pemangku kepentingan terhadap isu-isu lingkungan global
(perubahan iklim, pemanasan global, penipisan lapisan ozon);
2) Laju pencemaran/kerusakan lingkungan yang semakin;
3) Perlunya meningkatkan konservasi sumberdaya air dan keanekaragaman hayati serta
pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana agar ketersediaan sumber air baik secara
kualitas dan kuantitas dapat terjaga serta terpeliharanya daya dukung dan daya tamping
lingkungan.
c. Isu Strategis
1) Pengelolaan sampah mandiri.
V - 141
2)
V - 142
2. Hukum
a. Peluang
1) Kredibilitas Pemerintah dalam penegakan hukum di mata masyarakat sangat tinggi.
2) Nilai sosial budaya masyarakat yang cenderung adaptif terhadap tatanan hukum.
3) Terdapatnya lembaga swasta yang peduli hukum sehingga dapat dijadikan mitra dalam
membangun hukum.
b. Tantangan
1) Implementasi dari peneguhan komitmen untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih.
2) Kesiapan aparatur penegak hukum untuk melakukan reformasi di bidang hukum yang menjadi
kewenangannya.
c. Isu Strategis
1) Penanaman pola hidup patuh hukum mendukung terwujudnya aparatur dan masyarakat
yang adil dan responsif hukum.
3.
Politik
a. Peluang
1) Banyaknya lembaga penyalur aspirasi memudahkan masyarakat dalam menentukan lembaga
penyalur aspirasi yang sesuai dengan kehendak masyarakat.
2) Banyaknya lembaga pemberdayaan masyarakat.
b. Tantangan
1) Terwujudnya dan terpeliharanya kondisi politik yang dinamis, aman dan damai.
c. Isu Strategis
1) Mewujudkan sinergi antar pelaku politik.
2) Penguatan peran pemerintah sebagai fasilitator dan advokasi kebijakan publik.
3) Penguatan peran partai politik.
4) Peningkatan kesadaran politik masyarakat.
V - 143
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1 V i s i
Visi Kabupaten Pandeglang untuk periode 2011-2016 adalah:
Kabupaten Pandeglang sebagai daerah mandiri dan berkembang di bidang agribisnis dan pariwisata
berbasis pembangunan perdesaan
Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1)
(2)
V - 144
(3)
5.2. M i s i
Visi tersebut akan diwujudkan dengan melaksanakan misi sebagai berikut:
1)
2)
Memberdayakan UMKM dan Koperasi dalam bidang pertanian dan jasa pariwisata serta usaha
pendukungnya.
3)
4)
5)
6)
2)
Memberdayakan UMKM dan koperasi dalam usaha pertanian dan jasa pariwisata, ditujukan
untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi koperasi, pengusaha mikro, kecil dan
menengah dalam berbagai lapangan usaha dalam menghadapi persaingan yang semakin
kompleks.
V - 145
3)
ditujukan untuk
menciptakan pelaku pembangunan yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia dalam
melaksanakan pembangunan di Kabupaten Pandeglang.
4)
Meningkatkan
layanan
pendidikan
dan
kesehatan
masyarakat,
ditujukan
untuk
khususnya
menciptakan
pemerintahan yang baik dan bersih dalam melakukan pelayanan publik di seluruh sektor
dan wilayah pembangunan.
5.3
5.3.1 Tujuan
Mengacu kepada visi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan
dalam kurun waktu 5 tahun adalah, sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
7)
Membangun sistem energi listrik perdesaan, meningkatnya sarana dan prasarana serta teknologi
informasi guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
8)
9)
Menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih dalam melakukan pelayanan publik.
10)
11)
12)
13)
V - 146
5.3.2 Sasaran
Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan
dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut:
1.
Misi: Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan Pariwisata, dengan sasaran:
a.
b.
c.
d.
e.
Tersedianya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi
daerah.
f.
2.
Misi : Memberdayakan UMKM dan Koperasi dalam bidang pertanian dan jasa pariwisata serta
usaha pendukungnya, dengan sasaran meningkatnya pemberdayaan Koperasi, pengusaha mikro,
kecil dan menengah.
3.
Misi :Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif dan inovatif, dengan sasaran :
a.
4.
b.
c.
b.
V - 147
5.
c.
d.
b.
c.
d.
Tertatanya kawasan permukiman perkotaan pada Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat
Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp), Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Kegiatan Lokal promosi
(PKLp), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
e.
f.
g.
6.
Terwujudnya Good Governance dalam rangka menciptakan iklim investasi yang kondusif.
b.
c.
d.
e.
f.
Untuk lebih lengkapnya gambaran dan keterkaitan Keterkaitan visi, misi, tujuan dan sasaran
sebagaimana terlihat dalam Tabel 5.1
V - 148
Tabel 5.1
Keterkaitan Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Visi
Misi I :
"Kabupaten Pandeglang sebagai Daerah Mandiri Dan Berkembang di Bidang Agribisnis dan Pariwisata Berbasis Pembangunan
Perdesaan"
Misi
Tujuan
Meningkatkan perekonomian 1. Meningkatkan kesejahteraan
daerah berbasis pertanian dan
dan kemandirian masyarakat
Pariwisata
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Misi II :
1. Meningkatkan peranan
1.1
koperasi dan usaha mikro kecil
menengah (UMKM)
Sasaran
Meningkatnya investasi dan perekonomian daerah berbasis
pertanian dan Pariwisata
Tersedianya pengklasteran pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan dan peternakan
Meningkatnya ketahanan pangan yang berbasis
pemberdayaan masyarakat
Tertanggulanginya kemiskinan dan pengangguran yang
diprioritaskan pada kantong-kantong kemiskinan dengan
memprioritaskan pemberdayaan masyarakat untuk
mencapai tujuan Millenium Development Goals
Tersedianya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk
menstimulus pertumbuhan ekonomi daerah
Terlaksananya Intensifikasi, eksplorasi dan pendayagunaan
potensi-potensi Sumber Daya Alam dan pemanfaatan
sumber energi dengan memperhatikan keberlanjutan serta
kelestarian lingkungan hidup
Meningkatnya pemberdayaan Koperasi, pengusaha mikro,
kecil dan menengah
V - 149
Tabel 5.1
Keterkaitan Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran (Lanjutan)
Visi
"Kabupaten Pandeglang sebagai Daerah Mandiri Dan Berkembang di Bidang Agribisnis dan Pariwisata Berbasis Pembangunan
Perdesaan"
Misi
Misi III : Meningkatkan kualitas SDM
yang agamis, cerdas, kreatif
dan inovatif
Tujuan
1. Membangun sumber daya
manusia yang berkualitas
1.1
1.2
1.3
Misi IV :
Meningkatkan layanan
pendidikan dan kesehatan
masyarakat
1. Meningkatkan sumberdaya
manusia yang berkualitas.
1.1
1.2
1.3
1.4
Sasaran
Meningkatnya implementasi norma agama, ilmu
pengetahuan, dan kewirausahaan
V - 150
Tabel 5.1
Keterkaitan Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran (Lanjutan)
Visi
Misi V :
"Kabupaten Pandeglang sebagai Daerah Mandiri Dan Berkembang di Bidang Agribisnis dan Pariwisata Berbasis Pembangunan
Perdesaan"
Misi
Meningkatkan pembangunan
infrastruktur khususnya
perdesaan
Tujuan
1. Mendorong percepatan
1.1
pertumbuhan ekonomi di
sektor agribisnis dan pariwisata
serta meningkatkan
aksesibiltas infrastruktur
terutama di perdesaan
1.2
1.3
Sasaran
Terlaksananya Pembangunan dan peningkatan sarana
prasarana khususnya jalan menuju kawasan agribisnis,
destinasi pariwisata dan pusat pemerintahan kecamatan.
2. Mempercepat pembangunan
permukiman yang sehat
berkualitas dan layak huni.
2.1
3.1
3.2
4. Mengoptimalkan penataan
4.1
ruang wilayah yang
berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
V - 151
Tabel 5.1
Keterkaitan Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran (Lanjutan)
Visi
Misi VI :
"Kabupaten Pandeglang sebagai Daerah Mandiri Dan Berkembang di Bidang Agribisnis dan Pariwisata Berbasis Pembangunan
Perdesaan"
Misi
Meningkatkan Tata Kelola
Kepemerintahan Daerah
Tujuan
1. Menciptakan pemerintahan
yang baik dan bersih dalam
melakukan pelayanan publik
2. Meningkatkan kapasitas
keuangan dan pembiayaan
pembangunan daerah
3. Meningkatkan kualitas
kehidupan demokrasi
4. Menciptakan ketaatan hukum
5. Meningkatkan
penyelenggaraan
penanggulangan bencana
1.1
Sasaran
Terwujudnya Good Governance dalam rangka menciptakan
iklim investasi yang kondusif
1.2
2.1
3.1
4.1
5.1
bencana
V - 152
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten
Pandeglang Tahun 2011-2016, selanjutnya upaya pencapaiannya dijabarkan secara lebih sistematis
melalui perumusan strategi dan arah kebijakan yaitu sebagai berikut :
A.
serasi antara pertumbuhan dan pemerataan (pro growth, pro job, pro poor and pro
environment).
b. Pengembangan pertumbuhan perdagangan dan pasar daerah.
c. Pembuatan rencana pembentukan, fasilitasi, dan penguatan pengklasteran sektor
ketahanan pangan.
e. Penguatan dan perbaikan sosial.
f.
2. Arah Kebijakan
Arah kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran Misi Pertama sebagai berikut :
a. Peningkatan produk dan pemasaran hasil pertanian dan perikanan unggulan didukung oleh
VI - 153
kehutanan, perikanan dan peternakan dengan memperkuat industri -industri dan usaha
lainnya yang terdapat dalam rantai nilai (value chain) untuk menunjang pengembangan
ekonomi lokal dan ekonomi regional yang mendorong keunggulan komparatif menjadi
keunggulan kompetitif.
f.
Fasilitasi pemberian modal awal dan padanan Klaster Industri dan usaha lainnya pada
sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan serta penguatan
lembaga bantuan dalam memperkuat keterkaitan yang saling menguntungkan antar
stakeholders.
g. Pembuatan rencana induk (grand strategy) yang melibatkan pelaku hulu-hilir pada klaster
j.
Pengembangan varietas tipe baru dengan produktivitas tinggi untuk komoditas yang
memiliki prospek pasar baik.
kerja.
l.
Perbaikan mutu intensifikasi, perluasan areal, perbaikan jaringan irigasi, penyediaan sarana
produksi yang terjangkau.
m. Bantuan dan perlindungan sosial untuk Pemenuhan hak dasar seperti pendidikan,
kesehatan, pangan, air bersih dan sanitasi serta pemberdayaan agar mampu mewujudkan
kemandirian.
n. Pemberdayaan masyarakat yang bersifat partisipatif, peningkatan kelembagaan yang
VI - 154
o. Pembangunan dan pengembangan Badan Usaha Milik Daerah pada sektor pariwisata,
alam dan energi sebagai potensi Daerah serta pengoptimalan nilai tambahnya.
B.
C.
Strategi
Strategi untuk mencapai sasaran misi ketiga sebagai berikut :
a. Pemberian bantuan dan melakukan pembinaan keagamaan.
b. Peningkatan pemahaman dan penghayatan wawasan kebangsaan.
c. Pengelolaan perpustakaan dan peningkatan budaya baca masyarakat.
d. Pengarusutamaan Gender.
e. Peningkatan perlindungan terhadap anak.
f.
VI - 155
2. Arah Kebijakan
Arah kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran misi ketiga sebagai berikut :
a. Pemberian bantuan fasilitas kegiatan keagamaan dan pembinaan kerukunan hidup umat
beragama.
b. Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya wawasan kebangsaan.
c. Pembinaan dan pengembangan serta peningkatan budaya masyarakat.
d. Peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
e. Perlindungan tindak kekerasan, kelemahan dan keterbelakangan anak.
f.
D.
2. Arah Kebijakan
Arah kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran misi keempat sebagai berikut :
a. Pengembangan PAUD berbasis desa/kelurahan.
b. Peningkatan fasilitas dan layanan pendidikan.
c. Peningkatan kerjasama satuan pendidikan dengan DUDI.
d. Pelatihan dan pembinaan keolahragaan.
e. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana olahraga.
f.
Peningkatan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam gerakan kepemudaan serta
pengembangan jiwa kewirausahaan dan kreativitas pemuda.
VI - 156
g. Peningkatan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam gerakan kepemudaan serta
pengembangan jiwa kewirausahaan dan kreativitas pemuda.
h. Peningkatan pelayanan dan manajemen sistem layanan kesehatan.
i.
j.
E.
Strategi
Strategi untuk mencapai sasaran misi kelima sebagai berikut :
a. Sinergitas antara program pembangunan infrastruktur yang menjadi kewenangan pusat,
propinsi dan kabupaten.
b. Sinergitas antara program pembangunan dan peningkatan irigasi yang menjadi kewenangan
pusat,propinsi dan kabupaten.
c. Pembangunan jalan poros desa secara bertahap melalui pembiayaan lintas program.
d. Pembangunan, peningkatan dan penataan permukiman dengan penguatan kerjasama
antara Pemerintah dengan dunia usaha.
e. Pemetaan daerah prioritas pengembangan listrik perdesaan dan mensinergikan program
pemerintah pusat, daerah dan swasta.
f.
kerjasama pembangunan
dan
penataan
jaringan
transportasi
regional-internasional
melalui
VI - 157
g. Optimalisasi peran serta Pemerintah, Pemerintah Daerah dan swasta dalam pembangunan
jaringan transportasi untuk pengembangan kawasan.
h. Penyelenggaraan penataan ruang untuk sektor unggulan daerah yang didukung oleh
manajemen pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup.
F.
kelembagaan investasi
daerah.
b. Peningkatan kualitas dan akuntabilitas kelembagaan dan kinerja aparatur birokrasi.
c. Pengelolaan data/informasi potensi dan pembangunan daerah.
d. Peningkatan pendapatan daerah.
e. Peningkakan efektivitas alokasi belanja daerah dan tertib administasi pengelolaan keuangan
dan asset daerah.
f.
VI - 158
j.
data/informasi
berbagai jenis
sumber daya alam dan energi sebagai potensi Daerah dan data/informasi pembangunan.
o. Ekstensifikasi dan intensifikasi sumber dan kapasitas pendapatan daerah.
p. Peningkatan pencapaian predikat Laporan Keuangan Daerah.
q. Peningkatan kapasitas belanja daerah yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
r.
u. Penegakan hukum yang berkeadilan dimasyarakat tanpa memandang status, suku, ras dan
agama.
VI - 159
Gambaran lebih lanjut strategi dan arah kebijakan dapat terlihat seperti Tabel 6.1.
Tabel 6.1
Strategi dan Arah kebijakan
VISI
: Kabupaten Pandeglang sebagai daerah mandiri dan berkembang di bidang agribisnis dan pariw isata berbasis pembangunan perdesaan
Sasaran
1.1
masy arakat
Strategi
Meningkatny a inv estasi dan perekonomian daerah 1.1.1 Pengembangan pertanian dan
berbasis pertanian dan Pariw isata
1.1.1.1
Diarahkan
perikanan
terpadu da
Diarahkan
peningkata
1.1.1.3
Diarahkan
1.1.2.1
Penciptaan
distribusi b
peny eleng
1.2
Diarahkan
pada sekto
peternakan
industri da
dan peternakan
chain) unt
pengemba
keunggula
1.2.1.2
komparatif
Diarahkan
Industri da
kehutanan
dalam me
stakeholde
1.2.1.3
Diarahkan
melibatkan
hulu-hilir p
peternakan
potensi un
VI - 160
Tabel 6.1
Strategi dan Arah kebijakan (Lanjutan)
VISI
: Kabupaten Pandeglang sebagai daerah mandiri dan berkembang di bidang agribisnis dan pariw isata berbasis pembangunan perdesaan
Sasaran
1.3
Strategi
1.3.1.1
Diarahkan p
1.3.1.2
Diarahkan p
dan prasara
1.3.1.3
Diarahkan p
tinggi untuk
1.3.1.4
Diarahkan p
pedesaan u
1.3.1.5
Diarahkan p
jaringan irig
1.4
1.4.1.1
Diarahkan p
Dasar sepe
serta pembe
Tabel 6.1
1.4.2.1
Diarahkan p
peningkatan
berkelanjuta
VI - 161
VISI
: Kabupaten Pandeglang sebagai daerah mandiri dan berkembang di bidang agribisnis dan pariw isata berbasis pembangunan perdesaan
Sasaran
1.5
Strategi
1.5.1.1
Diarahkan
Daerah p
1.6.1.1
Diarahkan
kekay aan
Diarahkan
pengaw a
potensi d
MISI Ke-2 : Memberday akan UMKM dan Koperasi dalam bidang pertanian dan jasa pariw isata serta usaha pendukungny a
Tujuan
1.
Sasaran
1.1
Strategi
1.1.1 Peningkatan kualitas, penciptaan
iklim usaha, pengembangan
kew irausahaan dan sistem
pendukung koperasi serta
pengusaha UMKM
VI - 162
1.1.1.1
Diarahkan
bidang pe
Tabel 6.1
Strategi dan Arah kebijakan (Lanjutan)
MISI III : Meningkatkan kualitas SDM y ang agamis, cerdas, kreatif dan inov atif
Tujuan
1. Membangun sumber day a manusia y ang
berkualitas
Sasaran
1.1 Meningkatny a implementasi norma agama, ilmu
pengetahuan, dan kew irausahaan berw aw asan
Strategi
1.1.1 Pemberian bantuan dan melakukan 1.1.1.1
pembinaan keagamaan
Diarahkan pa
pembinaan k
1.1..2.1
Diarahkan pa
kebangsaan
1.1.3.1
Diarahkan pa
buday a msa
masy arakat
1.2 Meningkatny a Pemberday aan Perempuan dan
1.2.1.1
Perlindungan Anak
perempuan
1.2.2 Peningkatan perlindungan terhadap 1.2.2.1
anak
Diarahkan pa
Diarahkan pa
keterbelakan
1.3.1.1
VI - 163
Diarahkan pa
Tabel 6.1
Strategi dan Arah kebijakan (Lanjutan)
MISI IV
Sasaran
1.1 Meningkatnya aksesibilitas pelayanan pendidikan
kepada seluruh masyarakat
Strategi
1.1.1 Perluasan akses dan pemerataan
1.1.1.1
Diarahkan pa
1.1.1.2
Diarahkan pa
Diarahkan pa
pendidikan
1.2.1.1
Diarahkan pa
1.2.1.2
Diarahkan pa
prasarana ol
1.2.2 Peningkatan partisipasi pemuda
1.2.2.1
Diarahkan pa
gerakan kep
pembangunan
kreativitas pe
1.3.1.1
Diarahkan pa
1.3.1.2
Diarahkan pa
Diarahkan pa
mengupayak
kualitas lingk
1.4 Mengendalikan angka kelahiran dengan
meningkatkan kualitas reproduksi
1.4.1.1
VI - 164
Meningkatny
Mandiri
Tabel 6.1
Strategi dan Arah kebijakan (Lanjutan)
MISI V : Meningkatkan pembangunan infrastruktur khususnya perdesaan
Tujuan
1.
Sasaran
1.1
Strategi
1.1.1 Sinergitas antara program
Diarahkan
perdesaan
dan kabupaten
1.2
1.2.1.1
2.1
Diarahkan
penangana
peningkata
dengan opt
1.3.1.1
Diarahkan
jalan poros
lintas program.
2.
perdesaan
1.3
dan prasar
kaw asan s
2.1.1.1
Diarahkan
kuantitas p
pemerintah
masy araka
3.1
3.1.1.1
ekonomi.
Diarahkan
ekonomi da
3.1.2.1
Diarahkan
potensi eko
prasarana
Diarahkan
transportasi regional-internasional
dan sw asta
pengemban
4.1
Diarahkan
unggulan d
pelestarian
lingkungan hidup
VI - 165
Tabel 6.1
Strategi dan Arah kebijakan (Lanjutan)
MISI VI : Meningkatkan Tata Kelola Kepemerintahan Daerah
Tujuan
1.
Sasaran
1.1 Terw ujudny a Good Gov ernance dalam rangka
menciptakan iklim inv estasi y ang kondusif
Strategi
1.1.1 Peningkatan kualitas pelay anan
1.1.1.1
Diarahkan
daerah
Diarahkan
ev aluasi ki
1.1.1.3
Diarahkan
pelay anan
1.1.1.4
Diarahkan
1.1.1.5
Diarahkan
inv estasi y
1.1.1.6
Diarahkan
1.1.1.7
Diarahkan
inv estasi
1.1.2.1
Diarahkan
1.1.2.2
Diarahkan
mendukung
proses ker
1.1.2.3
Diarahkan
daerah
1.1.2.4
VI - 166
Diarahkan
Tabel 6.1
Strategi dan Arah kebijakan (Lanjutan)
Sasaran
1.2
Strategi
1.2.1 Pengelolaan data/informasi potensi
1.2.1.1
Diarahkan
potensi da
teknologi informasi
e-gov ernm
1.2.1.2
Diarahkan
data/inform
potensi D
2.
2.1
2.1.1.1
2.1.2.1
Diarahkan
pendapata
belanja daerah dan tertib administasi
Diarahkan
Daerah
Diarahkan
pada kebu
2.1.2.3
Diarahkan
pada kebu
2.1.2.4
Diarahkan
asset daer
3.
3.1
3.1.1.1
Diarahkan
kemasy ar
3.1.1.2
Diarahkan
politik dala
4.
4.1
4.1.1.1
Diarahkan
tanpa mem
4.1.1.2
Diarahkan
penegakka
5.
5.1
bencana
VI - 167
4.1.1.3
Diarahkan
5.1.1.1
Diarahkan
pasca ben
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten
Pandeglang Tahun 2011-2016, selanjutnya upaya pencapaiannya dijabarkan secara lebih sistematis
melalui perumusan arah kebijakan dan program pembangunan yaitu sebagai berikut:
Peningkatan produk dan pemasaran hasil pertanian dan perikanan unggulan didukung oleh
sistem dan jaringan agrisbisnis terpadu dan rintisan agroindustri, dengan program sebagai
berikut:
a. Program Peningkatan Produk Pertanian Unggulan.
b. Program Perluasan Jaringan Bisnis dan Pasar Produk Pertanian.
c. Program Peningkatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Agribisnis (Hulu-Hilir).
d. Program Pembangunan / Pengembangan Industri di Bidang Agribisnis.
e. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura.
f. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan.
g. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan.
h. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan.
i. Program Pengelolaan, Pemasaran dan Pengembangan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan.
s.
VI - 168
t.
u. Penciptaan sistem logistik yang efisien untuk menjaga kelancran distribusi bahan pokok dan
Pembentukan klaster industri dan usahan lainnya pada sektor pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan dan peternakan dengan memperkuat industri -industri dan usaha
lainnya yang terdapat dalam rantai nilai (value chain) untuk menunjang pengembangan
ekonomi lokal dan ekonomi regional yang mendorong keunggulan komparatif menjadi
keunggulan kompetitif, dengan program sebagai berikut:
a. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir dan Pemasaran Hasil Pertanian
b. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri / Usaha Potensial.
w. Fasilitasi pemberian modal awal dan padanan Klaster Industri dan usaha lainnya pada
Pembuatan rencana induk (grand strategy) yang melibatkan pelaku hulu-hilir pada klaster
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan yang akan dikembangkan
guna mendukung pengembangan potensi unggulan daerah, dengan program yaitu Program
Perencanan Pengklasteran Sektor Unggulan.
y.
Pemberdayaan petani, peternak dan nelayan, dengan program yaitu Program Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
VI - 169
kesehatan, pangan, air bersih dan sanitasi serta pemberdayaan agar mampu mewujudkan
kemandirian, dengan program yaitu:
a. Program Pengurangan Jumlah Masyarakat Miskin.
b. Program Sarana dan Prasarana Sosial.
ee. Pemberdayaan masyarakat yang bersifat partisipatif, peningkatan kelembagaan yang
VI - 170
program yaitu Program Divestasi dan Peninjauan Bagi Untung Hasil Kekayaan Alam/Aset
Daerah.
hh. Pembangunan, pemanfaatan, pembinaan dan pengawasan berbagai jenis sumber daya
alam dan energi sebagai potensi daerah serta pengoptimalan nilai tambahnya, dengan
program sebagai berikut:
a. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber Daya
Mineral.
b. Program Pengelolaan Air Tanah.
c. Program Pengadaan dan Pengembangan Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber
Daya Mineral.
d. Program Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya.
e. Program Pengembangan Kawasan Perikanan tangkap.
VI - 171
3.
4.
5.
6.
berikut:
a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja.
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
c. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.
d. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi.
D. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Misi Keempat :
Meningkatkan Layanan Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat.
Arah kebijakan untuk mencapai sasaran Misi Keempat sebagai berikut :
VI - 172
VI - 173
j.
Pemetaan potensi dan eksisting, penentuan prioritas penanganan daerah irigasi sekabupaten Pandeglang dan Upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi penggunaan dana
pemerintah dengan optimalisasi partisipasi masyarakat, dengan program yaitu Program
Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya.
k. Pembangunan dan peningkatan kapasitas dan kualitas jalan poros desa terutama di pusat
pertumbuhan ekonomi lokal dan kawasan strategis, dengan program yaitu Program
Pembangunan/Pemeliharaan Jalan Poros Desa.
VI - 174
l.
j.
k. Program Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman Kota serta Ruang Terbuka Hijau (RTH).
l.
m. Peningkatan energi listrik untuk pengembangan sentra ekonomi dan produktivitas serta
aksesibilitas masyarakat, dengan program yaitu
Program Pembangunan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan.
n. Peningkatan teknologi informasi, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta peningkatan
peran dan fungsi sarana dan prasarana publik, dengan program sebagai berikut:
a. Pengembangan Komunikasi,Informasi dan Media Masa.
b. Program Penyediaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan Publik.
c. Program penyediaan peningkatan sarana dan prasarana penunjang perekonomian.
d. Program penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana lainnya.
o. Optimalisasi peran serta Pemerintah, Pemerintah Daerah dan swasta dalam pembangunan
jaringan transportasi untuk pengembangan kawasan, dengan program yaitu:
a. Program Pembangunan dan Pengembangan Sarana Prasarana Perhubungan.
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perdesaan di Daerah Tertinggal
p. Penyelenggaraan penataan ruang untuk sektor unggulan daerah yang didukung oleh
manajemen pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup, dengan program sebagai
berikut:
VI - 175
VI - 176
ee. Pemberian stimulan bagi investor, dengan program yaitu Program Penyiapan dan
Peningkatan Investasi.
ff. Jaminan penyediaan infrastruktur dasar penunjang investasi, dengan program yaitu
Program Penyiapan dan Peningkatan Investasi.
gg. Penataan kelembagaan instansi pemerintah daerah, dengan program sebagai berikut:
a. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah.
b. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah.
c. Program Penataan Daerah Otonomi Baru.
d. Program Pengembangan Otonomi Daerah.
e. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa.
f.
data/informasi
berbagai jenis
sumber daya alam dan energi sebagai potensi Daerah dan data/informasi pembangunan,
dengan program sebagai berikut:
a. Program Pengembangan Data/Informasi Statistik Daerah.
VI - 177
VI - 178
Untuk lebih lengkapnya, gambaran dan keterkaitan sasaran, arah kebijakan dan program
pembangunan tersaji pada lampiran di buku 2.
VI - 179
BAB VIII
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Berdasarkan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Pandeglang
Tahun 2011-2016, selanjutnya upaya pencapaiannya dijabarkan secara lebih sistematis melalui
perumusan program pembangunan dan indikator berdasarkan sasaran yaitu sebagai berikut:
G. PROGRAM PEMBANGUNAN DAN INDIKATOR MISI PERTAMA :
Meningkatkan Perekonomian Daerah Berbasis Pertanian dan Pariwisata.
Sasaran dan program pembangunan pada Misi Pertama adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya investasi dan perekonomian daerah berbasis pertanian dan Pariwisata, dengan
program sebagai berikut:
a. Program Peningkatan Produk Pertanian Unggulan.
b. Program Perluasan Jaringan Bisnis dan Pasar Produk Pertanian.
c. Program Peningkatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Agribisnis (Hulu-Hilir).
d. Program Pembangunan / Pengembangan Industri di Bidang Agribisnis.
e. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura.
f.
j.
VI - 180
(4)
- Peningkatan investasi dan
perekonomian daerah
berbasis pertanian dan
- pariwisata
PDRB adhb
Satuan
2005
2010
(5)
%
(6)
(7)
-
Juta
4,887,405
8,424,068
12
3,398,590 4,255,603
5
7
8
6
0
0.20
4,416,952 7,327,762
3,041,878 3,710,780
67
68
5
5
(7)
(1.89)
11
4
0
- PDRB adhk
Juta
- Laju Pertumbuhan Ekonomi
%
- Tingkat Inflasi
%
- Indeks Gini Rasio
%
- PDRB adhb per Kapital
Rupiah
- PDRB adhk per Kapital
Rupiah
- Besaran IPM (Indeks
IPM
Pembangunan Manusia)
- Kemampuan Investasi Milyar Rupiah
PMTB
- PDRB adhb Sektor
Juta
Pertanian
- PDRB adhk Sektor
Juta
Pertanian
- Share NTB Kabupaten
%
Terhadap NTB Provinsi
Sektor Pertanian
- PDRB adhb Perdagangan,
Rupiah
Hotel dan Restoran
- PDRB adhk Perdagangan,
Rupiah
Hotel dan Restoran
- Share NTB Kabupaten
%
Terhadap NTB Provinsi
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
- Cakupan kajian seni 50%
%
- Cakupan fasilitasi seni 30%
%
- Cakupan gelasr seni 75%
%
- Misi kesenian 100%
%
Cakupan
Sumber
Daya
%
Manusia Kesenian 25%
- Cakupan tempat 100%
- Cakupan organisasi 34%
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
%
%
(8)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
15
30
47
62
82
100
100
16,277,784 18,511,747
18,511,747
633
706
618
620
623
625
628
632
632
1,737,068
2,553,805
3,131,252
3,457,726
3,819,553
4,224,968
4,675,161
5,177,792
5,177,792
1,225,999
1,369,416
1,428,058
1,471,281
1,515,316
1,561,636
1,608,833
1,658,363
1,658,363
24
23
(1)
25
25
26
26
26
26
26
1,118,747
1,978,450
12
2,308,138
2,607,337
2,946,333
3,333,922
3,773,906
4,276,300
4,276,300
822,060
1,055,110
1,124,084
1,189,736
1,258,811
1,332,721
1,410,499
1,494,042
1,494,042
(3)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
70
70
70
70
70
80
80
80
80
80
90
90
90
90
90
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
0
0
0
0
0
0
70
70
80
80
90
90
100
100
100
100
100
100
100
100
VI - 181
(1)
Terbentuknya klaster
pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan
dan peternakan
PDRB adhb Sektor
Pertanian
PDRB adhk Sektor
Pertanian
Share NTB Kabupaten
Terhadap NTB Provinsi
Sektor Pertanian
PDRB adhb Industri
Pengolahan
PDRB adhk Industri
Pengolahan
2005
2010
(2)
%
(3)
(4)
-
Rupiah
1,737,068
Rupiah
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
2012
2013
2014
2015
2016
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
28
45
64
79
100
(12)
100
2,553,805
8 3,131,252 3,457,726
3,819,553
4,224,968
4,675,161
5,177,792
5,177,792
1,225,999
1,369,416
2 1,428,058 1,471,281
1,515,316
1,561,636
1,608,833
1,658,363
1,658,363
24
23
25
26
26
26
26
26
Rupiah
556,527
881,858
10 1,117,788 1,255,993
1,411,772
1,589,025
1,789,200
2,013,564
2,013,564
Rupiah
398,818
473,164
536,483
557,467
579,077
601,560
601,560
(5)
2011
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
13
(1)
25
497,310
516,610
VI - 182
j.
m. Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat.
Adapun indikator sasaran tersebut adalah sebagai berikut:
S
a
s
a
r
a
n
Satuan
Indikator Sasaran
(4)
- Peningkatan ketahanan
pangan yang berbasis
pemberdayaan masyarakat
- PDRB adhb Sektor
Pertanian
- PDRB adhk Sektor
Pertanian
- Share NTB Kabupaten
Terhadap NTB Provinsi
Sektor Pertanian
- Ketersediaan energi dan
-
protein perkapita
Penguatan cadangan pangan
Ketersediaan informasi
pasokan, harga dan akses
pangan di daerah
Stabilitas harga dan pasokan
pangan
Pencapaian skor Pola Pengan
Harapan (PPH)
Pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan
Penanganan daerah rawan
pangan
(5)
%
2005
2010
(6)
(7)
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(8)
2011
2012
(9)
2013
(10)
2014
(11)
2015
(12)
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
2016
(13)
(14)
(15)
16
33
47
68
83
100
100
Rupiah
1,737,068
2,553,805
3,131,252
3,457,726
3,819,553
4,224,968
4,675,161
5,177,792
5,177,792
Rupiah
1,225,999
1,369,416
1,428,058
1,471,281
1,515,316
1,561,636
1,608,833
1,658,363
1,658,363
24
23
(1)
25
25
26
26
26
26
26
50
60
70
80
90
100
100
%
%
0
0
0
0
0
0
20
50
30
60
40
70
50
80
60
90
70
100
70
100
50
60
70
80
90
100
100
50
60
70
80
90
100
100
40
50
60
70
80
100
100
40
45
50
55
60
70
70
Juta
1,225,999
1,369,416
1,428,058
1,471,281
1,515,316
1,561,636
1,608,833
1,658,363
1,658,363
24
23
(1)
25
25
26
26
26
26
26
Rupiah
1,118,747
1,978,450
12
2,308,138
2,607,337
2,946,333
3,333,922
3,773,906
4,276,300
4,276,300
Rupiah
822,060
1,055,110
1,124,084
1,189,736
1,258,811
1,332,721
1,410,499
1,494,042
1,494,042
(3)
%
%
%
%
%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
70
70
70
70
70
80
80
80
80
80
90
90
90
90
90
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
%
%
0
0
0
0
0
0
70
70
80
80
90
90
100
100
100
100
100
100
100
100
VI - 183
Satuan
2005
(1)
- Penanggulangan
kemiskinan dan
pengangguran yang
diprioritaskan pada
kantong-kantong
kemiskinan melalui
pemberdayaan
masyarakat dalam
rangka mencapai tujuan
Millenium Development
Goal's
- Jumlah Penduduk
Miskin
- Persentasi penduduk di
bawah garis kemiskinan
- Indeks Gini Rasio
2010
(5)
2011
2012
(6)
(7)
2013
2014
(9)
2016
12
32
46
67
79
100
(12)
100
153,733
127,800
(4)
129,922
126,246
122,673
119,201
115,828
112,388
112,388
14
11
(4)
11
10
10
10
(2)
(8)
2015
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
Jiwa
(4)
(2)
%
(3)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(10)
(11)
VI - 184
5. Tersedianya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi
daerah, dengan program sebagai berikut:
a. Program Penyiapan dan Peningkatan Investasi.
b. Program Fasilitasi pembentukan dan penguatan modal BUMD/BLUD.
Satuan
2005
(1)
(2)
- Penyediaan dan
%
penguatan BUMD untuk
menstimulus
pertumbuhan ekonomi
daerah
- Kemampuan Investasi - Milyar
PMTB
Rupiah
- PDRB adhb per Kapital Rupiah
- PDRB adhk per Kapital
- PDRB adhb
- PDRB adhk
- Laju Pertumbuhan
Ekonomi
- Tingkat Inflasi
- Besaran IPM (Indeks
Pembangunan Manusia)
2010
(3)
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
2011
2012
(6)
(7)
(5)
2013
2014
(8)
2015
(9)
(10)
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
12
31
48
67
77
100
100
633
706
618
620
623
625
628
632
632
4,416,952
7,327,762
11 8,267,481
9,218,050
10,293,131
11,522,618 12,919,218
14,514,880
14,514,880
Rupiah
3,041,878
3,710,780
4 3,705,908
3,845,153
3,990,339
4,307,842
4,481,395
4,481,395
Juta
Juta
%
4,887,405
3,398,590
5
8,424,068
4,255,603
7
12 9,905,138 11,186,909
5 4,439,989 4,666,429
5
5
5
12,651,006
4,904,416
5
14,340,295 16,277,784
5,159,446 5,427,737
5
5
18,511,747
5,715,407
5
18,511,747
5,715,407
5
%
IPM
8
67
6
68
8
73
8
73
(7)
0
7
70
7
71
8
71
4,145,684
8
72
8
73
VI - 185
d. Program Pengadaan dan Pengembangan Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber Daya
Mineral.
e. Program Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya.
f.
Satuan
2005
(1)
- Pelaksanaan
intensifikasi, eksplorasi
dan pendayagunaan
potensi-potensi sumber
daya alam dan
pemanfaatan sumber
energi dengan
memperhatikan
keberlanjutan serta
kelestarian lingkungan
hidup
- PDRB adhb Sektor
Pertanian
- PDRB adhk Sektor
Pertanian
- Share NTB Kabupaten
Terhadap NTB Provinsi
Sektor Pertanian
- PDRB adhb
Pertambangan &
Penggalian
- PDRB adhk
Pertambangan &
Penggalian
- Share NTB Kabupaten
Terhadap NTB Provinsi
Pertambangan &
Penggalian
2010
(2)
%
(3)
-
(4)
-
Rupiah
1,737,068
Rupiah
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(5)
2011
2012
(6)
(7)
2013
2014
(8)
2015
(9)
(10)
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
14
27
49
63
82
100
100
2,553,805
8 3,131,252
3,457,726
3,819,553
4,224,968
4,675,161
5,177,792
5,177,792
1,225,999
1,369,416
2 1,428,058
1,471,281
1,515,316
1,561,636
1,608,833
1,658,363
1,658,363
24
23
(1)
25
25
26
26
26
26
26
Rupiah
5,374
6,240
10,800
12,144
13,660
15,387
17,337
19,550
19,550
Rupiah
3,835
3,272
(3)
5,075
5,342
5,621
5,918
6,229
6,560
6,560
(13)
VI - 186
Satuan
2005
(1)
- Terciptanya tata kelola
perekonomian daerah
yang responsif dan
adaptif
- PDRB adhb
- PDRB adhk
- Laju Pertumbuhan
Ekonomi
2010
(2)
%
(3)
-
(4)
-
Juta
Juta
%
4,887,405
3,398,590
5
8,424,068
4,255,603
7
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
2011
2012
(6)
(7)
(5)
-
14
2013
(8)
29
12 9,905,138 11,186,909
5 4,439,989 4,666,429
5
5
5
2014
2015
(9)
46
(10)
63
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
81
100
100
18,511,747
5,715,407
5
18,511,747
5,715,407
5
VI - 187
Satuan
2005
(1)
- Peningkatan
implementasi norma
agama, ilmu
pengetahuan dan
kewirausahaan
berwawasan
kebangsaan
- Besaran IPM (Indeks
Pembangunan Manusia)
(2)
%
Juta
2010
(3)
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(5)
2011
2012
(6)
(7)
2013
2014
(8)
2015
(9)
(10)
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
14
29
46
63
81
100
100
67
68
70
71
71
72
73
73
73
Rupiah
4,416,952
7,327,762
11 8,267,481
9,218,050
10,293,131
11,522,618
12,919,218
14,514,880
14,514,880
Rupiah
3,041,878
3,710,780
4 3,705,908
3,845,153
3,990,339
4,145,684
4,307,842
4,481,395
4,481,395
VI - 188
Satuan
2005
(1)
- Meningkatnya peran
perempuan dan
terlindunginya anak
(2)
%
2009
(3)
(4)
-
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052009 (%)
(5)
2011
2012
(6)
(7)
15
2013
2014
(8)
30
2015
(9)
47
2016
(10)
62
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
82
(12)
100
100
VI - 189
Satuan
2005
(4)
- Pembinaan, pendidikan dan
pelatihan keterampilan kerja
(5)
%
- Tingkat Pengangguran
Terbuka
- PDRB adhb per Kapital
- PDRB adhk per Kapital
- Besaran IPM (Indeks
Pembangunan Manusia)
- Besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan
berbasis kompetensi
- Besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan
berbasis masyarakat
- Besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan
kewirausahaan
- Besaran pencari kerja yang
terdaftar yang ditempatkan
- Besaran Kasus yang
diselesaikan dengan
Perjanjian Bersama (PB)
- Besaran pekerja/buruh yang
menjadi peserta program
Jamsostek
- Besaran Pemeriksaan
Perusahaan
- Besaran Pengujian
Peralatan di Perusahaan
- Pemberian bantuan sosial
bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial skala
provinsi
- Penyelenggaraan pelayanan
dan rehabilitasi sosial dalam
panti sosial skala provinsi
- Penyediaan sarana
prasarana panti sosial skala
provinsi
- Penyediaan sarana
prasarana pelayanan luar
panti skala provinsi
- Penyelengaraan jaminan
sosial skala provinsi
Rupiah
Rupiah
IPM
2010
(6)
(7)
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(8)
2011
2012
(9)
2013
(10)
2014
(11)
2015
(12)
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
2016
(13)
(14)
(15)
13
28
45
64
79
100
100
16
11
(9)
10
10
10
10
4,416,952
3,041,878
67
7,327,762
3,710,780
68
11
4
0
8,267,481
3,705,908
70
12,919,218
4,307,842
73
14,514,880
4,481,395
73
14,514,880
4,481,395
73
50
55
60
65
70
75
75
35
40
45
50
55
60
60
35
40
45
50
55
60
60
25
30
35
40
45
50
50
25
30
35
40
45
50
50
25
30
35
40
45
50
50
20
25
30
35
40
45
45
25
30
35
40
45
50
50
40
50
60
70
80
90
90
20
30
40
50
60
70
70
40
50
60
70
80
90
90
20
30
40
50
60
70
70
30
30
30
30
40
40
40
VI - 190
Satuan
2005
(1)
- Tersedianya pelayanan
pendidikan yang merata
(2)
%
2010
(3)
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(5)
2011
2012
(6)
(7)
2013
2014
(8)
2015
(9)
(10)
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
17
33
50
67
83
100
100
%
%
%
92
62
27
96
71
41
1
3
9
99
83
48
100
86
53
100
89
58
100
92
64
100
94
69
100
97
74
100
97
74
%
%
%
91
43
20
93
54
34
0
5
11
97
53
32
98
56
35
98
58
38
98
61
42
98
63
45
98
65
49
98
65
49
SD
SMP
SMU
Angka Melek Huruf (%)
%
%
%
%
104
52
22
96
109
63
53
96
1
4
19
0
115
62
39
98
116
64
43
99
116
67
46
99
116
69
49
100
116
72
52
100
117
74
55
100
117
74
55
100
IPM
67
68
70
71
71
72
73
73
73
- Angka Partisipasi
Sekolah
a. SD
b. SMP
c. SMU
- Angka Partisipasi Murni
a. SD
b. SMP
c. SMU
- Angka Partisipasi Kasar
a.
b.
c.
-
VI - 191
S
a
s
a
r
a
n
(4)
- Tersedia satuan pendidikan
Satuan
(5)
2005
2010
(6)
(7)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
VI - 192
S
a
s
a
r
a
n
(4)
- Di setiap SMP/MTs tersedia
Satuan
(5)
2005
2010
(6)
(7)
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(8)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
- Di setiap Kabupaten/Kota
semua kepala SD/MI
berkualifikasi akademik S1
atau D-IVdan telah memiliki
sertifikat pendidik
- Di setiap kabupaten/Kota
semua kepala SMP/MTs
berkualifikasi akademik S1
atau D-IVdan telah memiliki
sertifikat pendidik
- Di setiap Kabupaten/Kota
semua pengawas sekolah dan
madrasah memiliki kualifikasi
akademik S1 atau D-IVdan
telah memiliki sertifikat
pendidik
- Pemerintah Kabupaten/Kota
memiliki rencana dan
melaksanakan kegiatan untuk
membantu satuan pendidikan
dalam mengembangkan
kurikulum dan proses
pembelajaran yang efektif.
- Kunjungan pengawas ke
satuan pendidikan dilakukan 1
kali setiap bulan dan setiap
kunjungan dilakukan selama 3
jam untuk melakukan supervisi
dan pembinaan
- Setiap SMP/MTs
menyediakan buku teks yang
sudah ditetapkan
kelayakannya oleh pemerintah
mencakup semua mata
pelajaran dengan
Pemerintah Kabupaten Pandeglang
perbandingan 1 set untuk
setiap peserta didik
VI - 193
Satuan
Indikator Sasaran
(4)
- Setiap SD/MI menyediakan 1
(5)
2005
2010
(6)
(7)
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(8)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
- Satuan pendidikan
menyelenggarakan proses
pembelajaran selama 34
minggu per tahun dengan
kegiatan tatap muka sbb:
- Satuan pendidikan
menerapkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP)
sesuai ketentuan yang berlaku
VI - 194
(4)
- Setiap guru mengembangkan
Satuan
(5)
2005
2010
(6)
(7)
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(8)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
VI - 195
Satuan
2005
(1)
- Terbinanya bidang
keolahragaan dan
kepemudaan
- Besaran IPM (Indeks
Pembangunan Manusia)
2010
(3)
(2)
%
IPM
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(5)
2011
2012
(6)
(7)
2013
2014
(8)
2015
(9)
(10)
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
12
28
45
63
81
100
100
67
68
70
71
71
72
73
73
73
j.
VI - 196
Satuan
2005
2010
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
2011
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
- Tersedianya pelayanan
%
12
kesehatan yang merata
dan berkualitas
- Cakupan Kunjungan Ibu
%
85
Hamil K4
- Cakupan Komplikasi
%
80
Kebidanan yang
Ditangani
- Cakupan Pertolongan
%
75
Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan yang
Memiliki Kompetensi
Kebidanan
- Cakupan Pelayanan
%
90
Nifas
- Cakupan Neonatal
%
80
dengan Komplikasi
yang Ditangani
- Cakupan Kunjungan
%
80
Bayi
- Cakupan
%
80
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
- Cakupan Pelayanan
%
80
Anak Balita
- Cakupan Pemberian
%
80
Makanan Pendamping
ASI pada Anak Usia 624 Bulan Keluarga
Miskin
- Cakupan Balita Gizi
%
90
Buruk Mendapat
Perawatan
- Cakupan Penjaringan
%
96
Kesehatan Siswa SD
dan Setingkat
- Cakupan Peserta KB
%
75
Aktif
- Cakupan Penemuan dan
%
96
Penanganan Penderita
Penyakit
a. Acute Flacid Paralysis
(AFP) rate per 100.000
penduduk <15 tahun
b. Penemuan Penderita
%
100
pneumonia balita
c. Penemuan Pasien baru
%
100
TB BTA positif
d. Penderita DBD yang
%
100
ditangani
e. Penemuan Penderita
%
100
Diare
- Cakupan Pelayanan
%
Kesehatan Dasar
Masyarakat Miskin
Pemerintah
Kabupaten
- Cakupan Pelayanan
%
- Pandeglang
96
Kesehatan Rujukan
Pasien Maskin
2012
2013
(7)
2014
(8)
2015
(9)
(10)
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
28
45
63
81
100
100
85
86
87
90
95
95
80
80
80
80
85
85
76
78
79
80
85
85
90
90
95
95
100
100
80
80
80
80
85
85
80
80
85
85
90
90
85
90
95
100
100
100
83
85
87
90
95
95
80
85
85
90
95
95
93
95
97
100
100
100
97
98
99
100
100
100
75
75
80
80
85
85
97
98
99
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
97
98
99
100
100
VI100- 197
S
a
s
a
r
a
n
(4)
- Cakupan Pelayanan Gawat
Darurat Level 1 yang Harus
Diberikan Sarana Kesehatan
(RS) di Kab/Kota
Satuan
2005
(5)
%
2010
(6)
(7)
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(8)
2011
2012
(9)
2013
(10)
2014
(11)
(12)
2015
2016
(13)
(14)
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(15)
96
97
98
99
100
100
100
70
73
75
77
80
85
85
1,198,084
1,213,587
1,229,073
1,244,534
1,259,967
1,275,363
1,275,363
946
947
948
949
950
951
951
70
71
71
72
73
73
73
75
80
85
90
95
100
100
40
50
60
70
80
100
100
50
60
70
80
90
100
100
50
85
60
90
70
95
80
100
90
100
100
100
100
100
95
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
95
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
75
100
80
100
85
100
90
100
95
100
100
100
100
100
60
70
80
90
100
100
100
60
70
80
90
100
100
- Cakupan Desa/Kelurahan
Mengalami KLB yang
Dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi < 24 jam
- Cakupan Desa Siaga Aktif
- Laju Pertumbuhan
Penduduk
1,106,788
1,149,610
KK
100
VI - 198
S
a
s
a
r
a
n
Satuan
2005
(4)
- Cakupan pelayanan gawat
darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan
(RS) di Kabupaten/Kota
(5)
%
- Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epideiologi < 24 jam
- Cakupan Desa Siaga Aktif
2010
(6)
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(7)
2011
(8)
2012
(9)
2013
(10)
2014
(11)
2015
(12)
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
2016
(13)
(14)
(15)
60
70
80
90
100
100
100
60
70
80
90
100
100
100
40
50
60
70
80
100
100
(4)
- Meningkatnya kualitas hidup
dan terkendalinya
pertumbuhan penduduk
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
Satuan
2005
(5)
%
2010
(6)
(7)
-
(8)
-
2011
2012
(9)
-
2013
(10)
2014
(11)
2015
(12)
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
2016
(13)
(14)
(15)
13
31
48
65
83
100
100
- Laju Pertumbuhan
%
1,106,788
1,149,610
1,198,084
Penduduk (%)
- Jumlah Rumah Tangga (kk)
KK
1
1
1
1
- Angka Kelangsungan Hidup
1000KH
942
948
0
946
Bayi (1000KH)
- Besaran IPM (Indeks
%
67
68
0
70
Pembangunan Manusia)
- Cakupan Pasangan Usia
%
0
0
0
60
Subur yang istrinya dibawah
usia 20 tahun 3,5%
- Cakupan Pasangan Usia
%
0
0
0
60
Pemerintah Kabupaten Pandeglang
Subur menjadi Peserta KB
aktif 65%.
1,213,587
1,229,073
1,244,534
1,259,967
1,275,363
1,275,363
1
947
1
948
1
949
1
950
1
951
1
951
71
71
72
73
73
73
70
80
100
100
100
100
70
80
100
100
100
VI -100
199
S
a
s
a
r
a
n
Satuan
Indikator Sasaran
2005
(4)
- Cakupan Pasangan Usia
Subur yang ingin ber- KB
tidak terpenuhi (Unmet
Need) 5%
- Cakupan Anggora Bina
Keluarga Balita (BKB) berKB 70%
- Cakupan PUS Peserta KB
Anggota Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) yang berKB 87%
- Ratio Petugas Lapangan
Keluarga Berencana/
Penyuluh Keluarga
Berencana (PLKB/PKB) 1
petugas di setiap 2 (dua)
Desa/Kelurahan
- Ratio Pembantu Pembina
Keluarga Berencana
(PPKBD) 1 (satu) petugas di
setiap Desa/ Kelurahan.
- Cakupan penyediaan alat
dan obat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat 30%
setiap tahun
- Data mikro keluraga di
setiap Desa/Kelurahan
100% di setiap tahun
E.
(5)
%
2010
(6)
(7)
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(8)
2011
2012
(9)
2013
(10)
2014
(11)
2015
(12)
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
2016
(13)
(14)
(15)
60
70
80
100
100
100
100
60
70
80
100
100
100
100
60
70
80
100
100
100
100
60
70
80
100
100
100
100
60
70
80
100
100
100
100
60
70
80
100
100
100
100
60
70
80
100
100
100
100
VI - 200
Satuan
2005
(1)
- Meningkatnya kapasitas
dan kualitas jalan
(2)
%
- PDRB adhb
Pengangkutan dan
Komunikasi
- PDRB adhk
Pengangkutan dan
Komunikasi
- Share NTB Kabupaten
Terhadap NTB Provinsi
Sektor Pengangkutan
dan Komunikasi
- Cakupan lingkungan yang
2010
(3)
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
2011
(5)
2012
(6)
2013
(7)
2014
(8)
2015
(9)
(10)
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
17
36
56
77
100
100
Rupiah
307,591
665,576
17
919,049
1,104,573
1,328,004
1,598,798
1,925,528
2,324,525
2,324,525
Rupiah
188,665
268,795
280,594
301,184
323,179
346,995
372,441
400,227
400,227
(2)
25
31.25
37.5
50
50
18.75
43.75
Satuan
2005
(1)
- Meningkatnya
pembangunan dan
pemeliharaan
infrastruktur irigasi
- PDRB adhb Sektor
Pertanian
- PDRB adhk Sektor
Pertanian
- Share NTB Kabupaten
Terhadap NTB Provinsi
Sektor Pertanian
- Tersedianya air baku
2010
2011
Rupiah
1,737,068
2,553,805
8 3,131,252
3,457,726
3,819,553
Rupiah
1,225,999
1,369,416
2 1,428,058
1,471,281
24
23
25
(1)
untuk memenuhi
kebutuhan pokok minimal Pemerintah Kabupaten Pandeglang
sehari-hari
(7)
2014
(6)
2013
(3)
(5)
2012
(2)
%
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
25
70
(8)
14
80
2015
(9)
33
2016
(10)
53
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
75
100
100
4,224,968
4,675,161
5,177,792
5,177,792
1,515,316
1,561,636
1,608,833
1,658,363
1,658,363
26
26
26
26
26
90
100
100
100
100
VI - 201
S
a
s
a
r
a
n
Satuan
2005
(4)
- Tersedianya air irigasi untuk
(5)
%
2010
(6)
(7)
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(8)
2011
2012
(9)
2013
(10)
2014
(11)
2015
(12)
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
2016
(13)
(14)
(15)
40
50
60
70
80
90
90
50
70
80
100
100
100
100
30
40
50
60
70
80
80
20
20
20
20
25
30
30
40
50
60
70
80
90
90
35
40
45
50
55
60
60
- Tersedianya fasilitas
pengurangan sampah di
perkotaan
- Tersedianya sistem
penanganan sampah di
perkotaan
- Tersedianya sistem jaringan
drainase skala kawasan dan
skala kota sehingga tidak
terjadi genangan (lebih dari 30
cm selama 2 jam) dan tidak
lebih dari 2 kali setahun
VI - 202
Satuan
2005
(1)
- Terlaksananya
pembangunan
infrastruktur jalan poros
desa
- PDRB adhb (Juta)
- Jumlah Penduduk
Miskin
- Persentasi penduduk di
bawah garis kemiskinan
- Laju Pertumbuhan
Ekonomi
- Tersedianya jalan yang
2010
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
2011
2012
(6)
(7)
(5)
2013
2014
(2)
%
(3)
-
Juta
%
4,887,405
153,733
8,424,068
127,800
14
11
(4)
11
10
10
10
11
(8)
2015
(9)
23
38
12 9,905,138 11,186,909
(4) 129,922
126,246
12,651,006
122,673
(10)
55
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
76
100
100
14,340,295 16,277,784
119,201
115,828
18,511,747
112,388
18,511,747
112,388
70
80
90
100
100
100
100
70
80
90
100
100
100
100
30
40
50
60
70
80
80
30
40
50
60
70
80
80
30
40
50
60
70
80
80
4. Tertatanya kawasan permukiman perkotaan pada Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat
Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp), Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Kegiatan Lokal
promosi (PKLp), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL), dengan program sebagai berikut:
a. Program Pembangunan Perumahan.
b. Program Lingkungan Sehat Perumahan.
VI - 203
j.
k. Program Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Sarana Air Limbah dan Drainase.
l.
Program Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman Kota serta Ruang Terbuka Hijau
(RTH).
Satuan
2005
(1)
- Penataan kawasan
permukiman perkotaan
pada Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW), Pusat
Kegiatan Wilayah
Promosi (PKWp), Pusat
Kegiatan Lokal (PKL),
Pusat Kegiatan Lokal
promosi (PKLp), Pusat
Pelayanan Kawasan
(PPK) serta Pusat
Pelayanan Lingkungan
(PPL).
- PDRB adhb
- Laju Pertumbuhan
Ekonomi
- Tingkat Pengangguran
Terbuka
- Persentasi penduduk di
bawah garis kemiskinan
2010
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(5)
2011
2012
(6)
2013
(3)
-
Juta
%
4,887,405
5
8,424,068
7
16
11
(7)
10
10
10
10
14
11
(4)
11
10
10
10
(9)
19
42
12 9,905,138 11,186,909
5
5
5
12,651,006
5
(8)
2015
(2)
%
(7)
2014
(10)
62
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
81
100
100
14,340,295 16,277,784
5
5
18,511,747
5
18,511,747
5
VI - 204
S
a
s
a
r
a
n
Satuan
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
Indikator Sasaran
2005
(4)
- Cakupan ketersediaan rumah
layak huni
- Cakupan layanan rumah layak
huni yang terjangkau
- Berkurangnya luasan
permukiman kumuh di
kawasan perkotaan
(5)
%
2010
(6)
(7)
(8)
2011
2012
(9)
(10)
2013
2014
(11)
(12)
2015
2016
(13)
(14)
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(15)
18.75
25
31.25
37.5
43.75
50
50
13.14
19.39
25.64
31.89
38.14
44.39
44.39
10
10
10
10
20
30
30
Satuan
Indikator Sasaran
2005
(4)
- Terlaksananya Program
jaringan listrik dan daya
listrik dapat menjangkau
seluruh desa serta jumlah
jaringan teknologi informasi
(5)
%
2010
(6)
(7)
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(8)
2011
2012
(9)
2013
(10)
2014
(11)
2015
(12)
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
2016
(13)
(14)
(15)
29
47
68
83
100
100
%
Rupiah
49
307,591
69
665,576
7
17
75
919,049
80
1,104,573
85
1,328,004
90
1,598,798
95
1,925,528
100
2,324,525
100
2,324,525
Rupiah
188,665
268,795
280,594
301,184
323,179
346,995
372,441
400,227
400,227
VI - 205
S
a
s
a
r
a
n
Satuan
Indikator Sasaran
2005
(4)
- Share NTB Kabupaten
Terhadap NTB Provinsi
Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi
(5)
%
2010
(6)
(7)
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(8)
2011
2012
(9)
2013
(10)
2014
(11)
2015
(12)
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
2016
(13)
(14)
(15)
(2)
kegiatan
10
12
12
12
12
hari
365
365
365
365
365
365
365
kegiatan
10
12
12
12
12
kegiatan
10
12
12
12
12
kegiatan
10
12
12
12
12
20
30
40
50
60
70
70
50
70
80
100
100
100
100
50
70
80
100
100
100
100
50
70
80
100
100
100
100
50
70
80
100
100
100
100
50
70
80
100
100
100
100
sarasehan, ceramah/diskusi
dan lokakarya
- Media luar ruang seperti
dan pemberdayaan
kelompok informasi di
tingkat kecamatan
- Terlayaninya masyarakat
VI - 206
S
a
s
a
r
a
n
Satuan
2005
(4)
(6)
(5)
%
- Terlaksananya penjaringan
2010
Laju
Pertumbuha
n Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(7)
2011
(8)
2012
(9)
2013
(10)
2014
(11)
2015
(12)
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
2016
(13)
(14)
(15)
50
70
80
100
100
100
100
50
70
80
100
100
100
100
50
70
80
100
100
100
100
25
25
25
30
35
40
40
(1)
- Perencanaan,
Pembangunan dan
Pengembangan jaringan
transportasi
- PDRB adhb
Satuan
(2)
%
Juta
2005
2010
(3)
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(5)
4,887,405
8,424,068
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
26
12 9,905,138 11,186,909
12,651,006
35
75
100
100
14,340,295 16,277,784
18,511,747
18,511,747
VI - 207
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan.
Satuan
2005
(1)
- Tersedianya dokumen
penataan ruang yang
berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan
(2)
%
- Pelayanan pencegahan
2010
(3)
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(5)
2011
2012
(6)
(7)
16
60
2013
2014
(8)
39
2015
(9)
(10)
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
47
59
79
100
100
80
100
100
100
100
100
60
80
100
100
100
100
100
60
80
100
100
100
100
100
60
80
100
100
100
100
100
pencemaran air
- Pelayanan pencegahan
pencemaran udara dari
sumber tidak bergerak
- Pelayanan penyediaan
informasi status kerusakan
lahan dan/atau tanah
untuk produksi biomassa
VI - 208
F.
j.
VI - 209
Satuan
2005
(1)
- Persentase Tingkat
kualitas pelayanan
publik dan kepuasan
masyarakat umum dan
dunia usaha terhadap
kinerja pelayanan
pemerintah
- Cakupan penerbitan KTP
- Cakupan penerbitan akta
2010
(3)
(2)
%
%
%
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
2011
(5)
2012
(6)
2013
(7)
2014
(8)
2015
(9)
(10)
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
29
47
68
83
100
100
0
0
0
0
0
0
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
70
80
90
100
100
100
100
kelahiran
70
80
90
100
100
100
100
45
55
65
75
85
95
95
45
55
65
75
85
95
95
50
60
70
80
90
100
100
20
30
40
50
60
70
70
20
30
40
50
60
70
70
70
80
90
100
100
100
VI100
- 210
%
0
0
0
hukum dari tingkat
penyidikan sampai
dengan putusan
pengadilan atas kasuskasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak
%
- Cakupan perempuan dan
0
0
0
anak korban kekerasan
yang mendapatkan
layanan bantuan hukum
%
- Cakupan layanan
0
0
0
pemulangan bagi
perempuan dan anak
korban kekerasan
Pemerintah
Kabupaten
%
- Cakupan layanan
0
0Pandeglang
0
reintegrasi sosial bagi
perempuan dan anak
korban kekerasan
Satuan
2005
(1)
- Jumlah database
potensi daerah yang
dibuat dan disajikan
dalam bentuk buku dan
media online
2010
(3)
(2)
%
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
2011
(5)
2012
(6)
2013
(7)
2
2014
(8)
19
2015
(9)
42
(10)
62
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
81
100
100
Satuan
2005
(1)
Persentase kenaikan
PAD dan alokasi
anggaran untuk
pembangunan
(2)
%
2010
(3)
(4)
-
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
2011
2012
(6)
(7)
(5)
-
12
2013
2014
(8)
28
2015
(9)
45
(10)
63
81
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
100
100
VI - 211
Satuan
2005
(1)
- Persentase peningkatan
partisipasi masyarakat
dalam pembangunan
2010
(3)
(2)
%
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(4)
-
(5)
-
2011
2012
(6)
-
2013
(7)
2
2014
(8)
6
2015
(9)
26
(10)
35
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
75
100
100
VI - 212
Satuan
2005
(1)
- Menurunnya jumlah
pelanggaran hukum
(2)
%
- Persentase peningkatan
pemahaman masyarakat
terhadap perturan hukum
- Cakupan petugas
Perlindungan Masyarakat
(Linmas) di
Kabupaten/Kota
- Tingkat penyelesaian
pelanggaran K3
(ketertiban, ketentraman,
keindahan) di kabupaten/
Kota
2010
(3)
(4)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(5)
2011
2012
(6)
2013
(7)
2014
(8)
2015
(9)
(10)
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
29
47
68
83
100
100
26
35
75
100
100
10
20
30
40
50
60
60
75
80
85
90
100
100
100
6. Terciptanya masyarakat yang sadar akan bahaya bencana, dengan program sebagai
berikut:
a. Program Penanggulangan Bencana.
b. Program Peningkatan Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
VI - 213
Satuan
2005
(1)
- Berkurangnya korban
bencana alam di
Kabupaten Pandeglang
(2)
%
- Cakupan pelayanan
bencana kebakaran
kabupaten/kota
- Tingkat waktu tanggap
(response time rate)
daerah layanan Wilayah
Manajemen Kebakaran
(WMK)
- Bantuan sosial bagi
korban bencana skala
provinsi
- Evakuasi korban bencana
skala provinsi
2010
(3)
Laju
Pertumbuhan
Rata-rata
Tahun 20052010 (%)
(4)
(5)
2011
2012
(6)
(7)
12
25
2013
2014
(8)
28
2015
(9)
(10)
2016
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(11)
(12)
45
63
81
100
100
25
25
25
25
30
30
55
60
65
70
75
80
80
40
50
60
70
80
90
90
40
50
60
70
80
90
90
Untuk lebih lengkapnya, gambaran dan keterkaitan sasaran, program pembangunan dan indikator
tersaji pada lampiran di buku 2.
VI - 214
BAB IX
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Guna mengoptimalkan kinerja pemerintah dalam pencapaian pembangunan agar lebih efektif dan
efisien, Pemerintah Kabupaten Pandeglang menyusun dokumen perencanaan lima tahunan berupa
RPJMD. RPJMD Kabupaten Pandeglang yang disusun untuk periode tahun 2011-2016 terdiri dari 6 misi,
13 tujuan, 27 sasaran, 37 strategi, 42 kebijakan, 65 arah kebijakan, 171 program.
Keberhasilan pelaksanaan RPJMD tersebut tergantung pada sikap mental berupa niat baik, tekad,
semangat, ketaatan, dan disiplin serta komitmen bersama dari seluruh unsur stakeholders, baik
pemerintahan, masyarakat maupun dunia usaha. Oleh karena itu, seluruh unsur stakeholders perlu
secara bersungguh-sungguh melaksanakan program-program pembangunan sebagaimana yang tertuang
dalam RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016 agar pembangunan dapat berdaya guna serta
berhasil guna sehingga dapat dinikmatii secara adil dan merata oleh seluruh lapisan masyarakat dalam
rangka mewujudkan Kabupaten Pandeglang sebagai daerah mandiri dan berkembang di bidang
agribisnis dan pariwisata berbasis pembangunan perdesaan.
VI - 215
VI - 216