Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KOMUNIKASI TERAUPETIK
OLEH :
RIKA ARIANI
01301055
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah dalam
pembelajaran KOMUNIKASI KEPERAWATAN ini, shalawat dan salam tak lupa
pula penulis aturkan kepada baginda rasulullah Muhammad SAW , yang telah
membawa umat manusia dari alam kebodohan ke era yang penuh dengan
pengetahuan.
Ucapankan terimakasih kepada semua teman-teman yang telah ikut dalam
membantu penulisan makalah ini dan telah banyak memberikan dukungan
sepenuhnya kepada kami dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul KOMUNIKASI TERAUPETIK
Penulis
menyadari
bahwa
sebagai
manusia
yang
memiliki
keterbatasan.Tentu hasil karya tulis ini tidak luput dari kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan.Hal ini disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan,
pengalaman penulis dan informasi yang didapatkan .Oleh karna itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin yarabbalalamin.
( Penulis )
BAB I
PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
Dalam
kehidupan
sehari-hari
kita
tidak
mungkin
lepas
dari
perawat
penting
sekali
untuk
menguasai
kemampuan
menunjukkan kesan low profile pada pasiennya. Dalam tulisan ini, kami
membahas mengenai komunikasi terapeutik yang meliputi pengertian,
tahapan/fase-fase dalam komunikasi terapeutik, serta tekniknya.
B; Rumusan Masalah
1; Apa yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik?
2; Bagaimanakah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan
komunikasi terapeutik?
3; Apa saja teknik-teknik dalam melakukan komunikasi terapeutik?\
C; Tujuan Penulisan
Karya tulis ini kami susun untuk :
1; Memenuhi tugas mata kuliah komunikasi dalam keperawatan.
2; Membahas lebih lanjut tentang komunikasi terapeutik.
D; Metode Penulisan
Penulis menggunakan metode studi pustaka, browsing internet, dan
diskusi kelompok dalam penulisan karya tulis.
E; Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah:
1; Agar para mahasiswa keperawatan dan pembaca mengetahui serta
memahami komunikasi terapeutik, tahapan, dan macam-macam tekniknya.
2; Membekali kami agar nantinya dapat menerapkan komunikasi terapeutik
yang baik pada pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A; Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal di mana perawat
dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama serta memperbaiki
pengalaman emosional klien yang negative (Stuart Laraia, 2000). Sieh A.,
Louise K., dan Brenti, (1997) mengemukakan komunikasi terapeutik sebagai
segala bentuk komunikasi yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan
pasien atau menghilangkan distress psikologis. Komunikasi terapeutik
ditujukan dengan empati, rasa percaya, validasi, dan perhatian.
B; Fase-fase Hubungan dalam Komunikasi Terapeutik
Terdapat beberapa fase dalam hubungan terapeutik, yaitu :
1; Tahap Persiapan (Prainteraksi)
Pada tahap ini, perawat berkewajiban mengidentifikasi pasien
mengenai kelebihan serta kekurangannnya. Tahap yang harus dilakukan
oleh seorang perawat adalah memahami keberadaan dirinnya agar siap
berintreraksi dengan pasien. Adapun tugas yang harus dilakukan oleh
perawat dalam tahap prainteraksi adalah :
a; Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan, pasien. Sebelum
melangsungkan komunikasi, penting bagi seorang perawat untuk
melakukan pengkajian terhadap perasaannya sendiri, yaitu berkenaaan
dengan kesiapannya dalam berinteraksi dengan pasien.
b; Melakukan analisis terhadap kekuatan sekaligus kelemahan yang
terdapat dalam diri sendiri. Semisal, seorang perawat memiliki
kekuatan dalam memulai pembicaraan dan sensitive terhadap perasaan
orang lain. Tentunya, keadaan ini bisa dimanfaatkan oleh seorang
perawat guna memudahkan dirinya dalam membuka pembicaraan
sekaligus membina hubungan saling percaya dengan pasien.
c; Mengumpulkan data berkenen dengan pasien. Kegiatan tersebut
berfungsi untuk mengetahui informasi tentang pasien, sekaligus media
guna memahami pasien. Paling tidak,seorang perawat bisa mengetahui
identitas pasien, yang bisa digunakan ketika hendak melangsungkan
interaksi.
d; Merencanakan pertemuan pertama dengan pasien. Tentunya, sebelum
bertemu, perawat sudah merencanakan apa yang akan dilakukan, yaitu
kapan, di mana,dan strategi yang hendak dilakukan dalam pertemuan
tersebut.
2; Tahap Perkenalan
harus
menegaskan
bahwa
kehadirannya
semata-mata
kemampuannya
dalam
mendorong
pasien
untuk
ekspresi
wajah
maupun
gerakkan
tubuh
yang
seorang
perawat
untuk
menghentikan
pembicaraan
guna
yang
membias
justru
akan
sulit
dimengerti.
dilakukan
guna
membatasi
pembicaraan,
sehingga
mudah
dimengerti oleh pasien. Dalam hal ini, seorang perawat tidak boleh
memutus pembicaraan pasien saat menyampaikan keluhannya, terkeculi
apabila pembicaraan tersebut melenceng dari tujuan.
7; Menyampaikan Hasil Observasi
Memberikan umpan balik kepada pasien dengan menyatakan hasil
pengamatannya. Dalam hasil pengamatan, perawat harus berkomunikasi
dengan jelas dan akurat, sehingga perawat menjadi paham mengenai
kondisi yang diperlukan.
8; Menawarkan Informasi
Setelah menyampaikan hasil observasi, tambahkan dengan
informasi mengenai tips yang bisa membuat pasien percaya diri serta
pasien
berkomunikasi
dengan
dirinya
sendiri
dalam
adalah
pengulangan
ide
utama
yang
sudah
rileks
terjadi, lalu
BAB III
KASUS NARASI TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
A; Contoh Komunikasi Terapeutik (1)
1; Tahap Pre-Interaksi
a; Mengumpulkan data tentang klien : Ditinjau dari catatan medis/rekam
medis.
1; Kondisi klien adalah post partum (anak pertama).
2; Diagnosa Keperawatan dalam rangka perawatan luka operasi
caesar.
3; Tujuan khusus adalah klien dapat memahami dan mandiri dalam
rangka melaksanakan perawatan luka.
4; Tindakan keperawatannya adalah perawatan luka post partum.
5; DS : klien mengatakan lemas.
Klien mengatakan lembab pada luka operasinya.
6; DO: Klien tampak lemas.
Perban tampak lembab.
TTV: suhu: 375 oC.
Nadi: 74x/menit.
TD
: 120/70 mmHg.
Klien
Perawat
Klien
: Iya suster.
Perawat
Klien
Perawat
Klien
Perawat
Klien
Klien
Perawat
Klien
Perawat
Klien
: Iya Suster
3; Tahap kerja
(Dialog)
Perawat
Klien
Perawat
Klien
: Baik, Suster
Perawat
Klien
Perawat
Klien
Perawat
Klien
Perawat
harus
membersihkan
luka
dari
daerah
Perawat
Klien
4; Tahap terminasi
(Dialog)
Perawat
Klien
Perawat
Klien
Perawat
Klien
Perawat
Klien
Perawat
Pasien
Perawat
: Benar
Ini
dengan
Pak
Bram?
(memandang
Perawat
Pasien
3; Tahap Kerja
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
bagi
kesehatan
bapak,
karena
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
: Iya mas sudah jelas kok, terima kasih atas saransaranya mas.
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
Perawat
Pasien
4; Tahap Terminasi
Perawat
Pasien
Perawat
BAB IV
PENUTUP
A; Kesimpulan
1; Komunikasi terapeutik adalah komunikasi secara sadar yang dilakukan
oleh seorang perawat untuk kesembukan pasien.
2; Tujuan dilakukannya komunikasi terapeutik:
a; Membantu klien/pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah
situasi yang ada bila klien pecaya pada hal yang diperlukan.
b; Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
c; Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
3; Tahapan dalam komunikasi terapeutik:
a; Fase prainteraksi
b; Fase orientasi
c; Fase kerja
d; Fase terminasi
4; Teknik-teknik komunikasi terapeutik:
a; Mendengarkan dengan penuh perhatian
b; Menunjukkan penerimaan
c; Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
d; Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri
e; Klarifikasi
f; Focusing
g; Menyampaikan hasil observasi
h; Menawarkan informasi
i; Diam
j; Meringkas
k; Memberi penguatan
l; Menawarkan diri
DAFTAR PUSTAKA
Zen, Pribadi.2013.Panduan Komunikasi Efektif untuk Bekal Keperawatan
Profesional.Yogyakarta:D-Medika
Nasir et al. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.