Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NUKLEUS PULPOSUS)
DECEMBER 4, 2012 BY NS. ANDY ARMYANTO,S.KEP
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLEIN DENGAN HNP (HERNIA NUKLEUS PULPOSUS)
1. I.
1.
Landasan teori
A.
Pengertian
HNP adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna
vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik) (Harsono, 1996)
HNP adalah keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk
kemudia menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang
robek.
1. B.
Etiologi
Insiden
Angka kejadi dan kesakitan banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada
umumnya HNP didahului oelh aktiivtas yang berlebihan, misalnya
mengangkat beban berat (terutama mendadak) mendorong barang berat.
Lakilaki lebih banyak dari pada wanita
1. D.
gejala
Gejala utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung bawah disertai
otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan .
HNP terbagi atas :
1. HNP sentral
patofisiologi
Pada umumnya HNP didahului oeleh aktiivta syang berat dengan keluahan
utamanya adalah nyeri di punggung bawah disertai nyeri otot sekitar lesi
dan nyeri tekan . Hal ini desebabkan oleh spasme otot-otot tersebut dan
spasme menyebabkan mengurangnya lordosis lumbal dan terjadi
skoliosis.
1. F.
Penatalaksanaan
1.
Terapi konservatif
1.
Tirah baring
1. Medikamentosa
1. Symtomatik
Analgetik (salisilat, parasetamol), kortikosteroid (prednison, prednisolon),
anti-inflamasi non-steroid (AINS) seperti piroksikan, antidepresan trisiklik (
amitriptilin), obat penenang minor (diasepam, klordiasepoksid).
2. Kausal
Kolagenese
1.
Fisioterapi
2.
3.
1. II.
konsep keperawatan
1.
A.
1.
Pengkajian
1.
Identitas
HNP terjadi pada umur pertengahan, kebanyakan pada jenis kelamin pria
dan pekerjaan atau aktivitas berat (mengangkat baran berat atau
mendorong benda berat)
1. 2.
Keluahan Utama
1. 3.
1.
Riwayat Keperawatan
Apakah klien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis,
keganasan (mieloma multipleks), metabolik (osteoporosis)
2.
1. 4.
Status mental
1. 5.
Pemeriksaan
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
pemeriksaan tanda-tanda vital, dilengkapi pemeriksaan jantung, paruparu, perut.
Inspeksi
begerak.
warna kulit.
palpasi dan perkusi
Paplasi pada daerah yang ringan rasa nyerinya ke arah yang paling
terasanyeri.
dll.
Neuorologik
Pemeriksaan motorik
Kekuatan fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki, ibu
jari dan jari lainnya dengan menyuruh klien unutk melakukan gerak fleksi
dan ekstensi dengan menahan gerakan.
membandingkan kanan-kiri.
tertentu.
Pemeriksan sensorik
Pemeriksaan rasa raba, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar
(vibrasi) untuk menentukan dermatom mana yang terganggu sehingga
dapat ditentuakn pula radiks mana yang terganggu.
pemeriksaan refleks
fleksi, tumit diletakkan diatas tungkai yang satunya dan ujung kaki
ditahan dalam posisi dorsofleksi ringan, kemudian tendon achiles dipukul.
Pada aHNP lateral 4-5 refleks ini negatif.
Pemeriksaan range of movement (ROM)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan aktif atau pasif untuk memperkirakan
derajat nyeri, functio laesa, atau untuk mememriksa ada/tidaknya
penyebaran nyeri.
2.
Pemeriksaan penunjang
foto rontgen, Foto rontgen dari depan, samping, dan serong) untuk
identifikasi ruang antar vertebra menyempit. Mielografi adalah
pemeriksaan dengan bahan kontras melalu tindakan lumbal pungsi
dan pemotrata dengan sinar tembus. Apabila diketahiu adanya
penyumbatan.hambatan kanalis spinalis yang mungkin disebabkan
HNP.
Elektroneuromiografi (ENMG)
Untuk menegetahui radiks mana yang terkena / melihat adanya
polineuropati.
Sken tomografi
Melihat gambaran vertebra dan jaringan disekitarnya termasuk diskusi
intervertebralis.
1. 6.
Penatalaksanaan
1. 7.
Dignosa keperawatan
intervetebralis
2)
hemiparese/hemiplagia
4)
5)
hemiparese/hemiplegi
6)
lama
B. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat
perencanaan intervensi keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan
perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah
masalah keperawatan klien. Tahapan perencanaan keperawatan klien
adalah penentuan prioritas diagnosa keperawatan,penetuan tujuan,
penetapan kriteria hasil dan menntukan intervensi keperawatan.
Rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan diatas adalah :
RASIONAL
Terapi analgetik
RASIONAL
INTERVENSI
RASIONAL
a)
a)
Menurunkan resiko
terjadinnya iskemia jaringan akibat
sirkulasi darah yang jelek pada
daerah yang tertekan
b)
Ajarkan klien untuk melakukan latihan
gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak sakit
c)
Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas
yang sakit
b)
Gerakan aktif memberikan
massa, tonus dan kekuatan otot
serta memperbaiki fungsi jantung
dan pernapasan
c)
Otot volunter akan
kehilangan tonus dan kekuatannya
bila tidak dilatih untuk digerakkan
d)
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien
kemampuan klien
INTERVENSI
1. Monitor kemampuan dan tingkat
kekurangan dalam melakukan
RASIONAL
1. Membantu dalam
mengantisipasi/merencanaka
perawatan diri
2.
1. Beri motivasi kepada klien untuk tetap
melakukan aktivitas dan beri bantuan
dengan sikap sungguh
2. Hindari melakukan sesuatu untuk
klien yang dapat dilakukan klien
sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai
kebutuhan
3.
4.
5.
n pemenuhan kebutuhan
secara individual
Meningkatkan harga diri dan
semangat untuk berusaha
terus-menerus
Klien mungkin menjadi
sangat ketakutan dan sangat
tergantung dan meskipun
bantuan yang diberikan
bermanfaat dalam
mencegah frustasi, adalah
penting bagi klien untuk
melakukan sebanyak
mungkin untuk diri-sendiri
untuk emepertahankan
harga diri dan meningkatkan
pemulihan
Meningkatkan perasaan
makna diri dan kemandirian
serta mendorong klien untuk
berusaha secara kontinyu
Memberikan bantuan yang
mantap untuk
mengembangkan rencana
terapi dan mengidentifikasi
kebutuhan alat penyokong
khusus
menggunakan obat
Konsistensifses lunak
INTERVENSI
a)
Berikan penjelasan pada klien dan
keluarga tentang penyebab konstipasi
b)
c)
Anjurkan pada klien untuk makan
maknanan yang mengandung serat
d)
Berikan intake cairan yang cukup (2
liter perhari) jika tidak ada kontraindikasi
e)
Lakukan mobilisasi sesuai dengan
keadaan klien
f)
Kolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian pelunak feses (laxatif,
suppositoria, enema)
RASIONAL
1. Klien dan keluarga akan
mengerti tentang penyebab
obstipasi
2. Bising usu menandakan sifat
aktivitas peristaltik
3. Diit seimbang tinggi
kandungan serat
merangsang peristaltik dan
eliminasi reguler
4. Masukan cairan adekuat
membantu
mempertahankan
konsistensi feses yang
sesuai pada usus dan
membantu eliminasi reguler
5. Aktivitas fisik reguler
membantu eliminasi dengan
memperbaiki tonus oto
abdomen dan merangsang
nafsu makan dan peristaltik
6. Pelunak feses meningkatkan
efisiensi pembasahan air
usus, yang melunakkan
massa feses dan membantu
eliminasi
INTERVENSI
1. Anjurkan untuk melakukan latihan
ROM (range of motion) dan mobilisasi
jika mungkin
2. Rubah posisi tiap 2 jam
3. Gunakan bantal air atau pengganjal
yang lunak di bawah daerah-daerah
yang menonjol
RASIONAL
1. Menghindari tekanan dan
meningkatkan aliran darah
2. Menghindari tekanan yang
berlebih pada daerah yang
menonjol
3. Menghindari kerusakankerusakan kapiler-kapiler
1. Mempertahankan keutuhan
kulit
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini merupakan realisasi dari rencana
tindakan keperawatan yang diberikan pada klien.
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi
adalah kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus dengan melibatkan
klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini
diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi
evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam
rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan
pengkajian ulang. (Lismidar, 1990)
DAFTAR PUSTAKA
Harsono, 1996, Buku Ajar Neurologi Klinis, Edisi 1, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Mardjono M., Sidharta P., 1981, Neurologi Klinis Dasar, PT Dian Rakyat,
Jakarta.