Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah menciptakan semua makhluk-Nya dengan berpasangpasangan
dengan
sumber
pokok
yang
sama.
Hal
ini
kedamaian
dalam
hidup,
kecintaan
dalam
dalam
Inpres
Nomor
tahun
1991
tentang
Wanita, 1997), h. 39
Terjemahnya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya
kamu
cenderung
dan
merasa
tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.5
Betapa indah bahasa al-Quran dalam menggambarkan
kebutuhan manusia terhadap perkawinan, serta ketenangan dan
4Republik Indonesia, Undang-Undang Perkawinan, UU No. 1/1974, PP No.
9 Th 1975, PP No. 10 Th 1983, (Surabaya: Pustaka Tinta Mas, 1986), h. 7
5Departemen Agama RI, Mushaf Al-Quran Terjemah, (Jakarta: Al-Huda Kelompok
Gema Insani, 2002), h. 407
Terjemahnya:
Mereka adalah Pakaian bagimu, dan kamupun adalah
Pakaian bagi mereka. 6
Ayat di atas mengibaratkan suami istri sebagai pakaian
bagi pasangannya karena masing-masing saling melindungi
pasangannya. Oleh karena itu, keperluan suami kepada istri dan
keperluan istri kepada suami adalah seperti keperluan masingmasing terhadap pakaian. Pakaian diperlukan untuk menutupi
badan dan menghindari suatu yang menyakitkan, begitu juga
dengan
suami
dan
istri,
masing-masing
akan
menjaga
sejahtera,
dan
bahagia.
Harmonis
dalam
terciptanya
ketenangan
lahir
bathinnya,
sehingga
dalam
rumah
tangga
akan
menentukan,
baik
tidaknya
dalam
Suatu
perkawinan
tidak
seimbang,
tidak
, :
10
. , ,
Artinya :
Dari Said bin Abi Subah dari ayahnya dari Abu Hurairah
dari Nabi SAW. : Sesungguhnya beliau bersabda :
Nikahilah perempuan karena empat perkara : pertama
karena hartanya, kedua karena derajatnya, (nasabnya),
ketiga kecantikannya, keempat agamanya, maka pilihlah
karena agamanya, maka terpenuhi semua kebutuhanmu.
Dalam perkawinan adat Bugis (Kab. Bone) dalam hal
mencari jodoh di kalangan orang Bugis menetapkan perkawinan
yang
ideal
adalah.
(1)
perkawinan
yang
disebut
asial
ayah
maupun
ibu;
(3)
Perkawinan
yang
disebut
ketiga.
(4)
Perkawinan
antara
ripedep
10Abu Husain al Qusyairi an Naisaburi, Shahih Muslim Juz 1, (Beirut: Dar Ihya
Turats al Arabiy, TT), h. 623
bilateral
kaum
bangsawan.
Lapisan
ini
dalam
lapisan
sekunder
yang
hadir
mengikuti
oleh
keluarga
sangat
dipengaruhi
jodoh
yang
10
perempuan
perlu
betul
untuk
mendapatkan
patriarki
perempuan
dalam
masyarakat
Bugis
memandang
menjaga
kadang-kadang
dapat
berimplikasi
terhadap
peroses
11
dalam
Lontara/lotra
antara
ulama,
orang
kaya,
dalam hukum
12
dalam
dari
kata yang
.14 Dari
uaraian
arti
seimbang.
Sedangkan
dikaitkan
dengan
di
atas
bahasanya
secara
masalah
dapat
berarti
terminologi
perkawinan.
dijelaskan
sama
atau
kafa>ah selalu
Ibnu
Manzur
atau
keserasian.
Ketika
dihubungan
dengan
13
dalam
menerangkan
bahwa
14
15
akkalabinengeng
atau
mengenai
hal
ihwal
16
perkawinan
berwujud
serta
kepada
hubungan
mengenai
kaidah-kaidah
kekerabatan
perkawinan,
dan
kaidah-kaidah
Dalam
kafa>ah
dalam
budaya
bugis
dengan
hukum
17
dalam
hukum
dalam
akan
penelitian
yang
dianggap
memiliki
relevansi
pada Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hasil
18
berjudul
Konsep
ada
lima,
setelah
diteliti
dengan
menggunakan
terciptanya
keluarga
yang
saki>nah
dalam
bingkai
19
yang
diterapkan
oleh
LDII.
Mereka
sama
sekali
tidak
hukum
yang
dipakai
oleh
Lembaga
Dakwah
Islam
dalam
proses
mepsEepsE/mappese-pese,
perkawinan
Bugis
mdut/madduta,
terdiri
atas
mepeR
20
dikaji,
belum
ada
yang
meneliti
terkait
dengan
Kafa>ah Dalam
Perkawinan Islam dalam
Budaya Bugis di Kab.
Bone
Kedudukan Kafa>ah
Dalam Prosesi
Kafa>ah menurut
di
Berdasarkan kerangka teoritis tersebut Perkawinan
di atas dapat
Pandangan Imam
Masyarakat Bugis
Mazhab (Hukum Islam)
digambarkan bahwa dan
posisi
dapat dijumpai dalam
UU di Kafa>ah
Indonesia
Kafa>ah Dalam
Perkawinan Islam
21
kafa>ah dalam
konsep
kafa>ah
dalam
hukum
perkawinan Islam.
b. Untuk mengetahui konsep kafa>ah dalam adat Bugis
c. Untuk mengetahui perbandingan antara konsep kafa>ah
dalam budaya Bugis dengan perkawinan dalam Islam.
2. Kegunaan penelitian
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan
pengetahun
dalam
pelaksanaan
proses
dalam
Islam
dan
peningkatan
kesadaran
22
c. Hasil
penelitian
diharapkan
dapat
membantu
dan
bagi
besar
tesis
ini
mencerminkan
pokok-pokok
bahasan terdiri dari atas lima bab dan beberapa sub bab dengan
sistematika sebagai berikut:
Bab pertama, akan di dalamnya menguraikan latar belakang
masalah, rumusan masalah, definisi operasional dan ruang
lingkup pembahasan, tinjauan pustaka, kerangka teoritis, tujuan
dan kegunaan penelitian, dan garis-garis besar isi tesis
Bab kedua dalam penulisan ini dibahas mengenai kajian
tentang perkawinan dalam Islam, perkawinan dalam budaya
bugis bone, sistem kekerabatan dalam budaya bugis
Bab ketiga dibahas mengenai tata cara penulisan atau
metode yang digunakan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini,
metode yang digunakan
yang
dikumpulkan
berkemungkinan
menjadi
kunci
23