Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MUKADIMAH ........................................................ 1
Anggaran Dasar AMGPM ....................................... 2
Memori Penjelasan AD AMGPM ............................. 6
Anggaran Rumah Tangga AMGPM ........................ 12
Memori Penjelasan ART AMGPM ......................... 25
Perbandingan Amandemen AD AMGPM ............... 32
Perbandingan Amandemen ART AMGPM .............. 39
Lagu Wajib AMGPM ............................................ 69
Logo AMGPM ...................................................... 71
MUKADIMAH
KAMI
ANGKATAN
MUDA
GEREJA
PROTESTAN MALUKU
SELAKU BAGIAN
INTEGRAL
DARI
GEREJA
PROTESTAN
MALUKU,
MENGAKU
BAHWA
YESUS
KRISTUS ADALAH
TUHAN DAN JURU
SELAMAT, SESUAI DENGAN KESAKSIAN
FIRMAN ALLAH DI
DALAM ALKITAB.
BERDASARKAN KASIH-NYA YANG AGUNG
ITU, ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN
MALUKU
BERUSAHA
MEMBIMBING
ANGGOTA - ANGGOTANYA DI DALAM
WILAYAH GEREJA PROTESTAN MALUKU
KEPADA TANGGUNGJAWABNYA
SEBAGAI
ANGGOTA TUBUH KRISTUS UNTUK TURUT
AKTIF MELAYANI GEREJA, MASYARAKAT
,BANGSA
DAN
NEGARA
INDONESIA
MENUJU MASYARAKAT YANG ADIL DAN
MAKMUR BERASAZKAN PANCASILA DALAM
TUGAS SELAKU RASUL, IMAM DAN NABI
OLEH KETAATAN MUTLAK KEPADA YESUS
KRISTUS, TUHAN GEREJA, DAN DUNIA
SAMPAI IA DATANG KEMBALI.
ANGGARAN DASAR
ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
MUKADIMAH
Kami Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku selaku bagian integral
dari Gereja Protestan Maluku, mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan
Juru Selamat, sesuai dengan kesaksian firman Allah di
dalam Alkitab.
Berdasarkan kasih- Nya yang agung itu, Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku berusaha membimbing anggota - anggotanya di dalam wilayah Gereja
Protestan Maluku kepada tanggungjawabnya sebagai anggota tubuh Kristus
untuk turut aktif melayani gereja, masyarakat ,bangsa dan negara Indonesia
menuju masyarakat yang adil dan makmur berasazkan Pancasila dalam tugas
selaku Rasul, Imam dan Nabi oleh ketaatan mutlak kepada Yesus Kristus, Tuhan
Gereja dan dunia sampai Ia datang kembali.
BAB I
NAMA, WAKTU, WILAYAH DAN
KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku, selanjutnya
disingkat AMGPM.
Pasal 2
AMGPM didirikan pada tanggal 27 Maret 1933 oleh Gereja Protestan Maluku
(GPM) untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya, dan tetap berkordinasi
dengan GPM
Pasal 3
Medan pelayanan AMGPM meliputi seluruh wilayah pelayanan GPM yang
berada di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Pasasl 4
Pusat pimpinan AMGPM berkedudukan di Pusat Pimpinan Gereja Protestan
Maluku (GPM).
BAB II
T U J U A N
Pasal 5
Tujuan AMGPM ialah membina pemuda gereja sebagai pewaris dan penerus
nilai-nilai Injili agar memiliki ketahanan iman, Iptek, sosio ekonomi, sosio
budaya dan sosio politik, untuk mewujudkan tanggung jawabnya dalam
kehidupan bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB III
PENGAKUAN
Pasal 6
1. Dalam ketaatan kepada Firman Allah sebagaimana disaksikan dalam Alkitab
oleh Kuasa Roh Kudus, AMGPM mengaku bahwa : YESUS KRISTUS ADALAH
TUHAN DAN KEPALA GEREJA, TUHAN ATAS SEJARAH BANGSA-BANGSA, DAN
ALAM SEMESTA, JURU SELAMAT DUNIA.
2. AMGPM mengungkapkan pengakuan ini di dalam persekutuan, pemberitaan
Injil dan pelayanan.
3. AMGPM menolak segala sesuatu yang secara dasariah bertentangan dengan
pengakuan ini.
2
BAB IV
AZAS BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA
Pasal 7
Dalam terang pengakuan sebagaimana disebutkan pada Bab III pasal 6, maka
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, AMGPM berasazkan
Pancasila.
BAB V
O T O
Pasal 8
Moto AMGPM : KAMU ADALAH GARAM DAN TERANG DUNIA (Matius 5, ayat 13a
dan 14a)
M
BAB VI
AMANAT PELAYANAN
Pasal 9
Amanat pelayanan adalah seluruh bentuk kegiatan yang dilaksanakan sesuai
tujuan, pengakuan, asas, dan moto organisasi.
BAB VII
STATUS DAN BENTUK
Pasal 10
S T A T U S
1.Sebagai bagian integral dari Gereja Protestan Maluku, AMGPM adalah
organisasi pemuda gereja yang fungsional dan merupakan Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang tetap berakar pada Gereja,dan terbuka
kepada dunia.
2.AMGPM adalah organisasi kader dan wadah tunggal pembinaan pemuda
GPM.
Pasal 11
B E N T U K
Sesuai bentuk Gereja Protestan Maluku, AMGPM berbentuk kesatuan.
Pasal 12
Pembagian daerah kerja disesuaikan dengan pembagian daerah pelayanan
GPM, dengan jenjang sebagai berikut :
1.
Pengurus Besar pada tingkat Sinode
2.
Pengurus Daerah pada tingkat Klasis
3.
Pengurus Cabang pada tingkat jemaat
4.
Pengurus Ranting pada tingkat jemaat/sektor pelayanan.
BAB VIII
KEANGGOTAAN
Pasal 13
Anggota AMGPM adalah warga Gereja Protestan Maluku berusia 17 45 tahun.
BAB IX
ALAT-ALAT KELENGKAPAN
Pasal 14
1.
Alat kelengkapan organisasi terdiri dari lembaga legislatif dan lembaga
eksekutif.
2.
Yang dimaksud dengan lembaga legislatif, terdiri dari :
a. Kongres
b. Musyawarah PimpinanParipurna (MPP)
c. Konferensi Daerah (Konferda)
3
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Hal-hal yang belum dimuat dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lain dengan ketentuan tidak
bertentangan Anggaran Dasar.
DITETAPKAN
:
PADA TANGGAL :
AMBON
14
OKTOBER
2010
PIMPINAN SIDANG
MAJELIS KETUA :
1. JOHAN RAHANTOKNAM, ST
2. Dra.Ny ERLYN TOUSUTA/T
3. JOSEPH SAPASURU
4. J. LAMER
5. Pdt. F.V. ADRIANZ
SEKRETARIS PERSIDANGAN
MEMORI PENJELASAN
ANGGARAN DASAR
ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
PENJELASAN UMUM
Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) adalah sumber hukum
yang lebih dikenal dengan sebutan konstitusi. Sebagai konstitusi ia
merupakan hukum yang mengatur dan mengikat anggota maupun lembaga
sebagai aparat pelaksana organisasi pada semua jenjang kepemimpinan
organisasi demi pencapaian tujuan organisasi. Konstitusi berarti pula Hukum
Dasar. Sebagai Hukum Dasar ia merupakan hukum yang tertinggi di
dalam berorganisasi dimana semua hukum dan peraturan-peraturan
didalam organisasi lahir daripadanya dan tidak boleh bertantangan (harus
konkordan) denganya. Pandangan ini pun mengisyaratkan, bahwa peraturanperaturan organisasi AMGPM lainnya yang dibuat kemudian harus
merupakan usaha penjabaran lebih lanjut dari padanya, dan mesti dalam
rumusan-rumusannya.
Anggaran Dasar (AD) adalah aturan pokok dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
adalah kelengkapan dari aturan pokok tersebut. sebagai aturan pokok dan
sebagai kelengkapan dari aturan pokok keduanya merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Aturan-aturan
pokok yang diatur dalam bagian AD kemudian diatur lebih lanjut (dirinci)
didalam bagian ART. Dalam bagian ART juga diatur tentang aturan aturan lain
yang sebelumnya tidak terdapat didalarn AD tetapi yang tidak bertentangan
dengannya (juncto AD Bab XV, pasal 21).
Secara keseluruhan baik aturan pokok (AD) maupun kelengkapan dari aturan
pokok (ART) pada dasarnya telah mengatur hal-hal pokok bagi kehidupan
organisasi, yang meliputi
1. Keanggotaan organisasi,
2. Kelembagann organisasi, dan
3. Hubungan antara keanggotaan organisasi dan kelembagaan organisasi
Hal-hal pokok diatas dijabarkan dan diatur didalam pasal-pasal Batang
Tubuh, dengan sistimatika sebagai berikut
Anggaran Dasar,
1. Mukadimah, 2 alinea.
2. Ketentuan pokok : Bab I. Pasal 1, 2, 3 dan 4 ; Bab II Pasal 5 ; Bab III Pasal 6 ; Bab
IV Pasal 7 ; Bab V Pasal 8 ; Bab VI Pasal 9.
3. Sistim Organisasi : Bab VII Pasal 10, 11 dan 12 ; Bab VIII Pasal 13 ;
Bab IX Pasal 14 ; Bab X Pasal 15, Bab XI Pasal 16, Bab XII Pasal 17
4. Lain lain : Bab XIII Pasal 18 dan 19 ; Bab XIV Pasal 20, Bab XV pasal
21.
Anggaran Rumah Tangga :
1.
2.
3.
Lain lain
Pasal. 9.
BAB VI
AMANAT PELAYANAN
Junto ART, Bab 1. Pasal 1
BAB VII
STATUS DAN BENTUK
Pasal 10. Ayat 1. AMGPM tetap menyatu dan seaspirasi dengan gereja (GPM)
sebab dari sanalah inspirasi lahir. Hubungannya dengan gereja
(GPM) adalah bubungan yang fungsional dan koordinatif.
AMGPM adalah bagian dari GPM itu sendiri yang berada ditengahtengah gereja untuk melaksanakan tugas-tugas gerejawi. AMGPM
adalah juga Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) sebab la
adalah bagian integral dari masyarakat, bangsa dan negara
untuk melaksanakan tugas-tugas masyarakat bangsa dan
negara Keberakarannya pada gereja tidaklah mengurangi hakekat
9
Cukup jelas.
DITETAPKAN DI :
PADA TANGGAL :
2010
11
AMBON
14 OKTOBER
PIMPINAN SIDANG
MAJELIS KETUA :
1. JOHAN RAHANTOKNAM
2. NY. ERLIN TOISUTTA/T
3. JOSEPH SAPASURU
4. J. LAMER
5. PDT. F.V. ADRIAANSZ
SEKRETARIS PERSIDANGAN
12
1.
2.
3.
4.
5.
BAB I
AMANAT PELAYANAN
Pasal 1
Melaksanakan misi Allah di dunia yaitu panggilan untuk memberitakan
keadilan, kebenaran, kesejahteraan dan pertobatan serta pembaruan yang
disediakan Tuhan bagi manusia dan dunia.
Membangun ketahanan iman (moral-etik), ketahanan IPTEK, ketahanan
sosio ekonomi, sosio budaya dan sosio politik.
Membina spiritualitas, persekutuan, daya refleksi dan aksi yang
transformatif untuk tugas-tugas kesaksian dan pelayanan dalam kehidupan
bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mempersiapkan pemimpin yang visioner dan berwawasan eklesiologis,
nasionalis, serta aktif melayani gereja, bangsa dan negara.
Untuk memenuhi amanat pelayanan ini, AMGPM melaksanakan
pembinaan yang mengarah pada Sistem Pendidikan Kader serta visi, misi,
dan strategi pelayanan GPM, yang secara programatis dijabarkan di dalam
KUP dan GBPP pada semua jenjang.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
1. Anggota Biasa AMGPM terdiri dari :
a.
Semua anggota Gereja Protestan Maluku berusia 17 45 tahun
b.
Menerima tujuan, pengakuan, azas dan motto AMGPM.
c.
Bersedia melaksanakan amanat pelayanan AMGPM
d.
Pimpinan gereja (exs oficio).
2. Anggota Luar Biasa AMGPM adalah :
Warga Gereja Protestan Maluku berusia di atas 45 tahun atau yang biasa
disebut senior
3. Anggota Kehormatan yaitu :
a.
Warga Gereja Protestan Maluku berusia di atas 45 tahun yang
berjasa kepada AMGPM, dimana sikap hidupnya tidak bertentangan
dengan pengakuan, azas, moto, tujuan dan amanat pelayanan AMGPM.
b.
Anggota kehormatan AMGPM ditetapkan oleh lembaga legislatif
atas usul Pengurus Besar
4. Anggota Penyantun yaitu :
a.
Mereka yang dengan sukarela memberikan perhatian dan bantuan
kepada AMGPM.
b.
Anggota penyantun ditetapkan oleh Pengurus AMGPM sesuai
tingkatannya
c.
Anggota penyantun dapat memberikan pendapat kepada pengurus
AMGPM bagi kemajuan organisasi sesuai tingkatan kepengurusannya.
Pasal 3
Hak Anggota AMGPM
1. Setiap anggota biasa AMGPM mempunyai hak :
a. Hak bicara dan hak suara
b. Hak memilih dan dipilih
c. Menyampaikan usul secara langsung atau tidak langsung
d. Menghadiri setiap kegiatan organisasi
e. Memiliki Kartu Anggota AMGPM
f. Membela diri di Kongres atas tindakan disiplin yang diberikan organisasi
2. Setiap Anggota Luar Biasa AMGPM mempunyai hak :
a. Mempunyai hak bicara atau usul
13
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Pasal 6
Kartu Tanda Anggota Biasa AMGPM
Setiap anggota biasa diberikan Kartu Tanda Anggota AMGPM
Kartu Tanda Anggota AMGPM dibuat dan ditanda tangani oleh Pengurus
Besar AMGPM
Setiap anggota yang diberi Kartu Tanda Anggota dicatat pada buku induk
keanggotaan AMGPM oleh Pengurus Ranting.
Pengaturan lebih lanjut tentang Kartu Tanda Anggota diatur dalam
Peraturan organisasi
Pasal 7
Berakhirnya Keanggotaan
Berpindah status keanggotaan GPM atau tidak lagi menjadi warga GPM
Meninggal dunia
Diberhentikan dari keanggotaan GPM oleh Gereja Protestan Maluku
karena melanggar disiplin organisasi dan disiplin gereja.
Mengundurkan diri secara tertulis dari keanggotaan AMGPM
14
BAB III
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 8
1. Sidang atau rapat dinyatakan Quorum apabila dihadiri oleh lebih dari
(satu perdua) peserta
2. Keputusan rapat/sidang dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari
(satu perdua) peserta yang hadir.
3. Keputusan sidang/rapat organisasi di semua tingkatan pada dasarnya
dilaksanakan secara musyawarah untuk mencapai mufakat, dan apabila
dalam pengambilan keputusan tidak mencapai mufakat, maka keputusan
diambil berdasarkan pemungutan suara terbanyak.
4. Pengambilan keputusan menyangkut orang dilakukan secara tertutup,
sedangkan pengambilan keputusan menyangkut kebijakan dapat dilakukan
secara terbuka.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai quorum dan pengambilan keputusan di atur
dalam peraturan organisasi dan tata tertib masing-masing rapat/sidang.
BAB IV
LEMBAGA LEGISLATIF
Pasal 9
Kongres AMGPM
1. Kongres adalah lembaga pemegang kekuasaan legislatif tertinggi AMGPM
2. Kongres dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun
3. Peserta Kongres yang terdiri dari :
3.1.Peserta Biasa yang terdiri dari :
a. Pengurus Besar
b. Utusan daerah sebanyak 7(tujuh) orang yang tediri dari 5 (lima) orang
Pengurus Daerah dan 2 (dua) orang anggota biasa yang ditunjuk oleh
Pengurus Daerah
c. Unsur BPH Sinode GPM
d. Ketua-ketua Klasis se-GPM
3.2. Peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
a. Peninjau dari daerah yang jumlahnya ditentukan oleh Pengurus Besar
b. Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Besar
4. Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih dari
(satu perdua) peserta kongres sebagaimana tersebut dalam ayat 3.1 dan
3.2 pasal ini.
5. Setiap Peserta kongres mempunyai hak bicara, sedangkan hak suara hanya
pada peserta biasa, dengan ketentuan satu orang satu suara.
6. Pengurus Besar bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Kongres
7. Sidang-sidang Kongres dipimpin oleh Pengurus Besar sampai terpilihnya
Majelis Ketua yang dipilih dari dan oleh peserta biasa
8. Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (7) terdiri dari unsur
Pengurus Besar 2 (dua) orang dan peserta biasa 3 (tiga orang) yang
ditetapkan dengan keputusan kongres.
9. Dalam keadaan tertentu Kongres Istimewa dapat diadakan diluar waktu yang
ditetapkan.
10. Kewenangan atau tugas Kongres adalah :
a. Mengubah atau menetapkan AD dan ART AMGPM
b. Menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi lainnya
c. Menilai dan melakukan rehabilitasi seseorang yang terkena sanksi atau
disiplin organisasi.
d. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar
e. Mendengar laporan Pengurus Daerah
f. Menetapkan garis-garis besar program lima tahunan dan Program kerja
serta APB tahun pertama periodesasi kepengurusan baru
g. Memilih Pengurus Besar
15
4. Setiap Peserta mempunyai hak bicara, sedangkan hak suara hanya pada
peserta biasa, dengan ketentuan satu orang satu suara.
5. Pengurus Daerah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Konferda
6. Sidang - sidang dalam Konferda dipimpin oleh Pengurus Daerah sampai
terpilihnya Majelis Ketua yang dipilih dari dan oleh peserta biasa Konferda.
7. Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (8) terdiri dari unsur
Pengurus Daerah 2 (dua) orang dan peserta biasa 3 (tiga orang) yang
ditetapkan dengan keputusan Konferda.
8. Dalam keadaan tertentu Konferensi Daerah Istimewa dapat diadakan diluar
waktu yang ditetapkan.
9. Kewenangan atau tugas Konferda adalah :
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Daerah
b. Mendengar laporan Pengurus Cabang
c. Menetapkan garis-garis besar program lima tahunan dan Program kerja
serta APB tahun pertama periodesasi kepengurusan baru
d. Memilih Pengurus Daerah
e. Menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi lainnya
10. Semua hasil keputusan Konferensi Daerah tidak boleh bertentangan
dengan keputusan Kongres dan MPP.
11. Semua keputusan Konferesnsi Daerah direkomendasikan pelaksanaannya
oleh Sidang Klasis.
Pasal 12
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah (MPPD)
1. Musyawarah Pimpinan ParipurnaDaerah (MPPD) adalah lembaga legislatif
ditingkat daerah, yang mpelaksananaanya setelah Konferensi Daerah.
2.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dilaksanakan sekali dalam
setahun dan hanya empat kali selama periodisasi Pengurus Daerah atau
satu masa Konferda.
3. Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dilaksanakan sesuai Tata tertib yang
ditetapkan MPP
4. Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dihadiri oleh peserta biasa yang
terdiri dari :
a.
Pengurus Daerah
b.
Utusan Cabang
sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan 1 (satu) orang anggota yang ditunjuk oleh Pengurus
Cabang.
c.
Ketua Klasis atau unsur Badan Pekerja Klasis
d.
Satu ketua majelis jemaat dari setiap cabang
2. Selain peserta biasa sebagaimana tersebut pada ayat (4) pasal ini, MPPD
juga dihadiri oleh peserta luar biasa yang terdiri dari :
a. Unsur Pengurus Besar
b. Peninjau dari Cabang yang jumlahnya ditentukan oleh Pengurus Daerah
c. Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Daerah
3. Setiap peserta MPPD mempunyai hak bicara, sedangkan hak suara hanya
pada peserta biasa dengan ketentuan satu orang satu suara.
4. Pengurus Daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan MPPD
5. Sidang-sidang dalam Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dipimpin oleh
Pengurus Daerah
6. Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah mempunyai tugas :
a. Mengevaluasi program pelayanan dan Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Pengurus Daerah pada tahun berjalan, serta kebijakan lain
yang ditetapkan MPPD sebelumnya.
b. Menetapkan program pelayanan dan APB tahun berikutnya serta
berbagai kebijakan organisasi.
c. Menetapkan keputusanp-keputusan organisasi lainnya
7. Semua keputusan MPPD direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
Klasis.
17
Pasal 13
Konferensi Cabang (Konfercab)
1. Konferensi Cabang
adalah lembaga pemegang kekuasaan legislatif di
tingkat Cabang
2. Konfercab dilaksanakan sekali dalam 3 (tiga) tahun, dimana pelaksanaannya
berdasarkan Tata Tertib yang ditetapkan MPP.
3. Konfercab dihadiri oleh peserta biasa yang terdiri dari :
a. Pengurus Cabang
b. Utusan Ranting sebanyak 5 orang yang tediri dari 3 orang Pengurus
Ranting
dan dua orang anggota biasa yang ditunjuk oleh Pengurus
Ranting.
c. Ketua Majelis Jemaat atau unsur Majelis Jemaat
2. Selain peserta biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Konfercab juga
dihadiri oleh peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
a. Unsur Pengurus Daerah
b. Peninjau dari Ranting yang jumlahnya ditentukan oleh Pengurus Cabang
c. Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Cabang
3. Konfercab dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih
dari (satu perdua) peserta sebagaimana tersebut dalam ayat (3) dan ayat
(4) pasal ini.
4. Setiap Peserta mempunyai hak bicara, sedangkan hak suara hanya pada
peserta biasa, dengan ketentuan satu orang satu suara.
5. Pengurus Cabang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Konfercab.
6. Sidang Konfercab dipimpin oleh Pengurus Cabang sampai terpilihnya Majelis
Ketua yang dipilih dari dan oleh peserta biasa Konfercab.
7. Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (8) terdiri dari unsur
Pengurus Cabang 2 (dua) orang dan peserta biasa 3 (tiga orang) yang
ditetapkan dengan keputusan Konfecab.
8. Dalam keadaan tertentu Konferensi Cabang Istimewa dapat diadakan diluar
waktu yang ditetapkan.
9. Kewenangan atau tugas Konfercab adalah :
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang
b. Mendengar laporan Pengurus Ranting
c. Menetapkan garis-garis besar program tiga tahunan dan Program kerja
serta APB tahun pertama periodesasi kepengurusan baru
d. Memilih Pengurus Cabang
e. Menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi lainnya
10. Semua hasil keputusan Konferensi Cabang tidak boleh bertentangan
dengan keputusan Konferda dan keputusan yang lebih tinggi.
11. Semua keputusan Konfercab direkomendasikan pelaksanaannya oleh
Sidang jemaat.
Pasal 14
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang (MPPC)
1. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang (MPPC) adalah lembaga legislatif
ditingkat Cabang, yang pelaksananaanya setelah Konferensi Cabang.
2. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang dilaksanakan sekali dalam setahun
dan hanya dua kali selama periodesasi Pengurus Cabang atau satu masa
Konfercab.
3. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang dilaksanakan sesuai Tata tertib
yang ditetapkan MPP
4. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang dihadiri oleh peserta biasa yang
terdiri dari :
a. Pengurus Cabang
b. Utusan Ranting sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan 1 (satu) orang anggota yang ditunjuk oleh Pengurus Ranting.
18
Pasal 16
Rapat Kerja Ranting
1. Rapat Kerja Ranting adalah lembaga legislatif ditingkat Ranting, yang
pelaksananaanya setelah Rapat Ranting.
2. Rapat Kerja Ranting dilaksanakan sekali dalam setahun dan hanya satu kali
selama periodisasi Pengurus Ranting atau satu masa Rapat Rantin
3. Rapat Kerja Ranting dilaksanakan sesuai Tata tertib yang ditetapkan MPP
4. Rapat Kerja Ranting dihadiri oleh peserta biasa yang terdiri dari :
a. Pengurus Ranting
b. Sejumlah anggota biasa yang ditentukan oleh Pengurus Ranting sebagai
representasi dari anggota Ranting.
c. Unsur majelis jemaat sektor
2. Selain peserta biasa sebagaimana tersebut pada ayat (3) pasal ini, Rapat
Kerja Ranting juga dihadiri oleh peserta luar biasa yang terdiri dari :
a. Unsur Pengurus Cabang
b. Undangan lain yang dianggap perlu oleh Pengurus Ranting
3. Setiap peserta Rapat Kerja Ranting mempunya hak bicara, sedangkan hak
suara hanya pada peserta biasa dengan ketentuan satu orang satu suara
4. Pengurus Ranting bertanggung jawab atas pelaksanaan Rapat Kerja Ranting
5. Rapat-rapat dalam Rapat Kerja Ranting dipimpin oleh Pengurus Ranting
6. Rapat Kerja Ranting mempunyai tugas :
a. Mengevaluasi program pelayanan dan Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Pengurus Ranting pada tahun berjalan, serta kebijakan lain
yang ditetapkan Rapat ranting sebelumnya.
b. Menetapkan program pelayanan dan APB tahun berikutnya serta
berbagai kebijakan organisasi.
c. Menetapkan keputusan-keputusan organisasi lainnya
7. Semua keputusan Rapat Kerja Ranting direkomendasikan pelaksanaannya
oleh Sidang Jemaat
BAB V
LEMBAGA EKSEKUTIF
Pasal 17
Pengurus Besar
1. Pengurus Besar AMGPM merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi
organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
maupun Peraturan Organisasi.
2. Pengurus Besar dipilih dan ditetapkan oleh Kongres
3. Pengurus Besar mempunyai wewenang bertindak keluar dan kedalam untuk
dan atas nama organisasi.
4. Dalam hal pada suatu daerah belum terbentuk Pengurus Daerah, Pengurus
Besar dapat menentukan kebijakan untuk menetapkan kepengurusan
sementara sambil menunggu terbentuk kepengurusan yang definitif.
5. Setiap tindakan atau keputusan Pengurus Besar yang mengatasnamakan
organisasi harus dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Pengurus Besar.
Pasal 18
1. Susunan Pengurus Besar AMGPM berjumlah 15 (lima belas) orang, terdiri dari
:
a. 1 (satu) orang Ketua Umum
b. 5 (lima) orang Ketua Bidang
c. 1 (satu) orang Sekretaris Umum
d. 5 (lima) orang Sekretaris Bidang
e. 1 (satu) orang Bendahara Umum
f. 2(dua) orang Wakil Bendahara
20
2. Selain susunan Pengurus Besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga
ditetapkan Koordinator Wilayah (Korwil) dimana jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan pelayanan AMGPM.
3. Korwil sebagaimana dimaksud ayat (2) merupakan satu kesatuan dengan
struktur kepengurusan Pengurus Besar.
4. Ketua Umum dan Sekretaris Umum dipilih secara langsung dalam Kongres,
sedangkan fungsionaris lainnya dipilih melalui formatur untuk masa tugas 5
(lima) tahun.
5. Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Besar ditetapkan oleh Kongres
6. Ketua Umum dan Sekretaris Umum mewakili organisasi keluar dan kedalam
7. Uraian tugas Pengurus Besar diatur dalam Paraturan Organisasi dan
ditetapkan oleh Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP).
8. Selama Pengurus Besar hasil pemilihan Kongres belum dilantik, maka
Pengurus Besar demisioner tetap melaksanakan tugas sampai dilaksanakan
pelantikan Pengurus Besar yang baru.
9. Pergantian Pengurus Besar disertai dengan serah terima selengkapnya
seluruh aset dan kepemilikan organisasi.
10.
Pengurus Besar mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mempersiapkan dan melaksanakan Kongres serta MPP
b. Melaksanakan Peraturan, Keputusan dan Program yang ditetapkan Kongres
dan MPP, serta menyelengarakan managemen organisasi secara baik.
c. Mengsahkan struktur, komposisi dan personalia Pengurus Daerah,
melantik Pengurus Daerah, menghadiri Konferda, MPPD dan kegiatan lain
ditingkat daerah sebagai pengarah.
d. Memberikan informasi tentang perkembangan organisasi kepada Sidang
Sinode dan Sidang BPL Sinode GPM.
e. Menjalankan tugas lain yang bersifat eksekutif
11. Pengurus Besar mempunyai fungsi :
a. melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan seluruh aktifitas organisasi berdasarkan AD dan ART
serta keputusan Kongres maupun kebijakan kebijakan lain organisasi.
b. Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat strategis
c. Mengembangkan dan memberdayakan potensi dan sumber daya pemuda
d. Membentuk dan mengelola badan atau organisasi sosial kemasyarakatan
sebagai bagian integral dari kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
12. Uraian tugas, tata kerja, dan sistem serta prosedur organisasi dalam
Pengurus Besar, diatur dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 19
Pengurus Daerah
1. Pengurus Daerah AMGPM adalah pelaksana eksekutif organisasi di Daerah
2. Pengurus Daerah dipilih dan ditetapkan oleh Konferensi Daerah
3. Dalam hal pada suatu daerah belum terbentuk Pengurus Cabang, Pengurus
Daerah dapat menentukan kebijakan untuk menetapkan kepengurusan
sementara sambil menunggu terbentuk kepengurusan yang definitif.
4. Setiap tindakan atau keputusan Pengurus Daerah yang mengatasnamakan
organisasi harus dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Pengurus Daerah.
Pasal 20
1. Susunan Pengurus Daerah
AMGPM disesuaikan dengan susunan
kepengurusan Pengurus Besar.
2. Ketua dan Sekretaris dipilih secara langsung dalam Konferda, sedangkan
fungsionaris lainnya dipilih melalui formatur untuk masa tugas 5 (lima)
tahun.
3. Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Daerah
ditetapkan oleh
Konferda
4. Ketua dan Sekretaris mewakili organisasi keluar dan kedalam
21
22
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
Pasal 24
Badan pembina adalah badan konsultatif AMGPM yang berfungsi
melaksanakan tugas pendampingan bagi kepengurusan disetiap tingkatan.
Badan pembina dapat memberi usulan dan masukan serta pertimbangan
kepada Pengurus sesuai tingkatannya, baik diminta maupun tidak.
Badan Pembina dibentuk, diangkat dan ditetapkan oleh kepengurusan
masing-masing tingkatan.
Dalam melaksanakan tugas Badan Pembina bersifat kolektif
Keanggotaan Badan Pembina terdiri dari warga Gereja Protestan Maluku
yang aktif membantu pengembangan AMGPM.
Secara fungsional perangkat kepemimpinan gereja adalah pembina pada
setiap jenjang kepengurusan AMGPM (ex oficio).
Lamanya tugas Badan Pembina adalah sama dengan lamanya masa
kepengurusan masing-masing tingkatan.
Badan Pembina berjumlah sekurang-kurangnya 5 orang dan sebanyakbanyaknya 7 orang
Tata cara pengusulan, penetapan dan pengangkatan serta kriteria, diatur
dalam peraturan Organisasi
BAB VII
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 25
Atribut organisasi AMGPM terdiri atas :
a.
Lagu wajib
b.
Lambang
Lagu wajib sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a adalah Kamu Adalah
Garam dan Terang Dunia.
Lambang AMGPM sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b terdiri dari :
a.
Bendera
b.
Jaket
c.
Emblem
Tata ukuran bendera, emplem, model jaket, dan tatacara penggunaan
atribut organisasi diatur dalam Peraturan Organisasi.
BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 26
1. Perbendaharaan AMGPM berupa uang, sumber-sumber dana dan harta milik,
diperoleh dari :
a. Persembahan syukur (uang kolekta, persepuluhan, dan pemberian
sukarela lainnya)
b. Iuran/tanggungan
c. Hibah
d. Sumbangan yang tidak mengikat
e. Usaha-usaha lain yang sah
2. Perbendaharaan AMGPM terdiri dari semua aset perbendaharaan yang
dikelola disemua jenjang kepengurusan organisasi.
3. Tahun buku AMGPM adalah tahun takwin
Pasal 27
Pengelolaan dan Pengawasan
1. Pengelolaan keuangan AMGPM di semua jenjang kepengurusan didasarkan
pada sistem anggaran pendapatan dan belanja yang berimbang dan
dinamis.
2. Anggara Pendapatan dan Belanja pada setiap tingkatan kepengurusan
dirancang oleh lembaga eksekutif dan ditetapkan oleh lembaga legislatif
sesuai tingkatannya.
3. Tahun anggaran AMGPM berdasarkan tahun taqwin
24
AMBON
14 OKTOBER
MAJELIS KETUA :
1. JOHAN RAHANTOKNAM
2. NY. ERLIN TOISUTTA/T
3. JOSEPH SAPASURU
4. J. LAMER
5. PDT. F.V. ADRIAANSZ
SEKRETARIS PERSIDANGAN
MEMORI PENJELASAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
B A B
I
AMANAT PELAYANAN
Pasal 1.
Amanat Pelayanan Organisasi adalah bentuk umum program
yang harus selalu diperhatikan oleh aparat pelaksana organisasi
pada semua jenjang. Amanat pelayanan ini adalah penjabaran resmi
dari Mukadimah AD tujuan organisasi. Dengan melaksanakan Amanat
pelayanan berarti organisasi ini telah berusaha mendekatkan dirinya
pada, tujuannya.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2.
Ayat 1 point a cukup jelas
Ayat 1
point b dan c "yang menerima tujuan, pengakuan, azas dan
motto serta bersedia, melaksanakan Amanat Pelayanan
Organisasi".
Artinya, walaupun yang bersangkutan adalah anggota GPM yang
berumur 17 45 tahun tidak dengan sendirinya menjadi Anggota
Biasa maka belum memenuhi syarat diatas (junto AD Bab II
pasal 5; Bab. III Pasal 6
Ayat 1
point d, Pimpinan Gereja ( Eks Officio), hak suarannya
(memilih dan dipilih) akan gugur dengan sendirinya bila, usianya
lebih dari 45 tahun.
Ayat 2
Cukup Jelas
Ayat 3 Adalah mereka, yang pada saat menjadi anggota Gereja
Protestan Maluku (GPM) telah berusia di atas 45 tahun
Ayat 4, Adalah mereka baik yang berasal dari golongan agama lain
maupun dari denominasi gereja yang lain.- (perlu peraturan
organisasi)
Pasal 3.
Pasal 4.
Pasal 5.
peraturan organisasi
2. Cukup jelas.
3. Cukup jelas.
4. Cukup jelas.
Pasal 6.
Pasal 7.
Berakirnya Keanggotaan.
1. Cukup jelas.
2. Bagian ini tidak berlaku. bagi Anggota Kehormatan.
3. "Diberhentikan"; berarti mencabut hak seseorang (Juncto, ART Bab
II Pasal 3 dan 4), dan yang bersangkutan tidak lagi sebagai anggota
AMGPM.,
"Disiplin Organisasi", perlu peraturan organisasi.
"Disiplin Gereja"adalah Peraturan Pokok Gereja Protestan Maluku.
tentang Disiplin Gereja bagi anggota dan pejabat Gereja Protestan
Maluku. "Pembelaan diri"; (Juncto ART Bab IV pasal 9 point 10 butir
c).
1. Cukup jelas.
BAB III
QORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 8 Ayat 1 cukup jelas
Ayat 2, 3, 4 dan 5 cukup jelas
BAB IV
LEMBAGA LEGISLATIF
Pasal 9.
Kongres AMGPM
1. Juncto AD Bab IX Pasal 14. Ayat 2 point a
1. "Cling (5) tahun sekali" Juncto ART Bab IV Pasal 9 ayat 2.
2. Cukup Jelas
3. Cuku Jelas
4. Cukup Jelas
5. Cukup Jelas
6. Cukup Jelas
7. Cukup Jelas
8. Perlu peraturan organisasi
9. A dan B Cukup Jelas
C .Melakukan rehabilitasi / pemulihan nama baik terhadap
persoalan yang dialami oleh anggota AMGPM
D.Penilaian Laporan Umum Pertanggung-jawaban bersifat
penilaian kualitatif untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi
(referensi) Kongres dan bahan dokumentasi organisasi, Karena itu
Laporan Umum Pertanggung-j awaban sekurang-kurangnya
meliputi :
Gambaran umum mengenai kondisi umum, tantangan dan
permasalahan pokok yang dihadapi organisasi.
Laporan dan Pertanggung-jawaban Program.
Yang dipertanggung jawabkan hanyalah program-program hasil
keputusan MPP tahun terakhir. Laporan pada MPP tahun
pertama, kedua, ketiga dan keempat hanyalah dilaporkan
karena hasilnya telah dipertanggung-jawabkan pada MPP
tahun pertama, kedua, ketiga dam keempat (Juncto ART Bab
lV Pasal 7 ayat 2).
E. Laporan Pengurus, Daerah adalah laporan mengenai
perkembangan organisasi didaerahnya.
F.
Cukup jelas.
G. Cukup jelas.
10. "Di rekomendasikan" artinya diterima (bukan disahkan)
sebagai bagian yang tidak terpisahkan (satu kesatuan) dari
seluruh keputusan Sidang Sinode yang pelaksanaannya ditangani
oleh AMGPM (yang dalam hal ini Pengurus Besar).
Pasal 10. MUSYAWARAH PIMPINAN PARIPURNA (MPP)
27
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pasal 11.
KONFERENSI DAERAH
1. Juncto AD Bab IX Pasal 14 AYAT 2 POINT C.
2. "Cling (5) tahun sekali" Juncto ART Bab IV Pasal 11 ayat 2.
3. Butir a Cukup Jelas
Butir b Dalam kenyataan, masih terdapat Daerah-daerah yang
sampai saat ini belum dibentuknya Cabang, maka sesuai ayat 3
butir b pasal ini telah diharuskan kehadiran peserta Konferda
adalah utusan Cabang, bukan utusan Ranting , karena itu bagi
Daerah-daerah yang sampai saat ini belum terbentuk Cabang maka
perwakilan Cabang diambil dari wilayah Kring Pekabaran Injil
(PI)pada masing-masing daerah (sebagai cikal bakal pembentukan
cabang). Selanjutnya pengaturan penunjukan personil dari masingmasing kring/cabang di tentukan oleh Pengurus Daerah atau pada
saat penetapan peserta konferensi daerah Juncto ART Bab V pasal 19
ayat 3
Butir c cukup jelas
Butir d Satu Ketua Majelis Jemaat dari setiap cabang artinya
bahwa realita yang terjadi ada Cabang yang dalam wilayah
pelayanannya terdapat beberapa Jemaat (Ranting) dan atau
beberapa Ketua Majelis Jemaat selaku peserta biasa, ada Cabang
yang hanya 1(satu) jemaat tetapi memiliki banyak ranting namun
hanya memiliki 1(satu) orang Ketua Majelis Jemaat selaku peserta
biasa, hal ini dirasakan tidak ada perimbangan / pemerataan
penetapan peserta biasa dari para Ketua Majelis Jemaat, atas dasar
itu maka Setiap Cabang hanya memiliki 1(satu) orang Ketua Majelis
Jemaat yang hadir dalam Konferda dengan Hak selaku peserta biasa.
Juncto ART Bab IV pasal 9 ayat 3.d. Mekanisme penentuan ketua
majelis jemaat yang adalah peserta biasa dalam wilayah kerja
cabang yang memiliki beberapa Ketua Majelis Jemaat ditentukan
oleh lembabaga lesgislatif tingkat cabang dan atau rapat pleno
pengurus cabang (digilirkan). Bagi Jemaat yang memiliki beberapa
Cabang maka PHM dari jemaat yang bersangkutan hadir sebagai
peserta biasa, sedangkan Ketua Majelis Jemaat yang tidak termasuk
selaku peserta biasa wajib mengikuti konferda selaku peserta luar
biasa.
4. Cuku Jelas
5. Cukup Jelas
6. Cukup Jelas
7. Cukup Jelas
8. Cukup Jelas
9. Cukup Jelas
10. Perlu peraturan organisasi
28
Pasal 13.
Konperensi Cabang.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Pasal 14.
tingkat basis, yang dimaksudkan Tata Tertib adalah Tata Tertib yang
ditetapkan di MPP merupakan Tatip Baku
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Perlu Peraturan Organisasi
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang
Pasal 15.
Pasal 13 ayat 2.
Tata Tertib MPPC yang ditetapkan oleh MPP.
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Rapat Ranting.
tingkat basis, yang dimaksudkan Tata Tertib adalah Tata Tertib yang
ditetapkan di MPP merupakan Tatib Baku
3. Butir a dan b Cukup Jelas
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pasal 17.
1.
2.
3.
Pengurus Besar
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Pada
dasarnya
kepemimpinan
AMGPM
mengacu
pada
kepemimpinan GPM adalah kolegial (kolektif), yang selanjutnya
diatur dalam Peraturan Organisasi (PO). Walaupun demikian dalam
hal-hal tertentu sangatlah membutuhkan penampilan organisasi
yang bersangkut paut dengan hukum atau yang tidak berkaitan
dengan hukum maka yang mewakili organisasi adalah Ketua Umum
dan Sekretaris Umum
4. Dalam hal untuk mengefektifkan pelayanan organisasi maka
Pengurus Besar dapat mengambil sikap untuk kepentingan
pelayanan demi menjawab rentang kendali pelayanan.
5. Cukup Jelas
Pasal 18.
Ayat 1
cukup jelas
Ayat 2
Penentuan jumlah korwil tidak tergantung kepada berapa
banyaknya daerah dan atau terdapatnya Ibukota Kabupaten
namun mesti ditinjau dari aspek rentang kendali pelayanan demi
tercapainya tujuan organisasi sebab korwil merupakan unsur
pengurus besar yang ada di daerah dengan tugas koordinatif dan
teknis lainnya selanjutnya di tetapkan dalam PO
Ayat 3 Cukup Jelas
Ayat 4 Cukup Jelas
Ayat 5 Cukup Jelas
30
Ayat
Ayat
Ayat
Ayat
Ayat
Ayat
Ayat
Pasal 19.
1.
2.
3.
4.
6 Cukup Jelas
7 Cukup Jelas
8 Cukup Jelas
9 Cukup Jelas
10 Cukup Jelas
11 Cukup Jelas
12 Cukup Jelas
Pengurus daerah.
Cukup jelas. Juncto AD Bab IX Pasal 14 ayat 3b
Juncto ART Bab IV Pasal 11 ayet 11.
Juncto ART Bab V Pasal 17 ayat 4
Cukup jelas.
Pengurus Cabang
Cukup jelas. Juncto AD Bab IX Pasal 14 ayat 3c
Juncto ART Bab IV Pasal 11 ayet 11.
Juncto ART Bab V Pasal 17 ayat 4
Cukup jelas.
Pasal 24
BAB. VI.
BADAN PEMBINA
1.
"Tugas pendampingan" berarti memberikan , nasehat,
arahan dan bimbingan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
31
organisasi.
2. Cukup Jelas
3. Cukup Jelas
4. "Bersifat kolektif" berarti dalam melaksanakananakan tugasnya
Badan Pembina tidak bersifat perorangan.
5. "Fungsional Gereja" adalah pejabat gereja, tokoh-tokoh
gereja
atau
anggota
masyarakat/gereja yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan dalam soal-soal gereja.
6. Cukup Jelas
7. Cukup Jelas
8. Cukup Jelas
9. Cukup Jelas
BAB VII
AT R I B U T
Pasal 25. 1.
Cukup Jelas.
2. Cukup Jelas
3. Perlu Peraturan Oraanisast.
4. Perlu Peraturan Organisasi.
BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 26. 1.
Cukup Jelas
2. Arti semua perbendaharaan yang ada pada, semua jenjang
organisasi adalah milik organisasi sebagai satu kesatuan
(Juncto AD Bab XI Pasal 16) sedangkan tanggung-jawab
pengelolaannya berada pada Pengurus masing-masing jenjang,
2. "tahun taqwin" adalah tahun buku yang dihitung mulai dari 1
Januari sampai denagn 31 Desember.
Pasal 27. Pengelolaan dan Pengawasan
1. Yang dimaksud dengan Berimbang dan Dinamis dalam pasal
ini : "Berimbang" artinya terdapat keseimbangan antara
pendapatan clan belanja. "Dinamis" artinya tingkat
keseimbangan anggaran dari tahun ke tahun selalu berunbah-ubah
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
2. Cukup ielas.
3. Cukup jelas.
Pasal 28. Cukup Jelas
Pasal 29
Pasal 30
Pasal 31
Cukup Jelas
SEKRETARIS PERSIDANGAN
32
33
Gereja
Protestan
Maluku
Pasal 2
W A K T U
AMGPM didirikan pada tanggal 27 Maret 1933
oleh GPM untuk jangka waktu yang tidak
terbatas
dan
tetap
berada
dibawah
koordinasinya.
CATATAN PERBEDAAN
BAB I
Pada Bab I penambahan kata
NAMA, WAKTU, WILAYAH DAN
Wilayah dan pada judul
KEDUDUKAN
Bab,
Pasal 1
Organisasi ini bernama Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku, selanjutnya disingkat AMGPM.
Pada pasal 1 tidak memakai
judul pasal dan ditambah
Pasal 2
kata Organisasi ini
AMGPM didirikan pada tanggal 27 Maret 1933 oleh Gereja bernama pada awal kalimat
Protestan Maluku (GPM) untuk waktu yang tidak
ditentukan lamanya, dan tetap berkordinasi dengan GPM
Pada pasal 2 mulai dari kata
terbatas ...dst
dirobah
Pasal 3
mulai dari kata
Medan pelayanan AMGPM meliputi seluruh wilayah ditentukan ... dst
pelayanan GPM yang berada
di Provinsi Maluku dan
Maluku Utara.
Pasal 3
KEDUDUKAN
Pasal 4
Pasal 3 AD yang lama
Medan pelayanan AMGPM meliputi seluruh Pusat pimpinan AMGPM berkedudukan di Pusat Pimpinan dipecah menjadi dua pasal
seluruh wilayah pelayanan GPM di Provinsi Gereja Protestan Maluku (GPM).
pada AD baru disesuaikan
Maluku dan Maluku Utara dan mempunyai
dengan judul Bab I dimana
pusat pimpinan berkedudukan di pusat
pasal 3 menerangkan wilayah
pimpinan GPM.
pelayanan AMGPM dan pada
pasal 4 menerangkan
kedudukan AMGPM
BAB II
BAB II
T U J U A N
T U J U A N
Bab
II
tidak
mengalami
34
Pasal 4
Pasal 5
Tujuan AMGPM ialah membina pemuda gereja Tujuan AMGPM ialah membina pemuda gereja sebagai
sebagai pewaris dan penerus nilai-nilai Injili pewaris dan penerus nilai-nilai Injili agar memiliki
agar memiliki ketahanan iman, Iptek, sosio ketahanan iman, Iptek, sosio ekonomi, sosio budaya dan
ekonomi, sosio budaya dan sosio politik, untuk sosio politik, untuk mewujudkan tanggung jawabnya
mewujudkan
tanggung
jawabnya
dalam dalam kehidupan bergereja, bermasyarakat, berbangsa
kehidupan
bergereja,
bermasyarakat, dan bernegara.
berbangsa dan bernegara.
BAB III
BAB III
PENGAKUAN
PENGAKUAN
Pasal 5
Pasal 6
1.
Dalam ketaatana kepada Firman Allah 4. Dalam ketaatan kepada Firman Allah sebagaimana
sebagaimana disaksikan dalam Alkitab oleh
disaksikan dalam Alkitab oleh Kuasa Roh Kudus, AMGPM
Kuasa Roh Kudus, AMGPM mengaku
mengaku bahwa : YESUS KRISTUS ADALAH TUHAN DAN
bahwa :YESUS KRISTUS ADALAH TUHAN
KEPALA GEREJA, TUHAN ATAS SEJARAH BANGSADAN KEPALA GEREJA, TUHAN ATAS SEJARAH
BANGSA, DAN ALAM SEMESTA, JURU SELAMAT DUNIA.
BANGSA-BANGSA, DAN ALAM SEMESTA, 5. AMGPM mengungkapkan pengakuan ini di dalam
JURU SELAMAT DUNIA.
persekutuan, pemberitaan Injil dan pelayanan.
2. AMGPM mengungkapkan pengakuan ini di 6. AMGPM menolak segala sesuatu yang secara dasariah
dalam persekutuan, pemberitaan Injil dan
bertentangan dengan pengakuan ini.
pelayanan.
3. AMGPM menolak segala sesuatu yang secara
dasariah bertentangan dengan pengakuan
ini.
BAB IV
AZAS BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA
perobahan
judul,
hanya
terjadi perobahan Pasal 4 AD
lama menjadi pasal 5 AD baru
BAB IV
AZAS BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA
Pasal 6 menjadi pasal 7
Pasal 6
Pasal 7
Dalam
terang
pengakuan
sebagaimana Dalam terang pengakuan sebagaimana disebutkan pada
disebutkan dalam Bab III pasal 5, maka dalam Bab III pasal 6, maka kehidupan bermasyarakat,
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan berbangsa dan bernegara, AMGPM berasaskan Pancasila.
35
BAB V
O T
BAB V
O T
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 7 menjadi pasal 8
Moto AMGPM : KAMU ADALAH GARAM DAN Moto AMGPM : KAMU ADALAH GARAM DAN TERANG DUNIA
TERANG DUNIA (Matius 5, ayat 13 a dan 14 a)
(Matius 5, ayat 13 a dan 14 a)
BAB VI
BAB VI
AMANAT PELAYANAN
AMANAT PELAYANAN
Pasal 8
Pasal 9
Amanat pelayanan adalah seluruh bentuk Amanat pelayanan adalah seluruh bentuk kegiatan yang Pasal 8 menjadi pasal 9
kegiatan yang dfilaksanakan sesuai tujuan, dilaksanakan sesuai tujuan, pengakuan, asas, dan moto
pengakuan, asas, dan moto organisasi
organisasi.
BAB VII
BAB VII
STATUS DAN BENTUK
STATUS DAN BENTUK
Pasal 9
Pasal 10
S T A T U S
S T A T U S
Pasal 9 menjadi pasal 10
1. Sebagai bagian integral dari Gereja 1. Sebagai bagian integral dari Gereja Protestan Maluku,
Protestan Maluku, AMGPM adalah organisasi
AMGPM adalah organisasi pemuda gereja yang
pemuda
gereja
yang
fungsional
dan
fungsional dan merupakan Organisasi Kemasyarakatan
merupakan
Organisasi
Kemasyarakatan
Pemuda (OKP) yang tetap berakar pada Gereja,dan
Pemuda (OKP) yang tetap berakar pada
terbuka kepada dunia.
Gereja,dan terbuka kepada dunia.
2. AMGPM adalah organisasi kader dan 2. AMGPM adalah organisasi kader dan wadah tunggal
wadah tunggal pembinaan pemuda GPM.
pembinaan pemuda GPM.
Pasal 10
B E N T U K
Pasal 11
E N T U
36
dari :
a. Pengurus Besar, disingkat PB
b. Pengurus Daerah, disingkat PD
c. Pengurus Cabang, disingkat PC
d. Pengurus Ranting, disingkat PR
BAB X
BAB X
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 15
Pasal 15
Pengambilan keputusan di dalam AMGPM 1.
Pengambilan keputusan di dalam AMGPM didasarkan
didasarkan pada prinsip musyawarah untuk
pada prinsip musyawarah untuk mufakat.
mufakat.
2.
Apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
Pasal 16
maka keputusan diambil berdasarkan pemungutan
Apabila musyawarah untuk mufakat tidak
suara.
tercapai maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara.
BAB XI
PERBENDAHARAAN
Pasal 17
Perbendaharaan AMGPM adalah segala harta
milik, sumber-sumber dana yang berupa uang,
barang yang bergerak dan tidak bergerak,
yang menjadi milik organisasi.
BAB XII
HUBUNGAN DAN KERJASAMA
Pasal 18
Dalam upaya mewujudkan keesaan gereja
maka AMGPM tetap berusaha membina
hubungan
oikumenis
dengan
organisasi
pemuda gereja di seluruh Indonesia (gereja
anggota PGI) Dewan Gereja Asia (DGA), dewan
gereja se dunia (DGD) Kerjasama juga dapat
BAB XI
PERBENDAHARAAN
Pasal 16
Perbendaharaan AMGPM adalah segala harta milik,
sumber-sumber dana yang berupa uang, barang yang
bergerak dan tidak bergerak, yang menjadi milik
organisasi
BAB XII
HUBUNGAN DAN KERJA SAMA
Pasal 17
1.
Dalam Upaya mewujudkan keesaan Gereja, maka
AMGPM tetap berusaha membina hubungan oikumenis
dengan organisasi pemuda gereja di seluruh Indonesia,
(gereja anggota PGI), Dewan gereja Asia (DGA), Dewan
Gereja se dunia (DGD), kerjasama juga dapat dilakukan
dengan Lembaga keagamaan lainnya.
2.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
38
BAB XIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 18
Pasal 20 menjadi pasal 18
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dapat dibubarkan
atau membubarkan diri, jika mendapat perswetujuan
Kongres dengan jalan musyawarah untuk mufakat dan
dengan memperhatikan pertimbangan Sinode GPM, cq
BPH Sinode GPM.
Pasal 21 menjadi pasal 20
Pasal 21
Pasal 19
Tatacara
pembubaran
atau
dibubarkan, Tatacara pembubaran atau dibubarkan, peleburan atau
peleburan atau meleburkan diri, diatur di meleburkan diri, diatur di dalam ART.
dalam ART.
BAB XIV
BAB XIV
PERUBAHAN ATAU PENAMBAHAN
PERUBAHAN ATAU PENAMBAHAN
Pasal 22
Pasal 20
Perubahan atau penambahan Anggaran Dasar Perubahan atau penambahan Anggaran Dasar ini dapat
ini dapat dilakukan atau dianggap sah, apabla dilakukan atau dianggap sah, apabla
mendapat
mendapat persetujuan Kongres dengan jalan persetujuan Kongres dengan jalan musyawarah untuk Pasal 22 menjadi pasal 20
39
pertimbangan
BAB XV
KETENTUAN PANUTUP
Pasal 21
Pasal 23 menjadi pasal 21
Hal-hal yang belum dimuat dalam Anggaran Dasar ini,
akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan
lain dengan ketentuan tidak bertentangan Anggaran
Dasar.
CATATAN : * Pada AD yang lama terdapat 15 BAB 23 pasal sedangkan pada AD Amandemen terdapat 15 Bab, 21
pasal
40
ART BARU
BAB I
AMANAT PELAYANAN
Pasal 1
6. Melaksanakan misi Allah di dunia yaitu panggilan
untuk
memberitakan
keadilan,
kebenaran,
kesejahteraan dan pertobatan serta pembaruan yang
disediakan Tuhan bagi manusia dan dunia.
7. Membangun ketahanan iman (moral-etik), ketahanan
IPTEK, ketahanan sosio ekonomi, sosio budaya dan
sosio politik.
8. Membina spiritualitas, persekutuan, daya refleksi dan
aksi yang transformatif untuk tugas-tugas kesaksian
dan
pelayanan
dalam
kehidupan
bergereja,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
9. Mempersiapkan
pemimpin
yang
visioner
dan
berwawasan eklesiologis, nasionalis, serta aktif
melayani gereja, bangsa dan negara.
10.
Untuk memenuhi amanat pelayanan ini, AMGPM
melaksanakan pembinaan yang mengarah pada
Sistem Pendidikan Kader serta visi, misi, dan strategi
pelayanan GPM, yang secara programatis dijabarkan
di dalam KUP dan GBPP pada semua jenjang.
BAB II
BAB II
41
PENJELASAN PERUBAHAN
ART
1.
2.
3.
4.
1.
KEANGGOTAAN
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Pasal 2
Anggota Biasa yaitu :
2.
Anggota Biasa AMGPM terdiri dari :
a. semua Anggota GPM yang berumur 17-45
a.
Semua anggota Gereja Protestan Maluku berusia
tahun yang menerima tujuan, pengakuan,
17 45 tahun
azas dan Moto serta bersedia melaksanakan
b.
Menerima tujuan, pengakuan, azas dan motto
Amanat Pelayanan Organisasi.
AMGPM.
b. Pimpinan Gereja (Exs oficio).
c.
Bersedia melaksanakan amanat pelayanan
Anggota Luar Biasa yaitu :
AMGPM
d.
Pimpinan gereja (exs oficio).
a. Mantan Anggota Biasa.
Anggota Luar Biasa AMGPM adalah :
b. Anggota Biasa yang tidak termasuk dalam 3.
Warga Gereja Protestan Maluku berusia di atas 45 tahun
butir 1.
atau yang biasa disebut senior
Anggota Kehormatan yaitu mantan Anggota
Anggota Kehormatan yaitu :
Biasa dan Anggota Luar Biasa yang tidak 4.
a.
Warga Gereja Protestan Maluku berusia di atas
termasuk butir 1 yang berjasa bagi organisasi.
45 tahun yang berjasa kepada AMGPM, dimana sikap
Anggota Penyantun yaitu mereka yang
hidupnya tidak bertentangan dengan pengakuan, azas,
dengan sukarela memberikan bantuan kepada
moto, tujuan dan amanat pelayanan AMGPM.
organisasi, yang ditetapkan oleh Pengurus
b.
Anggota kehormatan AMGPM ditetapkan oleh
Organisasi pada tingkatnya.
lembaga legislatif atas usul Pengurus Besar
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
5.
Anggota Penyantun yaitu :
Setiap Anggota berhak untuk :
a.
Mereka yang dengan sukarela memberikan
1.1.
Anggota Biasa :
perhatian dan bantuan kepada AMGPM.
a. Mempunyai hak bicara dan hak suara.
b.
Anggota penyantun ditetapkan oleh Pengurus
b. Mempunyai hak memilih dan dipilih.
AMGPM sesuai tingkatannya
c. Menyampaikan usul atau pendapat
c.
Anggota
penyantun
dapat
memberikan
secara langsung atau tidak langsung.
pendapat kepada pengurus AMGPM bagi kemajuan
d. Menghadiri setiap kegiatan organisasi.
organisasi sesuai tingkatan kepengurusannya.
e. Memiliki Kartu Anggota.
Pasal 3
1.2.
Anggota Luar Biasa :
Hak Anggota AMGPM
a. Menghadiri dan ikut berpartisipasi dalam 2.
Setiap anggota biasa AMGPM mempunyai hak :
setiap kegiatan organisasi.
a.
Hak bicara dan hak suara
42
b.
c.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
Pasal 5
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Berpindah status keanggotaan GPM.
Meninggal dunia.
Diberhentikan dari keanggotan AMGPM
oleh Gereja Protestan Maluku karena melanggar
disiplin organisasi dan disiplin GPM dan yang
bersangkutan dapat membuat pembelaan diri
di Kongres.
Khususnya bagi Anggota Penyantun dapat
dibebaskan oleh Pengurus pada setiap jenjang
organisasi.
Anggota AMGPM yang mengundurkan diri
harus disertai surat pernyataan.
8.
5.
6.
7.
8.
BAB III
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 8
6.
Sidang atau rapat dinyatakan Quorum apabila dihadiri
oleh lebih dari (satu perdua) peserta
7.
Keputusan rapat/sidang dinyatakan sah apabila
disetujui oleh lebih dari (satu perdua) peserta yang
hadir.
8.
Keputusan sidang/rapat organisasi di semua tingkatan
pada dasarnya dilaksanakan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat, dan apabila dalam pengambilan
keputusan tidak mencapai mufakat, maka keputusan
diambil berdasarkan pemungutan suara terbanyak.
9.
Pengambilan keputusan menyangkut orang dilakukan
secara tertutup, sedangkan pengambilan keputusan
menyangkut kebijakan dapat dilakukan secara terbuka.
10.
Ketentuan lebih lanjut mengenai quorum dan
pengambilan keputusan di atur dalam peraturan
organisasi dan tata tertib masing-masing rapat/sidang.
45
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB IV
BAB IV
LEMBAGA LEGISLATIF
LEMBAGA LEGISLATIF
Pasal 7
Pasal 9
KONGRES
Kongres AMGPM
Kongres adalah Lembaga Legislatif 11.
Kongres adalah lembaga pemegang kekuasaan
tertinggi AMGPM.
legislatif tertinggi AMGPM
Kongres dilaksanakan 5 (lima) tahun 12.
Kongres dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun
sekali dan pelaksanaannya sesuai dengan Tata 13.
Peserta Biasa yang terdiri dari :
Tertib yang ditetapkan.
3.3.
Peserta Biasa yang terdiri dari :
Hasil-hasil
Keputusan
Kongres
e. Pengurus Besar
direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
f. Utusan daerah sebanyak 7(tujuh) orang yang tediri
Sinode.
dari 5 (lima) orang Pengurus Daerah dan 2 (dua)
Keputusan Kongres diambil atas dasar
orang anggota biasa yang ditunjuk oleh Pengurus
musyawarah untuk mufakat kecuali dalam
Daerah
pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Umum,
g. Unsur BPH Sinode GPM
Keputusan diambil berdasarkan pemungutan
h. Ketua-ketua Klasis se-GPM
suara terbanyak.
3.4.
peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
Pengurus
Besar
memimpin
dan
c.
Peninjau dari daerah yang jumlahnya ditentukan
bertanggung-jawab atas pelaksanaan Kongres;
oleh Pengurus Besar
Sidang-sidang dalam Kongres dipimpin oleh
d.
Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Besar
Majelis Ketua yang terdiri dari unsur Pengurus 14. Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
Besar 2 orang dan Peserta Biasa 3 orang yang
sekurang-kurangnya lebih dari (satu perdua) peserta
ditetapkan oleh Kongres.
kongres sebagaimana tersebut dalam ayat (3) huruf 3.1
Dalam keadaan tertentu Kongres
dan 3.2 ini.
Istimewa dapat diadakan diluar waktu yang 15. Setiap Peserta kongres mempunyai hak bicara,
ditetapkan.
sedangkan hak suara hanya pada peserta biasa, dengan
Kongres bertugas :
ketentuan satu orang satu suara..
a.
Merubah
atau
menetapkan 16. Pengurus
Besar
bertanggung
jawab
terhadap
Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga
pelaksanaan Kongres
AMGPM.
17. Sidang-sidang Kongres dipimpin oleh Pengurus Besar
b.
Menilai
Laporan
Umum
sampai terpilihnya Majelis Ketua yang dipilih dari dan
Pertanggung-jawaban Pengurus Basar.
oleh peserta Kongres.
46
Ayat
3.2
point
b
reformulasi kalimat untuk
pertegas
Ayat 4 merupakan ayat
baru
Ayat
5
diformulasikan
ayat 9 dan 10 ART lama
Ayat 6, 7 dan 8 ART baru
merupakan pecahan dari
ayat 5 psl 7 ART lama
c.
Mendengar
Daerah.
d.
Laporan
Pengurus
Pasal 10
Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
Pasal 9
KONPERENSI DAERAH (KONPERDA)
Konperensi Daerah (Konperda) adalah
Lembaga Legislatif tertinggi ditingkat Daerah.
Konperensi
Daerah
(Konperda)
dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali dan
pelaksanaannya sesuai dengan Tata Tertib yang
ditetapkan MPP.
Hasil-hasil Keputusan Konperensi Daerah
(Konperda) tidak boleh bertentangan dengan
Keputusan Kongres. Hasil-hasil Keputusan
Konperensi
Daerah
(Konperda)
direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
Klasis.
Keputusan Konperensi Daerah (Konperda)
diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat,
dan apabila tidak tercapai mufakat maka
keputusan
diambil
berdasarkan
suara
terbanyak. Dalam pemilihan Ketua dan
Sekretaris
Daerah,
Keputusan
diambil
berdasarkan pemungutan suara.
14.
Hasil
atau
keputusan
MPP
direkomendasikan
pelaksanaannya oleh Sidang BPL Sinode GPM
Ayat
1
dan
2
ada
penambahan kata
Pasal 11
Konferensi Daerah (Konferda)
4.
Konferensi Daerah adalah lembaga pemegang Ayat 8 psl 9 ART lama
kekuasaan legislatif di tingkat daerah
menjadi ayat 3
5.
Konferda dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun,
dimana pelaksanaannya berdasarkan Tata Tertib yang Ayat 3 point d diganti
ditetapkan MPP.
hanya satu orang ketua
6.
Konferensi Daerah dihadiri oleh peserta biasa yang MJ tiap cabang (baca
terdiri dari :
memory penjelasan)
a.
Pengurus Daerah
b.
Utusan Cabang sebanyak 5 orang yang tediri Ayat 8 psl 9 ART lama
dari 3 orang Pengurus Cabang
dan dua orang menjadi ayat 4
anggota biasa yang ditunjuk oleh Pengurus Cabang
Ayat 4 point c reformulasi
c.
Ketua Klasis atau unsur Majelis Pekerja Klasis
kalimat untuk pertegas
d.
Satu Ketua Majelis Jemaat dari setiap cabang
7.
Selain peserta biasa sebagaimana dimaksud dalam Ayat 5 merupakan ayat
ayat (3), Konfersi Daerah juga dihadiri oleh peserta Luar baru
Biasa yang terdiri dari :
a.
Unsur Pengurus Besar
b.
Peninjau dari Cabang
yang jumlahnya Ayat
6
diformulasikan
ditentukan oleh Pengurus Daerah
ayat 9 dan 10 pasal 9 ART
c.
Undangan lain yang ditetapkan Pengurus lama
Daerah
Ayat 7, 8 dan 9 ART baru
8.
Konferensi Daerah dinyatakan sah apabila dihadiri merupakan pecahan dari
oleh sekurang-kurangnya lebih dari (satu perdua) ayat 5 pasal 9 ART lama
peserta sebagaimana tersebut dalam ayat (3) huruf a, b,
c, dan d pasal ini.
9.
Setiap Peserta mempunyai hak bicara, sedangkan hak
suara hanya pada peserta biasa, dengan ketentuan satu
orang satu suara
Ayat 6 psl 9 ART lama
49
5.
10.
Pengurus Daerah
bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan Konferda
11.
Sidang - sidang dalam
Konferda
dipimpin oleh
Pengurus Daerah sampai terpilihnya Majelis Ketua yang
dipilih dari dan oleh peserta Konferda.
12.
Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
terdiri dari unsur Pengurus Daerah 2 (dua) orang dan
peserta biasa 3 (tiga orang) yang ditetapkan dengan
keputusan Konferda
13.
Dalam keadaan tertentu
Konperensi Daerah
(Konperda) Istimewa dapat diadakan di luar waktu yang
ditetapkan.
14.
Kewenangan atau tugas Konferda adalah :
a.
Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus
Daerah
b.
Mendengar laporan Pengurus Cabang
c.
Menetapkan garis-garis besar program lima
tahunan dan program kerja serta APB tahun pertama
periodesasi kepengurusan baru
d.
Memilih Pengurus Daerah
e.
Menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi
lainnya
15.
Semua hasil keputusan Konferensi Daerah tidak boleh
bertentangan dengan keputusan Kongres dan MPP.
16.
Semua
keputusan
Konferesnsi
Daerah
direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang Klasis.
Pasal 12
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah (MPPD)
5.
Musyawarah Pimpinan ParipurnaDaerah
(MPPD)
adalah lembaga legislatif ditingkat daerah, yang
pelaksananaanya setelah Konferensi Daerah.
6.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dilaksanakan
50
menjadi ayat 10
Ayat 7 psl 9 ART lama
menjadi ayat 11
Point c ditambah tugas
utk menyusun program &
APB dengan demikian tdk
ada MPPD pasca konferda
lama
tapi
c.
penjelasan)
Ayat 3 pasal 10 ART lama
di hapus/dihilangkan
Ayat 5b
sama dgn di
pasal 11 ayat 4 c
Ayat
6
lebih
dipertegaskan
Ayat 7 pasal 10 ART lama
dipecahkan menjadi ayat
7 dan 8
Ayat 8 psl 10 ART lama
menjadi
ayat
9
dan
ditambah
kata
dan
kalimat utk memperjelas
Ayat 9 psl 10
menjadi ayat 10
lama
Pasal
11
ART
menjadi pasal 13
lama
b.
4.
5.
6.
7.
8.
Pasal 11
KONPERENSI CABANG (KONPERCAB)
1.
Konperensi Cabang
(Konpercab) adalah 9.
Lembaga Legislatif tertinggi ditingkat Cabang.
Pasal 13
Konferensi Cabang (Konfercab)
Konferensi Cabang
adalah lembaga pemegang
kekuasaan legislatif di tingkat Cabang
Konfercab dilaksanakan sekali dalam 3 (tiga) tahun,
dimana pelaksanaannya berdasarkan Tata Tertib yang
ditetapkan MPP.
Konfercab dihadiri oleh peserta biasa yang terdiri dari
:
a. Pengurus Cabang
b. Utusan Ranting sebanyak 5 orang yang tediri dari 3
orang Pengurus Ranting
dan dua orang anggota
biasa yang ditunjuk oleh Pengurus Ranting.
c. Ketua Majelis Jemaat atau unsur Majelis Jemaat
Selain peserta biasa sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3), Konfercab juga dihadiri oleh peserta Luar Biasa
yang terdiri dari :
a. Unsur Pengurus Daerah
b. Peninjau dari Ranting yang jumlahnya ditentukan oleh
Pengurus Cabang
c. Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Cabang
Konfercab dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya lebih dari (satu perdua) peserta
sebagaimana tersebut dalam ayat (3) huruf a, b, c, dan d
pasal ini.
Setiap Peserta mempunyai hak bicara, sedangkan hak
suara hanya pada peserta biasa, dengan ketentuan satu
52
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Konperensi
Cabang
(Konpercab)
dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali dan
pelaksanaannya sesuai dengan Tata Tertib yang
ditetapkan MPP.
Hasil-hasil Keputusan
Konperesi Cabang
(Konpercab) tidak boleh bertentangan dengan
Keputusan Konperda. Hasil-hasil Keputusan
Konpercab direkomendir pelaksanaannya oleh
Sidang Jemaat.
Keputusan Konperensi Cabang (Konpercab)
diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat,
dan apabila tidak mencapai mufakat, maka
keputusan
diambil
berdasarkan
suara
terbanyak.
Dalam pemilihan Ketua dan
Sekretaris
Cabang,
Keputusan
diambil
berdasarkan pemungutan suara.
Pengurus
Cabang
memimpin
dan
bertanggung-jawab
atas
pelaksanaan
Konpercab; Sidang-sidang dalam Konpercab
dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari
unsur Pengurus Cabang 2 orang dan Peserta
Biasa 3 orang yang ditetapkan oleh Konpercab .
Dalam keadaan tertentu Konperensi Cabang
(Konpercab) Istimewa dapat diadakan di luar
waktu yang ditetapkan.
Konperensi Cabang (Konpercab) bertugas :
a. Menilai
Laporan
Umum
Pertanggungjawaban Pengurus Cabang.
b. Mendengar
Laporan
Pengurus-pengurus
Ranting.
c. Menetapkan Garis-garis Besar Program
Organisasi di tingkat Cabang.
d. Memilih Pengurus Cabang.
Pasal
12
ART
menjadi pasal 14
lama
3.
4.
5.
6.
7.
8.
4.
5.
6.
7.
8.
Pasal 15
Rapat Ranting
Rapat Ranting adalah lembaga pemegang kekuasaan
legislatif di tingkat Ranting
Rapat Ranting dilaksanakan sekali dalam dua tahun,
dimana pelaksanaannya berdasarkan Tata Tertib yang
ditetapkan MPP.
Rapat Ranting dihadiri oleh peserta biasa yang terdiri
dari :
a. Pengurus Ranting
b. Semua anggota Ranting yang terdaftar.
c. Unsur Majelis Jemaat Sektor
Selain peserta biasa sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3), Rapat Ranting juga dihadiri oleh peserta Luar
Biasa yang terdiri dari :
a. Unsur Pengurus Cabang
b. Undangan lain yang ditetapkan Pengurus
Ranting
Rapat Ranting dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya lebih dari (satu perdua) peserta
sebagaimana tersebut dalam ayat (3) huruf a, b, dan c
pasal ini.
55
lama
(MPPC) bertugas :
a.
Mengevaluasi Program Kerja dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
satu tahun sebelumnya.
b.
Menetapkan Program Kerja dan APB
satu tahun berikutnya.
c.
Menetapkan Keputusan-keputusan lain.
9.
Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Pimpinan
Paripurna Cabang (MPPC) direkomendasikan
pelaksanaannya oleh Sidang Jemaat.
1.
2.
3.
4.
5.
Pasal 13
RAPAT RANTING
Rapat Ranting adalah Lembaga Legislatif
tertinggi ditingkat Ranting .
Rapat Ranting dilaksanakan 2 (dua) tahun
sekali dan pelaksanaannya sesuai dengan Tata
Tertib yang ditetapkan oleh MPP.
Hasil-hasil Keputusan Rapat Ranting tidak
boleh
bertentangan
dengan
Keputusan
Konpercab. Hasil-hasil Keputusan Rapat Ranting
direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
Jemaat.
Keputusan Rapat Ranting diambil atas dasar
musyawarah untuk mufakat kecuali dalam
pemilihan Ketua dan Sekretaris Ranting,
Keputusan diambil berdasarkan pemungutan
suara terbanyak.
Pengurus
Ranting
memimpin
dan
bertanggung-jawab atas pelaksanaan Rapat
Ranting; Sidang-sidang dalam Rapat Ranting
dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari
unsur Pengurus Ranting 2 orang dan Peserta
9.
Rapat Ranting.
6. Rapat Kerja Ranting dilaksanakan sekali dalam
setahun dan hanya
satu kali selama periodisasi
Pengurus Ranting atau satu masa Rapat Ranting.
7. Rapat Kerja Ranting dilaksanakan sesuai Tata tertib
yang ditetapkan MPP
8. Rapat Kerja Ranting dihadiri oleh peserta biasa yang
terdiri dari :
a. Pengurus Ranting
b. Sejumlah anggota biasa yang ditentukan oleh
Pengurus Ranting sebagai representasi dari
anggota Ranting.
c. Unsur majelis jemaat sektor
9. Selain peserta biasa sebagaimana tersebut pada ayat
(3) pasal ini, Rapat Kerja Ranting juga dihadiri oleh
peserta luar biasa yang terdiri dari :
a. Unsur Pengurus Cabang
b. Undangan lain yang yang dkitetapkan Pengurus
Ranting
10.
Setiap peserta Rapat Kerja Ranting mempunya
hak bicara, sedangkan hak suara hanya pada peserta
biasa dengan ketentuan one man one vote.
11.
Pengurus Ranting bertanggung jawab atas
pelaksanaan Rapat Kerja Ranting
12.
Rapat-rapat dalam Rapat Kerja Ranting dipimpin
oleh Pengurus Ranting
13.
Rapat Kerja Ranting mempunyai tugas :
a. Mengevaluasi program pelayanan dan Realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengurus
Ranting pada tahun berjalan, serta kebijakan
lain yang ditetapkan Rapat ranting sebelumnya.
b. Menetapkan program pelayanan dan APB tahun
berikutnya serta berbagai kebijakan organisasi.
57
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rapat Ranting.
Rapat Kerja Ranting dilaksanakan sekali
dalam setahun sesuai Tata Tertib yang
ditetapkan oleh MPP.
Rapat Kerja Ranting dihadiri oleh :
3.1. Peserta Biasa:
a.
Pengurus Ranting. .
b.
Sejumlah
Anggota
Biasa
yang
ditentukan oleh Pengurus Ranting dalam
kesepakatan bersama untuk mewakili
semua Anggota Biasa.
c.
Unsur Majelis jemaat (Majelis Jemaat di
Sektor).
3.2. Peserta Luar Biasa:
a. Unsur Pengurus Cabang.
b. Undangan lainya yang dianggap perlu
oleh Pengurus Ranting.
Setiap
Peserta
Rapat
Kerja
Ranting
mempunyai hak satu suara.
Pengurus
Ranting
memimpin
dan
bertanggung-jawab atas pelaksanaan Rapat
Kerja Ranting; Sidang-sidang dalam Rapat Kerja
Ranting dipimpin oleh Pengurus Ranting.
Rapat Kerja Ranting bertugas :
a.
Mengevaluasi Program Kerja dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
satu tahun sebelumnya.
b.
Menetapkan Program Kerja dan APB
satu tahun berikutnya.
c.
Menetapkan Keputusan-keputusan lain.
Hasil-hasil Keputusan Rapat Kerja Ranting
direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
Jemaat.
58
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB V
LEMBAGA EKSEKUTIF
Pasal 15
PENGURUS BESAR
Susunan Pengurus Besar AMGPM terdiri
dari 20 personil yaitu: 1 orang Ketua Umum, 5
orang Ketua Bidang, 1 orang Sekretaris Umum,
5 orang Sekretaris Bidang, 1 orang Bendahara
dan 2 orang wakil Bendahara serta 5 orang
Koordinator Wilayah ( Korwil).
Ketua dan Sekretaris Umum dipilih
langsung oleh Kongres, sedangkan Fungsionaris
lainnya dipilih melalui Formatur untuk periode
tugas 5 tahun.
Mekanisme
dan
tatacara
pemilihan
Pengurus Besar diatur didalam Tata-cara
Pencalonan dan prosedur Pemilihan yang
ditetapkan oleh Kongres.
Ketua Umum dan Sekretaris Umum
mewakili organisasi ke dalam dan ke luar.
Uraian tugas Pengurus Besar diatur dalam
Peraturan Organisasi (PO) yang ditetapkan oleh
MPP.
Selama Pengurus Besar yang baru belum
dilantik maka Pengurus Besar demisioner lama
masih tetap bertanggung-jawab
dalam
melaksanakan tugasnya.
Pergantian Pengurus Besar harus disertai
dengan serah terima selengkapnya.
Pengurus Besar berkewajiban :
BAB V
LEMBAGA EKSEKUTIF
Pasal 17
Pengurus Besar
6.
Pengurus Besar AMGPM merupakan pemegang
Bab V tetap
kekuasaan eksekutif tertinggi organisasi berdasarkan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga maupun Pasal 17 merupakan pasal
Peraturan Organisasi.
baru
7.
Pengurus Besar dipilih dan ditetapkan oleh Kongres
8.
Pengurus Besar mempunyai wewenang bertindak
keluar dan kedalam untuk dan atas nama organisasi.
9.
Dalam hal pada suatu daerah belum terbentuk
Pengurus Daerah, Pengurus Besar dapat menentukan
kebijakan untuk menetapkan kepengurusan sementara
sambil menunggu terbentuk kepengurusan yang definitif.
10.
Setiap tindakan atau keputusan Pengurus Besar yang
mengatasnamakan organisasi harus dibicarakan dan
diputuskan dalam Rapat Pengurus Besar.
Pasal 18
13.
Susunan Pengurus Besar AMGPM berjumlah 15 (lima
belas) orang, terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua Umum
Pasal 15 menjadi pasal 18
b. 5 (lima) orang Ketua Bidang
Ayat satu merinci struktur
c. 1 (satu) orang Sekretaris Umum
d. 5 (lima) orang Sekretaris Bidang
e. 1 (satu) orang Bendahara Umum
f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara
14.
Selain
susunan
Pengurus
Besar
sebagaimana
dimaksud ayat (1), juga ditetapkan Koordinator Wilayah
(Korwil)
dimana
jumlahnya
disesuaikan
dengan Ayat 2 dan 3 menjelaskan
59
a.
b.
c.
d.
9.
a.
b.
c.
Mempersiapkan,
melaksanakan
Kongres dan MPP.
Melaksanakan segala urusan yang
menyangkut keputusan Kongres dan MPP
serta
mempertanggung-jawabkan
pada
Kongres dan MPP berikutnya.
Melaksanakan pelantikan Pengurus
Daerah dan menghadiri Konperda, MPPD dan
lain-lain kegiatan organisasi tingkat Daerah
sebagai Pengarah.
Memberikan
Informasi
Perkembangan Organisasi dalam Sidang
Sinode dan BPL Sinode GPM.
Pengurus Besar berfungsi:
Melakukan
perencanaan,
pelaksanaan,
pengarahan dan pengawasan terhadap
seluruh pelaksanaan roda Organisasi sesuai
dengan Keputusan Kongres dan Kebijakankebijakan Lain Organisasi.
Menetapkan kebijakan-kebijakan Strategis
Organisasi.
Menggali dan memberdayakan seluruh
potensi SDM Pemuda.
Pasal 16
PENGURUS DAERAH
1.
Susunan Pengurus Daerah disesuaikan
dengan susunan Pengurus Besar dengan
memperhitungkan keadaan Daerah.
2.
Pengurus Daerah dipilih oleh Konperda
dengan sistem pemilihan langsung dan atau
pemilihan Formatur untuk periode tugas 5
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
tahun.
Mekanisme
dan
tata-cara
pemilihan
Pengurus Daerah diatur dalam Tata Cara
Pencalonan dan Prosedur Pemilihan yang
ditetapkan oleh Konperda.
Ketua dan Sekretaris Daerah mewakili
organisasi ke dalam dan ke luar.
Uraian tugas Pengurus Daerah diatur dalam
PO yang ditetapkan oleh MPP.
Selama Pengurus Daerah yang baru belum
dilantik maka Pengurus Daerah demisioner
masih
tetap
bertanggung-jawab
dalam
melaksanakan tugasnya.
Pergantian Pengurus Daerah harus disertai
dengan serah terima selengkapnya.
Pengurus Daerah berkewajiban :
a.
Mempersiapkan,
melaksanakan
Konperda dan MPPD.
b.
Melaksanakan segala urusan yang
menyangkut keputusan Konperda dan MPPD
serta
mempertanggung-jawabkan
pada
Konperda dan MPPD berikutnya.
c.
Melaksanakan pelantikan Pengurus
Cabang dan menghadiri Konpercab atau
MPPC dan lain-lain kegiatan organisasi
tingkat Cabang sebagai Pengarah.
d.
Menyampaikan
Laporan
Perkembangan Organisasi AMGPM Tingkat
Daerah dalam Sidang Klasis.
Pasal 17
PENGURUS CABANG
Susunan Pengurus Cabang
Sinode GPM.
e.
Menjalankan tugas lain yang bersifat eksekutif
23.
Pengurus Besar mempunyai fungsi :
Ayat 9 psl 15 menjadi ayat
a.
melakukan
perencanaan,
pelaksanaan, 11 dengan menambah satu
pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi pada point d
seluruh aktifitas organisasi berdasarkan AD dan ART
serta keputusan Kongres maupun kebijakan
kebijakan lain organisasi.
b.
Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat
strategis
c.
Mengembangkan dan memberdayakan potensi
dan sumber daya pemuda
d.
Membentuk
dan
mengelola
badan
atau
organisasi sosial kemasyarakatan sebagai bagian
integral dari kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
24.
Uraian tugas, tata kerja, dan sistem serta prosedur
organisasi dalam Pengurus Besar, diatur dalam Peraturan
Organisasi.
Pasal 19 merupakan pasal
Pasal 19
baru tetapi judul memakai
Pengurus Daerah
pasal 16 ART lama
5.
Pengurus Daerah AMGPM adalah pelaksana eksekutif
organisasi di Daerah
6.
Pengurus Daerah
dipilih dan ditetapkan oleh
Konferensi Daerah
7.
Dalam hal pada suatu daerah belum terbentuk
Pengurus Cabang, Pengurus Daerah dapat menentukan
kebijakan untuk menetapkan kepengurusan sementara
sambil menunggu terbentuk kepengurusan yang definitif.
8.
Setiap tindakan atau keputusan Pengurus Daerah
yang mengatasnamakan organisasi harus dibicarakan
dan diputuskan dalam Rapat Pengurus Daerah.
disesuaikan
Ayat 1 pasal 16 ART lama
61
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pasal 20
9.
Susunan Pengurus Daerah
AMGPM disesuaikan
dengan susunan kepengurusan Pengurus Besar.
10.
Ketua dan Sekretaris dipilih secara langsung dalam
Konferda, sedangkan fungsionaris lainnya dipilih melalui
formatur untuk masa tugas 4 (lima) tahun.
11.
Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Daerah
ditetapkan oleh Konferda
12.
Ketua dan Sekretaris mewakili organisasi keluar dan
kedalam
13.
Uraian tugas Pengurus Daerah diatur dalam Paraturan
Organisasi dan ditetapkan oleh Musyawarah Pimpinan
Paripurna (MPP).
14.
Selama Pengurus Daerah
hasil
Konferda belum
dilantik, maka Pengurus Daerah
demisioner tetap
melaksanakan tugas sampai dilaksanakan pelantikan
Pengurus Daerah yang baru.
15.
Pergantian Pengurus Daerah disertai dengan serah
terima selengkapnya seluruh aset dan kepemilikan
organisasi.
16.
Pengurus Daerah mempunyai tugas sebagai berikut :
a.
Mempersiapkan dan melaksanakan Konferda
dan MPPD
b.
Melaksanakan
Peraturan,
Keputusan
dan
Program yang ditetapkan Konferda dan MPPD, serta
menyelengarakan managemen organisasi secara baik.
c.
Mengsahkan struktur, komposisi dan personalia
Pengurus Cabang, melantik Pengurus Cabang,
menghadiri Konfercab, MPPC dan lain-lain kegiatan
ditingkat Cabang sebagai pengarah.
d.
Memberikan informasi tentang perkembangan
organisasi kepada Sidang Klaais.
e.
Menjalankan tugas lain yang bersifat eksekutif
62
Sidang Jemaat.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pasal 18
PENGURUS RANTING
Susunan
Pengurus
Ranting
disesuaikan dengan susunan Pengurus Besar
dengan memperhitungkan keadaan Ranting.
Pengurus Ranting dipilih oleh
Rapat Ranting dengan sistem pemilihan
langsung dan atau pemilihan Formatur untuk
periode tugas 2 tahun.
Mekanisme
dan
tatacara
pemilihan Pengurus Ranting diatur dalam
Prosedur dan Tata Cara Pencalonan dan
Pemilihan yang ditetapkan oleh Rapat Ranting.
Ketua dan Sekretaris Ranting
mewakili organisasi ke dalam dan ke luar.
Uraian tugas Pengurus Ranting
diatur dalam PO yang ditetapkan oleh MPP.
Selama Pengurus Ranting yang
baru belum dilantik maka Pengurus Ranting
demisioner masih tetap bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugasnya.
Pergantian Pengurus Ranting
harus
disertai
dengan
serah
terima
selengkapnya.
Pengurus Ranting berkewajiban
:
a. Mempersiapkan,
melaksanakan
Rapat
Ranting dan Rapat Kerja Ranting.
b. Melaksanakan
segala
urusan
yang
menyangkut keputusan Rapat Ranting dan
Rapat Kerja Ranting serta mempertanggung-
17.
5.
6.
7.
8.
Pasal 21
Pengurus Cabang
Pengurus Cabang AMGPM adalah pelaksana eksekutif
organisasi ditingkat Cabang
Pengurus Cabang
dipilih dan ditetapkan oleh
Konferensi Cabang
Dalam hal pada suatu Ranting belum terbentuk
Pengurus Ranting, Pengurus Cabang dapat menentukan
kebijakan untuk menetapkan kepengurusan sementara
sambil terbentuk kepengurusan yang definitif.
Setiap tindakan atau keputusan Pengurus Cabang
yang mengatasnamakan organisasi harus dibicarakan
dan diputuskan dalam Rapat Pengurus Cabang.
Pasal 22
9.
Susunan Pengurus Cabang
AMGPM disesuaikan
dengan susunan kepengurusan Pengurus Besar.
10.
Ketua dan Sekretaris dipilih secara langsung dalam
Konfercab, sedangkan fungsionaris lainnya dipilih melalui
63
lain organisasi.
b. Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat
strategis ditingkat Cabang
c. Mengembangkan dan memberdayakan potensi dan
sumber daya pemuda di Cabang.
18. Uraian tugas, tata kerja, dan sistem serta prosedur
organisasi dalam Pengurus Cabang, diatur dalam
Peraturan Organisasi.
Pasal 23
Pengurus Ranting
9.
Susunan Pengurus Ranting
AMGPM disesuaikan
dengan susunan kepengurusan Pengurus Besar.
10. Ketua dan Sekretaris dipilih secara langsung dalam
Rapat Ranting, sedangkan fungsionaris lainnya dipilih
melalui formatur untuk masa tugas 5 (lima) tahun.
11. Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Ranting
ditetapkan oleh Rapat Ranting
12. Ketua dan Sekretaris mewakili organisasi keluar dan
kedalam
13. Uraian tugas Pengurus Ranting
diatur dalam
Paraturan Organisasi dan ditetapkan oleh Musyawarah
Pimpinan Paripurna (MPP).
14. Selama Pengurus Ranting hasil Rapat ranting belum
dilantik, maka Pengurus Ranting
demisioner tetap
melaksanakan tugas sampai dilaksanakan pelantikan
Pengurus Ranting yang baru.
15. Pergantian Pengurus Ranting disertai dengan serah
terima selengkapnya seluruh aset dan kepemilikan
organisasi.
16. Pengurus Ranting mempunyai tugas sebagai berikut :
a.
Mempersiapkan
dan
melaksanakan
Rapat
Ranting dan Rapat Kerja Ranting
b.
Melaksanakan
Peraturan,
Keputusan
dan
65
66
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB VI
BADAN PEMBINA
Pasal 19
Badan Pembina adalah Badan Konsultatif
AMGPM yang berfungsi melaksanakan tugas
pendampingan bagi Pengurus Organisasi pada
masing-masing jenjang.
Dalam melaksanakan fungsinya Badan
Pembina bersifat kolektif.
Secara struktural Badan Pembina terdiri dari
sebanyak-banyaknya 7 orang dengan perincian:
1 orang Ketua, 1orang Wakil Ketua, 1 orang
Sekretaris dan 4 orang Anggota.
Keanggotaan Badan Pembina terdiri dari :
a.
Fungsional
Gereja
pada
masingmasing jenjang organisasi.
b.
Fungsional Masyarakat yang dianggap
layak untuk tugas itu.
Secara Fungsional, perangkat Kepemimpinan
Gereja adalah Pembina pada setiap jenjang
Kepengurusan Organisasi (secara ex-oficio).
Periode tugas Badan Pembina mengikuti
periode tugas Pengurus Organisasi pada
jenjangnya.
Badan Pembinan diangkat dan ditetapkan
oleh Lembaga Eksekutif pada masing-masing
jenjang organisasi.
BAB VI
BADAN PEMBINA
Pasal 24
1. Badan pembina adalah badan konsultatif AMGPM yang
berfungsi melaksanakan tugas pendampingan bagi
kepengurusan disetiap tingkatan.
2. Badan pembina dapat memberi usulan dan masukan
serta
pertimbangan
kepada
Pengurus
sesuai
tingkatannya, baik diminta maupun tidak.
3. Badan Pembina dibentuk oleh masing-masing
kepengurusan sesuai tingkatannya
4. Dalam melaksanakan tugas Badan Pembina bersifat
kolektif
5. Keanggotaan Badan Pembina terdiri dari warga Gereja
Protestan
Maluku
yang
aktif
membantu
pengembangan AMGPM.
6. Secara fungsional perangkat kepemimpinan gereja
adalah pembina pada setiap jenjang kepengurusan
AMGPM (ex oficio).
7. Lamanya tugas Badan Pembina adalah sama dengan
lamanya
masa
kepengurusan
masing-masing
tingkatan.
8. Badan Pembina diangkat dan ditetapkan oleh
kepengurusan masing-masing tingkatan.
9. Badan Pembina berjumlah sekurang-kurangnya 5
orang dan sebanyak-banyaknya 7 orang
10.
Tata
cara
pengusulan,
penetapan
dan
pengangkatan serta kriteria, diatur dalam peraturan
Organisasi
67
BAB VII
ATRIBUT
Pasal 20
AMGPM mempunyai Lambang dan Lagu Wajib.
Pasal 21
Lambang-lambang Organisasi AMGPM terdiri dari:
1.
Bendera.
2.
Panji.
3.
Jaket.
4.
Lencana (Emblem).
5.
Topi.
Selanjutnya Lambang-lambang ini akan diatur
dalam Peraturan Organisasi (PO).
Pasal 22
BAB VII
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 25
5. Atribut organisasi AMGPM terdiri atas :
a. Lagu wajib
b. Lambang
6. Lagu wajib sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a
adalah Kamu Adalah Garam dan Terang Dunia.
7. Lambang AMGPM sebagaimana dimaksud ayat (1)
huruf b terdiri dari :
a. Bendera
b. Jaket
c. Emblem
8. Tata ukuran bendera, emplem, model jaket, dan
tatacara penggunaan atribut organisasi diatur dalam
Peraturan Organisasi.
68
BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 23
1.
Perbendaharaan AMGPM yang berupa
dana, sumber dana dan harta milik diperoleh
dari:
a. Persembahan
(Kolekta,
Persepuluhan,
Sukarela).
b. Iuran/Tanggungan.
c. Warisan, Hibah dan sunbangan yang tidak
mengikat.
d. Usaha-usaha yang sah.
2.
Perbendaharaan AMGPM terdiri dari
semua perbendaharaan yang dikelola di semua
jenjang Organisasi.
3.
Tahun Buku AMGPM adalah Tahun
Taqwin.
1.
2.
3.
4.
5.
Pasal 24
PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN
Pengelolaan perbendaharaan AMGPM
disemua jenjang organisasi didasarkan pada
sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
yang berimbang dan dinamis.
Anggaran Pendapatan Dan Belanja di
semua jenjang organisasi dirancang oleh
Lembaga Eksekutif dan ditetapkan oleh
Lembaga Legislatif.
Tahun Anggaran Organisasi menurut
Tahun Taqwin.
Metode
Pembukuan
Organisasi
menurut Azas Kas (Cash Stelsel).
Azas Pembukuan Organisasi menurut
BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 26
2. Perbendaharaan AMGPM berupa uang, sumber-sumber
dana dan harta milik, diperolah dari :
a. Persembahan
syukur
(uang
kolekta,
persepuluhan, dan pemberian sukarela lainnya)
b. Iuran/tanggungan
c. Hibah
d. Sumbangan yang tidak mengikat
e. Usaha-usaha lain yang sah
3. Perbendaharaan AMGPM terdiri dari semua aset
perbendaharaan yang dikelola disemua jenjang
kepengurusan organisasi.
4. Tahun buku AMGPM adalah tahun takwin
Pasal 27
Pengelolaan dan Pengawasan
5.
6.
7.
8.
Pasal
23
ART
lama
menjadi pasal 26
Ayat satu point c pasal 23
ART
lama
dipisahkan
menjadi 2 pada point c
dan d ART baru
Pasal
24
ART
lama
dipisahkan menjadi dua
pasal pada ART baru yaitu
Pengelolaan keuangan AMGPM di semua jenjang pasal 27 dan 28
kepengurusan didasarkan pada sistem anggaran
pendapatan dan belanja yang berimbang dan dinamis.
Anggara Pendapatan dan Belanja pada setiap Pasal 24 ayat 1, 2, 3 dan
tingkatan kepengurusan dirancang oleh lembaga 6 menjadi ayat 1, 2, 3,
eksekutif dan ditetapkan oleh lembaga legislatif dan 4 pasal 27
sesuai tingkatannya.
Tahun anggaran AMGPM berdasarkan tahun taqwin
Pengurus
Besar
bertanggung
jawab
dan
mengkoordinasikan
pemeriksaan dan pengawasan
perbendaharaan disemua jenjang kepengurusan,
dalam kerjasama dengan perangkat kepemimpinan
gereja di semua jenjang.
69
Azas Brutto.
6.
Pengurus Besar bertanggung-jawab
dan mengkoordinasikan pemeriksaan dan
pengawasan perbendaharaan disemua jenjang
organisasi dalam kerja sama dengan perangkat
Kepemimpinan Gereja di semua jenjang.
7.
Pada semua jenjang Kepengurusan
Organisasi harus dibentuk Tim Verifikasi dengan
tugas mengsadakan pemeriksaan keuangan
dan melaporkan hasilnya kepada Lembaga
Legislatif pada jenjangnya.
8.
Pembentukan
Tim
Verifikasi
dipercayakan kepada perangkat organisasi
masing-masing jenjang dengan Rekomendasi
yang diberikan oleh Lembaga Legislatif pada
setiap jenjang.
9.
Keanggotaan Tim Verifikasi terdiri dari
3 (tiga) orang yaitu: 1 (satu) orang Ketua
merangkap Anggota, dan 2 (dua) orang
Anggota.
10.
Segala hal yang menyangkut: bentuk,
sistim
serta
prosedur
Pembukuan
dan
Pertanggung-jawaban diatur lebih lanjut di
dalam
Peraturan
Organisasi
(PO)
yang
ditetapkan di dalam Musyawarah Pimpinan
Paripurna (MPP).
5.
6.
7.
8.
9.
Pasal 28
Pasal 24 ayat 7 s/d 10 ART
Untuk
kepentingan
pengawasan
yang
efektif, lama
menjadi pasal 28
transparan dan bertanggung jawab, pada semua ayat 1 s/d 5 ART baru
jenjang kepengurusan diwajibkan dibentuk
Tim
Verifikasi.
Tim verifikasi dibentuk oleh masing-masing tingkatan
kepengurusan berdasarkan rekomendasi dari Kongres,
Konferda, Konfercab dan Rapat Ranting.
Tim Verifikasi berjumlah 3 (tiga) orang terdiri dari :
a. 1(satu) orang ketua merangkap anggota
b. 2(dua) orang anggota
Tugas Tim Verifikasi adalah mengadakan pemeriksaan
keuangan dan melaporkan hasil kerjanya kepada
lembaga legislatif disetiap tingkatan.
Pelaksanaan tugas Tim Verifikasi dan pelaporannya
adalah
pada setiap tahun kegiatan berdasarkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja setiap tingkatan
kepengurusan.
Pasal 25
PERTANGGUNG-JAWABAN PERBENDAHARAAN
Bendaharawan
berkewajiban
memberikan
pertanggung-jawaban tentang perbendaharawan
kepada Lembaga Legislatif dan Eksekutif.
70
1.
2.
3.
4.
5.
BAB IX
PENGESAHAN DAN PEMBUBARAN
Pasal 26
Pengesahan pembentukan struktur Organisasi
dilakukan oleh Perangkat Pengurus setingkat
diatasnya kecuali Pengurus Besar dilakukan
oleh BPH Sinode GPM.
Pengesahan
pembentukan
dan
atau
pengesahan pembubaran Ranting, Cabang,
Daerah dilakukan oleh Pengurus setingkat
diatasnya.
Pembubaran AMGPM ke dalam lain Wadah
Pemuda Gerejawi dilakukan oleh Kongres
dengan memperhatikan nasihat Sinode GPM
cq. BPH Sinode GPM.
Dalam
Kongres
yang
diadakan
untuk
membubarkan
AMGPM
dibentuk
Panitia
Penyelidik
untuk
menyelesaikan
segala
kekayaan Organisasi.
Pada waktu pembubaran, semua milik AMGPM
diserahkan kepada GPM.
BAB X
KETENTUAN PERUBAHAN
Pasal 27
1.
Setiap perubahan atau penambahan
Anggaran
Rumah
Tangga
ini
harusnya
dilakukan oleh Kongres.
BAB IX
PENGESAHAN DAN PEMBUBARAN
Pasal 29
6. Pengesahan
pembentukan
struktur
Organisasi
dilakukan
oleh
Perangkat
Pengurus
setingkat
diatasnya kecuali Pengurus Besar dilakukan oleh BPH
Sinode GPM.
7. Pengesahan pembentukan dan atau pengesahan
pembubaran Ranting, Cabang, Daerah dilakukan oleh
Pengurus setingkat diatasnya.
8. Pembubaran AMGPM ke dalam lain Wadah Pemuda
Gerejawi
dilakukan
oleh
Kongres
dengan
memperhatikan pertimbangan BPH Sinode GPM.
9. Dalam Kongres yang diadakan untuk membubarkan
AMGPM
dibentuk
Panitia
Penyelidik
untuk
menyelesaikan segala kekayaan Organisasi.
10.
Pada waktu pembubaran, semua milik AMGPM
diserahkan kepada GPM melalui Badan Pekerja Harian
Sinode GPM.
BAB X
KETENTUAN PERUBAHAN
Pasal 30
4. Setiap perubahan atau penambahan Anggaran Rumah
Tangga ini hanya dapat dilakukan oleh Kongres.
71
2.
72
73
74
75
do=f 4/4Dimarca
do=f 4/4Dimarca
0
5 1 2
3 3 3 3
2 1
2 3
1 5. 1 3
5 5
4 3 4 5 3 .
Ang-katan Mu-da Gre-ja Protes-tan Ma-lu-ku, yang ber-di-ri a-tas Firman Tu- han
Ang-katan Mu-da Gre-ja Protes-tan Ma-lu-ku,Kau pe-wa-ris ni-lai nilai in-jil- i
5
0 3
2 3
4 4 . 4 3 2
3 1 . 7 1
2 2 2
7 1
2
dan te -tap te-guh mem-ba-ngun ben-tuk, ke-sa tu-an se-ba gai
Tu-buh Kris-tus
ber-tang-gung ja-wab un-tuk mem-bim-bing. da-lam kon-teks ca-tur
panggilan Gre-ja
0
4
5 1 2
3 3 2 1 2 3
1 5 . 1 3
5 5 5 5
3 4 5
3
Bu-tir-an ga-ram te-rus meng-a-wet-kan Kau ber-per-an bri ka-mi kehi-dupan
Ca ha - ya o bor te rus me-nem-bu-si Kau ber-nya-la bri ka- mi moti-va si
I
II
0
3
3 2 3
4 4 . 4 3 2
3 1 . 1 7 1
2 2 . 2
2 1 2
1 . : 1.
un-tuk mem-ba-rui dan me-la-ya-ni mem-bangun Greja Bang-sa dan Ne
ga - ra
un-tuk ber-sa-tu te-kad mengab-di mem-bangun Greja Bang-sa dan Ne
ga ra
0
4
1 1
6 6 . 6 6 6
6 5 5 3 5 . 3 3 3
5
. 2 3 4 6 5 5
Ma-ri ma-ju Ang-ka-tan Mu-da Ge-pe-em men-ja-di ga-ra-ram dan
te-rang du - nia
.
3
1 1 1
6 6 . 6 1 6
6 5 5 . 3 3 4
5
5 4 3 4 2
1
wa-lau-pun a - ngin ba-dai dan to - pan, ka-mi ber-sa-tu un-tuk
mengab di Tu- han
.I
: . 0
. :
ber- sa- tu
76
II
6 6
5.
nya la - kan o bor mu
ber sa - tu me la - ya ni
mu
rit
5 5 4
3 3 3 3 2 2 3 2
1 . . 5 5 4
3 3 3
4 5 6 7
I.
Kamu a- da-lah Garam dan Te-rang Du-nia Ka-mu a- da-lah Garam dan
Terang Du-nia
.
3
77
78
2 bentuk lingkaran :
Tulisan AMGPM :
pembinaan,
pengembangan
dan
pemberdayaan AMGPM
Nama AMGPM :
Kuning
Kejujuran;
secara
khusus
melambangkan kekuatan terang yang
mampu
menembus
tantangan
dan
kendala.
Ungu
Secara teologis ] sikap hidup berkorban
tanpa pamrih.
Orientasi kepemudaan khas gerejawi.
Hijau
Pertumbuhan,
kehidupan
dan
pengharapan.
Pada lingkaran ] pelestarian lingkungan
hidup
80
81