Vous êtes sur la page 1sur 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah

mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau
gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan
glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan
diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar
glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti
bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM. Pada wanita hamil, sampai
saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan
pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glukosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar
glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan
pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2 % dari semua wanita hamil,
kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan
orang dengan gangguan toleransi glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM.
DM gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan professional, karena dapat
mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan datang, juga saat persalinan.

1.2

Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Apa definisi diabetes mellitus dan diabetes mellitus gestasional ?


Apa saja klasifikasi diabetes mellitus
Bagaimana etiologi diabetes mellitus gestasional?
Apa saja factor resiko diabetes mellitus gestasional ?
Bagaimana patogenesis dari diabetes mellitus gestasional ?
Apa saja gejala klinis dari diabetes mellitus gestasional ?
Apa saja komplikasi dari diabetes mellitus gestasional ?
Bagaimana penanganan dari diabetes mellitus gestasional ?
Bagaimana prognosis dari diabetes mellitus gestasional ?

BAB II
1

PEMBAHASAN
2.1

Definisi
Diabetes melitus adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah

gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu keadaan gula darah
yang tingginya sudah membahayakan.
Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan oleh kelompok
sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap glukosa. Insulin,
bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon, juga mengendalikan jumlah
glukosa dalam darah. Apabila tubuh menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika sel tubuh
tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes.
Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita
yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Disebut diabetes gestasional bila gangguan
toleransi glukosa yang terjadi sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah persalinan.
dianggap diabetes mellitus (jadi bukan gestasi) bila gangguan toleransi glukosa menetap setelah
persalinan. Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara selama masa kehamilan.
Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali didapati selama masa kehamilan,
biasanya pada trimester kedua atau ketiga. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang
dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa.
Penyakit ini merupakan penyakit yang bersifat kronik, yang dapat muncul dan
berkembang secara lambat namun pasti. Komplikasi yang sering terjadi pada Diabetes mellitus
hampir di seluruh organ tubuh, yaitu gangguan pada mata (Retinopati), ginjal, jantung, otak,
infeksi yang sukar diobati sampai terjadinya pembusukan pada jaringan tubuh sehingga dapat
dilakukan penanganan dengan cara operasi atau tidak jarang dilakukan amputasi pada jaringan
tubuh tersebut.

2.2

Klasifikasi

a) Diabetes melitus yang tergantung pada insulin (Id DM atau jenis I), biasanya terdapat pada
orang yang masi muda, gejala-gejalanya terjadi dengan tiba-tiba, kadar glukosa (gula) darah
yang tinggi.
b) Diabetes Melitus yang tidak tergantung pada insulin (NID DM atau jenis II) biasanya
terdapat pada orang yang berusia > 40 tahun, terjadi secara perlahan-lahan, dan
kemungkinannya tidak ada tanda atau gejala, biasanya terdapat pada orang gemuk , usia
lanjut dan tidak aktif.

2.3

Etiologi
Selama kehamilan, peningkatan kadar hormon tertentu dibuat dalam plasenta (organ yang

menghubungkan bayi dengan tali pusat ke rahim) nutrisi membantu pergeseran dari ibu ke janin.
Hormon lain yang diproduksi oleh plasenta untuk membantu mencegah ibu dari
mengembangkan gula darah rendah. Selama kehamilan, hormon ini menyebabkan terganggunya
intoleransi glukosa progresif (kadar gula darah yang lebih tinggi). Untuk mencoba menurunkan
kadar gula darah, tubuh membuat insulin lebih banyak supaya sel mendapat glukosa
bagi memproduksi sumber energi.
Pankreas ibu mampu memproduksi insulin lebih (sekitar tiga kali jumlah normal) untuk
mengatasi efek hormon kehamilan pada tingkat gula darah. Namun, jika pankreas tidak dapat
memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasi efek dari peningkatan hormon selama
kehamilan, kadar gula darah akan naik, mengakibatkan GDM.

2.4

Faktor Resiko

Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko terkena GDM selama kehamilan:

Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal).
Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black, penduduk asli

Amerika, atau Asia).


Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula darah yang tinggi,

tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes).


Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung memiliki diabetes).
Sebelumnya melahirkan bayi lebih dari 4 kg.
Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati.
3

Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.


Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut polihidramnion).

Namun banyak wanita yang mengalami GDM tidak memiliki faktor risiko yang diketahui.

2.5

Patogenesis
Kehamilan adalah suatu kondisi diabetogenic ditandai dengan resistensi insulin dengan

peningkatan kompensasi sebagai respon -sel dan hyperinsulinemia. Resistensi insulin biasanya
dimulai pada trimester kedua dan memaju ke seluruh sisa dari kehamilan. Plasenta sekresi
hormon seperti progesteron, kortisol laktogen, plasenta, prolaktin, dan hormon pertumbuhan,
merupakan penyumbang utama kepada resistensi insulin yang terlihat dalam kehamilan.
Resistensi pada insulin mungkin berperan dalam memastikan bahwa janin memiliki tenaga yang
cukup dari glukosa dengan mengubah metabolisme energi ibu dari karbohidrat ke lemak.
Wanita dengan GDM memiliki keparahan yang lebih besar dari resistensi insulin
dibandingkan dengan resistensi insulin terlihat pada kehamilan normal. Mereka juga memiliki
penurunan dari peningkatan kompensasi dalam sekresi insulin, khususnya pada fase pertama
sekresi insulin. Penurunan pada insulin fase pertama mungkin menandakan kerusakan fungsi sel
. Xiang et al menemukan bahwa wanita dengan GDM Latino meningkat resistensi terhadap
pengaruh insulin pada clearance glukosa dan produksi dibandingkan dengan wanita hamil
normal.
Selain itu, mereka menemukan bahwa wanita dengan GDM mengalami penurunan
67% sebagai kompensasi -sel mereka dibandingkan dengan normal peserta kontrol hamil.
Ada juga kebanyakan wanita dengan GDM yang memiliki bukti autoimun sel islet. Prevalensi
dilaporkan antibodi sel islet pada wanita dengan GDM berkisar 1,6-38%. Prevalensi autoantibodi
lain, termasuk autoantibodi insulin dan antibody asam glutamat dekarboksilase, juga telah
variabel. Wanita-wanita ini mungkin menghadapi risiko untuk mengembangkan bentuk autoimun
diabetes di kemudian hari. Akhirnya, dalam 5% dari semua kasus GDM, -sel ketidakmampuan
untuk mengkompensasi resistensi insulin adalah hasil dari cacat di -sel, seperti mutasi
pada glukokinase.

2.6

Gejala Klinis

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM yaitu dilihat langsung dari efek
peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose),
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak
semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri
bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu
ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan

2.7

Komplikasi
Komplikasi akibat GDM bisa berlaku pada janin dan juga pada ibu. Komplikasi janin

termasuk

makrosomia,

hipoglikemia

neonatal,

kematian

perinatal,

kelainan

bawaan,

hiperbilirubinemia, polisitemia, hypocalcemia, dan sindrom gangguan pernapasan. Makrosomia,


yang didefinisikan sebagai berat lahir> 4.000 g, terjadi pada 20-30% bayi yang ibunya menderita
GDM.
Faktor-faktor lain yang dapat diperlihat pada ibu yang memicukan peningkatan insiden
kelahiran janin makrosomia termasuk hiperglikemia, Body Mass Index (BMI) tinggi, usia yang
lebih tua, multiparitas. Dengan ini, kasus makrosomia dapat menyebabkan untuk morbiditas
janin meningkat sewaktu dilahirkan, seperti distosia bahu, dan meningkatkan risiko kelahiran
secara sactio caesaria. Hipoglikemia neonatal dapat terjadi dalam beberapa jam setelah
dilahirkan . Hal ini adalah karena ibu yang hiperglikemia dapat menyebabkan janin

hiperinsulinemia Komplikasi jangka panjang pada janin dengan ibu GDM termasuk peningkatan
risiko intoleransi glukosa, diabetes, dan obesitas. Komplikasi pada ibu GDM meliputi hipertensi,
preeklampsia, dan peningkatan risiko kelahiran secara sactio caesaria. Hipertensi ini mungkin
terkait dengan resistensi insulin. Oleh karena itu, intervensi yang menunjukkan peningkatkan
sensitivitas insulin dapat membantu mencegah komplikasi ini. Selain itu, wanita dengan riwayat
GDM memiliki peningkatan risiko diabetes setelah kehamilan dibandingkan dengan populasi
umum, dengan tingkat konversi hingga 3% per tahun.

2.8

Penanganan

1. Pengobatan medik dan bekerjasama dengan ahli penyakit dalam


a. Diabetes diet
Penderita diabetes dengan berat badan rata-rata cukup diberi diet yang mengandung
1200-1800 kalori sehat selama berlangsungnya kehamilan. Pemeriksaan darah dan urin berkala
dilakukan untuk mengubah dietnya apabila perlu.
Dalam triwulan I diet dan pengobatan tidak banyak berbeda denagan keadaan di luar
kehamilan. White menganjurkan 30-40 kalori per Kg berat badan. Garam perlu dibatasi untuk
mengurangi kecenderungan akan retensi air dan edema. Diet yang dianjurkan ialah karbohidrat
40 %, protein 2 g/Kg berat badan, lemak 45-60 g.
Dalam triwulan II metabolisme hidrat-arang dalam tubuh itu berubah, ibu memerlukan
lebih banyak bahan makanan, terutama kalori dan protein. Penderita yang di luar kehamilan dan
dalam kehamilan triwulan I tidak memerlukan insulin, mungkin sekali perlu diobati dengan
insulin dalam triwulan II dan III. Karena itu, gula darah harus diperiksa ulang. Diet dan dosis
insulin setiap kali harus disesuaikan dengan keperluan yang berubah-ubah itu, lebih-lebih dalam
triwulan III. Juga dalam masa nifas dan laktasi pemeriksaan perlu diulang dan diet disesuaikan.
b. Pengobatan Insulin
Pada penderita diabetes dalam kehamilan daya tahan terhadap insulin meningkat dengan
makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta.
Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dalam dosis
yang sama dengan dosis di luar kehamilan sampai terdapat tanda-tanda bahwa dosis perlu
ditambah atau dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan disatu pihak memudahkan
terjadinya hiperglikemik. Karena itu, dosis insulin perlu diubah menurut keperluan. Perubahan6

perubahan dosis itu harus dilakukan dengan hati-hati, dengan berpedoman pada 140 mg/dl
pemeriksaan gula darah yaitu kadar PP (post prandial) <140 mg/dl.
Terutama dalam triwulan I mudah terjadi hipoglikemia apabila dosis insulin tidak
dikurangi karena wanita kurang makan akibat emesis dan hyperemesis gravidarum. Sebaliknya,
dosis insulin perlu ditambah dalam triwulan II apabila wanita sudah mulai suka makan, lebihlebih dalam triwulan III.
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan hidrat-arang
berkurang dan keperluan akan insulin berkurang pula. Akibatnya ialah bahwa penderita mudah
mengalami hipoglikemia apabila diet tidak disesuaikan dan/atau dosis insulin tidak dikurangi.
Pemberian insulin yang kurang hati-hati dapat merupakan bahaya besar karena reaksi
hipoglikemik dapat disalahtafsirkan sebagai koma diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi
selama wanita dalam persalinan dan nifas dini. Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan
diberi infus glukosa dan insulin. Pada hiperglikemia berat dan keto-asidosis diberi insulin secara
infus intravena dengan kecepatan 2-4 satuan per jam untuk mengatasi komplikasi yang
berbahaya ini (Saifuddin, B. A, 2005).
2. Penanganan Obstetrik
a. Penanganan berdasarkan pertimbangan beratnya penyakit, lama penderita, umur,
b.
c.
d.
e.

paritas, riwayat persalinan terdahulu dan ada tidaknya komplikasi.


Penyakit tidak berat, persalinan biasa
Bila agak berat memerlukan insulin, induksi persalinan lebih dini 36-38 minggu
Diabetes agak berat riwayat IUFD lakukan SC pada 37 minggu
Diabetes berat dengan komplikasi (preeklamsi, hidramnion, dll), riwayat persalinan

yang lalu buruk, induksi persalinan/SC lebih dini


f. Dalam pengawasan persalinan monitor janin dengan baik (DJJ, EKG, USG)
g. Untuk kehamilan yg mengancam ibu dan janin sarankan tubektomi

2.9

Prognosis
Kehamilan kedua dalam waktu 1 tahun dari kehamilan sebelumnya yang mempunyai

GDM memiliki tingkat kekambuhan tinggi. Wanita didiagnosa dengan GDM memiliki
peningkatan risiko terkena diabetes melitus di masa depan.
Wanita yang membutuhkan insulin pengobatan sewaktu kehamilan kerana didiagnosa
dengan GDM mempunyai risiko tinggi untuk mendapat diabetes kerana telah mempunyai
antibodi yang terkait dengan diabetes (seperti antibody terhadap dekarboksilase glutamat, islet

sel antibodi dan / atau antigen insulinoma- 2), berbanding wanita dengan dua kehamilan
sebelumnya dan pada wanita yang gemuk.
Wanita membutuhkan insulin untuk mengelola gestational diabetes memiliki resiko 50%
terkena diabetes dalam lima tahun ke depan. Tergantung pada populasi yang diteliti, kriteria
diagnostik dan panjang tindak lanjut, risiko dapat bervariasi sangat besar. Risiko tampaknya
tertinggi dalam 5 tahun pertama, mencapai dataran tinggi setelahnya. Penelitian lain menemukan
risiko diabetes setelah GDM lebih dari 25% setelah 15 tahun. Ada data statistik terhadap risiko
kondisi lain pada wanita dengan GDM, dalam studi Perinatal Yerusalem, 410 dari 37.962 pasien
dilaporkan telah GDM, dan ada kecenderungan lebih mendapat kanker payudara dan kanker
pankreas , tetapi lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

BAB III
TINJAUAN KASUS

KASUS
Seorang ibu Ny. S usia 25 tahun GIP0A0 hamil 24 minggu datang kepuskesmas sentani dengan
keluhan sering BAK, sering merasa haus dan lapar. Ibu mengeluh kepalanya pusing dan
mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY. S


UMUR 25 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 24 MINGGU
DENGAN DIABETES MELITUS
DI PUSKESMAS SENTANI

No. Register

: 050

Tanggal pengkajian

: 04 Maret 2015

Pengkajian Oleh

: Bidan Mirena

LANGKAH

: PENGKAJIAN

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama ibu
: Ny. S
Umur
: 25 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat
: Jl. Cendrawasih

Nama Suami
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Suku/Bangsa
Alamat

2. Riwayat pernikahan
9

: Tn. A
: 30 tahun
: Islam
: S1
: PNS
: Jawa/Indonesia
: Jl. Cendrawasih

a. Nikah ke
b. Lama menikah

:1
: 1 tahun

3. Data biologis
a. Keluhan utama
Ibu mengatakan sering BAK, sering merasa haus dan lapar,
Ibu mengeluh kepalanya pusing dan cemas dengan keadaannya saat ini
b. Riwayat reproduksi
1) Riwayat menstruasi
a) Menarche
b) Siklus haid
c) Durasi haid
d) Banyaknya

: 13 tahun
: 28 hari
: 7 hari
: 2-3 kali ganti pembalut

2) Riwayat obstetri
a) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu :
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang pertama dan tidak pernah
keguguran
b) Riwayat kehamilan sekarang :
G
:I
P
:0
A
:0
HPHT
: 02-09-2014
HPL
: 09-06-2015
ANC pertama
: umur kehamilan 4 minngu
Kunjungan ANC
Trimester 1
Frekuensi
: 2x
Tempat
: Puskesmas
Oleh
: Bidan
Keluhan
: Mual, muntah
Terapi
: Vit B6
Trimester II
Frekuensi
: 2x
Tempat
: Puskesmas
Oleh
: Bidan
Keluhan
: Mual dan pusing
Terapi
: Tablet Fe, Vit B6, B12, Vit C, Asam folat
Trimester III
: belum dilakukan
Imunisasi TT
TT 1
: 09-10-2014
TT 2
: 09-11-2014
Pergerakan janin dirasakan ibu
Ibu mengatakan merasakan gerakan janin 11x sehari

10

c) Riwayat penggunaan kontrasepsi


Ibu mengatakan belum pernah menggunakanan alat kontrasepsi
c. Riwayat kesehatan
1) Penyakit yang pernah / sedang di derita ( menular,menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/tidak sedang menderita penyakit menular
(TBC,Hepatitis, HIV), menahun (Jantung koroner).
2) Penyakit yang pernah/sedang di derita keluarga( menular,menurun, menahun)
Ibu mengatakan bahwa pada keluarganya tidak pernah/tidak sedang menderita
penyakit menular(TBC,Hepatitis,HIV) menurun(DM dan Hipertensi) menahun
3) Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat operasi
4) Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat-obat tertentu
d. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

11

N
O
1.

2.

3.

4.

5.

POLA KEBUTUHAN
Pola nutrisi
a. Makan
Frekuensi
Jenis
Porsi
Pantangan
Keluhan
b. Minum
Frekuensi
Jenis
Porsi
Pantangan
Keluhan
Pola eliminasi
a. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Keluhan
b. BAK
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Keluhan

Pola istirahat
a. Tidur siang
Lama
Keluhan
b. Tidur malam
Lama
Keluhan
Pola Hygiene
a. Mandi
b. Ganti pakaian
c. Gosok gigi
d. Keramas
Pola seksualitas
a. Frekuensi
b. Keluhan

SEBELUM HAMIL

SELAMA HAMIL

3 x/hari
Nasi,sayur,lauk
1piring
Tidak ada
Tidak ada

5 x/hari
Nasi,sayur,lauk
1piring
Tidak ada
Merasa lapar

8x/hari
Air putih
1 gelas
Tidak ada
Tidak ada

15x/hari
Air putih
1 gelas
Tidak ada
Merasa haus

1x/hari
Lembek
Kuning
Tidak ada

1x/hari
Lembek
Kuning
Tidak ada

4x/hari
Cair
Kuning jernih
Tidak ada

10x/hari
Cair
Kuning jernih
Sering BAK

1jam/hari
Tidak ada

1-2jam/hari
Tidak ada

8jam/hari
Tidak ada

6-7jam/hari
Tidak ada

2x/hari
2x/hari
2x/hari
3x/hari
12

2x/hari
3x/hari
2x/hari
3x/hari

3x/minggu
Tidak ada

1x/minggu
Tidak ada

e. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minum beralkohol)


Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kasehatan seperti
merokok, minum jamu, minun minuman beralkohol.
f. Psikososiospritual ( penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan, dukungan
sosisal, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah,
kegiatan sosial, dan persiapan keuangan, ibu dan keluarga)
1) Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya
2) Ibu mengatakan keluarga dan suami senang dan mendukung kehamilannya
3) Ibu mengatakan sudah mempersiapkan biaya persalinan
4) Ibu mengatakan akan memberikan ASI pada bayinya
5) Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang perawatan bayi
6) Ibu mengatakan taat beribadah
7) Ibu mengatakan tidak pernah ikut kegiatan sosial
g. Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,persalinan dan laktasi)
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang proses kehamilan, persalinan dan laktasi
h. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan tinggal di tempat yang bersih dan tidak memelihara hewan peliharaan

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
c. Keadaan emosianol
d. Tinggi badan
e. LILA
f. BB sebelum hamil
g. BB terakhir
2. Tanda tanda vital
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Respirasi
d. Suhu badan
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Rambut
2) Wajah

: Baik
: Composmentis
: Stabil
: 158 cm
: 28 cm
: 50 kg
: 60 kg

: 120/90 mmHg
: 84 x/menit
: 24 x/menit
: 36,5 0C

: Rambut hitam, lurus, kulit kepala bersih, tidak ada bekas luka
: Bentuk muka persegi, warna kulit pucat, tidak ada
cloasma gravidarum
13

3) Mata
4) Hidung
5) Telinga
6) Mulut

7) Leher
b. Payudara
c. Aksila
d. Ekstremitas atas
e. Abdomen
1) Inspeksi

: Mata bulat, simertis, tidak ada secret, konjungtiva merah


Muda, sclera mata putih, reflek pupil baik, pandangan jelas
: Bentuk hidung mancung, tidak ada polip/pembekakan
: Daun telinga simetris, tidak ada sekret
: Bibir tidak ada peradangan, bibir tidak pucat, tidak kering,
Tidak ada kaarang gigi, tidak ada peradangan gusi, lidah
bersih, tidak ada pembesaran pada tonsil
: Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
: Bentuk payudara simetris, putting susu menonjol,
Hiperpigmentasi pada areola, belum keluar kolostrum
: aksila bersih, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
: simetris kanan dan kiri, normal, tidak ada oedema
: tidak ada bekas operasi, tidak ada striae gravidarum dan linea
gravidarum, perut tampak membesar tidak sesuai dengan usia
kehamilan

2) Palpasi
a) Leopold I

: TFU 3 jari di atas pusat, teraba bagian yang lunak, tidak


Melenting, susah digerakkan (bokong)
b) Leopold II : Perut sebelah kanan teraba bagian yang keras dan memanjang,
ada tahanan seperti papan, berarti PUKA (punggung kanan),
Bagian kiri teraba bagian yang kecil-kecil tidak beraturan
(ekstremitas)
c) Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, mudah digoyangkan
(kepala)
d) Leopold IV : kepala belum masuk panggul (konvergen)
e) TFU
: Menurut Mc. Donald 28 cm
f) TBJ
: 2480 gram
3) Auskultasi
1) DJJ
: 134 x/menit
f. Ekstremitas bawah : Simetris kanan dan kiri, normal, tidak ada oedema, tidak ada
varises, reflek patella +/+, jumlah jari lenkap
g. Genitalia
: Tidak ada varises, tidak ada peradangan, tidak ada perdarahan
4. Pemeriksaan penunjang
a. Glukosa
b. Hb

: 1,5 %
: 11,5 gr%

LANGKAH II
: INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnose
:
Ny. S usia 25 tahun GIP0A0 hamil 24 minggu dengan diabetes melitus,
janin intra uterin, tunggal,hidup presntasi kepala, PUKA, penurunan 5/5, normal.
Dasar :
14

Data Subjektif
a. Ibu mengatakan usia 25 tahun
b. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang pertama dan tidak pernah abortus
c. Ibu mengatakan HPHTnya tanggal 02-09-2014
d. Ibu mengatakan sering merasa sering BAK, sering merasa haus dan lapar.
Data Obyketif :
TD

: 120/90 mmH

Nadi

: 82 x/menit

Pernapasan

: 24 x/menit

Suhu

: 36,5 0C

Leopold I

: bokong, TFU 28 cm

Leopold II

: Punggung kanan (puka)

Leopold III

: Kepala

Leopod IV

: kepala belum masuk panggul (konvergen)

DJJ

: 134 x/menit

Glukosa

: 1,5 %

Hb

: 11,5 gr%

LANGKAH III

: MASALAH POTENSIAL

Diagnose potensial bayi besar (>4 kg), polihidramnion


LANGKAH IV

: TINDAKAN SEGERA

Lakukan kolaborasi dengan ahli gizi terkait dengan pola makan ibu
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi insulin
LANGKAH V

: PERENCANAAN

1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini


Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan jelaskan kondisi kehamilan ibu dan janin saat ini
2. Pemilihan menu makanan sesuai dengan anjuran ahli gizi
3. Jelaskan tanda bahaya selama kehamilan
4. Anjurkan ibu bersalin secara SC (Sectio Sesaria) jika kadar gula darah ibu belum normal
5. Kontrol kadar glukosa setiap 2 minggu sekali
15

6. Anjurkan ibu melakukan personal hygine


7. Anjurkan ibu untuk membatasi aktifitas sehari - hari
8. Anjurkan ibu untuk periksa kembali
LANGKAH VI

: IMPLEMENTASI

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaana.Menjelaskan kondisi ibu saat ini bahwa
keadaan ibu saat ini kurang baik, TFU 28 cm. TD 120/90mmHg. Ibu mengalami Diabetes
Gestasional dengan kadar gula dalam darah 1,5%. Bayi ibu dalam keadaan sehat, DJJ
132x/menit
2. Memilihkan ibu menu makanan yang telah dianjurkan oleh ahli gizi terkait dengan pola
pemenuhan gizi ibu sehari-hari, agar ibu dapat melakukan diet yang bertujuan untuk
mengontrol kadar gula dalam darah
3. Menjelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan seperti perdarahan, sakit
kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu hati, gerakan janin berkurang dan ada
gangguan pada penglihatan, jika ibu mengalami salah satutanda bahaya tersebut maka
menganjurkan ibu untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain dan
atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikanpenanganan lebih lanjut.
4. Memberikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah normal dan memberikan
vitamin B1 31 (100mg) tablet sehari, untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta
memberitahu ibu cara penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari
dengan air putih
5. Menganjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika kadar gula darah ibu masih
belum normal saat ibu sudah mendekati hari taksiran partus. Ibu bersedia melakukan SC
untuk keselamatan ibu dan bayi
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ibu ada keluhan
LANGKAH VII

: EVALUASI

1. Ibu mengerti tentang kondisi ibu, janin serta kehamilannya saat ini bahwa ibu mengalami
diabetes mellitus gestasional, janin ibu dalam keadaan baik
2. Ibu bersedia untuk konsultasi dengan ahli gizi terkait dengan pola makan dan minum ibu,
dan ibu bersedia untuk diet unuk mengontrol kadar gula dalam darahnya
3. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya selama kehamilan
4. Ibu sudah diberi terapi insulin
5. Ibu bersedia untuk melahirkan secara SC (Sectio Sesaria) jika kadar gula dalam darah ibu
belum normal
6. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi, atau jika ibu merasakan keluhan.
16

17

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan dengan DM

gestasional, sedangkan bila DM telah diketahui sebelum hamil, maka dinamakan DM pregestasi.
DM yang terjadi pada ibu hamil dan diketahui saat hamil kemudian akan pulih kembali 6 minggu
pasca persalinan, maka ini dinamakan DM gestasional, namun apabila setelah 6 minggu
persalinan DM belum juga sembuh, maka ini bukannya diabetes Gestasional, tetapi DM. Dm
gstasional perlu penanganan yang serius, karena dapat mempengaruhi perkembangan janin, dan
dapat mengancam kehidupan janin kedepannya. sehingga perlu diberikan asuhan keperawatan
secara professional terhadap ibu hamil dengan DM, supaya tidak lagi terjadi berbagai
komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan

4.2

Saran

a. Diharapkan bagi calon bidan untuk lebih memahami tentang diabetes mellitus dalam
kehamilan dan penanganannya.
b. Diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu hamil dengan diabetes
mellitus saat berada dilapangan dan tempat tugas masing-masing.

18

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan . PT Bima Pustaka Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta
Rukiyah, Yeyeh Ai S.Si.T. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).
Trans Info Media : Jakarta
Nugraheny, Esti. 2009. Asuhan Kebidanan Patologi. Pustaka Rihama : Yogyakarta

19

Vous aimerez peut-être aussi