Vous êtes sur la page 1sur 8

Asoka

Asoka (Saraca asoca (Roxb.) Wilde, suku polong-polongan atau Fabaceae),


angsoka, atau kadang-kadang dikacaukan dengan soka (Ixora javanica), adalah
sebuah pohon dengan bunga-bunga merah yang sangat indah. Namanya diambil
dari bahasa Sanskerta yang berarti "bebas dari rasa sedih" (a-: tanpa, soka:sedih).
Tumbuhan ini didatangkan dari India dan di Surakarta dan Yogyakarta biasa
ditanam di pekarangan keraton dan rumah-rumah bangsawan.
Siddharta, penyebar agama Buddha, dipercaya lahir di bawah pohon ini.
Manfaat
Berikut adalah manfaat daun Asoka utk pengobatan haid, hipertensi, luka
akibat benda keras dan lainnya.
Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis:
Mengandung saponin, flavonoid, dan tanin. Memiliki sifat manis, sejuk, dan
hipotensif. Berkhasiat menghilangkan bekuan darah (reduce hematoma) dan
menghilangkan sakit (analgesik).
Penyakit yang dapat diobati:
Haid tidak teratur dan tidak datang haid, hipertensi, luka terpukul, ngilu-ngilu,
terkilir, dan koreng, TBC paru disertai batuk dan batuk berdarah.
Cara memanfaatkan :
1. Haid tidak teratur dan tidak datang haid
Bahan: 17 gr bunga siantan
Cara membuat: bahan dicuci bersih, direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1
gelas.

Setelah dingin lalu saring.

Cara menggunakan: diminum sekaligus 1 kali sehari.


2. Hipertensi
Bahan: 17 gr bunga siantan
Cara membuat: bahan dicuci bersih, direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1
gelas. Setelah dingin lalu saring.
Cara menggunakan: diminum sekaligus 1 kali sehari.
3. Luka terpukul, ngilu-ngilu, terkilir, dan koreng
Bahan: tangkai dan daun siantan secukupnya
Cara membuat: bahan dicuci bersih, lalu ditumbuk halus. Tambahkan sedikit air,
lalu aduk hingga seperti adonan.
Cara menggunakan: balurkan ramuan di bagian tubuh yang sakit.

4. TBC paru disertai batuk dan batuk berdarah.


Bahan: 50 gr akar siantan dan 60 gr daging sapi tanpa lemak
Cara membuat: bahan dicuci bersih, dipotong kecil-kecil, lalu buat sup.
Cara menggunakan: minum kuahnya dan makan dagingnya.
Dokumen sejarah menyatakan bahwa Asoka mengandung hematoksilin.
Hasil
analisis

terbaru

menunjukkan

bahwa

kulit

kayu

kering

Asoka

yang

dihaluskan mengandung cukup banyak tanindan zat organik yang mengandung


besi.Asoka tidak mengandung sifat alkaloid aktif maupunminyak atsiri.
Kulit kayunya mengandung sejumlah tanin dan catachin.
Bagian yang digunakan:
Kulit kayu, bunga
Penggunaan untuk Obat:
Kulit dari tanaman ini digunakan sebagai astringent dan penenang rahim
(uterine

sedative).Herbalini

bekerja

langsung

pada

serat

otot

rahim

yang merangsang endometrium dan jaringanovarium.Digunakan untuk fibroid


uterine

atau

(wasir),dan

fibroid

disentri

ovarium,

hemoragik.-

menorhagia,
Untuk

perdarahan

rahim/uterine,

hemoroid

terutama

untuk

menorhagia karena fibroid rahim dan penyebab lainnya.Siapkan 4 ons

kulit tanaman, 4 ons susu, dan 16 ons air kemudian rebus semua bahan
tersebutsampai air menguap.Ambil ramuan ini dan minum dengan susu.
Ramuan

bisa

diminum

untuk

dua

hingga

tigakali

selama

mengalami

menorhagia.- Untuk pendarahan internal, wasir/hemoroid hemoragik, dan


disentri

hemoragik.Kulit

wasir/hemoroid

pohon

hemoragik

dan

Asoka

berguna

juga

disentrihemoragik.

untuk

Ekstrak

mengobati
dari

kulit

pohon bisa berefek baik untuk kondisi ini. Sedangkan bunga Asoka yang
ditumbuk dan dicampur dengan air berguna untuk mengobati disentri
hemoragik.
Di Indonesia tanaman soka (Ixora sp.) merupakan tanaman hias yang
cukup populer dikalangan penghobi tanaman hias. Selain unik, bentuk dan
jenisnya pun beragam. Ada yang asli berasal dari dalam negeri yaitu soka
Jawa (Ixora javanica), ada pula yang berasal dari luar negeri seperti India
dan China, dan sekarang telah hadir tanaman soka baru yang disebut
soka hibrida. Selain jenisnya beragam, tanaman hias ini mempunyai
berbagai keuntungan, artinya tidak hanya untuk tanaman indoor saja
seperti mengisi sudut-sudut rumah, namun juga bisa untuk tanaman
outdoor terutama untuk pembatas pagar. Dengan perawatan yang teratur,
tanaman ini bisa bertahan sampai beberapa tahun.Tanaman ini berasal
dari daerah Asia Tropis. Bahkan disinyalir ada yang menyebutkan berasal
dari negara Indonesia. Namun sejauh ini belum teruji kebenarannya, yang
pasti dengan ditemukannya jenis bunga soka kuno yaitu Ixora javanica di
pulau Jawa telah cukup menjadikannya alasan mengapa tanaman tersebut
berasal dari negara kita. Dugaan kuat mengenai asal usul tanaman ini
lebih cenderung kepada negara India dan China, dimana di dua negera
tersebut memiliki beragam jenis tanaman Soka.
Penyebaran tanaman Soka ke seluruh wilayah negara bisa jadi tidak
terlepas dari peran para pendeta beragama Hindu yang membawanya
kemana dia pergi termasuk salah satunya ke negara kita. Perlu diketahui
pula bahwa ini ada hubungannya dengan kepercayaan umat Hindu
terhadap bunga Soka dimana bunga ini merupakan simbol hidup bersuka
hati, sehingga sering digunakan sebagai sesaji untuk persembahan dewa

Siwa dan Wisnu.Bunga soka awalnya hanya sebagai tanaman liar type
perdu.
Dengan penampilan bunganya yang memancar seperti kembang api
dan hidup di hutan-hutan liar, tidaklah mengherankan bila orang-orang
Eropa menjulukinya dengan flame of the wood atau api dari hutan.
Mungkin karena penampilannya yang menarik tersebut mengundang
orang untuk membawanya ke rumah dan mmeliharanya sebagai tanaman
hias. Dengan semakin berkembangnya pengetahuan, jenis soka hibrida
saat ini telah bermunculan dengan menghadirkan warna-warna bunga
yang lebih beragam dan meriah. Secara ringkas dapat dikemukakan
morfologi tanaman soka sebagai berikut:
Batang : tegak, berkayu bulat, percabangan simpodial, putih kotor.
Daun : tunggal, lonjong, pangkal meruncing, tepi rata, ujung runcing,
pertulangan daun menyirip. bunga : majemuk, berwarna merah,
berkelamin dua, kelopak bentuk corong, benang sari 4, kepala sari
melekat pada mahkota. akar : tunggang, berwarna cokelat.

Soka lokal yang asli Jawa tingginya bisa mencapai lebih dari 4m. Lingkar
pangkal batang bisa mencapai 40cm. Batang tumbuhan dikotil ini berwarna gelap
yang kadang-kadang disertai bercak-bercak oleh lumut kerak yang banyak
menempel pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya dengan akar tunggang.
Kayunya relatif keras. Bentuk daun lonjong dengan ukuran panjang maksimum
24,2cm dan lebar daun bagian tengah 9,6cm. Warna bunga merah dengan susunan
menggerombol. Sedang untuk soka hibrida dalam segala hal, ukurannya lebih
kecil. Kelebihan dari soka hibrida warna bunganya lebih variatif dan mudah
ditanam. Warna bunga soka hibrida ada yang berwarna merah, jingga, merah muda,
kuning, dsb.
Dalam uraiannya, http://free.vlsm.org menjelaskan bahwa soka ini di
samping memiliki bunga yang indah, juga berkhasiat sebagai obat luka baru
dengan cara menumbuk halus batang dan akarnya yang kemudian dioleskan ke
bagian yang terluka. Sedang kandungan kimia dari soka ini adalah saponim dan
flavonoida.

Di kalangan masyarakat, tanaman soka sering dijadikan sebagai tanaman


hias. Para penghobi tanaman hias sering menempatkannya di taman-taman sebagai
tanaman outdoor karena memang hakekatnya soka hidup di tempat terbuka,
walaupun bisa juga difungsikan sebagai tanaman hias dalam ruangan (indoor).
Selain itu, rumpun bunga soka sering digunakan oleh sebagian masyarakat untuk
bunga tabur. Sebagai bunga tabur, bunga soka sering dicampur dengan bunga
mawar, bunga melati, bunga kenanga, bunga kanthil, dsb. Bunga tabur merupakan
bunga yang dipakai oleh sebagian masyarakat untuk ditaburkan di tempat-tempat
tertentu, misalnya di makam atau untuk kegiatan ritual tertentu.

Asoka (Saraca asoca (Roxb.) Wilde, termasuk dalam family (suku) polong-polongan atau
Fabaceae). Tapi hati-hati karena namannya mirip, sering dikacaukan dengan tanaman lain
yaitu: soka (Ixora javanica). Asoka adalah sebuah pohon dengan bunga-bunga merah
kekuningan yang sangat indah.
Deskripsi:
Bunga Asoka merupakan salah satu pohon suci di India. Bisa ditemukan di seluruh wilayah
India. Bunga ini juga bisa ditemui di banyak tempat di Indonesia.
Bunganya memiliki bermacam-macam warna diantaranya merah, oranye, dan kuning.
Banyak disukai sebagai tanaman hias karena daunnya bisa dibentuk dan bunganya indah.

Kandungan:
Dokumen sejarah menyatakan bahwa Asoka mengandung hematoksilin. Hasil analisis terbaru
menunjukkan bahwa kulit kayu kering Asoka yang dihaluskan mengandung cukup banyak
tanin dan zat organik yang mengandung besi.
Asoka tidak mengandung sifat alkaloid aktif maupun minyak atsiri. Kulit kayunya
mengandung sejumlah tanin dan catachin.
Bagian yang digunakan: Kulit kayu, bunga
Penggunaan untuk Obat:
Kulit dari tanaman ini digunakan sebagai astringent dan penenang rahim (uterine sedative).
Herbal ini bekerja langsung pada serat otot rahim yang merangsang endometrium dan
jaringan ovarium.
Digunakan untuk fibroid uterine atau fibroid ovarium, menorhagia, perdarahan hemoroid
(wasir), dan disentri hemoragik.
- Untuk rahim/uterine, terutama untuk menorhagia karena fibroid rahim dan penyebab
lainnya.
Siapkan 4 ons kulit tanaman, 4 ons susu, dan 16 ons air kemudian rebus semua bahan tersebut
sampai air menguap.
Ambil ramuan ini dan minum dengan susu. Ramuan bisa diminum untuk dua hingga tiga kali
selama mengalami menorhagia.
- Untuk pendarahan internal, wasir/hemoroid hemoragik, dan disentri hemoragik.
Kulit pohon Asoka berguna juga untuk mengobati wasir/hemoroid hemoragik dan disentri
hemoragik. Ekstrak dari kulit pohon bisa berefek baik untuk kondisi ini.
Sedangkan bunga Asoka yang ditumbuk dan dicampur dengan air berguna untuk mengobati
disentri hemoragik.
Bunga Asoka merupakan salah satu pohon suci di India. Bisa ditemukan di seluruh
wilayah India. Bunga Asoka juga bisa ditemui di banyak tempat di Indonesia".
Nama: Asoka Nama Biologi: Sarca indica Family: Caesalpiniaceae Nama lain Bunga Asoka,
bunga Soka, Pohon Asoka, Anganapriya, Asogam, Asokada, Ashopalava, Asok, Asoka,
Asupala, Gandapushpa, Kankelli, Kenkalimara, Thawgabo, Vichitrah.

Bunganya memiliki bermacam-macam warna diantaranya merah, oranye, dan kuning.


Banyak disukai sebagai tanaman hias karena daunnya bisa dibentuk dan bunganya indah.
Dokumen sejarah menyatakan bahwa Asoka mengandung hematoksilin. Hasil analisis terbaru
menunjukkan bahwa kulit kayu kering Asoka yang dihaluskan mengandung cukup banyak
tanin dan zat organik yang mengandung besi. Asoka tidak mengandung sifat alkaloid aktif
maupun minyak atsiri . Kulit kayunya mengandung sejumlah tanin dan catachin.
Beberapa manfaat lain bunga asoka:
1. Kulit dari tanaman "Asoka" digunakan sebagai astringent dan penenang rahim (uterine
sedative). Herbal ini bekerja langsung pada serat otot rahim yang merangsang endometrium
dan jaringan ovarium.
2. Untuk rahim/uterine, terutama untuk menorhagia karena fibroid rahim dan penyebab
lainnya. Siapkan 4 ons kulit tanaman Asoka, 4 ons susu, dan 16 ons air kemudian rebus
semua bahan tersebut sampai air menguap. Ambil ramuan ini dan minum dengan susu.
Ramuan bisa diminum untuk dua hingga tiga kali selama mengalami menorhagia.
3. Untuk pendarahan internal, wasir/hemoroid hemoragik, dan disentri hemoragik. Kulit
pohon Asoka berguna juga untuk mengobati wasir/hemoroid hemoragik dan disentri
hemoragik. Ekstrak dari kulit pohon "Asoka" bisa berefek baik untuk kondisi ini. Sedangkan
"bunga Asoka" yang ditumbuk dan dicampur dengan air berguna untuk mengobati disentri
hemoragik.
4. Haid tidak teratur. Ambil 15 gram bunga Asoka, 15 gram bunga mawar, 90 gram daging
lidah buaya, potong-potong. Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 600 cc air hingga tinggal
200 cc, saring. Minum 2 kali sehari sesudah makan.
5. Kram Betis. Ambil 2 bunga Asoka/siantan, 3 bunga mawar, 30 gram daun sembung segar.
Cuci bersih semua bahan rebus dengan 600 cc air hingga tinggal 300 cc. Saring. Minum 2
kali sehari sesudah makan.

6. Luka pukul atau memar. Ambil 30 gram daun dan bunga Asoka lokal, 10 gram bunga
mawar kering, 10 gram umbi daun dewa. Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 600 cc air
hingga tersisa 300 cc. Saring. Minimal 2 kali sehari sesudah makan.

Vous aimerez peut-être aussi