Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Beranda
Arali2008
Ke Polewali Mandar
Pengantar Blog
Downloads
Pos Komentar
Serba-Serbi Kesehatan
Status Kesehatan
Penulis : Arsad Rahim Ali Seorang Pemerhati Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan Di
Polewali Mandar
Polewali Mandar Sulawesi Barat.@arali2008 Membaca Undang-Undang RI No. 36 th
2009 tentang Kesehatan yang dimulai dari menimbang,terdiri dari 5 dasar pertimbangan
perlunya dibentuk undang-undang kesehatan yaitu pertama; kesehatan adalah hak asasi dan
salah satu unsur kesejahteraan, kedua; prinsip kegiatan kesehatan yang nondiskriminatif,
partisipatif dan berkelanjutan. Ketiga; kesehatan adalah investasi. Keempat; pembangunan
kesehatan adalah tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, dan yang Kelima adalah
bahwa undang-undang kesehatan no 23 tahun 1992 sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan, tuntutan dan kebutuhan hukum dalam masyarakat Kemudian
mengingat ; Undang-Undang Dasar tahun 1945 Negara Republik Indonesiadan
menetapkan undang-undang kesehatan yang terbaru ini, yang terdiri dari 22 bab dan pasal-ke
pasal sejumlah 205 pasal, serta penjelasannya.
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum jelas cita-cita bangsa Indonesia
yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia. Tujuan nasional tersebut
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi serta keadilan sosial.
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh
terarah dan terpadu, termasuk di antaranya pembangunan kesehatan. Kesehatan merupakan
hak asasi manusia dan salah satu unsure kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Saya hanya mendapatkan satu pokok pikiran setelah membacanya yaitu telah ada niat
ingin melakukan perubahan paradigma upaya pembangunan kesehatan yaitu dari paradigma
sakit yang begitu kental pada Undang-Undang Kesehatan sebelumnya (no 23 tahun 1992)
bergeser menjadi paradigma sehat.
Untuk itu, sudah saatnya kita melihat persoalan kesehatan sebagai suatu faktor utama dan
investasi berharga yang pelaksanaannya didasarkan pada sebuah paradigma baru yang
biasa dikenal dengan paradigma sehat, yakni paradigma kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Dalam rangka
implementasi paradigma sehat tersebut, dibutuhkan sebuah undang-undang yang
berwawasan sehat, bukan undang-undang yang berwawasan sakit. Pada sisi lain,
perkembangan ketatanegaraan bergeser dari sentralisasi menuju desentralisasi yang
ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008
tentang Pemerintahan Daerah.
Ada niat karena setelah membaca undang-undang kesehatan terbaru ini jelas mampu
menjawab komplesitas pembangunan kesehatan yang tidak terdapat (tertampung lagi) dalam
undang-undang kesehatan yang lama.
Undang-Undang tersebut memuat ketentuan yang menyatakan bahwa bidang kesehatan
sepenuhnya diserahkan kepada daerah masing-masing yang setiap daerah diberi
Namun demikian Kewajiban atau tanggung jawab masyarakat itu sendiri tidak
ditemukan, sekali lagi tidak ditemukan yang ada hanyalah tanggung jawab
pemerintah, seperti yang diuraikan dalam bab IV. Di Bab lain juga hanya ada peran serta
masyarakat seperti yang diuraikan pada Pasal 174 dan pasal 175 Bab XVI tentang peran serta
masyarakat, berbunyi Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun
terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka
membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, secara aktif dan kreatif
Namun sekali lagi kesehatan masyarakat, dan atau masyarakat dalam undang-undang
kesehatan terbaru ini sepertinya masih perlu dijabarkan lagi atau diatur lebih lanjut dengan
peraturan menteri kesehatan, atau telah dijabarkan sebagaimana dicantumkan dalam Pasal
203 Pada saat Undang-Undang ini berlaku, semua peraturan pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Selamat Tinggal Undang-Undang Kesehatan Yang Lama dan Selamat Atas Berlakunya
Undang-Undang Kesehatan Yang Baru. Sebagaimana ditunjukkan Pasal 204. Pada saat
Undang-Undang ini berlaku, tanggal 30 Oktober 2009 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495) dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Secara Keseluruhan Sistimatika dari Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan adalah:
Bab I Ketentuan Umum
yang menurut pembacaan penulis kurang sistemetik
dan tidak tuntas penjelasannya misalnya saja pengertian
dari Kesehatan masyarakat dan pengertian dari masyarakat itu sendiri
Bab II Maksud dan Tujuan
Bab III Hak dan Kewajiban
Bab IV Tanggung Jawab Pemerintah
Bab V Sumber daya Bidang Kesehatan,
yang berisi tentang tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan
Bab VI Upaya Kesehatan,
yang berisi upaya pelayanan kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat :
pelayanan kesehatan;, perbekalan kesehatan,Tehnologi dan produk tehnologi
pelayanan kesehatan tradisional;
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit;
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan;
kesehatan reproduksi;
keluarga berencana;
kesehatan sekolah;
kesehatan olahraga;
pelayanan kesehatan pada bencana;
pelayanan darah;
kesehatan gigi dan mulut;
penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran;
kesehatan matra;
penulis karena ASI eksklusf adalah penentu status kelangsungan dan perkembangan Sumber
Daya Manusia yang handal. Dan juga presentase penggunaan ASI Eksklusif yang baru
mencapai 25-50%.
Bab XXI Ketentuan peralihan
Bab XXII Penutup
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat.
Beri peringkat:
30 orang penilai
Perhatian ! Pertama: Komentar spam akan dihapus, Kedua : ditulis untuk
saling berbagi
Cetak
Surat elektronik
Facebook1
Terkait
Pengertian Ilmu Kesehatan Keluarga dan Penerapan Pendidikan Gizidalam "Serba-Serbi
Kesehatan"
Tentang Kesehatan Masyarakatdalam "Serba-Serbi Kesehatan"
Peraturan Bupati Polewali Mandar No 16 tahun 2008dalam "Status Pelayanan Kesehatan"
Filed under Serba-Serbi Kesehatan Tagged with Sarana Kesehatan
Roni mengatakan:
Oktober 7, 2013 pukul 9:42 am
mantap artikelnya
Rate This
2.
teguh mengatakan:
Oktober 7, 2013 pukul 9:40 am
Trims atas share informasinya.. sangat membantu
Rate This
3.
pihak harus memberi kesempatan (waktu) ibu untuk menyusui terutama pihak
keluarga.
dan kemudian Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus
menyediakan fasilitas sebagaimana diuraikan di ayat 3
ayat (3)Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.
pasal 129 bisa baca tulisan saya ini :
https://arali2008.wordpress.com/2012/06/17/sudah-ada-pp-pemberian-asieksklusif/
Rate This
4.
Valentina mengatakan:
November 20, 2012 pukul 8:21 am
TANYa: 1. Apa komentar / tanggapan bapa menggenai Peraturan uu kesehatan
2. apa nilai positif pd peraturan tersebut
3. apa yg di maksud dgn komentar empiris
arali2008 menjawab
jawaban pertanyaan pertama adalah komentar dan tanggapan saya adalah
tulisan saya diatas.
Jawaban pertanyaaan kedua adalah nilai positifnya kita telah punyai uu
kesehatan baru pengganti uu kesehatan sebelumnya yang memang sudah
kadaluarsa
dan jawaban dari pertanyataan ketiga adalah komentar empiris adalah
komenter berdasarkan pengalaman atau hasil observasi atau hasil dari uji coba
Rate This
5.
haris mengatakan:
Agustus 15, 2012 pukul 9:35 am
mohon info tentang PP atau UU yang membahas jasa medis?
Rate This
6.
mahmud mengatakan:
Juni 17, 2012 pukul 1:13 pm
terima kasih pak jawabanya. ini sangat membantu tugas kampus saya.
Rate This
7.
mahmud mengatakan:
Juni 13, 2012 pukul 1:41 pm
Rate This
8.
andi mengatakan:
Mei 15, 2012 pukul 12:54 pm
boleh di copy ga bhan UUD nya pak..buat ngerjain tgas..
Rate This
9.
arali2008 menjawab
dalam UU kesehatan ini tidak dijelaskan lebih jauh hak dan kewajiban setiap
orang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.. Yang ada hanya hak dan
kewajiban pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan. Karena tidak
ada penjelasannya maka pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan
sudah harus menjabarkan dalam peraturan pemerintah atau peraturan menteri
kesehatan.
Dalam penjabaran operasionalnya hak dan kewajiban setiap warga dalam
pelayanan kesehatan. kalau dilihat secara utuh (hak dan kewajiban) maka
setiap warga negara diharuskan masuk dalam asuransi kesehatan
kewajibannya adalah membayar premi sesuai kemampuan dan haknya adalah
mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatannya. contoh
adalah warga miskin kewajiban membayar preme Rp.1000 per anggota per
bulan yang mana ini telah dibayarkan oleh pemerintah tiap tahunnya. sehingga
ketika ia sakit ia mempunyai hak untuk dilayani kesehatannya. Contoh lainnya
misalnya PNS, pegawai BUMN, yang telah di kelola PT ASKES. Swasta ada
jamsosteknya. Masyarakat umum lainnya akan ada badan penyantunnya
pendiriannya akan difasilitasi oleh pemerintah.
Rate This
10.
edy mengatakan:
November 23, 2011 pukul 3:25 am
Saya cukup respon dg argumen parali dlm membedah uu kes yg baru namun
sprti yang trmaktud dlm 5 dsr prtmbngn dibentuk undang-undang kesehatan yg bru
yaitu point ke 5 adalah bahwa undang-undang kesehatan no 23 tahun 1992 sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan dan kebutuhan hukum dalam
masyarakat.Pd dsrnya zaman tlah brubh,kumn pnykit tlh mnyesuaikn dg keaadn
( Membentuk andibody bru resistensi ), kt hrus mulai berfkr kedpan bhw keshatn
prbdi /klurga adalh mdal darsr mencptkan sdm yg brmutu tnp mngbaikn kesmsy scr
mnylurh,mri kita mulai dri dirisndri u brpkir sht & brpya mewjdnya (pmrinth hny
mmpsilitasi), msyrkrt hrus bljr sht scr mndiri.slm knal.
mhsiswa Magister Kes.Mas.jrs.Epid-UNPAD
arali2008 menjawab
..bhw keshatn prbdi /klurga adalh mdal darsr mencptkan sdm yg brmutu tnp
mngbaikn kesmsy scr mnylurh,. dilihat dari sudut keilmuan sangatlah beda
kesehatan pribadi dan kesehatan keluarga serta kesehatan masyarakat yang
sama hanyalah mereka sama-sama cabang dari ilmu kesehatan
Rate This
11.
egha mengatakan:
September 26, 2011 pukul 12:09 pm
menurut anda apakah ada orang indonesia yang sehat menurut UU kesehatan?
arali2008 menjawab
kalau dengan menggunakan definisi sehat dalam UU kesehatan yaitu setiap
orang mempunyai keadaaan sehat fisik-jasmani, mental dn spritual serta sosial
yang memungkinkannya dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
yaaa ada tetapi jumlah sangat terbatas masih banyak orang miskin yang
tidak masuk dalam pengertian ini, juga orang-orang kaya yang penuh
dengan penderita penyakit, dan walaupun mereka tidak berpenyakit tetapi
secara sosial mereka tidak peduli.
Rate This
12.
Prayitno mengatakan:
September 10, 2011 pukul 11:23 pm
salam kenal..
masukan yg sangat bermanfaat. mohon ijin apa bila ada tulisan yg baru tentang
kesehatan kami di kabari karena salah satu bidang dalam pengawasan kami adalah
bidang kesehatan.
LPKSM-YKM Pemalang.
salam
Rate This
13.
edy@theambon mengatakan:
September 9, 2011 pukul 2:21 am
mohon ijin saran dan masukan kenapa pada pasal 109 di cantumkan tentang makanan
tapi pada ketentuan pidana tidak ada memasukkan pasal 109 tersebut, sedangkan pada
undang2 kesehatan yg lama uu no 23 tahun 1992 ada pasalnya dan ada pasal tentang
ketentuan pidana
arali2008 menjawab
dalam uu kesehatan yang lama dicantumkan pidananya karena belum ada uu
pendukung dalam hal pidananya semisal uu ketahanan pangan yang belum
terbit waktu itu. dalam UU kesehatan tahun 2009 ini, sudah jelas disebut akan
dipidani sesuai dengan undang-undang yang berlaku artinya sudah adanya
pidananya yang berada pada perundang-undangan yang lainnya. Lihat pasal
112 pemerintah hanya berwewenang dan bertanggung jawab untuk mengatur
dan mengawasi..namun demikian bila melanggar dapat dilaporkan kepada
penegak hukum untuk diproses lebih lanjut..
Rate This
14.
Rate This
15.
ayimass mengatakan:
Maret 21, 2011 pukul 2:41 pm
Apa di UU Kesehatan tsb dibahas mengenati JAMKESMAS atau GAKINDA alias
berobat Gratis???
arali2008 menjawanb
Hai PaAyimass ada di pasal 20 ayat 1 : Pemerintah bertanggung jawab
atas pelaksanaan jaminan
kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial
nasional bagi upaya kesehatan perorangan
Rate This
16.
heruzlam mengatakan:
Maret 1, 2011 pukul 3:30 pm
saya mau tanya,,,, apakah semua rumah sakit dapat dijadikan sebagai lahan praktek
mahasiswa sebagai implementasi dan tempat belajar mahasiswa
arali2008 menjawab
bagi mahasiswa kesehatan terutama dokter perawat bidan dan juga apoteker
rumah sakit merupakan bagian yang tidak bisa di pisahkan dari study mereka.
Saya sekarang justru heran banyak perguruan tinggi (terutama swasta) yang
membuka study kesehatan (dokter, perawat, bidan dan apoteker) yang telah
memisahkan rumah sakit dari bagian proses pendidikan mahasiswanya,
sehingga kemudian muncullah pertanyaan Anda. apakah semua rumah sakit
dapat dijadikan sebagai lahan praktek mahasiswa sebagai implementasi dan
tempat belajar mahasiswa?jawabnya adalah harus (wajib) walaupun sekarang
sudah ada persyaratan-persyaratan misalnya rumah sakit dengan type B, tidak
berarti rumah sakit selain type B ditiadakan, itu adalah kesalahan besar.
Normalnya 1 :1 (baca 1 banding 1) ketika anda kuliah diruang kelas hari itu
juga anda harus berada di rumah sakit. Contoh sederhana Anda kuliah tentang
diare maka kasusnya juga anda bisa melihat dirumah sakit. Kasus Penderita
diare di negara Indonesia dirumah sakit manapun pasti ada.
Catatan : kata praktek saya coret karena tidak tepat digunakan yang tepat ada
adalah megang.
Rate This
17.
amy mengatakan:
Februari 2, 2011 pukul 4:05 am
assalamualaikumwrwb
cara berfikir yang luar biasa, semoga Allah swt berkenan memberikan kita
keberlimpahan rizki, ilmu, iman dan amal sholih, amin.
sulit nampaknya dinegeri ini untuk kembali mempositivekan image negatif sistem
pemerintahan kita sekarang ini, apapaun dan bagaimanapun, kenapa harus begitu?,
sekedar tuk mengingat pemerintahan bangsa kita saja, rasanya saya sudah lelah, selalu
saja menyediakan zona ketidak nyamanan dan insting negative thingking
harus mengadu pada siapa ketika aku melihat, mendengar bahkan merasakan
bagaimana sekelompok orang dalam keterbatasan hidupnya ditolak oleh lembaga
pelayan kesehatan?
harus mengadu pada siapa, jika aku menemui sekelompok orang yang mendapatkn
fasilitas kesehatan gratis sedangkan sawah dimana-mana?
harus minta penjelasan siapakan ketika aku bertanya, bagaimana menjamin
pengendalian efektifitas perwujudan UUD pasal 34 fakir miskin dan anak2 terlantar
dipelihara oleh pemerintah?
apakah aku harus berteriak, kalau ketika aku baru saja mengernyitkan dahiku, maka
ancaman bermula?
apakah aku musti diam, meskipun aku melihat, masih ada masyarakat dibunuh sadis
di belahan bumi pertiwi dalam rumah mereka sendiri?
seperti apakah kesejahteraan rakyat indonesia yang dimaksudkan oleh pihak
berwajib penentu kebijakan?
maaf dan terimakasih untuk setiap sesi dialog dan sharingnya
Wallahualam..
wasalamualaikumwrwb
Rate This
18.
Rate This
19.
ikha mengatakan:
September 29, 2010 pukul 1:34 pm
keren llah ..
Rate This
20.
katrina?? mengatakan:
September 4, 2010 pukul 7:38 pm
mungkinkah ini representasi dari program jamkesmas yang seolah menjadi program
besar bidang kesehatan? rakyat disokong dengan biaya pelayanan kesehatan dan
efektivitas programnya lebih dilihat dari para implementor khususnya para pemberi
pelayanan kesehatan?? menurut Bapak efektif ga program Jamkesmas ini??
arali2008 menjawab
program jamkesmas salah satu amanat UUD RI, tetapi sayang pelaksanaannya
(pemberi pelayanan Kesehatan) ditingkat masyarakat tidak
mengefektifkannya. anggaran jamkesmas yang sebenarnya uang orang miskin
tetapi mereka tidak tahu berapa uangnya pada setiap kali mendapatkan
pelayanan, hasil supervisi saya menunjukkan demikian coba baca di tulisan
saya de:ngan judul Anggaran Jamkesmas adalah Uangnya Orang Miskin
diklik saja langsung
Rate This
21.
doris mengatakan:
Juli 16, 2010 pukul 12:27 pm
Luar biasa
Rate This
22.
ariefz mengatakan:
April 14, 2010 pukul 3:29 pm
SALLLLUUUUT
Rate This
23.
dan telah memiliki kekuatan hukum mengikat bagi segenap bangsa Indonesia, sebagai
putra bangsa yang consent thd kesehatan masyarakat sebaiknya bro arali kasih
masukanlah kepada bu menteri kesehatan kita yang pengangkatannya kontroveraial
itu, agar mengeluarkan permenkes sebagai turunan UUkes yang mengakomodir
terminologi kesehatan masyarakat sebagaimana kritik anda thd UUkes dimaksud,
succes selalu buat bro arali, luar biasaaaa..
Rate This
24.
poerwonjoto mengatakan:
Maret 26, 2010 pukul 5:58 pm
Luar biasaharus dikembangkan agar menjadi perhatian banyak orang, semoga
sukses dan sejahtera
wasallam
http://poerwonjoto.wordpress.com
Rate This
25.
seli mengatakan:
Maret 19, 2010 pukul 2:18 pm
Persepsi Pemerintah tentang masyarakat sebagai subjek dalam pelayanan kesehatan
memang kurang baik.
Saya pernah ikut seminar yang membedah RUU Keperawatan, BPPSDM Depkes
Rate This
26.
wiwi mengatakan:
Maret 11, 2010 pukul 12:12 pm
Kalau dilihat dari dasar pertimbangan, sepertinya betul uukes ini tidak diperuntukkan
untuk masyarakat sebagai pemilik kesehatan, pemilik partisipatif, pemilik investasi
kesehatan, pemilik hak asasi kesehatan dan sebagai subjek pembangunan kesehatan,
betul bro SANGAT IRONIS !!!
DPR wakil rakyat.DPR LUPA RAKYAT begitulah Hak inisiatif yang penuh dengan
kepentingan pribadi dan partai, diperuntukan untuk pemerintah tapi bukan untuk
rakyat.
Semoga tidak salah komentarku
arali2008 menjawab
TIDAK SALAH..
Rate This
27.
hamidah mengatakan:
Maret 4, 2010 pukul 2:41 pm
bagaimana penjelasan tentang pengendalian resiko lingkungan pada kantor kesehatan
pelabuhan terhadap undang-undang kesehatan yang baru,,bagaimana upaya
peningkatannya terhadap pengawasan vektor nyamuk aedes yang termasuk bagian
program PRL pada KKP
arali2008 menjawab
waoesebaiknya anda download saja UU Kesehatan terbaru, kemudian
bandingkan dengan indikator-indiktor pengendalian resiko lingkungan, itu
pasti lebih bagus karena keluar dari pemikiran Anda. Mengenai pengawasan
vektor nyamuk Aedes, tepatnya masih menggunakan Kawasan bebas jentik
dengan indikator 95 % bebas jentik dari 100 titik (Bisa KK=Rumah Tangga,
bisa juga titik tertentu) yang diamati secara periodik.
Rate This
28.
BabaliciouS mengatakan:
Februari 15, 2010 pukul 6:59 pm
Kesehatan diundangkan sedemikian rupa supaya masyarakat Indonesia mendapat
jaminan akan harapan hidup yang jauh lebih baik secara merata serta diharapkan
mampu menjalin hubungan sinergis-proaktif dengan lembaga2 kesehatan binaan
pemerintah. Atau dengan kata lainpada tingkat penerapan UU, masyarakat miskin
dilarang sakit.
Rate This
29.
Rate This
30.
Rate This
31.
sarjoni mengatakan:
Februari 3, 2010 pukul 2:48 am
itu sich KUHP mas tau kan hukum yang Kasih Uang Habis Perkara (KUHP)
karena hukum sekarang cendrung membela yang bayar bukan membela yang benar
arali2008 menjawab
benar bro seperti nya memang KUHP, UU Kesehatan seperti yang saya
jelaskan diatas, yang katanya diselenggarakan oleh masyarakat, tetapi
didalamnya tidak didevinisikan dengan jelas masyarakat yang mana,
sepertinya telag diganti dengan devinisi diselenggarakan oleh menteri
kesehatan, -kalau menteri kesehatan semuanya juga tahu, tetapi
masyarakat, yang mana itu masyarakat..
Rate This
32.
Rate This
33.
Rate This
Berikan Balasan
Cakupan Pelayanan ANC (K1 dan K4) Salah dan Tak Terkendali
Saya ucapkan terima kasih kepada Anda yang telah memiliki buku ini, Anda telah
berkontribusi terhadap Pengembangan Kesehatan Masyarakat dan juga terhadap Web Blog ini
Kategori My Posts of @arali2008
Tag
Blogroll
bootingskoBlog
Dapatkan Widgetbox
Lintas Berita
PELITA
Polewali Mandar
Sulawesi Barat
Thumbshots
Ping list
1,507,019 pengunjung
Administator
Blog di WordPress.com.
The Enterprise Theme.
Ikuti