Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Penggurta
Pengguna
Ganja
Ganja
(Studi
dalam
dramaturgi
kehidupannya
Perilaku
di
Kota
Subjek
penelitiannya
adalah
purposive
pengguna
ganja.
sampling,
untuk
pengguna
ganja
hampir
semuanya
memerankan
teknis
jurnalistik,
melainkan
menandakan
bagaimana
merupakan
suatu
seni-kreativitas
yang
memiliki
diliput.
Kedua,
bagaimana
fakta
ditulis.
Aspek
ini
mengen&iframing,
pertama
kali
dilontarkan
oleh
konseptual
atau
perangkat
kepercayaan
yang
menyediakan
kategori-kategori
standar
untuk
tradisi
yang
mengedepankan
pendekatan
atau
Paradigma
ini
mempunyai
posisi
dan
tidak
dibentuk
secara
ilmiah
tidakjuga
sesuatu
yang
hasil
dari
konstruksi
sosial
maka
realitas
dapat
antarindividu
dengan
objek.
Sedangkan
realitas
objektif,
antara
wartawan
dengan
fakta.
Dalam
proses
ekternalisasi,
wartawan menceburkan
dirinya
untuk
Tabel 1
Pendekatan Konstruksionis dan Positivis dalam Media,
Wartawan dan Berita
Penilaian
Fakta/peristiwa
adalah hasil
konstruksi
Paradigma
Konstruksionis
Fakta merupakan
konstruksi atas
realitas. Kebenaran
suatu fakta bersifat
relatif, berlaku sesuai
konteks tertentu
Media sebagai agen
konstruksi pesan
Berita tidak mungkin
merupakan cermin
dan refleksi dari
realitas. Karena berita
yang terbentuk
nerupakan konstruksi
atas realitas
Paradigma
Positivis
Ada fakta yang "riil"
yang diatur oleh
kaidah-kaidah
tertentu yang
berlaku universal
Media sebagai
saluran pesan
Berita adalah
cermin dan refleksi
dari kenyataan.
Karena itu, berita
haruslah sama dan
sebangun dengan
fakta yang hendak
diliput
Berita bersifat
Berita bersifat
Berita bersifat
subjektif/ konstruksi subjektif, opini tidak oyektif,
atas realitas
dapat dihilangkan
menyingkirkan opini
karena ketika meliput, dan pandangan
wartawan melihat
subjektif dari
dengan perspektif
pembuat berita
dan pertimbangan
subjektif
Wartawan bukan
Wartawan sebagai
Wartawan sebagai
pelapor. la agen
partisipan yang
pelapor
konstruksi realitas
menjembatani
keragaman
subjektivitas pelaku
sosial
Etika, pilihan moral, Nilai, etika, atau
Nilai, etika, opini,
dan keberpihakan
keberpihakan
dan pilihan moral
wartawan adalah
wartawan tidak dapat berada diluar proses
bagian yang
dipisahkan dari proses peliputan berita
integral dalam
peliputan dan
produksi berita
pelaporan suatu
peristiwa
terutama
dilakukan
dengan
melakukan
Paradigma
Konstruksionis
Tujuan penelitian: Rekonstruksi realitas
rekonstruksi
sosial secara dialektis
realitas sosial
antara peneliti dengan
pelaku sosial yang
diteliti
Peneliti sebagai
Peneliti sebagai
fasilitator
passionate participant,
keragaman
fasilitator yang
subjektivitas sosial menjembatani
keragaman
subjektivitas pelaku
sosial
Makna suatu teks Negosiasi; makna
adalah hasil
adalah hasil dari proses
negosiasi antara
saling mempengaruhi
teks dan peneliti
antara teks dan
pembaca. Makna bukan
ditransmisikan, tetapi
dinegosiasikan
Penafsiran bagian Subjektif; penafsiran
yang tak
bagian tak terpisahkan
terpisahkan dalam dari penelitian teks.
analisis
Bahkan dasar dari
analisis teks
Paradigma
Positivistik
Eksplanasi, prediksi,
dan kontrol
Peneliti berperan
sebagai
disinterested
scientist
Transmisi; makna
secara inheren ada
dalam teks, dan
ditransmisikan
kepada pembaca
Objektif; analisis
teks tidak boleh
menyertakan
penafsiran atau
opini peneliti
Menekankan
empati dan
interaksi dialektis
antara peneliti teks
Reflektif/dialektik;
menekankan empati
dan interaksi dialektis
antara peneliti teks
untuk merekonstruksi
realitas yang diteliti
melalui metode
kualitatif
Kualitas penelitian
diukur dan
otentisitas dan
refleksivitas
temuan
Kriteria kualitas
penelitian; otentisitas
dan refleksivitas,
sejauh mana temuan
merupakan refleksi
otentik dari realitas
dihayati oleh para
pelaku sosial
B. Landasan Teoretik Analisis Framing
1. Perspektif Komunikasi
Intervensionis;
pengujian hipotesis
dalam stmktur
hipotetico deductive
method. Melalui lab
eksperimen atau
survai eksplanatif,
dengan analisis
kuantitatif
Kriteria kualitas
penelitian; objektif,
validitas, dan
reliabilitas (internal
dan eksternal)
menjadi
manipulatif
dan
bertujuan
mendominasi
kebiasaan
mengorganisasi,
dan
pengalaman-pengalaman
kita
menginterpretasi
hidup
kita
mengklasifikasi,
secara
untuk
aktif
dapat
individu
dapat
melokalisasi,
merasakan,
wacana.
Berdasarkan
konsepnya,
Gamson
Pendekatan kultural dalam level kultural. Frame pertamatama dapat dimaknai sebagai batasan-batasan wacana
serta elemen-elemen konstitutif yang tersebar dalam
b.
konstruksi wacana.
Pendekatan psikologis dalam level individual. Individu
selalu bertindak atau mengambil keputusan secara sadar,
rasional, dan intensional. Individu selalu menyertakan
konsep
berita.
konstruksionis
dalam
tersebut
dengan
Konsepsij9a/ra>2,p
literatur
sosiologi
ini
proses
dari
para
memperkuat
fakta
yang
dipilihnya,
ditonjolkannya,
dan
dari
sebuah
lokasi,
seperti
pidato,
meliputi
penseleksian
dan
penonjolan.
realitas
di
mana
kebenaran,
tentang
suatu
dan
alat
ilustrasi
lainnya.
Proses
framing
dimana
informasi
tentang
masalah
tertentu
yang
sama-sama
menginginkan
pandangannya
didukung pembaca.
Pada umumnya, terdapat tiga tindakan yang biasa dilakukan
pekerja media massa, khususnya oleh komunikator massa,
tatkala melakukan konstruksi realitas politik yang berujung
pada pembentukan makna atau citra mengenai sebuah
kekuatan politik, yaitu seperti berikut.
a. Dalam hal pilihan kata (simbol) politik. Dalam komunikasi
politik, para komunikator bertukar citra-citra atau maknamakna
melelui
lambang.
Mereka
saling
yang diterimanya.
b. Dalam melakukan pembingkaian framing) peristiwa politik.
Untuk
kepentingan
sering
kali
hanya
pemberitaan,
menyoroti
komunikator
hal-hal
yang
massa
"penting"
pula
dengan
berbagai
kepentingan,
maka
sebuah
peristiwa
politik,
maka
peristiwa
akan
Karakteristik
Analisis
Framing
dengan
menekankan
pada
pemaknaan
teks
yang
dimaknai secara
berbeda
beragam.
b. Berpretensi memfokuskan pada pesan latent (tersembunyi).
Makna suatu pesan tidak bisa hanya ditafsirkan sebagai apa
yang tampak dalam teks, namun harus dianalisis dari makna
yang tersembunyi.
c. Bukan hanya kata, atau aspek isi lainnya yang dikodekan,
tetapi struktur wacana yang kompleks pun dapat dianalisis
pada berbagai tingkatan deskripsi. Bahkan makna kalimat
dan relasi koheren antarkalimat pun dipelajari.
d. Tidak berpretensi melakukan generalisasi dengan beberapa
asumsi. Karena setiap peristiwa pada dasarnya selalu
bersifat unik, karena itu tidak dapat diperlakukan prosedur
yang sama yang diterapkan untuk isu dan kasus yang
berbeda.
e. Tujuannya menggali bagaimana "pemakaian bahasa" dalam
tuturan atau tulisan sebagai bentuk praktik sosial, termasuk
di dalamnya praktik kekuasaan.
f. Kajiannya mengkaji wacana, ideologi, representasi, struktur,
kognisi sosial, teks, konteks.
E. Teknik Analisis Framing
Secara teknis, tidak mungkin bagi seorangjurnalis untuk
mem-framing seluruh bagian berita. Artinya, hanya bagian dari
kejadian-kejadian penting dalam sebuah berita saja yang menjadi
ob]ekframingjurnalis. Namun, bagian-bagian kejadian penting ini
sendiri merupakan salah satu aspck yang sangat ingin diketahui
khalayak.
Aspek
lainnya
adalah
peristiwa
atau
ide
yang
diberitakan.
1. Entman
Framing dalam berita dilakukan dengan delapan cara berikut.
a. Identifikasi masalah (problem identification).
negatif apa.
Identifikasi penyebab masalah {causal interpretation).
Siapa yang dianggap penyebab masalah.
Evaluasi moral (moral evaluation).
Penilaian atas penyebab masalah.
Penanggulangan masalah (treatment recommendation).
Menawarkan suatu cara penanganan masalah dan
berita.
Kebijakan
yang
dimaksud
adalah
Identifikasi
dan
kategorisasi
terhadap
proses
yaitu
tingkat
keselarasan
keberagaman
analisis/rameragperlu
schemata
dilakukan
awak
sampai
media,
pada
tingkat
dilakukan
dengan
polling
atau
wawancara
komprehensif.
F. Efek Framing
Salah satu efek framing yang paling mendasar ialah realitas
sosial yang kompleks, penuh dimensi dan tidak beraturan
disajikan
dalam
berita
sebagai
sesuatu
yang
sederhana,
Akibatnya,
ada
aspek
lainnya
yang
tidak
dan
dimobilisasi.
Semua
itu,
dipahami,
dan
bagaimana
pula
kejadian
khalayak
memperoleh
informasi
mengenai
itu,
bagaimana
berpengaruh
media
pada
membingkai
bagaimana
realitas
individu
tertentu
menafsirkan
khalayak
menafsirkan
peristiwa.
transaksi
antara
teks
dan
personal
ini
ini
membentuk
semacam
tema
yang
mempunyaijrame
yang
berfungsi
sebagai
pusat
latar
tertentu
ke
berhubungan
informasi,
dalam
dengan
pemakaian
teks
secara
makna.
kata
atau
keseluruhan.
Bagaimana
kalimat
Frame
seseorang
Struktur
Perangkat Framing
Sintaksis
Cara wartawan
menyusun fakta
1. Skema berita
Skrip
Cara wartawan
mengisahkan fakta
Tematik
Cara wartawan
menulis fakta
2. Kelengkapan berita
Retoris
Cara wartawan
menekankan fakta
Unit yang
Diamati
Headline, lead, latar
informasi, kutipan,
sumber, pernyataan,
penutup
5W+1H
Paragraf, proposisi
Kata, idiom,
gambar/foto, grafik
struktur
yang
kedua
mengandung
dua
package.
Framing
analysis
yang
dikembangkan
dibangun
condesing
symbol
(simbol
yang
"dimampatkan").
Condensing Symbol
Pencermatan
terhadap
interaksi
perangkat
simbolik
bila
bermakna
yang
dalam
dirinya
mampu
menyusup
berperan
perangkat
sebagai
panduan
mencakup
depictions,
dan
metaphors,
visual
exemplars,
images
catchphrases,
menekankan
aspek
Metaphors
Cara memindah makna dengan merelasikan dua fakta
analogi, atau memakai kiasan dengan menggunakan katakata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana.
Metafora berperan ganda; pertama, sebagai perangkat
diskursif, dan ekspresi piranti mental; kedua, berasosiasi
dengan
asumsi
atau
penilaian,
serta
memaksa
teks
Exemplars
Mengemas fakta tertentu secara mendalam agar satu sisi
memiliki
bobot
makna
lebih
untuk
dijadikan
Catchpharases
Bentukan kata, atau frase khas cerminan fakta yang
merujuk pemikiran atau semangat tertentu. Dalam teks
berita,
catchphrases
mewujud
dalam
bentuk
jargon,
Depictions
Penggambaran fakta dengan memakai istilah, kata, kalimat
konotatif
agar
Asumsinya,
khalayak
pemakaian
membangkitkan
terarah
kata
prasangka,
ke
khusus
citra
tertentu.
diniatkan
menyesatkan
pikiran
untuk
dan
tindakan,
serta
efektif
sebagai
bentuk
aksi
politik.
Visual Images
Pemakaian
foto,
diagram,
grafis,
tabel,
sejenisnya
untuk
menekspresikan
perhatian
atau
penolakan,
kartun,
kesan,
dan
misalnya
dibesarkan-dikecilkan,
yang
terjadinya
dianggap
hal
yang
menjadi
lain.
sebab
timbulnya
Tujuannya,
atau
membenarkan
prinsip,
klaim
moral
sebagai
argumentasi
yang
apriori,
dogmatis,
simplistik,
dan
menyanggah
argumentasi.
Fokusnya,
tergantung
pada
bagaimana
kita
mengkonstruksi/menafsirkan
mensejajarkan^/ramz^
perspektif
tertentu
membingkai
realitas.
sebagai
dengan
Edelman
kategorisasi
pemakaian
dan
pemakaian
kata-kata
yang
kategorisasi
atas
suatu
peristiwa
melalui
Kategorisasi
Merupakan abstraksi dan fungsi dari pikiran. Kategori
merupakan alat bagaimana realitas dipahami dan hadir
dalam benak khalayak. Kategori merupakan kekuatan yang
besar dalam mempengaruhi pikiran dan kesadaran publik,
sebab kategori lebih menyentuh, lebih substil, dan lebih
mengena alam bawah sadar.
Kesalahan Kategorisasi
Sering
kali
terjadi
kategori
yang
dipakai
dalam
dibungkus
dengan
kategori
tertentu
Rubrikasi
Merupakan salah satu aspek kategorisasi yang penting
dalam
pemberitaan.
Bagaimana
suatu
peristiwa
di
dalam
kategori
tertentu.
Pendefinisian
peristiwa
yang
seharusnya
di
antaranya
ditandai
dengan
representasi
dari
realitas.
Pada
dasarnya,
bahasa
tertentu
memperkuat
pandangan
mempraktikkan
konsep
itu
dalam
suatu
studi
kasus
dalam
memori
dibandingkan
dengan
yang
diperhatikan,
diingat
dan
ditafsirkan
karena
dan
diingat
oleh
khalayak.
Framing
adalah
pandang
yang
digunakan
oleh
wartawan
ketika
Penonjolan
Aspek ini berhubungan dengan penulisan
aspek tertentu fakta. Ketika aspek tertentu dari suatu
dari suatu isu
peristiwa/isu tersebut telah dipilih, bagaimana
aspek tersebut ditulis? Hal ini, sangat
berkaitan dengan kata, kalimat, gambar, dan
citra tertentu untuk ditampilkan kepada
khalayak.
Sumber: Eriyanto, 2002: 187
Define problems (pendefinisian masalah) adalah elemen
yang pertama kali dapat kita lihat mengenai framing. Elemen ini
merupakan master frame atau bingkai yang paling utama. la
menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan.
Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu
tersebut dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami secara
berbeda. Bingkai yang berbeda ini akan menyebabkan realitas
bentukan yang berbeda. Ketika ada demonstrasi mahasiswa dan
diakhiri dengan bentrokan, bagaimana peristiwa ini dipahami?
Peristiwa
ini
mahasiswa,
bisa
bisa
dipahami
juga
sebagai
dipahami
anarkisme
sebagai
gerakan
pengorbanan
mahasiswa.
Diagnose
causes
(memperkirakan
penyebab
masalah),
demonstrasi
tersebut
dipahami
sebagai
perlawanan
gagasan
tersebut.
Gagasan
yang
dikutip
Contoh
gerakan
mahasiswa,
kalau
wartawan
memberi
tekanan
lebih
pada
bagaimana
teks
misalnya
pengulangan,
isu
ditempatkan
pemakaian
grafis
pada
untuk
headline
depan,
mendukung
dan
Treatment
recomendation Penyelesaian apa yang ditawarkan
(menekankan penyelesaian) untuk
mengatasi
masalah/isu?
jalan apa yang ditawarkan dan
harus ditempuh untuk mengatasi
masalah
H. Perbandingan dan Keistimewaan Model-Model Analisis
Framing
Model-model framing di atas mempunyai kesamaan, yaitu
secara
umuni
membentuk
membahas
konstruksi
menampilkannya
mengenai
atas
kepada
realitas,
khalayak.
bagaimana
media
menyajikannya
Model-model
dan
tersebut
makrostruktural.
pembingkaian
Level
dalam
tingkat
ini
dapat
wacana.
dilihat
Kedua,
sebagai
level
Meskipun
dalam
tingkatan
analisisnya
mereka
kiasan
maupun
retorika
yang
secara
tidak
langsung
Mikro
struktural
V
V
V
V
Retoris
Murray Edelman
Robert N Entman
William Gamson
V
Zhong dang Pan dan Gerald
V
M Kosicki
Pembingkaian Media Atas Pemberitaan Peristiwa
Bentrokan antara Warga dengan Jemaah Ahmadiyah
Studi Analisis Framing Pemberitaan Peristiwa Bentrokan
antara Warga dengan Jemaah Ahmadiyah pada Media Televisi TV
One dan Metro TV
Pemberitaan tentang kekerasan dalam agama di dunia
pertelivisian terus didengungkan seiring dengan berlalunya
waktu. Tak henti-hentinya konflik antarumat beragama yang
mendera negeri ini disiarkan oleh berbagai media termasuk
media televisi. Tampilan berita yang berkaitan dengan konflik
antarumat beragama tersebut ditampilkan secara berbeda oleh
masing masing media televisi berdasarkan ideologinya sendirisendiri. Salah satunya adalah berita peristiwa bentrokan antara
warga dengan jemaah Ahmadiyah di Cikeusik. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini ingin dilihat bagaimanakah perbedaan media
televisi membingkai pemberitaan peristiwa bentrokan antara
warga dengan jemaah Ahmadiyah di Cikeusik.
Penelitian
ini
juga
bertujuan
untuk
mengetahui
dan
mengusut
peristiwa
bentrokan
Cikeusik.