Vous êtes sur la page 1sur 230

All rights reserved.

No part of this document may be reproduced, distributed or transmitted in any form or by any means now known or to be
invented, including photocopying or by any information storage or retrieval system without written permission from SRW&Co.

Tahap 1
Perencanaan

Tahap 2
Audit Sistem SDM

Wawancara Pimpinan
- COMPLETED
- IN PROGRESS
- NOT STARTED

Diskusi Kelompok
(Focus Group Discussion)

Studi Dokumentasi

Tahap 3
Roadmap Human Capital

ESTIMASI WAKTU PENGERJAAN


(dalam satuan minggu)
4
5
6
7
8
9

KEGIATAN
1

10

11

Tahap 1 - Perencanaan Proyek

Tahap 2 Audit Sistem SDM

Posisi saat ini

Wawancara Pimpinan
100%

Diskusi Kelompok
100%

Audit Dokumentasi SDM


100%

Tahap 3 Roadmap Human Capital


0%

Telah Dilaksanakan

Dalam Proses

Belum Dimulai

Perencanaan

12

Metode

EI

FGD

Jumlah Sesi

9 Sesi

5 Sesi

Posisi / Jabatan

Jumlah Responden

Direktur

Kepala Divisi / Kepala Biro

Kepala Kantor Wilayah

Kepala Kantor Cabang

Total

11

Kepala Urusan

12

Tim SDM

11

Staf Kantor Pusat (Non SDM)

11

Staf Kantor Wilayah Jakarta

19

Staf Kantor Wilayah Jabar

18

Total

71

Total

82

No.

Nama

Jabatan

1.

Eko Semino

Kepala Biro Pengelolaan dan Pengembangan


Kompetensi

2.

Abdul Latif

Kepala Biro SDM

3.

Murti Djayanti

Kepala Biro Perencanaan Strategis

4.

Nur Efendi

Kepala Kantor Cabang

M Yamin Pahlevi

Kepala Kantor Cabang

Yuni Tarmidi

Kepala Kantor Cabang

5.

Nur Aina

Kepala Kantor Wilayah

6.

Agus Supriyadi

Direktur Renbang & Informasi

7.

Junaidi

Direktur Kepesertaan

8.

Amri Yusuf

Direktur Umum & SDM

9.

Elvyn G Masassya

Direktur Utama

Catatan

Dilakukan bersamaan
dalam bentuk FGD kecil

Pada saat Focus Group Discussion, diberikan kuesioner kepada para peserta untuk
menilai kondisi Sistem SDM saat ini dan harapan terhadap Sistem SDM di masa
mendatang.
Pada saat Executive Interview, Interviewer menerjemahkan hasil wawancara ke
dalam skala penilaian terhadap Sistem SDM sebagai berikut :

1
Required
Improvements

KONDISI
SISTEM
SDM

Tidak ada
kebijakan dan
prosedur yang
tertulis

Sistem Ad-hoc

3
Basic
Practices
Sudah ada
kebijakan dan
prosedur yang
tertulis

Belum di
implementasikan
dengan baik

5
Good
Practices
Kebijakan &
prosedur sudah
di update

7
Advanced
Practices
Sudah
terintegrasi
On-line

Sudah di
implementasikan
dengan baik

Di update secara
Real time

7,00

6,78
6,33

6,33

6,11

5,89

1.77
3.00

Skor

5
4,56

6,33

6,00

3.22
3.56

3.33

3.22

3.33
3.67

3,78

6,11

4.56

3,78

2,78

2,78

2,89

3,00
2,33

2
1,33
1

Organization HR Organization
Structure & JD
ADVANCED PRACTICE

GOOD PRACTICE
BASIC PRACTICE

REQUIRED IMPROVEMENT

Model
Kompetensi

Talent
Management

Sistem SDM
As Is

To Be

Evaluasi
Jabatan &
Sistem Grading

Sistem
Kompensasi

Sistem
Penilaian Kerja

Sistem
Pengelolaan
Karir

Catatan:
Selisih penilaian terbesar antara kondisi saat ini dan
kondisi yang diharapkan terdapat pada:
1. Talent Management
2. Pengembangan dan Pembelajaran
3. Sistem Kompensasi

Pengembangan
dan
Pembelajaran

h Ja

6,60

6,45

6,24

6,45

6,55

6,65

6,60
6,30

6,40

SKOR

4.10

2.99

3.50

3.65

3.50

3.25

3.80

3.60

3.80

3,4

3,25
2,95

2,8

3,05

2,5

2,6

2,5

0
1. Struktur
Organisasi dan
Job Description

2. Sistem
Pengelolaan
Karir

As Is

3. HR
Organization

To Be

4. Evaluasi
Jabatan dan
Sistem Grading

RANKING

ADVANCED PRACTICE

BASIC PRACTICE

GOOD PRACTICE

REQUIRED IMPROVEMENT

5. Sistem
Penilaian
Kinerja

6. Model
Kompetensi

7. Talent
Management

8. Sistem
Kompensasi

Catatan:
Selisih penilaian terbesar antara kondisi saat ini dan kondisi
yang diharapkan terdapat pada:
1. Sistem Pengelolaan Karir
2. Talent Management dan Pengembangan & Pembelajaran
3. Evaluasi Jabatan dan Sistem Grading

9.
Pengembangan
dan
Pembelajaran

Perbandingan urutan prioritas sistem SDM

10

Urutan Prioritas

FGD Kantor Wilayah & Kantor Cabang

FGD Kantor Pusat

Struktur Organisasi dan Job Description

Sistem Pengelolaan Karir

Evaluasi Jabatan dan Sistem Grading

Struktur Organisasi dan Job Description

Sistem Pengelolaan Karir

HR Organization

HR Organization

Sistem Penilaian Kinerja

Sistem Penilaian Kinerja

Evaluasi Jabatan dan Sistem Grading

Model Kompetensi

Model Kompetensi

Talent Management

Talent Management

Sistem Kompensasi

Sistem Kompensasi

Pengembangan dan Pembelajaran

Pengembangan dan Pembelajaran

8,00

ADVANCED PRACTICE

7,00
6,00
GOOD PRACTICE

5,00
4,00

BASIC PRACTICE

3,00
2,00

1.31
0.98
REQUIRED IMPROVEMENT

1,00
1.17
0,00

Organization
Structure &
Job
Description

HR
Organization

Model
Kompetensi

Talent
Management

Evaluasi
Jabatan &
Sistem Grading

Sistem
Kompensasi

Sistem
Penilaian
Kerja

Sistem
Pengelolaan
Karir

Pengembangan
dan
Pembelajaran

As Is - EI

4,56

2,78

3,78

1,33

3,78

2,78

2,89

3,00

2,33

As Is - FGD

3,25

2,95

3,40

2,50

2,80

3,00

3,05

2,50

2,60

To Be - EI

6,33

6,11

6,78

5,89

7,00

6,33

6,11

6,33

6,00

To Be - FGD

6,24

6,45

6,65

6,30

6,45

6,60

6,55

6,60

6,40

Catatan:
Terdapat selisih penilaian untuk:
1. Kondisi saat ini Struktur Organisasi & Job Description. Hasil EI menunjukkan penilaian yang lebih tinggi daripada FGD.
2. Kondisi saat ini Talent Management. Hasil FGD menunjukkan penilaian yang lebih tinggi daripada EI.
11 3. Kondisi saat ini Evaluasi Jabatan & Sistem Grading. Hasil EI menunjukkan penilaian yang lebih tinggi daripada FGD.

Perbandingan urutan prioritas sistem SDM


Urutan Prioritas

Executive Interview

Focus Group Discussion

Sistem Pengelolaan Karir

Struktur Organisasi dan Job Description

Talent Management

Sistem Pengelolaan Karir

Sistem Penilaian Kinerja

HR Organization

Catatan:
1. Sistem Pengelolaan Karir mendapat prioritas yang sangat tinggi dari para responden EI dan FGD
2. Struktur Organisasi dan Job Description mendapat perhatian yang sangat tinggi dari para peserta FGD terutama
yang di Kanwil/Cabang

12

Required
Improvements

Basic Practices

As Is

FGD

3.25

14

1,77

GAP

4.56

Kondisi

6
To Be

As Is

EI

Advanced
Practices

Good Practices

Manager membuat
sendiri struktur
organisasi mereka
dan job description
yang ada tidak
dijadikan acuan
dalam menjalankan
pekerjaan.

Struktur organisasi
sudah
dikomunikasikan,
namun tidak
dikelola dengan
baik.
Job description
sangat sederhana
dan sering kali
tidak terupdate.

2,99

GAP

6.33

To Be
6.24

Struktur organisasi
disusun sesuai dengan
rencana strategis
perusahaan.
Pembagian tugas dan
tanggung jawab sudah
jelas.
Job description selalu
terupdate dan sudah
digunakan secara
efektif.

Semua perubahan
dalam struktur
organisasi dan job
description bisa
dilakukan secara
on-line dan realtime.

Topik: Penyusunan Struktur Organisasi dan Job Description


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Struktur Organisasi dan Job Description sudah ada saat


ini dan sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Sebagai contoh karena Operasi akan diperluas untuk
mencakup daerah di seluruh Indonesia maka
dibentuklah unit baru di bawah Direktorat Operasi
untuk menangani coverage secara nasional
Struktur organisasi dan Job Description perlu
direview kembali sesuai perubahan menuju BPJS

Adanya inkonsistensi dalam struktur organisasi yang


baru, misalnya:
1. Bidang TI dan Keuangan di Kantor Cabang
digabungkan, sedangkan di Kantor Pusat
dimekarkan.
2. Bidang SDM di Kantor Cabang dianggap sebagai
fungsi supporting, sedangkan di Kantor Pusat
dianggap sebagai fungsi utama.
Sosialisasi terkait struktur organisasi dan job
description baru terkesan terburu-buru, tidak ke
semua level pegawai, hanya sampai kanwil dan kantor
pusat.

USULAN PERBAIKAN
Penyusunan struktur organisasi lebih konsisten dan mempertimbangkan kesamaan fungsi / rumpun pekerjaan
antara unit yang satu dengan unit lainnya serta mengikutsertakan karyawan dari Kantor Wilayah dan Kantor
Cabang yang mengetahui kondisi aktual di lapangan.
Penyusunan job title yang konsisten apabila terjadi perubahan struktur organisasi.
Sosialisasi struktur organisasi dan job description harus direncanakan dan dilakukan dengan baik untuk
mengurangi
dampak negatif dari para karyawan.
15

Required
Improvements

Basic Practices

As Is

FGD

2,95

18

To Be
3,33

2,78

Kondisi

As Is

EI

Advanced
Practices

Good Practices

HR berperan
sebagai pendukung
administratif
dengan fokus
terhadap
administrasi
sumber daya
manusia.

GAP

6,11

To Be

3,5

GAP

HRIS belum digunakan secara


efektif.
Servis HR meliputi
pengembangan SDM
(Training, Competency,
Performance, dll) dan
manajemen SDM
(Rekrutmen,Remunerasi,dll),
namun program-program ini
belum terintegrasi.

6,45

Program HR sudah
terintegrasi dengan
baik.

Program-program HR
terintegrasi, on-line dan
real time.

HR berfungsi sebagai
business partner :
mengerti dan
mendukung bisnis
perusahaan.

HR berperan strategis
dalam mendukung
pencapaian tujuan bisnis
perusahaan.
HR juga berfungsi
sebagai Center of
Excellence.

Topik: Organisasi SDM


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Sistem SDM belum terintegrasi dan SDM di Jamsostek


cenderung masih bersifat administratif.

SDM Jamsostek saat ini masih bersifat administratif,


belum berfungsi strategis.

Perlu peningkatan profesionalisme dan kualitas


karyawan HRD agar pelayanan bisa ditingkatkan.

Perlunya perubahan mindset agar HRD bisa berfungsi


dengan lebih baik lagi

HRIS belum terimplementasi dengan baik dan hanya


dapat diakses oleh biro SDM.

Data pegawai di HRIS saat ini belum ter-update,


diharapkan HRIS dapat terimplementasi dan terealisasi
dengan baik untuk menghindari kesalahan-kesalahan
yang dapat terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan
secara manual

USULAN PERBAIKAN
Perlu diadakan Business Process Mapping SDM untuk memetakan tugas dan tanggung jawab dari setiap fungsi SDM
Peningkatan kompetensi dan profesionalisme karyawan SDM melalui program diklat dan on-the-job training.
Mengimplementasikan HRIS dengan baik agar dapat digunakan secara efektif dan dapat diakses oleh seluruh
karyawan.
Integrasi antara fungsi-fungsi yang ada di SDM harus diperkuat untuk mendukung pelayanan SDM.

19

Fokus:
Menjaga keterkaitan sistem HC dan kebutuhan
bisnis

Business Partner
Fokus:
Melakukan layanan administrasi
yang efektif

Fokus:
Menyusun sistem HC yang terbaik
untuk perusahaan

HC
Leadership
Team
Administrative
Center

Knowledge
Center

Fokus:
Mendukung budaya, standardisasi, konsistensi
implementasi, mengukur proses pertambahan
nilai layanan HC

SAAT INI

EKSPEKTASI

Partner

Partner

Knowledge

Knowledge

Admin

Admin
0%

100%

0%

100%

Dikelola & dimonitor oleh HC Leadership


Sebagai partner dalam menerjemahkan strategi dan rencana bisnis perusahaan kedalam sistem

Business Partner

Knowledge
Center

Administrative
Center

Human Capital yang diperlukan


Mengidentifikasi tantangan dan kebutuhan Human Capital untuk mendukung pencapaian
strategi dan rencana bisnis perusahaan
Mengidentifikasi prioritas inisiatif dan mengimplementasikan produk dan layanan Human
Capital

Menyusun produk dan layanan Human Capital yang diperlukan oleh perusahaan
Memonitor implementasi produk dan layanan Human Capital serta melakukan perbaikan
Menyusun kebijakan dan prosedur Human Capital
Menjadi tenaga ahli di area Human Capital

Mengadministrasikan produk dan layanan Human Capital dengan didukung oleh sistem HRIS

yang terintegrasi
Membantu implementasi produk dan layanan Human Capital

BIRO SUMBER DAYA


MANUSIA

ILUSTRASI
SEKRETARIS

URUSAN
PERENCANAAN SDM

URUSAN
PENGELOLAAN SDM

URUSAN
REMUNERASI &
ADMINISTRASI SDM

URUSAN
HUBUNGAN
INDUSTRIAL

SPESIALIS
PENGEMBANGAN
ORGANISASI

PENATA UTAMA
PENGELOLAAN SDM

PENATA UTAMA
IMBAL JASA

PENATA UTAMA
HUBUNGAN
INDUSTRIAL

PENATA UTAMA
REKRUTMEN &
SELEKSI

PENATA UTAMA
PENILAIAN KINERJA

PENATA UTAMA
HRIS

PENATA MADYA
PEMBINAAN
KARYAWAN

PENATA MADYA
ADMINISTRASI
KARYAWAN

ANALIS SDM

HR
Representative

ILUSTRASI
Process Name
Process Number
Process Owner

JAMSOSTEK BUSINESS PROCESS


LEVEL 1

: Sumber Daya Manusia


:0
: Direktur Umum dan SDM

ROLE

JAMSOSTEK - SDM

START

1 . HR Planning & Monitoring

2 . Organization
Development &
Management

3 . Recruitment &
Selection

4. Employee
Development

PROCESS
END

6. Industrial
Relation &
Employment

5. Reward
Employee

7. HRIS System
Management

8. Employee
services

ILUSTRASI

Required
Improvements

Basic Practices

3,78

As Is

GAP

GAP

3,40

Kamus Kompetensi
dan Profil
kompetensi tidak
tersedia, sehingga
menggunakan
kualifikasi jabatan
dalam job
description guna
mengidentifikasi
kebutuhan
kompetensi suatu
posisi.

3,00

3,25

FGD

Kondisi

4
As Is

EI

Tidak ada kamus


kompetensi yang
lengkap, namun
profil kompetensi
sudah dapat
ditemukan di job
description.

26

Advanced
Practices

Good Practices

Kamus kompetensi
dan profil kompetensi
untuk semua posisi
sudah ada dan
terintegrasi dengan
pembelajaran dan
pengembangan,
rekrutmen dan
penilaian kinerja.

7
To Be
6,78

To Be
6,65

Kamus kompetensi
dan profil
kompetensi sudah
terintegrasi
dengan
pengelolaan karir
dan succession
plan dan dapat diupdate secara online dan realtime.

Audit untuk area Model Kompetensi akan meliputi:

Pengelompokkan Kompetensi

Profil Kompetensi

Kamus Kompetensi
Kode

Label

Communication

Definisi

Kemampuan berinteraksi dengan santun, mendengarkan, memahami, dan menyampaikan informasi dan ide-ide secara efektif
melalui berbagai media, serta memastikan bahwa maksud dan tujuan komunikasi telah tercapai dengan senantiasa menghargai
pihak lain serta membangun hubungan profesional dan personal yang harmonis untuk jangka panjang
Tingkat Kemahiran Indikator Perilaku

1 - Awareness

Menyampaikan dan
memahami informasi yang
lebih kompleks

Menyampaikan dan
memahami instruksi
dan informasi

Menyampaikan informasi
dan/atau ide secara
terstruktur dan efektif

Memastikan bahwa
lawan bicara
memahami apa yang
disampaikan

Berinteraksi secara
positif dengan
menghargai pihak
lain

Kode

2 Basic Application

Menyampaikan dan
memahami informasi
sederhana

Memahami pemikiran, ideide dan informasi yang


disampaikan oleh pihak lain
dengan melakukan analisis
yang sederhana

Menjaga hubungan personal


yang ada serta membuat
pihak lain merasa nyaman
dalam berinteraksi

Standar Tingkat Kemahiran


Kompetensi
:

Label

Communication

Definisi

Kemampuan berinteraksi dengan santun, mendengarkan, memahami, dan menyampaikan informasi dan ide-ide secara efektif
melalui berbagai media, serta memastikan bahwa maksud dan tujuan komunikasi telah tercapai dengan senantiasa menghargai
pihak lain serta membangun hubungan profesional dan personal yang harmonis untuk jangka panjang
Tingkat Kemahiran Indikator Perilaku

1 - Awareness

Menyampaikan dan
memahami informasi yang
lebih kompleks

Menyampaikan dan
memahami instruksi
dan informasi

Menyampaikan informasi
dan/atau ide secara
terstruktur dan efektif

Memastikan bahwa
lawan bicara
memahami apa yang
disampaikan

Berinteraksi secara
positif dengan
menghargai pihak
lain

27

2 Basic Application

Menyampaikan dan
memahami informasi
sederhana

Memahami pemikiran, ideide dan informasi yang


disampaikan oleh pihak lain
dengan melakukan analisis
yang sederhana

Menjaga hubungan personal


yang ada serta membuat
pihak lain merasa nyaman
dalam berinteraksi

3 Skillful Application

4 - Advance

Mempengaruhi pihak lain


dalam penyampaian
informasi/ ide-ide baik
secara lisan maupun tulisan

Meyakinkan, mengantisipasi dan


membaca pemikiran lawan bicara
dalam melakukan negosiasi

Bernegosiasi untuk
mendapatkan keinginan
yang diharapkan dengan
menyesuaikan cara dan
teknik sesuai dengan
karakteristik pihak lawan

Memahami pemikiran, ideide dan informasi yang


kompleks dengan
melakukan analisis yang
mendalam

Meyakinkan individu yang berbeda


pendapat atau pengambil
keputusan atas ide-ide,
pemikiran, argumen dan informasi

Dengan menggunakan pendekatan


yang diplomatis, mendapatkan
dukungan dari pihak lain melalui
penyesuaian cara dan gaya dalam
berinteraksi

Mengantisipasi kemauan dan


kebutuhan lawan bicara dan
menyelaraskannya, agar tujuan
komunikasi dapat tercapai

5 Expert
Melakukan komunikasi
bersifat strategis
Meyakinkan dan
menginspirasi lawan bicara
pada tingkat komunikasi
yang strategis

3 Skillful Application

4 - Advance

Mempengaruhi pihak lain


dalam penyampaian
informasi/ ide-ide baik
secara lisan maupun tulisan

Meyakinkan, mengantisipasi dan


membaca pemikiran lawan bicara
dalam melakukan negosiasi

Bernegosiasi untuk
mendapatkan keinginan
yang diharapkan dengan
menyesuaikan cara dan
teknik sesuai dengan
karakteristik pihak lawan

Memahami pemikiran, ideide dan informasi yang


kompleks dengan
melakukan analisis yang
mendalam

Meyakinkan individu yang berbeda


pendapat atau pengambil
keputusan atas ide-ide,
pemikiran, argumen dan informasi

Dengan menggunakan pendekatan


yang diplomatis, mendapatkan
dukungan dari pihak lain melalui
penyesuaian cara dan gaya dalam
berinteraksi

Mengantisipasi kemauan dan


kebutuhan lawan bicara dan
menyelaraskannya, agar tujuan
komunikasi dapat tercapai

5 Expert
Melakukan komunikasi
bersifat strategis
Meyakinkan dan
menginspirasi lawan bicara
pada tingkat komunikasi
yang strategis

Membangun budaya
komunikasi yang sesuai
dengan budaya perusahaan

Membangun strategi
komunikasi, standar atau
kebijakan yang dapat
meningkatkan efektivitas
komunikasi

Integrasi Model Kompetensi dengan


Sistem SDM lainnya
GRADING &
SISTEM KOMPENSASI

CAREER MANAGEMENT

TOTAL REMUNERATION REPORT

P25

Median

P75

Average

Membangun budaya
komunikasi yang sesuai
dengan budaya perusahaan

Membangun strategi
komunikasi, standar atau
kebijakan yang dapat
meningkatkan efektivitas
komunikasi

PERFORMANCE
MANAGEMENT

KAMUS & MODEL


KOMPETENSI

PELATIHAN &
PENGEMBANGAN

Topik: Pengelompokan Kompetensi


EXECUTIVE INTERVIEW
Model kompetensi sudah ada

FGD
Model kompetensi sudah ada namun dirasa belum
dikomunikasikan dengan baik dan belum terintegrasi
dengan sistem SDM lainnya
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Berdasarkan dokumen SK.Dir Nomor KEP/122/042013, Jamsostek telah memiliki model kompetensi.
Kompetensi di Jamsostek dikelompokkan menjadi Kompetensi Perilaku (Inti dan Jabatan) dan Kompetensi Teknis.
Pengelompokan ini sudah mencakup soft & hard competency.
Pengelompokan Kompetensi Kepemimpinan tergabung di dalam Kelompok Kompetensi Jabatan. Umumnya
Kompetensi Kepemimpinan menjadi kelompok tersendiri untuk mempermudah implementasi seperti untuk
menyusun rancangan pengembangan Kepemimpinan
USULAN PERBAIKAN
Kompetensi Kepemimpinan dapat dipisahkan dari Kelompok Kompetensi Jabatan
Kelompok kompetensi dapat lebih dikhususkan lagi pemberlakuannya untuk level jabatan tertentu

28

SAAT INI
Pengelompokan Kompetensi
untuk tingkat manajerial
(Leadership Competency) masih
tergabung di dalam Kelompok
Kompetensi generik.

USULAN AWAL

Ilustrasi Pengelompokan Kompetensi


Dasar

Teknis Generik

Kepemimpinan

Communication

English Proficiency

Developing Others

Achievement Orientation

Computer Skills

Team Leadership

Teamwork

Financial Service Knowledge

Change Leadership

Berlaku untuk seluruh


karyawan

29

Berlaku untuk seluruh


karyawan

Berlaku untuk level Officer


ke atas

Disusun pengelompokan
kompetensi yang mudah
dikomunikasikan dan digunakan
untuk penerapan sistem SDM
lainnya seperti Diklat dan Karir
Kompetensi yang terkait
kepemimpinan dapat
diberlakukan untuk level
tertentu saja agar lebih fokus

Topik: Kamus Kompetensi


EXECUTIVE INTERVIEW
Kamus Kompetensi sudah ada

FGD
Secara umum, karyawan sudah mengetahui model
kompetensi yang ada (Kamus Kompetensi dan Profil
Kompetensi)
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Kamus Kompetensi sudah ada dan telah disahkan melalui Keputusan Direksi PT. Jamsostek (Persero) dengan
Nomor KEP/122/042013 tentang Model, Kamus, dan Profil Kompetensi PT. Jamsostek (Persero)
Jumlah tingkat kemahiran kompetensi tidak seragam, khususnya untuk Kompetensi Perilaku. Perbedaan tingkat
kemahiran ini akan mempengaruhi kesetaraan dalam penggunaan dan penyusunan profil kompetensi
Kamus kompetensi sudah ada yang dilengkapi dengan contoh perilaku, hal ini dapat mempermudah penilaian
kompetensi dan identifikasi pengembangan
USULAN PERBAIKAN
Sosialisasi terkait model kompetensi sebaiknya ditingkatkan karena Kompetensi akan menjadi dasar dalam
pengelolaan SDM (CBHRM)
Penyusunan tingkat kemahiran kompetensi sebaiknya memiliki standar yang sama untuk menciptakan kesetaraan
atas kemampuan yang dapat dilaksanakan antar tingkat kemahiran

30

Surat Keputusan Direksi atas Model


Kompetensi

31

Kamus Kompetesi Berdasarkan Surat


Keputusan Direksi

SAAT INI

4 Tingkat
Kemahiran

Skala Tingkat
Kemahiran tidak
sama

6 Tingkat
Kemahiran

USULAN AWAL
Untuk Kompetensi sebaiknya memiliki skala tingkat kemahiran yang sama agar peningkatan kemampuan dari
setiap Tingkat Kemahiran memiliki standar yang sama. (Untuk mendukung terciptanya kesetaraan atas
kemampuan pada setiap tingkat Kemahiran)
32

Topik: Standar Tingkat Kemahiran Kompetensi


EXECUTIVE INTERVIEW
-

FGD
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Deskripsi pada tingkat kemahiran yang sama untuk kompetensi yang berbeda, memiliki perbedaan tingkat
kemampuan, misalnya:
Pada kompetensi Sistem Informasi Pelayanan (SIM), pada level 2 dan 3 deskriptor masih sebatas melakukan
implementasi operasional sistem Informasi pelayanan sedangkan untuk melakukan analisa baru berada di
level 5.
Pada kompetensi Sistem Akuntansi dan Database pelaksanaan analisa ada di level 4
Pada kompetensi Desain Database (DDS) pelaksanaan analisa ada di level 3 dan level 4 sudah dapat
menyusun suatu disain baru
Pada kompetensi OPTA, level 3 sudah melakukan analisa
USULAN PERBAIKAN
Perlu dilakukan revisi terhadap kamus kompetensi dalam rangka menyelaraskan tingkat kemampuan setiap tingkat
kemahiran. Keselarasan ini akan mempermudah dalam implementasi, misalnya ketika pelaksanaan assessment.

33

SAAT INI

Analisa

Standar penetapan
kemampuan untuk
analisa tidak seragam

Implementasi

Analisa

USULAN AWAL
Perlu ditetapkan standar Kemampuan yang melekat pada masing-masing tingkat kemahiran. Dengan adanya standar Kemampuan
yang sama, maka penggunaan Model Kompetensi akan lebih selaras dan memudahkan untuk penggunaan Model Kompetensi pada
area SDM lainnya

Standar Kemampuan untuk setiap tingkatan Kompetensi


1

Mengetahui

Melaksanakan,
Aktivitas bersifat
rutin

Memonitor,
Analisa,
Interprestasi

Evaluasi

Inovasi baru,
Menyusun hal baru

34

Topik: Profil Kompetensi


EXECUTIVE INTERVIEW
Profil Kompetensi sudah ada

FGD
Profil Kompetensi sudah ada, namun beberapa
dipandang belum sesuai dengan kondisi aktual,
Sebagian karyawan belum memahami profil
kompetensi dengan jelas

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Jamsostek sudah memiliki profil kompetensi untuk setiap posisi
Terdapat panduan dasar nilai minimum (tingkat kemahiran minimum) yang dibutuhkan untuk setiap level pada job
family. Namun, masih terdapat ketidakcocokan antara nilai minimum yang dipersyaratkan dengan Profil
Kompetensi yang disusun
Profil Kompetensi belum menyertakan prioritas untuk Kompetensi
Terdapat ketidakkonsistenan profil Kompetensi Jabatan untuk Kepala Biro, kompetensi Analytical Thinking hanya
dimiliki oleh Kabiro Pengembangan TI
Profil Kompetensi Teknis di dalam SK Nomor KEP/122/042013 tidak lengkap

USULAN PERBAIKAN
Perlu dilakukan penyesuaian lebih lanjut atas profil yang disusun. Sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tugas
dan tanggung jawab dari setiap Jabatan atau level pekerjaan
Penyesuaian Profil Kompetensi sebaiknya juga menyertakan skala prioritas dari setiap Kompetensi dilihat dari
Kebutuhan Jabatan terkait
Kompetensi Analytical Thinking sebaiknya dimiliki oleh seluruh karyawan PT. Jamsostek mengingat pentingnya
atas kemampuan tersebut untuk semua level.
35
Profil kompetensi di dalam SK perlu dilengkapi

SAAT INI

USULAN AWAL

36

Format penyajian Profil


Kompetensi yang menggabungkan
seluruh Jabatan dalam 1
dokumen akan meningkatkan
peluang terjadinya kesalahan
dalam aktivitas pengkajian
ataupun penggunaan Model
Kompetensi pada area SDM
lainnya.

Profil Kompetensi yang disusun


sebaiknya dipisahkan antar
Jabatan untuk memudahkan
penggunaannya.

SAAT INI
POSISI

JF

LVL JF

GRADE

ESAM
(administrasi
pelayanan
karyawan)

Kepala Urusan Perencanaan SDM

Sumber Daya Manusia

III

16

Staf Pengembangan Organisasi

Sumber Daya Manusia

II

12

Staf Rekrutmen & Seleksi

Sumber Daya Manusia

II

11

Kepala Urusan Pengelolaan SDM

Sumber Daya Manusia

III

16

Staf Penilaian Kinerja

Sumber Daya Manusia

II

10

Staf Pengelolaan SDM

Sumber Daya Manusia

II

11

Kepala Urusan Remunerasi &


Administrasi SDM
Staf Imbal Jasa
POSISI

Sumber Daya Manusia

III

15

Staf HRIS

Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


JF

TE

TE
ASTC
HRM
(Keahlian (Komunikasi (Manajemen
Teknis)
Asertif)
SDM)

MW
(Pengelolaan
Pekerjaan)

PSDM
(Pemecahan
Masalah &
Pengambilan
Keputusan)

POC (Perencanaan,
Pengorganisasian,
Pengendalian)

PROM

ASTC

CM

CC

SIM (Sistem

QA (Program
II JF GRADE
11 (Keahlian 3(Komunikasi 3 CON
3
3
4
(Manajemen
(Manajemen
(Pengendalian
Informasi
LVL
(Konsultasi)
Jaga Mutu)
Teknis)
Asertif)
Kasus)
Proyek)
Biaya)
Pelayanan)
II
10
3
3
3
3
4

POC
PSDM
(Perencanaan
MW
(Pemecahan
,
(Pengelolaan Masalah & Pengorganisa
Pekerjaan) Pengambilan
sian,
Keputusan) Pengendalian
)

Kepala Urusan Pengembangan & Pengendalian


JHT - JK
Staf Pengembangan Program JHT - JK

Pengembangan Produk

II

15

Pengembangan Produk

11

Staf Pengendalian Program JHT - JK

Pengembangan Produk

11

Kepala Urusan Pengembangan & Pengendalian


JPK - JKK
Staf Pengembangan JPK - JKK

Pengembangan Produk

II

15

Pengembangan Produk

12

Staf Pengendalian JPK - JKK

Pengembangan Produk

12

Staf Kemitraan & Pelaporan Program

Pengembangan Produk

Profil Kompetensi kurang mencerminkan keahlian yang dibutuhkan untuk suatu jabatan
Kamus Kompetensi yang tidak detil dapat juga menyebabkan Profil Kompetensi tidak menggambarkan secara
utuh atas kebutuhan keahlian dalam suatu Jabatan

USULAN AWAL

KTHC03

Compensation & Benefit Knowledge


Competency Based Human Resources Knowledge

KTHC04

KTHC05

Employee Relations

KTHC06

Learning & Development Skills

KTHC07

Manpower Regulation Knowledge

KTHC08

Organizational Development Knowledge


Performance Management Skills and Knowledge

KTHC09

KTHC10

Recruitment and Hiring Skill

KTHC11

Staffing Skills and Knowledge

KTHC12

Training Skill

KTIT04

Information System Application Skill


Correspondence skill

KTDA01

KTDA02

Data Administration Skill

KTDA03

Filling & Documentation Skill

Priority (H/M/L)
H

Expert

Advance

Expert

H
M

Advance

Basic Application

Kompetensi Teknis
Assessment Skill
KTHC01

Awareness

Career Development & Succesion Planning Skill

Kompetensi

Priority (H/M/L)

KTHC02

Kode

Skillful Application

TINGKAT KEMAHIRAN
KOMPETENSI

Skillful Application

TINGKAT KEMAHIRAN
KOMPETENSI

Basic Application

Human Resources Officer

Awareness

Human Resources Division


Head

L
M
H

Sebaiknya Kamus Kompetensi


dapat dijadikan lebih detil
sehingga
penyusunan
Profil
Kompetensi akan benar-benar
menggambarkan kebutuhan atas
keahlian dalam jabatan tertentu
Penyusunan Profil Kompetensi
secara
detil
akan
sangat
membantu dalam perencanaan
sistem SDM lainnya terutama
untuk Pelatihan & Pengembangan

SAAT INI
Nilai minimum Kompetensi
Jabatan sesuai dengan ketetapan
atas setiap Job Family tidak
terlaksana dengan tepat.

USULAN AWAL
Profil Kompetensi Sebaiknya
mengikuti batasan minimum yang
sudah ditetapkan untuk masingmasing Job Family berdasarkan
Keputusan Direksi
KOMPETENSI PERILAKU PER JABATAN

Kompetensi Jabatan
POSISI

JF

Level JF

Staf Administrasi Pasar Uang & Pasar Modal

Administration

Kepala Urusan Pasar Uang

Investasi

III

39

PRO

CO

INF

OA

SCF
1

Jika tidak memungkinkan Profil


Kompetensi sebaiknya mengikuti
Tugas dan tanggung jawab
sehari-hari dari Jabatan terkait
agar lebih mencerminkan
kebutuhan saat ini

SAAT INI

USULAN AWAL

Skala Prioritas (High, Medium, dan Low)

Saat ini Profil Kompetensi yang telah tersusun tidak


menggambarkan/ menentukan Kompetensi yang memiliki
Prioritas tertinggi untuk dimiliki

Setiap Kompetensi sebaiknya memiliki tingkat Prioritas


terhadap Jabatan terkait untuk memudahkan penggunaan
Model Kompetensi pada area SDM lainnya.
Akan memudahkan untuk melihat Kompetensi yang
sebaiknya diutamakan untuk diberikan pengembangan
lebih lanjut

40

SAAT INI

Saat ini Analytical Thinking pada tingkat Kepala Biro hanya


dimiliki oleh Kepala Biro Pengembangan TI. Dimana
sebaiknya seluruh Jabatan pada tingkat ini memiliki
kemampuan untuk dapat menganalisa secara baik situasi/
permasalahan yang dihadapi agar dapat menjalankan
tugasnya dengan efektif.

41

USULAN AWAL

Untuk menjaga konsistensi atar level sebaiknya untuk


Jabatan lainnya memiliki kompetensi Analytical Thinking

Topik: Integrasi Model Kompetensi dengan area SDM lainnya


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Sistem Kompetensi belum terintegrasi secara


sempurna terhadap area SDM lainnya. Saat ini Model
Kompetensi sudah digunakan untuk:

Pegawai merasa bahwa Sistem terkait implementasi


atas Model Kompetensi belum ada (Baik secara sistem
online maupun SOP atas penerapannya).

Rekrutmen
Penilaian Kinerja
HASIL AUDIT DOKUMENTASI
Model Kompetensi sudah digunakan untuk penilaian KBI dalam sistem Penilaian Kinerja
USULAN PERBAIKAN
Perlu penyusunan kebijakan atau SOP atas penggunaan Model Kompetensi dalam area-area SDM lainnya seperti :
Pergerakan karir
Penyusunan program Diklat
Sistem Kompensasi
42

Penggunaan Model Kompetensi untuk


Penilaian KBI

Model Kompetensi sudah


digunakan untuk perhitungan KBI
sebagai salah satu aspek penilaian
di dalam Sistem Penilaian Kinerja
(PMS)

43

USULAN AWAL
GRADING &
SISTEM KOMPENSASI

CAREER MANAGEMENT

PELATIHAN &
PENGEMBANGAN

TOTAL REMUNERATION REPORT

P25

Median

P75

Average

PERFORMANCE
MANAGEMENT

KAMUS & MODEL


KOMPETENSI

* Ilustrasi penerapan
Kompetensi dalam
Sistem SDM berbasis
Kompetensi
44

Required
Improvements

Basic Practices

3,33

2,5
Tidak ada pedoman
pengelolaan karir yang
jelas

Penilaian pergerakan
karir dilakukan secara
subyektif
Pergerakan karir
dilakukan sesuai
permintaan
Pergerakan karir tidak
terkait dengan sistem
SDM lainnya

GAP

Pengelolaan karir masih


dikelola secara manual

To Be

To Be

4,1

Sistem pengelolaan karir


sudah tersedia dan
terkait dengan penilaian
kinerja

6,33

GAP

As Is

FGD

Kondisi

As Is

EI

Advanced
Practices

Good Practices

6,6
Telah memiliki jalur
karir dan peta karir
yang jelas untuk
setiap posisi dalam
perusahaan
Pengelolaan karir
telah didukung oleh
HRIS

Pengelolaan karir
diimplementasikan
secara terbuka
Pengelolaan karir telah
terintegrasi secara real
time dan online
Pegawai dapat
merencanakan karirnya
sendiri di masa
mendatang

Urutan
Prioritas

FGD Kantor Wilayah

FGD Kantor Pusat

Struktur Organisasi dan Job Description

Sistem Pengelolaan Karir

Evaluasi Jabatan dan Sistem Grading

Struktur Organisasi dan Job Description

Sistem Pengelolaan Karir

HR Organization

HR Organization

Sistem Penilaian Kinerja

Sistem Penilaian Kinerja

Evaluasi Jabatan dan Sistem Grading

Model Kompetensi

Model Kompetensi

Talent Management

Talent Management

Sistem Kompensasi

Sistem Kompensasi

Pengembangan dan Pembelajaran

Pengembangan dan Pembelajaran

Urutan
Prioritas

Executive Interview

Focus Group Discussion

Sistem Pengelolaan Karir

Struktur Organisasi dan Job Description

Talent Management

Sistem Pengelolaan Karir

Sistem Penilaian Kinerja

HR Organization

47

Responden EI dan FGD


menganggap perbaikan
sistem pengelolaan
karir perlu
diprioritaskan

KEPESERTAAN

Jalur Karir

18

2441-3295

17

1795-2440

16

1311-1794

15

1117-1310

14

950-1116

13

806-949

12

683-805

LAYANAN UMUM

MANAJEMEN
BIRO SEKRETARIS PERUSAHAAN
BIRO PENGAWASAN INTERN
BIRO KEPATUHAN & HUKUM
DIVISI ANALISA PORTOFOLIO
DIVISI PASAR UANG & PASAR MODAL
DIVISI INVESTASI LANGSUNG
DIVISI PENGEMBANGAN KEPESERTAAN
DIVISI PENGELOLAAN KEPESERTAAN
DIVISI PELAYANAN
BIRO PENGEMBANGAN TI
BIRO OPERASIONAL TI
BIRO PERENCANAAN STRATEGIS
BIRO MANAJEMEN RISIKO
BIRO KEUANGAN
BIRO AKUNTANSI
BIRO SDM
BIRO PENGADAAN
KEPALA KANTOR WILAYAH I
WAKIL SEKRETARIS PERUSAHAAN
DIVISI PKP & KEMITRAAN
DIVISI TEKNIS
STAF SENIOR MANAGEMENT
BIRO PENGELOLAAN & PENGEMBANGAN KOMPETENSI
BIRO PENGELOLAAN ASET & LAYANAN UMUM
KEPALA KANTOR WILAYAH II
KEPALA KANTOR CABANG KELAS I

Rumpun Jabatan

URUSAN PEMASARAN FORMAL


URUSAN PEMASARAN INFORMAL

URUSAN ANGGARAN
URUSAN KAS/BANK

URUSAN AKUN KEPESERTAAN

URUSAN PENGEMBANGAN & ANALISA AKUNTANSI

URUSAN ANALISA PASAR DAN KOMUNIKASI PEMASARAN


URUSAN PENGELOLAAN HUBUNGAN INSTITUSI
URUSAN ADMINISTRASI KEPESERTAAN
ANALIS PENGEMBANGAN KEPESERTAAN
ANALIS PENGELOLAAN KEPESERTAAN

URUSAN AKUNTANSI KANTOR PUSAT

URUSAN MANAJEMEN KEMITRAAN

URUSAN SETTLEMENT/CUSTODY

URUSAN PERENCANAAN & PENGENDALIAN ASET

URUSAN PAJAK

KEPALA SDM & UMUM WILAYAH I

MANAJEMEN RISIKO

Pengelolaan
Pergerakan Karir

URUSAN KEBIJAKAN & LAPORAN MANAJEMEN RISIKO


URUSAN ANALISA RISIKO KEUANGAN & INVESTASI
URUSAN ANALISA RISIKO OPERASIONAL & PENUNJANG NONKEUANGAN
ANALIS MANAJEMEN RISIKO

KEPALA KANTOR CABANG KELAS II

KEPALA MANAJEMEN MUTU & RISIKO WILAYAH I

KEPALA KANTOR CABANG KELAS III

EPALA MANAJEMEN MUTU & RISIKO WILAYAH II

URUSAN AKUNTANSI WILAYAH/CABANG


KEPALA KEUANGAN & IT WILAYAH I
SENIOR ANALIS AKUNTANSI
ANALIS KEUANGAN
KEPALA KEUANGAN & IT WILAYAH II

URUSAN LAYANAN UMUM


KEPALA SDM & UMUM WILAYAH II

SPESIALIS PEMASARAN FORMAL

ANALIS SISTEM AKUNTANSI

SPESIALIS PEMASARAN INFORMAL


SPESIALIS AKUN KANTOR PUSAT

ANALIS LAPORAN KEUANGAN

SPESIALIS ANALISA PASAR DAN KOMUNIKASI PEMASARAN

BIDANG KEUANGAN & TI (CABANG KELAS I)

BIDANG UMUM & SDM (CABANG KELAS I)

SPESIALIS MANAGEMENT ACCOUNT (KANTOR WILAYAH I)

BIDANG KEUANGAN & TI (CABANG KELAS II)

BIDANG UMUM & SDM (CABANG KELAS II)

SPESIALIS MANAGEMENT ACCOUNT (KANTOR WILAYAH II)

BIDANG KEUANGAN & TI (CABANG KELAS III)

BIDANG UMUM & SDM (CABANG KELAS III)

Peta Pergerakan Karir

48

KEUANGAN & AKUNTANSI

SEKSI PROTOKOLER

SPESIALIS KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO


SPESIALIS ANALISA RISIKO INVESTASI

KEPALA KANTOR CABANG PEMBANTU

SPESIALIS ANALISA RISIKO KEUANGAN


SPESIALIS ANALISA RISIKO PENUNJANG (SDM, UMUM, IT)

Sistem Pendukung
Pengelolaan Karir
SPESIALIS ANALISA RISIKO FUNGSI STAKEHOLDER RELATION
SPESIALIS ANALISA RISIKO KEPESERTAAN
SPESIALIS ANALISA RISIKO LAYANAN & MANFAAT

Topik: Jalur karir (1)


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Jamsostek memiliki dual career path, yaitu jalur


struktural dan jalur profesional (fungsional).

Dual career path belum diimplementasikan.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Jamsostek telah memiliki dokumen terkait implementasi dual career path, yaitu structural path dan professional
track. (File name : karir jamsostek.pptx)
KEP/123/042013 menyebutkan Jamsostek memiliki dual career path yang terdiri dari struktural dan non
struktural.
Jalur karir bagi jabatan struktural dan non struktural belum tercantum dalam KEP/123/042013 atau pedoman
resmi lainnya terkait sistem pengelolaan karir.
USULAN PERBAIKAN
Disusun jalur karir yang jelas bagi jabatan struktural dan non struktural.
Penyempurnaan KEP/123/042013 terkait jalur karir bagi jabatan struktural dan non struktural.

49

USULAN AWAL
Disusun jalur karir yang jelas bagi jabatan struktural dan non stuktural. Contoh :

ILUSTRASI

Structural Career Path

Specialist Career Path

Director
Division Head

Chief

Department
Head

Senior Advisor

Section Head

Advisor

Unit Head

Professional

Officer

Specialist

Staf

Topik: Jalur karir (2)


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Jabatan yang tergolong dalam jalur non struktural/professional track belum tercantum dalam struktur organisasi
terbaru ataupun dalam pedoman resmi (dalam bentuk Surat Keputusan).
USULAN PERBAIKAN
Perancangan jalur non struktural/professional track secara utuh termasuk pedoman resmi untuk implementasi,
meliputi:
Daftar jabatan yang tergolong jalur non struktural & top stop grading-nya
Desain pekerjaan bagi jabatan non struktural (uraian pekerjaan, spesifikasi jabatan, target kinerja, dll.)
Kriteria dan prosedur rekrutmen jabatan non struktural termasuk seleksi khusus bagi jabatan non struktural
Kriteria dan prosedur pergerakan karir jabatan non struktural
Persyaratan pendidikan & pelatihan bagi jabatan non struktural
Aturan terkait kompensasi dan benefit bagi jabatan non struktural

51

Topik: Rumpun Jabatan (1)


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Terdapat 20 rumpun jabatan bagi pengelolaan karir di Jamsostek.
Terdapat rumpun jabatan lain-lain yang terdiri dari : Aktuaris, Senior Wilayah I&II, Widyaiswara, dan Assessor
USULAN PERBAIKAN
Alternatif I :
Rumpun jabatan lain-lain ditiadakan.
Jabatan yang tergolong rumpun jabatan lain-lain dapat dikelompokkan kepada rumpun jabatan yang ada.
Jabatan yang tergolong rumpun jabatan lain-lain dapat dipertimbangkan untuk menjadi jabatan yang tergolong
non struktural/professional track.
Alternatif II :
Sistem pengelolaan karir tidak lagi menggunakan rumpun jabatan tetapi berbasis kompetensi. Pergerakan karir
dilakukan berdasarkan kesesuaian kompetensi antar jabatan.

52

Topik: Rumpun Jabatan (2)


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Terdapat rumpun jabatan Manajemen yang terdiri dari jabatan Kepala Biro, Kepala Divisi, dan Kepala Kantor
Cabang.
Pemisahan jabatan Kepala Biro, Kepala Divisi, dan Kepala Kantor Cabang dalam rumpun jabatan yang berbeda dari
jabatan terkait lainnya mengindikasikan jenjang karir menuju jabatan pada rumpun Manajemen terbuka bagi
semua unit kerja/rumpun jabatan.
Persyaratan jabatan bagi jabatan Kepala Biro, Divisi dan Kepala Cabang meliputi pengalaman kerja terkait di
rumpun jabatan tertentu.
USULAN PERBAIKAN
Persyaratan jabatan dan klasifikasi rumpun jabatan perlu dikaji kembali dan dipastikan kesesuaiannya.

53

SAAT INI
Rumpun Jabatan

Sumber : Dokumen Job Description 14012013

Sumber : KEP/123/042013

Jabatan Kepala
Biro/Divisi/Cabang terbuka bagi
semua rumpun dan unit kerja ?
54

Persyaratan jabatan bagi


Kepala Biro/Divisi/Cabang
meliputi pengalaman kerja di
rumpun jabatan tertentu

USULAN AWAL
Klasifikasi rumpun jabatan dan
persyaratan jabatan perlu dikaji
kembali dan dipastikan
kesesuaiannya
Bila jabatan Kepala
Biro/Divisi/Cabang tidak terbuka
bagi semua rumpun dan unit kerja
maka sebaiknya jabatan tersebut
diklasifikasian dalam rumpun
jabatan yang sesuai dengan
persyaratan pengalaman kerja.
Bila jabatan Kepala
Biro/Divisi/Cabang terbuka bagi
semua rumpun jabatan maka
sebaiknya persyaratan jabatan
disusun dengan lebih fleksibel.

Topik: Peta Pergerakan Karir


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Peta pergerakan karir dirasakan belum jelas, belum


ada peta pergerakan karir antar rumpun jabatan

Peta pergerakan karir sudah ada tetapi transparansi


dan konsistensi dalam implementasi perlu
ditingkatkan.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI

KEP/123/042013 sudah mencantumkan matriks karir jabatan, namun belum merupakan peta pergerakan karir
yang dapat menggambarkan jenjang karir yang jelas bagi setiap jabatan.
USULAN PERBAIKAN
Disusun peta pergerakan karir yang lebih jelas dan terstruktur dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi
dan model kompetensi yang dapat menggambarkan alternatif jabatan bagi pergerakan karir (promosi dan rotasi)
dalam satu rumpun jabatan yang sama dan antar rumpun jabatan.

55

Matriks Karir Jabatan


KEPESERTAAN

11

KEUANGAN & AKUNTANSI


PENATA UTAMA VERIFIKASI KAS/BANK KANTOR PUSAT

PENATA UTAMA PERENCANAAN & PENGELOLAAN ASET

PENATA UTAMA ADMINISTRASI KEPESERTAAN FORMAL

PENATA UTAMA CASH MANAGEMENT

PENATA UTAMA PEMELIHARAAN ASET

PENATA UTAMA ADMINISTRASI KEPESERTAAN INFORMAL

PENATA UTAMA ANGGARAN KANTOR PUSAT

PENATA UTAMA ADMINISTRASI AKUN KANTOR PUSAT

PENATA UTAMA ANGGARAN KANWIL/CABANG

579-682

PENATA UTAMA ANALISA PAJAK


PENATA UTAMA SETTLEMENT/CUSTODY
PENATA UTAMA AKUNTANSI KAPU

PENATA UTAMA LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI


PENATA UTAMA MANAJEMEN KEMITRAAN

PENATA UTAMA KAS/BANK


PENATA UTAMA PAJAK KANTOR PUSAT

489-578

LAYANAN UMUM
Matriks
karir jabatan sudah ada MANAJEMEN
namun

PENATA UTAMA PENGELOLAAN HUBUNGAN INSTITUSI

PENATA UTAMA LAPORAN KEUANGAN KAPU

10

SAAT INI

Sumber : KEP/123/042013

PENATA UTAMA VERIFIKASI SETTLEMENT/CUSTODY


PENATA UTAMA LAPORAN KEUANGAN WILAYAH/CABANG
PENATA UTAMA AKUNTANSI KAPU PKP
PENATA UTAMA LAPORAN KEUANGAN WILAYAH/CABANG
PKP

belum dapat menggambarkan jenjang


karir yang jelas bagi setiap jabatan.

Matriks karir jabatan saat ini lebih


bertujuan untuk menunjukkan job grade
bagi setiap jabatan yang ada.
PENATA UTAMA PENCATATAN & PELAPORAN ASET

Jenjang karir secara pasti dalam satu


rumpun jabatan dan antar rumpun
jabatan (cross posting) belum
tergambarkan dengan jelas.

PENATA MADYA KEUANGAN (KANTOR WILAYAH I)

PENATA MADYA DISTRIBUSI & PENYIMPANAN

PENATA MADYA KEUANGAN (KANTOR WILAYAH II)

PENATA MADYA PROTOKOLER

413-488

PENATA MADYA UMUM (KANTOR WILAYAH I)


PENATA MADYA UMUM (KANTOR WILAYAH II)

PENATA MADYA KEUANGAN (CABANG KELAS I)


PENATA MADYA KEUANGAN (CABANG KELAS II)
PENATA MADYA KEUANGAN (CABANG KELAS III)

348-412

17

Sumber : KEP/123/042013

1795-2440

SAAT INI

KOMUNIKASI KORPORAT

MANAJEMEN MUTU
URUSAN KOMUNIKASI EKSTERNAL
AKTUARIS
Terdapat kekosongan jabatan
pada grade-grade
tertentu

URUSAN PERENCANAAN
URUSAN
KOMUNIKASISDM
EKSTERNAL
URUSAN PENGELOLAAN SDM

USI BISNIS

URUSAN PERENCANAAN & SOLUSI BISNIS


URUSAN SISTEM APLIKASI

dalam rumpun jabatan yang sama. Hal ini akan

URUSAN DC/DRC OPERATION

16

menyulitkan proses pengelolaan pergerakan karir,

SENIOR SYSTEM ANALYST

1311-1794

terutama dalam pencarian kandidat untuk promosi.


Contoh : Terjadi kekosongan jabatan pada grade 12-14
pada rumpun jabatan komunikasi korporat. Apakah

URUSAN
KOMUNIKASI
INTERNAL
URUSAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL

AH I

KEPALASUPPORT
MANAJEMEN MUTU & RISIKO WILAYAH
URUSAN TECHNICAL
URUSAN KOMUNIKASI INTERNAL

pencarian kandidat bagi jabatan Ka Ur Komunikasi

URUSAN REMUNERASI & ADMINISTRASI SDM

15
14

AH II

13

KEPALA KEUANGAN & IT WILAYAH I

1117-1310 URUSAN PENGELOLAAN KOMPETENSI SDM


URUSAN PENGEMBANGAN SDM
ANALIS PENGELOLAAN & PENGEMBANGAN KOMPETENSI
ANALIS SDM
KEPALA SDM & UMUM WILAYAH I
KEPALA SDM & UMUM WILAYAH II
950-1116

Jenjang karir selanjutnya ?


SEKSI PENYELENGGARAAN
Pindah
RumpunPENGEMBANGAN
Jabatan?SDM

N TI

806-949

FORMASI

URUSAN USER SERVICES


SENIOR ANALIS OPERASIONAL

Internal dan Eksternal harus dari rumpun jabatan


lainnya?

Kesenjangan grade antar posisi dalam rumpun


jabatan yang sama terlalu besar : >3 grade
ANALISA SOLUSI BISNIS
SYSTEM ANALYST
melebihi ketentuan yang berlaku terkait promosi
jabatan
TEKNOLOGI INFORMASI

KOMUNIKASI KORPORAT

MANAJEMEN MUTU

ANG KELAS I)

PENATA UTAMA ASSESSMENT CENTER

CSR/PKP/KBL, Hukum, dan Pengadaan.

SPESIALIS
BIDANG KEUANGAN
& TIPENGEMBANGAN
(CABANG KELAS I) SISTEM MANAJEMEN MUTU

BIDANG UMUM & SDM (CABANG KELAS I)


SPESIALIS PENGEMBANGAN ORGANISASI

57

12

LAIN-LAI

SPESIALIS P

IT SECURITY MANGEMENT SYSTEM

PENATA UTAMA HRIS

IT ENGINEER

PENATA UTAMA PENILAIAN KINERJA


PENATA UTAMA DATABASE KOMPETENSI

APPLICATION/SYSTEM DEVELOPER (PROGRAMMER) SUPPORT


TECHNICAL SUPPORT I
TECHNICAL SUPPORT II

BIDANG UMUM & SDM (CABANG KELAS II)


683-805PENATA UTAMA HUBUNGAN INDUSTRIAL
BIDANG UMUM & SDM (CABANG KELAS III)

AKTUARIS

MANAJEMEN MUTU

Hal yang sama terjadi pada rumpun jabatan Administrasi,

PENATA UTAMA KOMUNIKASI KORPORAT

PENATA UTAMA PERENCANAAN PENGEMBANGAN SDM

PENATA UTAMA KOMUNIKASI INTERNAL

EM

PENATA UTAMA KOMUNIKASI KORPORAT


PENATA UTAMA KOMUNIKASI INTERNAL

PENATA UTAMA IMBAL JASA

579-682

KOMUNIKASI KORPORAT

APPLICATION/SYSTEM DEVELOPER (PROGRAMMER) - CORE

PENATA UTAMA REKRUTMEN & SELEKSI

(PROGRAMMER)
11 - CORE

SENIOR ANALIS WILAYAH 1 & 2

KEPALA KEUANGAN & IT WILAYAH II


TATA KELOLA & PERENCANAAN TI

URUSAN KOMUNIKASISUMBER
EKSTERNAL
DAYA MANUSIA
PENATA UTAMA PENGELOLAAN SDM

KEPALA MA

IT PMO
DATABASE
APLIKASI

PENATA UTAMA MANAJEMEN MUTU (KANTOR

PENATA UTAMA MANAJEMEN MUTU (KANTOR

ILUSTRASI
Jenjang Karir Marketing Staff

USULAN AWAL
Disusun jenjang karir yang jelas bagi

Vice
President

setiap jabatan yang ada dan dapat

Head of Business
Development
Division

Head of Sales &


Marketing
Division

menggambarkan alternatif jabatan bagi


pergerakan karir (promosi dan rotasi)

Manager
/Senior
Manager

Senior Product
Development
Manager

Marketing Manager

dalam satu rumpun jabatan yang sama


Sales Manager

dan antar rumpun jabatan.


Jenjang karir yang jelas akan

Officer

Product
Development
Officer

Marketing Officer

Sales Force
Officer

meningkatkan motivasi karyawan dan


memberi kemudahan kepada Biro SDM
dalam mengelola pergerakan karir.

Staff

Product
Development
Staff

Marketing Staff

Legend :

Main Career
Progression

Job Rotation

Sales Staff

Topik: Kriteria Pergerakan Karir Kriteria Kenaikan Grade


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Kriteria kenaikan grade terkait dengan hasil penilaian kinerja.
Kriteria kenaikan grade belum mempertimbangkan tingkat kesesuaian kompetensi karyawan terhadap kebutuhan
kompetensi dari jabatan yang diemban, terutama kompetensi teknis.
Belum ada batasan bagi people grade yang menempati jabatan tertentu.
Tidak ada aturan terkait pembatasan jumlah karyawan yang mengalami kenaikan grade.
USULAN PERBAIKAN
Kriteria kenaikan grade perlu mempertimbangkan kesesuaian kompetensi karyawan terhadap kebutuhan
kompetensi dari jabatan yang diemban, meliputi : kompetensi perilaku dan teknis.
Kesesuaian kompetensi karyawan dapat dinilai melalui assesment dan ditunjukkan melalui besaran Competency
fit/ Indeks Kompetensi.
Penyempurnaan pedoman resmi terkait aturan kenaikan grade.

59

SAAT INI

Syarat kenaikan grade karyawan berdasarkan draft


KEP/253/072013 :

Bebas sanksi dalam 2-3 tahun terakhir


Mempertimbangkan usulan atasan.
Masa kerja jabatan pada grade jabatan
sebelumnya minimal :
2 (dua) tahun berturut-turut dengan hasil
penilaian kinerja Sangat Baik.
3 (tiga) tahun berturut-turut dengan hasil
penilaian kinerja minimal Baik Sekali.
4 (empat) tahun berturut-turut dengan hasil
penilaian kinerja minimal Baik.

60

USULAN AWAL

Kriteria kenaikan grade perlu


mempertimbangkan kesesuaian
kompetensi karyawan terhadap
kebutuhan kompetensi dari
jabatan yang dituju, meliputi :
kompetensi perilaku dan teknis.
Kesesuaian kompetensi karyawan
dapat dinilai melalui hasil
assesment dan ditunjukkan
melalui besaran Competency fit/
Indeks Kompetensi.

Topik: Kriteria Pergerakan Karir Kriteria Promosi (Struktural)


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Kriteria promosi sudah ada namun dianggap kurang tepat dalam menilai kandidat. Penempatan pegawai dianggap
not the right man at the right place.
Beberapa persepsi terhadap kriteria promosi adalah :
Rekomendasi cabang biasanya bukan kandidat yang terbaik.
Masa kerja tidak bisa menggambarkan kualitas pegawai.
Hasil penilaian kinerja dianggap kurang valid sehingga tidak bisa dijadikan syarat mutlak untuk promosi.
HASIL AUDIT DOKUMENTASI
Kriteria promosi belum menilai tingkat kesesuaian kompetensi teknis karyawan terhadap profil kompetensi
jabatan yang dituju.
Salah satu kriteria promosi adalah jumlah kompetensi yang mengalami kesenjangan.
Kriteria promosi tidak dilengkapi oleh metode penilaian yang baku untuk seleksi kandidat.
USULAN PERBAIKAN
Dalam seleksi karyawan untuk promosi perlu mempertimbangkan besarnya kesenjangan kompetensi karyawan
terhadap kebutuhan kompetensi jabatan yang dituju.
Disusun metode penilaian baku yang dapat digunakan untuk melakukan seleksi kandidat promosi/rotasi secara
obyektif.

61

SAAT INI

Kriteria promosi terdiri dari : persyaratan organisasi, persyaratan individu dan persyaratan
khusus
Persyaratan Organisasi
1.
2.

Formasi Jabatan
Usulan Atasan

Persyaratan Individu
1.

2.
3.
4.
5.
6.

Persyaratan jabatan
Pendidikan formal
Pelatihan dasar
Pengalaman kerja
Pengetahuan/keterampilan
lain
Potensi dan kompetensi
Bebas hukuman disiplin
Penilaian kinerja minimal Baik
Sekali
Maksimal berada pada kelompok
yang satu tingkat lebih rendah
Masa kerja jabatan sebelumnya
minimal 6 bulan
Lulus Diklat

Persyaratan Khusus
Lolos Uji Kepatutan dan
kelayakan bagi :
1. Kepala Divisi/Biro
2. Kepala Kantor Wilayah

Notes :
Persyaratan kuantitatif

Sumber : KEP/123/042013

Persyaratan promosi merupakan gabungan dari persyaratan kualitatif dan kuantitatif.

SAAT INI

USULAN AWAL

Penilaian promosi tidak hanya menilai


jumlah kompetensi yang mengalami
kesenjangan tetapi juga perlu menghitung
besarnya kesenjangan kompetensi
karyawan terhadap kebutuhan kompetensi
dari jabatan yang dituju.

Sumber : Draft KEP/253/072013

63

SAAT INI

Sumber : Pengisian_Agustus 030913.xlxs

Tidak terdapat metode penilaian yang baku terhadap persyaratan kualitatif


dan kuantitatif dalam melakukan seleksi kandidat. Ketika kandidat promosi
> 1 orang, maka pemilihan kandidat cenderung akan dilakukan secara
subyektif.
64

USULAN AWAL

Disusun metode penilaian baku yang dapat digunakan untuk melakukan seleksi kandidat
promosi/rotasi secara obyektif. Metode penilaian sebaiknya dirancang sedemikian rupa untuk
menghasilkan skor akhir bagi setiap kandidat berdasarkan kriteria pergerakan karir yang ada.
Sehingga dapat mengurangi subyektivitas dalam seleksi kandidat promosi/rotasi.
Skor akhir dapat digunakan dalam menyeleksi kandidat sebagai dasar pertimbangan yang jelas
bagi pengambil keputusan pergerakan karir.

Penetapan
Longlisted
candidates

Penetapan Shortlisted
candidates

Penetapan Keputusan
Promosi

Pencarian kandidat
melalui :
database pegawai
Internal job posting
Usulan unit kerja
Seleksi berdasarkan
persyaratan administratif

65

Kandidat Promosi Terpilih


Nilai Akhir > 3,25
Layak Promosi

Topik: Kriteria Pergerakan Karir Kriteria Promosi (Non Struktural/Professional Track)


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Angka kredit individu belum menilai tingkat kesesuaian kompetensi teknis karyawan terhadap profil kompetensi
jabatan yang dituju.
USULAN PERBAIKAN
Angka kredit individu perlu mempertimbangkan tingkat kemahiran kompetensi teknis .
Angka kredit individu perlu dibedakan berdasarkan rumpun jabatan (job family).

66

SAAT INI

USULAN AWAL

Kriteria promosi berupa angka kredit individu bagi


jabatan non struktural (professional track) adalah :
Sumber : Karir Jamsostek.pptx

PENGALAMAN TEKNIS

PENGETAHUAN/KETERAMPILAN

PENDIDIKAN

Persyaratan
Memiliki ijazah pendidikan
formal (D3, S1, dll)

Angka kredit
Ijazah S1

100

Ijazah D3

75

Ijazah < D3

50

Memiliki sertifikasi teknis


(contoh: brevet A & B pajak,
lisensi akuaris, dll)

Sertifikasi sesuai bidang kerja

100

Sertifikasi tidak sesuai bidang


kerja

50

Memiliki sertifikasi non-teknis


(contoh: mengikuti training
leadership, problem solving,
supervisory skill, dll)

Diperoleh dalam kurun waktu 2


tahun terakhir

25

Diperoleh dalam kurun waktu >


2 tahun terakhir

15

Melakukan transfer of
knowledge

Frekuensi (1X/bulan? 1X/tahun?)

Jenis transaksi yang


dilakukan*

Tingkat kesulitan rendah

100

Tingkat kesulitan menengah

200

Tingkat kesulitan tinggi

300

Complaint tingkat 1

250

Complaint tingkat 2

350

Complaint tingkat 3

500

Jenis complaint atas hasil


kerja (menjadi faktor
67 pengurang angka kredit)**

Audiens (lingkup unit kerja? Perusahaan?


Pihak eksternal?)

Angka kredit individu belum memperhitungkan aspek


kompetensi teknis. Sebaiknya penilaian terhadap
tingkat kemahiran kompetensi teknis juga
diperhitungkan dalam angka kredit individu sebagai
persyaratan kenaikan jabatan.
Persyaratan angka kredit individu perlu disesuaikan
untuk setiap jabatan spesialis yang ada di Jamsostek
dapat dibedakan berdasarkan rumpun jabatan (job
family)

ILUSTRASI

Topik: Kriteria Pergerakan Karir Kriteria Rotasi


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD
Kriteria rotasi dirasakan belum jelas.
Rotasi di level staf (kantor cabang) dirasakan kurang.
Pergerakan karir lintas rumpun jabatan dirasakan
sulit.
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

KEP/100/082001 sudah mencantumkan kriteria promosi dan demosi, namun tidak mencantumkan kriteria rotasi
secara jelas.
KEP/123/042013 sudah mencantumkan kriteria promosi dan rotasi.
Kriteria rotasi bagi cross posting terkait tingkat kesesuaian kompetensi terlalu tinggi.
USULAN PERBAIKAN
Disusun kriteria rotasi yang memungkinkan pergerakan karir lintas rumpun jabatan sesuai kebutuhan perusahaan.
Kriteria pergerakan karir (rotasi) perlu disosialisasikan dengan baik kepada semua level karyawan.

68

Tingkat
Prioritas
Prioritas
Utama

Rotasi
(Berada pada grade yang sama)

Prioritas
Kedua

Prioritas
Ketiga

Prioritas
Keempat

Berada pada job family dan unit kerja


yang sama.
80% - 100% memiliki kemiripan
kompetensi teknis dan perilaku
Berada pada job family yang sama namun
berada pada unit kerja berbeda.
80% - 100% memiliki kemiripan
kompetensi teknis dan perilaku
Unit kerja sama namun berada pada job
family yang berbeda
>75% memiliki kemiripan kompetensi
teknis dan perilaku
Kompetensi yang belum sesuai dapat
dikembangkan dalam kurun waktu 6 12
bulan.
Job family dan unit kerja berbeda. Hal
ini disebut juga dengan cross posting.
>75% memiliki kemiripan kompetensi
teknis dan perilaku

Sumber : Draft KEP/253/072013

69

SAAT INI

Persyaratan kemiripan kompetensi


terlalu tinggi untuk cross posting
(>75%).

USULAN AWAL

Persyaratan kemiripan
kompetensi bagi cross posting

perlu dikaji kembali.

Topik: Jenis Pergerakan Karir Pergerakan Karir Cepat (fast track)


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Jamsostek memiliki jenis pergerakan karir cepat (fast


track), dimana karyawan bisa menjadi Kepala Divisi
pada usia 40 tahun (setelah berkarir selama kurang
lebih 15 tahun).
HASIL AUDIT DOKUMENTASI
Jamsostek memiliki empat jenis pergerakan karir, yaitu : promosi, rotasi, demosi, dan pergerakan karir cepat
(fast track).
KEP/123/042013 sudah mencantumkan kriteria promosi dan rotasi, namun belum menjelaskan kriteria pergerakan
karir cepat (fast track).
USULAN PERBAIKAN
Penyusunan dan penyempurnaan pedoman resmi terkait pengelolaan karir khususnya bagi pergerakan karir cepat
(fast track).

70

Topik: Kriteria Pergerakan Karir Kriteria Demosi


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Draft SK terkait pelaksanaan demosi karyawan sedang disusun.
Pedoman resmi terkait pelaksanaan demosi masih kurang jelas terutama terkait :
Sanksi bagi demosi karena penilaian kinerja
Bentuk pembinaan yang diberikan kepada karyawan dengan hasil penilaian kinerja cukup/kurang baik.

Penyempurnaan pedoman resmi terkait pelaksanaan demosi meliputi :


Perlu dijelaskan lebih detail mengenai definisi jabatan lebih rendah pada pemberian sanksi demosi karena
penilaian kinerja batasan penurunan grade perlu dicantumkan
Perlu disusun sistem pembinaan bagi karyawan dengan hasil penilaian kinerja cukup/kurang baik yang
diberikan kepada karyawan dan disosialisasikan kepada level manajerial.
Perlu disusun monitoring system /evaluasi berkala terhadap bentuk pembinaan yang diberikan.

71

SAAT INI

USULAN AWAL

Dasar pelaksanaan demosi :


PENILAIAN KINERJA
Predikat Cukup Baik dan Kurang Baik
selama 2 tahun berturut-turut

Predikat Kurang Baik selama 2 tahun


berturut-turut atau Cukup Baik selama
3 tahun berturut-turut

Persyaratan demosi terlalu cepat, hal ini dapat


menyebabkan hasil penilaian kinerja yang
cenderung menghindari predikat Cukup Baik dan
Kurang Baik

Perlu dijelaskan lebih detail mengenai


definisi jabatan lebih rendah
batasan penurunan grade perlu
dicantumkan

Dimutasi ke jabatan dengan bobot


jabatan lebih rendah/pembebasan
jabatan struktural
Sumber : Draft SK Demosi

Unit kerja terkait akan melakukan pembinaan


kepada karyawan yang memiliki kinerja
Cukup Baik dan Kurang Baik pada 1 tahun
periode penilaian. Apabila dalam 1 tahun
berikutnya tidak terjadi perubahan pada hasil
penilaian kinerja, Direksi akan menerbitkan
72SK Demosi.

Perlu disusun sistem pembinaan yang


diberikan kepada karyawan dan
disosialisasikan kepada level manajerial.
Perlu disusun monitoring system /evaluasi
berkala terhadap bentuk pembinaan yang
diberikan.

Topik: Keputusan Pergerakan Karir


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Rapat Direksi berwenang memutuskan pergerakan


karir pada karyawan level tertentu.

Pengelolaan pergerakan karir dirasakan cenderung


kurang obyektif, kurang transparan, dan tidak
konsisten.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


KEP/100/082001 Pasal 16 mengatur mengenai pembentukan Dewan Pertimbangan Jabatan untuk mendukung
obyektivitas dalam keputusan mutasi dan penunjukan jabatan.
Namun dalam implementasinya, belum ada Dewan Pertimbangan Jabatan/komite karir yang berwenang untuk
memutuskan pergerakan karir.
USULAN PERBAIKAN
Disusun komite karir yang berwenang untuk memutuskan pergerakan karir untuk meningkatkan obyektivitas
keputusan pergerakan karir.

73

SAAT INI

Wewenang keputusan pergerakan karir :


Jenis Pergerakan
Karir

Level Pegawai

Keputusan
Pergerakan Karir

Kenaikan Grade

Semua level

Ka Biro SDM

Promosi

Kelompok I & 2

Rapat Direksi

Promosi

Kelompok III - V

Ka Biro SDM

Rotasi

Semua level

Ka Biro SDM

Sumber : Interview dgn SDM

ILUSTRASI
Tahapan
Pergerakan
Karir
Evaluasi
Kandidat

Persetujuan
Akhir

Level
VP/AVP/SVP

Level
Mgr/ Senior Mgr.

Tim SDM

Tim SDM &


Komite Wilayah

Komite Karir :
Rapat Direksi

Komite Karir :
1. Direktur SDM
2. Direktur yang
membawahi unit asal dan
tujuan

74
Pengesahan
Surat
Keputusan

Direktur SDM

Direktur SDM

Level
Staf/Officer
Tim SDM &
Komite Wilayah
Komite Karir :
1. Pemimpin Divisi
SDM
2. Pemimpin Unit
Kerja asal & tujuan
Direktur SDM

Tidak ada pedoman resmi yang


mengatur kewenangan keputusan
pergerakan karir
Belum ada komite karir yang berwenang
untuk memutuskan pergerakan karir.
Keterlibatan kantor wilayah dan kantor
cabang masih terbatas. Hanya dilibatkan
dalam pencalonan awal kandidat
promosi/rotasi.
USULAN AWAL

Disusun komite karir yang berwenang


untuk memutuskan pergerakan karir
untuk meningkatkan obyektivitas
keputusan pergerakan karir dan
mengantisipasi beban kerja berlebih di
level Direksi dan Ka Biro SDM.

Topik: Periode Pergerakan Karir


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Periode pergerakan karir (promosi, rotasi, dll.) perlu dipertimbangkan, jangan sampai mengganggu penilaian
kinerja.
HASIL AUDIT DOKUMENTASI
Tidak ada pedoman resmi yang menjelaskan periode pergerakan karir.
USULAN PERBAIKAN
Perlu ditentukan periode tertentu bagi implementasi pergerakan karir.
Penentuan periode pergerakan karir dapat ditentukan dengan mempertimbangkan :

Kebutuhan perusahaan
Persiapan persyaratan administratif terkait kriteria pergerakan karir
Keterkaitan dengan sistem SDM lainnya

75

Topik: Prosedur Pergerakan Karir


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Jamsostek memiliki dokumen terkait prosedur promosi jabatan (File name : karir jamsostek.pptx)
Tidak ada pedoman resmi terkait prosedur pergerakan karir secara lengkap yang meliputi kenaikan grade,
promosi, rotasi, demosi, pergerakan karir cepat (fast track).
USULAN PERBAIKAN
Penyusunan dan penyempurnaan pedoman resmi pengelolaan karir terkait prosedur pergerakan karir yang
meliputi kenaikan grade, promosi, rotasi, demosi, pergerakan karir cepat (fast track).

76

USULAN AWAL

ILUSTRASI

Disusun prosedur pergerakan


karir bagi setiap jenis
pergerakan karir yang ada di
Jamsostek, meliputi :
Kenaikan grade
Promosi
Rotasi
Demosi
Pergerakan karir cepat
(fast track)

77

Topik: Formulir pergerakan karir


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Formulir resmi terkait pergerakan karir belum ada. Formulir pergerakan karir (promosi dan rotasi) masih
bervariasi tergantung pada unit kerja masing-masing.

USULAN PERBAIKAN
Standardisasi formulir pergerakan karir sebagai pendukung dalam pengelolaan pergerakan karir.

78

SAAT INI

USULAN AWAL

Formulir pergerakan karir (promosi dan rotasi)


bervariasi tergantung pada unit kerja masingmasing.
FORM 1

Standardisasi formulir pergerakan karir


(promosi dan rotasi) oleh Biro SDM yang
memuat informasi yang dibutuhkan
sesuai persyaratan pergerakan karir
yang telah ditentukan.

ILUSTRASI
2 form yang
berbeda
FORM 2

79

Topik: Sistem pendukung/Tools pergerakan karir


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Implementasi sistem pengelolaan karir masih bersifat manual dan belum terintegrasi dengan HRIS.
HASIL AUDIT DOKUMENTASI
Saat ini pengelolaan pergerakan karir masih bersifat manual.
Tools untuk pergerakan karir sudah ada, namun belum sempurna dan masih terbatas dalam mencari alternatif
jabatan promosi dan rotasi
Tools belum digunakan dalam implementasi pengelolaan karir.
USULAN PERBAIKAN
Penyempurnaan tools pergerakan karir
Integrasi sistem pengelolaan karir dengan HRIS.

80

SAAT INI

Sumber : promotionrotation_ processor.xlxs


PROMOSI - berdasarkan Job Family

Input data

Input
kenaikan grade level :
silahkan pilih unit kerja terlebih dahulu, kemudian pilih posisi awal yang akan
di promosikan

UNIT KERJA
BIRO AKUNTANSI

POSISI AWAL
Staf Akuntansi Kantor Pusat

JOB FAMILY
KA
I

JOB GRADE
11

Output
POSISI TUJUAN
Analis Sistem Akuntansi
Analis Laporan Keuangan

UNIT KERJA
BIRO AKUNTANSI
BIRO AKUNTANSI

JOB FAMILY
KA
II
KA
II

JOB GRADE
13
13

Terdapat tools dalam format xlxs bagi


pengelolaan pergerakan karir yang sudah
terintegrasi dengan model kompetensi
Tools tersebut membantu dalam
menentukan alternatif jabatan tujuan
untuk promosi dan rotasi karyawan dari
jabatan asal tertentu, namun tidak dapat
digunakan untuk fungsi sebaliknya
mencari kandidat jabatan (asal) yang
akan dipromosi atau dirotasi ke suatu
jabatan tujuan tertentu.

USULAN AWAL

Tools mampu membantu mencari kandidat jabatan yang akan dipromosi atau dirotasi ke suatu
jabatan tujuan tertentu memudahkan dalam proses penempatan pegawai.
Sistem pengelolaan karir tidak lagi dilakukan secara manual, tetapi terintegrasi dengan HRIS dan
juga sistem SDM lainnya seperti : sistem penilaian kinerja dan sistem diklat.
81

USULAN AWAL
Tools Pengelolaan Karir
Persyaratan pergerakan karir

Penilaian Kinerja

Jalur Karir
KEPESERTAAN

Kompetensi

Manpower Planning

Sistem Grading dan


Kompensasi

Sistem Pelatihan dan


Pengembangan

82

Menghitung tingkat kemiripan


kompetensi
Persyaratan pergerakan karir
Berdasarkan kebutuhan tenaga
kerja, merencanakan jumlah
pergerakan karir
Dasar kenaikan grade
Penyesuaian kompensasi karena
pergerakan karir
Persyaratan pergerakan karir
Mengembangkan pegawai
sesuai rencana karir

18

2441-3295

17

1795-2440

16

1311-1794

15

1117-1310

14

950-1116

13

806-949

12

683-805

URUSAN PEMASARAN FORMAL


URUSAN PEMASARAN INFORMAL

Rumpun Jabatan

KEUANGAN & AKUNTANSI

URUSAN PENGEMBANGAN & ANALISA AKUNTANSI


URUSAN AKUNTANSI KANTOR PUSAT

URUSAN SETTLEMENT/CUSTODY

URUSAN PERENCANAAN & PENGENDALIAN ASET

URUSAN PAJAK

KEPALA SDM & UMUM WILAYAH I

URUSAN K
URUSAN A
URUSAN A
KEUANGA
ANALIS M

KEPALA KANTOR CABANG KELAS II

KEPALA M

KEPALA KANTOR CABANG KELAS III

EPALA MA

URUSAN AKUNTANSI WILAYAH/CABANG


KEPALA KEUANGAN & IT WILAYAH I
SENIOR ANALIS AKUNTANSI
ANALIS KEUANGAN
KEPALA KEUANGAN & IT WILAYAH II
SPESIALIS PEMASARAN FORMAL

ANALIS SISTEM AKUNTANSI

SPESIALIS PEMASARAN INFORMAL


SPESIALIS AKUN KANTOR PUSAT

ANALIS LAPORAN KEUANGAN

SPESIALIS ANALISA PASAR DAN KOMUNIKASI PEMASARAN

BIDANG KEUANGAN & TI (CABANG KELAS I)

URUSAN LAYANAN UMUM


KEPALA SDM & UMUM WILAYAH II
SEKSI PROTOKOLER

SPESIALIS

SPESIALIS

BIDANG UMUM & SDM (CABANG KELAS I)

KEPALA KANTOR CABANG PEMBANTU

SPESIALIS

SPESIALIS MANAGEMENT ACCOUNT (KANTOR WILAYAH I)

BIDANG KEUANGAN & TI (CABANG KELAS II)

BIDANG UMUM & SDM (CABANG KELAS II)

SPESIALIS

SPESIALIS MANAGEMENT ACCOUNT (KANTOR WILAYAH II)

BIDANG KEUANGAN & TI (CABANG KELAS III)

BIDANG UMUM & SDM (CABANG KELAS III)

SPESIALIS
SPESIALIS
SPESIALIS

Peta Pergerakan
Karir/Jenjang Karir

Pergerakan Karir

MANAJEMEN
BIRO SEKRETARIS PERUSAHAAN
BIRO PENGAWASAN INTERN
BIRO KEPATUHAN & HUKUM
DIVISI ANALISA PORTOFOLIO
DIVISI PASAR UANG & PASAR MODAL
DIVISI INVESTASI LANGSUNG
DIVISI PENGEMBANGAN KEPESERTAAN
DIVISI PENGELOLAAN KEPESERTAAN
DIVISI PELAYANAN
BIRO PENGEMBANGAN TI
BIRO OPERASIONAL TI
BIRO PERENCANAAN STRATEGIS
BIRO MANAJEMEN RISIKO
BIRO KEUANGAN
BIRO AKUNTANSI
BIRO SDM
BIRO PENGADAAN
KEPALA KANTOR WILAYAH I
WAKIL SEKRETARIS PERUSAHAAN
DIVISI PKP & KEMITRAAN
DIVISI TEKNIS
STAF SENIOR MANAGEMENT
BIRO PENGELOLAAN & PENGEMBANGAN KOMPETENSI
BIRO PENGELOLAAN ASET & LAYANAN UMUM
KEPALA KANTOR WILAYAH II
KEPALA KANTOR CABANG KELAS I

URUSAN ANGGARAN
URUSAN KAS/BANK

URUSAN AKUN KEPESERTAAN


URUSAN ANALISA PASAR DAN KOMUNIKASI PEMASARAN
URUSAN PENGELOLAAN HUBUNGAN INSTITUSI
URUSAN ADMINISTRASI KEPESERTAAN
ANALIS PENGEMBANGAN KEPESERTAAN
ANALIS PENGELOLAAN KEPESERTAAN

URUSAN MANAJEMEN KEMITRAAN

LAYANAN UMUM

Kenaikan Grade
Promosi
Rotasi

Required
Improvements

Basic Practices

4
As Is

EI

3,65

FGD

Tidak ada sistem untuk


mengevaluasi bobot
jabatan.

Tidak ada sistem grading


yang formal.

7
To Be
7

GAP

As Is

Kondisi

3,22

3,78

2,8

Advanced
Practices

Good Practices

GAP

Sistem grading disusun


berdasarkan Evaluasi
Jabatan dengan
metode konvensional
(subjektif)
Implementasi sistem
grading sudah berjalan
secara transparan dan
konsisten.

To Be
6,45

Sistem grading disusun


berdasarkan Evaluasi
Jabatan dengan metode
pengukuran bobot jabatan
Sistem grading sudah
mencerminkan internal
equity di organisasi.

Sistem grading sudah


terintegrasi dengan
Sistem Kompensasi,
Sistem Pengembangan
Karir, Model Kompetensi
dan Sistem
Pengembangan dan
Pembelajaran secara
baik.

Sistem Evaluasi Jabatan


dan Implementasinya

Penerapan People Grade

Sistem Grading

Grade dan Golongan

Data Karyawan

Berdasarkan hasil konfirmasi dengan Tim Proyek, Sistem Evaluasi Jabatan dan Sistem Grading baru
diterapkan, sehingga beberapa panduan resmi sedang dalam proses penyusunan dan proses
implementasi dilakukan secara bertahap.
85

Topik: Sistem Evaluasi Jabatan dan Implementasinya (1)


EXECUTIVE INTERVIEW
Sistem evaluasi jabatan yang ada dinilai sudah
menggunakan sistem yang cukup baik

FGD
Sistem evaluasi jabatan sudah ada, namun ada
ketidakpuasan mengenai proses pelaksanaan evaluasi
jabatan
Ketidakpuasan terhadap proses pelaksanaan evaluasi
jabatan terjadi salah satunya karena Kantor Cabang
dan Wilayah tidak dilibatkan

Perbandingan prioritas perbaikan di FGD:


Urutan Prioritas

Kantor Wilayah dan Kantor Cabang

Kantor Pusat

Struktur Organisasi dan Job Description

Sistem Pengelolaan Karir

Evaluasi Jabatan dan Sistem Grading

Struktur Organisasi dan Job Description

Sistem Pengelolaan Karir

HR Organization

HR Organization

Sistem Penilaian Kinerja

Sistem Penilaian Kinerja

Evaluasi Jabatan dan Sistem Grading

86

Topik: Sistem Evaluasi Jabatan dan Implementasinya (2)


HASIL AUDIT DOKUMENTASI
Sistem evaluasi jabatan yang ada saat ini sudah menggunakan metode yang sistematis dengan memperhitungkan:
Ability
Process
Outcome
Tidak ada pedoman resmi (baik SOP, manual, atau Surat Keputusan Direksi) dalam melakukan evaluasi jabatan,
sebagai contoh:
Proses pelaksanaan evaluasi jabatan
Proses evaluasi jabatan
Komite evaluasi jabatan

87

SAAT INI

Scoring

Metode Evaluasi Jabatan


Ability

Process

Outcome

Basic Ability
Competency
Level
Working
Relationship
Communication
Level

Lingkup
Pekerjaan (Span
of Control)
Problem Type
Skala Organisasi

Acuan/Pedoma
Tindakan (Action
Boundary)
Area
Responsibility
Impact dan Skala
Organisasi

Sistem evaluasi jabatan yang dilaksanakan menggunakan


Point Factor System dengan mempertimbangkan berbagai
faktor
88

Sistem Grading

USULAN PERBAIKAN
Diperlukan SOP atau manual sebagai panduan dalam melakukan evaluasi jabatan untuk memastikan terjadinya
internal equity di Jamsostek.
Diperlukan Surat Keputusan Direksi sebagai dasar implementasi sistem evaluasi jabatan dan sistem grading di
Jamsostek.

Contoh SOP Evaluasi Jabatan


untuk Posisi Tambahan:

89

Topik: Sistem Grading


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD
Secara lebih spesifik, pada FGD disebutkan bahwa
sistem grading dianggap tidak adil, karena:
Di cabang fungsi core lebih tinggi dari support
Grading di wilayah dan cabang tidak align dengan
grading di Kantor Pusat
Di Kantor Pusat, ada beberapa fungsi core yang
memiliki grade lebih rendah dari fungsi support
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Penetapan grade untuk fungsi core dan support di Perusahaan sudah melalui metode evaluasi jabatan.
Sistem Job Grading yang terdiri dari 18 grade tidak sesuai dengan market practice yang pada umumnya terdiri
dari 11 12 grade
Ada beberapa Divisi/Biro yang memiliki gap antar job grade lebih dari 3 grade
USULAN PERBAIKAN
Hasil evaluasi jabatan dan sistem grading perlu ditinjau kembali untuk memastikan validitas dan kesesuaian
dengan strategi Perusahaan
Gap antar jabatan perlu ditinjau kembali dengan mempertimbangkan dampak terhadap sistem SDM lainnya
Apabila hasil evaluasi jabatan dan grade sudah sesuai dengan strategi Perusahaan, diperlukan proses sosialisasi
dan tahapan change management untuk memastikan sistem yang ada memberikan dampak positif bagi Perusahaan
90

SAAT INI

KANTOR PUSAT

KANTOR WILAYAH

KANTOR CABANG

Fungsi Core

91 Support
Fungsi

Sesuai dengan persepsi dalam FGD, grade dianggap tidak konsisten:


Di cabang fungsi core lebih rendah dari support
Grading di wilayah dan cabang tidak align dengan grading di Kantor Pusat
Di Kantor Pusat, grade untuk fungsi core lebih rendah dari fungsi support

SAAT INI

USULAN AWAL

Contoh Posisi

Level Jabatan

Job Grade

Kepala Divisi / Kepala


Biro / Kepala Kantor
Wilayah

Senior Vice President

18

Vice President

17

Kepala Urusan /
Assistant Vice President
Kepala Di Wilayah /
Senior Manager
Kepala Kantor Cabang
/ Analis

16

Kepala Kantor Cabang


Pembantu / Kepala
Bidang / Spesialis /
Penata Utama

13

Penata Madya / Penata


Muda

Manager

15
14
12

Junior Manager

11

Assistant Manager

10

Senior Officer

Melalui
sistem
evaluasi
jabatan

8
Officer

7
6

Staf

Staf

5
4
3

92

Junior Staf

Bobot jabatan grade 6 18


diperoleh berdasarkan sistem
evaluasi jabatan
Jumlah grade yang sesuai dengan
market practice antara 11-12
grade.
Dalam implementasinya, people
grade ada yang di bawah grade
6, sehingga sistem grading lebih
dari 13 grade.
Bobot jabatan Staf dan Junior
Staf tidak ditentukan melalui
sistem evaluasi jabatan.
Perlu dievaluasi kembali
kebutuhan Perusahaan terhadap
Staf dan Junior Staf.

2
1

Tidak
melalui
sistem
evaluasi
jabatan

Berdasarkan hasil sesi konfirmasi


dengan Tim Proyek, grade 1-5
akan perlahan dihilangkan.
Surat Keputusan Direksi perihal
grade 1-5 belum disusun.

Grade

Range

Selisih

2838-3295

-457

2441-2837

-396

2095-2440

-345

18

853

17

644
1795-2094

-299

1536-1794

-258

16

93

Total Selisih

482
1311-1535

-224

15

1117-1310

-193

193

14

950-1116

-166

166

13

806-949

-143

143

12

683-805

-122

122

11

579-682

-103

103

10

489-578

-89

89

413-488

-75

75

348-412

-64

64

293-347

-54

54

246-292

-46

46

206-245

-39

39

Range grade yang semakin tinggi


semakin besar sesuai dengan best
practice

SAAT INI

USULAN AWAL

ILUSTRASI

Jarak antara posisi yang satu dengan


posisi di atasnya sebaiknya tidak
terlalu jauh.
Contoh : Terjadi kekosongan jabatan
pada grade 12-14 pada rumpun jabatan
komunikasi korporat.
Gap ideal adalah tidak lebih dari 2 atau
3 grade agar:
Pergerakan karir dapat lebih mudah
Tidak ada perbedaan kompetensi
yang terlalu jauh antara satu posisi
dan posisi di atasnya, untuk
meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kerja

1
2
3
4
94

Topik: Grade dan Golongan


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Terdapat 3 sistem pengklasifikasian level (golongan atau grade) di Jamsostek, yaitu berdasarkan: Job Grade,
People Grade, dan Golongan.
Tiga sistem pengklasifikasian tersebut akan mempersulit pelaksanaan pengelolaan karyawan, termasuk
pengelolaan data
USULAN PERBAIKAN

Sistem pengklasifikasian level (golongan atau grade) sebaiknya disederhanakan untuk mempermudah pengelolaan
data karyawan dan implementasi sistem SDM lainnya
Apabila perubahan ini dilakukan, sebaiknya dilakukan analisis dampak perubahan tersebut terhadap sistem SDM
terkait. Diperlukan proses sosialisasi dan tahapan change management untuk memastikan perubahan yang
dilakukan memberikan dampak positif bagi Perusahaan

95

Sumber : Job Grade dan People Grade diperoleh dari dokumen Karir Jamsostek,
sedangkan Golongan dari KEP/216/062013 Tentang Penggolongan dan Penggajian

SAAT INI

Terdapat 3 sistem pengklasifikasian kelompok di Jamsostek, yaitu: Job Grade, People Grade, dan Golongan:

Faktor

Job Grade

People Grade

Golongan

Melekat kepada individu,


diperoleh berdasarkan
kompetensi yang dimiliki individu

Melekat kepada individu

Karakteristik

Melekat kepada jabatan,


karena dipetakan
berdasarkan bobot jabatan

Kenaikan
grade/golongan

Kenaikan grade terjadi


apabila ada perubahan
jabatan

Kenaikan grade selaras dengan


peningkatan kompetensi

Kenaikan golongan
ditentukan berdasarkan masa
kerja dan kinerja

Jumlah

18 kelompok

18 kelompok

16 kelompok

Berkaitan dengan sistem SDM


lain, seperti:
- Model Kompetensi
- Sistem Remunerasi
- Pendidikan dan pelatihan
- Sistem Pengelolaan Karir,
dan lainnya

Berkaitan dengan sistem SDM


lain, seperti:
- Kompetensi
Sebagai contoh: assessmen
kompetensi
- Kebutuhan pendidikan dan
pelatihan
- Pergerakan Karir, dan lainnya

Hanya berkaitan dengan


sistem remunerasi
Contoh:
Golongan menentukan jumlah
gaji pokok dan berpengaruh
terhadap Tunjangan
Kemahalan

Hubungan dengan
sistem SDM lain

Keterkaitan satu
sama lain
96

Terdapat aturan tentang batasan minimal dan maksimal people


untuk masing-masing job grade

Golongan diberikan
berdasarkan latar belakang
pendidikan

SAAT INI

USULAN AWAL

ILUSTRASI
Penerapan 3 sistem pengklasifikasian
(job grade, people grade, dan
golongan) perlu disederhanakan untuk
meminimalisir kesalahan data dan
mempermudah implementasi sistem
SDM lain

Pengelolaan job grade, people grade, dan golongan secara


bersamaan kurang efisien bagi Perusahaan dan rentan akan
kesalahan

97

Topik: Penerapan People Grade


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Informasi mengenai penerapan people grade di Jamsostek tersedia, namun tidak ada pedoman resmi (baik
SOP, manual, atau Surat Keputusan Direksi) mengenai penerapan people grade.
Ditemukan ketidaksesuaian penerapan people grade dengan peraturan yang berlaku (mengacu kepada
dokumen Metode Evaluasi Jabatan.pdf).
USULAN PERBAIKAN

Diperlukan panduan resmi (SOP, manual atau Surat Keputusan Direksi) mengenai people grade untuk memastikan
implementasi penerapan people grade terkait sistem evaluasi jabatan dan sistem grading sesuai dengan
ketentuan Perusahaan
Pelaksanaan people grade sebaiknya terintegrasi dengan sistem SDM lainnya dan ditinjau secara berkala

98

SAAT INI: BERDASARKAN PANDUAN PENERAPAN

SAAT INI: IMPLEMENTASI


Implementasi:
7,27% tidak
sesuai dengan
panduan
penerapan Job
Grade dan
People Grade

Aturan Penerapan Job Grade dan People Grade di


Jamsostek:

ILUSTRASI
People Grade
12
People Grade
11

People Grade
10
People Grade
9
Jabatan
: Penata Utama Bantuan Hukum
Job Grade : 11
99

Belum ada SOP, manual, atau SK mengenai


penerapan People Grade
Dalam data karyawan, ada posisi-posisi yang
memiliki job grade, namun data posisi-posisi
tersebut tidak dapat ditemukan di dokumen
hasil evaluasi jabatan
Jumlah job grade dan people grade adalah
sama, namun pada implementasinya:
Posisi-posisi di struktur organisasi ada di
grade 6 18
Karyawan berada pada grade 1 - 18

SAAT INI: IMPLEMENTASI

People Grade dan Job Grade


18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

1.000

12
26
67
95
74
16
153
346
255
223
536
747
381
77
16
22
59
12

800

600

400

200

19
19
83
95
72
120
235
366
235
525
850
78

200

People Grade
*Ada beberapa posisi yang tidak memiliki job grade

400

600

Job Grade

800

1.000

Grade

% People Grade

% Job Grade

18

0.38%

0.70%

17

0.83%

0.70%

16

2.15%

3.08%

15

3.05%

3.52%

14

2.37%

2.67%

13

0.51%

4.45%

12

4.91%

8.71%

11

11.10%

13.57%

10

8.18%

8.71%

7.15%

19.47%

17.20%

31.52%

23.97%

2.89%

12.22%

0.00%

2.47%

0.00%

0.51%

0.00%

0.71%

0.00%

1.89%

0.00%

0.38%

0.00%

Demografi People Grade Kantor Pusat dan Kantor Cabang

Topik: Data Karyawan


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Ditemukan ketidaksesuaian antara hasil evaluasi jabatan dengan data karyawan dan sistem SDM yang lain :
Terdapat posisi-posisi yang tidak tercantum dalam struktur organisasi dan sebaliknya, terdapat posisi-posisi yang
tercantum dalam struktur organisasi namun tidak tercantum dalam hasil evaluasi jabatan dan data karyawan
Penerapan job grade dan people grade tidak sesuai dengan panduan
Berdasarkan Pasal 1 Keputusan Direksi Nomor: KEP/216/062013 Tentang Peraturan Penggolongan dan Penggajian
Karyawan PT. Jamsostek (Persero), tunjangan grade diberikan berdasarkan job grade, namun pada
implementasinya, pemberian tunjangan grade berdasarkan people grade.
Terdapat sejumlah pangkat karyawan yang tidak sesuai dengan job grade jabatan yang diduduki karyawan
tersebut
Temuan lainnya:
Penamaan posisi dan unit kerja yang tidak seragam
USULAN PERBAIKAN
Diperlukan pengkajian ulang data karyawan terhadap ketentuan yang berlaku
Peninjauan data karyawan secara berkala untuk meminimalisir apabila terdapat kesalahan/ketidaksesuaian data
karyawan
terhadap ketentuan yang berlaku
101

SAAT INI

13% posisi yang terdapat dalam data karyawan tidak tercantum di


struktur organisasi
Pangkat karyawan disesuaikan dengan job grade karyawan, namun
terdapat ketidaksesuaian dalam implementasi

102

SAAT INI

USULAN AWAL
Data karyawan perlu diperiksa
kembali dan penyederhanaan
sistem SDM dapat dilakukan
untuk meminimalisir potensi
kesalahan pengelolaan data di
masa mendatang

Tunjangan grade untuk job grade yang sama diberikan dengan


jumlah yang berbeda, karena tunjangan grade diberikan
berdasarkan people grade.
Hal ini tidak sesuai dengan Keputusan Direksi Nomor:
KEP/216/062013 Tentang Peraturan Penggolongan dan
Penggajian Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Pasal
1, tunjangan grade diberikan berdasarkan bobot jabatan:
Tunjangan Grade adalah tunjangan yang ditetapkan
berdasarkan jabatan sesuai bobot jabatan yang
disandangnya,
103

Data karyawan perlu secara


berkala ditinjau untuk
memastikan kesesuaiannya
dengan sistem SDM yang
diterapkan

Dokumen yang digunakan dalam audit Sistem Evaluasi Jabatan dan Grading:

Keputusan Direksi PT. Jamsostek (PERSERO)


Nomor: KEP / 111 / 032013
Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT. Jamsostek (PERSERO)

Keputusan Direksi PT. Jamsostek (PERSERO)


Nomor: KEP / 120 / 042013 Tentang Nama Jabatan, Uraian Jabatan dan Persyaratan Jabatan PT. Jamsostek (PERSERO)

Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero)


Nomor: KEP / 216 / 062013
Tentang Peraturan Penggolongan dan Penggajian Karyawan PT. Jamsostek (Persero)

Keputusan Direksi PT. Jamsostek (PERSERO)


Nomor: KEP / 121 / 042013
Tentang Evaluasi Jabatan dan Bobot/Skor Jabatan PT. Jamsostek (PERSERO)

Keputusan Direksi PT. Jamsostek (PERSERO)


Nomor: KEP / 313 / 082012
Tentang Tunjangan Grade Karyawan PT. Jamsostek (PERSERO)

File Dokumentasi Manajemen Karir PT. Jamsostek (Persero) 2012

File 19 Februari 2013 Sistem SDM Terpadu Berbasiskan Kompetensi Sub Sistem: Reward Management

Data Kayawan per 13 September 2013

Metode Evaluasi Jabatan.pdf

104

People
Grade

Kantor Wilayah
dan Cabang

Kantor Pusat

18

0.11%

0.33%

17

0.40%

0.51%

16

1.32%

0.99%

15

2.56%

0.91%

14

2.16%

0.55%

13

0.55%

0.04%

12

5.41%

0.18%

11

11.48%

1.17%

10

7.53%

1.79%

5.59%

2.56%

16.64%

2.96%

26.18%

1.13%

13.60%

0.33%

2.78%

0.04%

0.51%

0.07%

0.77%

0.04%

1.97%

0.18%

0.44%

0.00%

106

Demografi People Grade


800
716
700
600
500

455
372

400
314
300
206
200
100

153

148
70
3627
3 9 1114

59
25 15 15
1

32

70

49

81

76
31

54

21
1 142
1

5 12

0
18

17

16

15

14

13

12

11

10

Jumlah Karyawan di Kantor Wilayah dan Cabang

Jumlah Karyawan di Kantor Pusat

Required
Improvements

1
EI

Basic Practices

3
As Is

GAP

3,00

Tidak ada struktur gaji


dan bonus scheme yang
formal.
Kenaikan gaji dan
pemberian bonus tidak
mempertimbangkan
kinerja karyawan.

Implementasi sistem
kompensasi sudah
berjalan secara
transparan dan
konsisten.
Kenaikan kompensasi
sudah
mempertimbangkan
kinerja perusahaan
dan kinerja
karyawan.

To Be
6,33

As Is

FGD

Kondisi

4
3,55

2,78

Advanced
Practices

Good Practices

3,60

GAP

To Be
6,60

Strategi kompensasi dan


skema insentif jangka
pendek dan jangka
panjang sudah tersedia
dan diimplementasikan.

Total kompensasi serta


skema insentif sudah
tersedia dan
diimplementasikan.

Sistem kompensasi sudah


dievaluasi secara berkala
berdasarkan best
practice.

Kompensasi, penilaian
kinerja, dan talent
management
terintegrasi dengan
baik.

Strategi Kompensasi &


Struktur Gaji

SK Direksi

Fixed Pay

109

Market Analysis
(Competitive Positioning)

Variable Pay (Bonus)

Variable Pay
Total Cash (TC)
Fixed Pay

KOMPONEN KOMPENSASI

MARKET ANALYSIS
Performance/
Variable Bonus

TC

Guaranteed Bonus
Fixed Allowances

Base Salary

P25

COMPARATIO
P50

P75

129%

73%

60%

86%

49%

40%

Perbandingan antara
JAMSOSTEK dengan
Market

TGC

BS

Grafik Annual
Base Salary
JAMSOSTEK
terhadap Market
JAMSOSTEK

Komponen

Definisi

P75 Market

Base Salary
(BS)

Gaji pokok yang dibayarkan 12x per tahun

P50 Market
P25 Market

Total
Guaranteed
Cash (TGC)

Gaji Pokok ditambah dengan :


Tunjangan tetap yang dibayarkan tunai
(dibayarkan 12x per tahun)
Tunjangan Hari Raya (dibayarkan 1x per tahun)

Total
110Cash
(TC)

Total Guaranteed Cash (TGC) + Bonus per tahun

P75 Market (upper quartile) : data ke 25 dari atas di market


P50 Market (median) : data tengah dari keseluruhan data market
P25 Market (lower quartile) : data ke 25 dari bawah di market

Topik: Implementasi SK Direksi terkait Kompensasi & Data Karyawan


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Terdapat SK Direksi No. KEP 259/072013 tentang Tunjangan Struktural yang mencabut SK Direksi No. KEP/313/082012 tentang
Tunjangan Grade, akan tetapi hingga saat ini Tunjangan Grade masih diberikan kepada karyawan sebagai komponen kompensasi.
USULAN PERBAIKAN
Pengkajian ulang SK Direksi terkait kompensasi terhadap implementasinya telah dikonfirmasi dengan SDM, akan SK Direksi tersebut
akan diperbaiki.

111

SAAT INI

Komponen gaji tetap karyawan JAMSOSTEK terdiri dari :


Gross Salary (Gaji Pokok + Tunjangan Grade + Tunjangan Struktural + Tunjangan Kemahalan) dan Uang Makan

Faktor

Gaji Pokok

Tunjangan Grade

Tunjangan Struktural

Tunjangan Kemahalan

Uang Makan

Dasar hukum

SK Direksi No.
KEP/437/112012

SK Direksi No.
KEP/313/082012

SK Direksi No. KEP


259/072013

SK Direksi No.
KEP/314/082012

SK Direksi No.
KEP/65/022012

Mencabut

SK Direksi No.
KEP/253/092012

SK Direksi No.
KEP/63/022012

SK Direksi No.
KEP/313/082012

SK Direksi No.
KEP326/112008

SK Direksi No.
KEP/83/022009

Berlaku sejak

1 Juli 2012

1 Agustus 2012

1 April 2013

1 Agustus 2012

1 Maret 2012

jabatan struktural
kecuali Kepala Seksi

Standar kebutuhan
hidup layak di
propinsi dan
Golongan karyawan

Kehadiran

Diberikan
berdasarkan

Besaran

Pendidikan dan masa


kerja

1.599.000

13.834.000

I & 0th
XVI & 40th

Bobot jabatan

1.500.000
13.444.000

6c
1a

800.000
7.500.000

Kabid kls 3
Kadiv/setin
gkat

1.083.000
13.301.000

DIY I
Papua
Barat XVI

50.000/hari

Implementasi
saat ini

Golongan karyawan
(I - XVI)

Job grade lama


(1a-6c)

Jabatan Kabid
Kadiv/setingkat

Kantor wilayah dan


kantor cabang

50.000/hari/
kehadiran

Kenaikan
berdasarkan

Masa kerja dan kinerja

Kenaikan grade

Kenaikan jabatan

Kenaikan golongan
karyawan dan
perubahan propinsi

112

Gross

SAAT INI

113

Topik: Strategi Kompensasi & Struktur Gaji


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Perbedaan kompensasi yang tidak terlalu besar antar grade


menyebabkan demotivasi

Kompensasi Staf Senior & Kepala Bidang berbeda tipis, tidak


sebanding dengan perbandingan kontribusi terhadap
perusahaan/kinerja.
Kompensasi tidak adil karena tidak ada allowance tempat.
Terdapat kasus di daerah di mana jabatan yang lebih tinggi
jumlah kompensasinya sama dengan jabatan yang lebih rendah.
Gap kompensasi antar grade tidak terlalu besar.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Range antara gaji minimum dan gaji maksimum belum tersusun dengan baik sehingga kenaikan kompensasi karena kenaikan grade
tidak terlalu besar, terutama range kenaikan Gaji Pokok karyawan berdasarkan Golongan (SK Direksi No. KEP/437/112012 tentang
Penetapan Tabel Gaji Pokok) sangat kecil sehingga hampir tidak terasakan perbedaannya.
Tidak adanya strategi kompensasi yang jelas menyebabkan terjadinya overlapping struktur gaji pokok hingga 10 grade.
Rata-rata besaran Gaji Pokok karyawan masih di bawah 45% dari Gross Salary yang mana tidak sesuai dengan komposisi Gaji Pokok
dan tunjangan yang diatur dalam pasal 94 UU No. 13 Th. 2003 tentang Ketenagakerjaan.

USULAN PERBAIKAN
Disusunnya strategi kompensasi yang menjadi dasar bagi struktur gaji, dengan memperhatikan sistem grading karyawan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

114

Sumber : SK Direksi No. KEP/437/112012

SAAT INI
GP Gol. I - II (SMU/setingkat) :
Rp.1,599,000 3,905,000 dengan
kenaikan 1.53% - 3.33% per tahun
GP Gol. III - IV (D3/setingkat) :
Rp.1,855,000 4,878,000 dengan
kenaikan 1.56% - 3.78% per tahun
GP Gol. III VIII (Sarjana 1) :
Rp.1,885,000 8,111,000 dengan
kenaikan 1.67% - 4.87% per tahun

USULAN AWAL
Pengkajian ulang Gaji Pokok sesuai
dengan strategi kompensasi
perusahaan dan
mempertimbangkan sistem grading
karyawan.

115

Sumber : SK Direksi No. KEP/437/112012

SAAT INI
GP Gol. IX - X (Sarjana 1) :
Rp.3,277,000 9,585,000 dengan
kenaikan 1.95% - 4.93% per tahun
GP Gol. XI - XIII (Sarjana 1) :
Rp.3,970,000 11,818,000 dengan
kenaikan 2.03% - 4.69% per tahun
GP Gol. XIV XVI (Sarjana 1) :
Rp.5,841,000 13,834,000 dengan
kenaikan 2.13% - 4.04% per tahun

USULAN AWAL
Pengkajian ulang Gaji Pokok sesuai
dengan strategi kompensasi
perusahaan dan
mempertimbangkan sistem grading
karyawan.

116

Sumber data karyawan JAMSOSTEK per


tanggal 13 September 2013

Mapping Gaji Pokok JAMSOSTEK


16.000.000
14.000.000
12.000.000
10.000.000
8.000.000
6.000.000
4.000.000
2.000.000
I

II

III

IV

VI

VII

SAAT INI
Struktur Gaji Pokok overlap sekitar 10 grade (maksimum
GP untuk grade I masih dapat ditemukan hingga grade
X, sedangkan GP minimum grade XVI berlaku sejak grade
VII)

117

VIII

IX

XI

XII

XIII

XIV

XV

XVI

USULAN AWAL
Disusun Struktur Gaji sesuai strategi kompensasi
perusahaan dengan menggunakan metode best practice

Sumber data karyawan JAMSOSTEK per


tanggal 13 September 2013
Jml

Grade

Level

15

18

33

Avg Gross

SVP

8,412,800

35,575,800

23.6%

17

VP

8,571,364

32,773,758

26.2%

77

16

AVP

7,773,818

26,691,883

29.1%

101

15

7,340,921

23,959,109

30.6%

75

14

6,521,600

21,756,300

30.0%

16

13

7,114,875

22,163,844

32.1%

176

12

6,845,466

20,374,347

33.6%

358

11

JM

5,851,821

17,533,978

33.4%

267

10

AM

4,903,551

15,025,333

32.6%

227

4,001,216

12,670,718

31.6%

548

3,989,068

11,564,825

34.5%

754

3,047,001

9,383,403

32.5%

383

2,680,251

8,243,230

32.5%

77

2,456,455

7,319,922

33.6%

17

2,566,118

7,078,176

36.3%

22

2,488,591

6,392,864

38.9%

61

2,713,066

6,460,541

42.0%

13

2,700,077

6,007,462

44.9%

SM

SO

JS

Kadiv/Karo/Kakanwil/Setingkat

Kakancab Pbt/Kabid/Sp./P.Utama

Kaur/Kawil/Kakancab/setingkat

Penata Madya/Muda

118

SAAT INI

Avg GP/Avg
Gross

Avg GP

Besaran gaji pokok masih di bawah 45% dari Gross


Salary
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pasal 94 : Dalam hal komponen upah terdiri
dari upah pokok dan tunjangan tetap maka
besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75 %
(tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah
pokok dan tunjangan tetap.

USULAN AWAL
Pengkajian struktur gaji berdasarkan sistem
grading dengan memperhatikan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

Staf

Topik: Market Analysis

EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Secara keseluruhan, kompensasi yang diberikan sudah


mencukupi dan meningkat setiap tahunnya.

Kompensasi saat ini sudah baik.

Dari segi nilai, kompensasi dan benefit JAMSOSTEK sudah


kompetitif, terutama untuk level bawah dimana gaji entri level
(S1) JAMSOSTEK sudah di atas bank-bank.

Setiap tahun besaran kompensasi direview dengan


mempertimbangkan inflasi.
Besaran kompensasi di level bawah cenderung di atas rata-rata
sedangkan karyawan di level atas cenderung menengah ke
bawah

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Secara keseluruhan, Gaji Pokok karyawan masih berada di bawah P25 market, akan tetapi Take Home Pay (Gaji Pokok + tunjangan
tetap) dan Bonus karyawan berada di atas P50 dan P75 market
USULAN PERBAIKAN
Dilakukan compensation market analysis untuk keseluruhan JAMSOSTEK secara periodik agar perusahaan mengetahui secara pasti
competitive positioning di market untuk disesuaikan dengan strategi kompensasi perusahaan.

119

Sumber data karyawan JAMSOSTEK per


tanggal 13 September 2013
Grade

COMPARATIO
P25
P50
P75

Grade

COMPARATIO
P25
P50
P75

Grade

COMPARATIO
P25
P50
P75

16

37%

28%

21%

16

186%

134%

100%

16

243%

174%

121%

15

46%

36%

27%

15

185%

139%

104%

15

243%

183%

126%

10

69%

48%

34%

10

238%

161%

109%

10

302%

207%

141%

54%

39%

28%

191%

130%

88%

236%

162%

110%

47%

32%

23%

173%

117%

80%

215%

147%

100%

Total posisi yang dianalisis: 36


Grade 16 = 4 orang
Grade 15 = 3 orang
Grade 10 = 6 orang

Grade 9 = 17 orang
Grade 8 = 6 orang

120 Data: Mercer 2011 disesuaikan untuk 2013


Sumber
& data karyawan per tanggal 13 September 2013

Market Analysis :
GP untuk bidang keuangan berada di bawah P25 market, di mana GP grade
15 sedikit lebih tinggi dari grade 16
TGC untuk grade 10 16 berada di atas P75 market, sedangkan grade 8 - 9
berada di antara P50 & P75 market
TC untuk bidang keuangan berada di atas P75 market

Topik: Kompensasi & Kinerja, Reward & Punishment


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Kompensasi sudah terintegrasi dengan penilaian kinerja, akan


tetapi reward & punishment masih kurang, sehingga karyawan
cenderung over-kompensasi bila dibandingkan dengan kinerja.
Kompensasi dinilai belum adil karena adanya faktor masa
jabatan, kenaikan gaji tidak mengacu pada kinerja karyawan
Diperlukan variable pay yang lebih ekstrim terkait bonus untuk
karyawan dengan kinerja kurang baik

Kompensasi masih terkait masa kerja (person grade), variable


pay terkait KPI.
Reward sudah diberikan pada karyawan berprestasi tetapi masih
kurang transparan dalam penilaiannya sehingga ada
kecemburuan.
Nilai kompensasi yang diberikan tidak sesuai dengan kinerja
karyawan bersangkutan (pay for performance belum
dijalankan).

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Pool bonus dianggarkan 5x Gross Salary karyawan di mana besaran pool bonus tersebut tidak terkait dengan kinerja perusahaan
Sudah adanya keterkaitan antara kompensasi dan kinerja (SK Direksi No. KEP/166/052013 tentang Pembayaran Jasa Produksi Tahun
buku 2012) di mana besaran bonus yang diberikan berdasarkan pada pencapaian KPI individu dan KPI unit dengan bobot tertentu.
Adanya Tunjangan Kompetensi (SK Direksi No. KEP/88/032012) yang diberikan per semester apabila target perusahaan tercapai
USULAN PERBAIKAN
Besaran pool bonus sebaiknya dikaitkan dengan kinerja perusahaan di mana jumlah pool bonus yang akan dibagikan bergantung pada
pencapaian perusahaan
Perubahan istilah Tunjangan Kompetensi karena istilah tunjangan merupakan komponen tetap (Fixed Pay) yang diberikan dalam
jumlah tertentu setiap bulannya. Diusulkan agar Tunjangan Kompetensi dimasukkan dalam skema bonus dan dikaitkan dengan kinerja
karyawan.
Pengkajian
ulang dalam porsi Merit terkait Bonus kinerja untuk mencerminkan pay for performance yang lebih efektif
121

DAFTAR NILAI MERIT JASA PRODUKSI 2012

SKEMA JASA PRODUKSI 2012

Predikat Kinerja

Surat Edaran No. R/3353/052013

Anggaran Pool
Bonus
(5x Gross
Salary)

30% KPI unit + 70% KPI individu

Sangat Baik

5.25
5.09
4.93
4.77
4.61
4.30

131%
127%
123%
120%
116%
112%

Baik Sekali

4.29
4.13
3.97
3.81
3.65

4.14
3.98
3.82
3.66
3.60

108%
104%
100%
96%
92%

3.59 3.44
3.43 3.28
3.27 3.12
3.11 2.96
2.95 2.8

90%
86%
82%
78%
74%

2.79
2.63
2.47
2.31
2.15

70%
66%
62%
58%
54%

Baik

TUNJANGAN KOMPETENSI
SK Direksi No. KEP/88/032012
Target perusahaan
tercapai

122

Cukup Baik
Tunjangan
Kompetensi
(semesterly)

Porsi Merit

5.40
5.24
5.08
4.92
4.76
4.60

50% MERIT

50% FIX

Range Nilai KPI

Kurang Baik

2.64
2.48
2.32
2.16
2.00

< 2.00

50%

Sumber data karyawan JAMSOSTEK per


tanggal 13 September 2013
Jml

Grade Level

Min

Med

Max

Range
JP

Range
Min

Range
Med

Range
Max

15

18

SVP

178,697,537

211,671,288

225,345,304

26%

33

17

VP

145,372,619

183,728,618

209,183,981

44%

23%

15%

8%

77

16

AVP

105,480,362

145,943,206

182,119,621

73%

38%

26%

15%

101

15

95,191,737

129,789,782

160,665,239

69%

11%

12%

13%

75

14

71,952,397

112,661,562

151,122,572

110%

32%

15%

6%

16

13

75,981,726

115,518,021

128,791,374

70%

-5%

-2%

17%

176

12

75,026,042

110,131,792

136,449,170

82%

1%

5%

-6%

358

11

JM

64,752,636

91,218,861

121,729,732

88%

16%

21%

12%

267

10

AM

16,848,815

76,586,977

106,715,413

533%

284%

19%

14%

227

41,407,798

61,882,889

85,538,397

107%

-59%

24%

25%

548

40,110,033

56,905,990

95,945,116

139%

3%

9%

-11%

754

12,048,161

44,409,611

74,216,812

516%

233%

28%

29%

383

11,316,362

39,459,911

65,921,286

483%

6%

13%

13%

77

10,176,738

35,229,522

58,452,486

474%

11%

12%

13%

17

29,458,871

33,687,472

46,495,327

58%

-65%

5%

26%

22

27,916,291

30,645,747

36,065,092

29%

6%

10%

29%

61

25,416,201

30,523,650

41,648,969

64%

10%

0%

-13%

13

25,439,669

27,224,870

38,152,492

50%

0%

12%

9%

SM

SO

JS

Kadiv/Karo/Kakanwil/Setingkat

Kakancab Pbt/Kabid/Sp./P.Utama

Kaur/Kawil/Kakancab/setingkat

Penata Madya/Muda

Staf

SAAT INI
Range Jasa Produksi paling kecil
terdapat di level SVP (26%)
sedangkan yang terbesar terdapat
di level Officer (516%)
Terdapat perbedaan yang JP
minimum yang cukup signifikan
dimana grade yang lebih tinggi
mendapatkan JP yang lebih
rendah dari grade di atasnya,
yaitu pada grade 9 dan grade 4.

USULAN AWAL
Disusun strategi kompensasi sesuai
dengan strategi perusahaan
terhadap hasil analisis pasar (pay
mix), dan disesuaikan dengan
sistem grading karyawan.

USULAN AWAL

Strategi Bisnis perusahaan akan mempengaruhi penyusunan strategi kompensasi.


Berikut merupakan beberapa pilihan strategi kompensasi yang didasarkan pada strategi bisnis pada
umumnya:
Strategi Bisnis

1. Meningkatkan dan
mengembangkan
bisnis

Strategi Kompensasi

Menstimulasi dan mempertahankan


kinerja yang tinggi

2. Mempertahankan
pendapatan dan
market share yang
dimiliki

Mempertahankan dan meningkatkan


efisiensi

3. Menggunakan
sebagian keuntungan
bisnis untuk
berinvestasi di bisnis
lainnya

Mengurangi dan mengelola biaya

124

Posisi Kompensasi

Fixed & variable pay di


atas rata-rata market
dengan bonus yang
menarik
Fixed & variable pay
sesuai dengan rata-rata
market dengan bonus
yang moderat/sedang
Fixed & variable pay di
bawah posisi tengah
market dengan porsi
bonus yang tidak besar

Pay Mix
Variable

Fixed Pay+
Variable
pay di atas
market

Fixed

Variable

Fixed Pay+
Variable
Pay setara
dengan
market

Fixed

Variable

Fixed

Fixed Pay+
Variable di
bawah
market

USULAN AWAL

Framework Strategi Kompensasi

Struktur Gaji Pokok

125

Roadmap Strategi Kompensasi

127

Audit untuk area Sistem Penilaian Kinerja


dilakukan dengan melakukan analisis terhadap:
Hasil executive interview
Hasil focus group discussion
Dokumen-dokumen yang terkait
Audit Sistem Penilaian Kinerja dilaksanakan
terhadap dokumen berikut:
Petunjuk teknis pelaksanaan Sistem
Manajemen Kinerja Berbasis Kompetensi
PT. Jamsostek (Persero)
Petunjuk Teknis Program Coaching &
Counseling PT. Jamsostek (Persero)
Form Coaching & Counseling PT.
Jamsostek (Persero)
Kuesioner Multi Rating KBI
KPI Individu 2013
Hasil Penilaian Kinerja Karyawan 20102012
Buku Sistem Manajemen Kinerja
Karyawan Berbasis Kompetensi

Audit untuk area Sistem Penilaian Kinerja


mengacu kepada kerangka SRW&Co. berikut ini

Required
Improvements

Basic Practices

Kondisi

Tidak ada penilaian


kinerja dan Key
Performance Indicators
(KPI) secara formal.
Penilaian kinerja
dilakukan secara
subyektif.
Hasil penilaian kinerja
tidak berhubungan
dengan kenaikan
remunerasi, karir, dan
kesempatan untuk
pengembangan.

GAP

6,11

As Is

3,50

To Be

3,05

GAP

6,55

KPI telah diterapkan


namun belum
diturunkan secara
sistematis dan
konsisten.
Penilaian kinerja
tahunan berjalan
dengan baik dan tepat
waktu.

128

To Be

3,22

2,89

FGD

As Is

EI

Advanced
Practices

Good Practices

Peta strategi dan KPI


sudah tersedia.

KPI diturunkan dari peta


strategi dengan baik
sesuai dengan Corporate
Goals.
Perencanaan kinerja,
review kinerja tengah
tahun, dan penilaian
kinerja tahunan sudah
dijalankan.

Performance
dashboard on-line
telah tersedia dan
digunakan secara
efektif.

Topik: Konten Jumlah KPI dan Perumusan KPI Berdasarkan Balanced Scorecard
EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Problem yang dialami adalah proses cascading KPI yang


belum terlaksana dengan baik.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Jumlah KPI untuk suatu posisi dapat mencapai 30. Jumlah KPI yang terlalu banyak dapat berakibat:
Karyawan menjadi kurang fokus dalam bekerja
Kesulitan untuk monitoring dan verifikasi pencapaian (jika tidak dibantu oleh sistem informasi)
Masih terdapat penempatan KPI pada perspektif Balanced Scorecard yang belum tepat.
USULAN PERBAIKAN
Diberikan panduan mengenai jumlah maksimum KPI yang diperbolehkan.
Diberikan panduan mengenai penempatan KPI menurut perspektif Balanced Scorecard yang sesuai.
Biro SDM dilibatkan secara aktif dalam proses penyusunan KPI Unit untuk memastikan keselarasan KPI secara
keseluruhan Perusahaan.

129

Kepala Pemasaran Wilayah


KPI (total) = 37
PERSPEKTIF KEUANGAN
1

Penerimaan Total Iuran


1.1 Penerimaan Iuran JHT dan Non
JHT
(Program Formal dan Informal)

Penerimaan Total Iuran


1.2 Kolektibilitas Penerimaan Iuran

Expense Ratio

Efektifitas & Efisiensi Biaya


3.1 Efisiensi Biaya

=4
Bobot = 20%

130

PERSPEKTIF PELANGGAN
1

Peningkatan Kepesertaan
1.1 Memastikan Penambahan Perusahaan Baru Program Jamsostek

Peningkatan Kepesertaan
1.2 Memastikan Penambahan TK Baru Program JKK, JHT, JK

Peningkatan Kepesertaan
1.3 Memastikan Penambahan TK Baru Program JPK

Peningkatan Kepesertaan
1.4 Memastikan Penambahan Proyek Jasa Konstruksi

Peningkatan Kepesertaan
1.5 Memastikan Penambahan TK Baru Program LHK + TKO

Peningkatan Kepesertaan
1.6 Memastikan Pertumbuhan TK Aktif Program Informal
(LHK + TKO)

Peningkatan Kepesertaan
1.7 Memastikan Pertumbuhan TK Aktif Program JHT, JKK dan JK

Peningkatan Kepesertaan
1.8 Memastikan Pertumbuhan TK Aktif Program JPK

Peningkatan Kepuasan Peserta


2.1 Indeks Kepuasan Pelayanan Program Jamsostek
(4 program)

=9
Bobot = 22%

PERTUMBUHAN & PEMBELAJARAN

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL


1

Sosialisasi Agresif
2.1 Sosialisasi Program Jamsostek kepada Perusahaan
2.1.1 Penyuluhan Klasikal

Peningkatan Kualitas SDM


1.1 Kinerja Karyawan

Sosialisasi Agresif
2.1 Sosialisasi Program Jamsostek kepada Perusahaan
2. 1.2 Frekuensi Pemberitaan Media

Peningkatan Kualitas SDM


1.2 Modul E-Learning

Manajemen Registrasi (Service Lead Time)


3.1 Monitoring Kecepatan Pencetakan Bukti Kepesertaan
(Sertifikat, KPJ, KPK)

Peningkatan Kualitas SDM


1.3 Usulan Diklat Teknis/Penyegaran

Manajemen Kepesertaan
4.1 Penyelesaian D/RSJHT
4.1.2 Memastikan Pencetakan D/RSJHT

Peningkatan Kualitas SDM


1.4 Tingkat Disiplin Karyawan

Manajemen Kepesertaan
4.2 Memastikan Rata-rata IBR Total

Tatakelola Perusahaan yang Baik


2.1 Tindak Lanjut Rekomendasi Auditor

Manajemen Kepesertaan
4.5 Registrasi Peserta Baru

Manajemen Kepesertaan
4.6 Pemutakhiran Data Tenaga Kerja Aktif

Tatakelola Perusahaan yang Baik


2.2 Pengelolaan Risiko Operasional

Manajemen Kepesertaan
4.7 Memastikan Kolektibilitas Iuran tepat waktu

Tatakelola Perusahaan yang Baik


2.3 Keluhan Pelanggan (Zero Complain)

Pengelolaan DPKP dan KBL


5.1 DPKP Bergulir (Rp)

Tatakelola Perusahaan yang Baik


2.4 Temuan dan Fraud (Zero Fraud)

10

Pengelolaan DPKP dan KBL


5.2 DPKP Tidak Bergulir (Rp)

Tatakelola Perusahaan yang Baik


2.5 Surveillance Audit ISO

11

Pengelolaan DPKP dan KBL


5.3 Pengembalian Pinjaman DPKP

10

12

Pengelolaan DPKP dan KBL


5.4 Pemutakhiran Data Piutang DPKP

Tatakelola Perusahaan yang Baik


2.6 Laporan Analisis Operasional

13

Pengelolaan DPKP dan KBL


5.5 Pengembalian Pinjaman Kemitraan

14

Pengelolaan DPKP dan KBL


5.6 Pemutakhiran Data Piutang Kemitraan

=13114 Bobot = 47%

= 10
Bobot = 11%

SAAT INI

USULAN AWAL

Jumlah KPI per posisi dapat mencapai 30


dan masih terdapat penempatan KPI pada
perspektif Balanced Scorecard yang belum
tepat

Memberikan panduan jumlah


maksimum KPI dimana menurut
best practice adalah 10 hingga 15
buah KPI.

Jumlah KPI yang terlalu banyak dapat


berakibat pada kurang fokusnya karyawan
dalam bekerja.

Memberikan panduan
penempatan KPI pada perspektif
Balanced Scorecard yang sesuai.

Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran

KPI

Tatakelola Perusahaan yang Baik:


Tindak Lanjut Rekomendasi Auditor &
Jumlah Temuan Tuntas/Jumlah Temuan
Lebih tepat bila ditempatkan di
Perspektif Proses Internal

132

Topik: Konten Kriteria Penilaian Pencapaian KPI


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Penilaian kinerja dirasakan masih subjektif salah


satunya dikarenakan definisi sasaran yang ditetapkan
masih kurang jelas.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Masih terdapat kriteria penilaian pencapaian KPI yang kurang spesifik.
KPI yang sama pada jabatan yang berbeda dapat memiliki kriteria penilaian yang berbeda.
USULAN PERBAIKAN
Definisi sasaran dibuat lebih kuantitatif, spesifik, dan terukur untuk menghindari subjektivitas penilaian.
Dilakukan penyelarasan kriteria penilaian untuk KPI yang sama agar penilaian menjadi lebih fair.

133

SAAT INI

Pada pelaksanaannya, masih ada kriteria


penilaian pencapaian KPI yang kurang
spesifik.

USULAN AWAL

Dirancang definisi kriteria penilaian


pencapaian KPI yang kuantitatif ,
spesifik, dan terukur untuk
menghindari subjektivitas.

Contoh: KPI Kabid SDM


Membuat usulan pemenuhan personil, mutasi dan promosi.
sesuai persyaratan yang ditentukan
Kriteria Penilaian (Rating)

Kriteria Penilaian (Rating)


5

Seluruh usulan pemenuhan personil, mutasi dan


promosi yang memenuhi persyaratan terealisasi

Seluruh (100%) usulan pemenuhan personil, mutasi


dan promosi yang memenuhi persyaratan terealisasi

sebagian usulan pemenuhan personil, mutasi dan


promosi yang memenuhi persyaratan terealisasi

Kurang dari 100% usulan pemenuhan personil, mutasi


dan promosi yang memenuhi persyaratan terealisasi

100% usulan pemenuhan personil, mutasi dan promosi


yang memenuhi persyaratan disampaikan ke Kanwil

100% usulan pemenuhan personil, mutasi dan promosi


yang memenuhi persyaratan disampaikan ke Kanwil

134

sebagian usulan pemenuhan personil, mutasi dan


promosi yang memenuhi persyaratan disampaikan ke
Kanwil
tidak menyampaikan usulan pemenuhan personil,
mutasi dan promosi yang memenuhi persyaratan ke
Kanwil

Kurang dari 100% usulan pemenuhan personil, mutasi


dan promosi yang memenuhi persyaratan
disampaikan ke Kanwil
tidak menyampaikan usulan pemenuhan personil,
mutasi dan promosi yang memenuhi persyaratan ke
Kanwil

KPI Kabid Umum SDM


KPI

Target KPI

100% kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pengadaan belanja
:
modal yang
Terpenuhinya Pengadaan Belanja Modal
prioritas selesai di
Jumlah Belanja Modal yang dapat terpenuhi
bulan Juni

Bobot

Kriteria Penilaian
5

100% kebutuhan pengadaan belanja modal dapat


terpenuhi maksimal Bulan Juni Tahun Berjalan

100% kebutuhan pengadaan belanja modal dapat


terpenuhi Juli sd November Tahun Berjalan

100% kebutuhan pengadaan belanja modal dapat


terpenuhi 31 Desember Tahun Berjalan

90% kebutuhan pengadaan belanja modal dapat


terpenuhi 31 Desember Tahun Berjalan

< 90% kebutuhan pengadaan belanja modal dapat


terpenuhi 31 Desember Tahun Berjalan

KPI Penata Madya Umum


KPI

Target KPI

Bobot
5

Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana


:
Terpenuhinya Pengadaan Belanja Modal
Jumlah Belanja Modal yang dapat terpenuhi

135

100%

Kriteria Penilaian
110% kebutuhan pengadaan belanja modal dapat
terpenuhi tepat waktu dan/atau jumlah.

105% s/d <110% kebutuhan pengadaan belanja modal


dapat terpenuhi tepat waktu dan/atau jumlah.

100% kebutuhan pengadaan belanja modal dapat


terpenuhi tepat waktu dan/atau jumlah.

Minimal 90% pengadaan belanja modal dapat


terpenuhi tepat waktu dan/atau jumlah.

Kurang dari 90% pengadaan belanja modal dapat


terpenuhi tepat waktu dan/atau jumlah.

Topik: Konten Skala dan Bobot Penilaian KPI & Merit Rating
EXECUTIVE INTERVIEW
-

FGD
Skala penilaian kinerja antar rumpun pekerjaan tidak
setara sehingga dirasakan kurang adil.
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Skala penilaian untuk beberapa KPI (Kriteria Ekstrim) masih belum seragam.
Bobot penilaian KPI dan KBI diterapkan dengan bobot yang sama di seluruh level jabatan.
Panduan penilaian realisasi kinerja (KPI) untuk kategori terendah (nilai 1 atau Kurang Memuaskan) yaitu
kurang dari 80% terlalu tinggi, sementara untuk kategori tertinggi (nilai 5 atau Sangat Memuaskan) yaitu
lebih dari 110% terlalu rendah.
Penyusunan kategori/predikat penilaian realisasi KPI dan Merit Rating secara semantik tidak berurutan sehingga
dapat membingungkan.
USULAN PERBAIKAN
Panduan mengenai perumusan skala penilaian KPI yang merupakan Kriteria Ekstrim perlu direview.
Bobot penilaian antara KPI dengan KBI dapat disusun secara gradual berdasarkan level jabatan.
Penilaian kriteria realisasi kinerja (KPI) perlu direview, termasuk diperiksa kembali kaitannya dengan penetapan
target.
Predikat penilaian realisasi KPI dan Merit Rating perlu direview agar lebih terbedakan antara satu predikat
dengan predikat lainnya.
136

SAAT INI

Pada pelaksanaannya, skala penilaian beberapa KPI tertentu (Kriteria Ekstrim) masih
belum seragam.
Kriteria Penilaian (Rating) posisi A

Kriteria Penilaian (Rating) posisi B

100% dilakukan dalam waktu 1 hari kerja

Minimal 90% dilakukan dalam waktu 1 hari kerja

Kurang dari 90% yang dilakukan dalam waktu 1 hari


kerja

100% teguran lisan/tertulis diberikan dalam waktu


kurang dari 3 hari kerja
100% teguran lisan/tertulis diberikan dalam waktu 3
- 4 hari kerja.
100% teguran lisan/tertulis diberikan dalam waktu 5
hari kerja
Minimal 90% teguran lisan/tertulis yang diberikan
dalam waktu 5 hari kerja
Kurang dari 90% teguran lisan/tertulis yang
diberikan dalam waktu 5 hari kerja

USULAN AWAL

137

Dilakukan review terhadap perumusan skala penilaian, khususnya yang termasuk KPI
kriteria ekstrim

SAAT INI

Bobot Penilaian KPI dan KBI diterapkan


dengan bobot yang sama di seluruh
level jabatan.
Bobot Penilaian

138

KPI

70%

KBI

30 %

USULAN AWAL

Bobot penilaian KPI dan KBI dapat


disusun secara gradual berdasarkan
level jabatan.
Secara umum, semakin tinggi
level jabatan, dampak
kinerjanya semakin tinggi
terhadap Organisasi

ILUSTRASI
Staf

Officer

Manager

Vice
President

KPI

20%

40%

60%

80%

KBI

80%

60%

40%

20%

SAAT INI

USULAN AWAL

Terlalu rendah untuk tingkat


pencapaian yang paling tinggi

ILUSTRASI
NILAI

Predikat
Kinerja

Istimewa

lebih dari 120%

Sangat
Memuaskan

105% - 119,99%

95% - 104,99%

Memuaskan

80% - 104,99%

80% - 94,99%

Kurang
Memuaskan

60% - 79,99%

kurang dari 80%

Tidak
Memuaskan

kurang dari 60%

NILAI

Predikat
Kinerja

Penilaian Realisasi
Kinerja - KPI

Sangat
Memuaskan

lebih dari 110%

Memuaskan

105% - 109,99%

Baik

Cukup
Memuaskan

Kurang
Memuaskan

Secara semantik tidak


berurutan

139

Terlalu tinggi
untuk tingkat
pencapaian yang
paling rendah

Penilaian Realisasi
Kinerja - KPI

Rentang persentase (%) untuk setiap


skala penilaian perlu dikaji lebih
lanjut agar dapat lebih membedakan

SAAT INI

USULAN AWAL

ILUSTRASI
Skala

Predikat Kinerja

Nilai Merit

Skala

Predikat Kinerja

Nilai Merit

Sangat Baik

Lebih dari 4,3

Istimewa

Lebih dari 4,3

Baik Sekali

3,60 4,30

Sangat Baik

3,60 <4,30

Baik

2,80 3,59

Baik

2,80 < 3,60

Cukup Baik

2.00 2,79

Kurang Baik

Kurang Baik

Kurang dari 2.00

Tidak Baik

2.00 2,79
Kurang dari
2.00

Secara semantik tidak


berurutan

140

Topik: Analisis Hasil Penilaian Kinerja (Historis)


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Penilaian kinerja belum mencerminkan kontribusi individu


dan unit terhadap pencapaian perusahaan, namun
sebagian besar hasil penilaian kinerja berada di kategori
Baik Sekali.
Terdapat kecenderungan Pimpinan merasa tidak enak
untuk memberikan nilai buruk kepada pegawainya,
sehingga hasil penilaian kinerja tidak merefleksikan
keadaan sebenarnya.

Validitas hasil penilaian kinerja masih dipertanyakan


(rendah) karena hasil tersebut sebanyak 90% condong
(skewed) ke kinerja yang baik.
Kadang terdapat atasan yang memberikan keleluasan
karyawan untuk menilai sendiri kinerjanya.
Pejabat struktural masih merasa segan untuk memberi
nilai yang tidak baik.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Rata-rata hasil penilaian kinerja tahun 2010 2012 dikategorikan Baik Sekali dan sangat sedikit karyawan yang
memperoleh Baik atau dibawahnya.
Terdapat penilaian terhadap jumlah proyek sebagai penambah nilai kinerja sehingga hasil akhir kinerja karyawan bisa
diatas 5.
Tata cara perhitungan penambahan nilai kinerja dari proyek belum mencerminkan hasil kontribusi karyawan di dalam
proyek.
USULAN PERBAIKAN

Nilai sasaran (target) KPI perlu dikaji kembali agar lebih menantang (stretched).
Diterapkan metode Forced Distribution dalam penilaian kinerja.
Perlu sosialisasi secara berkelanjutan mengenai penilaian kinerja bawahan agar tata cara penilaian menjadi lebih seragam
dan objektif.
141
Memperketat
definisi proyek dan memasukan proyek ke dalam KPI kemudian diberikan bobot sesuai dengan kontribusinya
terhadap keseluruhan kinerja dari suatu jabatan.

SAAT INI

Rata-rata nilai akhir kinerja karyawan tahun 2010 2012 berada di kategori Baik Sekali atau lebih
dari 3,60, dan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan.
Nilai akhir kinerja tahun 2010 2012 memiliki distribusi nilai yang sempit antara 3 dan 5, jadi sangat
sedikit jumlah karyawan yang memperoleh nilai akhir kinerja dibawah 3 atau Baik

Nilai Akhir
Kinerja
Karyawan

142

Performance
2010

Performance
2011

Performance
2012

Rata-rata

4,03

4,29

4,44

Median

4,10

4,35

4,47

Std. Deviasi

0,42

0,37

0,34

SAAT INI

Rata-rata nilai akhir kinerja karyawan di Kantor Cabang dan Kantor Wilayah adalah yang terendah
diantara unit kerja lainnya di setiap tahun, namun tetap berada di kategori Baik Sekali atau lebih
dari 3,60.

Setiap tahun, terdapat peningkatan rata-rata nilai akhir kinerja di seluruh unit kerja Jamsostek dan
143 dengan distribusi nilai yang sempit (standar deviasi yang kecil)

SAAT INI

144

Dilihat dari pangkat karyawan, rata-rata nilai akhir kinerja karyawan terendah adalah staf namun tetap
berada di kategori Baik Sekali atau lebih dari 3,60.
Setiap tahun terdapat peningkatan rata-rata nilai akhir kinerja di seluruh level pangkat, kecuali untuk
Senior Vice President di tahun 2012.

USULAN AWAL

Melakukan perbandingan nilai akhir kinerja terhadap seluruh pegawai di suatu unit kerja
untuk diperoleh ranking pegawai. Kemudian ranking tersebut dikelompokkan sesuai
dengan kategori yang ditetapkan, misalnya Top 10%, Vital 80%, dan Bottom 10%.

ILUSTRASI
Ranking

145

Nilai Akhir
Kinerja

Nama

5,0

Erma

4,3

Nana

4,1

Fulan

4,0

Budi

3,99

Udin

3,89

Nina

...

...

...

Top 10%

Vital 80%

Catatan: Jika ada 100 karyawan,


akan terdapat 10 orang di kategori
Top Performer, 80 orang di kategori
Vital, dan 10 orang di kategori Bottom

SAAT INI

Tata cara penilaian proyek masih dapat


diperbaiki, karena:
Penilaian belum menunjukkan
kontribusi karyawan di dalam proyek
(lebih banyak ditentukan oleh jumlah
proyek)
Faktor (2%) dikalikan dengan nilai
kinerja karyawan yang tidak
berhubungan langsung dengan
kesuksesan proyek
Belum mempertimbangkan
kompleksitas proyek yang ditangani

Definisi/Kriteria
Proyek
Jangka waktu
efektif proyek
minimal 1 bulan

146

USULAN AWAL

Perhitungan Nilai
Proyek
2% x Jumlah
proyek, maksimal
4 proyek

Proyek dimasukkan ke dalam KPI karyawan dan


diberikan bobot sesuai dengan kontribusinya
Jumlah bobot secara total tetap 100%,
dengan demikian akan ada KPI yang
berkurang bobotnya.
Waktu yang dibutuhkan karyawan untuk
mencapai KPI menjadi lebih sedikit ketika
ada tambahan proyek.

Perlu ditentukan KPI dan target yang perlu


dicapai karyawan di dalam proyek
Untuk proyek jangka panjang (lebih dari
satu periode kinerja) dapat menggunakan
milestone pada akhir tahun berjalan
sebagai nilai sasaran

Topik: Proses Penilaian Kinerja Penetapan Sasaran Hasil (KPI) & Sasaran Kompetensi (KBI)
EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Terkait dengan penilaian KPI, selama ini target tidak


pernah disusun diawal proses penilaian, melainkan
saat menjelang proses penilaian akhir.

Sistem penilaian kinerja belum terlaksana secara


benar dikarenakan fase perencanaan dan review
dilaksanaan secara bersamaan pada akhir tahun.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja Berbasis Kompetensi PT. Jamsostek (Persero),
sudah tertulis batas waktu penetapan sasaran hasil dan sasaran kompetensi.
Penetapan Sasaran Hasil dan Sasaran Kompetensi dilaksanakan setelah penetapan Kontrak Manajemen atau RKAP.

USULAN PERBAIKAN
Perlu disosialisasikan dan penerapan tegas Sanksi Penilaian kepada karyawan yang terlambat dalam menyerahkan
penetapan sasaran hasil dan sasaran kompetensi.
Sistem informasi untuk mendukung tahap Perencanaan dan Review sangat diperlukan untuk memastikan fairness
dan objektivitas hasil penilaian kinerja.

147

Topik: Proses Penilaian Kinerja Penilaian Realisasi KPI & KBI


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Sistem penilaian kerja belum berjalan dengan baik.


Biasanya bawahan melakukan self appraisal dan
atasannya hanya menandatanganinya tanpa mengecek
kembali.

Tidak adanya keseragaman dalam penilaian kerja,


kadang terdapat atasan yang memberikan keleluasan
karyawan untuk menilai sendiri kinerjanya.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Belum ada sistem dan tools yang dapat membantu untuk memeriksa konsistensi, kebenaran hasil, dan kesesuaian
tahapan penilaian kinerja.
Terdapat Komite Penilaian yang berwenang untuk memutuskan hasil akhir kinerja ketika terjadi ketidaksepakatan
antara Penilai dengan Yang Dinilai.
USULAN PERBAIKAN
Perlu dibangun sistem informasi untuk mendukung proses penilaian kinerja.
Komite Penilaian dapat ditingkatkan perannya, misalnya:
Sebagai verifikator hasil penilaian kinerja yang tidak normal (outliers dan sebarannya).
Mengevaluasi hasil penilaian kinerja secara keseluruhan dan menggunakan forced distibution untuk
mendapatkan nilai yang dapat membedakan kinerja.

148

Topik: Hubungan Penilaian Kinerja dengan sistem SDM lainnya


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Sistem reward & punishment belum jelas sehingga


penanganan terhadap karyawan yang berkinerja buruk
belum efektif.

Penilaian KBI (Key Behavior Indicators) belum


berdasarkan kamus kompetensi terbaru dan hanya
menilai soft competency.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Hasil penilaian kinerja sudah terkait dengan beberapa sistem SDM lainnya seperti Karir dan Kompensasi.
Di dalam form sudah terdapat kolom untuk menuliskan Usulan Pengembangan, namun belum ada panduan
mengenai tata cara pengisian dan keterkaitannya dengan Sistem Pendidikan dan Pelatihan.
USULAN PERBAIKAN
Perlu diberikan panduan untuk mengisi Usulan Pengembangan yang terkait dengan Sistem Pendidikan dan
Pelatihan.
Ketika ingin menerapkan sistem talent management, di dalam penilaian kinerja diperlukan informasi terkait
Rencana Pengembangan Individu (RPI)
RPI kemudian dijadikan target kinerja periode selanjutnya dan dimonitor pencapaiannya

149

Required
Improvements

1
EI

Basic Practices

As Is

2,50

Kondisi

Tidak ada pedoman


terkait talent
management dan
rencana suksesi
karyawan secara formal
Suksesi karyawan
dilakukan sesuai
permintaan

To Be
5,89

GAP
As Is

FGD

4
4,56

1,33

Advanced
Practices

Good Practices

3,80

GAP
Pedoman terkait talent
management dan rencana
suksesi telah tersedia
Sudah diterapkan program
Talent Pool

Level manajerial belum


sepenuhnya berperan
sebagai people manager

To Be
6,30

Program Talent Management


sudah didukung oleh HRIS
Setiap karyawan memiliki
rencana pengembangan
individu masing-masing dan
sudah disiapkan untuk
peran/karir mereka selanjutnya
Career coaching /counseling
telah tersedia

Level
managerial
dievaluasi atas
peran mereka
sebagai People
Manager
Program Talent
Pool sudah
diimplementasi
kan secara
terbuka

152

Audit untuk area Talent Management


dilakukan dengan melakukan analisis
terhadap:
Hasil executive interview
Hasil focus group discussion
Dokumen-dokumen yang terkait
Jamsostek belum menerapkan Talent
Management, tidak ditemukan SK dan
dokumen lainnya yang menunjukan
adanya implementasi
Dokumen konsep Talent Management,
terdapat di dalam dokumen proses
pengelolaan karir: Jamsostek_JFCareer_Report_180313rev190413.pptx
Audit untuk area talent management
mengacu kepada kerangka Talent
Management SRW&Co. berikut ini

Talent Management Infrastructure

Succession Plan

Topik: Talent Categorization


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Belum ada sistem dan pedoman yang baku terkait


talent management

Terdapat persepsi bahwa TO merupakan cikal bakal


dari talent management, namun tindak lanjut
pengembangannya belum ada

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Di dalam dokumen terdapat konsep yang menjelaskan kategori talent berdasarkan kinerja dan kompetensi,
namun belum terlihat ada berapa kelompok talent berdasarkan kriteria tersebut
USULAN PERBAIKAN
Perlu dilakukan evaluasi terhadap kebutuhan sistem talent management di Jamsostek (apakah memang
dibutuhkan atau tidak?)
Perlu dirancang kategori talent yang sesuai dengan kebutuhan organisasi
Perlu ditentukan kuota jumlah karyawan untuk setiap kategori talent

153

SAAT INI
Jamsostek belum memiliki kebijakan dan sistem yang terkait dengan penentuan kategori talent

USULAN AWAL
Critical Skill

Jamsostek perlu mengidentifikasi


kategori talent yang dibutuhkan
Perusahaan

Penentuan kategori talent yang


umum digunakan adalah
sebagaimana terlihat pada diagram
di samping ini
Perlu ditentukan kuota jumlah
karyawan untuk setiap kategori
talent

154

Sustainability
Kategori untuk talent yang
memliki pengaruh
strategis terhadap
kelangsungan
Perusahaan

Kategori untuk talent dengan


keahlian tertentu, dimana
keahlian tersebut membutuhkan
waktu yang lama untuk dikuasai
dan membutuhkan investasi
yang besar

Talent Pool

Performance Potential
Kategori untuk talent
berdasarkan Kinerja dan
Potensi

Confidentiality
Kategori untuk talent yang
memliki tanggung jawab
untuk memegang rahasia
Perusahaan

Topik: Talent Identification / Selection


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Belum ada sistem seleksi untuk mengidentifikasi


talent

Belum ada sistem untuk mengidentifikasi pegawai yang


dianggap sebagai talent.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Terdapat konsep yang mengusulkan kriteria seperti IQ, Kompetensi, dan Kinerja, namun belum ada rekomendasi
yang spesifik dan rinci dari tiga kriteria tersebut.
Belum ada konsep mengenai pengelompokan talent berdasarkan kriteria diatas.
USULAN PERBAIKAN
Perlu dirancang kriteria pemilihan untuk setiap kategori talent yang mampu menyeleksi secara objektif dan sesuai
dengan kebutuhan Perusahaan.

155

SAAT INI
Jamsostek belum memiliki kebijakan dan sistem yang terkait dengan identifikasi / seleksi talent

Perlu dirancang mekanisme


identifikasi/seleksi talent
sesuai dengan kategori talent
yang berlaku
Kriteria pemilihan talent perlu
dirancang agar dapat memilih
karyawan yang masuk kedalam
talent pool secara obyektif
Proses ini merupakan titik awal
pengelolaan talent, oleh
karena itu harus dirancang
dengan baik

Ilustrasi identifikasi talent berdasarkan potensi - kinerja


Focus on Coaching and
Consoling to turnaround
and improve the
performance

Highest
4& 5

Focus on Competency
Development for Higher
Performance

Focus on Career
Management and
Leadership Development

II

VII

Under
Achiever
3

Box I & II, High Potential


Able to do the work at the next
organization level (promotion) in
1 2 years or sooner. Box VII
needs intense coaching and
counseling to turnaround for
demonstrating high performance.

III

Box III & V, High Professional


Able to do the manage bigger job
in the same organization level
(upgrading) l in the next 2-3
years or sooner. Box VIII needs
intense coaching and counseling
to turnaround.

IV

Box IV & VI, High and Solid


Performer in their levels.
Need to be given more
challenging KPIs and
responsibilities to demonstrate
their increase in Potential Rating.
Will remain in the current
organization level.

Critical Resources
VIII
VI
1& 2

Under
Performer

Core Contributor

IX
Lowest
1& 2

156

I
High Potential
Leaders

POTENTIAL

USULAN AWAL

3& 4

5& 6

Highest

26

Topik: Talent Pool Management Learning & Development


EXECUTIVE INTERVIEW
-

FGD
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Belum ada konsep yang spesifik dan rinci terkait program pembelajaran dan pengembangan untuk talent
USULAN PERBAIKAN
Perlu dirancang program pembelajaran dan pengembangan yang khusus untuk talent baik formal (umumnya
melalui pendidikan dan pelatihan) dan informal (umumnya melalui coaching dan mentoring dan dapat melibatkan
Manajemen Puncak)

157

SAAT INI

Belum ada program learning & development yang khusus untuk talent
USULAN AWAL

Perlu dirancang program learning & development yang spesifik untuk talent dan terintegrasi dengan
program Learning & Development Perusahaan. Berikut ini adalah contoh program learning &
development untuk talent:
Self Initiatives

1. Video- or computer-based
instruction
2. Reading
3. Research
4. Correspondence courses
5. Web based learning /seminar

On the Job Initiatives

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

158

Coaching
Mentoring
Job Rotation
Special project/assignments
Job shadowing
Secondments internal and
external
Job Enlargement
Reviewing and analyzing
examples.
Internship, apprenticeship
Structured interviews with
content experts

Formal Development

Professional Development

1. Internal Training Programs


2. External Training Programs
3. Accredited Seminars, forums,
Conferences
4. Virtual learning on-line
group on-line
5. On-line learning (interactive
tutorials) via intranet or
internet
6. Distance learning
7. E-learning
8. Certification
9. Further Study (degree / nondegree)

1. Membership of professional
and community organisations
2. Refreshment of professional
skills by accredited bodies
3. Continuing professional
development provided by
professional associations
4. Formal industry/technical
accreditation
5. Professional networking

Selain hal-hal diatas, program pengembangan dapat dilakukan melalui pemberian kesempatan untuk
berinteraksi dengan role model di Perusahaan misalnya melalui pertemuan rutin dengan Top Manajemen

Topik: Talent Pool Management Performance Management & Assessment


EXECUTIVE INTERVIEW
-

FGD
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Belum ada konsep yang spesifik dan rinci tekait sistem assessment dan pengelolaan kinerja untuk talent
USULAN PERBAIKAN
Perlu ada sistem penilaian kinerja yang khusus untuk talent untuk mengukur kontribusinya. Selain itu, untuk
memberikan tantangan agar memberikan kinerja yang lebih dari karyawan biasa.
Assessment untuk talent perlu dilakukan untuk mengetahui potensi talent baik saat proses seleksi maupun setelah
masuk ke dalam program untuk menentukan eligibility karyawan untuk masuk atau keluar dari talent pool.

159

SAAT INI

Belum ada sistem penilaian kinerja yang khusus untuk talent


Assessment telah dilakukan untuk jabatan-jabatan tertentu, namun belum berkelanjutan
USULAN AWAL

Perlu ada sistem penilaian kinerja


yang khusus untuk talent untuk
mengukur kontribusinya. Selain
itu, untuk memberikan tantangan
agar memberikan kinerja yang
lebih dibandingkan karyawan
biasa
Assessment untuk talent perlu
dilakukan untuk mengetahui
potensi, baik saat proses seleksi
maupun setelah masuk ke dalam
program untuk menentukan
eligibility karyawan untuk masuk
atau keluar dari talent pool

Ilustrasi scorecard untuk Talent

Performance Appraisal Form


Key Performance Indicators
KPI

Target

Achieve
ment

Score

Indicat
ors

Target

Achievem
ent

Scor
e

KPI1

1.2 Bio

100%

80%

100%

KPI2

100%

85%

Comple
tion

75%

Cost to
budget

100%

100%

Average

KPI3

3 days

Average

Competency
Compete
ncy

Total Score

Requir
ed

Achieve
ment

Score

C1

C2

C3

2
Average

160

Special Assignment Project

Weight

Score

Weight x
Score

KPI

60%

1.8

Competency

30%

3.33

0.99

Project

10%

0.4

3.33

Component

Total Score

3.14

Topik: Talent Pool Management - Rewards


EXECUTIVE INTERVIEW
-

FGD
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Belum ada konsep yang spesifik dan rinci terkait pemberian rewards kepada talent
USULAN PERBAIKAN
Perlu ada sistem rewards khusus untuk talent dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan motivasi dan
kinerja. Selain itu juga untuk memberikan retensi agar talent bersedia tetap berada di Organisasi.
Program rewards untuk talent sebaiknya lebih banyak diberikan dalam bentuk variable pay dan non-cash rewards,
tidak dalam bentuk fixed pay

161

SAAT INI

Belum ada sistem rewards khusus untuk talent


USULAN AWAL

Perlu dirancang sistem rewards


khusus untuk talent yang dapat
meningkatkan motivasi dan
kinerja serta memberikan
retensi untuk Talent
Program rewards untuk talent
sebaiknya tidak terlalu fokus ke
kompensasi tetap karena
karyawan dapat masuk dan
keluar dari daftar talent

Ilustrasi rewards untuk Talent

Basic Salary

Fixed Pay
Allowances

Rewards
untuk Talent

Variable Pay

Non Cash
Rewards

Performance
Bonus

Contoh: Dapat
diberikan pengali gaji
lebih besar
berdasarkan kinerja

Retention
Bonus

Contoh: dapat
diberikan bonus yang
dapat dicairkan
setelah sekian waktu
menjadi talent

Contoh:
- Membership untuk asosiasi profesi
- Program pengembangan di luar negeri
- Interaksi khusus dengan Top Manajemen

Fokus pada variable pay dan non-cash rewards


162

Topik: Talent Pool Management - Career


EXECUTIVE INTERVIEW
-

FGD
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Belum ada konsep yang spesifik dan rinci terkait pengembangan dan pergerakan karir untuk talent
USULAN PERBAIKAN
Pengembangan karir dan pergerakan karir untuk talent perlu dirancang agar sesuai dengan rencana
pengembangan talent di masa depan
Waktu yang diperlukan untuk seorang talent dalam meniti karir dapat lebih cepat dibandingkan karyawan biasa
Posisi-posisi kosong di Organisasi diutamakan diisi oleh karyawan yang masuk ke dalam talent pool

163

SAAT INI
Belum ada sistem karir khusus untuk talent
USULAN AWAL

Pengembangan karir dan


pergerakan karir untuk talent
perlu dirancang agar sesuai
dengan rencana pengembangan
talent di masa depan
Waktu yang diperlukan oleh
talent untuk meniti karir ke
jabatan lebih tinggi umumnya
dapat lebih cepat
Posisi-posisi kosong di
Organisasi umumnya
diutamakan diisi oleh karyawan
yang masuk ke dalam talent
pool

Focus on Coaching and


Consoling to turnaround
and improve the
performance

Highest

Focus on Competency
Development for Higher
Performance

Focus on Career
Management and
Leadership Development

II

VII

4& 5

Box I & II, High Potential


Able to do the work at the next
organization level (promotion) in
1 2 years or sooner. Box VII
needs intense coaching and
counseling to turnaround for
demonstrating high performance.

III

Box III & V, High Professional


Able to do the manage bigger job
in the same organization level
(upgrading) l in the next 2-3
years or sooner. Box VIII needs
intense coaching and counseling
to turnaround.

IV

Box IV & VI, High and Solid


Performer in their levels.
Need to be given more
challenging KPIs and
responsibilities to demonstrate
their increase in Potential Rating.
Will remain in the current
organization level.

High Potential
Leaders

POTENTIAL

Under
Achiever
3

V
Critical Resources

VIII
VI
1& 2

Under
Performer

Core Contributor

IX
Lowest
1& 2

3& 4

5& 6

Karyawan yang masuk ke dalam


talent pool akan termasuk ke
dalam kategori Extra Fast
Tracker

26

Highest

1. Extra Fast
Trackers

Promosi ke Posisi
lain
Division
Head
Promosi ke Division
Head

2. Fast Trackers

3. Good Trackers,
pensiun pada
Jabatan KaDiv

Dipromosikan ke Kepala Divisi dalam 21 tahun


Perkiraan usia = 23 + 21 = 44 th
21*

26*

Unit
Head

4. Solid Pace,
pensiun pada
Jabatan KaDin

Dipromosikan ke Kepala Dinas dalam 13 tahun


Perkiraan usia = 23 + 13 = 36 th

Promosi ke Unit
Head
Sub Unit
Head

5. Steady Pace,
pensiun pada
Jabatan KaSubDin

Promosi ke Sub
Unit Head
Staff
(3 6)

164

Bila tidak berhasil mencapai target


kinerja minimum maka akan
diberikan program pengembangan
khusus.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Masa Kerja (tahun)

6. Slow Pace,
pensiun pada
Jabatan Staf

Topik: Talent Pool Review


EXECUTIVE INTERVIEW
-

FGD
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Belum ada konsep yang spesifik dan rinci terkait proses review dari talent
USULAN PERBAIKAN
Daftar talent umumnya bersifat dinamis untuk itu perlu dilakukan review untuk menentukan siapa yang keluar
dan masuk

165

SAAT INI

Belum ada mekanisme untuk me-review talent pool


USULAN AWAL

166

Daftar talent bersifat dinamis,


untuk itu perlu dilakukan
review untuk menentukan siapa
yang keluar dan masuk dari
talent pool
Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan pada saat
review:
Frekuensi
Kriteria untuk menentukan
masuk atau keluar dari
talent pool
Proses review dan
komunikasi

Ilustrasi talent pool review (berdasarkan kinerja kompetensi)


Kinerja

Kompetensi

Y1

Y2

Y1

Y2

Kriteria
Talent

Budi

SB

90%

85%

N/A

Keluar

Susi

SB

80%

75%

CR

Keluar

Ani

95%

90%

HiPo

Masuk

Anto

SB

90%

95%

HiPo

Masuk

Andi

SB

80%

100%

CR

Keluar

TB

80%

60%

N/A

Keluar

Nama

Barito

Eligible masuk ke dalam talent pool jika:


- Kinerja minimal SB dalam 2 tahun
- Minimal indeks kompetensi 80% dalam 2 tahun

HiPo : High Potential


CR : Critical Resources

Keputusan

Topik: Talent Management Program Evaluation


EXECUTIVE INTERVIEW
-

FGD
HASIL AUDIT DOKUMENTASI

Belum ada konsep evaluasi terhadap efektivitas sistem Talent Management


USULAN PERBAIKAN
Perlu dirancang konsep untuk mengevaluasi efektivitas talent management, dalam hal ini untuk memastikan
program ini sejalan dengan pencapaian tujuan organisasi
Untuk mengukurnya perlu disusun Key Results Area, misalnya peningkatan kinerja unit kerja dimana talent
tersebut ditempatkan

167

SAAT INI

Belum ada konsep terkait evaluasi program talent management


USULAN AWAL

Perlu dirancang konsep untuk


mengevaluasi efektivitas
program talent
management, dalam hal ini
untuk memastikan program ini
sejalan dengan pencapaian
tujuan organisasi
Untuk mengukurnya perlu
disusun Key Results
Area, misalnya peningkatan
kinerja unit kerja dimana
talent tersebut ditempatkan

Strategic
Intent

Program
Output

Goals Setting

Talent Management Process

168

Topik: Talent Management Infrastructure


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Sudah ada panduan untuk coaching & counseling


namun belum berjalan sepenuhnya

Sistem informasi (termasuk data karyawan) untuk


mendukung implementasi talent management belum
tersedia

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Belum ada rekomendasi terkait infrastruktur yang diperlukan untuk implementasi talent management
USULAN PERBAIKAN
Untuk implementasi perlu didukung oleh adanya:
Kebijakan dan prosedur (SOP)
Assessment Karyawan
Penilaian kinerja (termasuk identifikasi Rencana Pengembangan Individu)
Program rewards
Sistem pengelolaan karir
Sistem pengembangan dan pembelajaran
Sistem teknologi informasi (talent database)
Proses coaching & mentoring

169

SAAT INI

Beberapa infrastruktur yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem talent management belum
tersedia

USULAN AWAL

170

Untuk implementasi perlu didukung oleh adanya:


Kebijakan dan prosedur (SOP)
Assessment Karyawan
Penilaian kinerja (termasuk identifikasi Rencana Pengembangan Individu)
Program rewards
Sistem pengelolaan karir
Sistem pengembangan dan pembelajaran
Sistem teknologi informasi (talent database )
Proses coaching & mentoring

Topik: Succession Plan


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Belum ada sistem yang baku untuk suksesi

Jamsostek memiliki keterbatasan SDM untuk mengisi


posisi-posisi penting di Organisasi

Belum ada sistem yang baku untuk suksesi karyawan,


namun upaya pencarian kader-kader untuk mengisi
posisi-posisi penting sudah dilakukan.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Sudah ada konsep terkait Rencana Suksesi seperti tahapan
Identifikasi posisi penting
Identifikasi penerus yang berpotensi
Program pengembangan
Belum dikaitkan dengan talent management, masih seperti sistem yang berdiri sendiri
USULAN PERBAIKAN
Perlu dirancang konsep rencana suksesi yang terintegrasi dengan sistem SDM yang lain termasuk talent
management

171

SAAT INI

Belum ada sistem rencana suksesi untuk mengisi posisi-posisi penting di Perusahaan.
USULAN AWAL

Perlu dirancang konsep rencana


suksesi yang teritegrasi dengan
sistem SDM yang lain termasuk
on Coaching and
Focus on Competency
Focus on Career
talentFocus
management
Consoling to turnaround
Development for Higher
Management and
and improve the
performance

Highest
4& 5

Performance

Leadership Development

II

VII

Job A

POTENTIAL

High Potential
Leaders
Under
Achiever
3

III

V
Critical Resources

VIII
IV

VI
1& 2

Under
Performer

Core Contributor

IX
Lowest
1& 2

172

3& 4

5& 6

Job B
Box I & II, High Potential
Able to do the work at the next
organization level (promotion) in
1 2 years or sooner. Box VII
needs intense coaching and
counseling to turnaround for
demonstrating high performance.
Box III & V, High Professional
Able to do the manage bigger job
in the same organization level
(upgrading) l in the next 2-3
years or sooner. Box VIII needs
intense coaching and counseling
to turnaround.
Box IV & VI, High and Solid
Performer in their levels.
Need to be given more
challenging KPIs and
responsibilities to demonstrate
their increase in Potential Rating.
Will remain in the current
organization level.

Highest

26

Job C

Job D

Job E
1st Priority
2nd Priority
Posisi Penting

Required
Improvements

1
EI

Basic Practices

As Is

Kondisi

Program
pengembangan
diberikan sesuai
permintaan dan
disusun berdasarkan
anggaran, bukan
berdasarkan rencana
pengembangan.

3,80

GAP

Master plan pelatihan


dan pengembangan
sudah tersedia dan
telah dikomunikasikan.
Pelatihan diukur
berdasarkan jumlah
pelatihan yang
diberikan, bukan
keefektifan pelatihan.
174

GAP

2,60

6
To Be

3,67

2,33

FGD

As Is

Advanced
Practices

Good Practices

To Be
6,40

Pelatihan dan pengembangan


disusun berdasarkan
Competency Management dan
Performance Management,
dan telah didukung oleh HRIS.
Manager juga menjadi pelatih
internal.
Pelatihan diukur berdasarkan
efektivitas dan kualitas
pelatihan.

Pelatihan telah didukung


dengan sistem yang
terintegrasi secara
online dan real-time.
Level manajerial
membantu pegawai
dalam menyusun
Individual Development
Plan (IDP).

ROI program pelatihan &


pengembangan telah
diukur.

Audit untuk area Pengembangan & Pembelajaran akan meliputi:


Training Need Analysis

Proses Pengelolaan Training

Modul Training

Hubungan antara Pengembangan &


Pembelajaran dengan Sistem SDM Laiinya

Coaching and Counseling


DIMENSI

Tujuan

COACHING

COUNSELING

Membantu karyawan mengatasi

Membantu karyawan agar mampu

masalah kinerja karena

mengatasi masalah pribadi yang

kurangnya pengetahuan dan

mengganggu kinerja

keterampilan

Terjadi perubahan arah

bisnis sehingga tuntutan


terhadap kinerja karyawan
berubah

Diberikan
Ketika

Karyawan akan menjalani


sesi performance review

175

Karyawan tidak mau


mengerjakan tugas baru

kerjanya

Karyawan stress dengan


beban kerjanya

Karyawan diproyeksikan
menjadi star di unit

Karyawan mengalami demosi


jabatan

Karyawan sulit menentukan


prioritas dalam bekerja

sebelumnya

Karyawan membutuhkan
penguatan atas prestasinya

Terjadi perubahan imbalan


menjadi lebih kecil dari

Karyawan tidak memahami


standar kinerja yang dituntut

Terjadi reorganisasi, karyawan


di-PHK

Karyawan mengalami depresi


karena kegagalan di pekerjaan

Karyawan takut dipromosikan

Topik: Training Need Analysis


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Training Need Analysis (TNA) dilaksanakan dengan


mempertimbangkan kebutuhan unit kerja dan belum
melihat kebutuhan untuk menutup Competency Gap
(Gap Analysis).
Belum adanya rencana pengembangan individu.

Training biasanya dilakukan sebagai syarat untuk suatu


jabatan dan biasanya dilakukan saat karyawan akan
menduduki posisi tertentu.
Belum adanya analisa Competency Gap.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Di dalam Pedoman Pendidikan & Pelatihan Karyawan, halaman 15, disebutkan bahwa : Langkah pertama dalam
merancang kegiatan diklat adalah melalui analisis kebutuhan diklat (TNA) yaitu mengidentifikasi kesenjangan
yang terjadi antara kemampuan yang dipersyaratkan pada suatu jabatan dengan kemampuan yang dimiliki
karyawan yang menduduki jabatan tersebut (Gap Analysis) yang juga dipertegas dengan dokumen
Perencanaan DIKLAT (Dok. No: 03/05/05/00), akan tetapi dalam pelaksanaannya TNA hanya lebih mengacu
kepada kebutuhan unit daripada Competency Gap Analysis.
USULAN PERBAIKAN
Tersedianya rencana pengembangan kompetensi individual yang terkait dengan assessment, penilaian kinerja,
dan manajemen karir dan diperbaharui secara berkala.
Pelaksanaan TNA dengan mempertimbangkan kebutuhan unit kerja, Competency Gap dan juga rencana
pengembangan individu.
176

SAAT INI

USULAN AWAL

Analisis Kebutuhan Diklat


...... Analisis kebutuhan diklat mengidentifikasi
kesenjangan (gap) yang terjadi antara
kemampuan yang dipersyaratkan pada suatu
jabatan dengan kemampuan yang dimiliki
karyawan yang menduduki jabatan tersebut.
Dalam pelaksanaannya TNA
hanya lebih melihat kepada
kebutuhan unit daripada
Competency Gap Analysis

177

Competency/Skill Matrix yang memuat informasi


karyawan lengkap dengan individual
competency/skill gaps yang bisa dipakai untuk
rencana pengembangan individu dan TNA

Competency/Skill Matrix

ILUSTRASI

Topik: Modul Training (keselarasan dengan Model Kompetensi)

EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Silabus diklat masih belum mengacu kepada


Competency Model Jamsostek dan belum
memperhatikan strategi perusahaan secara
menyeluruh.

Diklat masih berdasarkan syarat jabatan, belum


berdasarkan kebutuhan karyawan. Sehingga
kelihatannya hanya karyawan-karyawan tertentu saja
yang dipanggil untuk mengikuti Diklat.

Diklat perlu meningkatkan pelaksanaan modul yang


mengunakan metode pelatihan yg lebih bersifat
experiential. Karena pembelajaran di lapangan akan
lebih cepat hasilnya daripada pemberian modul-modul
secara konvensional.

Sebaiknya modul Diklat disesuaikan dengan strategi


perusahaan dan rencana pengembangan individu.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Walaupun dalam Pedoman Diklat Karyawan telah disebutkan bahwa Kurikulum berbasis kompetensi menjadi
acuan bagi desain kurikulum diklat akan tetapi tidak ditemukan bukti-bukti bahwa silabus untuk diklat sudah
didesain berdasarkan Model Kompetensi Jamsostek.
USULAN PERBAIKAN

Pelaksanaan diklat dan silabusnya harus berdasarkan Model Kompetensi yang ada di Jamsostek supaya bisa
mendukung Visi, Misi dan Strategi Jamsostek.
Penggunaan metode pelatihan yang bersifat experiential dan berbasis pratikum harus lebih ditingkatkan, serta
diadakan on-the-job training (Developmental Activities) untuk meningkatkan skills dan competency dari para
178
karyawan.

SAAT INI

USULAN AWAL

Silabus untuk diklat masih belum berdasarkan Model


Kompetensi yang berlaku di Jamsostek.

Mendesain silabus diklat yang berdasarkan Model


Kompetensi lengkap dengan kegiatan untuk
peningkatan kompetensi

Masih kurangnya Development Activities yang


berbasis experential atau praktikum.
Materi Diklat

Nilai Perusahaan & Etika Kerja Vs Kompetensi


Perilaku

179

ILUSTRASI

Contoh kompetensi
yang di highlight
adalah
Achievement
Orientation

Topik: Proses Pengelolaan Training


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Pelatihan yang diberikan, terutama pelatihan teknis


masih dilaksanakan berdasarkan kelompok rumpun
pekerjaan dan belum melihat kepada Competency
Gap.

Sistem diklat per kelas berdasarkan rumpun


pekerjaan, sehingga pelaksanaan pelatihan baru bisa
dilaksanakan apabila jumlah peserta sudah mencapai
jumlah kuota.

Untuk beberapa tingkat pekerjaan, evaluasi pelatihan


sudah diberikan tetapi masih sebatas evaluasi dalam
bentuk tulisan, belum dengan mengimplementasikan
ke dalam proyek tertentu.

Perlu dilakukan peningkatan pengembangan &


pembelajaran sesuai kompetensi karyawan dan
dilakukan secara berkala.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Program diklat masih belum cukup fleksibel untuk bisa dipakai untuk menutupi Gap terhadap kompetensi atau
skill tertentu
Belum tersedianya kriteria kepesertaan training dan mekanisme pemilihan peserta diklat yang objektif.
Evaluasi pasca pelaksanaan diklat masih belum dilaksanakan dengan baik dan terpadu termasuk belum adanya
perhitungan Return on Investment (ROI)
USULAN PERBAIKAN
Program diklat harus dapat di customized (bisa memilih modul) agar bisa dipakai untuk menutup kesenjangan skill
dan kompetensi para karyawan Jamsostek secara berkala.
Tersedianya kriteria kepesertaan training, mekanisme pemilihan peserta serta evaluasi pasca pelaksanaan diklat
yang
180 objektif termasuk perhitungan ROI

Topik: Hubungan antara DIKLAT dengan Sistem SDM Laiinya

EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Belum adanya integrasi dan sinergi yang baik di antara


sistem-sistem SDM di Jamsostek, termasuk juga Diklat.

Belum adanya koordinasi yang baik antara Biro SDM


dan Diklat.

Saat ini diklat kelihatannya lebih berfungsi sebagai


Event Organizer dan belum berfungsi sebagaimana
mestinya.

Diharapkan SDM memiliki bank data dimana potensi


setiap pegawai dapat terdokumentasi dengan baik dan
dapat digunakan untuk evaluasi lebih lanjut atau
untuk talent mapping.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Proses diklat masih terlihat transactional dan belum terintegrasi dengan fungsi SDM yang lainnya seperti
pengelolaan karir, penilaian kinerja, model kompetensi.
Hasil kerja diklat masih belum dimanfaatkan dan digunakan oleh sistem SDM lainnya dengan baik. Contohnya hasil
assessment yang dilaksanakan oleh diklat masih belum dimanfaatkan dengan sepenuhnya.
USULAN PERBAIKAN
Dalam menjalankan fungsinya diklat harus menyelaraskan diri dengan visi, misi dan strategi perusahaan dan
mempunyai hubungan kerja yang erat dan terintegrasi dengan fungsi dan sistem SDM lainnya seperti Pengelolaan
Karir, Manajemen Suksesi, Talent Management, Model Kompetensi agar dapat menjalankan fungsinya dengan
efektif dan efisien.

181

SAAT INI

Proses Pengelolaan Training


Program diklat masih belum cukup fleksibel untuk
menutup Gap terhadap kompetensi atau skill
tertentu.
Belum tersedianya kriteria kepesertaan training
dan mekanisme pemilihan peserta diklat yang
objektif.

Evaluasi pasca pelaksanaan diklat masih belum


dilaksanakan dengan baik dan terpadu.

182

Hubungan Diklat & Sistem SDM


lainnya
Proses diklat masih terlihat transactionaldan
belum terintegrasi dengan fungsi SDM yang lainnya
seperti pengelolalan karir, penilaian kinerja,
kompetensi model.
Hasil kerja diklat masih belum dimanfaatkan dan
digunakan oleh sistem SDM lainnya dengan baik.
Contohnya hasil assessment yang dilaksanakan oleh
diklat masih belum dimanfaatkan dengan
sepenuhnya.

USULAN AWAL
Proses pelaksanaan diklat yang berkaitan erat dengan visi, misi dan strategi perusahaan dan mempunyai
hubungan kerja yang erat dan terintegrasi dengan fungsi dan sistem SDM lainya seperti Model Kompetensi,
Assessment, Penilaian Kinerja, Talent Management dan Manajemen Suksesi agar dapat menjalankan tugas
dan fungsinya dengan efektif dan efisien.

ILUSTRASI
Framework Pelaksanaan DIKLAT
yang terintegrasi dimana terdapat
hubungan dan sinergi yang baik
antara Diklat dan Sistem SDM lainnya

Termasuk mekanisme
dan evaluasi untuk
perhitungan ROI

183

Topik: Coaching and Counseling


EXECUTIVE INTERVIEW

FGD

Coaching and Counseling kurang ditekankan dan


dibudayakan sehingga tidak berjalan dengan baik.
Belum adanya proses monitoring, counseling, ataupun
coaching yang terstruktur sehingga pelaksanaannya
sangat bervariasi.

Panduan untuk melaksanakan Coaching and


Counseling sudah ada akan tetapi belum
terimplementasikan dengan baik sehingga pelaksanaan
belum terstruktur dan bahkan ada banyak unit yang
tidak menjalankannya.
Coaching and Counseling hanya dilakukan apabila ada
bawahan yang melakukan kesalahan atau pelanggaran.

HASIL AUDIT DOKUMENTASI


Juknis Coaching and Counseling memang sudah ada akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan yang harus
diperbaiki. Di dalam Juknis tersebut Coaching and Counseling tujuannya untuk Membantu karyawan mengatasi
masalah kinerja karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan padahal Coaching and Counseling seharusnya
bisa juga dipakai untuk memberikan dorongan kepada potensial star performer.
USULAN PERBAIKAN
Juknis Coaching and Counseling harus diperbaiki (dan dengan adanya Peta Karir dan sistem penilaian kinerja
yang baik) akan bisa digunakan oleh atasan untuk melakukan pembinaan karir terhadap bawahannya. Diklat bisa
bekerja sama dengan SDM dan memanfaatkan mekanisme ini untuk membantu pelaksanaan on-the-job training.
184

SAAT INI

USULAN AWAL

Juknis Coaching and Counseling memang sudah ada


akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan
yang harus diperbaiki termasuk mekanisme
pelaksanaannya.
Saat ini Coaching and Counseling lebih banyak
diterapkan untuk memperbaiki kesalahan dan belum
digunakan secara efektif untuk pengelolaan karir
DIMENSI

COACHING

COUNSELING

Membantu karyawan mengatasi Membantu karyawan agar mampu


Tujuan

masalah kinerja karena

mengatasi masalah pribadi yang

kurangnya pengetahuan dan

mengganggu kinerja

keterampilan
Terjadi perubahan arah

bisnis sehingga tuntutan


terhadap kinerja karyawan
berubah
Karyawan tidak memahami

standar kinerja yang dituntut


Karyawan membutuhkan

Diberikan
Ketika

penguatan atas prestasinya


Karyawan sulit menentukan

prioritas dalam bekerja


Karyawan diproyeksikan

menjadi star di unit


kerjanya
Karyawan akan menjalani

sesi performance review

185

Terjadi reorganisasi, karyawan

di-PHK
Terjadi perubahan imbalan

menjadi lebih kecil dari


sebelumnya
Karyawan mengalami demosi

jabatan
Karyawan stress dengan

beban kerjanya
Karyawan tidak mau

mengerjakan tugas baru


Karyawan mengalami depresi

karena kegagalan di pekerjaan


Karyawan takut dipromosikan

Tujuan Coaching
seperti yang
tertera di Juknis
lebih mengarah
kepada mengatasi
masalah kinerja

Juknis Coaching and Counseling harus diperbaiki


(dan dengan adanya Peta Karir yang jelas dan
sistem penilaian kinerja yang baik) akan bisa
digunakan oleh atasan untuk melakukan
pembinaan karir terhadap bawahannya. Diklat bisa
bekerja sama dengan SDM dan memanfaatkan
mekanisme ini untuk membantu pelaksanaan on
the job training/development dan Talent
Management dan tentunya Pengelolaan Karir.
Pengintegrasian Coaching & Counceling ke dalam
Proses Diklat

Coaching &
Counseling

186

Berdasarkan hasil EI, FGD dan Audit Dokumentasi dapat disimpulkan bahwa SDM
Jamsostek perlu mengadakan perbaikan dan penyempurnaan menyangkut hal-hal
berikut ini:

CONTENTS
Berdasarkan hasil audit, SDM Jamsostek telah memiliki sebagian besar dari programprogram SDM akan tetapi terdapat beberapa bagian yang harus diperbaiki dan
disempurnakan agar SDM bisa berfungsi lebih optimal, menjadi partner dan bukan
hanya menjalankan fungsi administratif

IMPLEMENTASI
Beberapa program SDM Jamsostek sudah cukup baik dan bisa disetarakan sebagai
Good Practice akan tetapi, beradasarkan hasil EI dan FGD, implementasi sering
belum dirasakan sehingga program SDM belum berfungsi secara optimal

ALIGNMENT
Program SDM disusun secara silo sehingga belum terintegrasi satu sama lain.
Jamsostek diusulkan memiliki HRIS agar dapat membantu integrasi dan sinergi dari
program-program SDM serta mengurangi pekerjaan administratif.

Better Than
Market Surpluses

Grading

Kompensasi
Tetap
Manajemen
Kinerja

Equal To
Market

Pengembangan
dan Pembelajaran

Kompensasi
Variabel

Worse Than
Market
Needed to Play

Talent
Management

Needed To Compete

Model
Kompetensi

Manajemen Karir

HRIS

Gap
Needed to Win

189

No.

Tindak Lanjut

Due Date

Keterangan

1.

Penyusunan HC Road Map

18 Oct 2013

Akan dimulai pada tanggal 2 October

2.

Meeting dan Diskusi dengan Tim


Proyek

18 Oct 2013

3.

Presentasi Hasil HC Roadmap ke


Steering Committee

25 Oct 2013

190

191

Daniel Wong

Jolanda J. Sadrach

HP

HP
E-mail

E-mail

: +62-816-4839-326 (Indonesia)
+60-17-853-3188 (Malaysia)
: daniel_wong@srwasia.com

Indonesia Office:

: +62-813-1030-4875
: jolanda_sadrach@srwasia.com

Malaysia Office:
1st

Wisma Surya Kemang,


Floor
Jl. Kemang Raya No.33
Jakarta 12730, Indonesia
Tel : +62-21-719-2580
Fax : +62-21-719-2532

W-09-12, Menara Melawangi,


Amcorp Trade Centre
No.18 Jalan Persiaran Barat
46050 Petaling Jaya, Selangor Darul Ehsan,
Tel : +60-3-79548299
Fax : +60-3- 79547299|

www.srwasia.com
192

All rights reserved. No part of this document may be reproduced, distributed or transmitted in any form or by any means now known or to be invented, including
photocopying or by any information storage or retrieval system without written permission from SRW&Co.

Lampiran

Demografi Job Grade vs People Grade

-1
33%

-2
24%

>-2
7%

Match
35%
+1
1%

>-2

194

-2

-1

Match

+1

Job Grade vs
People Grade

Jumlah

Persentase

+1

35

1.30%

Match

942

34.93%

-1

885

32.81%

-2

639

23.69%

>-2

196

7.27%

700
622

Jumlah Karyawan

600
590

500
400
300

100
0
0

21

22

118

21

23
17

81

17

17

200

30
37

76

168
119

71
26

164
9

77

89

71

38

50

102

67

67

75

19

93
0

Grade

14

28

10

14

90

36

0
0

0
0

0
0

0
0

>50 Tahun
46-50 Tahun
41-45 Tahun
31-40 Tahun

21-30 Tahun

Range
Usia

Lampiran

Data karyawan:
Urusan Tata Laksana Hukum
Urusan Permasalahan Hukum
Urusan Kepatuhan
Struktur Organisasi
Urusan Hukum Perusahaan
Urusan Bantuan Hukum
Urusan Kepatuhan
Urusan Tata Laksana Hukum di data karyawan diasumsikan sebagai Urusan Hukum
Perusahaan, sedangkan Urusan Permasalah Hukum di data karyawan sebagai Urusan
Bantuan Hukum
197

Biro Pengelolaan dan Pengembangan Kompetensi ditulis sebagai Biro


Diklat, dengan perbedaan:
Data karyawan:
Urusan Penyelenggaraan Diklat
Urusan Perencanaan dan Evaluasi Diklat
Struktur Organisasi
Urusan Pengelolaan Kompetensi SDM
Urusan Pengembangan SDM
Analis Pengembangan Kompetensi
Urusan Penyelenggaraan Diklat di data karyawan diasumsikan sebagai Urusan Pengelolaan
Kompetensi, sedangkan Urusan Perencanaan Dan Evaluasi Diklat di data karyawan sebagai
Urusan Bantuan Hukum

198

Urusan Knowledge Management & Kemitraan Strategis tidak ada dalam data
karyawan.
Data karyawan:
Urusan Penelitian dan Perencanaan
Urusan Pengembangan Manajemen Pengelolaan Sistem Manajemen
Urusan Hubungan Kelembagaan Knowledge Management dan
Kemitraan Strategis
Struktur Organisasi
Urusan Perencanaan Korporat
Urusan Pengelolaan Sistem Manajemen
Urusan Knowledge Management dan Kemitraan Strategis
Analis Perencanaan Strategis
199

Data karyawan:
Urusan Perencanaan dan Administrasi Inventaris
Urusan Pemeliharaan Inventaris
Urusan Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Struktur Organisasi
Urusan Perencanaan dan Pengendalian Aset
Urusan Layanan Umum
Analis

200

Berbeda dengan desain struktur organisasi, ada Biro Pengendalian Keuangan


di bawah Direktorat Keuangan, dengan Struktur Organisasi di bawahnya
sebagai berikut:
Urusan Pengendalian RKAP Urusan Anggaran
Urusan Pengendalian Kinerja Unit

Ada beberapa posisi yang masuk


ke ANGGARAN
dalamKANTOR
BiroPUSAT
Pengendalian Keuangan
PENATA UTAMA
yang berasal dari unit kerjaIT ENGINEER
lain:
PENATA UTAMA PEMANTAUAN KINERJA
PENATA UTAMA KOMUNIKASI KORPORAT
PENATA UTAMA CSR
KA UR PENGELOLAAN ASET DALAM PENGAWASAN KHUSUS
PENATA UTAMA PENGELOLAAN ASET DALAM PENGAWASAN
KHUSUS 3

201

PENATA UTAMA PEMASARAN INFORMAL WILAYAH 2

Data karyawan:
Urusan Pelaksanaan Non Pelelangan
Urusan Pelaksanaan Pelelangan
Urusan Perencanaan dan Pengadaan
Struktur Organisasi
Urusan Perencanaan dan Pengendalian Pengadaan
Urusan Pelaksanaan Pengadaan
Urusan Pengelolaan Kontrak dan Vendor
Analis Pengadaan

202

Nama posisi di data karyawan yang tidak sesuai dengan dengan dokumen hasil evaluasi jabatan
(KEPUTUSAN DIREKSI PT. JAMSOSTEK (PERSERO) NOMOR: KEP/ 121 /042013)

Divisi/Biro

Nama Posisi di Data karyawan

Nama Posisi di Sistem Evaluasi


Jabatan

Manajemen Risiko

Penata Utama Analisa Risiko


Keuangan & Investasi

Spesialis Analisa Risiko Keuangan


Spesialis Analisa Risiko Investasi

Pengadaan (Urusan
Perencanaan & Pengendalian
Pengadaan)

Spesialis Perencanaan
Pengadaan

Spesialis Perencanaan Pengadaan


Penata Utama Pengendalian
Pengadaan

Pengadaan (Urusan
Pelaksanaan Pengadaan)

Penata Utama Pengadaan


Lelang
Penata Utama Pengadaan NonLelang

Spesialis Pengadaan Lelang


Penata Utama Pengadaan NonLelang

203

Divisi/Biro

Nama Posisi di Data karyawan

Nama Posisi di Sistem Evaluasi


Jabatan

Biro Perencanaan Strategis


(Urusan Knowledge
Management & Kemitraan
Strategis)

Penata Utama Hubungan


Kelembagaan
Penata Utama Knowledge
Management
Penata Utama Pengadaan NonLelang
Spesialis Knowledge
Management

Spesialis Hubungan Kelembagaan


Spesialis Knowledge Management

Biro Perencanaan Strategis


(Urusan Perencanaan Korporat)

Spesialis Perencanaan Korporat


Penata Utama Pemantauan
Kinerja

Spesialis Perencanaan Korporat


Spesialis Pemantauan Kinerja

Biro Perencanaan Strategis


(Urusan Pengelolaan Sistem
Manajemen)

Penata Utama Pengembangan


Sistem Manajemen Mutu
Penata Utama Pengembangan
dan Pemantauan Proses Bisnis
Spesialis Pengembangan dan
Pemantauan Proses Bisnis

Spesialis Pengembangan Sistem


Manajemen Mutu
Spesialis Pengembangan dan
Pemantauan Proses Bisnis

204

Divisi/Biro

Nama Posisi di Data karyawan

Nama Posisi di Sistem Evaluasi


Jabatan

Biro Pengelolaan Aset dan


Layanan Umum (Urusan
Perencanaan dan Pengendalian
Aset)

Spesialis Perencanaan dan


Pengelolaan Aset
Penata Utama Perencanaan &
Pengelolaan Aset

Penata Utama Perencanaan &


Pengelolaan Aset
Penata Utama Pencatatan &
Pelaporan Aset

Biro Pengelolaan Aset dan


Layanan Umum (Urusan
Layanan Umum)

Penata Madya Distribusi &


Penyimpanan
Penata Madya Pemeliharaan
Aset
Staf Layanan Umum
Pemeliharaan

Penata Madya Distribusi &


Penyimpanan
Penata Utama Pemeliharaan Aset

205

Ada beberapa perbedaan dalam dokumen struktur organisasi (file Struktur Organisasi Mikro.pptx)
dengan dokumen hasil evaluasi jabatan (KEPUTUSAN DIREKSI PT. JAMSOSTEK (PERSERO) NOMOR: KEP/
121 /042013
Divisi/Biro

206

Nama Posisi di Struktur Organisasi

Nama Posisi di Sistem Evaluasi


Jabatan

Manajemen Risiko

Kepala Urusan Kebijakan dan


Manajemen Risiko

Kepala Urusan Kebijakan dan Laporan


Manajemen Risiko

Akuntansi

Penata Utama Keuangan


Wilayah/Cabang PKP

Penata Utama Laporan Keuangan


Wilayah/Cabang PKP

Pengadaan

Penata Utama Pengadaan Lelang

Spesialis Pengadaan Lelang

Kantor Wilayah I dan II

Spesialis Account Wilayah

Spesialis Management Account

Kantor Cabang Kelas II

Penata Madya Pemasaran Informal


Khusus

(Tidak ada posisi Penata Madya


Pemasaran Informal Khusus)

Kantor Cabang Kelas II


dan III

Marketing Officer
Relationship officer

(Tidak ada posisi Marketing Officer


dan Relationship Officer di Kantor
Cabang Kelas II dan III)

Analis Pengembangan Kompetensi


(di Biro Pengelolaan dan
Pengembangan Kompetensi)

Analis Pengembangan dan


Pengelolaan Kompetensi (di Biro SDM)

Ada posisi yang ditambahkan di data karyawan karena karyawan yang


menduduki posisi tersebut jauh di bawah job grade. Sebagai contoh:
Job grade Spesialis Pengadaan Lelang adalah 12.
Namun di data karyawan tidak ada Spesialis Pengadaan
Lelang, melainkan Penata Utama Pengadaan Lelang (tidak ada job
grade). People grade pemegang jabatan di posisi ini adalah 8.

207

Posisi yang ada dalam struktur organisasi, namun tidak ada hasil sistem
evaluasi jabatan:
Transformation Officer

Posisi yang tidak ada dalam struktur organisasi maupun hasil sistem evaluasi
jabatan:
Staf Umum (Kantor Cabang)

208

Demografi Golongan
XII
3,37%

IX
5,45%
VIII
17,00%

X
6,96%

XI
7,86%

VII
13,19%

XIII
2,02%
XIV
XV 0,67%
0,22%
0,00%
IV
8,50%

VI
15,75%

V
16,39%

III
2,60%

Golongan

Jumlah

Persentase

III

81

2.60%

IV

265

8.50%

511

16.39%

VI

491

15.75%

VII

411

13.19%

VIII

530

17.00%

IX

170

5.45%

217

6.96%

XI

245

7.86%

XII

105

3.37%

XIII

63

2.02%

XIV

21

0.67%

XV

0.22%

210

Grade

Keseluruhan

Kantor Pusat

Kantor Wilayah
dan Cabang

18

18

17

17

16

58

55

15

38

32

14

13

30

27

12

34

22

12

11

54

46

10

46

32

14

27

10

17

25

20

10

Lampiran

No

Grade

Tunjangan

No

Jabatan

Tunjangan

1a

13,444,000

Kepala Divisi/Biro, Kepala Kantor Wilayah

7,500,000

1b

11,844,000

Wakil Kepala Biro

6,000,000

2a

10,405,000

Staff Senior Manajemen

4,000,000

2b

9,112,000

Kepala Urusan

2,500,000

2c

7,949,000

3a

6,904,000

Kepala di Wilayah

2,500,000

3b

5,964,000

Kepala Kantor Cabang Kelas 1

3,000,000

4a

5,119,000

Kepala Kantor Cabang Kelas 2

2,500,000

4b

4,359,000

Kepala Kantor Cabang Kelas 3

1,750,000

10

4c

3,676,000

Kepala Kantor Cabang Pembantu

1,000,000

11

5a

3,123,000

12

5b

2,681,000

13

5c

2,309,000

212

10

Kepala Bidang Cabang Kelas 1

1,250,000

11

Kepala Bidang Cabang Kelas 2

1,000,000

14

6a

1,997,000

12

Kepala Bidang Cabang Kelas 3

800,000

15

6b

1,716,000

16

6c

1,500,000

213

214

Sumber data karyawan JAMSOSTEK per


tanggal 13 September 2013
P25

COMPARATIO
P50

P75

37%

28%

21%

46%

36%

27%

Total posisi yang


dianalisis :
Grade 16 = 4 orang
Grade 15 = 3 orang

215

P25

COMPARATIO
P50

P75

186%

134%

100%

185%

139%

104%

Benchmark Positions :
- Accounting Manager
- Budget Manager
- Treasury Manager
- Tax Manager

P25

COMPARATIO
P50

P75

243%

174%

121%

243%

183%

126%

Market Analysis :
Gaji Pokok untuk jabatan Kepala Urusan di grade 15 dan 16
berada di bawah P25 market, akan tetapi Total Guaranteed Cash
dan Total Cash sangat kompetitif yaitu berada di P75 ke atas
market

Sumber data karyawan JAMSOSTEK per


tanggal 13 September 2013
P25

COMPARATIO
P50

P75

129%

73%

60%

86%

49%

40%

Total posisi yang


dianalisis :
Grade 10 = 2 orang
Grade 9 = 3 orang

216

P25

COMPARATIO
P50

P75

368%

249%

163%

280%

189%

124%

P25

COMPARATIO
P50

P75

492%

332%

161%

372%

251%

121%

Benchmark Positions :

Market Analysis :

- Accounts
Payable/Receivable
Supervisor

Gaji Pokok untuk jabatan Penata Utama Verifikasi Kas/Bank di


grade 10 berada di bawah P50 market sedangkan di grade 9
berada di bawah P25 market, akan tetapi Total Guaranteed Cash
dan Total Cash sangat kompetitif yaitu berada di atas P75 market

Sumber data karyawan JAMSOSTEK per


tanggal 13 September 2013
P25

COMPARATIO
P50

P75

45%

31%

25%

45%

32%

25%

Total posisi yang


dianalisis :
Grade 10 = 2 orang
Grade 9 = 2 orang

217

P25

COMPARATIO
P50

P75

162%

113%

92%

150%

104%

85%

P25

COMPARATIO
P50

P75

205%

144%

112%

180%

127%

99%

Benchmark Positions :

Market Analysis :

- Tax Supervisor

Gaji Pokok untuk jabatan Penata Utama Analisa Pajak di grade 9


dan 10 berada di bawah P25 market, akan tetapi Total
Guaranteed Cash berada di atas P50 market sedangkan Total
Cash berada di P75 market ke atas

Sumber data karyawan JAMSOSTEK per


tanggal 13 September 2013
P25

COMPARATIO
P50

P75

55%

38%

27%

60%

41%

47%

32%

Total posisi yang


dianalisis :
Grade 10 = 2 orang
Grade 9 = 6 orang
Grade 8 = 3 orang

218

P25

COMPARATIO
P50

P25

COMPARATIO
P50

P75

213%

145%

98%

P75

263%

180%

122%

30%

205%

139%

94%

240%

164%

112%

23%

173%

117%

80%

215%

147%

100%

Benchmark Positions :

Market Analysis :

- Accounting
Supervisor

Gaji Pokok untuk jabatan Penata Utama Laporan Keuangan di


grade 8, 9 dan 10 berada di bawah P25 market, akan tetapi Total
Guaranteed Cash berada di antara P50 dan P75 market
sedangkan Total Cash berada di P75 market ke atas

Sumber data karyawan JAMSOSTEK per


tanggal 13 September 2013
P25

COMPARATIO
P50

P75

75%

49%

32%

62%

40%

26%

Total posisi yang


dianalisis :
Grade 9 = 2 orang
Grade 8 = 2 orang

219

P25

COMPARATIO
P50

P75

274%

172%

115%

235%

147%

98%

P25

COMPARATIO
P50

P75

347%

225%

148%

297%

192%

126%

Benchmark Positions :

Market Analysis :

- Senior Accountant

Gaji Pokok untuk jabatan Penata Utama Akuntansi di grade 8 dan


9 berada di bawah P25 market, akan tetapi Total Guaranteed
Cash berada di P50 market ke atas sedangkan Total Cash berada
di atas P75 market

Sumber data karyawan JAMSOSTEK per


tanggal 13 September 2013
P25

COMPARATIO
P50

P75

47%

35%

26%

45%

34%

25%

Total posisi yang


dianalisis :
Grade 9 = 4 orang
Grade 8 = 1 orang

220

P25

COMPARATIO
P50

P75

178%

113%

75%

166%

105%

70%

P25

COMPARATIO
P50

P75

220%

139%

78%

205%

130%

73%

Benchmark Positions :

Market Analysis :

- Treasury Supervisor

Gaji Pokok untuk jabatan Penata Utama Settlement/Custody di


grade 8 dan 9 berada di bawah P25 market, akan tetapi Total
Guaranteed Cash berada sedikit di atas P50 market sedangkan
Total Cash berada di antara P50 dan P75 market

Lampiran

SAAT INI
Performance 2010
Unit Kerja

Performance 2011

Performance 2012

Mean

Median

Standard
Deviation

Mean

Median

Standard
Deviation

Mean

Median

Standard
Deviation

DIREKTORAT UTAMA

4,244

4,300

,448

4,627

4,600

,367

4,705

4,650

,354

INVESTASI

4,417

4,480

,300

4,610

4,640

,253

4,684

4,690

,240

KANTOR CABANG

4,017

3,990

,423

4,265

4,330

,366

4,419

4,450

,305

KANTOR WILAYAH

4,017

4,100

,452

4,258

4,340

,450

4,469

4,500

,301

KEPESERTAAN

4,069

4,100

,339

4,405

4,405

,289

4,579

4,540

,312

KEUANGAN

4,160

4,180

,459

4,475

4,465

,167

4,639

4,585

,316

PERENCANAAN PENGEMBANGAN
& INF

4,123

4,245

,370

4,620

4,660

,316

4,619

4,625

,309

UMUM DAN SDM

4,037

4,050

,354

4,393

4,455

,266

4,622

4,600

,316

222

SAAT INI

Performance 2010
Pangkat

Performance 2011

Performance 2012

Mean

Standard
Deviation

Mean

Standard
Deviation

Mean

Standard
Deviation

STAF

3,734

0,527

4,004

0,314

4,264

0,287

OFFICER

3,960

0,340

4,198

0,403

4,390

0,246

SENIOR OFFICER

4,024

0,408

4,279

0,364

4,455

0,251

ASSISTANT MANAGER

4,082

0,449

4,338

0,381

4,452

0,376

JUNIOR MANAGER

4,085

0,418

4,343

0,362

4,465

0,343

MANAGER

4,036

0,454

4,358

0,351

4,446

0,433

SENIOR MANAGER

4,091

0,399

4,261

0,377

4,390

0,464

ASSISTANT VICE PRESIDENT

4,159

0,416

4,374

0,431

4,479

0,661

VICE PRESIDENT

4,077

0,350

4,212

0,393

4,354

0,730

SENIOR VICE PRESIDENT

4,207

0,389

4,699

0,548

4,656

0,292

223

Lampiran

SAAT INI
Dalam pelaksanaannya TNA
hanya lebih melihat kepada
kebutuhan unit daripada
Competency Gap Analysis

225

USULAN AWAL

Memuat informasi semua


karyawan lengkap dengan
individual
skill/competency gaps

226

SAAT INI

227

SAAT INI

228

USULAN AWAL
Contoh Silabus diklat yang berdasarkan Model Kompetensi lengkap dengan kegiatan untuk peningkatan kompetensi

229

USULAN AWAL
Framework Pelaksanaan DIKLAT yang terintegrasi dimana terdapat hubungan dan sinergi yang baik antara Diklat dan
Sistem SDM lainnya

Termasuk mekanisme
dan evaluasi untuk
perhitungan ROI

230

SAAT INI
DIMENSI

COACHING

COUNSELING

Membantu karyawan mengatasi Membantu karyawan agar mampu


Tujuan

masalah kinerja karena

mengatasi masalah pribadi yang

kurangnya pengetahuan dan

mengganggu kinerja

keterampilan
Terjadi perubahan arah

bisnis sehingga tuntutan


terhadap kinerja karyawan
berubah
Karyawan tidak memahami

standar kinerja yang dituntut


Karyawan membutuhkan

Diberikan
Ketika

penguatan atas prestasinya


Karyawan sulit menentukan

prioritas dalam bekerja


Karyawan diproyeksikan

menjadi star di unit


kerjanya
Karyawan akan menjalani

sesi performance review

231

Terjadi reorganisasi, karyawan

di-PHK
Terjadi perubahan imbalan

menjadi lebih kecil dari


sebelumnya
Karyawan mengalami demosi

jabatan
Karyawan stress dengan

beban kerjanya
Karyawan tidak mau

mengerjakan tugas baru


Karyawan mengalami depresi

karena kegagalan di pekerjaan


Karyawan takut dipromosikan

Tujuan Coaching seperti yang tertera di


Juknis lebih fokus dalam mengatasi
masalah kinerja

USULAN AWAL

Pengintegrasian Coaching & Counceling ke dalam Proses Diklat

Coaching &
Counseling

232

Vous aimerez peut-être aussi