Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Etika Profesi dan Tata Kelola
Korporat dengan dosen Supriyanto Ilyas, S.E., M.Si., Ak., CA.
Disusun Oleh :
151502051 Pipit Pitrasari Nurjanah
151502058 Yuni Trisnaeni Sudianti
151402065 Vardarina
KELAS A
BAB I
PENDAHULUAN
jasa
akuntan
public
untuk
melaksanakan
audit
demi
memenuhi
BAB II
PEMBAHASAN
akan
dipegang
teguh
oleh
seluruh
anggota
kelompok
tertentu.
Sedangkan kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi. Kode etik
akuntansi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari profesi akuntansi, sehingga kode
etik bagai kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin
mutu moral profesi akuntansi dimata masyarakat.
Dua sasaran pokok dari kode etik yaitu:
(1) kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik
secara disengaja ataupun tidak disengaja dari kaum profesional
(2) kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku buruk orang-orang
yang mengaku diri profesional.
Tujuan
profesi
akuntansi
adalah
memenuhi
tanggung-jawabnya
dengan
standar
terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu :
1. Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh
pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
3. Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan
diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
4. Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka
etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
2.1.1 Kode Perilaku Profesional
Kode etik profesi di definisikan sebagai pegangan umum yang mengikat setiap anggota,
serta suatu pola bertindak yang berlaku bagi setiap anggota profesinya. Alasan utama
diperlukannya tingkat tindakan profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan
keyakinan publik atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang masing
masing individu yang menyediakan layanan tersebut. Kode perilaku profesional terdiri dari :
Prinsip prinsip, peraturan etika, interpretasi atas peraturan etika dan kaidah etika.
Prinsip Prinsip Etika IFAC, AICPA, dan IAI
Kode Perilaku Profesional AICPA terdiri atas dua bagian:
a.
b.
berarti
konsekuensi
cedera,
seperti
hilangnya
informasi
yang
tidak
diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan yang tidak
diinginkan.
c. Bersikap jujur dan dapat dipercaya
Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan suatu
organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.
d. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang
lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.
e. Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.
Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian lisensi dilarang
oleh hukum di setiap keadaan.
Etika Akuntan Profesional| 6
hasil dari hubungan bisnis professional seharusnya tidak boleh digunakan untuk kepentingan
pribadi para akuntan professional atau pihak ketiga.
e) Perilaku Profesional
seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan peraturan-peraturan terkait dan
seharusnya menghindari tindakan yang bisa mendeskreditkan profesi.
Prinsip prinsip etika menurut AICPA sebagai berikut :
a.
Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai professional, anggota harus menerapkan
profesionalisme.
Integritas
untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat, anggota harus melakukan
1.
2.
Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada
publik,
mengormati
kepercayaan
publik,
dan
menunjukkan
komitmen
atas
profesionalisme.
Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani
anggota secara keseluruhan.
3.
Integritas
Integritas adalah suatu satu kesatuan yang mendasari munculnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan standar bagi
anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Untuk memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus menjaga tingkat integritasnya dengan
terus memaksimalkan kinerjanya serta mematuhi apa yang telah menjadi tanggung jawabnya.
4.
Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota berdasarkan apa yang telah pemberi nilai dapatkan. Prinsip objektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias,
serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.
5.
6.
Kerahasiaan
Dalam kegiatan umum auditor merupakan memeriksa beberapa yang seharusnya tidak
boleh orang banyak tahu, namun demi keprofesionalitasannya, para auditor wajib menjaga
kerahasiaan para klien yang diauditnya. Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan
informasi yang diperoleh selam melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan. Anggota mempunyai kewajiban untuk
memastikan bahwa staff di bawah pengawasannya dan orang- orang yang diminta nasihat dan
bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan.
7.
Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menghindari perbuatan atau tingkah laku yang dapat mendiskreditkan
atau mengurangi tingkat profesi harus dipenuhi oleh anggota sebgai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan
masyarakat umum.
8.
Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan profesionalitasnya sesuai dengan standar teknis dan
standar professional yang ditetapkan secara relevan. Standar teknis dan standar professional yang
harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International Federation of
Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang relevan.
Interpretasi Etika
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang
dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan
untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau
Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.
Kepatuhan
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat
terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping
itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh
opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh
organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga
harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur
bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi Etika
Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang
membingungkan. Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk
berargumentasi secara rasional dan kritis. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap
yang wajar dalam suasana pluralisme.
Faktor faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika
a. Kebutuhan Individu
b. Tidak Ada Pedoman
Etika Akuntan Profesional| 11
Pusatkan perhatian pada reputasi jangka panjang. Disini harus diingat bahwa reputasi adalah
Untuk lebih memahami kode etik yang diterapkan oleh IFAC ini, maka Brooks (2007)
memberikan pendekatan cara memahami filosofi Kode Etik IFAC sebagai berikut:
1. Memahami Struktur Kode Etik
2. Memahami Kerangka Dasar Kode Etik untuk melakukan penilaian yang bijak
3. Proses menjamin independensi pikiran (independence in mind) dan independensi
penampilan (independence in appearance).
Kerangka Dasar Kode Etik IFAC dapat dijelaskan sebgai berikut:
1. Ciri yang membedakan profesi akuntan (atasan), yaitu kesadaran bahwa kewajiban
akuntan yaitu untuk melayani kepentingan public
2. Harus dipahami bahwa tanggung jawab akuntan tidak secara ekslusif hanya melayani
klien (dari sudut pandang akuntan public), atau hanya melayani atasan (dari sudut
pandang akuntan bisnis). Melainkan melayani kepentingan public dalam arti luas.
Pengertian public bagi akuntan terdiri dari atas klien, manajemen (atasan), kreditur,
investor, pemerintah, karyawan, masyarakat bisnis, dan keuangan, media masa, pada
pemerhati bisnis dan ekonomi, para aktivis dan sebagainya.
3. Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan profesionalisme,
kinerja dan kepentingan public
4. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan empat kebutuhan dasar, yaitu kredibilitas,
profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan kerahasiaan.
5. Keseluruhan hal tersebut hanya dapat dicapai bila profesi akuntan dilandasi oleh prinsipprinsip perilaku fundamental, yaitu terdiri atas: integritas, objectivitas, kompetensi
professional dan kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku professional, dan standar teknis.
6. Namun, prinsip-prinsip fundamental pada butir (5) hanya dapat diterapkan jika akuntan
mempunyai sikap independen, baik independen dalam pikiran (independence in mind)
maupun independen dalam penampilan (independence in appearance)
2.2.1 Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesi
SEKSI 110 PRINSIP INTEGRITAS
110.1 Prinsip integritas mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil
dalam hubungan professional dan hubungan bisnisnya.
110.2 Praktisis tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi
lainnya yang diyakininya terdapat:
a. Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan
b. Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati
c. Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas
informaso yang seharusnya diungkapkan
110.3 Praktisi tidak melanggar paragraph 110.2 dan Kode Etik ini jika ia
memberikan laporan yang dimodifikasi atas hal-hal yang diatur dalam
paragraph 110.2 tersebut
SEKSI 120 PRINSIP OBJEKTIVITAS
120.1 Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan
subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak
layak dari
atau
pertimbangan bisnisnya
120.2 Praktisis mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi
objektivitasnya. Karena beragamnya situasi tersebut, tidak
mungkin untuk
dapat mengakibatkan
profesionalnya.
SEKSI 130 PRINSIP KOMPETENSI SERTA SIKAP KECERMATAN DAN
KEHATI-HATIAN PROFESIONAL
130.1 Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian professional
mewajibkan setiap praktisi untuk
a) Memelihara
pengetahuan
dan
keahlian
professional
yang
yang
berkelanjutan
terhadap
perkembangan
teknis
professional
pendidikan
professional
meningkatkan dan
yang
berkelanjutan
sangat
diperlukan
untuk
sosialnya.
Setiap
praktisi
harus
waspada
terhadap
140.4 Setiap
informasi
praktisi
harus
mempertimbangkan
pentingnya
kerahasiaan
140.5 Setiap praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu
untuk memastikan terlaksananya prinsip kerahasiaan oleh mereka yang
bekerja di bawah wewenangnya, serta pihak lain yang memberikan saran
dan bantuan profesionalnya.
140.6 Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus berlanjut, bahkan
setelah berakhirnya hubingan antara praktisi dengan klien atau pemberi
kerja. Ketika berpindah kerja atau memperoleh klien baru, praktisi berhak
untuk menggunakan pengalaman yang diperoleh sebelumnya. Namun
demilian, praktisi tetap tidak boleh menggunakan atau mengungkapkan
setiap informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh sebelumnya dari
hubungan professional atau hubungan bisnis.
Etika Akuntan Profesional| 16
dapat berupa
informasi
keuangan
atau
informasi
manajemen,
misalnya,
surat manajemen
320.2 Seorang akuntan profesional dalam bisnis yang memiliki tanggung jawab untuk
persiapan atau persetujuan laporan keuangan untuk tujuan umum dari
suatu
yang telah
320.3 Seorang akuntan profesional dalam bisnis harus mengambil langkah-langkah yang
wajar untuk menjaga informasi untuk akuntan profesional dalam bisnis
bertanggung jawab dengan cara :
a) Menjelaskan dengan jelas sifat sebenarnya dari transaksi bisnis, aset, atau
kewajiban;
b) Mengklasifikasikan dan mencatat informasi secara tepat waktu dan tepat, dan
c) Mewakili fakta-fakta secara akurat dan lengkap dalam semua hal yang
material.
320.4 Ancaman terhadap kepatuhan dengan prinsip-prinsip dasar, misalnya, selfinterest
atau intimidasi ancaman terhadap objektivitas atau kompetensi profesional dan
kehati-hatian, diciptakan di mana seorang akuntan profesional dalam bisnis
ditekan(baik eksternal atau dengan kemungkinan keuntungan pribadi ) menjadi terkait
dengan menyesatkan informasi atau menjadi terkait dengan informasi yang
menyesatkan melalui tindakan orang lain .
320.5 Pentingnya ancaman tersebut akan tergantung pada faktor-faktor seperti sumber
tekanan dan sejauh mana informasi tersebut, atau mungkin, bisa
menyesatkan. Arti
penting
dari
ancaman
harus
dievaluasi
dan
diterapkan
yang relevan.
320.6 Bila tidak mungkin untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima,
seorang akuntan profesional dalam bisnis akan menolak atau tetap
berhubungan
menyesatkan.
terkait dengan
profesional dalam
dari
untuk melaporkan,
mendapatkan nasihat
hukum.
Selain
itu,
akuntan
profesional
dapat
mengundurkan diri.
yang
pelatihan
dalam bisnis
atau
dalam bisnis
gagal untuk mencari saran ahli yang tepat dan bantuan bila
diperlukan .
330.2 Keadaan yang menciptakan ancaman bagi seorang akuntan profesional dalam
bisnis menjalankan tugas dengan tingkat yang sesuai kompetensi
profesional dan
330.3 Signifikansi ancaman akan tergantung pada faktor-faktor seperti sejauh mana
akuntan profesional dalam bisnis bekerja sama dengan orang lain,
senioritas
peninjauan diterapkan untuk
relative
penting
dari
ancaman
harus
bila
diperlukan
untuk
menghilangkan
330.4 Ketika ancaman tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat
diterima , akuntan profesional dalam bisnis harus menentukan apakah
akan
bisnis
harus
BAB III
KESIMPULAN
Sebagai seorang oekerja profesiona, akuntan harus memiliki etika bisnis dan etika
profesi. Hal ini dikarenakan masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para akuntan dengan
standar kualitas yang tinggi dan bersedia mengorbankan diri. Itulah sebabnya profesi akuntansi
menetapkan standar teknis atau standar etika yang harus dijadikan sebagai panduan oleh para
akuntan, utamanya yang secara resmi menjadi anggota anggota profesi dalam melaksanakan
tugas-tugas profesionalnya.
Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar professional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik ini akan melindungi
Etika Akuntan Profesional| 21
perbuatan yang tidak professional. Perbedaan dari setiap kode etik suatu profesi adalah setiap
etika profesi mempunya kode etik masing-masing dan tersendiri yang dibuat oleh badan yang
mengatur etika profesi tersebut. Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena
melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum, tapi pelanggaran kode etik akan
diperiksa oleh majelis kode etik dari setiap profesi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2008. Kode Etik Profesi Akuntan Publik
http://amandaastari.blogspot.co.id/2015/01/kode-etik-profesi-akuntansi.html
http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/01/etika-profesi-akuntansi-kode-etik.html
http://tantitrisetianingsih.blogspot.co.id/2015/01/kode-etik-profesi-akuntansi.html
https://airanursyahidah90.wordpress.com/kode-etik-akuntan-indonesia/
http://irfansanjaya.blogspot.co.id/2013/10/translate-kode-etik-akuntan.html