Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN HIPERBILIRUBIN
Oleh :
Nama
Tingkat
: 2.1 Reguler
Nim
: P07120013004
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN HIPERBILIRUBIN
I.
Peningkatan produksi :
a) Hemolisis, misal pada Inkompatibilitas yang terjadi bila terdapat
ketidaksesuaian golongan darah ibu dan anak seperti Rhesus
antagonis, dan ABO.
b) Hematoma, polisitemia, pendarahan tertutup misalnya pada trauma
kelahiran.
Dubin
Hiperbilirubinemia.
2.
3.
disebabkan
oleh
beberapa
mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan
4.
5.
C. Patofisiologi
1. Metabolisme bilirubin
Bilirubin adalah produk penguraian heme. Sebagian besar(85-90%)
terjadi dari penguraian hemoglobin dan sebagian kecil(10-15%) dari
senyawa lain seperti mioglobin. Sel retikuloendotel menyerap kompleks
haptoglobin dengan hemoglobin yang telah dibebaskan dari sel darah
merah. Sel-sel ini kemudian mengeluarkan besi dari heme sebagai
cadangan untuk sintesis berikutnya dan memutuskan cincin heme untuk
menghasilkan tertapirol bilirubin, yang disekresikan dalam bentuk yang
tidak larut dalam air(bilirubin tak terkonjugasi, indirek). Karena
ketidaklarutan ini, bilirubin dalam plasma terikat ke albumin untuk
diangkut dalam medium air. Sewaktu zat ini beredar dalam tubuh dan
melewati lobulus hati ,hepatosit melepas bilirubin dari albumin dan
menyebabkan larutnya air dengan mengikat bilirubin ke asam
glukoronat(bilirubin terkonjugasi, direk). Dalam bentuk glukoronida
terkonjugasi, bilirubin yang larut tersebut masuk ke sistem empedu
untuk diekskresikan. Saat masuk ke dalam usus ,bilirubin diuraikan oleh
2. Patofisiologi hiperbilirubin
Peningkatan kadar Bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa
keadaan . Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat
penambahan beban Bilirubin pada sel Hepar yang berlebihan. Hal ini
dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran Eritrosit,
Polisitemia.
Gangguan pemecahan Bilirubin plasma juga dapat menimbulkan
peningkatan kadar Bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar
protein Y dan Z berkurang, atau pada bayi Hipoksia, Asidosis. Keadaan
lain yang memperlihatkan peningkatan kadar Bilirubin adalah apabila
PATHWAYS
Hemoglobin
Hemo
Fe,Co
Globin
Biliverdin
Pemecahan bilirubin
berlebih, bilirubin yg
tdk berikatan dengan
Peningkatan destruksi
eritrosit
(ggn
konjugasi bilirubin /
ggn
albumin meningkat
transport
bilirubin / peningkatan
siklus enteropetik) Hb
dan eritrosit abnormal.
Ikterus Neonatus
melakukan konjugasi
Peningkatan bilirubin
unjongned dalam darah
pengeluaran meconium
terlambat / obstruksi usus,
tinja berwarna pucat
Sebagian masuk
kembali ke siklus
emerohepatik
Defisit volume cairan
Hipertermi
Diare
Risiko Kerusakan
Integritas Kulit
D. Klasifikasi
Berikut ini klasifikasi ikterus menurut Nabiel Ridha,2014 adalah :
1. Ikterus Fisiologis.
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang jelas pada anak yang menderita hiperbilirubin
menurut Suriadi dan Rita, 2006 adalah;
1. Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa.
2. Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit
hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetik atau
infeksi.
3. Jaundice yang tampak pada hari ke dua atau hari ke tiga, dan mencapai
puncak pada hari ke tiga sampai hari ke empat dan menurun pada hari
ke lima sampai hari ke tujuh yang biasanya merupakan jaundice
fisiologis.
4. Ikterus adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang
cenderung tampak kuning terang atau orange, ikterus pada tipe
obstruksi (bilirubin direk) kulit tampak berwarna kuning kehijauan atau
keruh. Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada ikterus yang berat.
5. Muntah, anoksia, fatigue, warna urin gelap dan warna tinja pucat,
seperti dempul
6. Perut membuncit dan pembesaran pada hati
7. Pada permulaan tidak jelas, yang tampak mata berputar-putar
8. Letargik (lemas), kejang, tidak mau menghisap dan tidak mau minum,
tonus otot meninggi, leher kaku.
9. Dapat terjadi ketulian, gangguan bicara dan retardasi mental
10. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot,
epistotonus, kejang, stenosis yang disertai ketegangan otot.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum lemah, TTV tidak stabil terutama suhu tubuh ( hipotermi/
hipertemi ).Reflek hisap pada bayi masih lemah
2. Warna Kulit
Warna Kulit kuning di bagian kaki, namun keseluruhan warna kulit bayi
kemerahan, tidak terdapat pengelupasan kulit.
Derajat ikterus berdasarkan Kramer :
Derajat
Daerah ikterus
Perkiraan kadar
ikterus
I
bilirubin
5,0 mg%
II
Sampai
badan
atas
(di
atas
III
umbilikus)
Sampai badan bawah (di bawah
9,0 mg%
11,4 mg/dl
3.
4.
5.
6.
7.
IV
atas lutut)
Sampai lengan, tungkai bawah
12,4 mg/dl
lutut
Sampai telapak tangan dan kaki
16,0 mg/dl
8. Mata
konjungtiva
merah
muda,
tidak
ada
11. Mulut
daging.
: Kebersihan mulut terjaga, belum terlihat adanya gigi
Warna merah muda dan kuat, bibir utuh membran mulut
13. Thoraks
14. Jantung
pernapasan abdomen.
: Tidak cianosis, nadi apikal dapat dipalpalsi S1 (lub) di
G. Pemeriksaan Diagnostik
Secara umum pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada bayi
hiperbilirubin menurut Suriadi dan Rita, 2006 adalah sebagai berikut :
1. Laboratorium (Pemeriksan Darah)
a. Pemeriksaan billirubin serum. Pada bayi prematur kadar billirubin
lebih dari 10 mg/dl dan bayi cukup bulan kadar billirubin 12,5
mg/dl merupakan keadaan yang tidak fisiologis.
b. Hb, HCT, Hitung Darah Lengkap.
c. Protein serum total.
2. Ultrasound, untuk mengevaluasi anatomi cabang kantong empedu.
3. Radioisotop Scan, dapat digunakan untuk membantu membedakan
hapatitis dan atresia billiari.
2. Ikterus
yang
timbul
24
72
jam
setelah
lahir:
dan
fenobarbital
profilaktis
tidak
dianjurkan
karena
2.
3.
4.
5.
6.
7.
ekstraselular.
Gangguan pendengaran dan penglihatan
Asfiksia
Hipotermi
Hipoglikemi
Kernikterus
Kematian
II.
pada
pemeriksaan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
Rencana Keperawatan
NOC
NIC
NOC:
NIC
Fluid balance
Fluid management
Definisi : penurunan
Hydration
a. Timbang
cairan
intravascular, Nutritional Status :
popok/pembalut jika
interstisial , dan / atau Food and Fluid
diperlukan
interseluler , ini mengacu Intake
b. Pertahankan
catatan
Kriteria Hasil :
pada
dehidrasi
,
intake dan output yang
a Mempertahank
kehilangan cairan dengan
akurat
an urine output
c. Monitor status hidrasi (
pengeluaran sodium
sesuai dengan
kelembaban membran
usia dan BB,
mukosa, nadi adekuat,
Batasan Karakteristik
BJ
urine
tekanan
darah
a. Kelemahan
normal,
HT
b. Haus
ortostatik),
jika
c. Penurunan
tugor
normal
diperlukan
b Tekanan darah,
kulit/lidah
d. Monitor vital sign
d. Membran
nadi,
suhu e. Monitor
masukan
mukosa/kulit kering
e. Peningkatan
denyut
nadi, penurunan TD,
penurunan
mental
dalam
status
batas normal
Tidak
ada
hitung
intake
kalori
tanda f.
g.
dehidrasi,
h.
Elastisitas
i.
harian
Lakukan terapi IV
Monitor status nutrisi,
Dorong masukan oral,
Berikan penggantian
turgor
nesogatrik
tanda
volume/tekanan nadi
f. Pengisian darah vena
menurun
g. Perubahan
tubuh
kulit
baik, membran
output.
j. Dorong
sesuai
ibu
dalam
h. Konsentrasi
urine
meningkat
i. Temperatur
tubuh
mukosa
lembab,
meningkat
j. HCT meninggi
k. Kehilangan
memenuhi
tidak
BB
berlebihan
seketika
Faktor-
kebutuhan
faktor
yang
untuk
tranfusi
berhubungan
a. Kehilangan
volume
Hypovolemia Management
pengaturan
output cairan
b. Pelihara IV line
c. Monitor tingkat
Hb
dan HCT
d. Monitor TTV
e. Monitor respon bayi
terhadap penambahan
cairan
f. Monitor BB
g. Dorong ibu
untuk
Hipertermi
NOC
Definisi : Suhu tubuh Thermoregulation
Kreteria hasil :
naik
diatas
rentang
a. Monitor suhu sesering
a.Suhu tubuh dalam
normal (>37,5)
mungkin
rentang normal
b. Monitor IWL
Batasan karakteristik
b.Nadi dan RR dalam c. Monitor warna dan
a. Kenaikan suhu tubuh
diatas rentang normal
b. Serangan
atau
konvulsi (kejang)
c. Kulit kemerahan
d. Peningkatan RR
e. Takikardi
rentang normal
suhu kulit
d. Monitor TTV
e. Monitor
penurunan
tingkat kesadaran
f. Monitor WBC,Hb,Hct
g. Monitor intake, output
h. Beri antipiretik
Temperatur Regulation
a. Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
b. Rencanakan
monitoring suhu secara
kontinue.
c. Monitor TD, nadi dan
RR , monitor warna
dan suhu kulit .
d. Berikan antipiretik jika
perlu .
Vital Sign Monitor
a.Monitor TTV
b.Monitor frekuensi irama
pernafasan
c.Monitor kualitas nadi
d.Monitor suara paru
e.Monitor frekuensi dan
3.
Diare
irama pernafasan
NIC
Diarhea Management
NOC
Bowel elimination
Definisi : kehilangan
Fluid Balance
a. Evaluasi efek samping
banyak
cairan
dan Hydration
Electrolyte
and
pengobatan terhadap
elektrolit melalui tinja
Acid base Balance
gastointestinal
dengan frekuensi buang
Kriteria Hasil :
b. Catat warna, jumlah,
air besar lebih dari empat
a.Feses berbentuk,
frekuensi,
dan
kali pada bayi dan lebih
BAB
sehari
konsistensi dari feses
dari 3 kali pada anak
c. Evaluasi
intake
sekali
b.Menjaga
daerah
makanan yang masuk
d. Identifikasi
faktor
sekitar rektal dari
penyebab diare
iritasi
e. Monitor tanda dan
c.Tidak mengalami
gejala diare
diare
f. Observasi tugor kulit
d.Menjelaskan
secara rutin
penyebab diare
g. Ukur
diare/keluaran
dan
tindakan
yang diberikan
a.Mempertahankan
BAB
dengan
menimbang popok
tugor kulit
4.
Ikterus Neonatus
Definisi : Kulit
membrane
dan
a. Breasfeeding
inefektif
berwarna b. Breasfeeding
yang
terjadi
NIC
mukosa
neonatus
kuning
NOC
terkonjugasi
dalam sirkulasi
a. Kaji
ikterus.
Rasional,
Memantau
interrupted
peningkatan bilirubin
c. Liver fungtion, b. Monitor
tanda-tanda
Risk of impaired
d. Blood glucose,
Risk of unstable
ada
Kriteria Hasil :
a
Bilirubin normal
(7-8 mol/L)
Kekuningan
hilang
Tanda-tanda
vital bayi dalam
batas normal
Dapat
tubuh
c. Amati
tanda-tanda
bertujuan
membantu mengurangi
ikterus
d. Berikan
Fototherapy
memananjemen
dan
Rasional,
mencegah
Phototerapi
keadaan
berfungsi
semakin parah
mendekomposisikan
bilirubin
5.
tanda-tanda
dengan
photoisomernya
kerusakan NOC
NIC
Tissue intergrity : a. Monitor
adanya
Integritas kulit
Definisi : perubahan / Skin and mocus
kerusakan
integritas
Risiko
gangguan
epidermis membranes
kulit
Hemodyalisis akses b. Jaga kebersihan kulit
dan / atau dermis
Kriteria Hasil :
agar tetap bersih dan
a. Integritas kulit
kering
yang baik bisa
c. Mobilisasi/ubah posisi
dipertahankan
(sensasi,elasitas,
tempratur,
hidrasi
dan
pigmentasi)
b. Tidak
ada
luka / lesi pada
sekali
d. Bersihkan kulit bayi
dari
kotoran
setelah
BAB, BAK
e. Pertahankan
suhu
kulit
c. Perfusi
jaringan baik
d. Melindungi
kulit
dan
Celsius
f. Oleskan
lotion
atau
mempertahank
yang tertekan
g. Monitor aktifitas bayi
an kelembaban
h. Memandikan
bayi
kulit
dan
dengan sabun dan air
perawatan
hangat
alami.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencangkup observasi, tindakan mandiri, edukasi dan
kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan
analisis dan kesimpulan perawat. Tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama seperti dokter
atau petugas kesehatan lain.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Merupakan hasil perkembangan pasien berpedoman pada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai
DAFTAR PUSTAKA
Astrining S, Siti H& Heni N.2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Edisi Revisi Jilid 2. Jakarta : ECG
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta : EGC
Ngastiah. 2006. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Ridha,Nabiel.2014.Buku Ajar Keperawatan Anak.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Suriadi, dan Rita Y. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak . Edisi 2. Jakarta :
Sagung Seto
Wong and Whaley. 1995 , Clinical Manual of Pediatric Nursing, Mosby,
Philadelphia