Vous êtes sur la page 1sur 8

3

PENDAHULUAN
Piranti ortodonti cekat adalah suatu
piranti ortodonti yang cekat pada gigi dan
tidak dapat dibuka sendiri oleh pasien.
Perawatan ortodonti merupakan suatu
perawatan
yang
bertujuan
untuk
memperbaiki fungsi mastikasi, bicara dan
estetis seseorang.1 Pemakaian piranti
ortodonti cekat
dapat menyebabkan
komplikasi
pada
gingiva
karena
menyebabkan
kesulitan
di
dalam
memelihara
kebersihan
mulut.2
Pembentukan plak
terbentuk dengan
adanya piranti ortodonti cekat yang
menghambat higiena oral dan membentuk
daerah retensi yang baru untuk plak dan
debris sekaligus meningkatkan jumlah
mikroba.3 Selain itu, akibat tekanan yang
diberikan di dalam perawatan piranti
ortodonti cekat, maka terjadi perubahan
pada gingiva. Kekuatan tekanan yang
memberikan respon biologis dari struktur
jaringan pendukung gigi adalah kekuatan
yang tidak melebihi tekanan pembuluh
darah kapiler yaitu 20-26 gr/cm2. Gingiva
akan beradaptasi terhadap lingkungan yang
berubah tetapi kemampuannya beradaptasi
tidak sama pada setiap orang. 4,5
Respon
jaringan
periodontal
terhadap
kekuatan
yang
diberikan
tergantung dari besar kekuatan. Kekuatan
yang besar akan menyebabkan rasa sakit,
nekrosis elemen seluler dalam ligamen
periodontal dan terjadinya undermining
resorption atau indirect resorption pada
tulang alveolar. Kerusakan pada gingival
yang akan terjadi akibat kekuatan
ortodonti yang besar akan menyebabkan
gigi bergerak dari soketnya dan jaringan
gingiva akan tertekan dan terdesak
sehingga jaringan gingiva akan berubah
sesuai dengan kekuatan yang diterimanya.
Hal
ini
mengakibatkan
terjadinya

hiperplasia
gingiva
pada
daerah
interdental, labial dan lingual. Terlihat
juga gingiva berwarna merah dan
odematus. 4,5
Piranti ortodonti cekat ini juga
mempunyai kelebihan setelah selesai
perawatan yaitu dapat mengurangi daerah
retensi plak. Hal ini terjadi karena gigi
yang tersusun rapi lebih mudah
dibersihkan dibandingkan dengan gigi
yang berjejal. Apabila gigi tersebut mudah
dibersihkan maka penumpukan sisa-sisa
makanan berkurang sekaligus daerah
retensi plak juga berkurang.6,7
Lee dkk. melakukan penelitian
yang bertujuan untuk mengevaluasi
terjadinya patogen periodontal pada pasien
yang dirawat dengan piranti ortodonti
cekat.8 Dari hasil penelitian mereka,
terdapat
peningkatan
bakteri
oral
Treponema denticola dan Tannarelle
forystensis yang signifikan pada pasien
dewasa yang menderita gingivitis dan
memakai piranti ortodonti cekat. Pada
penderita gingivitis, telah ditemukan
sejumlah mikroba, diantaranya adalah
Actinomyces
species,
Streptococcus
species, Veillonella species, Treponema
denticola, Prevotella intermedia, dan
Fusobacterium nucleatum.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara pemakaian
piranti ortodonti cekat dengan kondisi
periodontal dan untuk menentukan
prevalensi penderita gingivitis pada
pemakaian piranti ortodonti cekat di
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Sumatera Utara. Manfaat penelitian ini
adalah untuk memberikan informasi
kepada pemakai piranti ortodonti cekat
tentang peningkatan risiko menderita
gingivitis dan untuk meningkatkan
kesadaran tentang pemeliharaan higiena

Universitas Sumatera Utara

oral yang baik pada pemakai piranti


ortodonti cekat.
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini adalah case
control study dengan rancangan penelitian
cross-sectional. Populasi dalam penelitian
ini adalah pasien klinik Ortodonsia dan
Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut
(RSGM), FKG USU yang memakai piranti
ortodonti cekat dan yang tidak memakai
piranti ortodonti. Sampel penelitian ini
diperoleh dengan cara accidental sampling
technique dan didapat 64 sampel
berdasarkan rumus perhitungan sampel
yang terdiri atas 32 orang kelompok kasus
dan 32 orang kelompok kontrol. Seluruh
sampel dalam penelitian ini harus
memenuhi kriteria inklusi : untuk
kelompok kasus ; pemakai piranti
ortodonti cekat, berusia 15-30 tahun dan
harus memiliki ke-enam gigi indeks
Ramford. Untuk kelompok kontrol ; tidak
memakai piranti ortodonti, berusia 15-30
tahun dan harus memiliki ke-enam gigi
Ramford.
Seluruh
sampel
ini
diberi
pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner.
Setelah itu, sampel dilakukan pemeriksaan
klinis dengan Indeks gingiva, Oral Higiene
Index-Simplified (OHIS), Indeks plak,
Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi
(IPPD), Indeks resesi gingiva, dan Indeks
hiperplasia gingiva. Skor plak dan skor
gingiva dihitung dengan menggunakan
kriteria indeks plak dan indeks gingiva
Loe&Sillness. Skor OHIS dihitung
menggunakan kriteria indeks OHIS
Greene&Vermillion. Skor IPPD dihitung
dengan menggunakan kriteria indeks IPPD
Saxer&Muhlemann. Skor resesi gingiva
dihitung dengan menggunakan kriteria
indeks Resesi Gingiva Miller.Jr. Skor

hiperplasia gingiva dihitung dengan


menggunakan kriteria indeks hiperplasia
gingiva Seymour.
Data yang diperoleh dianalisis
dengan
cara
non
parametrik
menggunakan uji-T dan uji Mann Whitney
untuk
melihat
perbedaan
kondisi
periodontal akibat pemakaian piranti
ortodonti cekat di klinik ortodonsia
RSGM, FKG, USU. Derajat kepercayaan
yang digunakan adalah 95%. Signifikansi
statistik diperoleh jika nilai P<0,05

HASIL
Data demografis sampel pada
pasien yang memakai piranti ortodonti
cekat dan pada pasien yang tidak memakai
piranti ortodonti cekat dapat dilihat pada
tabel 1.

Universitas Sumatera Utara

5
Tabel 1. Data demografis sampel penelitian
Variabel

Kelompok

Valid

Frekuensi

1. Waktu
menyikat gigi

Kasus

Sebelum sarapan pagi.


Sehabis sarapan pagi.
Sebelum sarapan pagi dan sebelum
tidur.
Sehabis makan dan sebelum tidur.
Sebelum sarapan pagi.
Sehabis sarapan pagi.
Sebelum sarapan pagi dan sebelum
tidur.
Sehabis makan dan sebelum tidur.
1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
Tidak tentu
1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
Tidak tentu
3 bulan sekali
6 bulan sekali
Tidak tentu
3 bulan sekali
6 bulan sekali
Tidak tentu
Sikat gigi interdental
Dental floss
Tidak ada
Sikat gigi interdental
Dental floss
Tidak ada
Pernah
Rutin
Tidak pernah
Pernah
Rutin
Tidak pernah
Ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada

0
2
12

Jumlah
(%)
0
6,3
37,5

18
1
1
16

56,3
3,1
3,1
50,0

14
2
17
10
3
0
25
6
1
13
10
9
12
2
18
12
2
18
0
0
100
23
4
5
7
0
25
13
19
10
22

43,8
6,3
53,1
31,3
9,4
0
78,1
18,8
3,1
40,6
31,3
28,1
37,5
6,3
56,3
37,5
6,3
56,3
0
0
100
71,9
12,5
15,6
21,9
0
78,1
40,6
59,4
31,3
68,8

Kontrol

2. Frekuensi
menyikat gigi

Kasus

Kontrol

3. Frekuensi
mengganti sikat
gigi

Kasus

Kontrol

4. Alat bantu
pembersih gigi
yang digunakan

Kasus

Kontrol

5. Menerima
pembersihan
karang gigi

Kasus

Kontrol

6. Menggunakan
obat kumur

Kasus
Kontrol

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1 menunjukkan bahwa secara


garis besar kelompok kasus yang
melakukan prosedur menyikat gigi
terbanyak terdapat pada waktu sehabis
makan dan sebelum tidur yaitu
sebanyak 18 orang (56,3%), sedangkan
pada kelompok kontrol terbanyak pada
waktu sebelum sarapan pagi dan
sebelum tidur yaitu 16 orang (50,0%).
Selain itu, pada kelompok yang
menggunakan alat bantu
pembersih gigi (sikat gigi interdental,
dental
floss)
dan
menerima
pembersihan karang gigi (pernah,rutin)
juga didapat frekuensi yang lebih
banyak pada kelompok kasus sebanyak
14 orang (43,8%) pada penggunaan
alat bantu pembersih gigi dan 27 orang
(84,4%) pada prosedur pembersihan
karang gigi sedangkan pada kelompok
kontrol adalah sebanyak 0 orang
(100%) pada penggunaan alat bantu
pembersih gigi dan 7 orang (21,9%)
pada prosedur pembersihan karang
gigi. Pada kelompok kasus didapat
bahwa
lebih
banyak
yang
menggunakan obat kumur dibanding
kelompok kontrol yaitu sebanyak 13
orang (40,6%). Dari tabel 3 ini juga
dapat dilihat bahwa hampir semua
sampel menyikat gigi 2 kali sehari.
Gambar 1. Perbedaan rata-rata dan
standard deviasi berbagai indeks
pemeriksaan

Pada gambar 1 diketahui


bahwa rata-rata Indeks Gingiva,
Indeks Plak, Indeks Oral Higiene
Simplified (OHIS), Indeks Perdarahan
Papila Dimodifikasi (IPPD) pada
kelompok kasus adalah lebih tinggi
dibanding dengan kelompok kontrol
tetapi perbedaan tersebut tidak
bermakna secara statistik (P>0,05).
Dari gambar 1 diketahui bahwa
rata-rata Indeks Resesi Gingiva pada
kelompok kontrol adalah lebih tinggi
dibanding pada kelompok kasus.
Perbedaan tersebut tidak bermakna
secara statistik (P>0,05).
Dari gambar 1 diketahui bahwa
rerata Indeks Hiperplasia Gingiva pada
kelompok kasus adalah lebih tinggi
dibanding pada kelompok kontrol.
Perbedaan tersebut bermakna secara
statistik (P<0,05).

Gambar 2. Prevalensi gingivitis pada


kelompok kasus

Universitas Sumatera Utara

Gingivitis
Tidak
gingivitis

Gambar 3. Prevalensi gingivitis pada


kelompok kontrol

Dari gambar 4 diketahui bahwa


tingkat keparahan gingivitis pada
kelompok kasus pada tingkat gingivitis
sedang yaitu sebanyak 4 orang
(12,5%) sedangkan pada kelompok
kontrol tingkat keparahan gingivitis
terdapat pada gingivitis ringan yaitu 31
orang
(96,6%).
Perbedaan
ini
bermakna secara statistik.
PEMBAHASAN

Gingivitis
Tidak
gingivitis

Dari gambar 2 dan gambar 3


diketahui bahwa prevalensi sampel
yang mengalami gingivitis
lebih
tinggi pada kelompok kasus dibanding
dengan kelompok kontrol yaitu
masing-masing adalah 97% dan 94%
tetapi perbedaan tersebut tidak
bermakna secara statistik.
Gambar
4.
Persentase
keparahan gingivitis

tingkat

Dari data demografis dapat


dilihat bahwa frekuensi menyikat gigi
pada kelompok kasus maupun kontrol
adalah 2 kali sehari. Tetapi, ada
sebagian dari kelompok kasus dan
kontrol tersebut dengan frekuensi
menyikat gigi 1 kali sehari dan 3 kali
sehari. Pada pemakaian alat bantu
pembersih gigi pada kelompok kasus
lebih banyak dibandingkan pada
kelompok
kontrol.
Selain
itu,
kelompok
yang
menerima
pembersihan karang gigi yang lebih
banyak juga terdapat pada kelompok
kasus dibanding pada kelompok
kontrol. Hal ini terjadi karena
kelompok kasus sering mengunjungi
dokter gigi untuk dilakukan perawatan
ortodonti
sekaligus
diberikan
perawatan pembersihan karang gigi.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa mayoritas sampel
baik kelompok yang memakai piranti
ortodonti cekat maupun pasien yang
tidak memakai piranti ortodonti cekat

Universitas Sumatera Utara

menderita gingivitis ringan. Hasil


penelitian ini tidak bermakna secara
statistik tetapi bermakna secara
deskriptif jika dilihat pada rata-rata
masing-masing indeks.
Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini menunjukkan bahwa
rata-rata
Indeks
Gingiva
pada
kelompok kasus adalah lebih tinggi
dibanding dengan kelompok kontrol
namun perbedaan ini tidak bermakna
secara statistik. Hal ini mungkin terjadi
karena pasien yang memakai piranti
ortodonti cekat sering berkunjung ke
dokter gigi mereka untuk dilakukan
perawatan gigi sehingga kebersihan
higiena oral mereka lebih baik.
Semakin meningkat kebersihan mulut
pasien maka secara signifikan indeks
gingiva pasien juga bertambah baik. 9
Hal tersebut sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Lovdal dkk yang
mengatakan bahwa kombinasi terapi
skeling dan kontrol higiena oral secara
efektif dapat mengurangi insiden
gingivitis.10
Rata-rata indeks plak pada
pada kelompok kasus lebih baik
dibanding dengan kelompok kontrol.
Perbedaan ini tidak bermakna secara
statistik disebabkan karena pasien
pada kelompok kontrol secara
mayoritas merupakan pasien yang
pertama kali berkunjung ke dokter gigi
untuk dilakukan perawatan skeling
sedangkan pasien kasus adalah
sebaliknya. Hal ini sesuai dengan
penelitian Lo Bue A.M dkk yang
menyatakan
bahwa
perawatan

ortodonti
tidak
menyebabkan
peningkatan plak dental apabila pasien
memiliki higiena oral yang baik.9
Rata-rata Indeks Oral Higiene
(OHIS) pada kelompok kasus adalah
lebih baik dibanding dengan kelompok
kontrol namun perbedaan ini tidak
bermakna secara statistik. Hal ini
disebabkan kelompok kasus lebih
menjaga kebersihan higiena oral
mereka. Ini dapat dilihat melalui data
demografis sampel yang menunjukkan
bahwa kelompok kasus menggunakan
alat bantu pembersih gigi seperti sikat
gigi interdental dan dental floss
sedangkan pada kelompok kontrol
tidak menggunakan
alat bantu
pembersih gigi.
Rata-rata Indeks Perdarahan
Papila pada kelompok kasus adalah
sedikit lebih tinggi dibanding dengan
kelompok kontrol namun perbedaan
ini tidak bermakna secara statistik. Hal
ini disebabkan tidak ada perbedaan
yang signifikan pada prevalensi
gingivitis antara kelompok kasus dan
kelompok kontrol. Hal ini sesuai
dengan penelitian Bollen A.M dkk
yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan pada pasien
yang memakai piranti ortodonti cekat
dan pada pasien yang tidak memakai
piranti ortodonti cekat. 11
Rata-rata
Indeks
Resesi
Gingiva pada kelompok kontrol lebih
tinggi dibanding dengan kelompok
kasus. Perbedaan tersebut tidak
bermakna secara statistik. Hal ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya

Universitas Sumatera Utara

oleh Sheibanina A, Saghiri MA, dkk


yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan signifikan antara resesi
gingiva dengan pemakaian piranti
ortodonti cekat.12
Rata-rata Indeks Hiperplasia
Gingiva pada kelompok yang memakai
piranti ortodonti cekat lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok yang
tidak memakai piranti ortodonti cekat.
Perbedaan tersebut bermakna secara
statistik. Hal ini terjadi karena tekanan
yang diberikan di dalam perawatan
piranti ortodonti cekat menyebabkan
terjadi perubahan pada gingiva yang
mana
gingiva akan beradaptasi
terhadap lingkungan yang berubah.4,5
Hasil tersebut didukung oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Sheibanina A, Saghiri MA, dkk yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan di antara hiperplasia
gingiva dengan piranti ortodonti
cekat.12
Diketahui bahwa prevalensi
sampel yang mengalami gingivitis
lebih tinggi pada kelompok yang
memakai piranti ortodonti cekat
dibanding dengan kelompok yang
tidak memakai piranti ortodonti cekat
yaitu masing-masing adalah 96,9%
dan 93,8% tetapi perbedaan tersebut
tidak bermakna secara statistik. Hal
ini disebabkan perawatan ortodonti
tidak mempengaruhi status periodontal
pasien dalam jangka waktu yang lama.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian
Sadowsky
dan
Begole
yang
menyatakan bahwa tidak ada destruksi

pada struktur periodontal yang


signifikan pada pasien dengan
perawatan ortodonti. 13 Penelitian ini
juga didukung oleh hasil penelitian
Bollen A.M dkk yang menyatakan
bahwa tidak ada hubungan gingivitis
yang signifikan pada pasien yang
memakai piranti ortodonti cekat
dengan pasien yang tidak memakai
piranti ortodonti cekat.14
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara
pemakaian piranti ortodonti cekat
dengan kondisi periodontal pada
pasien namun terdapat perbedaan yang
bermakna secara statistik pada
keparahan hiperplasia gingiva antara
kelompok yang memakai piranti
ortodonti cekat dengan kelompok yang
tidak memakai piranti ortodonti cekat.
Disarankan untuk menjaga dan
meningkatkan kesadaran tentang cara
menjaga higiena oral yang baik pada
pemakai piranti ortodonti cekat, dapat
dilakukan
dengan
program
pemeliharaan kebersihan rongga mulut
yang benar selama pemakaian piranti
ortodonti cekat. Program ini dapat
mencegah timbul dan berkembangnya
inflamasi pada gingiva sehingga
menurunkan resiko terjadinya penyakit
periodontal. Selain itu, disarankan agar
sebagai bahan pertimbangan untuk
peneliti selanjutnya, sebaiknya jumlah
sampel diperbanyak agar penelitian
yang dilakukan memperoleh hasil yang
lebih signifikan tentang hubungan

Universitas Sumatera Utara

piranti ortodonti cekat dengan kondisi


periodontal.
DAFTAR PUSTAKA
29. Bhalajhi SI. Fixed Appliance :
Orthodontics The Art and Science.
4th Ed, Tahun : 319 28.
30. Nasir N, Ali S, Bashir U, Ullah A.
Effect of orthodontic treatment on
periodontal health. Pakistan oral &
Dent J June 2011; 31(1): 111-4.
31. Travess H, Harry DR, Sandy J.
Orthodontics.Part 6: Risks in
Orthodontic treatment. Bri Dent J
2004; 196(2): 71-7.
32. Yenni YB. Pengaruh perawatan
ortodonti cekat terhadap anak
biologis jaringan periodontal.
Tahun
2002.Tesis.
Medan:
Fakultas
Kedokteran
Gigi
Universitas Sumatera Utara, 2002:
19-26.
33. Mulyani.
Biomekanik
Dalam
ortodonti. 1997 : 8-10.
34. Bathla
S.
PeriodonticsOrthodontics
:
Periodontics
revisited: 437.
35. Dr.Micheal Guy. Orthodontic
Treatment
for
Children.
http://www.drmikeguy.com/pdf/for
/ORTHO.pdf. (3 Maret 2012)
36. Cernochova P, Augustin P,
Fassmann A. Occurrence of
periodontal pathogens in patients
treated with fixed orthodontic
appliances.
Scripta
Medica
(BRNO) June 2008; 81(2): 85-96.

37. Bue AM, dkk. Microbiological and


clinical periodontal effects of fixed
orthodontic appliances in pediatric
patients. New microbiologica
2008; 31: 299-302.
38. Belem A, Scombatti SL, Taba M et
a.,
Control
of
gingival
inflammation in a teenager
population
using
ultrasonic
prophylaxis. Braz Dent J 2004;
15(1): 41-5.
39. Bollen AM, Cruz JC, Bakko DW
et al. The effects of orthodontic
therapy on periodontal health : a
systemic review of controlled
evidence. The journal of the
American Dent Assoc 2008; 139:
413-422.
40. Sheibaninia A, Sahhiri MA, dkk.
Determining
the
relationship
between the application of fixed
appliances
and
periodontal
conditions. African J Biotech
2011; 10(72) : 16347-50.
41. Lau P.Y, Wang R.W. Risk and
complications in Orthodontic
Treatment. Hong Kong Dent J
2006; 3: 15-22.
42. Newman MJ. Classification of
Diseases and Conditions Affecting
The Periodontium. In: Newman,
Takei,
Klokkerold,
Carranza.
Carranzas
Clinical
th
Periodontology. 11 Ed, 2012: 3454.

Universitas Sumatera Utara

Vous aimerez peut-être aussi