Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Nn. G / Perempuan / 23 tahun
b. Pekerjaan
: Mahasiswi
c. Alamat
: RT 22 Simpang IV Sipin
II.
III.
IV.
: baik
V.
banyak sehingga pasien harus mengganti pakaian dalam hingga 3 kali dalam
satu hari. Keluar cairan ini tidak ada hubungan dengan mensturasi. Tidak ada
keluhan seperti iritasi pada vagina atau sekitarnya. Pasien menyangkal adanya
nyeri atau panas saat buang air kecil. Pasien mengganti pakaian dalam 2 kali
dalam satu hari setelah mandi pagi hari dan sore hari. Pasien mengaku tidak
pernah memakai sabun pembersih vagina yang di beli dipasaran, pasien suka
memakai celana jins yang ketat dan menggunakan pantiliner untuk hari-hari saat
banyak kegiatan kuliah.
VI.
3. Hidung
4. Telinga
5. Mulut
6. Leher
:
: baik
: compos mentis
: 36,8C
: 110/80 mmHg
: 80 x/menit
: 20 x/menit
: normocephal
Exopthalmus/enophtal
Kelopak
Conjungtiva
Sklera
: tak ada kelainan
: tak ada kelainan
Bibir
Bau pernafasan
Gigi geligi
Palatum
Lidah
KGB
Kel.tiroid
JVP
: (-)
: normal
: anemis (-)
: ikterik (-)
: lembab
: normal
: lengkap
: deviasi (-)
: putih kotor, ulkus (-)
: tak ada pembengkakan
: tak ada pembesaran
: 5 - 2 cmH2O
7. Thorax
Bentuk
Pergerakan dinding dada
: simetris
: tidak ada yang tertinggal
Pulmo
Pemeriksaan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Kanan
Kiri
Simetris
Stem fremitus normal
Stem fremitus normal
Sonor
Sonor
Batas paru-hepar :ICS
VI kanan
Wheezing (-), rhonki (-) Wheezing (-), rhonki (-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : linea sternalis kanan
Kiri : ICS VI linea midclavicula kiri
BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Timpani
Auskultasi
Ekstremitas Atas
Edema (-), akral hangat, kekuatan otot 5 5
Ekstremitas bawah
Edema (-), akral hangat., kekuatan otot 5 - 5
VII.
Manajemen
a. Preventif :
Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup.
b. Promotif :
-
c.
Kuratif :
Non Medikamentosa
Istirahat
Biasakan membasuh vagina dengan cara yang benar tiap kali buang air
yaitu dari arah depan ke belakang
Medikamentosa
Nystatin 1 x 100.000 IU
Clindamicyn 3 x 150 mg
b. Rehabilitatif
Menjalankan pengobatan secara teratur
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang
bergizi dan selalu menjaga kebersihan tubuh.
: Desy Natalia
Tanggal
: 22-08-2015
R/ Nystatin 100.000 IU
no. V
s 1 d d tab I
R/ Clindamycin tab 150 mg
no. X
s 3 d d tab I
Pro
: Nn. G
Alamat
: RT 22 Simp IV Sipin
Umur : 23 tahun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang
diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa
darah. Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih
yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari
kelenjar Bartolin. Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas bakteri
yang hidup pada vagina yang normal. Pada perempuan, sekret vagina ini merupakan
suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai pelicin dan
pertahanan dari berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut
tampak jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian.
Sekret ini non-irritan, tidak mengganggu, tidak terdapat darah, dan memiliki pH 3,54,5. Flora normal vagina meliputi Corinebacterium, Bacteroides, Peptostreptococcus,
Gardnerella, Mobiluncuc, Mycoplasma dan Candida spp. Lingkungan dengan pH
asam memberikan fungsi perlindungan yang dihasilkan oleh lactobacilli.1-5
Leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita
ginekologik, adanya gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya. Dapat
dibedakan antara leukorea yang fisiologik dan yang patologik. Leukorea fisiologik
terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak
epitel dengan leukosit yang jarang sedang pada leukorea patologik terdapat banyak
leukosit.1-5
Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Disini cairan
mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau,
seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri
dapat menyebabkan leukorea patologik; pada adneksitis gejala tersebut dapat pula
timbul. Selanjutnya leukorea ditemukan pada neoplasma jinak atau ganas, apabila
tumor itu dengan permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen
saluran alat-alat genital.6-9
3.2 Etiologi
Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada
daerah porsio vagina. Sekret patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan
anterior vagina.6-8
Fluor albus fisiologik ditemukan pada :
a. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b. Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Leukore disini
hilang sendiri akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya.
c. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan
oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
d. Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi
lebih encer.
e. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita
dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan ektropion
porsionis uteri.
Sedang fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh
1. Infeksi :
-
dan Gonococcus
Jamur : Candida albicans
Protozoa : Trichomonas vaginalis
Virus : Virus Herpes dan human papilloma virus
2. Iritasi :
-
3.3 Epidemiologi
Sekret vagina sering tampak sebagai suatu gejala genital. Proporsi perempuan
yang mengalami flour albus bervariasi antara 1 -15% dan hampir seluruhnya
memiliki aktifitas seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit
dapat terjadi pada semua umur. Seringkali fluor albus merupakan indikasi suatu
vaginitis, lebih jarang merupakan indikasi dari servisitis tetapi kadang kedua-duanya
muncul bersamaan. Infeksi yang sering menyebabkan vaginitis adalah Trikomoniasis,
Vaginosis bacterial, dan Kandidiasis. Sering penyebab noninfeksi dari vaginitis
meliputi atrofi vagina, alergi atau iritasi bahan kimia. Servisitis sendiri disebabkan
oleh Gonore dan Klamidia. Prevalensi dan penyebab vaginitis masih belum pasti
karena sering didiagnosis dan diobati sendiri. Selain itu vaginitis seringkali
asimptomatis dan dapat disebabkan lebih dari satu penyebab.5-7
3.4 Patogenesis
Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina
bisa dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan
penderita sebagai suatu infeksi, khususnya disebabkan oleh jamur. Beberapa
perempuan pun mempunyai sekret vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal,
cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang
terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur, siklus menstruasi,
kehamilan, penggunaan pil KB.3-9
8
Sitologi vagina
Kultur sekret vagina
Radiologi untuk memeriksa uterus dan pelvis
Ultrasonografi (USG) abdomen
Vaginoskopi
Sitologi dan biopsy jaringan abnormal
Tes serologis untuk Brucellosis dan herpes
Pemeriksaan PH vagina.
Penilaian swab untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan
KOH 10 % .
Pulasan dengan pewarnaan gram .
Pap smear.
Biopsi.
Test biru metilen.
3.7 Diagnosis
Diagnosis fluor albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan
pemeriksaan penunjang.
- Anamnesis
Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor
KB kontak seksual, perilaku, jumlah, bau dan warna leukore, masa inkubasi, penyakit
yang diderita, penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan keluhan-keluhan
lain.2-7
- Pemeriksaan Fisis dan Genital
Inspeksi Kulit perut bawah, rambut pubis, terutama perineum, dan anus.
Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna. Pemeriksaan spekulum untuk vagina dan
serviks, pemeriksaan bimanual pelvis, palpasi kelenjar getah bening dan femoral.4-7
- Laboratorium
Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur
pH dan pH diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup
spesifik. Cairan juga dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes
larutan normal saline 0,9% diatas objek glass dan sampel kedua di larutkan dalam
KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop. Sel ragi
atau pseudohyphae dari candida lebih mudah didapatkan pada preparat KOH. Namun
kultur T. vaginalis lebih sensitive disbanding pemeriksaan mikroskopik.3-9
11
Secara klinik, untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial harus ada tiga dari
empat kriteria sebagai berikut, yaitu: (1) adanya sel clue pada pemeriksaan
mikroskopik sediaan basah, (2) adanya bau amis setelah penetesan KOH 10% pada
cairan vagina, (3) duh yang homogen, kental, tipis, dan berwarna seperti susu, (4) pH
vagina lebih dari 4.5 dengan menggunakan nitrazine paper.4-9
3.8 Penatalaksanaan
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus),
sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga
memberikan gejala keputihan berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.4-7
Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur,
bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan
menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang
digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol
untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi
bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal
seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang
vagina. Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga
diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual
selama masih dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga
kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan sekaligus mencegah
berulangnya keputihan yaitu dengan :4-9
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari
rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk
mencegah penularan penyakit menular seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering
dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang
12
menyerap keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti
pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan ke belakang.
5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat
mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum
menggunakan cairan pembersih vagina.
6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah
vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam
perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum
atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.(8)
Tujuan pengobatan
- Menghilangkan gejala
- Memberantas penyebabrnya
- Mencegah terjadinya infeksi ulang
- Pasangan diikutkan dalam pengobatan
Fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk
menghilangkan kecemasannya.
Patologi : Tergantung penyebabnya
Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :
1. Candida albicans (3)
Topikal
-
Sistemik
-
2. Chlamidia trachomatis
-
3. Gardnerella vaginalis
-
Metronidazole 2 x 500 mg
Metronidazole 2 gram dosis tunggal
Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
4. Neisseria gonorhoeae
-
Ditambah :
-
14
Ditambah
-
6. Penyebab lain :
Vulvovaginitis psikosomatik dengan pendekatan psikologi. Desquamative
inflammatory vaginitis diberikan antibiotik, kortikosteroid dan estrogen.
PROGNOSIS
Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan respon
terhadap pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang.
Dengan perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif
15
BAB IV
ANALISA KASUS
Seorang pasien perempuan 23 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan keluar cairan kental berwarna putih kekuningan yang terasa gatal dan
berbau dari vagina 2 hari yang lalu. Keluarnya cairaan ini tidak ada
hubungannya dengan mensturasi. Menurut pengakuan pasien cairan yang keluar
berjumlah cukup banyak sehingga pasien harus mengganti pakaian dalam
hingga lebih dari 3 kali dalam satu hari. Tidak ada keluhan seperti iritasi pada
vagina atau sekitarnya. Pasien menyangkal adanya nyeri atau panas saat buang
air kecil.
Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini dan pasien juga
oleh bakteri.
Pengamatan Rumah :
Pasien tinggal di rumah dengan ukuran 10x7 meter. Berdinding beton permanen
dan berlantai keramik. Terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan,
dapur serta 3 kamar tidur. Ventilasi terdapat pada ruang tamu dan setiap kamar tidur.
Pencahayaan dalam rumah baik. WC yang digunakan wc duduk. Sumber air yang
digunakan berasal dari PDAM dan sumur bor. Rumah pasien cukup bersih dan juga
tertata rapi.
Pengamatan Lingkungan:
Pasien tinggal dilingkungan yang bersih dan tertata dengan rapi. Keadaan
disekitar rumah bersih. Pembuangan sampah dan limbah di nilai cukup baik.
Berdasarkan Hasil wawancara /pengamatan Keluarga /hubungan keluarga:
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan adiknya. Hubungan dalam
keluarga ini harmonis.
Hasil wawancara /pengamatan perilaku kesehatan:
Dari hasil anamnesis di dapatkan bahwa pasien sering menggunakan celana jins yang
ketat dan menggunakan pantiliner. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pH vagina
dan pertumbuhan jamur yang dapat menyebabkan terjadinya leukhorea yang
patologis.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20