Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MATERI
PENGUJIAN KOMPONEN BIOAKTIF POLIFENOL
SEBAGAI ANTIOKSIDAN
Disusun Oleh:
Faranita Lutfia Normasari/131710101029
Kelompok 2/Kelas THP B
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan fungsional adalah pangan yang tidak hanya berfungsi sebagai makanan
atau minuman, tetapi memilki efek lain yang menyehatkan. Makanan dan minuman
fungsional ini biasanya dibuat dari tanaman yang memiliki kandungan zat-zat atau
senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi kesehatan (Furnawanthi, 2002).
Salah satu senyawa bioaktif yang menjadi perhatian saat ini dalam pangan fungsional
adalah antioksidan dan salah satu komponen dari antioksidan tersebut secara spesifik
adalah polifenol.
Polifenol adalah senyawa yang terdiri dari 2 gugus yaitu flavanoid dan turunan
asam sinamat. Flavanoid adalah senyawa polyphenol yang banyak terdapat pada
buah, sayuran, teh, anggur merah dan cokelat. Polyphenol berfungsi sebagai
antioksidan dan bermanfaat untuk kesehatan manusia, seperti mencegah kanker,
jantung dan penyakit-penyakit lainnya (Misnawi et al., 2004). Lebih jelasnya lagi,
Polifenol merupakan salah satu senyawa antioksidan yang berasal dari golongan
flavonoid yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Komponen-komponen fenolik
banyak terdapat pada pangan nabati atau sayuran dan buah-buahan. Senyawa
tersebut mempengaruhi kualitas gizi pangan segar dan olahan. Selain itu senyawa
fenol dapat berfungsi sebagai antioksidan primer karena mampu menghentikan reaksi
rantai radikal bebas pada oksidasi lipid (Kochar dan Rossell, 1990 dalam Paembong,
2012).
Selain itu, juga terdapat informasi penting lain yang perlu diketahui yaitu,
kandungan polifenol pada suatu bahan pangan berbeda-beda, tergantung pada bahan
pangan tersebut. Tidak hanya dipengaruhi oleh bahan teknik pengolahan bahan
tersebut menjadi suatu produk tertentu juga akan mempengaruhi jumlah total polifenol
produk akhir. Kandungan total polifenol pada bahan dapat diukur menggunakan
metode
Folin-Ciocalteu,
dimana
reagen
Folin-Ciocalteu
(campuran
campuran
dapat diketahui secara pasti berapa total polifenol pada produk pangan dan apa yang
mempengaruhi penurunan maupun peningkatan total polifenol.
1.2 Tujuan Praktikum
dasar (Suhaj, 2004). Tiga prosedur ekstraksi yang dapat digunakan adalah ekstraksi
dengan minyak dan lemak, ekstraksi dengan pelarut organik, dan ekstraksi dengan
supercritical fluid carbondioxide (Pokorny dan Korczak, 2001).
Ekstraksi dengan pelarut organik tergantung dari bahan material tertentu dan
stabilized substrate. Pelarut etanol lebih baik dibandingkan dengan metanol karena
residu etanol bersifat lebih tidak toksik dari metanol. Ekstrak yang dihasilkan dari
pelarut organik dapat dikonsentrasikan lebih lanjut dengan menggunakan destilasi
molekul, destilasi uap, dan lain sebagainya (Pokorny dan Korczak, 2001). Beberapa
teknik ekstraksi sudah dipatenkan menggunakan pelarut organik tertentu dengan
polaritas yang berbeda, seperti petroleum eter, toluen, aseton, etanol, metanol, etil
asetat, dan air.
Metode folin ciocalteu adalah salah satu metode termudah untuk mengukur
kapasitas antioksidan dari produk alami. Metode ini berdasarkan reduksi dari
phosphomolybdic-tungstic chromogen oleh antioksidan, dan menghasilkan perubahan
warna yang diukur pada absorbansi 750 nm (Agbor et al., 2005).
2.3 Senyawa Polofenol yang Terdapat dalam Sampel Uji
2.3.1 Kopi
Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji
tanaman kopi. Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea.
Secara umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffea
robusta (Saputra E., 2008). Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulant
yang akan menyebabkan orang tetap terjaga, mengurangi kelelahan, dan memberikan
efek fisiologis berupa peningkatan energi (Bhara L.A.M., 2005).
Kopi mengandung beberapa komponen fenolik selain
tokoferol
yang
forastero tetapi ukuran bijinya besar, bulat, dan memberikan citarasa khas yang baik.
Lama fermentasi bijinya lebih singkat daripada tipe forastero Menurut (Djatmiko dan
Wahyudi (1986), biji kakao sangat diperlukan dalam berbagai macam industri karena
sifatnya yang khas, yaitu : (1) biji kakao mengandung lemak yang cukup tinggi (55 %),
dimana lemaknya mempunyai sifat yang unik yaitu membeku pada suhu kamar, akan
tetapi mencair pada suhu tubuh, (2) bagian padatan biji kakao mengandung komponen
flavor dan pewarna yang sangat dibutuhkan dalam industri makanan. Biji kakao
mengandung polifenol, yaitu senyawa yang sangat sepat, yang terdiri dari antosianin
dan leukoantosianin 3%, katekhin 3%, dan polifenol kompleks. Selama proses
fermentasi, polifenol teroksidasi oleh polifenol oksidase membentuk quinon dan
diquinon. Katekhin dan epikatekhin selama proses fermentasi, keduanya menghasilkan
warna cokelat yang khas (Susanto, 1994).
Kakao merupakan salah satu jenis pangan yang mengandung senyawa polifenol,
yang dapat bertindak sebagai antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Kandungan total polifenol pada kakao lebih tinggi dibandingkan dari anggur, teh hitam,
teh hijau. Kelompok senyawa polifenol yang banyak terdapat pada kakao adalah
flavonoid golongan flavanol. Flavanol umumnya terdapat dalam bentuk senyawa
tunggal seperti katekin dan epikatekin dan juga berbentuk senyawa oligomer seperti
prosianidin.
2.3.3 Teh
Teh adalah suatu produk yang dibuat dari daun muda (pucuk daun) dari tanaman
teh Camellia sinensis L. Daun teh mengalami beberapa proses pengolahan untuk
dapat menjadi produk seperti teh hitam dan teh hijau. Untuk membuatnya, daun
biasanya dilayukan dan kemudian digulung dengan alat pemutar OTR (Open Top
Roller), kemudian dihamparkan ke udara agar teroksidasi atau terfermentasi. Daun
kemudian dikeringkan dengan udara panas, dan dihasilkan teh hitam (Harler, 1966).
Daun teh memiliki senyawa bioaktif yang kompleks, salah satunya adalah
polifenol. Pada teh hijau kandungan polifenolnya sebesar 36 persen. Katekin
merupakan senyawa dominan dari polifenol teh hijau dan terdiri dari epikatekin (EC),
epikatekin gallat (ECG), epigallokatekin (EGC), epigallokatekin gallat (EGCG), katekin
dan gallokatekin (GC). Dalam daun teh terdapat sekitar 14 glikosida mirisetin, kuersetin
yang dapat mencegah kanker dan kolesterol. Flavonol merupakan zat antioksidan
utama pada daun teh yang terdiri atas kuersetin, kaempferol dan mirisetin. Sekitar 2- 3
persen bagian teh yang larut dalam air merupakan senyawa flavonol (Alumniits, 2009).
Senyawa utama yang dikandung teh adalah katekin, yaitu suatu turunan tannin
terkondensasi yang juga dikenal sebagai senyawa polifenol karena banyaknya gugus
fungsional hidroksil yang dimilikinya. Selain itu, teh juga mengandung alkaloid kafein
yang bersama-sama dengan polifenol teh akan membentuk rasa yang menyegarkan.
Beberapa vitamin yang dikandung teh di antaranya adalah vitamin C, vitamin B, dan
vitamin A yang diduga akan menurun kadarnya akibat pengolahan, namun masih dapat
dimanfaatkan oleh peminumnya. Beberapa jenis mineral juga terkandung dalam teh,
terutama fluorida yang dapat memperkuat struktur gigi (Kustamiyati, 2006).
Pada daun teh segar, kadar tannin pada tahap pengolahan teh hitam secara
berturut-turut semakin kecil konsentrasinya, sedangkan pada teh hijau terdapat
sebaliknya. Meskipun semua komponen tannin dari hasil berbagai penelitian diketahui
mempunyai kemampuan untuk penyembuhan penyakit ginjal, namun tannin dalam
bentuk epigalokatekin galat, merupakan tannin predominan dari teh hijau yang paling
berkhasiat. Tannin memiliki rasa yang sepat sehingga mudah untuk dideteksi. Tannin
merupakan senyawa yang sangat penting karena hampir semua karakteristik mutu teh
berkaitan erat dengan perubahan yang terjadi pada tannin selama pengolahan teh.
Tannin yang terkandung dalam teh merupakan turunan asam galat dan dikenal dengan
katekin (Ramayanti, 2003).
2.3.4 Apel
Daging buah apel mengandung senyawa-senyawa flavonoid seperti: Catechin,
procyanidin, phloridzin, phloretin glycoside, caffeic acid, dan chlorogenic acid.
Sedangkan kulit apel selain mengandung senyawa-senyawa di atas, juga mengandung
flavonoid tambahan yang tidak terdapat pada daging buah seperti quercetin glycosides
dan cyanidin glycoside (Wolfe dan Liu, 2003).
Kulit apel yang diekstrak mengandung vitamin C dengan total aktivitas
antioksidan 125156 mol/gram (Wolfe dan Liu, 2003). Vitamin C merupakan
mikronutrien esensial yang larut air yang berguna untuk kesehatan tubuh. Manusia dan
primata lainnya tidak dapat mensintesis vitamin C karena tidak adanya enzim Lgulonolakton oksidase, suatu enzim terminal dalam biosintesis vitamin C dari glukosa
(Shills, 2006).
2.3.5 Ginseng
Faridah dan Isfaryanti (1996) menyebutkan bahwa akar ginseng jawa
mengandung steroid/sterol (stigmasterol dan b-sitosterol) dan saponin (b sitosterol-bD-glukosida), senyawa pereduksi dan senyawa yang diduga kumarin. Sedangkan
Sukardiman (1996) menyebutkan bahwa dari hasil analisis KLT (kromatografi lapis
tipis) densitometri, diketahui ada sedikitnya dua senyawa (golongan terpenoid dan
steroid) yang terkandung dalam ginseng jawa sama dengan yang terkandung dalam
ginseng korea.
2.3.6 Jahe
Jahe (Zingiber officinale, Roscoe) merupakan salah satu rempah yang umum
digunakan untuk keperluan rumah tangga dan secara universal diketahui juga dapat
dimanfaatkan untuk kesehatan. Antioksidan utama yang terkandung dalam jahe adalah
gingerol, shogaol dan gingeron. Ekstrak jahe mempunyai sifat antioksidan, karena
dapat menangkap anion superoksida dan radikal hidroksil. Hasil percobaan
menggunakan mikrosom hati tikus menunjukkan bahwa gingerol yang diisolasi dari
rimpang jahe pada konsentrasi tinggi dapat menghambat pembentukan kompleks
askorbat-besi (ferro) yang dapat menginduksi peroksidasi lipid. Demikian juga gingerol
dari jahe dapat menghambat fungsi platelet karena dapat menghambat pembentukan
tromboksan dan dapat menghambat terjadinya peradangan (inflamasi). Selain itu,
ekstrak jahe dapat pula menghambat biosintesis kolesterol dalam hati (Muchtadi,
2009).
pengujian
komponen
bioaktif
polifenol
sebagai
antioksidan
menggunakan dua jenis bahan, yakni bahan pangan yang digunakan untuk analisa
dan bahan kimia yang digunakan dalam analisa.
3.1.1 Bahan Pangan
1. Teh (hijau dan hitam), kakao, kopi (arabika dan robusta),
2. Produk minuman teh hijau, teh hitam, kakao, kopi instan, kopi instan dekafein,
kopi instan herbal.
3.1.2 Bahan Kimia
Aquades, follin-ciocalteau, Na2CO3, dan standar asam galat.
3.2 Preparasi Bahan
3.2.1 Sampel Bubuk
Bahan pangan yang akan diuji nilai polifenolnya akan dilakukan pengenceran
terlebih dahulu dengan aquades hangat bagi sampel padat/bubuk agar senyawa yang
terkandung di dalamnya terlarut sempurna, karena air panas membuka pori-pori
sampel. Sampel bubuk tersebut antara lain jenis coklat bubuk dan kopi bubuk dari
berbagai merek yang dilakukan penimbangan masing-masing 1,5 g. Larutan campuran
sampel bubuk dan aquades hangat diaduk selama 10 menit untuk menghomogenkan
larutan. Kemudian dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring untuk
memisahkan ampas dengan filtrat. Filtrat yang dihasilkan ditera dengan menambahkan
aquades hingga 50 ml di dalam labu takar. Filtrat yang sudah diencerkan diambil 0,1 ml
kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi untuk selanjutnya dilakukan pengujian
polifenol.
3.2.2 Sampel Minuman
Pada sampel yang berupa cairan/minuman tidak dilakukan preparas, namun
langsung dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menambahkan bahan kimia
yang digunakan untuk analisa seperti DPPH (1,1-diphenyl-2-picryl hydrazyl) dan
etanol. Hal ini dikarenakan sampel minuman telah berbentuk konsentrasi yang encer
dalam kemasannya. Oleh karena itu, hanya dilakukan pengambilan cuplikan sebesar
0,1 ml.
1,5 g sampel
Ekstraksi
Polifenol
50 ml
Aquades
Pengadukan
10
Filtrasi
Resid
u
Ekstrak
Polifenol
Peneraan hingga
50 ml
Gambar 3.1 Ekstraksi Senyawa Polifenol
3.4 Prosedur Analisa
3.4.1Analisis Kandungan Total Polifenol
0,1 ml sampel + 4,9 ml
aquades
0,5 ml follinciocalteau
Pencampuran
(vortex)
Pendiaman 5
1 ml Na2CO3
(7%)
Pencampuran
(vortex)
Pendiaman 60 (tempat
gelap)
Pengukuran absorbansi
(=765
nm)
Gambar 3.2Analisa Kandungan Total
Polifenol
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan
Blanko
0,011
0,015
0,003
0,001
0,002
0,032
0,22
0,15
0,007
0,006
Pengukuran
Absorbansi ( = 765
nm)
Ulangan Ulangan
1
2
Jenis Sampel
0,67
0,342
0,336
0,408
1,099
0,49
1,039
0,372
1,086
0,209
1,514
0,585
1,669
0,335
1,332
0,497
0,167
0,555
2,02
0,749
0,627
0,331
0,359
0,36
1,182
0,433
0,991
0,471
1,079
0,191
2,684
0,558
1,484
0,429
1,384
0,473
0,524
2,094
0,735
Rata-Rata
Total
Polifenol
(mg GAE/g)
1211,9342
628,3202
648,3202
717,1717
2132,2484
SD
RSD (%)
56,8754
14,5495
30,4217
63,4888
109,7828
4,6929
2,3156
4,6882
8,8527
5,1487
862,1399
75,3930
8,7449
1897,4935
787,3176
2023,7561
372,9892
3925,1777
63,4888
130,9457
9,2588
23,8083
1547,5401
3,3459
16,6319
0,4575
6,3831
39,4260
1067,9012
88,4343
21,4029
76,1728
27,1829
31126,0756
30,2413
115,3984
41,6049
35,7125
7,3409
3,7300
2,0634
0,9523
1,2301
2,9364
0,5555
3,3442
8,3010
17,4274
2,7088
3,5034
4,0676
2,5445
1,3352
4.2 Pembahasan
yang terdapat dalam tumbuhan. Ekstraksi senyawa fenol tumbuhan dengan etanol
mendidih biasanya mencegah terjadinya oksidasi enzim.
Namun, data pengamatan tersebut masih belum dapat dikatakan akurat dan
presisi karena masih ada data yang melebihi RSD sebesar 5%. Hal ini menandakan
bahawa, tingkat ketelitian dari beberapa produk yang melebih 5% sangat rendah,
bahkan tidak bisa dijadikan acua.
BAB 5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pengujian kandungan total polifenol terhadap 20
macam sampel dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. total polifenol tertinggi dengan tingkat ketelitian yang tinggi dimiliki oleh produk
Vicco Bubuk Coklat Murni dengan nilai 1211,9342 mg GAE/g dengan nilai RSD
4,6929%;
2. senyawa fenol yang akan diuji kemungkinan terjadi kerusakan pada saat
perlakuan pengujian atau proses pengujian yang tidak tepat, sehingga
mendapat nilai ketelitian yang rendah;
3. proses pengolahan produk juga akan mempengaruhi total polifenol dalam
bahan, karena sangat mudah teroksidasi dan rusak; dan
4. nilai total polifenol terendah terdapat pada produk Teh Botol Sosro dengan nilai
21,4029 mg GAE/g.
DAFTAR PUSTAKA
Agbor, G..A., J.E. Oben, J.Y Ngogang, C. Xinxing, and J.A. Vinson. 2005. Antioxidant
capacity of some herbs/spices from cameroon: a comparative study of two
methods. Journal Of Agricultural And Food Chemistry Vol. 53 No. 17, 2005.
American Chemical Society. Page: 6819-6824.
Alumniits. 2009. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. http://www.alumniits.com
(diakses 25 Oktober 2015).
Bhara L.A.M., 2009. Semarang: Pengaruh Pemberian Kopi Dosis Bertingkat Per Oral
30 Hari terhadap Gambaran Histology Hepar Tikus Wistar. Skripsi. Universitas
Diponegoro, Fakultas Kedokteran. 15-17.
Faridah GE, dan Isfaryanti AF, 1996. Skrining Fitokimia Akar Som Jawa. Prosiding
Seminar Nasional Pokjanas Tanaman Obat Indonesia XI. Surabaya.
Furnawanthi, I. 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta: Agromedia Pustaka
Pustaka.
Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan
Iwang Soediro. Bandung : Penerbit ITB. Halaman 13, 234-236.
Harler. C.R., 1966. Tea Growing. London: Oxford University Press.
Hostettmann, K., Hostettmann, M. dan Marston, A. (1995). Cara Kromatografi
Preparatif. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB.
Halaman 9-11, 33.
Kustamiyati, B. 2006. Prospek Teh Indonesia Sebagai Minuman Fungsional.
http://www.Ippi.go.id (diakses 24 Oktober 2015).
Misnawi, S Jinap, B Jamilah, S Nazamid, 2004. Fermentation Sensory Properties of
Cocoa Liquor as Affected by Polyphenol Concentration and Duration of
Makassar:
Jurusan
Teknologi
Pertanian,
Fakultas
Pertanian,
Universitas Hasanuddin.
Pokorny dan Korczak. 2001. Preparations of natural antioxidants. Di dalam: Pokorny,
J., N. Yanishlieva, And M. Gordon (Eds). Antioxidants In Food: Practical
Applications. Woodhead Publishing Limited. pp: 311-330.
Ramayanti, I. 2003. Pengaruh derajat Layu dan Lama Penggulungan Terhadap Mutu
Bubuk Teh Hitam. Medan: USU-Press.
Rosidah, Yam, M.F., Sadikun, A., dan Asmawi, M.Z. 2008. Antioxidant Potential of
Gynura procumbens. Pharmaceutical Biology. 46(9): 616-625.
Saputra, E. 2008. Kopi. Yogyakarta: Harmoni.
Shills M.E. (ed). 2006. Modern Nutrition in Health and Disease 10th Edition. Lippincott
William and Wilkins.
Stahl W, Sies H. 1997. Antioxidant defense: vitamin C, E and carotenoid. Supll.
Sukardiman, 1996. Perbandingan Profil Kandungan Kimia dari Akar Talinum
paniculatum Gaertn. dan Panax ginseng dengan Metode KLT Densitometri.
Prosiding Seminar Nasional Pokjanas Tanaman Obat Indonesia XI. Surabaya.
Susanto, F.X., 1994. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Wolfe K. L, Liu R.H. 2003. Apple Pells as a Value-Added Food Ingredient . J. Agric.
Food Chem. 51: 1676 1683.
Wood, G.A.R. 1975. Cocoa Tropical Agriculture. Series, 3 Ed. London: Longmans.
Yusmarini. 2011. Mini Review, Senyawa Polifenol pada Kopi: Pengaruh Pengolahan,
Metabolisme, dan Hubungannya dengan Kesehatan. SAGU, September 2011
Vol. 10 No. 2: 22-30.
Lampiran Perhitungan
Kurva standar y = 0,1782x + 0,0006
mencari nilai x: 0,1782x = y 0,0006
x = (y 0,0006)/0,1782
Ket: y = nilai absorbansi sampel/blanko pada = 765 nm
x = digunakan untuk mengetahui berat (mg) polifenol
Rumus Total Polifenol
a. Sampel padat = (x mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
b. Sampel cair = (x mg/0,1 ml)*(1 ml/1 g)
RSD (Realtive Standard Deviation)
a. SD = ((xi - )2 )/(n-1)
b. CV = RSD = (SD/)*100%
c. Ket: xi = terukur dari masing-masing ulangan
= nilai rata-rata
n = jumlah analisis (pengulangan) = 2
Sampel Vicco Bubuk Cokelat Murni
- U1
Ket: y = 0,67
x = (0,67 0,0006)/0,1782
x = 3,7565 mg
Total polifenol = (3,7565 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 1252,1511 mg GAE/g
- U2
Ket: y = 0,627
x = (0,627 0,0006)/0,1782
x = 3,5152 mg
Total polifenol = (3,5152 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 1171,7172 mg GAE/g
- Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (1252,1511 + 1171,7172)/2
= 2423,8683/2
Rata-rata = 1211,9342 mg GAE/g
- SD = ((1252,1551-1211,9342)^2+(1171,7172-1211,9342)^2)/(2-1)
SD = 3234,8117/1
SD = 56,8754
- RSD = (56,8754/1211,9342)*100%
RSD = 4,6929%
Vicco 3 in 1
- U1
Ket: y = 0,342
x = (0,342 0,0006)/0,1782
x = 1,9158 mg
Total polifenol = (1,9158 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
U2
Ket: y = 0,331
x = (0,331 0,0006)/0,1782
x = 1,8541 mg
Total polifenol = (1,8541 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 618,0322 mg GAE/g
Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (638,6083 + 618,0322)/2
= 1256,6405/2
Rata-rata = 628,3202 mg GAE/g
SD = ((638,6083-628,3202)^2+(618,0322-628,3202)^2)/(2-1)
SD = 211,6886/1
SD = 14,5495
RSD = (14,5495/628,3202)*100%
RSD = 2,3156%
Vicco 3 in 1
- U1
Ket: y = 0,336
x = (0,336 0,0006)/0,1782
x = 1,8822 mg
Total polifenol = (1,8822 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 627,3850 mg GAE/g
- U2
Ket: y = 0,359
x = (0,359 0,0006)/0,1782
x = 2,0112 mg
Total polifenol = (2,0112 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 670,4078 mg GAE/g
- Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (627,3850 + 670,4078)/2
= 1297,7928/2
Rata-rata = 648,8964 mg GAE/g
- SD = ((1252,1551-1211,9342)^2+(1171,7172-1211,9342)^2)/(2-1)
SD = 3234,8117/1
SD = 56,8754
- RSD = (56,8754/1211,9342)*100%
RSD = 4,6929%
Pro Food Jahe Chocolate
- U1
Ket: y = 0,408
x = (0,408 0,0006)/0,1782
x = 2,2862 mg
Total polifenol = (2,2862 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 762,0651 mg GAE/g
- U2
Ket: y = 0,36
x = (0,36 0,0006)/0,1782
x = 2,0168 mg
U2
Ket: y = 0,433
x = (0,433 0,0006)/0,1782
x = 2,4265 mg
Total polifenol = (2,4265 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 808,8290 mg GAE/g
Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (915,4508 + 808,8290)/2
= 1724,2798/2
U2
Ket: y = 1,079
x = (1,079 0,0006)/0,1782
x = 6,0516 mg
Total polifenol = (6,0516 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 2017,2091 mg GAE/g
- Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (2030,3030 + 2017,2091)/2
= 4047,5121/2
Rata-rata = 2023,7561 mg GAE/g
- SD = ((1252,1551-1211,9342)^2+(1171,7172-1211,9342)^2)/(2-1)
SD = 3234,8117/1
SD = 56,8754
- RSD = (56,8754/1211,9342)*100%
RSD = 4,6929%
Sekar Arum Komik (Kopi Minim Kafein)
- U1
Ket: y = 0,209
x = (0,209 0,0006)/0,1782
x = 1,1695 mg
Total polifenol = (1,1695 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 389,8242 mg GAE/g
- U2
Ket: y = 0,191
x = (0,191 0,0006)/0,1782
x = 1,0685 mg
Total polifenol = (1,0685 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 356,1541 mg GAE/g
- Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (389,8242 + 356,1541)/2
= 745,9783/2
Rata-rata = 372,9892 mg GAE/g
- SD = ((1252,1551-1211,9342)^2+(1171,7172-1211,9342)^2)/(2-1)
SD = 3234,8117/1
SD = 56,8754
- RSD = (56,8754/1211,9342)*100%
RSD = 4,6929%
Kopi O Aik Chehong
- U1
Ket: y = 1,514
x = (1,514 0,0006)/0,1782
x = 8,4927 mg
Total polifenol = (8,4927 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 2830,9016 mg GAE/g
- U2
Ket: y = 2,684
x = (2,684 0,0006)/0,1782
x = 15,0584 mg
Total polifenol = (15,0584 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 5019,4538 mg GAE/g
- Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (2830,9016 + 5019,4538)/2
= 7850,3554/2
Rata-rata = 3925,1777 mg GAE/g
- SD = ((1252,1551-1211,9342)^2+(1171,7172-1211,9342)^2)/(2-1)
SD = 3234,8117/1
SD = 56,8754
- RSD = (56,8754/1211,9342)*100%
RSD = 4,6929%
Kopi Jahe Sekar Arum
- U1
Ket: y = 0,585
x = (0,585 0,0006)/0,1782
x = 3,2795 mg
Total polifenol = (3,2795 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 1093,1538 mg GAE/g
-
U2
Ket: y = 0,558
x = (0,558 0,0006)/0,1782
x = 3,1279 mg
Total polifenol = (3,1279 mg/0,1 ml)*(50 ml/1,5 g)
Total polifenol = 1042,6487 mg GAE/g
Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (1093,1538 + 1042,6487)/2
= 2135,8025/2
Rata-rata = 1067,9012 mg GAE/g
SD = ((1252,1551-1211,9342)^2+(1171,7172-1211,9342)^2)/(2-1)
SD = 3234,8117/1
SD = 56,8754
RSD = (56,8754/1211,9342)*100%
RSD = 4,6929%
U2
Ket: y = 1,484
x = (1,484 0,0006)/0,1782
x = 8,3244 mg
Total polifenol = (8,3244 mg/0,1 ml)
Total polifenol = 83,2435 mg GAE/g
Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (93,6251 + 83,2435)/2
= 176,8686/2
Rata-rata = 88,4343 mg GAE/g
SD = ((1252,1551-1211,9342)^2+(1171,7172-1211,9342)^2)/(2-1)
SD = 3234,8117/1
SD = 56,8754
RSD = (56,8754/1211,9342)*100%
RSD = 4,6929%
U2
Ket: y = 1,384
x = (1,384 0,0006)/0,1782
x = 7,7632 mg
Ket: y = 0,524
x = (0,524 0,0006)/0,1782
x = 2,9371 mg
Total polifenol = (2,9371 mg/0,1 ml)
Total polifenol = 29,3715 mg GAE/g
- Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (31,1111 + 29,3715)/2
= 60,4826/2
Rata-rata = 30,2413 mg GAE/g
- SD = ((1252,1551-1211,9342)^2+(1171,7172-1211,9342)^2)/(2-1)
SD = 3234,8117/1
SD = 56,8754
- RSD = (56,8754/1211,9342)*100%
RSD = 4,6929%
Teh Kepala Djenggot
- U1
Ket: y = 2,02
x = (2,02 0,0006)/0,1782
x = 11,3322 mg
Total polifenol = (11,3322 mg/0,1 ml)
Total polifenol = 113,3221 mg GAE/g
- U2
Ket: y = 2,094
x = (2,094 0,0006)/0,1782
x = 11,7475 mg
Total polifenol = (11,7475 mg/0,1 ml)
Total polifenol = 117,4747 mg GAE/g
- Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (113,3221 + 117,4747)/2
= 230,7968/2
Rata-rata = 115,3984 mg GAE/g
- SD = ((1252,1551-1211,9342)^2+(1171,7172-1211,9342)^2)/(2-1)
SD = 3234,8117/1
SD = 56,8754
- RSD = (56,8754/1211,9342)*100%
RSD = 4,6929%
Zestea Green Tea
- U1
Ket: y = 0,749
x = (0,749 0,0006)/0,1782
x = 4,1998 mg
Total polifenol = (4,1998 mg/0,1 ml)
Total polifenol = 41,9978 mg GAE/g
- U2
Ket: y = 0,735
x = (0,735 0,0006)/0,1782
x = 4,1212 mg
Total polifenol = (4,1212 mg/0,1 ml)
Total polifenol = 41,2121 mg GAE/g
Rata-Rata
(U1 + U2)/2 = (41,9978 + 41,2121)/2
= 83,2099/2
Rata-rata = 41,6049 mg GAE/g
- SD = ((1252,1551-1211,9342)^2+(1171,7172-1211,9342)^2)/(2-1)
SD = 3234,8117/1
SD = 56,8754
- RSD = (56,8754/1211,9342)*100%
RSD = 4,6929%
Lampiran Gambar
Sampel 1 dan 2
Penimbangan
Sampel pertama U1
dan U2
Sampel kedua U1
dan U2
Penambahan
aquades
pengadukan
Sampel 1 dan 2
Penyaringan
Hasil penyaringan
Pengambilan sampel
Sampel dibungkus
alumunium foil
Sampel didiamkan
Sampel
Dimasukkan pada
spektrofotometer
spektrofotometer