Vous êtes sur la page 1sur 4

Apa yang akan terjadi jika

penurunan permukaan tanah di


Jakarta tidak ditindak lanjuti?
By: AY

Setengah Jakarta di Bawah Laut


Tahun 2020
Wilayah Jakarta tengelam hanya bukan lontehan belaka. Tapi sudah menjadi kenyataan
yang harus diwaspadai. Terbukti, wilayah pesisir utara Jakarta mengalami penurunan
muka tanah yang signifikan, bahkan bisa dibilang tertingi di dunia yakni per tahun ratarata berkisar 0,87 cm.
Hasil penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB) menunjukan adanya kecenderungan
kenaikkan muka air laut. Pada 1925, kondisi muka laut di Teluk Jakarta tercatat 51,19 cm.
Pada 1950 atau 25 tahun berikutnya, muka laut bertambah 14,37 cm. Pada 25 tahun
selanjutnya (1975), terjadi kenaikan muka laut 14,38 cm.
Berdasarkan hasil penelitian konsorsium Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS),
sebanyak 40 persen wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut. Diperkirakan
sekitar 10 tahun mendatang wilayahnya bertambah luas menjadi 50 persen.
Sejumlah wilayah lainnya seperti di Cengkareng Barat juga mengalami penurunan 2,5
meter. Lalu Daan Mogot 1,97 meter, Ancol 1,88 meter (titik pantau di area wisata Ancol),
Cempaka Mas 1,5 meter, Cikini 0,80 meter dan Cibubur 0,25 meter.

https://img.okezone.com/conte
nt/2011/03/07/338/432221/o5Y
NKn3idY.jpg

Data juga menyebutkan, sejak 1974-1982 land subsidence belum terjadi secara signifikan
seperti saat ini, karena penggunaan air tanah tidak tinggi dan bangunan juga masih
sedikit. Sedangkan mulai 1982-1991, tanah Jakarta mulai mengalami penurunan, dan
pada 1991-2010 kondisi itu makin meluas.

22.7.12

Teks footer di sini

Setengah Jakarta di Bawah Laut


Tahun 2020
Penurunan muka tanah ini juga terjadi karena penyedotan air bawah tanah untuk
kepentingan rumah tangga dan industri. Makin turunnya permukaan tanah, maka air laut
akan lebih mudah masuk.
Jumlah kenaikan muka laut Teluk Jakarta setiap 25 tahun berada di kisaran 14,37 cm, atau
rata-rata kenaikan per tahun 8 mm. Berdasarkan asumsi tersebut, pada 2050 diperkirakan
muka laut di Teluk Jakarta akan mencapai 1,23 meter.
Pada master plan tata ruang Jakarta 1965-1985 masih terdapat 37,2 % atau 241,8 km2
ruang terbuka hijau (RTH) dari luas Jakarta. Tapi dalam 2000-2010 luas tersebut berkurang
jauh menjadi 13,94 % atau 96.6 km2 dari luas Jakarta 661.52 km2.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) memperkirakan DKI Jakarta akan terendam air
pada tahun 2030. Banyak faktor yang menjadi penyebab di antaranya banjir pasang air laut
(rob) akibat penurunan permukaan tanah serta banjir akibat hujan yang terus meluas di
seluruh wilayah Ibu Kota.
Kampung Apung, di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, menjadi bukti penurunan
tanah di wilayah tersebut. Masih ingat dengan heboh terputusnya akses ke Bandara
Soekarno Hatta akibat genangan air beberapa waktu lalu, adalah menunjukan wilayah
Jakarta secara perlahan tenggelam.
Dari semua ini jika kita tidak lanjuti ada kemungkinan bahwa seluruh jakarta bisa tengelam
pada saal tahun 2030!

http://cdnmedia.viva.id/thumbs2/2013/01/
17/188437_bundaran-hiterendam-banjir_663_382.jpg

http://metro.news.viva.co.id/news/read/216606-setenga
h-jakarta-di-bawah-laut-tahun-2020
http://news.okezone.com/read/2011/03/07/338/432221/
2020-wilayah-kapuk-hilang-dari-peta-jakarta

Vous aimerez peut-être aussi