Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Karakteristik
Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. perempuan
Frekuensi/ jumlah
40 orang
60 orang
Jenis Pekerjaan
2.
a. penglintingan
b. pengepakan
c. pengawas
55 orang
35 orang
10 orang
Usia
3.
a.
b.
c.
d.
25-35 tahun
36-47 tahun
47-57 tahun
58-60 tahun
35 orang
40 orang
20 orang
5 orang
Tingkat Pendidikan
4.
a. Tamat SD
b. Tamat SMP
c. Tamat SMA
30 orang
45 orang
25 orang
Lama Bekerja
a.
b.
c.
d.
5-10 tahun
11-15 tahun
16-20 tahun
21-25 tahun
15 orang
35 orang
30 orang
1
e. >25 tahun
15 orang
5 orang
Kemudian kami melakukan pengkajian lebih lanjut terhadap masing-masing pekerja dan juga
dari HRD perusahaan sehingga
didapat hasil pengkajian sebagai berikut:
.2. Proses Keperawatan
2.1 Pengkajian
A. DATA INTI
1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas Perusahaan
rokok PT. NOJORONO berada di wilayah kabupaten kudus jawa tengah dengan luas
bangunan pabrik keseluruhan sebesar 1 Ha. Pabrik ini
merupakan akses utama di kota kudus. Terdiri dari beberapa ruangan sektor yang didalamnya
terdapat berbagai macam pekerjaan industri yang berhubungan dengan tembakau dan rokok
diantaranya adalah bagian
tembakau, pelintingan rokok, pengepakan rokok, ruang laboratorium uji tembakau, dll.
Ruangan sektor A7 merupakan salah satu ruangan di perusahan rokok PT. NOJORONO yang
terbagi menjadi beberapa bagian tugas didalamnya yaitu bagian pelintingan, pengepakan
rokok dan pengawasan.Jumlah pekerja di ruangan sektor A7 sebanyak 100 orang (perincian
berdasarkan karakteristik umum ada di tabel yang tersedia di awal) sebagaian besar bekerja
adalah orang jawa 85 orang (85%) dan berasal dari madura sebanyak 15 orang (15%).
2.Status kesehatan komunitas
Dari pengkajian (anamnesa) dan kuisioner yang dilakukan mahasiswa langsung
kepada para pekerja diruangan sektor A7 didapatkan hasil:
a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
68 orang pekerja (68%) menegeluhkan sering batuk-batuk
15 orang (15%) pekerja mengeluhkan sering pusing
Sisanya 17 orang (17%) tidak ada keluhan
b. Tanda-tanda vital
TD:
< 110/70 mmHg
: 5 orang (5%)
110/70mmHg-130/90mmHg
: 75 orang (75%)
>130/90 mmHg
: 20 orang (20%)
2
Nadi:
60-80x/menit
: 90 orang (90%)
80-100x/menit
: 10 orang (10%)
RR:
16-24x/menit
: 90 orang (90%)
>24x/ menit
: 10 orang (10%)
Suhu tubuh:
36,5C-37C
: 100 orang (100%)
c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir)
ISPA
: 20 orang/ kasus (20%)
PPOK
: 5 orang (5%)
Diare
: 5 orang (5%)
Batuk
: 35 orang (35%)
Demam
: 15 orang (15%)
Sisanya tidak ada laporan keluhan penyakit 20 orang (20%)
Ket: (*) : data dari klinik perusahaan pada tanggal 12 November 2012
d. Riwayat penyakit komunitas
Data diambil dari 68 orang pekerja (68%) yang mengeluhkan sering batuk-batuk,
kami melakukan pengkajian dengan memberikan kuisioner kepada 68 pekerja
tersebut, dengan hasil:
No.
Karakteristik
1. Menderita batuk berdahak minimal 30
kali setahun, sekurang-kurangnya
Frekuensi
20 orang
Presentase %
29,4 %
2.
3.
tahun beruntun.
Mempunyai riwayat merokok
Terpajang langsung dengan
bahan
40 orang
68 orang
58,8 %
100 %
4.
produk
Mempunyai keluarga dengan riwayat
6 orang
8,82 %
5.
bronkitis emsifema
Sering mengalami sesak nafas saat
6.
6,8 %
10 orang
tangga)
Pernah merasa sesak atau nafas sulit
5 orang
7,35%
7.
5 orang
7,35%
8.
9.
45 orang
5 orang
66,1 %
7,35 %
20 orang
29,4%
dinyatakan
penderita
PPOK
bernafas
e. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi komunitas
Para pekerja mendapat istirahat makan siang dari peusahaan, makan siang rutin
dilaksanakan tiap pukul 13.00 WIB di kantin pabrik.
f. Pola pemenuhan cairan dan elektrolit Selama bekerja kebutuhan cairan pekerja
didapat dari minumanyang dibawa oleh para pekerja dari rumah.
g. Pola istirahat tidur
Para pekerja mengatakan bahwa istirahat tidur mereka biasanya dilakukan pada
malam hari saat pulang bekerja karena waktu bekerja mereka adalah 9 jam mulai
pukul 8 pagi-5 sore.
h. Pola eliminasi
Saat dilakukan anamnesa kepeada para pekerja Sebanyak 35 orang dari 55 orang
(63,6%) pekerja bagian pelintingan rokok mengatakan pernah sakit anyanganyangan, hal ini ternyata disebabkan oleh 20 orang (57,1%) kurang sering
minum air putih saat bekerja, 15 orang (42,8%) menahan BAK karena jarak
kamar mandi dengan ruang
bekerja bersama dalam waktu yang lama, antar pekerja saling membantu dan
memberikan dukungan bila ada masalah.
l. Status pertumbuha a perkembangan
a) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
Berdasarkan data dari klinik perusahaan semua pekerja mendapatkan
asuransi kesehatan, dan bisa periksa atau berobat secara gratis di klinik
tersebut tetapi data klinik perusahaan menunjukkan:
No.
Karakteristik
1. Pekerja yang memeriksakan kesehatan
Frekuensi
25 orang
Presentase %
25%
2.
memeriksakan
35 orang
35%
3.
40 orang
40%
pernah
datang
ke
klinik
untuk
memeriksakan kesehatannya
b) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
Setelah dilakukan pengkajian melalui observasi langsung kepada 100 pekerja
di ruangan sektor A7 didapatkan hasil:
No.
Karakteristik
Jenis pekerjaan
Frekuensi
Presentase
%
5
1.
Tidak
menggunakn
Tidak
menggunakan
sarung
tangan
saat
a. Pelintingan
b. Pengepakan
c. pengawasan
a. penglintingan
b. pengepakan
c. pengawsan
bekerja
55 orang
35 orang
10 orang
55 orang
35 orang
100%
100%
100%
100%
100%
100%
10 orang
pelintingan, pengepakan
rokok), kantin, masjid, klinik, garasi untuk angkutan perusahaan, aula perusahaan, tempat
penyaringan limbah pabrik. Sedangkan untuk ruangan sektor A7 sendiri memiliki luas
bangunan 100x50 meter bentuk bangunan berupa ruangan luas yang lapang dengan mejameja tempat pelintingan,
bangunannya permanen atap bangunan berupa genting sintesis dengan dinding terbuat dari
tembok dengan lantai dari semen/ plesteran, ventilasi di ruangan ini berasal dari jendela
-jendela kecil di atas tembok yang berjumlah masing-masing 10 buah di kiri dan kanan sisi
bangunan total 20 buah, penerangan ruangan berasal dari pintu ruangan besar yang di buka
saat jam kerja bila menjelang sore terdapat lampu neon yang memberikan pencahayaan
diruangan ini. Kebersihan di dalam ruangan cukup rapi dan bersih.Kondisi kamar mandi
bersih tetapi jumlahnya sangat terbatas dan jaraknya cukup jauh dari tempat pengolahan.
Pembuangan limbah perusahaan di olah dengan melakukan penyaringan zat-zat
berbahaya dengn alat penyaring yang berada di ruang penyaringan limbah di sebelah ruangan
sektor A7 (di belakang pabrik) dan sisanya di buang disungai besar yang ada di kota kudus.
C. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL
6
D. EKONOMI
Rata-rata penghasilan pekerja di ruangan sektor 7 untuk bagian pelintingan dan
pengepakan sekitar 1-1,5 juta rupiah sedangkan untuk bagian pengawas sekitar 1,5-2 juta
rupiah.
E. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI
Sistem keamanan perusahaan cukup baik dengan adanya satpam di setiap sektor
ruangan dan juga adanya CCTV di tiap ruang produksi. Untuk penanggulangan kebakaran
terdapat alat pemadam kebakaran manual di setiap ruangan produksi dan perusahaan ini juga
memiliki 1 unit mobil pemadam kebakaran milik perusahaan selain itu perusahaan juga
bekerjasama dengan dinas
masalah kebakaran.
F. POLITIK DAN KEAMANAN
Perusahaan rokok PT. NODJORONO merupakan perusahaan milik swasta yang
dimiliki oleh Tn. HKTEM
G. SISTEM KOMUNIKASI
Sarana komunikasi yang digunakan oleh pekerja di ruangan sektor A7 sebagaianbesar
menggunakan alat komunikasi telfon genggam (HP) sebagai alat komunikasi antara pekerj,
keluarga dan masyarakatnya. Sednagkan sistem komunikasi dalam perusahaan menggunakan
telfon yang ada disetiap ruangan sektor dan apabila ada informasi atau pengumuman dari
perusahaan akan disiarkan melalui pengeras suara yang ada di setiap ruangan di perusahaan
7
ini. Bahasa yang digunakan untuk komunikasi antar pekerja sehari-hari di ruangan sektor A7
mayoritas dengan menggunakan bahasa jawa dan sebagaian kecil menggunakan bahasa
madura.
H. PENDIDIKAN
Data yang didapat dari HRD perusahaan rokok PT. NODJORONO didapatkan data
tingkat pendidikan pekerja di ruangan sektor A7 adalah sebagai berikut:
Tingakat Pendidikan
a. Tamat SD
b. Tamat SMP
c. Tamat SMA
30 orang
45 orang
25 orang
Saat dilakukan pengkajian dengan kuisioner tentang pengetahuan pekerja terhadap
pentingnya penggunaan standart keselamatan kerja di perusahaan rokok terhadap kesehatan
pekerja, di dapatkan data:
70 orang (70%) dari pekerja tidak mengetahui
30 orang (30%) dari pekerja mengetahui
I. REKREASI
Berdasarkan data yang didapat dari perusahaan, Hari libur untuk pegawai
dan pekerja diperusahaan ini adalah tiap hari minggu, di setiap hari jumat pagi
biasanya diadakan senam aerobik bersama oleh perusahaan yang dilakukan di lapangan
olah raga yang ada di belakang perusahaan.
Di akhir tahun biasanya juga diadakan rekreasi bersama yang di fasilitasi oleh
perusahaan yang juga dilakukan secara giliran atau gantian di tiap ruangan sektor/ bagian
produksi dalam perusahaan ini.
3.1 Pengelolaan Data
Komposisi pekerja berdasarkan jenis kelamin
Pengepakan
: 35%
Penglintingan
: 55%
PT. GAUL kudus jawa tengah pada tanggal 11-19 november 2012
Berdasarkan proporsi pekerja berdasarkan jenis pekerjaannya, terlihat bahwa bahwa
pekerja di ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT. NOJORONO bagian yang
terbanyak adalah bagian pengelintingan 55% (55 orang), bagian pengepakan 35% (35
orang), dan bagian pengawasan 10% (10 orang).
Komposisi pekerja berdasarkan usia
25-35 Tahun
: 35%
36-46 Tahun
: 40%
47-57 Tahun
: 25%
58-60 Tahun
: 5%
Berdasarkan komposisi pekerja berdasarkan usia, terlihat bahwa bahwa pekerja di
ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT. NOJORONO yang terbanyak berusia 3646 tahun sebanyak 40 orang (40%).
Komposisi pekerja berasarkan tingkat pendidikan
Tamat SD
: 30%
Tamat SMP
: 45%
Tamat SMA
: 25%
Berdasarkan komposisi pekerja berdasarkan tingkat pendidikan, terlihat bahwa bahwa
pekerja di ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT. GAUL yang terbanyak adalah
tamat SMP sebanyak 45 orang (45%).
Komposisi pekerja berdasarkan lama bekerja
5-10 Tahun
: 15%
11-15 Tahun
: 35%
16-20 Tahun
: 30%
21-25 Tahun
: 15%
>25 Tahun
: 5%
Berdasarkan komposisi pekerja berdasarkan lama bekerja, terlihat bahwa pekerja di
ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT. NOJORONO yang terbanyak adalah
pekerja yang sudah bekerja selama 11-15 tahun sebanyak 35 orang (35%).
No.
1.
DS:
DATA
mengatakan pekerja
Pekerja
mengeluhkan
ETIOLOGI
PROBLEM
Kurang pengetahuan Resiko
terjadinya
batuk.
Pekerja
sering
kesehatan
mengatakan
pentingnya
penggunaan
tembakau
(PPOK,ISPA)
pekerja
rokok
sektor
DO:
akibat
dan partikel
terlalu
tentang peningkatan
pada
perusahaan
di
A7
ruangan
PT.
NOJORONO kudus
68 orang pekerja (68%) dari
jawa tengah
menegeluhkan
sering
produk
(tembakau).
20 orang (29,4%)dari 68
pekerja yang sering batuk
mengalami
batuk
menahun
sekurang-
sektor
A7
dalam
(35%).
Pekerja
yang
menggunakan
sarung
tangan
tidak
masker
di
dan
ruangan
bagi
kesehatan
dan
keselamatan mereka
Hanya 30 orang (30%) dari
100 pekerja diruangan sektor
A7
tidak
mengetahui
DS:
Ketiakadekuatan
Pekerja
mengatakan
jarang hygiene
Perilaku
peroranga cenderung
kesehatan
berisiko
pada
perusahaan rokok di
sebelum
ruangan sektor A7
makan
karena
yang
pekerja
PT.
kurang
pekerja
dibagian
tidak
mencuci
tangan
setelah bekerja.
10 orang (28,6%)dari 35 orang
pekerja dibagian pengepakan
di ruangan sektor A7 mencuci
tangan tapi dengan prosedur
pelintingan
tangan
setelah
11
bekerja.
15 orang
(27,3%)dari
55
Ketidakadekuatan
hygine
perorangan
pekerja
pada
pada
pekerja
jawa
NOJORONO
tengah
pekerja dibagian
orang
pelintingan
DS:
Posisi
Pekerja
mengatakan
tubuh
perusahaan
A7 PT. NOJORONO
mengatakan
telah
ada
untuk
mengikuti
kurang
bahkan
digunakan
pekerja
dibagian
pekerja
dibagian
12
pelintingan
rokok
di
Resiko
pada pekerja
pada
cidera
perusahaan
NOJORONO kudus
jawa tengah
Masalah Kesehatan
.
1.
KRITERIA
Score
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
Resiko terjadinya
peningkatan penyakit
akibat partikel
tembakau (PPOK,ISPA)
5 5 5 5 4 3 4 3 34
Keterangan kriteria:
1.
Sesuai dg peran
perawat komunitas
2.
Resiko
pada pekerja
perusahaan rokok di
ruangan sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
terjadi/jumlah yang
beresiko
3.
Resiko parah
4.
Potensi utk
pend.kesehatan
5.
Interest utk
berhubungan dengan
Kurang pengetahuan
dan kesadaran pekerja
tentang pentingnya K3
komunitas
Kemungkinan diatasi
Relevan dg program
Tersedianya sumber
6.
7.
8.
daya
keselamatan pekerja
2.
Perilaku kesehatan
5 4 4 5 4 4 4 3 33
Keterangan Pembobotan:
cenderung beresiko
pada pekerja
1. Sangat rendah
perusahaan rokok di
2. Rendah
3. Cukup
jawa tengah
4. Tinggi
berhubungan dengan
5. Sangat tinggi
Ketidakadekuatan
hygine perorangan pada
pekerja
3.
4 5 3 4 4 4 3 4 31
pada pekerja
perusahaan rokok di
ruangan sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
berhubungan dengan
Posisi tubuh saat
bekerja yang salah pada
pekerja
14
Score
34
rokok
di
ruangan
sektor
A7
PT.
33
31
15
Pengertian
a. Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu: anak
didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Yang dimaksud dengan sekolah adalah SD
SLTA. Prioritas pelaksanaan UKS diberikan pada SD mengingat SD merupakan
b.
2006).
c. Kemudian menurut Depkes, (2001) UKS adalah wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah. Usaha Kesehatan
Sekolah UKS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka
pembinaan kesehatan anak usia sekolah. Selanjutnya Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak sekolah. Anak usia sekolah
adalah anak yang berusia 6-21 tahun. Yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya
dibagi menjadi 2 sub kelompok yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19
tahun).
3.
Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan derajat kesehatan
siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat. Sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal
17
b. Tujuan Khusus
1)
Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat
bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif didalam usaha peningkatan kesehatan disekolah
perguruan agama, dirumah tangga maupun dilingkungan masyarakat.
3)
4)
Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan
NAPZA
4.
Pendidikan Kesehatan
b.
Pelayanan Kesehatan
c.
Dengan demikian Trias UKS merupakan perpaduan antara upaya pendidikan dengan
upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya pendidikan
kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah.
5.
Sasaran UKS
Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia
sekolah yang berada di sekolah dan Madrasah mulai tingkat SD hingga SLTA. Sasaran
pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan
a.
b.
Pendidikan Dasar
c.
Pendidikan Menengah
d.
Pendidikan Agama
e.
Pendidikan Kejuruan
f.
1) Kelas I, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru lepas
dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab
penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang
kesehatan
2) Kelas III dilaksanakan dikelas 3 untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS
dikelas I dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam
program pembinaan UKS
3) Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesekolah peserta didik kejenjang
pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan
kesehatan yang cukup.
6. Sasaran Pembinaan
a.
Peserta didik
b.
c.
d. Lingkungan sekolah
7.
Kegiatan UKS
Nemir mengelompokkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) menjadi 3 kegiatan
pokok : yaitu
a. Pendidikan kesehatan di sekolah (Health Education in School)
1)
8.
1)
Lingkungan fisik
2)
Lingkungan psikis
3)
Lingkungan sosial
Pengelolaan UKS
19
Pelaksanaan UKS ayau orang vang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan
sekolah adalah :
a.
b.
c.
d.
Guru UKS
Peserta didik
Petugas kesehatan dari puskesmas
Masyarakat sekolah (BP3)
9. Prinsip-Prinsip Pengelolaan
a.
b.
c.
Melaksanakan rujukan
d.
Kolaborasi tim
Departemen Kesehatan
b.
c.
d.
Departemen Agama
20
kemampuan peserta didik untuk berperan serta aktif dalam pelayanan kesehatan
melalui kegiatan latihan kader kesehatan sekolah (dokter kecil);
b) Pencegahan (preventif) yaitu : (1) penjaringan kesehatan peserta didik baru
kelas I, (2) pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun, (3) Imunisasi peserta
didik kelas I dan VI, (4) pengawasan terhadap keadaan air, (5)
c) Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif), (6) pengobatan ringan
dan pertolongan, (7) rujukan medik untuk mengurangi derita sakit, dan(8)
penanganan kasus anemi gizi.
d) Manajemen yaitu: (1) forum komunikasi terpadu antar kegiatan pokok
Puskesmas, (2) pembinaan teknis dan pengawasan ke sekolah, dan (3) Pencatatan
dan pelaporan.
2) Uraian kegiatan terpadu guru tenaga Puskesmas :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Imunisasi, dll
Tujuan
21
c.
Kriteria peserta :
1) Siswa kelas 4 atau 5 SD atau MI dan belum pernah mendapatkan pelatihan dokter
2)
3)
4)
5)
6)
7)
kecil.
Berprestasi sekolah.
Berbadan sehat.
Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
Berpenampilan bersih dan berperilaku.
Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
Izin orang tua.
Dapat
menggerakkan
sesama
teman-teman
siswa
untuk
bersama-sama
2)
b)
c)
Penyuhan Kesehatan.
Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanaan kesehatan di sekolah ,
antara lain
a) Distribusi obat cacing, vitamin dan lain-lain.
b) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c) Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
3)
4)
5)
Pengamatan
kebersihan
di
sekolah
separti
halaman
sekolah,
ruang
kelas,perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cuci, WC,kamar mandi, tempat sampah
dan saluran pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
6)
7)
Tujuan
1)
2)
TujuanKhusus
a)
Agar siswa dapat menjadi penggerak Perilaku Hdup Bersih dan Sehat di
Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain
kecil.
d.
4)
Berprestasi sekolah.
5)
Berbadan sehat
6)
7)
8)
9)
2)
di rumah.
4)
kesehatan di sekolah
5)
23
b)
c)
Penyuluhan Kesehatan.
2) Membantu petugas
kesehatan
melaksanakan
antara lain :
a) Obat cacing, vitamin dan lain-lain.
b) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c) Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
3)
4)
pengumpulan data, analisas data dan perumusan masalah serta prioritas masalah
kesehatan anak sekolah
b.
2)
3)
4)
Perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas dapat menjadi salah satu anggota dalam
TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator,
maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung
jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
24
Malnutrisi
b.
Alkoholoisme.
c.
Narkoba.
d.
Seks bebas.
e.
Perokok.
f.
25
karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga
melekat dalam diri seseorang.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam
Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan
masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan
dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang
dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005). Dasar orang
berperilaku dipengaruhi oleh : 1) nilai,
lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh
positif
terhadap
terwujudnya
status
kesehatan
yang
optimum
pula
(Notoatmodjo.,2003).
2 Tujuan PHBS
Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan
dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
3. Tatanan sekolah indikator PHBS di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat
makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit
antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll.
26
sedang
belajar.
Asuhan keperawatan anak sekolah adalah salah satu specialisasi dari keperawatan
komunitas atau Comunity Health Nursing (CHN) tujuannya meningkatkan kesehatan
masyarakat sekolah dengan keperawatan sebagai salurannya. Asuhan keperawatan sekolah
pada umumnya sama dengan asuhan keperawatan pada sasaran lainnya, yaitu :
1.
2.
Defisiensi aktivitas pengalihan anak sekolah yitu penurunan stimulasi dan atau
minat/keinginan untuk rekreasi atau melakukan aktivitas bermain faktor yang
berhubungan
b.
lingkungan
sekolah
yang
sempit/fasilitas
yang
tidak
c.
d.
lain-lain.
Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan anak sekolah faktor yang berhubungan
kurang ketrampilan motorik kasar/motorik/halus atau ketidak cukupan sumber
e.
daya.
Kesiapan meningkatkan status imunisasi anak sekolah batasan karakteristik
menunjukkan keinginan untuk meningkatkan status imunisasi/mengekspresikan
keinginan untuk meningkatkan status imunisasi
28
f.
g.
penyalahgunaa zat/obat-obatan
Ketidak efektifan manajemen kesehatan masyrakat sekolah faktor yang
berhubungan
kurang
pengetahuan/kurang
dukungan
sosial/ketidakcukupan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan kerja merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang di tujukan
kepada masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial. Kegunaannya untuk mencapai
derajat keaehatan dan kesejahteraan tenaga kerja serta meningkatkan produksi yang
berlandeaskan pada meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia
dalam produksi. Tugas keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat industri
meliputi kesehatan lingkungan kerja, kesehatan pekerja dan keselamatan kerja
29
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2008, . Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah,
Jakarta : Departemen Kesehatan.
Herdman, T. Heather, 2012, Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klassifikasi 20122012, Jakarta : EGC
Sumantri, M., 2007, Pendidikan Wanita, dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S.,
dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Handbook..
Bandung : Pedagogiana Press
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama
dan Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan
30