Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.
Sevina Yanti
Tri Kusmiati
Ririn Okatia
Gaida Afra
Karina Ismurossa
(201110170311300)
(201310170311293)
(201310170311299)
(201310170311306)
(201310170311312)
KATA PENGANTAR
Wassalamualaikum Wr. Wb
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
i
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Strategi Layout
2.2.1 Jenis-jenis Tata Letak
2.2.1.1 Tata Letak Kantor
2.2.1.2 Tata Letak Toko Eceran
2.2.1.3 Tata Letak Gudang
2.2.1.4 Tata Letak dengan Posis Tetap
2.2.1.5 Tata Letak Berorientasi Proes
2.2.1.6 Tata Letak Sel Kerja
2.2.1.7 Tata Letak Berorientasi Produk
3
4
4
5
6
10
11
13
16
23
23
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam manufaktur maupun
jasa tentulah menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan lebih penting daripada
sekedar laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan (Going Concern),
perusahaan memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya untuk mendapatkan
keuntungan tersebut, produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
serta kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan, dsb.).
Biasanya, masalah yang akan muncul dan harus dipertimbangkan adalah letak
dari departemen-departemen dari perusahaan tersebut. Begitu juga dengan perencanaan
tata-letak yang tepat akan bermanfaat bagi efisiensi dan kelancaran aktivitas dari
perusahaan tersebut, sehingga beban atau biaya aliran material yang tidak diperlukan
bisa dihilangkan atau diminimalkan. Oleh karena itu, pada tugas makalah kelompok ini
akan membahas tentang tata letak departemen sehingga dihasilkan tata-letak yang
mempunyai biaya aliran material yang kecil. Salah satu ujung dari masalah ini adalah
proses produksi yang harus baik dalam arti yang luas, agar output yang dihasilkan baik
berupa barang atau jasa, dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan.
Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan yang
dengan baik, perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga lebih sulit
dari pada saat mendirikannya. Dengan demikian proses dan kegiatan produksi sebagai
dapurnya perusahaan perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh sehingga
sebuah perusahaan memiliki devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya sebagai
tulang punggung kelangsungan hidup perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Lokasi menentukan prestasi , merupakan ungkapan yang cukup tepat untuk
segala jenis kegiatan, demikian pula untuk kegiatan bisnis di sektor barang maupun
jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalah hal yang tidak dapat diabaikan oleh
perusahaan. Banyak alasan yang mendasarinya diantaranya sektor barang memerlukan
lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatan produk barang tersebut atau tempat
memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor jasa memerlukan tempat untuk dapat
memberikan pelayanan bagi konsumen. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya
pembangunan kawasan industri untuk ditawarkan pada perusahaan yang akan
membangun pabriknya maupun pembangunan pusat-pusat perdagangan, kawasan
perkantoran yang ditawarkan kepada para pengusaha jasa.
Kegiatan perekonomian di suatu tempat, wilayah, maupun Negara ditandai
dengan tumbuh berkembangnya pusat-pusat niaga maupun industri yang berdiri di
lokasi-lokasi yang sangat strategis. Kemajuan suatu bangsa juga sangat tergantung
dengan berdenyutnya perekonomian di wilayah Negara yang bersangkutan yang berarti
dientukan oleh banyak tidaknya lokasi lokasi kegiatan operasional bisnis.
2.1 Strategi Tata letak
Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi
secara jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya,
kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak
yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan
perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan desain tata letak adalah :
o Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi
o Aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik
o Modal karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih
aman
o Interaksi dengan pelanggan/klien yang lebih baik
o Fleksibilitas
Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para manager melatih silang
karyawan, merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menempatkan sel kerja
berdekatan, dan menggunakan peralatan kecil yg mudah dipindahkan.
2.2.1 Jenis-jenis Tata Letak
Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya : aliran bahan, manusia
dan informasi di dalam-atau-antar wilayah. Sebuah tata letak yang baik perlu
menetapkan hal-hal berikut :
Peralatan penangan bahan - Manager harus memutuskan peralatan yang akan
digunakan, seperti ban berjalan, cranes, automated storage and retrieval system,
juga kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan.
3
Kapasitas dan persyaratan luas ruang - Desain tata letak dan penyediaan ruang
hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan perakitan
diketahui. Seperti persyaratan ruangan persegi empat minimal berukuran 6 x 6
kaki, ditambah toilet, kantin, tangga, lift, juga pencegahan masalah keamanan,
kebisingan, debu, temperature, dan ruangan peraltan dan mesin.
Lingkungan hidup dan estetika Penentuan tata letak juga membutuhkan keputusan
mengenai jendela, penghijauan, dan tinggu atap untuk menyediakan aliran udara,
mengurangi kebisingan, dan menyediakan keleluasaan pribadi.
Aliran informasi Penentuan tata letak harus memperhatikan kelancaran
komunikasi antar divisi, misalnya jarak antar ruang, pembatas setengah badan, atau
ruang kantor terpisah.
Biaya pergerakan antarwilayah kerja pertimbangkan hal hal yang berkaitan
dengan pemindahan bahan dan kepentingan beberapa wilayah tertentun untuk
didekatkan satu sama lain.
Terdapat enam pendekatan biasa digunakan oleh para manajer dalam
menyelesaikan permasalahan tata letak, yaitu :
2.2.1.1 Tata Letak Kantor
Adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang dengan
mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi. Hal yang
membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan informasi. Tata
letak dan fungsi kantor terus berubah akibat perubahan teknologi. Walaupun begitu,
analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan berbasis tugas, korespondensi
lewat kertas, kontrak, dokumen hukum, dokumen klien, naskah cetak, gambar, dan
desain masih memegang peraan besar di banyak kantor.
Cara penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa diagram
hubungan (relationship chart). Diagram yang disiapkan untuk sebuah kantor desainer
produk menyatakan kepala bidang pemasaran haruslah (1) dekat dengan wilayah
desainer, (2) kurang dekat dengan sekretaris pusat, (3) tidak dekat sama sekali dengan
ruang fotokopi atau departemen keuangan.
Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu diperhatikan. Pertama,
teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, laptop PDA menyebabkan layout
perkantoran menjadi makin fleksibel dengan memindahkan informasi secara elektronik.
Kedua, perusahaan modern menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa.
Kedua macam kecenderungan ini mengakibatkan kebutuhan karyawan lebih sedikit
berada di kantor.
2.2.1.2 Tata Letak Toko Eceran
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian
ruang dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide bahwa
penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen.
Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan produk kepada
konsumen sebanyak mungkin. Penelitian membuktikan bahwa semakin besar produk
terlihat oleh konsumen maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian
investasi semakin tinggi. Untuk itu manajer operasional perusahaan ritel dapat
melakukan pengubahan pengaturan toko secara keseluruhan atau alokasi tempat bagi
beragam produk dalam toko. Ada lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan
toko yaitu:
1.
Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
2.
Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai
nilai keuntungan besar seperti kosmetika, asesories.
3.
Distribusikan produk kuat yaitu yang menjadi alasan utama para
pengunjung berbelanja, pada kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar
untuk bisa dilihat lebih banyak konsumen.
4.
Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang
tinggi
5.
Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian
pertama bagi konsumen.
Servicescape
Tujuan utama dari layout ini adalah memaksimalkan keuntungan luas lantai
per kaki persegi. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu
Biaya Penempatan (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk
menempatkan produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket. Disamping itu
ada juga pertimbangan-pertimbangan lain yang disebut dengan servicescapes yang
terdiri dari tiga elemen yaitu:
1.
Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan, yaitu karakteristik latar
belakang seperti tingkat kebisingan, musik, pencahayaan, suhu, dan aroma.
2.
Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi, meliputi rencana bagian
penerimaan tamu, sirkulasi jalan karyawan dan pelanggan, dan titik fokus.
3.
Tanda-tanda, simbul dan patung yang merupakan karakteristik desain
bangunan yang memiliki arti sosial
Servicescape adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh booming dan
Bitner untuk menekankan dampak lingkungan fisik di mana suatu proses pelayanan
berlangsung. Jika Anda mencoba untuk menggambarkan perbedaan pelanggan ditemui
ketika memasuki cabang mengatakan seperti McDonalds dibandingkan dengan
restoran keluarga kecil, konsep servicescapes mungkin terbukti bermanfaat. Booming
dan Bitner menetapkan servicescape sebagai lingkungan di mana layanan ini
berkumpul dan di mana penjual dan pelanggan berinteraksi, dikombinasikan dengan
komoditas nyata bahwa kinerja atau memfasilitasi komunikasi layanan.
Servicescape mungkin bisa disamakan dengan pemandangan. Hal ini termasuk
fasilitas eksterior (lanskap, desain eksterior, signage, parkir, sekitar lingkungan) dan
fasilitas interior (interior desain & dekorasi, peralatan, signage, tata letak, kualitas
udara, suhu dan suasana). Servicescape bersama dengan bukti fisik lainnya seperti kartu
nama, alat tulis, laporan penagihan, laporan, karyawan gaun, seragam, brosur, halaman
web dan bentuk servicescape virtual yang Bukti fisik dalam pemasaran jasa.
2.2.1.3 Tata Letak Gudang
Storage atau warehouse atau inventory adalah gudang penyimpanan untuk
tempat menyimpan material baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi
yang siap dikirim ke pelanggan. Sebagian besar material disimpan di gudang di lokasi
tertentu sampai material tadi diperlukan dalam proses produksi. Bentuk gudang
tergantung ukuran dan kuantitas komponen dalam persediaan dan karakter sistem
penanganan bahan dari produk atau kontainer yang digunakan.
Fungsi inventory
Memisahkan berbagai material untuk proses produksi
Menyediakan material untuk pilihan pelanggan
Mengambil keuntungan diskon
Menjaga pengaruh inflasi
material tersebut diperlukan kembali. Kedua, menaruh barang setengah jadi tersebut
dengan berada dekat mesin atau tempat kerja.
2.
Penyimpanan Semi Permanent
Penyimpanan semi permanent merupakan penyimpanan untuk materialmaterial menunggu perintah untuk dikeluarkan. Yang termasuk dalam penyimpanan ini
adalah material produk jadi, material sisa, skrap, dan barang buangan yang masih sering
dibutuhkan.
Fungsi penerimaan
Untuk kelancaran proses penerimaan maka beberapa fasilitas diperlukan
departemen penerimaan yaitu :
1.
Area yang cukup untuk penempatan angkutan.
2.
Dock door atau pintu dermaga sesuai dengan alat angkut yang keluar masuk
pabrik.
3.
Dockboard : suatu alat sebagai jembatan penghubung antara lantai dock dan
lantai trailer, untuk memudahkan perpindahan material dari trailer ke dock.
4.
Area untuk pallet atau peti kemas material produk.
5.
Area untuk penempatan produk sebelum dilakukan pengiriman.
6.
Suatu kantor untuk kegiatan administrasi.
7.
Fasilitas lain : area untuk gang, jalan masuk, dan sebagainya.
Layout: Departemen Penerimaan
Area penerimaan dapat diperkirakan dengan ukuran seperti contoh (Gambar
8.3) berikut ini, dengan asumsi terdiri dari 2 dock.
perkembangan proyek. Ketiga, volume bahan yang dibutuhkan bersifat dinamis sesuai
perkembangan proyek.
Karena permasalahan tata letak dengan posisi tetap sulit dipecahkan di lokasi,
strategi alternative yang ada adalah melengkapi proyeknya sedapat mungkin di luar
lokasi atau berubah menjadi strategi yang lebih berorientasi pada produk.
Contoh penerapan tata letak dengan posisi tetap :
Pelayanan jasa dengan tata letak posisi tetap adalah ruang operasi, pasien tetap diam
di mejas, serta personel medis dan peralatan dibawa ke lokasi.
Dalam pembuatan kapal, terdapat ruang terbatas di sebelah tata letak dengan posisi
tetap yang disebut loading area platen. Ruang ini digunakan selama berbagai
periode waktu bagi setiap kontraktor.
Sebuah rumah yang dibangun dengan tata letak posisi tetap akan dikerjakan di
tempat dengan peralatan, bahan dan pekerja yang dibawa ke lokasi untuk rapat
para pedagang untuk menentukan ruang untuk berbagai periode waktu. Namun,
foto rumah ini dibangun dalam dua modul yang bergerak dalam sebuah pabrik.
Rangka tempat berpijak (scaffolding) dan alat pengangkat barang berat (hoist)
membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, cepat, mudah, dan lingkungan kerja yang
berada dalam ruangan juga menambah produktivitas.
2.2.1.5 Tata Letak Berorientasi Proses
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat
menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional
untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di
saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan,
pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada
proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi.
Pada tugas akhir ini hanya dibahas mengenai layout dari lokasi departemen.
Dengan penataan lokasi departemen yang baik, diharapkan perusahaan mendapat
keuntungan, antara lain :
1. Biaya penanganan bahan baku menjadi minimal.
2. Penggunaan ruangan yang efisien.
3. Mencegah terjadinya kemacetan aliran bahan.
4. Penggunaan tenaga kerja yang efisien.
5. Mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pabrikasi atau untuk melayani
konsumen.
Dalam perancangan tata-letak berorientasi proses, taktik yang paling umum
adalah mendekatkan departemen-departemen yang mempunyai interaksi tinggi
sehingga meminimumkan biaya penanganan material. Untuk menghitung biaya aliran
material dari satu departemen ke departemen lainnya, dapat digunakan rumus
matematika berikut ini :
Dengan
n= jumlah total pusat kerja atau departemen
Z = biaya total aliran material
Cij = biaya memindah satu material dari
11
Tata Letak Ruang Gawat Darurat yang menunjukkan Rute dari 2 Pasien
12
13
Pada contoh rumah sakit rawat jalan dengan enam departemen ini, CRAFT telah
menyusun ulang tata letak awalnya (a) dengan biaya sebesar $20.100 menjadi tata letak
baru dengan biaya sebesar $14.390 (b). CRAFT melakukan ini dengan pengujian
departemen secara berpasangan dan sistematis untuk melihat apakah memindahkan
mereka menjadi saling berdekatan satu sama lain akan menurunkan biaya total.
SYARAT SEL KERJA
Persyaratan produksi selular meliputi:
1. Identifikasi produk, sering kali dengan menggunakan kode teknologi kelompok
atau yang sejenisnya.
2. Tingkat pelatihan dan fleksibilitas karyawan yang tinggi.
3. Sel kerja dibangun pertama kali oleh dukungan staf, atau karyawan yang
fleksibel dan imajinatif.
4. Pengujian (poka-yoke) terdapat pada setiap stasiun dalam sel.
Sel kerja setidaknya memiliki lima keuntungan dibandingkan dengan fasilitas
lini perakitan dan proses : Pertama, karena tugas- tugas dapat dikelompokan maka
pengujian dapat dilakukan segera. Kedua, pekerja yang diperlukan lebih sedikit. Ketiga,
para pekerja dapat menjangkau wilayah kerja secara lebih luas. Keempat, wilayah kerja
dapat diseimbangkan secara Iebih efisien. Kelima, komunikasi ditingkatkan.
Sekitar 40% dari pabrik di Amerika Serikat yang memiliki karyawan kurang
dari 100 orang menggunakan jenis sistem selular, di mana 74% dan pabrik-pabrik besar
yang disurvei telah mengadopsi metode produksi selular. Sebagai contoh, Bayside
Controls di Queens, New York. Selama sepuluh tahun terakhir telah meningkatkan
penjualannya dari $300.000 menjadi $11 juta per tahun. Sebagian besar keuntungan ini
dikaitkan dengan peralihan perusahaan ini menjadi manufaktur selular. Sebagaimana
yang terlihat dalam kotak Penerapan MO, Rowe Furnitur tadi memperoleh kesuksesan
yang serupa dengan sel kerja.
Mengisi dan Menyeimbangkan Sel Kerja
Jika sel kerja telah memiliki peralatan yang diperlukan dalam urutan yang
benar, tugas kita selanjutnya adalah mengisinya dengan staf dan menyeimbangkannya.
Produksi yang efisien dalam sel kerja membutuhkan pengisian staf yang tepat. Hal ini
melibatkan dua langkah.
14
1. Menentukan waktu takt yaitu laju produksi barang yang dibutuhkan untuk
memenuhi permintaan pelanggan.
2. Menentukan jumlah operator yang dibutuhkan. Artinya kita bagi waktu operasi
total dalam sel kerja dengan waktu takt.
= ( 50 + 45 + 10 + 20 + 15 )/48
= 140/48 = 2,91
perkakas, peralalatan, dan metode kerja yang digunakan. Kemudian persyaratan waktu
untuk setiap tugas perakitan (seperti membuat lubang, mengencangkan baut, atau
mengecat komponen dengan cara menyemprot) harus ditentukan. Manajemen juga
harus mengetahui hubungan prioritas antar - aktivitas yaitu, urutan beragam tugas
yang harus dikerjakan.
Contoh mengembangkan diagram preseden untuk sebuah lini perakitan
Boeing ingin membuat diagram preseden untuk sebuah komponen pesawat
elektrostatis yang membutuhkan waktu perakitan total 66 menit.
Pendekatan : Stafnya mengumpulkan daftar tugas, waktu perakitan dan langkah yang
diperlukan komponen dalam tabel berikut :
Data preseden untuk Komponen Sayap
Tugas
Waktu
Pengerjaan Tugas tugas yang Harus Diselesaikan
(menit)
Dahulu
A
10
B
11
A
C
5
B
D
4
B
E
12
A
F
3
C, D
G
7
F
H
11
E
I
3
G, H
Waktu total 66
Solusi : Menunjukkan diagram preseden
Diagram preseden
Pemahaman : Diagram tersebut membantu menstruktur lini perakitan dan stasiun kerja,
serta membuat kita semakin mudah memvisualisasikan langkah langkah tugasnya.
18
yang berjumlah ribuan atau bahkan jutaan yang lebih efisien dari pada dikerjakan
dengan perhitungan tangan.
22
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan.
3.1.1. Strategi Tata letak
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata
letak merupakan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan
biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan. Tata
letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang
menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon yang cepat.
Terdapat enam tata letak klasik yaitu posisi tetap, berorientasi proses, kantor,
eceran, gudang, orientasi produk. Perusahaan industri fokus pada pengurangan
pergerakan bahan baku dan penyeimbangan lini perakitan. Perusahaan eceran fokus
pada usaha display produk. Gudang fokus pada paduan antara biaya penyimpanan
dengan biaya penanganan bahan baku.
3.2
Saran
3.2.2. Strategi Tata letak
Dalam menentukan tata letak, sebaiknya memperhatikan langkah langkah berikut :
Definisikan tujuan tata letak, dalam hal ini bisa berupa produk apa yang akan dibuat
dan berapa banyak.
Spesifikasikan aktifitas premier yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan diatas,
seperti aktifitas produksi ; yang meliputi identifikasi proses produksi, mesin
mesin yang terlibat, jumlah mesin dan tenaga kerja pelaksana, kapasitas produksi,
kebutuhan gudang bahan baku dan barang jadi, dan aspek perawatan mesin serta
penanganan material.
Spesifikasikan aktifitas sekunder yang mendukung aktifitas premier, seperti parkir,
kantor, ibadah/masjid, kantin, klinik , pengolah limbah/sampah, sarana olahraga,
satuan pengamanan, dan jalan jalan kendaraan dilingkungan pabrik serta taman
taman.
Analisis kesalingterkaitan antar seluruh aktifitas untuk menentukan kedekatan satu
sama lain. Derajat kedekatan ini biasanya ditentukan oleh hubungan pertukaran
material, orang/koordinasi kerja, atau informasi, atau faktor lainnya.
Memunculkan alternatif tata letak antar ruang dari setiap aktifitas.
Memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan tujuan tata letak.
Membangun pabrik dengan alternatif tata letak terpilih bekerja sama dengan
insinyur sipil dan arsitektur, serta insinyur listrik, lingkungan, mesin, dan lain lain
yang terkait dengan berbagai kebutuhan pabrik.
Memonitor jalannya pabrik dan mengevaluasi tata letak yang dioperasikan.
Merancang ulang tata letak bila diperlukan, yang berarti kembali ke langkah 1.
Melakukan Optimasi Tata Letak - Optimasi tata letak diantara yang paling banyak
diperhatikan ada dua yakni ; minimasi ongkos penanganan material pada tata letak
proses (job shop) dan maksimasi efektifitas operator dengan penyeimbangan lintas
(line balancing) pada tata letak lintas produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay & Render, Barry. 2009. Manajemen Operasi Edisi 9, Buku 1. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 06 Tahun 2009
Tentang Pedoman Pergudangan