Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kelompok 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin pendingin merupakan suatu bagian yang tidak dapat dilepaskan dari
kemajuan teknologi saat ini. Mesin pendingin merupakan suatu bagian dari penerapan
ilmu-ilmu termodinamika yang digunakan dalam berbagai bidang. Tidak hanya dalam
kehidupan sehari-hari tetapi juga dalam berbagai industri, seperti refrigerator (kulkas),
pendingin air ataupun pendingin udara dalam mobil.
Bagi seorang mahasiswa teknik Mesin sangat perlu untuk mempelajari masalah
yang berkenaan dengan mesin pendingin khususnya mengenai prinsip kerja mesin
pendingin, macammacam mesin pendingin, beban pendinginan, kapasitas pendinginan
dan menghitung Coeficient of Performance (COP) mesin pendingin.
Untuk membantu mahasiswa mempelajari sistem pendingin dan pengondisian
udara, maka buku panduan ini disusun sebagai pedoman bagi mahasiswa untuk
melakukan praktikum mesin pendingin (Air Conditioning Test Bench) pada laboratorium
Mesin Pendingin. Dengan pelaksanaan praktikum akan dapat memahami aplikasi ilmu
yang telah dipelajari diperkuliahan.
BAB II
DASAR TEORI
2.2
Mesin Pendingin
rotors dengan
struktur
heliks
mengompresi
dan
berputar
meningkatkan
kecepatan gas secara radial kemudian diubah menjadi tekanan dengan adanya
struktur casing dan diffuser.
Alat
Perubahan Fase
Q
1-2 (Kompresi
Isentropik)
Kompresor
h2-h1
UJK UPL
2-3
(Pembuangan
Kalor Isobarik)
Kondensor
h2-h3
UPL cair
3-4 (Ekspansi
Isoentalpi)
Katup
Ekspansi
Cair UP
4-1 (Penyerapan
Kalor)
Evaporator
h1-h4
UP UPK
Gambar 2.26 Gambar daur kompresi uap nyata dibanding daur standar
Sumber : Stoecker (1996:117)
Pada siklus aktualnya yang ditunjukkan pada gambar 2.26, terjadi modifikasi pada
siklus ideal siklus kompresi uap antara lain :
Sub-Cooling, kondisi dimana refrigerant cair lebih dingin dari suhu minimum
idealnya, sub-cooling bertujuan memaksimalkan perubahan fase embun ke cair pada
kondensor agar kerja kondensor menjadi lebih ringan. Sub-cooling bermanfaat karena
kerja kondensor lebih ringan. Sub-cooling dapat dilakukan dengan penambahan coil
ganda pada pipa kondensor yang berisi air pendingin sehingga didapat efek subcooling.
Super Heating, tujuan super heating memaksimalkan penguapan agar fase refrigerasi
seluruhnya berfase uap ketika memasuki kompresor. Super heating merupakan hal
yang positif pada siklus kompresi uap karena meringankan kerja kompresor. Super
heating dilakukan dengan cara menambahkan heater pada pipa dari evaporator ke
kompresor.
Pressure Drop, terjadi karena uap refrigerant memasuki penampang yang berubahubah pada pipa sehingga menimbulkan losses akibat gesekan fluida dengan dinding
pipa, belokan dan kebocoran pada saluran sehingga proses tidak isobarik.
2.2.6 AC Central
AC Central adalah Sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau
tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang
sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara/ducting ac.
Skema AC central dapat dilihat pada gambar 2.27.
qb n. m v .h.Clf
Keterangan :
qb = beban pendinginan akibat pertukaran udara dengan udara luar terkendali
(suhu/detik)
q A m vi. h.Clf
Keterangan :
qA = beban pendinginan akibat pertukaran udara dingin udara luar tanpa kendali
(joule/s)
o
T 4 T 4
qb = . . A 1 2
100 100
Keterangan :
qb = beban pendinginan akibat pertukaran udara dengan udara luar
= bilangan balleman
= emisitas permukaan
A = luas panas (m)
T1 = temperatur Absolute luar (K)
d. Perpindahan Panas
Beban pendinginan yang berasal karena perpindahan panas dari lingkungan yang
tidak diinginkan
Qs = U.A.T
Keterangan;
Qs = beban pendinginan akibat perpindahan panas dari lingkungan yang tidak
diinginkan
2.2.8 Refrigerant
Refrigerant adalah zat pendingin atau media pembawa kalor yang mudah diubah
bentuknya dari cair menjadi gas atau atau sebaliknya dengan menyerap atau melepas
kalor yang digunakan dalam sirkulasi mesin pendingin.
2.2.8.1 Macam macam Refrigerant
Berdasarkan penggunaan refrigerant dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Refrigerant Primer
Refrigerant yang digunakan pada sistem kompresi uap (R-22, R-134).
b. Refrigerant Sekunder
Cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuhu rendah
dari suatu lokasi ke lokasi lain.
Berdasarkan komponen penyusun
a. Senyawa Holocarbon
Mempunyai satu atau lebih atom dari salah satu halogen (klorin, flourin,
bromin)
Nama Kimia
Rumus Kimia
11
Trikloromonofluorometana
CCl3F
12
Diklorodifluorometana
CCl2F2
13
Triklorotriplorometana
CClF3
22
Monoklorodifluorometana
CHClF2
40
Metil klorida
CH3Cl
113
Triklorotrifluoroetana
CCl2FCClF2
114
Diklorotetrafluoroetana
CClF2CClF2
Nama Kimia
Rumus Kimia
717
Amonia
NH3
718
Air
H2O
729
Udara
744
Karbondioksida
CO2
764
Sulfur dioksida
CO2
c. Hidrocarbon
Banyak senyawa hidrocarbon yang digunakan sebagai refrigerant, khususnya
untuk dipakai pada industri perminyakan dan petrokimia. Diantaranya adalah metana
(CH4), propana (C3H8) dan etana (C2H6).
Nama Kimia
Rumus Kimia
50
Metana
CH4
170
Etana
C2H6
290
Propana
C3H8
d. Azeotrop
Suatu senyawa azeotrop dua substansi adalah campuran yang dapat dipisahkan
komponen-komponennya secara destilasi. Azeotrop menguap dan mengembun
sehingga suatu substansi tunggal yang sifat-sifatnya berbeda dengan unsur
pembentuknya. Misal : refrigerant 502 yang merupakan campuran 48,8% R-22
dengan 51,2% R-115.
Panas Laten
Jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan
menyebabkan terjadinya perubahan fase/wujud dari zat yang bersangkutan tanpa
mengalami perubahan temperatur.
2.
Panas Sensible
Jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan
menyebabkan terjadinya perubahan temperatur tanpa mengalami perubahan
fase/wujud dari zat yang bersangkutan.
3.
Panas Spesifik
Jumlah panas/kalor yang diperlukan setiap kilogram massa zat untuk
menaikkan temperaturnya sebesar satu derajat Celcius.
4.
5.
6.
Kelembaban Absolut
Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering dalam suatu
volume campuran.
7.
Kelembaban Relatif
Perbandingan antara tekanan parsial uap air dalam suatu campuran tehadap
tekanan jenuhnya pada temperatur yang sama.
Refrigerant effect
Kemampuan suatu refrigerant (zat pendingin) untuk menyerap panas/kalor
agar berubah fase/wujudnya berubah dari cair menjadi uap.
9.
Enthalpy
Jumlah kalor yang dikandung oleh setiap kilogram zat pada tekanan dan
temperatur tertentu ditambah dengan kerja yang bekerja pada zat tersebut yang
merupakan perkalian antara tekanan yang bekerja pada zat tersebut dengan volume
spesifiknya.
a. Keseimbangan Energi
mchc maha = - -PH2 + HLC-D
b. Kekekalan massa aliran fluida:
mc = ma m0 ; m0 = massa alir
udara lewat oriface pada ujung duct
m0 0.0504
z
kg / det ik
vd
c. Kalor sensibel
PH2 = mD . CP . T
Dengan: Z = tinggi skala pada inclined manometer ( mmH2O )
VD= volume spesifik udara pada penampang di C-D, bisa dicari dari
diagram psycometry
hC= enthalpy udara di penampang C
hD= enthalpy udara di penampang D
PH2= Daya reheater
HLC-D= kerugian energi pada daerah C-D
Cp= panas jenis udara antara C-D
d. Didapat :
Dengan mengabaikan losses, panas jenis Cp adalah :
Cp
PH 2
mD T
kJ / kg.C
a. Kesetimbangan energi:
m B - m C = m Con m B = m C+ m Con
c. Didapat
Beban pendinginan evaporator Qref, sehingga dapat dihitung.
COPtot
Qref
Wcomp
Losses of energy
HLB-C dalam [kJ/s]
Dimana : Wcomp = daya sebenarnya kompresor, bisa dilihatdari spesifikasi
peralatanatau voltmeter danamperemeter
h1
h2
hcon
mcon
mref
a. Keseimbangan energi
mB= mA+ mS
c. Didapat:
QK
PK
mh
k s s x100%
Pk
Dimana:
PM = daya motor penggerak blower yang besarnya sebanding dengan
posisi regavolt [%] dan spesifikasi motor penggeraknya
ms = laju alir massa uap yang disuplai bolier
Hs =enthalpy uap
Pp = daya pemanas preheater
Pk = daya pemanas bolier
Dimana :
Q1 = Qref untuk COPaktual
= mBhB (mChC + mconhcon)
Sedangkan COPideal dapat dicari dengan persamaan
= 1 4
2
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Peralatan praktikum
a. Alat yang digunakan :
1. Manometer
Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada audit energi untuk
mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Jenis manometer tertua
adalah manometer kolom cairan. Versi manometer sederhana kolom cairan adalah
bentuk pipa U yang diisi cairan setengahnya biasanya berisi minyak, air atau air
raksa, dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa, sementara tekanan yang
mungkin terjadi karena atmosfir diterapkan pada tabung yang lainnya. Perbedaan
ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang terukur.