Vous êtes sur la page 1sur 46

Laporan Praktikum Mesin Pendingin

Kelompok 13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin pendingin merupakan suatu bagian yang tidak dapat dilepaskan dari
kemajuan teknologi saat ini. Mesin pendingin merupakan suatu bagian dari penerapan
ilmu-ilmu termodinamika yang digunakan dalam berbagai bidang. Tidak hanya dalam
kehidupan sehari-hari tetapi juga dalam berbagai industri, seperti refrigerator (kulkas),
pendingin air ataupun pendingin udara dalam mobil.
Bagi seorang mahasiswa teknik Mesin sangat perlu untuk mempelajari masalah
yang berkenaan dengan mesin pendingin khususnya mengenai prinsip kerja mesin
pendingin, macammacam mesin pendingin, beban pendinginan, kapasitas pendinginan
dan menghitung Coeficient of Performance (COP) mesin pendingin.
Untuk membantu mahasiswa mempelajari sistem pendingin dan pengondisian
udara, maka buku panduan ini disusun sebagai pedoman bagi mahasiswa untuk
melakukan praktikum mesin pendingin (Air Conditioning Test Bench) pada laboratorium
Mesin Pendingin. Dengan pelaksanaan praktikum akan dapat memahami aplikasi ilmu
yang telah dipelajari diperkuliahan.

1.2 Rumusan Masalah


Pada laporan ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
a. Berapa besar kapasitas pendinginan, daya kompresor, efisiensi boiler dan Coeficient
of Performance (COP) yang diukur berdasarkan variasi waktu.
b. Berapa besar losses yang terjadi selama proses percobaan. Seperti faktor lingkungan
sekitar, faktor mesin, dan lain-lain.

1.3 Batasan Masalah


Pengambilan dan perhitungan data praktikum dilakukan pada peralatan AC Bench
dimana pengaruh konduksi, konveksi dan radiasi udara diabaikan. Mesin pendingin ini
diasumsikan berjalan normal dan aliran diasumsikan steady.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
1.4 Maksud dan Tujuan Praktikum
a. Dari Air Flow Duct, dengan prinsip-prinsip psychrometri dan keseimbangan energi
dapat ditentukan :
1. Perubahan sifat-sifat udara sepanjang duct dalarn diagram psychrometri
2. Coeficient of Performance (COP) aktual dan ideal dari seluruh instalasi mesin
pendingin.
3. Energi yang hilang dari setiap potongan duct.
4. Efisiensi boiler sebagai komponen pelengkap instalasi P.A. HILTON.
b. Dari siklus refrigerant didapat:
1. Siklus refrigerasi R-22 yang aktual.
2. Kapasitas pendinginan (refrigerating capacity).
3. COP berdasarkan siklus refrigerant.

1.5 Manfaat Praktikum


Dengan melaksanakan praktikum mesin pendingin ini, akan dapat memahami dan
mengenal proses serta siklus-siklus termodinamika yang terjadi dan dapat mengetahui
komponen yang terlibat di dalamnya sehingga praktikan dapat mengetahui pengaruhpengaruhnya dalam unjuk kerja mesin.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Definisi Mesin Pendingin


Mesin pendingin adalah mesin konversi energi yang dipakai untuk memindahkan
kalor dari reservoir panas bertemperatur tinggi menuju reservoir panas bertemperatur
lebih tinggi dengan menambahkan kerja kalor dari luar. Secara jelasnya mesin pendingin
merupakan peralatan yang digunakan dalam proses pendinginan suatu materi (fluida)
sehingga mencapai temperatur dan kelembapan yang diinginkan, dengan jalan menyerap
kalor dari materi (fluida) yang akan dikondisikan, atau dengan kata lain menyerap panas
(kalor) dari suatu reservoir dingin dan diberikan ke reservoir panas.

2.2

Mesin Pendingin

2.2.1 Sejarah Mesin Pendingin


Perkembangan siklus refrigerant dan mesin pendingin merintis jalan bagi
pertambahan dan penggunaan mesin penyegar udara (air conditioning). Teknologi ini
dimulai oleh Cagnicered De La Tour (1832) kemudian dilanjutkan oleh Hurprey Day dan
asistennya M.Faraday (1824) lalu Josep M.C.Credy (1887) yang pertama membuat
instalasi mesin pendingin yang dinamakan mesin pencuci udara (air washer) yaitu sistem
pendingin yang menggunakan gerakan air, sedangkan Willis Houlan Carrier (1906)
membuat alat pengukur temperatur dengan kelembapan udara yang kemudian dipatenkan
pada tahun 1911.
Pada peralihan abad 19 20, kompresor digerakkan oleh uap dengan kecepatan
maksimal serpid. Industri refrigerasi di tahun 1990 kental diwarnai peralihan dari
konsumsi es alami ke es buatan dan persaingan antara kedua produk tersebut sekitar 15
tahun.
Air conditioning dengan kapasitas 450 ton untuk pertama kalinya dipasang di New
York Exchange dan sistem yang sama pada waktu yang hampir sama dipasang di sebuah
gedung teater di Jerman. Tahun 1905 Garder T Forness mempatenkan kompresor
temuannya dimana gas refrigerant dari 2 buah evaporator dengan tekanan berbeda bisa
ditarik dan ditekan dalam satu silinder tunggal. Menariknya, penemuan itu baru
dikembangkan 40 tahun kemudian. Memasuki tahun 1911 kecepatan kompresor
meningkat menjadi 100-300 rpm dan pada tahun 1915 untuk pertama kalinya kompresor

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
dua tingkat dioperasikan. Sistem ini masih belum bisa sempurna dan dipakai pada tahun
1940. Setelah perang dunia pertama biro standar Amerika membuat rumusan yang akurat
untuk panas laten es sehingga sistem perancangan jet mulai digunakan pada industri
minyak.

2.2.2 Macam Mesin Pendingin


a. Mesin pendingin dengan siklus kompresi uap
Mesin ini menggunakan kompresor untuk menaikkan tekanan uap zat
pendingin dari evaporator kemudian mendorongnya ke dalam kondensor agar mudah
diembunkan. Siklus pada mesin ini hampir menggunakan kebalikan dari siklus
rankine, perbandingannya adalah siklus ini menggunakan klep yang menghasilkan
penurunan tekanan secara isoenthalpy.

Gambar 2.1 Sistem pendinginan kompresi uap


Sumber : Stoecker (1996:187)
b. Mesin pendingin dengan siklus pendinginan absorbsi
Mesin pendingin ini menggunakan dua jenis refrigerant yaitu refrigerant
primer sebagai zat pendingin dan refrigerant sekunder sebagai zat pengikat kalor /
yang membawa refrigerant primer sampai di generator. Untuk siklusnya bisa dilihat
pada gambar 2.2.
Siklusnya dimulai dari evaporator yang menyerap panas dari sistem dan
ditangkap oleh refrigerant primer berbentuk uap bertekanan rendah. Selanjutnya
refrigerant primer diserap ke absorber yang di dalamnya sudah ada refrigerant
sekunder yang memiliki viskositas lebih, ini bertujuan untuk mengikat refrigerant
primer yang berfase uap agar dapat dialirkan oleh pompa ke generator. Pada generator
menghasilkan energi untuk menghidupkan komponen pemanas (seperti heater) agar
menghasilkan panas yang digunakan untuk melepas refrigerant primer dengan
refrigerant sekunder. Refrigerant primer dapat terlepas dari refrigerant sekunder

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
karena sifat dari refrigerant primer yang mudah menguap, selanjutnya refrigerant
primer melanjutkan siklusnya ke kondensor melepaskan kalornya ke lingkungan.
Selepas dari kondensor fase cair dari refrigerant melewati katup ekspansi, disini
refrigerant diturunkan tekanan dan temperaturnya hingga mencapai temperatur dan
tekanan evaporasi dengan cara dikabutkan.
Sedangkan pada refrigerant sekunder yang memiliki viskositas yang lebih
dibanding refrigerant primer setelah dari generator turun bersikulasi ke katup trotel
yang kemudian kembali ke absorber.
Pada absorber refrigerant sekunder masih memiliki temperatur yang tinggi. Di
dalam absorber terdapat proses pelepasan kalor yang berfungsi untuk menyerap uap
refrigerant primer yang keluar dari evaporator karena adanya perbedaan tekanan yang
mana di absorber lebih rendah dari tekanan evaporator.

Gambar 2.2 Sistem pendinginan absorbsi


Sumber : Stoecker (1996:309)
2.2.3 Fungsi Mesin Pendingin
Fungsi utama mesin pendingin adalah menyerap kalor dari sistem bertemperatur
rendah ke lingkungan bertemperatur tinggi guna mencapai efek pendinginan. Fungsinya
dibagi menjadi :
1. Air Conditioner (AC)
AC digunakan untuk mempertahankan kelembaban relatif di dalam suatu
ruangan sehingga diperoleh kenyamanan. Mesin ini banyak digunakan di kantor,
kendaraan, dan lain-lain.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 2.3 Air Conditioner


Sumber : Anonymous 1 (2015)
2. Freezer
Berfungsi untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah dan biasanya
mencapai 0oC (32oF). Digunakan pada pembuatan es, pengawetan daging, dan lainlain.

Gambar 2.4 Freezer


Sumber : Anonymous 2 (2015)
3. Cold Storage
Berfungsi untuk menstabilkan temperatur nisbi sehingga sering digunakan
untuk menyimpan alat-alat kedokteran.

Gambar 2.5 Cold Storage


Sumber : Anonymous 3 (2015)

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
2.2.4 Bagian Utama Mesin Pendingin Kompresi Uap
1. Kompresor
Fungsi Kompresor : berfungsi menekan refrigerant hingga terjadi kenaikan tekanan
di kondensor dan berfungsi mensirkulasikan refrigerant dalam system
Jenis Kompresor berdasarkan cara kerja kompresi :
a. Kompresor torak (Reciprocating)
Bekerja secara resiprokasi (piston selalu bergerak bolak-balik dari titik
mati atas ke titik mati bawah setiap saat). Kompresor ini cocok untuk menangani
siklus refrigerant dimana refrigerant yang digunakan mempunyai berat jenis
tinggi sehingga menyebabkan tekanan kondensingnya juga tinggi, misalnya
R12, R22 dan R500.

Gambar 2.6 Kompresor torak (Reciprocating)


Sumber : Anonymous 4 (2015)
b. Kompresor putar (Rotary)
Rotor adalah bagian yang berputar di dalam stator. Rotor terdiri dari dua
baling baling. Langkah hisap terjadi saat pintu masuk mulai terbuka dan berakhir
setelah pintu masuk tertutup. Pada waktu pintu masuk sudah tertutup dimulai
langkah tekan, sampai katup pengeluaran membuka, sedangkan pada pintu
masuk secara bersamaan sudah terjadi langkah hisap, demikan seterusnya

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 2.7 Kompresor putar (Rotary)


Sumber : Anonymous 5 (2015)
c. Kompresor heliks atau sekrup (helix or screw)
Merupakan kompresor rotary positive displacement yang mana dua
buah intermeshing

rotors dengan

struktur

heliks

mengompresi

dan

memindahkan sejumlah gas. Untuk pertimbangan dalam pemilihan tipe


kompresor akan dibahas pada bagian selanjutnya.

Gambar 2.8 Kompresor heliks atau sekrup (helix or screw)


Sumber : Anonymous 6 (2015)
d. Kompresor skrol (Scroll)
Prinsip dasar kompresi kompresor scroll adalah interaksi antara fixed
scroll (scroll yg tdk bergerak) dengan orbiting scroll (scroll yg bergerak). Kedua
scroll ini saling bersinggungan identik satu sama lain tetapi berbeda sudut 180
derajat. Orbit dari scroll yg bergerak akan mengikuti path/jalur yg dibentuk oleh
scroll yg tdk bergerak. Keduanya bersinggungan berdasarkan gaya sentrifugal.
Ruang kompresi terbentuk dari mulai bagian luar sampai ke bagian dalam

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
dimana volume ruang kompresi semakin diperkecil, akibatnya tekanan menjadi
naik dan pada akhir kompresi, refrigerant keluar dari bagian tengah kedua scroll
tersebut.

Gambar 2.9 Kompresor Skrol


Sumber : Anonymous 7 (2015)
e. Kompresor sentrifugal (centrifugal)
Kompresor sentrifugal adalah suatu mesin dinamik dengan satu atau
beberapa rotating

impellers. Impellers tersebut

berputar

meningkatkan

kecepatan gas secara radial kemudian diubah menjadi tekanan dengan adanya
struktur casing dan diffuser.

Gambar 2.10 Kompresor Sentrifugal


Sumber : Anonymous 8 (2015)

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
2. Evaporator
Fungsi Evaporator : Tempat perpindahan kalor antara refrigerant dan ruang atau
bahan yang akan didinginkan dan refrigerant akan mengalami perubahan fasa dari
cair menjadi uap.
Jenis evaporator berdasarkan konstruksinya
a. Evaporator Tabung dan Coil
Evaporator tabung dan koil terdapat koil pipa tunggal atau koil pipa
ganda di dalam sebuah pipa silinder. Refrigerant mengalir di dalam koil pipa
untuk mendingin air atau larutan garam yang ada di bagian luar koil. Evaporator
tabung dan koil dapat dibuat dengan mudah, sebab tidak memerlukan pelat pipa
untuk memasang ujung dan pangkal pipa, seperti yang terdapat pada kondensor
tabung dan pipa

Gambar 2.11 Evaporator Tabung dan Koil


Sumber : Anonymous 9 (2015)
b. Evaporator Tabung dan Pipa Jenis Ekspansi Kering
Evaporator tabung dan pipa jenis expansi kering menggunakan banyak
pipa yang dipasang di dalam tabung

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 2.12 Evaporator Tabung dan Pipa Jenis Ekspansi Kering


Sumber : Anonymous 10 (2015)
c. Evaporator Kecil Dengan Pendingin Udara
Evaporator jenis ini hanya digunkan pada sistem pendinginan berskala
kecil, misalnya pada AC mobil

Gambar 2.13 Evaporator Kecil Dengan Pendingin Udara


Sumber : Anonymous 11 (2015)
3. Katup Ekspansi
Fungsi Katup Ekspansi : Menurunkan dan menjaga beda tekanan refrigerant cair
antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dengan cara dikabutkan, sehingga
terjaga tekanan yang diinginkan
Jenis katup ekspansi, yaitu :
a. Katup Ekspansi Otomatik Termostatik Jenis Pengaman
Pada katup ini, refrigeran mengalir masuk melalui lubang masuk dan
keluar melalui lubang keluar melaui katup jarum Ruang luar dari diafragma
dihubungkan dengan lubang keluar dari evaporator melalui pipa penyama
tekanan. Oleh karena diafragma diisolasikan dari lubang keluar oleh paking
internal, maka diafragma menerima tekanan seksi keluar dari evaporator.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 2.14 Katup Ekspansi Otomatik Termostatik Jenis Pengaman


Sumber : Anonymous 12 (2015)
b. Katup Ekspansi Manual
Katup expansi manual adalah katup expansi dengan trotel yang diatur
secara manual, yaitu menggunakan katup jarum yang berbeda dari katup stop
yang biasa. Pada katup tersebut refigeran masuk melalui lubang masuk dan
keluar melalui katup jarum. Fiting dihubungkan dengan batang pengatur,
sehingga katup jarum tersebut dapat dibuka dan ditutup dengan memutar knob
pengatur. Kebocoran refrigeran dapat dicegah dengan menggunakan bellow

Gambar 2.15 Katup Ekspansi Manual


Sumber : Anonymous 13 (2015)
c. Katup Ekspansi Tekanan Konstan
Katup expansi tekanan konstan adalah katup expansi, dimana katup
digerakkan oleh tekanan di dalam evaporator, untuk mepertahankan supaya
tekanan di dalam evaporator konstan. Pada jenis katup ini, below dan katup
jarum dihubungkan oleh batang penunjang. Bagian bawah dari below
berhubungan dengan lubang keluar sehingga menerima tekanan evaporator.
Sebuah pegas dipasang pada bagian atas dari below. Gaya pegas dapat diatur

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
dengan memutar knob pengatur. Pipa cairan refrigeran dihubungkan dengan
katup expansi pada bagian lubang masuk dari katup expansi.

Gambar 2.16 Katup Ekspansi Tekanan Konstan


Sumber : Anonymous 14 (2015)
4. Kondensor
Fungsi Kondensor : Melepaskan kalor dari refrigerant, sehingga refrigerant
berubah fasa dari uap menjadi cair. Kalor dilepas di kondensor berasal dari kalor
yang diserap di evaporator dan kalor akibat kerja kompresi.
Jenis Kondensor :
a. Kondensor tabung dan pipa horizontal
Kondensor tabung pipa banyak dipergunakan pada unit kondensor
berukuran kecil sampai besar. Unit pendingin dan penyegar udara paket baik
untuk amonia maupun freon. Didalam kondensor tabung dan pipa terdapat
banyak pipa pendingin, dimana air pendingin mengalir didalam pipa-pipa
tersebut. Ujung dan pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa, sedangkan
diantara pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat, untuk membagi aliran
air yang melewati pipa-pipa tersebut tetapi juga mengatur agar kecepatannya
cukup tinggi. Air pendingin masuk kedalam kondensor dari bagian bawah,
kemudian masuk kedalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 2.17 Kondensor Tabung dan Pipa Horizontal


Sumber : Anonymous 15 (2015)
b. Kondensor tabung dan pipa coil
Kondensor dan koil banyak dipergunakan pada unit dengan freon sebagai
refrigeran berkapasitas relatif kecil. Pada kondensor tabung dan koil, air
mengalir didalam koil dan pipa pendingin.

Gambar 2.18 Kondensor tabung dan pipa coil


Sumber : Anonymous 16 (2015)

c. Kondensor jenis pipa ganda


Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa aksial,
dimana refrigeran mengalir melalui saluran yang terbentuk antara pipa dalam
dan pipa luar, dari atas dan bawah. Sedangkan air pendingin mengalir didalam
pipa dalam arah berlawanan dengan arah aliran refrigerant.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 2.19 Kondensor Jenis Pipa Ganda


Sumber : Anonymous 17 (2015)
d. Kondensor Pendingin Udara Koil Bersirip Pelat
Kondensor pendingin udara terdiri dari koil pipa pendingin bersirip pelat.
Udara mengalir dengan arah tegak lurus terhadap bidang pendingin. Gas
refrigeran yang bertemperatur tinggi masuk ke bagian atas koil dan secara
berangsur-angsur mencair dalam alirannya kedalam bagian bawah koil.

Gambar 2.20 Kondensor Pendingin Udara Koil Bersirip Pelat


Sumber : Anonymous 18 (2015)
2.2.5 Siklus Mesin Pendingin
Siklus thermodinamika mesin pendingin yang ideal adalah siklus mesin carnot
terbalik, tetapi siklus ini sulit untuk dicapai karena siklus carnot terdapat atau terdiri dari
proses-proses reversibel yang menjadikan efisiensinya lebih tinggi dari pada yang dapat

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
dicapai oleh siklus secara aktual. Siklus refrigerasi carnot dapat dilihat pada gambar 2.21.
Dan refrigerasi bermanfaat dan kerja bersih siklus carnot dapat dilihat pada gambar 2.22.

Gambar 2.21 Siklus Refrigerasi Carnot


Sumber : Stoecker (1996:215)
Keterangan :
1 2 : Proses kompresi adiabatis reversibel
2 3 : Proses pelepasan panas pada suhu dan tekanan konstan
3 4 : Proses isentropik ekspansi secara isentropik
4 1 : Proses pemasukan panas pada suhu dan tekanan konstan

Gambar 2.22 Refrigerasi bermanfaat dan kerja bersih siklus carnot


Sumber : Stoecker (1996:255)
Daerah yang ada di bawah garis reversibel pada diagram suhu-enthropi
menyatakan perpindahan kalor. Daerah-daerah yang digambarkan dalam gambar 2.22
dapat menyatakan jumlah refrigerasi bermanfaat (useful refrigeration) dan kerja bersih
(net work). Refrigerasi bermanfaat sama dengan perpindahan kalor pada proses 4 1 atau
daerah di bawah garis 4 1. Daerah di bawah garis 2 3 menyatakan kalor yang
dikeluarkan dari daur, perbedaan antara kalor yang dikeluarkan dari daur dan kalor yang
ditambahkan ke dalam daur adalah kalor bersih (net heat).

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
Siklus carnot bias diperbaiki atau ditingkatkan prestasi kerjanya yaitu dengan cara
memberikan tambahan kerja agar tercapai kompresi kering, hal ini dilakukan dengan
memberikan super heating yaitu pemanasan lanjut sebelum refrigerant memasuki
kompresor. Hal ini akan mengakibatkan kinerja kompresor menjadi lebih ringan sehingga
lifetime komponen kompresor menjadi lebih panjang. Skema perbaikan daur refrigerasi
carnot dapat dilihat pada gambar 2.23.

Gambar 2.23 Perbaikan Daur Refrigerasi Carnot


Sumber : Stoecker (1996:115)
Selain hal di atas, secara aktual diagram T-S secara aktual pada siklus 3 - 4 tidak
ideal terjadi secara isentropis, nyatanya pada sikuls 3 4 pada katup ekspansi setelah
adanya proses pelepasan kalor pada kondensor, katup ekspansi menurunkan lagi
temperatur refrigerant cair secara mendadak hal ini mengakibatkan adanya proses secara
konduksi maupun konveksi yang meliputi pipa katup ekspansi sehingga siklus ideal 3
4 secara isentropis, secara aktualnya akan bergeser dan tidak terjadi secara isentropis lagi.
Skema daur kompresi uap standar dapat dilihat pada gambar 2.24 dan 2.25.

Gambar 2.24 Daur Kompresi Uap Standar


Sumber : Stoecker (1996:115)

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
Keterangan :
1 2 : Proses Kompresi uap refrigerant
2 3 : Proses merubah uap refrigerant menjadi cair
3 4 : Proses penurunan tekanan
4 1 : Proses pengambilan kalor oleh uap refrigerant

Gambar 2.25 Daur Kompresi Uap Standar


Sumber : Stoecker (1996:116)
Keterangan :
1 2 : Proses kompresi adiabatik reversibel di kompresor
2 3 : Proses pelepasan panas pada tekanan konstan
3 4 : Proses ekspansi pada expantion valve secara isoentalphi
4 1 : Proses penyerapan panas secara isobaris dan penguapan refrigerant
Siklus dimulai dari titik 4 1 dimana kalor dari sistem diserap oleh refrigerant
yang ada pada evaporator. Refrigerant lalu berubah wujud menjadi fase uap kering lalu
dialirkan ke kompresor. Di kompresor terjadi proses kompresi pada refrigerant untuk
meningkatkan tekanan refrigerant sehingga refrigerant bisa mencapai tekanan dan
temperatur kondensasi, selanjutnya dialihkan ke kondensor. Prinsip kerja utama dari
kondensor adalah melepas kalor refrigerant, hal ini dilakukan dengan cara mendinginkan
refrigerant hingga berubah wujud menjadi cair, kalor yang dilepas oleh refrigerant
dibuang ke lingkungan.
Setelah melewati kondensor refrigerant yang telah berbentuk cair dialirkan ke
katup ekspansi, di katup ekspansi terjadi proses penurunan tekanan refrigerant dengan
cara dikabutkan. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan refrigerant yang berwujud uap
jenuh sebelum memasuki evaporator untuk menjalani siklus kembali.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
Tabel 2.1 Proses Terjadinya Siklus Refrigerasi
Efek
Proses

Alat

Perubahan Fase
Q

1-2 (Kompresi
Isentropik)

Kompresor

h2-h1

UJK UPL

2-3
(Pembuangan
Kalor Isobarik)

Kondensor

h2-h3

UPL cair

3-4 (Ekspansi
Isoentalpi)

Katup
Ekspansi

Cair UP

4-1 (Penyerapan
Kalor)

Evaporator

h1-h4

UP UPK

Pada komponen-komponen mesin pendingin terjadi perubahan-perubahan, yaitu:


1. Pada kompresor (1 2)
Entalphi, tekanan, dan termperatur naik
Entrophi konstan
Perubahan fase dari uap kering ke uap panas lanjut butuh kerja dari luar
2. Pada kondensor (2 3)
Entalphi dan temperatur turun
Tekanan konstan
Perubahan fase dari uap panas lanjut ke fase cair
Terjadi pelepasan kalor
3. Pada expantion valve (3 4)
Entalphi konstan
Tekanan dan temperatur turun
Entrophi naik perubahan fase dari cair ke uap jenuh
4. Pada evaporator (4 1)
Tekanan dan temperatur konstan
Entalphi dan entrophi naik
Perubahan fase dari uap jenuh menjadi uap kering

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 2.26 Gambar daur kompresi uap nyata dibanding daur standar
Sumber : Stoecker (1996:117)
Pada siklus aktualnya yang ditunjukkan pada gambar 2.26, terjadi modifikasi pada
siklus ideal siklus kompresi uap antara lain :
Sub-Cooling, kondisi dimana refrigerant cair lebih dingin dari suhu minimum
idealnya, sub-cooling bertujuan memaksimalkan perubahan fase embun ke cair pada
kondensor agar kerja kondensor menjadi lebih ringan. Sub-cooling bermanfaat karena
kerja kondensor lebih ringan. Sub-cooling dapat dilakukan dengan penambahan coil
ganda pada pipa kondensor yang berisi air pendingin sehingga didapat efek subcooling.
Super Heating, tujuan super heating memaksimalkan penguapan agar fase refrigerasi
seluruhnya berfase uap ketika memasuki kompresor. Super heating merupakan hal
yang positif pada siklus kompresi uap karena meringankan kerja kompresor. Super
heating dilakukan dengan cara menambahkan heater pada pipa dari evaporator ke
kompresor.
Pressure Drop, terjadi karena uap refrigerant memasuki penampang yang berubahubah pada pipa sehingga menimbulkan losses akibat gesekan fluida dengan dinding
pipa, belokan dan kebocoran pada saluran sehingga proses tidak isobarik.

2.2.6 AC Central
AC Central adalah Sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau
tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang
sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara/ducting ac.
Skema AC central dapat dilihat pada gambar 2.27.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 2.27 Skema instalasi AC central


Sumber : Buku petunjuk praktikum pengujian mesin pendingin
Secara garis besar sistem AC central terbagi atas beberapa komponen, yaitu :
1. Chiller
Pada unit pendingin atau chiller yang menggunakan sistem kompresi uap,
komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi, dan evaporator. Pada
chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled kondensor. Air untuk
mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya
didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang
didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui sistem
pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju sistem
penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
2. AHU (Air Handling Unit)
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot
udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari
lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan.
Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil
pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur
didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang
telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
AHU memiliki beberapa komponen yang ada di dalamnya antara lain :
a. Filter
Penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-patikel lainnya sehingga
diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih.
b. Centrifugal Fan
Berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruanganruangan.
c. Koil Pendingin
Berfungsi untuk menurunkan temperatur udara.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami
kerusakan dan sistem AC central tidak bekerja, maka semua ruangan tidak akan
merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin
maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
3. Cooling Tower
Fungsi utamanya untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara
dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas.
Konstruksi cooling water terdiri dari sistem pemipaan dengan banyak nozzle,
fan/blower, bak penampung dan casing.
Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk sistem AC central
dengan sistem kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi, dan
evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja
berupa refrigerant yang mengalir dalam sistem pemipaan yang terhubung dari satu
komponen ke komponen lainnya. Kondensor pada chiller biasanya berbentuk watercooled condenser yang menggunakan air untuk proses pendinginan refrigerant. Secara
umum bentuk konstruksinya berupa shell & tube dimana air memasuki shell/tabung

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
dan uap refrigerantsuperheat mengalir dalam pipa yang berada di dalam tabung
sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigerantsuperheat berubah fase
menjadi cair yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi, sementara
air yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi karena air ini akan digunakan
lagi untuk proses pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus
diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower.
Langkah pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling
water/cooling tower melalui sistem pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak
nozzle untuk tahap spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari nozzle secara
langsung sementara itu udara atmosfer dialirkan melalui atau berlawanan dengan arah
jatuhnya air panas karena pengaruh fan/blower yang terpasang pada cooling tower.
Untuk menguapkan 1 kg air diperlukan kira-kira 600 kcl dengan mengeluarkan kalor
laten dengan mengungkapkan sebagian dari air maka sebagian besar air pendingin
dapat didinginkan, misalnya 1% dari air dapat diuapkan, air dapat diturunkan
temperaturnya sebanyak 6C dengan menara pendingin.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan temperatur ditampung dalam bak untuk kemudian dipompa
kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller. Pada cooling tower juga
dipasang katup yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas
air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporasi cooling tersebut.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach
dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach
adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar. Perpindahan kalor
yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada 2
penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan
parsial antara air dan udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower
membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk sistem refrigerasi pada
skala besar seperti chiller. Salah satu kekurangannya adalah bahwa sistem ini tidak
praktis karena jarak yang jauh antara chiller dan cooling tower sehingga memerlukan
sistem pemipaan yang relatif panjang. Selain itu juga biaya perawatan cooling tower
cukup tinggi dibandingkan sistem lainnya.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
4. Pompa Sirkulasi
Berfungsi untuk menaikkan tekanan dan menyirkulasi udara/fluida ke tempat
lain dalam sistem pemipaan.
5. Ducting/saluran
Media penghubung antara AHU dengan ruangan yang dikondisikan udaranya,
fungsi utama ducting adalah meneruskan udara yang didinginkan oleh AHU untuk
kemudian didistribusikan ke masing-masing ruangan.
Kelebihan dan kekurangan sistem AC central
Kelebihan
- Kebisingan dan getaran mesin pendingin hampir tidak mempengaruhi ruangan
- Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah
- Seluruh beban pendingin semua ruangan dalam bangunan dapat dilayani oleh suatu
sistem (unit) saja
- Kelembapan udara dapat diatur
Kekurangan
- Harga pembuatan awal dangat mahal
- Biaya operasional mahal
- Unit central tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena dapat menyebarkan
kuman/bakteri pasien dari suatu ruangan ke ruangan lain
- Jika salah satu komponen mengalami kerusakan dan sistem ac central tidak dapa
beroperasi
- Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada
termostat di koil pendingin pada komponen AHU

2.2.7 Beban Pendinginan


Beban pendinginan adalah jumlah panas yang dipindahkan oleh sistem
pengkondisian udara. Beban pendinginan terdiri atas panas yang berasal dari ruangan dan
tambahan panas. Tambahan panas adalah jumlah panas setiap saat yang masuk kedalam
ruangan secara radiasi maupun dinding karena perbedaan temperatur.
Dasar perhitungan beban pendinginan dilakukan dengan dua cara
Perhitungan besar kalor puncak untuk menetapkan besarnya instalasi
Perhitungan beban kalor sesaat untuk mengetahui biaya operasi untuk mengetahui
karakteristik dinamik instalasi yang bersangkutan

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
Yang mempengaruhi beban pendinginan antara lain:
1. Internal
a. Produk (orang)
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas dari
produk (orang) yang berada didalam ruang pendingin itu:
q1 = m.h.Clf
Keterangan :
q1 = beban pendinginan akibat kalor yang dilepas oleh produk didalam ruang
pendingin (I/s)
m = banyaknya produk (orang) yang didinginkan
h

= laju kalor yang dilepaskan oleh produk (wall)


-benda ; h = F (jenis benda)
-orang ; h = F (aktivitas)

Clf = factor beban pendinginan (cooling load factor)


b. Peralatan
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas dari
peralatan peralatan yang berada diruang pendingin tersebut :
qz= P x BF x CLF
Keterangan:
qz

= beban pendinginan akibat kalor yang dilepas oleh peralatan peralatan


didalamruang pendinginan (joule/detik)

= power /daya (peralatan) (wall)

BF = factor bullast (lampu Tu =1,25 ; lampu pijar : 1,0


CLF = factor beban pendinginan
2. Eksternal
a. Ventilasi
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara luar ruangan tetapi
terkendali untuk memenuhi kebutuhan akan udara yang dibutuhkan oleh tiap
produk (orang) :
o

qb n. m v .h.Clf

Keterangan :
qb = beban pendinginan akibat pertukaran udara dengan udara luar terkendali
(suhu/detik)

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
n = banyaknya produk (orang)
o

m = kebutuhan udara tiap orang perdetik (kg/detik)


h = kandungan kalor (beda entalpi udara luar dan dalam)(joule/kg)
CLF = factor beban pendinginan
b. Infiltrasi
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara pendinginan dengan
udara luar tanpa kendali :
o

q A m vi. h.Clf

Keterangan :
qA = beban pendinginan akibat pertukaran udara dingin udara luar tanpa kendali
(joule/s)
o

m vi = laju Infiltrasi (kg/h)


h = beda entalpi udara luar dan dalam (joule/kg)
CLF = factor beban pendinginan
c. Radiasi
Beban pendingian yang disebabkan adanya kalor yang berasal dari luar ruangan
berupa radiasi matahari (beban panas matahari melalui permukaan tembus cahaya).

T 4 T 4
qb = . . A 1 2
100 100
Keterangan :
qb = beban pendinginan akibat pertukaran udara dengan udara luar
= bilangan balleman
= emisitas permukaan
A = luas panas (m)
T1 = temperatur Absolute luar (K)
d. Perpindahan Panas
Beban pendinginan yang berasal karena perpindahan panas dari lingkungan yang
tidak diinginkan
Qs = U.A.T
Keterangan;
Qs = beban pendinginan akibat perpindahan panas dari lingkungan yang tidak
diinginkan

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
U = koefisien perpindahan panas total (joule/cmok)
Y = 1/RT ; RT = R1 + Ra + Rs +Ra
A = luas panas (m)
T = beda temperatur (K)

2.2.8 Refrigerant
Refrigerant adalah zat pendingin atau media pembawa kalor yang mudah diubah
bentuknya dari cair menjadi gas atau atau sebaliknya dengan menyerap atau melepas
kalor yang digunakan dalam sirkulasi mesin pendingin.
2.2.8.1 Macam macam Refrigerant
Berdasarkan penggunaan refrigerant dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Refrigerant Primer
Refrigerant yang digunakan pada sistem kompresi uap (R-22, R-134).
b. Refrigerant Sekunder
Cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuhu rendah
dari suatu lokasi ke lokasi lain.
Berdasarkan komponen penyusun
a. Senyawa Holocarbon
Mempunyai satu atau lebih atom dari salah satu halogen (klorin, flourin,
bromin)

Tabel 2.2 Beberapa refrigerant holocarbon


Nomor Refrigerant

Nama Kimia

Rumus Kimia

11

Trikloromonofluorometana

CCl3F

12

Diklorodifluorometana

CCl2F2

13

Triklorotriplorometana

CClF3

22

Monoklorodifluorometana

CHClF2

40

Metil klorida

CH3Cl

113

Triklorotrifluoroetana

CCl2FCClF2

114

Diklorotetrafluoroetana

CClF2CClF2

Sumber : Stoecker (1992:279)

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
b. Anorganik
Merupakan refrigerant terdahulu yang masih digunakan pada saat ini, contoh :
amonia (NH3), air (H2O), udara, CO2, SO2.

Tabel 2.3 Beberapa refrigerant anorganik


Nomor Refrigerant

Nama Kimia

Rumus Kimia

717

Amonia

NH3

718

Air

H2O

729

Udara

744

Karbondioksida

CO2

764

Sulfur dioksida

CO2

Sumber : Stoecker (1992:280)

c. Hidrocarbon
Banyak senyawa hidrocarbon yang digunakan sebagai refrigerant, khususnya
untuk dipakai pada industri perminyakan dan petrokimia. Diantaranya adalah metana
(CH4), propana (C3H8) dan etana (C2H6).

Tabel 2.4 Refrigerant hidrokarbon


Nomor Refrigerant

Nama Kimia

Rumus Kimia

50

Metana

CH4

170

Etana

C2H6

290

Propana

C3H8

Sumber : Stoecker (1992:280)

d. Azeotrop
Suatu senyawa azeotrop dua substansi adalah campuran yang dapat dipisahkan
komponen-komponennya secara destilasi. Azeotrop menguap dan mengembun
sehingga suatu substansi tunggal yang sifat-sifatnya berbeda dengan unsur
pembentuknya. Misal : refrigerant 502 yang merupakan campuran 48,8% R-22
dengan 51,2% R-115.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
2.2.8.2 Syarat syarat Refrigerant
1. Tekanan penguapan harus tinggi
Sebaiknya refrigerant memiliki temperatur penguapan pada tekanan yang lebih
tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan
turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi
Apabila tekanan pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya
menjadi lebih rendah sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindari. Mesin
dapat bekerja lebih aman.
3. Kalor laten penguapan harus tinggi
Karena menguntungkan untuk kapasitas refrigerasi yang sama jumlah
refrigerant bersirkulasi menjadi lebih kecil.
4. Volume spesifik (terutama dalam fase gas)
Memungkinkan penguapan kompresor dengan volume langkah torak yang
lebih kecil.
5. Koefisien prestasi harus tinggi.
6. Konduktivitas termal yang tinggi.
7. Viskositas yang rendah dalam fase cair maupun gas
8. Refrigerant harus stabil dan tidak bereaksi pada material

2.2.9 Kelebihan dan Kekurangan Refrigerant Hydrocarbon dan Holocarbon


a. Refrigerant Holocarbon
Kelebihan
1. Kemudahan mengalir yang tinggi keadaan cair
2. Tidak menyebabkan ledakan
3. Tidak membawa aliran listrik
4. Tekanan kondensasi dan suhu keluar yang tinggi dalam mesin refrigerant
Kekurangan
1. Dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan pemanasan global
2. Jenis refrigerasi yang kurang aman untuk digunakan dalam proses refrigerant
b. Refrigerant hydrocarbon
Kelebihan
1. Ramah lingkungan yang ditunjukkan dengan nilai ozon depleting potensial

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
2. Properti termofisika dan karakteristik perpindahan yang baik
3. Kerapatan fase uap yang rendah
4. Kelarutan yang baik
5. Dapat menurunkan konsumsi tenaga listrik 15 25%
Kekurangan
Sifatnya mudah terbakar

2.2.10 Istilah - istilah Mesin Pendingin


1.

Panas Laten
Jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan
menyebabkan terjadinya perubahan fase/wujud dari zat yang bersangkutan tanpa
mengalami perubahan temperatur.

2.

Panas Sensible
Jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan
menyebabkan terjadinya perubahan temperatur tanpa mengalami perubahan
fase/wujud dari zat yang bersangkutan.

3.

Panas Spesifik
Jumlah panas/kalor yang diperlukan setiap kilogram massa zat untuk
menaikkan temperaturnya sebesar satu derajat Celcius.

4.

Wet Bulb Temperatur


Temperatur udara yang tidak memperhitungkan pengaruh radiasi, konduksi,
dan konveksi.

5.

Dry Bulb Temperatur


Temperatur udara yang memperhitungkan.pengaruh radiasi, konduksi, dan
konveksi.

6.

Kelembaban Absolut
Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering dalam suatu
volume campuran.

7.

Kelembaban Relatif
Perbandingan antara tekanan parsial uap air dalam suatu campuran tehadap
tekanan jenuhnya pada temperatur yang sama.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
8.

Refrigerant effect
Kemampuan suatu refrigerant (zat pendingin) untuk menyerap panas/kalor
agar berubah fase/wujudnya berubah dari cair menjadi uap.

9.

Enthalpy
Jumlah kalor yang dikandung oleh setiap kilogram zat pada tekanan dan
temperatur tertentu ditambah dengan kerja yang bekerja pada zat tersebut yang
merupakan perkalian antara tekanan yang bekerja pada zat tersebut dengan volume
spesifiknya.

10. Coeficient of Performance (COP)


Perbandingan antara panas yang diserap oleh refrigerant (zat pandingan)
dengan kerja kompresor.
11. Beban Pendinginan
Kalor yang diambil tiap detik dari produk yang diinginkan (kJ/detik).
Manfaatnya untuk meramalkan kalor yang mampu diserap tiap detik oleh instalasi
mesin pendingin.
12. Kapasitas Pendinginan
Jumlah kalor yang diserap oleh refrigerant dari benda atau fluida yang
hendak didinginkan.
13. Tor refrigerant
Laju aliran kapasitas refrigerant digunakan untuk menyerap panas yang
ada di dalam sistem tiap satuan waktu. Jadi tor refrigerant merupakan satuan daya
dalam British (Btu/jam).

2.2.11 Rumus - Rumus yang Digunakan


1. Antara penampang C-D pada Air Flow Duct

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 2.28 Penampang C-D


Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB (2015)

a. Keseimbangan Energi
mchc maha = - -PH2 + HLC-D
b. Kekekalan massa aliran fluida:
mc = ma m0 ; m0 = massa alir
udara lewat oriface pada ujung duct

m0 0.0504

z
kg / det ik
vd

c. Kalor sensibel
PH2 = mD . CP . T
Dengan: Z = tinggi skala pada inclined manometer ( mmH2O )
VD= volume spesifik udara pada penampang di C-D, bisa dicari dari
diagram psycometry
hC= enthalpy udara di penampang C
hD= enthalpy udara di penampang D
PH2= Daya reheater
HLC-D= kerugian energi pada daerah C-D
Cp= panas jenis udara antara C-D
d. Didapat :
Dengan mengabaikan losses, panas jenis Cp adalah :

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Cp

PH 2

mD T

kJ / kg.C

Kalor hilang Antara C-D ; HL C-D dalam satuan kJ/s


2. Kondisi penampang B C

Gambar 2.29 Penampang B C


Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB (2015)

a. Kesetimbangan energi:

m B hB m C hC Qref m Con hCon H LB C


b. Kekekalan massa

m B - m C = m Con m B = m C+ m Con
c. Didapat
Beban pendinginan evaporator Qref, sehingga dapat dihitung.

COPtot

Qref
Wcomp

Losses of energy
HLB-C dalam [kJ/s]
Dimana : Wcomp = daya sebenarnya kompresor, bisa dilihatdari spesifikasi
peralatanatau voltmeter danamperemeter
h1

= enthalpyrefrigerant sesudah keluar evaporator

h2

= enthalpyrefrigerant sebelum keluarevaporator

hcon

= enthalpy air kondensasi

mcon

= laju alir massa air kondensasi

mref

= laju alir massa refrigerant

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
h1B-C

= kerugian energi pada daerah B-C

hB & hC= enthalpy udara di B dan C dicari dari diagram psycometry


3. Kondisi Pada penampang A-B

Gambar 2.30 Penampang A B


Sumber :Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB (2015)

a. Keseimbangan energi

m A . hA + m B . hB= Pm- m s . hs + Pp+ HL A-B


b. Kekekalan massa

mB= mA+ mS
c. Didapat:

Kerugian Energi (HL A-B)

Dengan mengabaikan losses yang dapat dihitung efisiensi Boiler :

QK
PK

mh
k s s x100%
Pk
Dimana:
PM = daya motor penggerak blower yang besarnya sebanding dengan
posisi regavolt [%] dan spesifikasi motor penggeraknya
ms = laju alir massa uap yang disuplai bolier
Hs =enthalpy uap
Pp = daya pemanas preheater
Pk = daya pemanas bolier

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
mA = laju alir massa udara luar yang dihisap blower
H 1A-B = kerugian energi pada daerah A-B
Untuk COPaktual dapat dicari dengan persamaan :
1
=

Dimana :
Q1 = Qref untuk COPaktual
= mBhB (mChC + mconhcon)
Sedangkan COPideal dapat dicari dengan persamaan

= 1 4
2

Dimana harga h1,h2 dan h4 bisa dilihat pada diagram (P-h)

2.3 Dasar Pengkodisian Udara


2.3.1 Psikometri
Psikometri merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan uap air.
Psikometrik mempunyai arti penting dalam pengkondisian udara atau penyegaran udara
karena atmosfer merupakan campuran antara udara dan uap air. Psikometri digunakan
untuk mengetahui sifat-sifat termodinamika udara dan mengidentifikasi proses fisik yang
terjadi di lingkungan.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 2.31 Psikometri


Sumber : Cengel (2006:996)

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
2.3.2 Temperatur Bola Basah (Wet Bulb) dan Temperatur Bola Kering (Dry Bulb)
a. Temperatur bola basah
Sensor pada termometer dibalut kain basah untuk menghilangkan efek radiasi
panas.
b. Temperatur bola kering
Temperatur dapat dibaca dengan sensor kering dan terbuka namun tidak tetap
karena pengaruh radiasi panas, kecuali memperoleh ventilasi cukup baik.

2.3.3 Dew Point


Temperatur dew point adalah temperatur dimana embun mulai terbentuk. Artinya
udara mulai berubah menjadi embun setelah mengalami proses pendinginan pada tekanan
konstan.

2.3.4 Absolute Humidity dan Relative Humidity


Apabila atmosfer tanpa kandungan uap air, maka campuran gas dikenakan denagn
udara kering (dry air). Apabila uap air ada dalam gas tersebut dikenal dengan udara basah
(wet air). Jumlah uap air ruang kurang dari tekanan jenuh temperatur tertentu
mengandung uap air maka penguapan akan berlangsung terus sampai tekanannya menjadi
tekanan jenuh untuk temperatur tersebut. Relative humidity digunakan untuk menyatakan
perbandingan antara tekanan parsial uap air suatu campuran terhadap tekanan jenuhnya
pada temperatur yang sama.

2.4 Teknologi pengkondisian udara terbaru


Teknologi ECO Patrol adalah teknologi terbaru yang di kembangkan pada mesin
pendingin dengan memanfaatkan Automatic Control System (ACS). Sistem ini berfungsi
untuk mendeteksi keberadaan manusia secara otomatis. Skema kerjanya adalah sebagai
berikut :

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 2.32 Skema Kerja ECO Patrol


Sumber : M. Nurul Huda, 2010
Saat di ruangan ada manusia:
1. Sensor Eco-Patrol mengeluarkan gelombang mikro pendeteksi suhu manusia di dalam ruangan.
2. Gelombang mikro (kurva berwarna biru) mendeteksi suhu apakah ada manusia atau tidak di
ruangan dengan memancar ke segala penjuru ruangan.
3. Ketika gelombang mendeteksi suhu yang berarti keberadaan aktivitas manusia di dalam ruangan,
gelombang mikro tersebut terpantul (kurva berwarna kuning) kembali menuju sensor .
4. Sensor menerima gelombang pantul yang berisi informasi keberadaan dan aktivitas manusia
tersebut dan memproses sistem untuk menyemburkan udara dingin dari AC yang suhunya juga
disesuaikan dengan jumlah orangyang ada dalam ruangan.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
Bila tidak ada manusia :

Gambar 2.33 Skema Kerja ECO Patrol


Sumber : M. Nurul Huda, 2010

1. Sensor Eco-Patrol mengeluarkan gelombang mikro pendeteksi suhu manusia di


dalam ruangan.
2. Gelombang mikro (kurva berwarna biru) mendeteksi suhu apakah ada manusia atau
tidak di ruangan dengan memancar ke segala penjuru ruangan.
3. Ketika gelombang mendeteksi tidak ada suhu manusia di dalam ruangan,gelombang
mikro tersebut terpantul kembali menuju sensor .
4. Sensor menerima gelombang pantul yang berisi informasi tidak adanyakeberadaan
manusia tersebut dan memproses sistem untuk meminimalisir semburan udara dingin
dari AC sehingga AC mengkonsumsi daya listrik yang sedikit pada waktu itu.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
Kemampuan teknologi Eco-Patrol ini memang dirancang secara otomatis
untuk hemat energi dalam penggunaannya. Teknologi ramah lingkungan ini kedepannya
akan dikembangkan lagi dengan teknologi Automatic Control System (ACS) terintegrasi
hingga memiliki kemampuan Auto-Off System. Yang artinya saat keberadaan manusia
tidak terdeteksi di dalam ruangan, maka AC akan mati secaraotomatis.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Peralatan praktikum
a. Alat yang digunakan :
1. Manometer
Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada audit energi untuk
mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Jenis manometer tertua
adalah manometer kolom cairan. Versi manometer sederhana kolom cairan adalah
bentuk pipa U yang diisi cairan setengahnya biasanya berisi minyak, air atau air
raksa, dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa, sementara tekanan yang
mungkin terjadi karena atmosfir diterapkan pada tabung yang lainnya. Perbedaan
ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang terukur.

Gambar 3.1 Manometer


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
2. Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
(temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer bersal dari bahsa
Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur.
Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan
adalah termometer air raksa.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 3.2 Termometer


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
3. Regavolt.
Sebagai tranformator aliran listrik.

Gambar 3.3 Regavolt


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
4. Load Control Panel.
Berfungsi untuk mengontrol beban yang akan di berikan

Gambar 3.4 Load Control Panel


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
5. Gelas pengukur air kondensat.
Berfungsi untuk mengukur volume air kondensat

Gambar 3.5 Gelas Pengukur


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
6. Pengukur waktu setiap periode.
Berfungsi untuk mengetahui waktu tertentu saat pengambilan data

Gambar 3.6 Stop Watch


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
b. Fluida yang dilayani :
1. Laju alir massa udara pada Air Flow Duct.
2. Laju massa air kondensasi yang terbentuk.
3. Uap air dariBoiler untuk proses Humidifikasi.
4. Refrigerant R-22 yang bersirkulasi.
c. Produk
1. Udara dengan temperatur, kelembaban, dan kapasitas tertentu.
3.2 Spesifikasi Peralatan
a. Tipe : A-573/91159 vapour compression refrigeration units
b. Produk : udara lewat air flow ducts dengan parameter yang bervariasi
c. Refrigeran : Freon, R-22, laju alir massa
d. Kompresor : Panasonic 222 225 BUA
e. 1120 watt, 220watt, 50hz

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13

Gambar 3.7 Instalasi Mesin Pendingin dan Pengkondisian Udara


Sumber: Manual Book Mesin AC BENCH PA HILTON A572
3.3 Prosedur Pelaksanaan Percobaan Air Conditioning
a. Persiapan Percobaan
Instalasi telah disiapkan untuk melaksanakan percobaan dan pengambilan data
b. Menjalankan Instalasi
1. Saklar dipasang pada posisi (I) dengan regavolt 0
2. Regavolt diatur supaya ada aliran udara melalui evaporator denggan tujuan
membebani evaporator dengan mengatur posisi regavolt sesuai varian data untuk
masing-masing kelompok.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Laporan Praktikum Mesin Pendingin


Kelompok 13
3. Kompresor dijalankan sehingga terjadi siklus 46 hermometer. Instalasi dibiarkan
beropersi sampai terbentuk air kondensasi pada evaporator dan ditampung pada
gelas ukur yang sudah dipasang 46 hermometer.
4. Akhiri pembebanan air flow duct dengan menggunakan semua saklar dari
komponen pelengkap (boiler, preheater, reheater, regavolt) posisinya disesuaikan
dengan kombinasi dan variasi duct yang telah ditentukan untuk setiap kelompok
praktikan.
c. Menghentikan Operasi
a) Semua saklar dari semua komponen pelengkap dimatikan
b) Kompresor dimatikan
c) Regavolt diturunkan posisinya secara perlahan sampai posisi 0
d) Matikan saklar induk
e) Cabut steker dan power supply

3.4 Pengambilan Data


a. Pengambilan data baru boleh dimulai setelah ada air kondesat yang terbentuk pada
evaporator (terlihat pada jatuhnya tetes air pada gelas ukur penampung air
kondensat).
b. Setiap kombinasi parameter diambil data sebanyak 3x.
Data-data dianggap valid jika pencatatan dilakukan setelah kondisi betul-betul dalam
keadaan steady.

Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2015/2016

Vous aimerez peut-être aussi