Vous êtes sur la page 1sur 4

Fitra Firmansyah Herdiana (131411108)

Pada praktikum pengolahan limbah industry telah dilaksanakan pengujian perbandingan


perngaruh koagulan tawas dan PAC serta waktu pengadukan sesudah penambahan flokulan
aquaclear pada limbah pencucian jeans menggunakan proses koagulasi dan flokulasi. Pada
praktikum ini, yang menjadi parameter pengamatan adalah perbedaan konsentrasi, kekeruhan,
TDS, DHL, pH, dan tinggi endapan yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.
Sumber limbah yang digunakan pada praktikum kali ini adalah campuran 1 bungkus
wantex dan 9 liter air keran, campuran ini digunakan untuk mewakili limbah pencucian jeans
yang dihasilkan dari industry, dengan kondisi awal adalah sebagai berikut :
Waktu

pH

Kekeruhan TDS

DHL

6,8

42,09

0,414

277

Sumber limbah tersebut, kemudian diolah secara koagulasi flokulasi, dengan


melakukan variasi terhadap jenis dan dosis koagulan serta waktu flokukasi yang digunakan,
sehingga didapat hasil praktium sebagai berikut :
a. pH terhdadap konsentrasi
8
7
6
5
pH 4
3
waktu pengadukan 10 menit
2
1
0
0
50
100
150
200

waktu pengadukan 20 menit

250

300

350

400

450

konsentrasi koagulasi

Gambar 1. Grafik pH terhadap Konsentrasi Koagulan PAC

Berdasarkan gambar 1, semakin besar konsntrasi PAC maka pH dari larutan tersebut akan
menjadi semakin rendah, yang berarti kondisi larutan semakin asam, hal ini terjadi
disebabkan oleh koagulan PAC yang bersifat asam bila bereaksi dengan air.

b. Kekeruhan terhadap konsentrasi


50
40
30
Kekeruhan

waktu pengadukan 10
menit

20

waktu pengadukan 20
menit

10
0
0

100

200

300

400

konsentrasi koagulasi

Gambar 2. Grafik Kekeruhan terhadap Konsentrasi Koagulan PAC

Secara teoritis, nilai kekeruhan akan semakin kecil keculi jika konsentrasi koagulan
sudah mencapai titik jenuh. Berdasarkan gambar 2, telah terjadi trend penurunan pada
konsentrasi sampel yang diuji, hal ini menenjukan proses pengurangan kekeruhan telah
berjalan dengan baik. kondisi optimum untuk penurunan kekeruhan adalah pada konsentrasi
250 mL dan waktu pengadukan (flokulasi) adalah sebesar 10 menit, dengan nilai kekeruhan
akhir 10,94.
c. TDS terhadap konsentrasi
320
310
300
TDS 290
280 pengadukan 10 menit
waktu

waktu pengadukan 20 menit

270
260
0

100

200

300

400

konsentrasi koagulasi

Gambar 3. Grafik TDS terhadap Konsentrasi Koagulan PAC

Pada pengukuran TDS dapat dilihat terjadinya trend naik, seperti terdapat pada
gambar 3. Kondisi yang paling baik, jika melihat berdasarkan grafik, maka kondisi optimum
berdasarkan TDS adalah pada konsentrasi PAC 250 ppm dengan pengadukan 20 menit.

d. DHL terhadap konsentrasi


0.48
0.46
0.44
DHL

0.42

waktu pengadukan 10
menit

0.4

waktu pengadukan 20
menit

0.38
0

100

200

300

400

konsentrasi koagulasi

Gambar 4. Grafik DHL terhadap Konsentrasi Koagulasi PAC

Karakteristik DHL pada dasarnya sebanding dengan TDS, sehingga ketika pada gambar 3
TDS mengalami kenaikan, maka DHL juga mengalami kenaikan, seperti pada gambar 4.
Kondisi terbaik pada pengukuran DHL adalah pada konsentrasi 250 ppm dengan pengadukan
20 menit.
e. Tinggi endapan terhadap konsentrasi
50
40
30
Tinggi endapan

20

waktu pengadukan 10
menit

10

waktu pengadukan 20
menit

0
0

100

200

300

400

Konsentrasi koagulan

Gambar 5. Grafik Tinggi Endapan terhadap Konsentrasi Koagulan PAC

Endapan yang terbentuk merupakan hasil dari padatan yang telah membentuk flok
akibat proses koagulasi flokulasi, tinggi endapan dan kekeruhan menjadi parameter penentu
apakah proses koagulasi dan flokulasi berjalan dengan baik atau tidak. Pada pengukuran
tinggi endapan, yang menghasilkan endapan paling banyak adalah pengadukan 10 menit
dengan konsentrasi 350 ppm yang menghasilkan tinggi endapan ada pada skala 40 mL.
Berdasarkan data data yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa untuk
pengujian dengan PAC, kondisi terbaik adalah pada konsentrasi 350 ppm dengan waktu
pengadukan (flokulasi) sepuluh menit. Hal ini terutama dilihat berdasarkan kekeruhan dan
tinggi endapan.

Hasil pengujian pada PAC tersebut kemudian dibandingkan dengan pengujian yang
menggunakan tawas sebagai koagulan, sehingga didapat perbandingan sebagai bertikut :
Waktu
Pengaduka
n
10
20

Koagula
n

Konsentr
asi

Ketinggi
an

Kekeruh
an

TDS

DHL

pH

Tawas

300

23

19,21

284,5

0,4395

4,95

PAC

350

40

10,99

302

0,446

5,3

Tawas

300

23,5

15,915

279

0,4355

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat, bahwa setelah dibandingkan dengan tawas pun, PAC
dengan konsentrasi 350 ppm dan pengadukan 10 menit, masih memiliki kualitas yang lebih
baik.

Vous aimerez peut-être aussi