Vous êtes sur la page 1sur 9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif. Metode penelitian yang
digunakan adalah Deskriptif korelatif, Desain yang digunakan adalah survey dengan
pendekatan Cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran
atau pengamatan pada saat bersamaan (Hidayat, 2011).
B. Tempat dan Responden Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di wilayah kerja Puskesmas Jatiyoso Karanganyar.
Populasi adalah subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 139 orang yang menderita demam tifoid.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2007). Menurut Nursalam (2003) pengambilan sampel menggunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
n : jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d : Tingkat kesalahan (0,1)
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah:

n=

16

=
=
= 58,158
= 58 Responden
Karena masing-masing di setiap desa jumlah penderita demam tifoid berbeda
maka pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik

sampel berstrata atau sampel wilayah (Arikunto, 2010). Pengambilan dengan


proportional random sampling sederhana menggunakan rumus sebagai berikut :

ni =

xn

keterangan :
ni = besar sampel untuk stratum
n = besar sampel
N = total populasi
Ni = total sub populasi dari stratum
Perhitungan :
1. Desa Wukirsawit

58 =

= 1,25 = 1 orang

2. Desa Beruk

58 =

= 1,25 = 1 orang

3. Desa Karangsari

58 =

= 4,17 = 4 orang

4. Desa Tlobo

58 =

5. Desa Jatisawit

58 =

= 3,75 = 4 orang

6. Desa Jatiyoso

58 =

= 8,76 = 9 orang

7. Desa Wonokeling

58 =

= 10,43 = 10 orang

8. Desa Petung

58 =

= 7,51 = 8 orang

= 5,84 = 6 orang

9. Desa Wonorejo
=
58 =
= 15,02 = 15 orang
Hasil dari perhitungan secara proportional random sampling sederhana
didapatkan jumlah sampel dari masing-masing desa yaitu Desa Wukirsawit 1 orang, Desa
Beruk 1 orang, Desa Karangsari 4 orang, Desa Tlobo 8 orang, Desa Jatisawit 4 orang,
Desa Jatiyoso 9 orang, Desa Petung 6 orang, Desa Wonokeling 10 orang, dan Desa
Wonorejo sebanyak 15 orang. Berdasarkan sampel yang digunakan untuk penelitian ini
dibuat 2 kriteria yaitu:
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2003). Kriteria inklusi
pada penelitian ini meliputi:

a. Penderita demam tifoid yang pernah menjalani rawat inap di tahun 2011
b. Bersedia menjadi responden dalam penelitan.
c. Bisa di temui saat penelitian berlangsung.
d. Tercatat sebagai penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jatiyoso
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan subyek yang memenuhi kriteria
inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2003). Kriteria eksklusi pada
penelitian ini meliputi:
a. Orang yang menderita demam tifoid yang sedang tidak ada saat dilakukan
penelitian.
b. Penderita yang tidak bersedia menjadi responden.
c. Penderita demam tifoid yang tidak mengalami kekambuhan.

C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan variabel
terikat (Hidayat, 2011). Dalam penelitian ini yang dimaksud variabel bebas adalah
tingkat pengetahuan penderita tentang demam tifoid.
2. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(Hidayat, 2011). Dalam penelitian ini yang dimaksud variabel terikat adalah upaya
pencegahan kekambuhan demam tifoid pada penderita demam tifoid di wilayah kerja
Puskesmas Jatiyoso Karanganyar.
D. Instrumen Penelitian
Pengukuran tingkat pengetahuan pada penderita demam tifoid menggunakan
kuesioner berupa 21 pertanyaan tertutup dengan menggunakan skala Guttman (Hidayat,
2011). Data yang dikumpul dikategorikan menurut skala ordinal dengan ketentuan pilihan
jawaban berupa benar dan salah, responden hanya memberikan tanda (X) pada jawaban

yang dipilih. Pertanyaan dibuat dalam 2 tipe yaitu favourable dan unfavourable. Metode
penilaian pengetahuan adalah:
1. Sifat favourable merupakan sifat positif dari pertanyaan alternatif. Untuk kategori
jawaban:
Benar (B)
: bernilai 1
Salah (S)
: bernilai 0
2. Sifat unfavourable merupakan sifat negatif dari pertanyaan alternatif. Untuk kategori
jawaban:
Benar (B)
Salah (S)

: bernilai 0
: bernilai 1

Tabel 1. Indikator Instrumen Tingkat Pengetahuan


Variabel
Indikator
Penelitian
Tingkat
1. Pengertian tentang
demam tifoid
pengetahuan
2. Penyebab demam
tifoid
3. Tanda dan gejala
demam tifoid
4. Penularan demam
tifoid
5. Pencegahan
kekambuhan
demam tifoid
Total

Favourabel

Unfavourabel

1, 3, 5

2, 4

6, 7, 9

10, 12

11

13, 14, 16

15

17, 18, 19,


20, 21
16

Pengukuran upaya pencegahan kekambuhan penderita demam tifoid berbentuk


kuesioner berupa pertanyaan tertutup yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Pernyataan
disusun menurut skala Guttman. Pilihan jawaban berupa ya dan tidak dan responden
memberikan tanda () pada jawaban yang di pilih. Pertanyaan dibuat dalam 2 tipe
yaitu favourable dan unfavourable.
1. Sifat favourable merupakan sifat positif dari pertanyaan alternative. Untuk
kategori jawaban:

Ya (Y)
: bernilai 1
Tidak (T) : bernilai 0
2. Pertanyaan unfavourable merupakan sifat negative dari pertanyaan alternative.
Untuk kategori jawaban:
Ya (Y)
: bernilai 0
Tidak (T) : bernilai 1
Tabel 2. Indikator Instrumen Upaya Pencegahan Kekambuhan
Variabel
Penelitian
Upaya
pencegahan
kekambuhan
demam tifoid.

Indikator

Favourabel

Unfavourabel

Upaya yang dilakukan


penderita dalam mencegah
kekambuhan demam tifoid
yang meliputi;
dari sisi manusia (Vaksinasi,
Hygiene, sanitasi, personal
hygiene,
menjaga
pola
makan,
mengkonsumsi
makanan
yang
lunak,
menghindari makanan yang
mengendung
minyak
berlebih,pedas, asam,serta
mengurangi kegiatan yang
menguras tenaga) dan
dari sisi lingkungan hidup

1, 2, 3, 5, 9,
10, 13, 14,
15, 16, 17,
20

4, 6, 7, 8, 11,
12, 18, 19

Total

12

E. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel disajikan pada tabel 3. berikut :
Tabel 3. Definisi Operasional
No

Variabel

Definisi Operasional

Alat ukur

Kategori

Skala

Tingkat
Merupakan hasil dari
pengetahuan tahu manusia untuk
sekedar
menjawab
suatu
pertanyaan
yang
diketahui
penderita
tentang
demam tifoid, yang
menyangkut
pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, cara
penularan, dan cara
pencegahan
kekambuhan.

Diukur
a. Tinggi
menggunak
76-100%
an kuesioner b. Sedang,
dengan
56-75%
skala
c. Rendah,
Guttman
<56%
(Machfoedz,
(Nursala
2008).
m, 2003)

Ordinal

Upaya
pencegahan
kekambuha
n
demam
tifoid

Diukur
a. Sikap
Baik
menggunak
76-100%
an kuesioner
b.
Sikap
(Machfoedz,
Cukup
2008).
56-75%
c. Sikap
Kurang
<56%
(Nursala
m, 2003)

Ordinal

Kegiatan
yang
dilakukan
untuk
memelihara
dan
meningkatkan
kesehatan
serta
pencegahan
timbulnya
masalah
kesehatan dalam hal
ini merupakan segala
tindakan
yang
dilakukan penderita
dalam mencegahan
kekambuhan demam
tifoid yang meliputi
dari sisi manusia
(vaksin, pendidikan
kesehatan) dan dari
sisi lingkungan dan
pengaturan sanitasi.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Validitas adalah ukuran seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya.
Uji validitas akan dilakukan di Puskesmas Jatipura Karanganyar. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Kriteria yang digunakan untuk validitas adalah

apabila p 0,05 maka dinyatakan valid, sehingga dapat dikatakan bahwa semua item
pernyataan dapat dipergunakan sebagai instrumenn penelitian.
Uji validitas dilakukan Puskesmas Jatipura Karanganyar dengan jumlah
sampel 15 0rang.
diperoleh r

hitung

Hasil validitas pengetahuan responden tentang demam tifoid

antara 0,197 hingga 0,884. Nilai r

tabel

pada tingkat signifikan 5%

dengan jumlah sampel 15 adalah 0,514. Item soal yang tidak valid dari 25 pertanyaan
terdapat 4 item pertanyaan. Sehingga pertanyaan penelitian terdapat 21 soal. Untuk
kuesioner upaya pencegahan kekambuhan demam tifoid 20 pertanyaan memiliki r hitung
antara 0,672- 0,924 sehingga untuk validitas upaya pencegahan kekambuhan demam
tifoit semua item pertanyaan dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Penyajian reliabilitas digunakan dengan rumus koefisien reliabilitas alpha
cronbach dengan bantuan SPSS. Untuk mengetahui realibilitas instrument carannya
dengan membandingkan nilai r tabel dengan alpha. Dengan ketentuan bila r alpha >
0,6, maka instreumen penelitian ini reliable.
Hasil uji realibilitas untuk pengetahuan responden tentang demam tifoid
diperoleh nilai koefisien alpha sebesar 0,967 koefisien alpha lebih besar dari 0,6
sehingga disimpulkan variabel tersebut sangat reliable. Sedangkan uji reliabilitas
untuk upaya pencegahan kekambuhan demam tifoid diperoleh nilai koefisien alpha
sebesar 0,966 koefisien alpha lebih besar dari 0,6 sehingga disimpulkan variable
tersebut sangat reliable.
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Setiap variabel dianalisis dengan statistik
deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat pengetahuan terhadap
upaya pencegahan kekambuhan demam tifoid dalam bentuk distribusi frekuensi
dengan menggunakan program SPSS.
2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan


atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Yaitu untuk mencari hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan demam tifoid. Dalam penelitian
ini dilakukan uji statistik menggunakan Chi Square test yang digunakan untuk
menganalisis hasil observasi untuk mengetahui hubungan atau perbedaan yang
signifikan pada penelitian (Hidayat, 2011). Menurut Sugiyono (2005) rumus Chi
Square adalah sebagai berikut :
( fo fh) 2
fh
x2
Keterangan:
x2

= Distribusi Chi-Square.
Fh = Frekuensi diharapkan.
Fo = Frekuensi Observasi.
Adapun syarat Chi-square menurut Dahlan (2008) adalah:
a. Sel mempunyai nilai expected kurang dari 5 atau maksimal 20% dari jumlah
sel.
b. Jika uji Chi-square tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya:
1) Alternatif uji Chi-square adalah uji Fisher.
2) Alternatif uji Chi-square untuk tabel 2XK adalah uji Kolmogrov-Smirnov.
c. Tidak ada sel yang kosong
H. Langkah Penelitian
1. Tahap persiapan
Pengajuan judul dan Survei pendahuluan di Puskesmas untuk mengetahui
jumlah penderita yang mengalami kekambuhan demam tifoid di wilayah kerja
Puskesmas Jatiyoso Karanganyar. Selanjutnya mengurus surat ijin penelitian yang
ditujukan kepada kepala Puskesmas Jatiyoso Karanganyar dan pembuatan usulan
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilakukan pada Bulan Juni 2012 di wilayah kerja Puskesmas
Jatiyoso Karanganyar dengan jumlah responden 58 orang. Instrumen yang digunakan

pada penelititan ini adalah kuesioner tentang pengetahuan dan upaya pencegahan
kekambuhan demam tifoid. Uji validitas yang dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Jatipura Karanganyar dengan 15 responden demam tifoid yang pernah
menjalani rawat inap pada tahun 2011. Uji validitas dilakukan dengan metode Person
Product moment (Riwidikdo, 2008). Kemudian uji reliabilitas menggunakan Alfa
Cronbach (Arikunto, 2010).
3. Tahap akhir
`Peneliti membagikan kuesioner serta meminta responden untuk mengisi
jawaban dari lembar pertanyaan yang ada. Peneliti memberikan bimbingan kepada
responden bila responden mengalami kesulitan dalam mengisi kuesioner. Data
dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis menggunakan SPSS for Windows versi
17, lalu diseminarkan.

Vous aimerez peut-être aussi