Vous êtes sur la page 1sur 11

REVIEW JURNAL

HUBUNGAN ANTARA PARIWISATA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI


EROPA

Oleh : Nandi Kurniawan (1406581326)


(nandi86kurniawan@gmail.com)
Judul:
How Strong is the
linkage between
tourism and
economic growth
in Europe?
Penulis:
Nikolaos
Antonakakis,
Mina Dragouni,
George Filis
Sumber:
Economic
Modelling ed
44(2015)
Hal 142-155
Jumlah halaman:
14

PROGRAM MAGISTER ILMU GEOGRAFI


DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA

1. PENDAHULUAN
Eropa dianggap sebagai tujuan wisata yang terkemuka didunia,
hal ini bisa dilihat dari persentase kedatangan pariwisata sekitar 40 %
dari total wisata global di dunia, sehingga Uni Eropa menempatkan
perhatian lebih pada sektor pariwisata sebagai pemicu kemakmuran
ekonomi bagi negara-negara anggotanya. Sektor pariwisata tidak
semata-mata mewujudkan arus pendapatan tetapi juga sumber vital
bagi peningkatan lapangan kerja dan prospek kewirausahaan.
Dalam skala global, Industri pariwisata terhitung sebesar 5%
dari total GDP dunia dan hampir 30% dari hasil pelayanan jasa di
dunia (UNWTO 2012), sehingga industri pengembangan pariwisata
telah dibangun sebagai strategi terkemuka untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi tidak hanya di eropa tetapi diseluruh dunia.
Sehingga banyak penelitian dan kajian yang ingin mengetahui
hubungan

antara

pertumbuhan

pariwisata

dan

pertumbuhan

ekonomi.
Tujuan
hubungan

dari
antara

penulisan

paper

pertumbuhan

ini

adalah

pariwisata

untuk

dan

mengkaji

pertumbuhan

ekonomi, Karena belum ada bukti nyata, baik secara teori maupun
bukti lapangan, yang menyatakan bahwa pariwisata meningkatkan
aktivitas

ekonomi

maupun

aktivitas

ekonomi

mengarah

pada

pertumbuhan pariwisata. hal ini disebabkan oleh fakta bahwa


banyaknya perubahan dalam kondisi ekonomi dan atau pariwisata
yang dapat mengubah sifat dan kekuatan hubungan antara kedua hal
tersebut seiring dengan berjalannya waktu
Ulasan mengenai paper ini bertujuan untuk memberikan
gambaran nyata tentang dampak luas dari keberadaan pariwisata
dalam

perekonomian,

karena

hakikatnya

pariwisata

merupakan

kebutuhan semua orang terlepas kuantitas dan kualitasnya, tentunya


merupakan sebuah sektor penting dalam kehidupan manusia itu

sendiri. Sehingga penerapan kebijakan kepariwisataan khususnya


negara negara yang kaya potensi pariwisata seperti indonesia harus
didasarkan pada penelitian atau kajian-kajian serupa.

2. LANDASAN BERPIKIR
Lanza dan Pigliaru (2000) merupakan orang pertama yang
meneliti hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pariwisata dari
sudut pandang teori. Penelitian mereka penelitian mereka menujukan
bahwa negara negara yang sektor pariwisatanya maju memiliki
pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi negara
lainnya. Hal ini mereka nyatakan dalam sebuah model (grafis) yang
disebut dengan Lucas type two Sector model. Model ini menyatakan
bahwa produksi dalam salah satu sektor(pariwisata) bergantung pada
sumber daya alam, artinya negara negara dengan sumber daya alam
yang

melimpah

akan

secara

khusus

mengembangkan

sektor

pariwisata dan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih


cepat. Namun kelemahan dari penelitian ini mereka tidak melihat
unsur waktu dan hanya bergantung pada sudut pandang teori.
Namun kenyataan di lapangan bisa bisa berbeda dengan terori yang
ada.
Secara empiris (Chatziantoniou et.al2013) menyatakan empat
aturan dasar yang dapat diterjemahkan menjadi empat hipotesa
utama

yang

menggambarkan

hubungan

antara

pertumbuhan

ekonomi dan pariwisata.


hipotesa pertama menjelaskan hubungan sebab akibat yang
searah antara dua variabel, baik itu dari segi pariwisata
terhadap

pertumbuhan

ekonomi

(Hipotesis

pariwisata

menyebabkan pertumbuhan ekonomi - TLEG),


(Hipotesis ekonomi meningkatkan pertumbuhan pariwisata
- EDTG).

Hipotesa ke tiga menyatakan adanya hubungan dua arah


antara pertumbuhan ekonomi dan pariwisata (Hipotesis
hubungan sebab akibat dua arah BC) atau
Hipotesa ke empat menyatakan tidak ada hubungan sama
sekali (Hipotesis tidak ada hubungan sebab akibat NC).
Namun menurut penulis teori ini memiliki kelemahan yaitu
hipotesa pertama dan kedua (TLEG dan EDTG) bersifat tergantung
pada waktu dan hubungannya tidak stabil. Selain itu kejadian
ekonomi juga sangat berpengaruh terhadap hubungan antara tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pariwisata. sehingga hasil penelitiannya
menjadi agak bias karena tidak semua negara terkena dampak dari
kejadian ekonomi tersebut.
3. METODE DAN DESKRIPSI DATA
Metode yang digunakan mengacu pada Spillover Index yang
dikembangkan oleh diebold dan Yilmaz (2012). Spillover index
mengenali hubungan antar variabel yang diteliti. Pendekatan spillover
index mengukur intensitas ketergantungan antara pertumbuhan
ekonomi
directional

dan

pertumbuhan

spillover

yang

pariwisata.
membedakan

ada

dua

asumsi

yaitu

proporsi

jumlah

total

pengaruh dari pertumbuhan pariwisata dan ekonomi dan sebaliknya.


Kedua Net spillover menyatakan yang manakan diantara kedua
variabel ini (pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan parisiwisata)
yang merupakan penyebab pertumbuhan pada variabel lainnya.
Gambar 1. Peta negara sampel penelitian

Data yang digunakan diambil dari sampel 10 negara Uni Eropa


dengan rentang data 1995-2012 dengan sampel data dengan dua
klasifikasi negara. 5 negara pertama merupakan negara yang sangat
terdampak akibat krisis besar pada tahun 2007 antara lain Siprus,
Yunani, Italia, Portugal dan spanyol yang terus menerus mengalami
krisis hutang secara terus menerus. Dan 5 negara lainnya adalah
negara yang memiliki perekonomian yang lebih kuat antara lain
Austria, Jerman, Belanda, Swedia dan Inggris.
4. PEMBAHASAN
Analisis awal dilakukan dengan menguji VAR Based model untuk
melihat

dan

menyediakan

hubungan

antara

ekonomi.

Hasil

bahan

kedatangan
tes

tersebut

analisis

wisatawan

untuk
dengan

memberikan

bukti

adanya

pertumbuhan

gambaran

adanya

perbedaan hasil hubungan yang dilakukan secara empiris. Hasil tes


tersebut di gambarkan melalui pola hubungan di bawah ini :

Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa setiap negara


memiliki hasil hubungan yang berbeda-beda , secara empiris
hipotesis TLEG adalah hasil dari negara italia dan belanda. Namun
Hipotesis EDTG terlihat di Siprus, Jerman, Yunani, selanjutnya
Hubungan Sebab Akibat terjadi di Austria, Portugal dan Spanyol,
namun hubungan yang tidak bisa di identifikasi berada di Swedia dan
Inggris raya.
Salah

satu

variabel

yang

diuji

dalam

paper

ini

adalah

kedatangan tutis/pengunjung per tahunnya karena untuk mengukur


besaran

meningkatnya

industri

pariwisata

adalah

turis

yang

berkunjung. Hal ini tentu berpotensi mendorong pertumbuhan sektor


swasta

dan

pembangunan

infrastruktur

serta

peningkatan

penerimaan negara dari pajak, terutama pajak tidak langsung (Nizar,


2011).

Disamping

itu,

sektor

pariwisata

juga

mendorong

pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja (Nizar, 2011).


Dorongan

ini

muncul

karena

pariwisata

memiliki

keterkaitan

(linkages), baik secara langsung maupun tidak langsung,dengan

sejumlah industri lain di dalam perekonomian. Sektor-sektor yang


memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan pariwisata antara lain
adalah agen perjalanan, operator wisata, hotel serta restoran,
sedangkan yang bersifat tidak langsung antara lain adalah dengan
sektor perbankan, perusahaan asuransi, transportasi, budaya dan
layanan lain yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan perjalanan
dan pariwisata.
Salah satu kelemahan dalam pengambilan sampel adalah
penulis tidak memperhitungkan potensi wisata yang dimiliki masingmasing negara negara tersebut. Sehingga bisa dipastikan bahwa
variable yang meperlihatkan hubungan keduanya akan relative
berbeda. Dan tidak pula diperhatikan kontribusi sector pariwisata
dalam total GNP nya. Selain itu istilah pertumbuhan ekonomi
mempunyai arti yang sangat luas dari segi variabel maupun faktor
pembentuknya. Sangatlah sulit untuk mengungkapkan hubungan di
antara keduanya.
Selain itu variabel pariwisata yang dijadikan dasar perhitungan
hanya

kedatangan

turis

internasional

padahal

penulis

tidak

memperhitungkan turis lokal yang turut menyumbang pertumbuhan


ekonomi tersebut sehingga hasil pertumbuhan industri pariwisata
yang dikemukakan data nya kurang valid atau variabelnya kurang
lengkap. Terbukti hasil penelitian memperlihatkan hubungan yang
bervariasi dari Negara-negara tersebut. Hubungan timbal balik hanya
dimiliki oleh spanyol dan Portugal terlihat bahwa kedua Negara
tersebut

memang

memiliki

potensi

yang

cukup

besar

dalam

pengembangan industry pariwisata. Sedangkan Negara inggris dan


swedia yang memiliki perekonomian stabil tidak bisa di identifikasi
mengenai hubungan antara parisiwisata dan ekonominya.
5. PENERAPAN KONSEP DI INDONESIA.
Menurut (Nizar 2012) yang melakukan penelitian serupa di
indoneisia, pertumbuhan ekonomi dan pariwisata memiliki hubungan
kausalitas

timbal

balik

(reciprocal

causal hypothesis). Artinya,

pertumbuhan

pariwisata

dan

pertumbuhan

ekonomi

saling

memberikan manfaat satu dengan yang lain. Namun kekuatan


hubungannya secara timbal balik perlu di perhatikan secara detail,
secara makroekonomi hubungan tersebut pastilah ada namun sulit
untuk memberikan angka yang pasti besaran kuantitas hubungan
tersebut.
Indonesia

merupakan sebuah

Negara

dimana

didalamnya

terdapat 17.508 pulau, sangat banyak dibanding negara kepulauan


yang lainnya di belahan dunia lain. Dengan banyaknya kepulauan di
dalamnya, Indonesia memiliki berbagai macam suku bangsa dan
budaya yang berbeda di setiap pulaunya, Dengan kondisi tersebut
banyak potensi yang bisa dikembangkan melalui sektor pariwisata.
Sehingga jika kita melihat dari sisi tersebut bahwa tentu pariwisata
memiliki kontribusi besar bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Namun kita harus berhati hati menilai konsep tersebut
karena istilah pertumbuhan ekonomi sendiri memiliki variabel yang
cukup luas dan kompleks.
Pertumbuhan

ekonomi

tentu

akan

tumbuh

pesat

seiring

peningkatan volume industri pariwisata namun apakah itu akan


sejalan

dengan

Pertumbuhan

konsep

ekonomi

pembangunan

akan

sangat

dan

sejalan

kesejahteraan.
dengan

kondisi

kemakmuran di Indonesia dengan asumsi bahwa industri yang


dikembangkan merupakan industri kerakyatan yang dikelola baik
secara

individu

maupun

pemerintah,

namun

jika

pengelolaan

pariwisata dilakukan oleh pihak asing atau bukan oleh masyarakat


setempat maka pertumbuhan ekonomi yang terlihat hanya semu ,
dinilai sebagai suatu kemajuan namu hasil dan kondisi positfnya tidak
dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Kegiatan

pariwisata

merupakan

salah

satu

sektor

yang

berperan dalam proses pembangunan wilayah yaitu memberikan


kontribusi dalam meningkatkan pendapatan suatu daerah maupun
masyarakat. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 2010 Tentang

Rencana Jangka Panjang Menengah

Nasional

(RPJMN)
2010 - 2014

menyatakan bahwa pariwisata

penting dalam
Indonesia,
memberikan

mempunyai peranan

mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan citra


meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat,

perluasan kesempatan kerja. Peran

dan

tersebut, antara

lain ditunjukan oleh kontribusi kepariwisataan dalam penerimaan


devisa

Negara

yang

dihasilkan

oleh

kunjungan

wisatawan

mancanegara, nilai tambah PDRB, dan penyerapan tenaga kerja


Salah

satu

manfaat

atau

link

antara

pariwisata

dan

pembangunan ekonomi adalah kenyataan bahwa kawasan wisata


bersemangat menyediakan lapangan kerja bagi warga daerah itu.
Pariwisata

membutuhkan

banyak

jasa

dalam

rangka

untuk

mempertahankan industri. Misalnya, industri perhotelan menciptakan


lapangan pekerjaan bagi orang-orang di bisnis seperti hotel dan
restoran. Pekerjaan adalah faktor makroekonomi yang memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan
pekerja dengan pendapatan disposable dan akibatnya menyebabkan
peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) daerah.
Memang benar bahwa pertumbuhan industri pariswisata akan
secara tidak langsung akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
namun sekali lagi perlu diperhatikan bahwa kondisi tersebut akan
menjadi sia sia jika tidak dilakukan dengan pengelolaan yang tepat
dan penuh pertimbangan, justru sebaliknya apabila pengelolaan
pariwisatanya kurang sejalan dengan proses pembangunan maka
pertumbuhan ekonomi yang terjadi hanya simbol yang terliaht baik
namun kondisi masyarakat atau suatu bangsa tetap miskin dan
terbelakang.

6. KESIMPULAN
Inti paper ini untuk menguji hubungan antara pertumbuhan
pariwisata dan pertumbuhan ekonomi. Hasil dari penelitian paper ini
menunjukan beberapa fakta yang terjadi antara lain :
1. Hubungan antara pariwisata dan pertumbuhan ekonomi tidak
stabil atau tidak

beraturan menurut waktu. Sehingga perlu

variabel yang lebih jelas untuk memperlihatkan hubungan


secara kuantitatif. Misalnya pariwisata terhadap peningkatan
pendapatan

atau

memperlihatkan
pertumbuhan

PDB

suatu

hubungan

ekonomi

secara

daerah.

antara
makro

Namun

pariwisata
sulit

untuk

untuk
dengan
diukur

kuantitasnya walupun jelas ada hubungan langsung maupun


tidak langsung. Karena variabel yang membentuk sebuah
pertumbuhan ekonomi sangat banyak sekali.
2. Dampak pariwisata diukur dalam dua tahap, yaitu dampak
langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian. Dampak
langsung antara lain diukur melalui tingkat belanja devisa
pariwisata

dan

dampaknya

terhadap

lapangan

kerja.

Sementara dampak tidak langsung meliputi pengukuran efek


yang ditimbulkan terhadap pendapatan nasional (pertumbuhan
ekonomi).
3. Hubungan antara pariwisata dan pertumbuhan ekonomi sangat
dipengaruhi oleh kejadian kejadian ekonomi contohnya krisis
ekonomi tahun 2007 dan krisis hutang yang terjadi pada tahun
2010. Hasil penelitian ini menggambarkan dampak dari bahwa
peristiwa-peristiwa ekonomi dalam hubungan antara sector
pariwisata dan ekonomi lebih terlihat di siprus, Yunani, Portugal

dan Spanyol yang merupakan negara negara ekonominya turun


sejak 2009.
4. Hasil Penelitian ini sangat penting bagi pembuat kebijakan
untuk

memperkirakan

mengembangkan

rencana

industry

strategis

dalam

dalam

rangka

pariwisata

meningkatkan aktivitas ekonomi.

7. DAFTAR PUSTAKA
Brida,, Juan Gabriel. Barquet, et.al. (2009). The Tourism-Led
Growth

Hypothesis

Empirical

Evidence

from

Colimbia.

Tourismos: An International Multidisciplinary Journal of Tourism.


Vol. 4. No. 2. (Autumn). pp. 13 27
Nizar, Muhammad Afdi. (2011, Juni). Pengaruh Pariwisata
terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi

di

Indonesia.

Jurnal

Kepariwisataan Indonesia6 (2). Hal. 195 211


Nizar, Muhammad Afdi. (2012, Juni). Pengaruh Jumlah Turis dan
Devisa

Pariwisata

terhadap

Nilai

Tukar

Rupiah.

Jurnal

Kepariwisataan Indonesia7 (2). Hal. 495 512.


Oka A,Yoeti. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata.
PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Sugiyarto,G,,Blake,A,Sinclair,M,2003.Tourism
Globalization:economic

impact

in

and

Indonesia.Ann.Tour.rs

30

(3),683-701
UNWTO,2012a.

United

Nation

World

Annual Report 2011. UNWTO Madrid

Tourism

Organization:

Vous aimerez peut-être aussi