Vous êtes sur la page 1sur 39

ANJAK PIUTANG

Presented by :
Dannu Firmansyah

Adriana Ignatia

ANJAK PIUTANG
yaitu badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaannya dalam bentuk
penagihan/pembelian/pengambilalihan/
pengelolaan piutang/tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dengan imbalan atau pembayaran
tertentu dari perusahaan (klien).
Transaksi anjak piutang biasanya diawali dengan
negosiasi antar antar perusahaan (klient) dengan
lembaga anjak piutang (factoring).

PERATURAN
PEMERINTAH YANG
MENGATUR KEGIATAN
ANJAK PIUTANG

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 Tanggal


20 Desember 1988 tentang Lembaga Pembiayaan. Memperkenalkan
Industri Multi Finance di Indonesia,

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan
Pembiayaan.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor


606/KMK.01/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


74/PMK.012/2006 tentang Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank;

PRODUK & JASA ANJAK


PIUTANG
SERTA
TRANSAKSI YANG
DIHINDARI FACTOR

PRODUK ANJAK
PIUTANG
Non-Financing
Penatausahaan penjualan kredit serta penagihan
piutang usaha klient oleh perusahaan factor.

Jasa-jasa Non-Financing:
1.Credit Investigation
2.Sales Ledger Administration
3.Credit Control & Collection
4.Protection Against Credit Risk

Finanacing
Kegiatan pembeian atau penagihan piutang jangka
pendek dari transaksi perdagangan
Jasa Financing:
factor dapat memberikan pre-financing sampai dengan
80% atau bahkan sampai dengan 90% dari jumlah
piutang dagang segera setelah penyerahan bukti
transaksi dapat dilakukan atas dasar Recourse financing,
dimana resiko bad debts tetap pada client, atau factoring
Without Recourse, dimana perusahaan factor mengambil
alih resiko bad debts.

1. Transaction with down payment ( Penjualan


dengan uang muka)
2. Consigment sales (Penjualan sistem
konsinyasi)
.

3. Progres payment Transaction (Pembayaran


Bertahap)
4. Returnable Sales (barang dapat
dikembalikan)
.

5. Pre-invoicing Unfinished Delivery


(Penagihan sebelum penagihan selesai)
6. Counter sales/back to Back Sales (Sistem
Barter)
7. Credit Term More Than 180 Days
(pembayaran lebih dari 180 hari)

8.Transaction With parties In the Same group Of Companies


(Penjualan kepada Perusahaan dalam Grup Sendiri)
9. Sales to Individual End User/ General Public
( Penjualan kepada Individual/ perorangan
sebagai End User)

10. Hit and Run, One Time, Incidental


Transaction (Penjualan yang bersifat
Insidental/ sekali-sekali)

JENIS-JENIS ANJAK
PIUTANG

A. KETERLIBATAN NASABAH
DALAM PERJANJIAN
Disclosed Factoring

Penyerahan atau penjualan piutang oleh


klien kepada factor dengan sepengetahuan
pihak nasabah
Maka Hak penagihan piutang dapat
dialihkan kepada factor sehingga pada saat
jatuh tempo, nasabah dapat melunasi
utangnya melalui factor.

Undisclosed Factoring

Penyerahan atau penjualan piutang oleh


klien kepada factor tanpa
sepengetahuan pihak nasabah
Hak penagihan piutang tidak dapat
dialihkan kepada factor sehingga pada
saat jatuh tempo, nasabah tetap harus
melunasi utangnya melalui factor.

B. PERJANJIAN ANJAK
PIUTANG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Ketentuan Umum
Keabsahan piutang (Validity of Receivable)
Pengalihan resiko
Pengalihan piutang
Notifikasi
Syarat pembayaran
Perubahan persyaratan
Tanggungjawab klien atas debitor
Jaminan klien

C. LINGKUP PELAYANAN
(DOMESTIC FACTORING)

Keterangan:
perjanjian
jual beli barang secara kredit
pengalihan/penjualan piutang (dengan penyerahan dokumen penjualan)
pembayaran (uang muka sejumlah x% dari nilai piutang)
penagihan
pelunasan (100%)
pelunasan piutang (100%-uang muka x%)

C. LINGKUP PELAYANAN
(INTERNATIONAL FACTORING)

Keterangan:
perjanjian anjak piutang yang melibatkan klien, export factor, import factor, dan pembeli
jual beli secara kredit
pengalihan piutang (dengan penyerahan dokumen penjualan dan pengiriman barang
pembayaran (uang muka x%)
pelimpahan penagihan (dengan penyerahan dokumen penjualan dan pengiriman)
penagihan pada saat jatuh tempo (menggunakan dokumen penjualan dan pengiriman
pelunasan (100%)
pelunasan (100%)
pelunasan (100%-uang muka x%)

PELAKU DALAM ANJAK


PIUTANG DAN
MANFAAT BAGI
PELAKU

A. PELAKU ANJAK
PIUTANG
Pelaku Anjak
Piutang

Perusahaan Anjak
Piutang (Factor)

Penjelasan Singkat

Klien (Supplier)

Nasabah (Customer)

B. MANFAAT ANJAK
PIUTANG
Bagi perusahaan Anjak piutang
a. Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi.
b. Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditor dan debitur.
c. Membantu manajemen pihak kreditor dalam penyelenggaraan kredit.

Bagi Kreditor (klien)


a. Mengurangi resiko kerugian dengan tertagihnya piutangnya.
b. Memperbaiki system administrasi yang semrawut
c. Memperlancar kegiatan usaha dengan ditagihnya piutang oleh perusahaan
anjak piutang, kreditor dapat berkonsentrasi keusaha lainnya

Bagi debitur (Nasabah/Customer)


Memberikan motivasi kepada debitur untuk segera membayar secepatnya, karena
ada rasa malu sehingga berusaha sekuat tenaga untuk segera membayar dengan
beragai cara.

ANJAK PIUTANG
DARI SISI CLIENT
(Kreditur)

A. MEKANISME TRANSAKSI
ANJAK PIUTANG

B. PERHITUNGAN PERHITUNGAN
DALAM TRANSAKSI ANJAK
PIUTANG
Factoring
Charge

Biaya Anjak
Piutang

Initial Payment
Charge

Facility Fee

Dasar Perhitungan :
a.Volume Penjualan Client Per Tahun
b.Jumlah Customer
c.Jumlah Faktur dan Nota Kredit
d.Resiko Kredit Customer

Dasar Perhitungan :
a.Advance payment
b.biaya bunga ini berkisar antara 2% sampai 3%
di atas prime rate yang berlaku dan bersifat
negotiable

Dasar Perhitungan :
a.persentase tertentu dari plafond yang telah
disetujui oleh factor dan dibebankan setiap
perpanjangan fasilitas anjak piutang.
b.besarnya facility fee berkisar antara 0,5%
sampai 1% dari planfond pembiayaan

C.MANFAAT YANG DIDAPAT CLIENT


DARI ANJAK PIUTANG

Client mempunyai akses langsung atas penjualan/pendapatan yang dilakukan dalam bulan berjalan.

Pembelian barang secara kas,akan mengurangi biaya produksi barang atau jasa yang dihasilkan oleh client.

Dengan diperolehnya instant cash,maka cltent dapat memanfaatkan peluang menurunkan biaya produksi.

Client tak perlu melakukan penagihan kepada customer.

Laporan posisi piutang yang dilakukan oleh factor akan menjadi masukan penting bagi client

Client dapat menikmati hasil penjualan/pendapatan secara fleksibel dan selalu proporsional
peningkatannya sesuai dengan tingkat penjualan yang dibukukan.

Cltent dapat menikmati perlindungan kredit seiring dengan meningkatnya penjualan kredit.

Perusahaan dapat terhindar dari resiko tidak dibayarnya tagihan.(bila non recourse)

Fungsi administrasi dapat dialihkan,sehingga mengurangi beban personalia dan investasi sistem komputer.

ANJAK PIUTANG
DARI SISI FACTOR

A. Prospek Usaha Anjak


Piutang
Latar Belakang :
Dunia usaha kita masih banyak menghadapi kendala
untuk melakukan kegiatannya, bersumber pada kesulitas
permodalan tidak mampu ekspansi.
Masalah yang dihadapi :
a.Credit Management tidak memadai
b.Bad Debts
Pemecahan Masalah :
a. Instant cash (sampai dengan 80% dari nilai invoice)
b. Credit Management

A. Prospek Usaha Anjak Piutang


(Contd)
Investor yang menanamkan modalnya pada
usaha anjak piutang, memiliki keuntungan
sebagai factor :
a. Dana yang dipasarkan oleh factor dapat disalurkan dengan tingkat suku
bunga yang relatif lebih tinggi dan dengan jangka waktu yang relatif singkat.
b. Terbatasnya sumber pendanaan perusahaan pembiayaan/ perusahaan anjak
piutang yang saat ini hanya terbatas dari sector perbankan
c. Belum adanya peraturan/perizinan yang bersifat khusus yang mengatur
kegiatan anjak piutang sehingga factor dapat bergerak leluasa
d. besarnya komisi atau biaya administrasi pengelolaan jasa anjak piutang yang
diberikan factor kepada klien tergantung pada risiko dari piutang yang
dialihkan atau dibiayai oleh factor

Kelemahan anjak piutang dari sisi factor :


a. Belum adanya perlindungan hukum yang cukup memadai untuk factor.

B. MEKANISME DAN RESIKO USAHA


ANJAK PIUTANG
Mekanisme
Pada pelaksanaannya jasa anjak piutang sangat
bergantung pada fomulasi dari perjanjian yang dibuat
oleh kedua belah pihak.
Distribusi Resiko
Pada mekanisme penjualan tanpa adanya perusahaan anjak piutang,
resiko tidak terbayarnya piutang milik klien sepenuhnya
ditanggung oleh klien sendiri. Dengan adanya perusahaan anjak
piutang, resiko tersebut tidak harus selalu secra penuh ditanggung
oleh klien.

B. MEKANISME DAN RESIKO


USAHA ANJAK PIUTANG (Cont)
Jasa Yang Ditawarkan
Oleh Factor

B. MEKANISME DAN RESIKO


USAHA ANJAK PIUTANG (Cont)
Atas dasar distribusi resiko tidak terbayarnya piutang oleh nasabah, anjak
piutang dapat dibedakan menjadi :
a. With recourse factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka proporsi tertentu kepada klien atas piutang atau
factor yang diserahkan. Pada saat piutang jatuh tempo, apabila nasabah sama sekali tidak
melunasi piutangnya, maka klien berkewajiban mengembalikan sejumlah uang muka yang telah
diterima dari factor.
b. Without recourse factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka proporsi tertentu kepada klien atas piutang atau
factor yang diserahkan. Pada saat piutang jatuh tempo, apabila nasabah sama sekali tidak
melunasi piutangnya, maka klien tidak berkewajiban mengembalikan sejumlah uang muka yang
telah diterima dari factor.

B. MEKANISME DAN RESIKO


USAHA ANJAK PIUTANG (Cont)
Resiko Klien

Kemampuan
Keuangan

Keadaan
Keuangan
Kredit Klien

Kualitas
Piutang

Perpencaran
Piutang
Jumlah Nota
Kredit

Penilaian
Resiko

Resiko
Customer

Pembebanan
Biaya
Pemilihan
Customer

Pembatasan
Pemberian
Fasilitas

C. SYARAT UNTUK MEMPEROLEH IZIN


USAHA PERUSAHAAN ANJAK PIUTANG
PMK No 84/PMK.012/2006
Tentang Perusahaan Pembiayaan
Badan hukum perusahaan anjak piutang dapat berbentuk :
1.badan hukum Perseroan Terbatas , atau
2.Koperasi
Yang dimiliki oleh :
a.warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia;
b. badan usaha asing dan warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia (usaha
patungan dengan maksimal kepemilikan asing sebesar 85%.
Dengan Struktur Modal :
Modal disetor atau simpanan pokok dan simpanan wajib dalam rangka
pendirian Perusahaan Pembiayaan ditetapkan sebagai berikut :
(1) perusahaan swasta nasional atau perusahaan patungan sekurangkurangnya
sebesar Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
(2) koperasi sekurang-kurangnya sebesar Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah).

D. KEUNTUNGAN
ANJAK PIUTANG
Dalam praktiknya keuntungan yang diperoleh dari biaya- biaya yang dibebankan
kepada para nasabahnya terdiri dari ;
1)

Jasa penagihan (servis darge),


Yaitu biaya yang dibebankan oeh perusahaan anjak piuang kepada
kliennya, yang dikenal dengan isilah fee dan besarnya di hitung
kepada
presentase tertentu. Kemudian besarnya fee yang diberikan
tergantung dari
kesepakatan kedua belah pihak dengan berbagai
pertimbangan seperti
misalnya tingkat kesulitan atau jumlah piutang
yang ditagihkan.
2)

Biaya administrasi.
Yaitu biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah
malakukan pengelolahan perusahaan kredior oleh klien dan besarnya pun
tergantung dari kesepakatan yang dibuat bersama.

E. Biaya-Biaya Anjak
Piutang
1) Service charge atau fee
Service charge berkaitan dengan fungsi perusahaan factoring dalam melakukan
pembukaan penjualan (sales ledger) terhadap teransaksi penjualan oleh klien.
Secara ringkas Service charge adalah sebagai berikut :
Berkaitan dengan pengadministrasian
Ditetapkan berdasarkan kesepakatan
Service charge international > domestic
2) Discount charge / Intereset charge
biaya ini secara langsung berhubungan dengan pembayaran di muka yang diberikan oleh
perusahaan anjak piutang kepada klien setelah penyerahan faktur dilakukan.
Secara ringkas biaya Discount charge / Interest charge adalah sebagai berikut:
Berkaitan dengan pembayaran dimuka
Ditetapkan dalam prosentase secara tahunan
Ditetapkan sesuai hasil negosiasi

MEKANISME
KEGIATAN ANJAK
PIUTANG

A.MEKANISME KEGIATAN ANJAK


PIUTANG
A. Mekanisme Disclosed Factoring

A. MEKANISME KEGIATAN ANJAK


PIUTANG (Cont)
B. Mekanisme Undisclosed Factoring

ANJAK PIUTANG DI
INDONESIA

A. Anjak Piutang Di
Indonesia
Kegiatan anjak piutang dimulai pada tahun 1988 dengan dikeluarkannya Keputusan
Presiden No 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan merupakan usaha
pemerintah untuk memformalkan kegiatan anjak piutang yang sudah ada di
masyarakat,dan menjadikan usaha anjak piutang menjadi suatu bagian dari Lembaga
Pembiayaan,yang juga dapat dilakukan oleh Bank dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank.

Kegiatan anjak piutang di Indonesia berkembang baik sejak adanya Keputusan


Presiden No. 61 dan Keputusan Meteri Keuangan No.1251/KMK.13/1988 tanggal 20
desember 1988.
peraturan ini terutama untuk memberikan alternatif pembiayaan usaha dari berbagai
jenis lembaga keuangan, termasuk perusahaan anjak piutang.
Pembiayaan usaha diberikan keleluasaan untuk mengembangkan usaha dengan
modal yang hanya tidak bersumber dari lembaga keuangan saja.
Jasa anjak piutang dapat diberikan oleh suatu lembaga keuangan sebagai salah satu
kegiatan usahanya, dan diberikan oleh suatu bank, dan dapat diberikan oleh suatu
lembaga keuangan yang secara khusus memberikan jasa anjak piutang.

B. Perusahaan Anjak Piutang


Di Indonesia
Contoh Perusahaan :

Jasa-Jasa yang ditawarkan

B. Perusahaan Anjak
Piutang Di Indonesia
(Cont)
Mekanisme

Keterangan :
1. Klien mengirim barang / jasa kepada pelanggan
2. Salinan faktur, Surat Pemesanan/pengiriman barang dan dokumen terkait lainnya
dikirimkan oleh klien kepada IFSI untuk di-anjak piutang-kan.
3. Verifikasi dilakukan oleh IFSI kepada pelanggan
4. Pembayaran dimuka akan dihitung berdasarkan nilai invoice yang diterima oleh IFSI
5. IFSI akan mengirimkan laporan bulanan tentang status pembayaran dan rekening
klien.
6. Jika diperlukan IFSI akan mengirimkan tagihan yang telah jatuh tempo kepada
pelanggan
7. Pelanggan melakukan pembayaran atas tagihan yang telah jatuh tempo
8. IFSI akan memberikan pembayaran kembali atas invoice yang telah dibayar
pelanggan setelah dikurangi dengan jasa anjak piutang, biaya bunga dan biaya lainlainnya jika ada.

B. Perusahaan Anjak
Piutang Di Indonesia
(Cont)
Kelebihan :

Kekurangan :

C. Perbedaan Antara Bank


dan Anjak Piutang

Vous aimerez peut-être aussi