Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pencarian Berita
Cari
Cari
Login
Username
Password
Login
Nama Lengkap
Password
Sign Up
Analisa Daily
Membangkitkan partisipasi rakyat dalam pembangunan.
HOME
MANCANEGARA
OLAHRAGA
KOTA
NASIONAL
EKONOMI
SEMUA
KATEGORI
18
SPECIAL
OFFERING
SEARCH
LOGIN
E-PAPER
17-09-2013
CUACA
Medan
Hujan Sedang
Suhu: 23 - 31
KURS
17-09-2013
analisadaily.com/news/47191/festival-tanpa-makna
1/5
16/09/13
KLASEMEN
SURAT PEMBACA
SUARA PENUMPANG
HASIL QUIZ
15 September 2013
REKAMAN LENSA
Merunut pertunjukkan demi pertunjukkan yang ditampilkan penyelenggaran FDT sebenarnya sangat menarik. Betapa tidak. Atraksi yang
analisadaily.com/news/47191/festival-tanpa-makna
2/5
16/09/13
ditampilkan tidak saja melibatkan peserta dari sekitar kabupaten di Danau Toba, juga dari beberapa provinsi di Indonesia plus berbagai negara.
Tidaklah berlebihan, bila pihak penyelenggaran FDT dengan bangga menyatakan festival ini terbesar yang pernah dilaksanakan di Pulau Samosir.
Rasa optimis juga ditunjukkan Bupati Samosir, Mangindar Simbolon dalam pelaksanaan FDT. Selama pelaksanaan FDT dapat meningkatkan
kunjungan wisata dalam dan luar negeri ke Pulau Samosir.
Rasa optimis yang ditunjukkan Bupati Samosir dengan pelaksanaan FDT bukanlah sesuatu yang berlebihan. Bukan saja Bupati Samosir, seluruh
masyarakat, khususnya masyarakat Samosir dan sekitarnya berharap pelaksanaan festival dapat membangkitkan pariwisata di daerah tersebut.
Tidak hanya itu. Kehadiran FDT juga dapat membangkitkan kembali seni dan budaya yang selama ini mulai terlupakan.
Infrastruk Minim
Pelaksanaan FDT telah selesai. Kerja keras pihak penyelenggaran untuk terlaksananya FDT telah berhasil dilakukan. Hanya saja, selama
pelaksanaan FDT, masih terdapat berbagai kekuarangan yang sangat mengganggu kenyamanan pengunjung setiap melihat pertunjukkan yang
ditampilkan di FDT.
Tidak dapat dipungkiri, rasa nyaman adalah kebutuhan dasar yang dibutuhkan setiap orang. Termasuk dalam pelaksanaan festival, rasa nyaman
harus menjadi perhatian serius. Sayangnya. Selama pelaksanaan FDT, pihak penyelenggaran kurang memberikan rasa nyaman kepada pengunjung.
Kondisi infrastruktur seperti jalan, kurang mendapat perhatian serius. Kondisi jalan di FDT yang tidak di aspal menyebabkan pengunjung kesulitan
untuk sampai ke lokasi pertunjukan. Akibatnya. Ketika hujan turun lokasi FDT menjadi becek. Bukit Beta misalnya yang menjadi lokasi FDT
dilaksanakan berbagai pertunjukan seperti Paralayang, Karnaval Sigale-gale, World Drum Festival, permainan tradisional, lomba nyanyi, workshop
dan masih banyak pertunjukkan lainnya yang dapat disaksikan pengunjung harus rela melalui jalan yang licin dan berlumpur.
Secara keseluruhan pertunjukkan yang ditampilkan sangat bagus. Hanya saja kondisi jalan yang licin dan berlumpur pengunjung merasa tidaknya
nyaman, ungkat Tina pengunjung berasal dari Kota Medan yang harus rela kakinya berlumpur untuk sampai ke Bukit Beta.
Tidak hanya jalan. Fasilitas lain yang diperuntukkan kepada petunjung seperti tempat duduk untuk menyaksikan pertunjukkan juga sangat minim.
Pengunjung yang melihat pertunjukkan harus rela duduk di rumput, warung. Kalau pun ada tempat duduk yang disediakan sangat sedikit. Pengunjung
harus rela berpanas-panasan bila cuaca terik dan berhujan-hujanan bila hujan turun.
Kondisi begini sangat tidak nyaman untuk menyaksikan pertunjukkan, sambung Tina.
Kurangnya pihak penyelenggara memberikan rasa nyaman kepada pengunjung juga terlihat dari minimnya penerangan ke lokasi pertunjukkan.
Pengunjung yang ingin melihat pertunjukkan yang dilaksanakan pada malam hari harus rela berjalan dengan kondisi redup. Bagi masyarakat yang
tinggal di Pulau Samosir, kondisi jalan dengan penerangan yang minim sudah biasa. Tentu berbeda dengan pengunjung dari luar Pulau Samosir,
berjalan dengan kondisi penerangan yang minim sangat tidak nyaman. Tidak semua pengunjung yang datang ke Pulau Samosir mengenderai mobil
pribadi.
Minimnya infrastruktur untuk memberikan rasa nyaman menyebabkan pengunjung yang datang melihat pertunjukkan berkurang. Banyak pengunjung
yang datang ke Pulau Samosir tidak melihat pertunjukkan di arena FDT. Tentu ini sangat disayangan. Pertunjukkan yang dikemas di FDT hanya siasia. Padahal biaya yang dikeluarkan untuk terlaksananya FDT mencapai miliar rupiah seperti tidak bermanfaat. Sebelum FDT dilaksanakan harus
analisadaily.com/news/47191/festival-tanpa-makna
3/5
16/09/13
dipersiapkan dengan matang. Bukan saja persiapan pertunjukkan apa yang akan ditampilkan, juga bagaimana memberikan rasa nyaman kepada
pengunjung yang datang untuk melihat pertunjukan tersebut.
Tidak Membanggakan
Sejatinya, pelaksanaan FDT menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara, Khususnya masyarakat di Pulau Samosir. Kebanggaan ini patut
dirasakan mengingat anggaran yang disediakan untuk terselenggaranya FDT tidak sedikit. Selama pelaksanaannya, ini kali pertama dilaksanakan
secara besar-besaran.
Saya rasa tidak ada yang bisa dibanggakan dari pelaksanaan FDT. Kalau dibandingkan dengan Pesta Danau Toba yang selama ini dilaksanakan
sama saja. Hanya namanya saja yang berubah. Dulu PDT sekarang FDT, ungkap pariwisata di Pulau Samosir, Harry Boss Sidabutar.
Menurutnya, pelaksanaan FDT dapat meningkatkan seni dan budaya untuk kemajuan pariwisata tidak benar. Tidak ada hubungan yang signifikan
antara FDT dengan seni dan budaya untuk kemajuan pariwisata. Tanpa FDT, kunjungan wisata ke Pulau Samosir tetap ada.
Selama ini masyarakat telah berperan aktif dalam mengembangkan seni dan budaya untuk kemajuan pariwisata di Pulau Samosir. Peran pemerintah
dalam mendukung pariwisata masih belum maksimal. Buktinya kondisi infrastruktur di Pulau Samosir sangat memprihatinkan. Harusnya pemerintah
memberikan perhatian serius dalam menyediakan infrastruktur kalau ingin periwisata di Pulau Samosir berkembang. Bukan menyelenggarakan FDT
secara besar-besaran sementara infrastruktur masih banyak yang perlu dibenahi.
Menurutnya, pelaksanaan FDT kurang melibatkan masyarakat. Ini terlihat dari kurangnya antusias masyarakat menyaksikan pertunjukan yang
ditampilkan dalam FDT. Masyarakat lebih suka berlama-lama di warung daripada menyaksikan pertunjukkan di FDT.
Harry juga menyayangkan acara sulang-sulang yang dilaksanakan pada pembukaan FDT. Acara sulang-sulang yang merupakan salah satu budaya
yakni menyulangkan kepada orang yang lebih tua yang ada hubungannya dengan orang yang menyulang. Bukan dilakukan pejabat dengan
masyarakat. Sulang-sulang berarti orang yang menyulang mengambil alih segala sesuatu kepada orang yang disulang. Sebaliknya orang yang disulang
secara otomatis tidak berhak untuk berbicara dalam hal kebudayaan misalnya atau dalam hal lainnya.
Seorang pejabat menyulang masyarakat, berarti masyarakat tidak berhak lagi untuk berbicara, jelasnya.
Disinilah perlu diingat dalam pelaksanaan budaya harus dilakukan secara tepat. Bukan sekadar pertunjukan tanpa mengetahui makna yang
sesungguhnya.
0
Like
0
Tw eet
Share di Facebook
Berita Terkait
HIBURAN
analisadaily.com/news/47191/festival-tanpa-makna
4/5
16/09/13
Berita Terkini
Pengungsi Gunung Sinabung bertambah
Dibaca 15 kali
Indonesia sikat Thailand 3-1
Dibaca 19 kali
Jamaah puas dengan makanan katering
Dibaca 20 kali
Pengamat: peninggalan sejarah merupakan harga diri bangsa
Dibaca 23 kali
Gubernur Sumut minta pengungsi Sinabung tunggu petunjuk pulang
Dibaca 60 kali
Pemerintah: tidak ada dualisme pengurusan dokumen TKI
Dibaca 25 kali
Layanan katering haji harus sajikan citarasa Indonesia
Dibaca 30 kali
Telp: +6261-4513554
Alamat: Jl.Ahmad Yani
Bila anda mempunyai kritik, saran, atau sesuatu yang ingin diajukan atau dipertanyakan,
silahkan hubungi email kami melalui:
analisadaily.com/news/47191/festival-tanpa-makna
5/5