Vous êtes sur la page 1sur 19

Tugas Proposal Metodologi Penelitian

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING ATAU HUTANG


JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP
PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT.X).

Oleh :
Azzah Azizah Anhar
041211333094
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015

Latar Belakang

Dewasa

ini,

kegiatan

ekonomi

di

Indonesia semakin

berkembang

pesat.

Perkembangan ekonomi tersebut menyebabkan semakin banyaknya kebutuhan ekonomi yang


harus terpenuhi. Terjadinya pemenuhan kebutuhan tersebut ditandai dengan banyaknya
perusahaan yang berdiri dan berkembang untuk mencukupi kebutuhan masyarakat yang
semakin meningkat. Banyaknya perusahaan yang berdiri membuat tingkat persaingan antar
perusahaan dalam dunia bisnis juga semakin ketat.
Persaingan

ketat

dalam

suatu

perusahaan membuat

setiap

perusahaan

harus

melakukan pengembangan atau perluasan usaha dalam upaya untuk bertahan dan mampu
bersaing

dengan perusahaan

yang

masih

baru.

Pengembangan

dan perluasan

usaha

perusahaan dapat dilakukan dengan cara penambahan aktiva tetap yang sudah ada maupun
penambahan aktiva tetap lama yang membutuhkan biaya operasional yang tinggi. Menurut
Harahap (2002:20), pengertian aktiva tetap adalah: Aktiva yang menjadi milik perusahaan
dan

dipergunakan

secara

terus menerus dalakegiatan menghasilkan barang dan jasa

perusahaan.
Pada proses pengadaan aktiva tetap perusahaan dapat dilakukan dalam kurun waktu
tertentu yaitu beberapa bulan ataupun tahun, tergantung pada kebutuhan aktiva tetapnya.
Sebelum melakukan pengadaan aktiva tetap, perusahaan perlu menganalisis layak tidaknya
untuk

melaksanakan

pengadaan

aktiva

tetap tersebut.

Setelah

dinilai

layak,

maka

perusahaan dapat menganalisis sumber pendanaan aktiva tetap.


Dalam pendanaan aktiva teteap perusahaan, terdapat dua sumber dana alternatif yang
dapat dipilih oleh perusahaan yaitu sumber dana intern dan sumber dana ekstern. Sumber dana
intern perusahaan dapat diperoleh dari laba ditahan (return earning) dan depresiasi. Sedangkan

sumber dana ekstern diperoleh dari luar perusaahaan seperti kreditur, pinjaman pada bank atau
melakukan leasing. Dari alternatif-alternatif tersebut, pihak manajemen harus memilih alternatif
mana yang sesuai dengan keadaan keuangan yang sedang terjadi didalam perusahaan dan
memikirkan dampak dari tiap masing-masing alternatif yang akan diambil. Hal tersebut
dilakukan guna meminimalisir terjadinya kegiatan yang merugikan perusahaan dan agar
terhindar dari penggunaan dana yang tidak efisien.
Dalam penelitian ini penulis akan membahas sumber pendanaan ekstern perusahaan.
Pendanaan ekstern perusahaan dapat diperoleh dari dua sumber, yang pertama adalah dengan
cara leasing atau sewa guna barang. Sumber dana kedua adalah dengan cara melakukan hutang
jangka panjang pada pihak-pihak diluar perusahaan seperti, kreditur atau bank. Alternatif yang
pertama adalah leasing, menurut Kieso (2007:232) leasing adalah Perjanjian kontraktual
antara lessor yang memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan property tertentu,
yang dimiliki oleh lessor selama waktu tertentu dengan pembayaran sejumlah uang (sewa)
yang sudah ditentukan, yang umumnya dilakukan secara periodik. Leasing juga dapat
diartikan sebagai kegiatan pendanaan perusahaan dengan penyediaan barang-barang modal untuk
dimanfaatkan oleh perusahaan lain dalam jangka waktu yang telah ditetntukan. Perusahaan yang
menyediakan sumber modal di sebut dengan lessor sedangkan pengguna sumber dana disebut
dengan lessee Sumber pendanaan ini memiliki beberapa kelebihan, salah satunya adalah
prosedur yang ditawarkan relatif mudah dan fleksibel, sehingga memudahkan perusahaan
untuk memperoleh barang modal (Hariyani,2011:81).
Rivai (2007:220) menggolongkan jenis leasing menjadi dua macam yaitu operating
lease

dimana

lessor membeli

barang

kemudian menyewakan

kepada lessee

dengan

membayar biaya rental yang tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah
3

dikeluarkan lessor seluruhnya, selain itu lessoryang akan menanggung semua biaya
pemeliharaan yang berkatian dengan kepemilikan aset tersebut. Financial lease diasumsikan
sebagai lembaga keuangan. Lessee yang membutuhkan barang modal menentukan sendiri
jenis, spesifikasi, syarat perawatan, negosiasi dan semua yang

berhubungan

dengan

pengoperasian barang tersebut. Sementara lessor hanya berkepentingan dengan kepemilikan


barang tersebut secara hukum. Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang
tersebut pada supplierdan selanjutnya lessee akan membayar secara berkala pada lessor.
Kegiatan leasing secara resmi diperbolehkan beroprasi di Indonesia setelah keluar surat
keputusan bersama antara Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan
Nomor Kep. 122/MK/IV/2/1974, Nomer 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/1/74 Tanggal 7
Februari

1974

tentang

Perizinan

Usaha Leasing

di

Indonesia.

Wewenang

untuk

memberikan usaha leasing dikeluarkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan
Nomer 649/MK/IV/5/1974 Tanggal 6 Mei 1974 yang mengatur mengenai tata cara
perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia. Perkembangan selanjutnya adalah
dengan keluarnya Kebijaksanaan Deregulasi 20 Desember 1988 (PakDes 20 1988) yang
isinya mengatur tentang usaha leasing di Indonesia dan dengan keluarnya kebijaksanaan ini,
maka ketentuan mengenai usaha leasing sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
Alternatif berikutnya adalah hutang jangka panjang, hutang jangka panjang biasanya
berkaitang dengan kewajiban yang berupa barang atau jasa yang harus dibayarkan oleh debitur
kepada kreditur yang terkait. Kieso dan Weygandt (2007:242),Hutang jangka panjang (longterm debt) terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomis yang sangat mungkin di masa depan
akibat

kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun dari

siklus

operasi

perusahaan mana yang lebih lama. Ketika perusahaan memiliki rencana untung mengambil
4

keputusan untuk melakukan hutang jangka panjang pada bank analisis dan segala macam
pertimbangan harus dipikirkan secara matang terlebih dahulu dan harus benar-benar dikaji secara
mendalam karena akan berhubungan dengan biaya rill yang akan dikeluarkan oleh perusahaan
tersebut.
Menurut Martono (2004:51) kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga. Tujuan kredit dari perusahaan
adalah untuk menambah volume perusahaan dan meningkatkan hasil usaha untuk menjamin
kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dengan adanya kredit tersebut diharapkan perusahaan
mampu meningkatkan mutu hasil kerjanya agar memperoleh peningkatan kegiatan usaha dalam
suatu perekonomian. Kredit jangka panjang memberikan jangka waktu pengembalian yang lebih
panjang walaupun dengan adanya bunga.
Dalam hal menentukan alternatif mana yang lebih menguntungkan antara leasing dengan
hutang jangka panjang, diperlukan analisis sejauh mana alternatif tersebut meminimalkan kas
keluar perusahaan. Hal ini dilakukan untung menghindari inefisiensi pada investasi asset tetap
atau pada pengadaan asset tetap perusahaan.
PT.X adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan batu bara yang berdiri pada
tahun 1980-an ini berawal dari usaha yang didirikan bersama oleh 3 bersaudara. Saat ini
perusahaan yang berpusat di kota Gresik telah memiliki cabang dibeberapa kota seperti Surabaya
dan Samarinda. Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengetahui alternatif yang paling
sesuai bagi PT.X dari beberapa alternatif pendanaan yang tersedia.

Rumusan Masalah
Dari beberapa penjelasan yang telah disebutkan diatas maka, permasalahan dari penelitan
yang ingin diangkat oleh penulis adalah
1. Bagaimana perbandinagan atau komparasi penggunaan pendanaan ekstern yang
bersumber dari leasing (sewa guna barang) dengan pendanaan yang bersumber dari
hutang jangka panjang dan manakah yang lebih sesuai dengan kondisi saat ini pada
PT.X ?
2. Adakah keuntungan yang dapat dicapai ketika suatu perusahaan menggunakan kedua
sumber pendanaan ?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui perbandingan
masing-masing sumber pendanaan yaitu leasing dan hutang jangka panjang manakah yang lebih
sesuai dengan kondisi keuangan yang sedang terjadi pada PT.X. Selain itu, peneliti ingin
mengetahui keuntungan yang diperoleh jika kedua sumber pendanaan tersebut digunakan dalam
PT.X.
Manfaat Penelitian
Dari hasil yang diperoleh dari penelitian ini penulis berharap agar dapat berkontribusi
dalam memilih alternatif pendanaan pada PT.X dan juga memberikan pandangan terhadap
komparasi antara penggunaan leasing dan hutang jangka panjang dalam pengadaan asset tetap
perusahaan. Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
perusahaan untuk mengambil keputusan mengenai pendanaan yang tetap dan sesuai bagi PT.X
dalam hal pengadaan asset tetap perusahaan.

Selain itu, melalui penelitian ini, penulis dapaat menambah wawasan dan
mengembangkan wawasan mengenai alternatif pendanaan dengan cara leasing dan hutang
jangka panjang atau hutang bank. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagi referensi untuk
penelitian selanjutnya dengan mengangkat topik yang sama.
Landasan Teori
PENDANAAN
Menurut Riyanto (2010:209), dalam pendanaan pengadaan dapat diperoleh dari dua
alternatif sumber dana yaitu sumber dana intern dan ekstern. Dana berperan penting dalam
suatu perusahaan guna menunjang aktivitas perusahaan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Jika suatu perusahaan tidak memiliki cukup dana untuk menunjang kegiatan
aktivitasnya maka otomatis kegiatan operasional perusahan akan terhambat atau lebih parah lagi
dapat terhenti dan berdampak pada kerugian perusahaan dan likuidasi.
Dana dalam perusahaan dapat disebut dengan kas, setiap kegiatan operasional perusahaan
selalu melibatkan penggunaan kas (uang) dalam jumlah sedikit maupun banyak. Transaksi kas
perusahaan yang rutin pada tiap periode misalnya pembayaran biaya umum, pembayaran gaji
pegawai, pemasukan dari hasil penjualan dan yang lainnya. Pengertian dana dalam analisis
sumber dan penggunaan dana menurut Syamsuddin (2011:133) adalah: Istilah dana disini
bisa diartikan dengan salah satu dari kedua pengertian berikut ini: kas ataupun net working
capital. Kedua hal ini sangat penting bagi perusahaan untuk dapat beroperasi secara
efektif. Kas diperlukan untuk membayar rekening, pembelian tunai dan sebagainya. Net
working capital dibutuhkan terutama dalam seasonal business untuk memberikan jaminan
bagi rekening hutanghutang yang segera akan jatuh tempo. Penggunaan net working capital
7

dalam pembuatan laporan sumber-sumber dan penggunaan dana didasarkan atas suatu
keyakinan bahwa aktiva lancar, yang menurut definisinya dapat diuangkan dalam waktu yang
singkat di mana uang tersebut nantinya akan dapat dipergunakan untuk memenuhi atau
menutup kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo.
AKTIVA TETAP
Aktiva tetap merupakan suatu aset perusahaan yang dapat digunakan secara langsung
atau dengan proses pembangunan terlebih dahulu yang dapat menunjang aktivitas operasional
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dan memiliki umur ekonomis. Menurut Soemarso
(2005 : 20) Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun,
digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan
normal perusahaan serta, pemakaian minimal untuk membedakan aktiva tetap dengan aktiva
lainnya. Berkaitan dengan umur ekonomis yang dimiliki oleh aset tetap, terdapat istilah
depresiasi yaitu pembebanan biaya atas penggunaan aset tetap perusahaan.
Aset tetap dapat dikelompokkan menjadi dua menurut sifatnya, yaitu aset tetep
berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Baridwan menyatakan (2004:271-272) aset tetap
berwujud sifatnya permanen yang digunakan perusahaan dalam kegiatan normal perusahaan.
Aset tetap tersebut dikelompokkan menjadi aset tetap yang umurnya tidak terbatas dan aset
yang umurnya terbatas. Aset tetap tidak berwujud digunakan untuk menunjukkan aset-aset
yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik seperti, merk, software,
lisensi, hak cipta dan hak paten.

Untuk memperoleh aset tetap perusahaan dapat menempuh berbagai cara. Menurut
Muhamad gade (2002:137) untuk memperoleh aktiva tetap yang akan digunakan dalam
perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
1. Pembelian tunai
Perolehan dengan cara

ini

dicatat

dengan

mendebit aktiva

tetap

yang

bersangkutan dan mengkredit kas sebesar harga perolehan, yang terdiri dari
harga aktiva ditambah dengan biayabiaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
aktiva tetap tersebut sampai siap untuk digunakan.
2. Pembelian angsuran / cicilan
Jika akiva tetap diperoleh dengan cara angsuran, biasannya dikenakan bunga.
Untuk menentukan jumlah bunga yang harus dibayar ada dua cara, yaitu
dalam angsuran tidak termasuk bunga, dan dalam angsuran sudah termasuk
bunga.
3. Pertukaran dengan aktiva lain
Dalam hal ini aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan dan telah dipakai
dalam aktivitas operasinya ditukar dengan
kekurangan dalam pertukaran dibayar

aktiva

dengan

yang

baru biasannya

uang kas, laba

atau rugi

pertukaran dihitung dengan cara nilai buku aktiva yang lama dibandingkan
dengan nilai pasar aktiva yang bersangkutan (harga diterima).

LEASING
Istilah leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa-menyewa. Leasing

dapat

diartikan sebagai pembiayaan aktiva (peralatan atau barang) yang digunakan perusahaan untuk
melakukan proses produksi atau operasional perusahaan yang dilakukan dengan cara sewa.
Dengan adanya leasing perusahaan tidak harus selalu membeli peralatan yang diperlukan oleh

perusahaan. Terdapat beberapa pengertian mengenai leasing yang pertama menurut Suad Hasnan
(2006:359) leasing adalah Suatu cara untuk dapat menggunakan aktiva tanpa harus membeli
aktiva terebut. Karena itu leasing merupakan suatu bentuk persewaan dengan jangka waktu
tertentu. Secara formal kepemilikan aktiva tersebut berada pada pihak yang menyewakan,
tetapi pemanfaatan ekonominya dilakukan oleh pihak menyewa. Sedangkan menurut James C
(2013:310) sewa (lease) adalah sebuah kontrak. Menurut istilahnya, pemilik aset (pihak yang
menyewakan/leasor) memberikan hak eksklusif kepada pihak lainnya (pihak penyewa/lease)
untuk menggunakan aset tersebut, biasanya untuk periode waktu tertentu, dengan membayar
sewa. Dari kedua pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa leasing merupakan suatu
perjanjian atau kontrak untuk mendapatkan suatu aktiva tanpa membeli, dilakukan dengan
membayar sewa berlaku untuk periode tertentu.
Rivai (2007:220) menggolongkan jenis leasing menjadi dua macam yaitu operating
lease

dimana

lessor membeli

barang

kemudian

menyewakan

kepada lessee

dengan

membayar biaya rental yang tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah
dikeluarkan lessor seluruhnya, selain itu lessoryang akan menanggung semua biaya
pemeliharaan yang berkatian dengan kepemilikan aset tersebut. Financial lease diasumsikan
sebagai lembaga keuangan. Lessee yang membutuhkan barang modal menentukan sendiri
jenis, spesifikasi, syarat perawatan, negosiasi dan semua \yang

berhubungan

dengan

pengoperasian barang tersebut. Sementara lessor hanya berkepentingan dengan kepemilikan


barang tersebut secara hukum. Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang
tersebut pada supplier dan selanjutnya lessee akan membayar secara berkala pada lessor.
Sementara menurut James C (2013:311) terdapat jenis lease yaitu Sale and Lease Back. Dalam
sale and lease back perusahaan sebagai pemilik barang modal menjual aktivanya kepada lessor
10

kemudian oleh lessor dilease-kan kembali kepada lessee. Terdapat beberapa keuntungan
dari pemilihan alternatif leasing dari pihak lessee yaitu, pembiayaan 100% dengan suku bunga
tetap, proteksi terhadap keusangan, fleksibilitas, pembiayaan yang murah, keuntungan pajak,
pembiayaan diluar neraca (Keiso et al, 2007:160-161)
HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang jangka panjang merupakan kewajiban debitur melunasi sejumlah dana
maupun barang kepada kreditur dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Hutang
biasanya berkaitan dengan sejumlah kewajiban yang dapat berupa benda ataupun jasa yang
harus dibayarkan oleh perusahaan kepada kreditor. Pengertian hutang jangka panjang
menurut Kieso dan Weygandt (2007:242), Hutang jangka panjang (long-term debt) terdiri
dari pengorbanan manfaat ekonomis yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban
sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun dari siklus operasi perusahaan mana yang
lebih lama. Sedangkan Menurut Kusnadi (2000:11) Pengertian hutang jangka panjang adalah
semua kewajiban keuangan perusahaan dimana pelunasannya akan dilakukan dalam waktu
lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun. Berdasarkan dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dibayarkan kepada
kreditur, memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.
Kewajiban jangka panjang biasanya dilunasi secara periodik yang disebut angsuran
(installments). Angsuran jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu
tahun harus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar. Sedangkan jumlah sisa angsurannya
yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
panjang (Fess,

2005:549).

Bentuk-bentuk

hutang
11

jangka panjang

menurut

Atmaja

(2002:309) yaitu, term loan atau hutang berjangka yaitu suatu kontrak dimana peminjam
setuju untuk membuat serangkaian pembayaran bungan dan pokok pinjaman pada waktu
tertentu. Obligasi yaitu instrument hutang jangka panjang, beberapa jenis obligasi antara lain
obligasi tanpa kupon dan abligasi bersifat put option.
Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian sebelumnya yang membahas tentang perbandingan alternatif
pendanaan dalam penyediaan aktiva tetap antara kredit bank dan leasin seperti yang dilakukan
oleh Widyastuti (2009) yang dilakukan pada CV. Hasta Corporation yang mendapatkan
hasil walaupun tingkat suku bunga leasing lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat suku
bunga kredit bank, alternatif pendanaan dengan leasing lebih murah dibandingkan dengan
alternatif

pendanaan

dengan pinjaman bank yang ditunjukkan dengan present value dari

pengeluaran aliran kas bersih kedua alternatif tersebut.


Sedangan pada penelitian yang dilakukan oleh Fauzia (2013) yang dilakukan pada PT.
Citra Perdana Kendedes Malang hasil analisis untuk alternatif pendanaan leasing dimana
Astra Credit Company (ACC) bertindak sebagai lessor menghasilkan present value cash
outflow alternatif leasing mepunyai present value cash outflow lebih rendah dibandingkan
dengan present value cash outflow untuk alternatif hutang jangka panjang. Hal ini
menunjukkan bahwa jika perusahaan memilih alternatif leasing akan didapat penghematan.
Dalam penelitian dimana tingkat bunga yang ditentukan antara lessor dan bank adalah
sama, ternyata kebijaksanaan pembiayaan aktiva tetap masih lebih baik menggunakan
pembiayaan dari bank dibanding melalui leasing yang dilakukan oleh Pasaribu (2008).
Jenis Penelitian

12

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah sebuah penelitian yang didasari atas berbagai realitas dan peristiwa sosial di
masyarakat yang nantinya data-data deskriptif yang diperoleh akan memberikan sebuah
kebenaran tanpa perlu melakukan sebuah pengujian hipotesis. Dengan melihat latar belakang
yang telah penulis gambarkan maka penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi.
Daymon (2002) mengemukakan pendapat bahwa dasar dari sebuah pendekatan
fenomenologi adalah gagasan pemikiran yang memiliki hubungan dengan sebuah pemahaman
tentang realitas kehidupan pada setiap individu yang berbeda melalui perspektif bersama.
Fenomenologi juga memberikan pertimbangan mengenai pemahaman sebuah makna kehidupan
dari manusia yang nantinya dapat menggambarkan berbagai masalah sosial yang terjadi dan
menjelaskan berbagai tindakan seseorang di kehidupan sehari-hari (Burrell, 1979). Dengan
pendekatan fenomenologi, diharapkan penulis dapat menangkap makna unik dibalik fenomena
sosial yang terjadi dan menfasirkannya menjadi sebuah data deskriptif yang membantu penelitian
ini.

Ruang Lingkup Penelitian


Penggunaan ruang lingkup memiliki tujuan agar topik pembahasan dari penelitian yang
dilakukan tidak melebar ke hal-hal lain yang tidak ada kaitannya. Ruang lingkup penelitian ini
adalah alternatif pendanaan leasing atau hutang jangka oanjang dalam pengadaan aktiva tetap
pada PT. X

Objek dan Informan

13

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi fokus atau sarsan dari sebuah penelitian
yang sedang dilakukan. Sedangkan informan

penelitian adalah subjek yang memiliki

pengetahuan dan pemahaman mengenai objek yang sedang diteliti.


Pada penelitian ini, objek penelitian adalah PT. X dalam hal pemilihan sumber pendanaan
yang sesuai dengan kondisi keuangan didalam perusahaan. Sedangkan untuk dalam pemilihan
informan penulis memiliki beberapa kriteria yaitu seseorang yang sedang mempunyai jabatan
yang berkaitan dengan objek penelitian. Berikut adalah informan yang telah terpilih :
1. Manajer Keuangan
2. Manajer Akuntansi

Sumber dan Jenis Data


Sumber data yang digunakan dalam pengumpulan data tidak harus melalui informan yang
diwawancara oleh penulis, namun juga bisa didapat berbagai media dokumentasi seperti bukubuku ataupun literatur yang ada.
Sumber atau jenis data yang digunakan oleh penulis berupa dokumen yaitu jurnal,
literature-literatur tertulis, buku-buku dan data-data yang berhubungan dengan pendanaan
perusahan. Data juga diperoleh dari wawancara antara penulis dengan pihak yang terkait.

Prosedur Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, objek yang diteliti adalah PT. X . Sedangkan subjek penelitian
adalah informan yang telah penulis cantumkan pada data diatas
Pengumpulan data dilakukan oleh penulis selama dua minggu dengan menggunakan
beberapa teknik berikut :
14

1. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berhubungan dengan
berbagai catatan, buku-buku, jurnal, agenda, bagan, dll. Catatan disini berupa laporan
keuangan tahuan PT.X. Teknik ini dipilih oleh penulis karena dirasa perlu untuk melihat
seberapa banyak perusahaan melakukan pendanaan untuk aktiva tetapnya. Laporan
keuangan telah mencakup semua data yang dibutuhkan penulis.
2. Wawancara
Wawancara merupakan sebuah teknik pengumpulan data langsung yang bersumber
dari informan. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan pihak manajemen
keuangan dan akuntansi guna menguak sistem apa yang biasa digunakan PT.X dalam
pembiayaan aktiva tetap. Wawancara dilakukan untuk medapatkan informasi mengenai
seberapa banyak perusahaan melakukan pembelian aktiva tetap dan bagaimana perusahaan
mendanainya.
3. Observasi
Observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data dimana penulis terjun
langsung ke lapangan untuk mengamati dan memahami fenomena yang terjadi. Peneliti
mengamati dan memahami cara perusahaan mendanai aktiva tetapnya dan membandingkan
dengan teknik yang lain.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan dalam merumuskan atau mengkaji
data yang telah diperoleh melalui berbagai teknik dalam pengumpulan data, baik melalui
dokumentasi, wawancara dan observasi. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah sebuah teknik analisis dimana penulis mencoba memilah-milah
berbagai data yang telah diperoleh kemudian penulis mencoba mengambil berbagai
15

data yang dirasa penting. Setelah semua dilakukan maka penulis dapat mencari
benang merah dari data-data penting yang diperoleh. Reduksi data dilakukan agar
data yang diteliti terfokus dan tidak menghabiskan waktu.
2. Organisasi Data
Organisasi data adalah teknik analisis data dimana data yang diperoleh akan diberi
kategori sesuai tema sehingga data yang diperoleh oleh penulis menjadi lebih spesifik
dan dapat dengan mudah ditemukan kembali saat dibutuhkan. Data yang telah
dikategori tersebut kemudian disimpulkan oleh penulis. Hal ini memungkinkan
penulis menemukan data saat dibutuhkan.
3. Interpretasi
Interpretasi adalah pengambilan keputusan,

pengidetifikasian

pola

serta

penjelasannya.
Dalam menganilis data selanjutnya penulis menggunakan analisi SWOT.
Analisis SWO dapat memberi tahu bahwa setiap kebijakan memiliki
hubungan dengan berbagai faktor baik eksternal maupun internal (Bungin,
2009). Hasil dari analisis SWOT nantinya diharapkan akan menyajikan

sebuah pilihan alternatif dalam melaksanakan kebijakan.


Selain itu, perhitungan bunga ketika mengambil keputusan leasing atau hutang
jangka panjang dapat menjadi pembanding alternative pendanaan mana yang

lebih menguntungkan.
Perhitungan present value cash outflow juga dapat membantu peneliti untuk
membandingkan antara kedua alternatif tersebut mana yang memiliki tingkat
penghematan lebih besar.

16

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Lukas Setia. 2002. Manajemen Keuangan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Fauzia, Ika, Topowijono, Zahro Z.A. 2013. Analisis Alternatif Pendanaan Leasing Atau Hutang
Jangka Panjang Dalam Pengadaan Aktiva Tetap Perusahaan (Studi Pada Pt. Citra
Perdana Kendedes Malang). Universitas Brawijaya
Fess Warren Reeve. 2005. Accounting. Alih bahasa: Aria Farahmita, Amanugrahani, dan
Taufik Hendrawan. 2005. Pengantar Akuntansi. Buku Satu Edisi 21. Jakarta:
Salemba Empat.
Gade Muhamad, dan Wasit, Khaerul Sald, 2002, Akuntansi keuangan menengah satu, Edisi
Kedua. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

17

Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap (Akuntansi, Pajak, Revaluasi,
Leasing). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hariyani, Iswi dan Serfianto D. P. 2011. Gebyar Bisnis Dengan Cara Leasing. Yogyakarta:
Pustaka Yustisia.
Kieso, Jenrry J dan Terry D. Warfield. 2007. Intermediate accounting. Alih bahasa: Emil
Salim. 2008. Buku 3. Akuntansi intermediate.Ed. 12.Jakarta : Erlangga
Kusnadi, Siti Maria dan Ririn Irmadariyani.2000. Akuntansi Keuangan Menengah
(Intermediate) (Prinsip, Prosedur, dan Metode). Malang: Universitas Brawijaya.
Pasaribu, Hiras. 2008. Keputusan Pembiayaan Aktiva Tetap Melalui Leasing Dan Bank
Kaitannya Dengan Penghematan Pajak. Jurnal Akuntansi FE Unsil.Vol. 3, No. 2
Rivai, Andrian permata, dan Ferry N. 2007. Bank & Financial Institution management.
Jakarta: PTRaja Grafindo Persada.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (Edisi Keempat). Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Soemarso, 2005, Akuntansi suatu pengantar, Cetakan Kedua Edisi 5, Jakarta
Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Undang-Undang Nomer 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomer 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan.
Van Horne, James C dan John M. 2013. Fundamentals of Financial Management. Alih bahasa:
Quratulain Mubarakah. 2013. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Buku Dua Edisi
13. Jakarta: Salemba Empat
Widyastuti, Maria. 2009. Kredit Bank Dan Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Sebagai Sumber
Pendanaan Alternatif Atas Perolehan Aktiva Tetap Dalam Rangka Penghematan Pajak.
Jurnal Bisnis Perspektif. Vol. 1, No. 1.
Bungin, B. (2009). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Burrell, G. a. G. M. (1979). Sociological Paradigms and Organisational AIlalysis. London:
Heinemann.
Daymon, C. a. H., I. (2002). Qualitative Research Methods in Public Relations and Marketing
Communications. London: Routledge.

18

19

Vous aimerez peut-être aussi