Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Parofisiologi
Clifford (1954) menguraikan suatu sindrom klinis nyata yang berperan
membantah pendapat obstetric yang berlaku bahwa tidak ada kehamilan manusia
yang memanjang (Calkins,1948). Bayi lahir hidu maupun lahir mati yang
menunjukkan karakter klinis ini didiagnosa sebagai pstmatur patologism atau
memiliki sindrom postmaturitas. Banyak bayi ostmatur yang diuraikan oleh
lifford mennggalm dan banyak yang sakit parah akibat asfiksia saat lahir dan
aspirasi meconium. Beberapa yang bertahan hidup mengalami kerusakan otak.
(Cunningham dkk, 2013)
a. Sindrom Postmaturitas
Bayi postmatur memiliki tampilan yang unik dan khas. Ciri- cirinya
meliputi kulit keriput, tidak merata, terkeluas, tubuh panjang dan kurus yang
menunjukkan wasting dan maturitas lanjut karena mata bayi terbuka, terlau
waspada, tampak tua dan khawatir. Pengerutan kulit dapat sangat mencolok
pada telapak tangan dan telapak kaki. Kuku-kuku umumnya panjang.
Kebanayakan bayi postmatur tersebut secara teknis tidak mengalami
hambatan pertumbuhan karena berat lahir mereka jarang turun dibawah
persentil 10 untuk usia kehamilan. Sebaliknya, hambatan pertumbuhan yang
berat yang secara logis seharusnya terjadi sebelum 42 inggu lengkap, mungkin
terjadi.
Insiden sindrom pascamaturitas pada bayi yang berasal dari kehamilan
41,42 atau 43 minggu, belum disimpulkan dengan pasti. Dalam salah satu
laporan
kontemporer
langka
yang
melaporkan
kejadian-kejadian
kemungkinan
pascamaturitas.
Trimmer
dkk,
(1990)
sebagaian besar janin terus bertambah berat. Sebagai contoh, presentase janin
yang lahir pada tahun 2006 dengan berat lahir melebihi 4000 g adalah 8,5
persen pada 37 hingga 41 minggu dan meningkat menjadi 11,2 persen ketika
42 minggu atau lebuh (Martin dkk, 2009). Setidaknya secara intuitif, terlihat
bahwa morbiditas ibu dan janin yang berkaitan dengan makrosomia akan
dikurangi dengan induksi yang tepat waktu untuk mencegah pertumbuhan
lebih lanjut. Bagaimanapun hal ini tidak menjadi masalah dan American
College of Obstetricians and Gynecologists (2000) telah menyimpulkan
bahwa bukti yang ada sekarang ini tidak mendukung praktik tersebut pada
wanita term dengan dugaan janin makrosomia. Selain itu, College
menyimpulkan
bahwa
tanpa
diabetes,
pelahiran
pervagina
tidak
volume
cairan
amnion
setelah
proses
amniotomi
dapat
kepala dan kateter engukur tekanan intrauterine dapat dipasang. Alat-alat ini
biasanya memberikan data yang lebih tepat tentang denyut jantung janin dan
kontraksi uterus.
(Cunningham dkk, 2013)
Daftar pustaka :
Cunningham. 2013. Obstetri Williams Edisi 28 Vol 2. Jakarta EGC