Vous êtes sur la page 1sur 14

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan pada pertambangan pasir di CV......

propinsi
kalimantan tengah kecamatan sabangau kelurahan kereng bangkirai

Pengamatan Mengenai Dampak Lingkungan pada pertambangan pasir di CV...... propinsi


kalimantan tengah kecamatan sabangau kelurahan kereng bangkirai

PENELITIAN KEGIATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


PENAMBANGAN PASIR DI CV TEKONINDO KECAMATAN SABANGAU
KELURAHAN KERENG BANGKIRAI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
PROPOSAL KERJA PRAKTEK

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS


PALANGKARAYA

PENELITIAN KEGIATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENAMBANGAN BIJIH NIKEL


DI PT TEKONINDO KECAMATAN KABAENA KABUPATEN BOMBANA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
I.

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kegiatan penambangan merupakan salah satu penunjang utama perekonomian Indonesia.
Potensi sumberdaya mineral khususnya bijih nikel di Kabupaten Bombana merupakan
sumberdaya alam yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian
bangsa dan negara pada umumnya dan masyarakat setempat pada khususnya. Khusus yang
terdapat di Kecamatan Kabaena endapan bijih nikel ini rencananya akan dieksploitasi oleh
PT. Tekonindo. Kegiatan Penambangan bijih nikel yang akan dilakukan memberikan dampak
berupa dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya dan Pemerintah Kabupaten Bombana,
namun juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa perubahan mendasar sejumlah
komponen lingkungan bilamana tidak dikelola dengan baik. Perubahan tersebut akan
menurunkan kualitas dan daya dukung lingkungan, mengingat kegiatan penambangan ini
akan berpengaruh secara ekologi terhadap lingkungan sekitar berupa sungai maupun perairan
serta kawasan hutan yang terdapat disekitarnya. Sejak diterbitkannya Undang-undang No.23
tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, perhatian terhadap
masalah-masalah lingkungan hidup semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat mengenai peranan lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan.
Oleh karena itu setiap komponen
lingkungan fisik, kimia, biologi maupun sosial ekonomi dan budaya perlu dijaga dan dijamin
kelestarian fungsinya. Kebijakan pembangunan di Indonesia yang berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan ( Sustinable Development ) mewajibkan setiap kegiatan pembangunan
untuk selalu selaras seimbang dengan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan
yang tertuang dalam undang-Undang Nomor : 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor : 27 Tahun 1999 tentang
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan, mewajibkan setiap rencana kegiatan yang
diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Kelayakan lingkungan merupakan suatu
usaha atau kegiatan pembangunan untuk beroperasi pada kondisi lingkungannya dengan
mempertimbangkan sungguh-sungguh segala kemungkinan dampak yang terjadi terhadap

lingkungan setempat. Pada saat bersamaan, usaha atau kegiatan berupaya meminimalisasi
semua kemungkinan dampak negatif dan mengembangkan seoptimal mungkin dampak
positif terhadap lingkungan sehingga sesuai dengan peraturan atau syarat-syarat lingkungan
yang diterapkan.
1.2. Rumusan Masalah
a. Indentifikasi Masalah
1. Disekitar lokasi blok penambangan terdapat sungai besar sehingga demikian berpotensi
mengalami pencemaran.
2. Akibat dari kegiatan pengangkutan bijih nikel bepotensi menimbulkan dampak penurunan
kualitas udara dan kebisingan.
3.Sebagai dampak lanjut dari timbulnya pencematan air sungai, udara, dan kebisingan
beepotensi memberikan dampak terhadap keresahan masyarakat.
b. Masalah Penelitian
1.Seberapa besar dampak yang ditimbulkan proses penambangan terhadap aliran sungai yang
terletak disekitar blok penambangan ?
2.Seberapa besar dampak yang dtimbulkan dari proses pengangkutan seperti polusi udara
dan kebisingan alat ?
3.Bagaimana cara menanggulangi dampak dampak negative yang ditimbulkan dari proses
penambangan terhadap kesehatan dan kenyamanan masyarakat disekitar area penambangan c.
Batasan Masalah Penelitian ini hanya dibatasi pada proses penganalisaan masalah yang
ditimbulkan akibat proses penambangan secara efektif dan penyusunan rencana pengelolaa
lingkngan tambang dan sekitarnya

1.3.Tujuan Penelitian
a. Merumuskan upaya-upaya penanggulangan dan/atau pengendalian dampak negatif
terhadap lingkungan yang timbul akibat adanya kegiatan penambangan.
b. Meurumuskan upaya untuk mengembangkan dampak positif sebagai akibat adanya
kegiatan penambangan.

II.

Ruang Lingkup Penelitian

Kegiatan penambangan, bila dilaksanakan tidak tepat dapat menimbulkan berbagai masalah.
Sebagai langkah awal dilakukan suatu usaha menganalisa masalah secara efektif dan cermat
dengan berbagai Pembatasan masalah yaitu, masalah penelitian batasi pada penyusunan
rencana pengelolaan lingkungan bijih Nikel pada PT Tekonindo kabupaten Bombana
,Sulawesi selatan.
III.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara klasifikasi pengamatan sebagai berikut :
a.Metode Literatur Dalam metode ini penulis mengumpulkan data-data dengan mempelajari
berbagai literatur penyelidikan yang berkaitan dengan topik permasalahan.
b. Metode Interview/Wawancara
Dalam metode ini penulis mengumpulkan data-data dari pembimbing lapangan dan pihak
yang terkait dengan cara melakukan wawancara.
c. Metode Pengamatan/observasi
Dalam penulisan ini penulis mengumpulan data-data dengan cara dengan cara melakukan
pengamatan langsung di lapangan, yaitu dari hasil pengamatan dan pengukuran terhadap
daerah yang direncanakan akan dibuat jalan tambang.

IV.Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
- Latar Belakang;
- Tujuan Penelitan;
- Metode Penelitian;
- Ruang lingkup Penelitian

- Sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan Umum
-Lokasi dan Kesampaian Daerah
-Keadaan Geologi Daerah Penelitian
-Genesa Endapan Bijih Nikel
-Persiapan dan Kegiatan Penambangan
Bab III Landasan Teori
- Pendekatan Tekhnologi;
- Pendekatan Sosial, Ekonomi dan Budaya;
- Pendekatan Institusi;
- Pendekatan Manejemen Lingkungan.
Bab

IV

Pembahasan

(Rencana

Pengelolaan

dan

Pemantauan

Lingkungan

Penambangan)
- Tahap Pra Konstruksi;
- Tahap Konstruksi;
- Tahap Operasional;
- Tahap Pasca Operasional.

V.Landasan Teori
Untuk menangani dampak besar dan penting yang telah diprediksi dalam dokumen ANDAL
digunakan pendekatan dalam pengelolaan lingkungan, dengan uraian sebagai berikut:
A.PENDEKATAN TEKNOLOGI
Pendekatan teknologi adalah cara-cara atau teknologi yang digunakan untuk mengelola
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dimana pendekatan ini merupakan
salah satu alternatif pengelolaan lingkungan hidup. Prinsip pemanfaatan teknologi yang
digunakan dalam mengelola dampak besar dan penting harus memenuhi syarat antara lain
adalah teknologi tersebut; tersedia (sehingga tidak mengganggu jadwal pelaksanaan kegiatan
pembangunan), mudah diterapkan (applicable), murah (terjangkau dari segi biaya), dan
ramah lingkungan.

Secara spesifik mengenai teknologi yang diterapkan dalam mengelola dampak besar dan
penting baik berupa dampak negatif maupun positif, tidak diuraikan dalam dokumen ini
melainkan yang dibahas adalah model/teknik pendekatan teknologi untuk dapat
meminimalisasi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang timbul akibat
kegiatan rencana penambangan nikel oleh PT. Tekonindo tersebut. Model atau teknik
pendekatan teknologi yang terkait dalam pengelolaan lingkungan dari rencana kegiatan
tersebut antara lain: mencegah ( preventif ), membatasi, meminimalkan dengan mengurangi
(reduce ), menggunakan kembali ( re-use ), atau mendaur ulang ( re-cycle), memulihkan (recovery ), mengembalikan (re-charge) dan memaksimalkan/ mengoptimalkan atau
meningkatkan. Proses dan atau tata cara teknis yang akan digunakan sedapat mungkin akan
diupayakan untuk menjamin pelestarian nilai nilai lingkungan, dan untuk meghindari
dilampauinya daya dukung lingkungan, adapun program spesifik akan meliputi :
a)Teknologi Pengelolaan Limbah Cair , seperti :
b)Teknologi Pengelolaan Limbah Cair , seperti :
Membangun kolam pengendapan secara berjenjang;
Mengontrol secara ketat (jadwal) kapasitas kolam pengendapan;
Memasang alat pengolahan air limbah jika dianggap limbah telah dalam kondisi
berbahaya;
Merevegetasi sekitar kolan pengendap.
c)Teknologi Pengelolaan Sedimen, yaitu :
Melakukan sistem pengendalian sedimen pada muka tambang dengan menggunakan
sistem bertingkat;
Melakukan pengerukan/reclaim rutin jika kolam pengendapan tersebut penuh;
Sumber sumber bibit tanaman lokal.
d)Meningkatkan sistem Teknologi Reklamasi dan Erosi
Melakukan penanaman tanaman penutup pada area yang sudah dihijaukan;
Revegetasi pada laha curam dengan mengunakan jute net dan teknologi
Hydrooseeding;
Pengadaan fasilitas pembibitan (nursery ground) untuk memproduksi masal tanaman
lokal yang modern.
Melakukan survei dan pemetaan pemantauan terhadap pertumbuhan tanaman
rehabilitasi, laju suksesi jenis jenis lokal dan perkembangan organisme tanah
Pemakaian jenis tanaman penutup (cober crop) yang lebih efektif dalam
mengendalikan erosi dan meningkatkan produktifitas laha

Penanaman

kembali

daerah

yang

telah

direhabilitasi

untuk

meningkatkan

pengendalian erosi, pertumbuhan tanaman pokok dan memungkinkan suksesi jenis


lokal
Menerapkan praktek standar baku dan menyiapkan lahan (kelerengan, erosi, drainase,
seimen kontrol, kolam resapan dan pengembalian tanah pucuk)
Peningkatan penyelamatan dan pemanfaatan tanah pucuk melalui program konservasi
tanah pucuk
Mencoba beberapa alternatif pola rehabilitasi lahan yang terpadu dengan
pengembangan masyarakat (community Development).
B.PENDEKATAN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
Pendekatan sosial ekonomi sebagai salah satu alternatif pengelolaan lingkungan hidup
merupakan suatu pendekatan yang memanfaatkan instrumen sosial ekonomi, berupa kegiatan
sosialisasi, pelibatan masyarakat, interaksi sosial dan bantuan-bantuan sosial. Pendekatan
sosial ekonomi yang diterapkan dalam pengelolaan lingkungan hidup akibat dampak dari
kegiatan rencana penambangan nikel oleh PT. Tekonindo, antara lain: pihak pemrakarsa
selaku penanggungjawab kegiatan melakukan kegiatan sosialisasi tentang maksud, tujuan dan
mendeskripsikan rencana kegiatan, perlu memaksimalkan interaksi sosial dengan pihak
masyarakat yang potensil terkena dampak dari rencana kegiatan, melibatkan masyarakat
mulai pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi sampai pada tahap operasional dalam
bentuk pelibatan sebagai tenaga kerja, mengajak masyarakat untuk dapat berpartisipasi
utamanya

dalam

mendiskusikan

potensi

dampak

yang

mungkin

timbul

untuk

menemukan/mencari (win-win solution) sehingga dapat menghasilkan alternatif pengelolaan


lingkungan serta melakukan pendekatan lain yang dapat memberikan manfaat baik kepada
pemrakarsa maupun masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan serta memberikan bantuan
sosial kepada masyarakat sekitar lokasi rencana kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
B.1 Pendekatan Antisipatif
Pendekatan ini identik dengan upaya upaya pencegahan agar dampak (yang diperkirakan)
dapat dihindarkan sejak dini, atau jika memang tidak dapat dicegah;dampak tersebut
diupayakan untuk ditekan sampai batas minimal . Langkah awal berupa pemberian informasi
yang transparan tentang kegiatan yang berkenaan dengan proyek. Informasi disajikan dengan
format yang jelas, sederhana dan dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami oleh

penduduk setempat sehingga tidak terjadi kesenjangan persepsi antara pemrakarsa dengan
masyarakat setempat. Pendekatan antisipatif ini akan dilaksanakan secara berkala dalam
bentuk musyawarah.

B.2 Pendekatan Langsung dan tidak Langsung


Pendekatan Langsung ; dapat dilakukan secara langsung ke warga masyarakat yang
mempunyai kepentingan terhadap keberadaan proyek. Pendekatan Tidak Langsung:
dilakukan

dengan

pendekatan

melalui

tokoh

tokoh

informal

(tokoh

masyarakat,kiyai/ulama, pendeta, tokoh adat, dls) yang memimpin lembaga


lembaga non pemerintahan dan dianggap sebagai panutan oleh warga.
B.3 Pendekatan Segmentatif
Pendekatan segmentatif adalah pendekatan perbidang (segmen) yang dilakukan bilamana
permasalahan telah menjadi rumit dan saling mengait antara satu dengan lainnya. Untuk
mencari jalan keluar dari permasalaha ini diperlukan mediator yang memiliki kemampuan
untuk melakukan pendekatan perbidang secara proorsional, tanpa mengabaikan kendala
kendala yang menghambat tercap[ainya penyelesaian antara pihak

pihak terkait.

Pendekatan ini juga cukup efektif untuk menangani masalah keresahan sosial baik yang
menyangkut masalah demobilisasi tenaga kerja proyek maupun warga masyarakat setempat
yang merasa kehilangan pegangan akibat habisnya masa konstruksi.
B.4 Pendekatan Stimulatif
Jenis pendekatan ini lebih berorientasi pada bagaimana harus mebenahi dampak
dampak sosial-ekonomi-budaya setelah masa konstruksi berakhir. Bagaimana juga proses
adaptasi sosial dikalangan warga masyarakat setempat dengan hadirnya proyek diengah

B.2 Pendekatan Langsung dan tidak Langsung


Pendekatan Langsung ; dapat dilakukan secara langsung ke warga masyarakat yang
mempunyai kepentingan terhadap keberadaan proyek. Pendekatan Tidak Langsung:
dilakukan dengan pendekatan melalui tokoh tokoh informal (tokoh masyarakat,kiyai/ulama,

pendeta, tokoh adat, dls) yang memimpin lembaga lembaga non pemerintahan dan dianggap
sebagai panutan oleh warga.
B.3 Pendekatan Segmentatif
Pendekatan segmentatif adalah pendekatan perbidang (segmen) yang dilakukan bilamana
permasalahan telah menjadi rumit dan saling mengait antara satu dengan lainnya. Untuk
mencari jalan keluar dari permasalaha ini diperlukan mediator yang memiliki kemampuan
untuk melakukan pendekatan perbidang secara proorsional, tanpa mengabaikan kendalakendala yang menghambat tercap[ainya penyelesaian antara pihak pihak terkait. Pendekatan
ini juga cukup efektif untuk menangani masalah keresahan sosial baik yang menyangkut
masalah demobilisasi tenaga kerja proyek maupun warga masyarakat setempat yang merasa
kehilangan pegangan akibat habisnya masa konstruksi.
B.4 Pendekatan Stimulatif
Jenis pendekatan ini lebih berorientasi pada bagaimana harus mebenahi dampakdampak
sosial-ekonomi-budaya setelah masa konstruksi berakhir. Bagaimana juga proses adaptasi
sosial dikalangan warga masyarakat setempat dengan hadirnya proyek ditengahtengah
kehidupan mereka, tidak akan selesai begitu saja dengan dimulainya tahap operasi. Warga
desa masih harus mencari identitasnya yang baru sebagai hasil penggabungan antara corak
tradisional dengan corak industri pertambangan. Banyak stimulan harus diberikan agar
berbagai kesenjangan yang tersisa akibat terjadinya dampak primer tidak berlanjut dan
memunculkan dampak turunan (dampak sekunder).
B.5 Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
Pendekatan Kualitatif: titik berat yang ditujukan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pengelolaan lingkungan yang terkait dengan parameter sosial-budaya. Parameter parameter
seperti : budaya, adat istiadat, persepsi masyarakat dan lainlain tidak dapat didekati dengan
metoda ilmu eksakta. Oleh karena itu metoda metoda analogi dan value juggement
memegang peranan penting dalam pendekatan kualitatif tersebut. Pendekatan Kuantitatif:
pendekatan kuantitatif dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengevaluasi tingkat
keberhasilan pengelolaan lingkungan di bidang sosial-ekonomi. Perhitungan perhitungan
secara kuantitatif dapat diterapkan untuk mengukur kenaikan/penurunan tingkat pendapatan
warga antara sebelum dan sesudah adanya proyek. Tingkat kemajuan/kemunduran usaha, aset
yang dimiliki, omset penjualan, modal berjalan dan lain sebagainya.

B.6 Pengembangan Masyarakat (Community Development)


Dalam rangka untuk meminimalkan dampak negatif dari aktivitas proyek maka pemrakarsa
perlu mengadakan suatu pendekatan yang dapat memberikan dampak positif kepada
masyarakat dan lingkungan. Kegiatan pengembangan masyarakat yang ada di sekitar lokasi
kerjanya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan masyarakat ini
diupayakan sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat sekitar wilayah kerja PT. Kurun Cerah
Cipta, selain dari program yang nantinya telah disiapkan, Perusahaan ini juga akan menerima
masukan dari masyarakat mengenai kebutuhan pengembangan masyarakat yang terkini,
program pengembangan masyarakat akan difokuskan pada empat bidang, yaitu :
a.Bidang Kesehatan
b.Bidang Lingkungan
c.Bidang pemberdayaan ekonomi dan pertanian masyarakat
d.Bidang pendidikan.

C.PENDEKATAN INSTITUSI
Pendekatan ini dimaksudkan untuk melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang timbul
dari akibat rencana kegiatan penambangan nikel oleh PT. Tekonindo, melalui sebuah
mekanisme kelembagaan yang ditempuh oleh pemrakasa dalam menangunggulangi dampak
besar dan penting. Pendekatan institusional yang akan diterapkan dalam mengelola dampak
besar dan penting lingkungan hidup antara lain adalah; pihak pemrakarsa melakukan
kegiatan kerjasama dengan instansi-instansi/dinas yang berkepentingan dan berkaitan dengan
pengelolaan lingkungan hidup dan selanjutnya instansi-instansi/dinas tersebut dapat
melakukan pengawasan terhadap kinerja pengelolaan lingkungan hidup serta pemrakarsa
menyerahkan laporan hasil-hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada
instansi/pihak yang berkepentingan.

Seperti diketahui bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan tidak hanya merupakan tanggung
jawab pemrakarsa kegiatan semata, melainkan dibutuhkan keterlibatan dan keterpaduan
berbagai instansi yang terkait.

Melakukan koordinasi dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral baik ditingkat
Provinsi Sulawesi Tenggara maupun Kabupaten Bombana dalam rangka pembinaan
dan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kasus pencemaran
Melakukan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Bombana dan instansi terkait
lainnya dalam rangka penyelesaian masalah sosial yang mungkin timbul
Melakukan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Bombana dan instansi terkait
lainnya dalam masalah ketenagakerjaan melalui kerjasama dengan lembaga
(LSM/NGO) yang dipilih.
melakukan sosialisasi kegiatan kepada masyarakat sekitarnya mengenai tuJuan dan
kegunaan dilakukannya proyek penambangan nikel oleh PT. Tekonindo.

D.PENDEKATAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


Sebagai komitmen terhadap pengelolaa lingkungan, PT. Tekonindo merencanakan akan
melakukan

pengelolaan

lingkungan

dengan

menggunakan

pendekatan

manajemen

lingkungan. Setiap kegiatan yang akan dilakukan dibuatkan SOP (Standard Operation
Procedure) dan Instruksi Kerja (Working Instruktion). Pendekatan manajemen lingkungan
akan mengacu pada standar ISO 14001.
E.PERALATAN DAN FASILITAS PENELITIAN
Untuk kelancaran jalannya penelitian, peralatan dan fasilitas yang diperlukan diharapkan
dapat disediakan oleh perusahan PT Tekonindo selama penelitian berlangsung. (Lampiran 1)
F.RENCANA JADWAL KERJA
Kegiatan ini direncanakan Insya Allah pada bulan Oktober - November. (Lampiran 2)
G.RENCANA DAFTAR PUSTAKA
Rencana daftar pustaka yang mendukung sebagai bahan literatur penelitian. (Lampiran 3)
H.RENCANA DAFTAR ISI
Peneliti akan menyusun laporan hasil penelitian secara sistematis sesuai sub bahasan
masalah. (Lampiran 4)
I.RENCANA ESTIMASI BIAYA PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian sampai pada penyusunan dan pembutan laporan butuh biaya
cukup banyak. (Lampiran 5)

J.PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat, untuk menjadi pertimbangan dari Bapak /Ibu, atas
perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
Penyusunan Laporan Konsultasi Laporan
Lampiran 3

RENCANA DAFTAR PUSTAKA


1. Arsyad, S. 1980. Pengawetan Tanah dan Air. Dep. Ilmu-Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian IPB. Bogor.
2. Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. 571 Hal.
3. Darsono, V. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta
4. Fandeli, C. 1995. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar dan
Pemapanannya Dalam Pembangunan. Liberty Offset, Yogyakarta
5. Hadi, P.S. 1997. Aspek sosial AMDAL Sejarah, teori dan Metode. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
6. Hardjowigeno, S. 1986. Sumber Fisik Wilayah dan Tataguna Lahan. Jurusan Tanah.
Fakultas Pertanian IPB. Bogor
7. Sachlan, M. 1980. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas
Diponegoro, Semarang.
8. Saifuddin, S. 1989. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.
9. Sayogya, dkk. 1983. Sosiologi Pedesaan. BPFE, Yogyakarta
10. Soemarwoto, O. 1989. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
11. Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
12. Tjasyono, B. 1999. Klimatologi Umum. Penerbit ITB. Bandung. 317 h.

Vous aimerez peut-être aussi