Vous êtes sur la page 1sur 6

ASEAN

1.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kelebihan dari ASEAN:
a. Dengan terjalinnya kerja sama diantara negara Asean maka terbuka hubungan luar
negeri yang lebih baik.
b. Bisa saling pinjam uang jika diantara negara Asean ada yang membutuhkan dana
(walaupun pada kenyataan negara kita sulit pinjam uang ke sesama negara asean)
c. Tercipta kompetisi olahraga yang kita kenal, seperti Sea Games, piala tiger, dll

2.

ANGGOTA ASEAN
ASEAN dikukuhkan oleh lima negara pengasas; Indonesia, Malaysia, Filipina,

Singapura dan Thailand di Bangkok Proses pembentukan ASEAN dibuat dalam sebuah
penandatanganan perjanjian yang dikenal dengan nama Deklarasi Bangkok.
Adapun yang bertanda tangan pada Deklarasi Bangkok tersebut adalah para menteri
luar negeri saat itu, yaitu Bapak Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun
Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand). Pada
tanggal 8 Januari 1984, seminggu setelah mencapai kemerdekaannya, negara Brunei masuk
menjadi anggota ASEAN. 11 tahun kemudian, tepatnya tanggal 28 Juli 1995. Laos dan
Myanmar menjadi anggota dua tahun kemudianya, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997.
Walaupun Kamboja sudah menjadi anggota ASEAN bersama sama Myanmar dan Laos,
Kamboja terpaksa menarik diri disebabkan masalah politik dalam negara tersebut. Namun,
dua tahun kemudian Kamboja kembali masuk menjadi anggota ASEAN pada 30 April 1999.
Jadi, ASEAN terdiri dari seluruh negara di Asia Tenggara (kecuali Timor
Leste dan Papua Nugini). Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN:
1. Filipina (negara pendiri)
2. Indonesia (negara pendiri)
3. Malaysia (negara pendiri)
4. Singapura (negara pendiri)
5. Thailand (negara pendiri)
6. Brunei Darussalam (7 Januari 1984)
7. Vietnam (28 Juli 1995)
8. Laos (23 Juli 1997)
9. Myanmar (23 Juli 1997)
10. Kamboja (16 Desember 1998)
3.

TUJUAN DIBENTUK ASEAN


ASEAN merupakan singkatan dari Association of South East Asia Nations atau

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara adalah organisasi kawasan yang mewadahi


kerjasama antarnegara di Asia Tenggara sejak tahun 1967. Berdirinya ASEAN merupakan
hasil dari rasa kepercayaan yang tinggi terhadap sesama anggotanya. Adanya rasa

kepercayaan yang tinggi dan keinginan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan sesama
negara di Asia Tenggara mendorong terbentuknya ASEAN.
ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. Pada awal mula
pembentukan ASEAN beranggotakan lima negara yaitu Malaysia, Indonesia, Singapura,
Thailand dan Philipina. Kelima negara tersebut merupakan negara pemrakarsa ASEAN. Pada
tanggal 5-8 Agustus 1967 kelima negara tersebut mengadakan pertemuan di tepi Pantai
Bangsaem, Thailand.Pertemuan tersebut dihadiri oleh lima orang yang merupakan wakil dari
lima negara. Wakil dari ke lima negara tersebut adalah:
1. Adam Malik; Menteri Presidium Urusan Politik/Menteri Luar Negeri Indonesia.
2. Tun Abdul Razak; Wakil Perdana Menteri Pembangunan Malaysia.
3. Thanat khoman; Menteri Luar Negeri Thailand.
4. S. Rajaratnam; Menteri Luar Negeri Singapura.
Proses pembentukan ASEAN dibuat dalam sebuah penandatanganan perjanjian yang
dikenal dengan nama Deklarasi Bangkok. Keanggotaan ASEAN terbuka untuk negaranegara Asia Tenggara, oleh karena itu, pada perkembangannya negara-negara Asia Tenggara
lainnya turut bergabung dalam ASEAN diantaranya yaitu Brunei Darussalam, Vietnam, Laos,
Myanmar dan Kamboja. Negara-negara anggota ASEAN memiliki bentuk pemerintahan yang
berbeda-beda, oleh karena itu, negara-negara ASEAN memiliki prinsip non interference yaitu
prinsip yang tidak mencampuri urusan negara lain.
Faktor-faktor Terbentuknya ASEAN
a. Faktor internal yaitu adanya tekad bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama
dan sama-sama sebagai bekas negara jajahan barat.
b. Faktor eksternal yaitu adanya perang Vietnam (Indo-Cina) dan sikap RRC ingin
mendominasi Asia Tenggara
Tujuan ASEAN
Tujuan ASEAN dituangkan dalam Deklarasi Bangkok yaitu:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan
persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia
Tenggara yang sejahtera dan damai.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan
ketertiban hukum di dalam hubungan antara negara-negara kawasan ini serta memeatuhi
prinsi-prinsip Piagam PBB
3. Meningkatkan kerjasama yang aktis saling membantu dalam masalah-masalah yang
menjadi kepentingan bersama dibidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan
administrasi

4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana pelatihan penelitian dalam bidang
pendidikan, profesi, tehnik, dan administrasi
5. Bekerjasama lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri mereka,
memperluas perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi internasional,
memperbaiki sarana-sarana pengangkut dan komunikasi serta meningkatkan taraf hidup
mereka
6. Memelihara kerjasama yang erta dan bergua dengan pelbagai organisasi internasioal dan
regional yang mempunyai tujuan serupa, dan untuk menjajagi segala kemungkinan untuk
saling bekerjasama secara erat diantara mereka
ASEAN untuk Indonesia
Terdapat beberapa keuntungan bagi Indonesia dengan meratifikasi Piagam ASEAN.
1. Terjaminnya integritas wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
terutama untuk menghindari penggunaan wilayah-wilayah negara-negara anggota
ASEAN untuk kegiatan yang apat membahayakan Indonesia.
2. Berkurangnya
potensi
ancaman
dan
kejahatan

lintas

negara,

baik

dalam bentuk tradisional maupun nontradisional, melalui kerja sama yang lebih intensif
antar negara anggota ASEAN.
3. Terciptanya situasi kawasan

yang

lebih

kondusif

bagi

Indonesia

untuk

mengonsentrasikan sumber dayanya guna peningkatan pembangunan nasional.


4. Terciptanya penguatan kapasitas ekonomi Indonesia dalam berintegrasi ke ekonomi
global dengan meningkatkan daya tarik ekonomi ASEAN melalui penciptaan pasar
tunggal dan berbasis produksi (single market and production base).
5. Terciptanya peningkatan kesadaran dan penghormatan masyarakat dikawasan akan
keanekaragaman budaya, kearifan lokal, dan warisan Indonesia.
6. Terciptanya peningkatan kerja sama di berbagai bidang sosial, antaralain, pengelolaan
lingkungan hidup, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, pemuda, perempuan,
kesehatan, serta penanganan bencana alam.
7. Terpusatnya kegiatan ASEAN di Indonesia seiring dengan peningkatanfungsi
kelembagaan Sekretariat ASEAN dan pembentukan Perutusan Tetap Negara- Negara
Anggota ASEAN di Jakarta melalui peningkatan frekuensi pertemuan ASEANyang
diadakan di Jakarta.
4.

RIWAYAT FTA
Free Trade Agreement (FTA) merupakan suatu perjanjian perdagangan bebas yang

dilakukan antara suatu negara dengan negara lainnya. Pembentukan berbagai FTA merupakan
akibat dari liberalisasi perdagangan yang tidak dapat dihindari oleh semua negara sebagai

anggota masyarakat internasional. Hal inilah yang mendorong terbentuknya blok-blok


perdagangan bebas.
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan perjanjian antara negara-negara yang
berada di kawasan Asia Tenggar, yang tergabung dalam ASEAN (Associate of South East
Asia Nation). AFTA merupakan suatu kesepakatan dalam bidang ekonomi mengenai sektor
produksi lokal di negara-negara ASEAN. Perjanjian ini ditandatangani pada 28 Januari 1992
di Singapur. Pada saat itu ASEAN terdiri dari enam negara anggota yaitu, Brunei, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapur dan Thailand. Sekarang ASEAN terdiri dari sepuluh negara dan
seluruh negara di ASEAN telah menandatangani perjanjian AFTA. Tujuan diadakannya
perjanjian ini adalah:

Untuk meningkatkan daya saing produksi negara-negara ASEAN dalam pasar

dunia dengan menghilangkan tarriff dan non-tarriff bariers.


Menarik investasi asing langsung ke negara-negara ASEAN.

Negara anggota ASEAN sepakat untuk menandatangani AFTA untuk bekerjasama


dalam bidang ekonomi. Pandangan negara-negara anggota ASEAN untuk kemajuan
perekonomian di wilayah Asia Tenggara jelas patut dipertanyakan keseriusannya. Jika
kerjasama ini dilakukan namun tidak ada langkah serius dari masing-masing anggota yang
hanya melihat dampak-dampak negatif dari AFTA mungkin AFTA tidak akan berjalan hingga
saat ini yang kurang lebih sudah 6 tahun efektif
Dengan adanya perogram penghapusan bea seperti yang telah diatur dalam Common
Effective Preferential Tariff (CEPT), penurunan bea masuk barang yang dilakukan oleh
ASEAN-6 sesuai dengan skema CEPT menjadi 1,51 persen dari 12,76 persen. Pemotongan
biaya tarif tersebut telah dilakukan sejak 1993, diiukuti dengan negara ASEAN lainnya.
Dengan itu AFTA mulai sepenuhnya berlaku pada tanggal 1 Januari 2004, setelah melalui
proses sosialisasi pemotongan bea masuk barang dan ditahun 2008 bea tarif tersebut
dihilangkan. Hal ini berbeda dengan Uni Eropa, dalam AFTA tidak diterapkan tarif eksternal
umum pada barang-barang impor. Artinya anggota ASEAN bebas mengenakan tarif pada
barang yang masuk dari luar ASEAN didasarkan pada ketetapan yang telah dibuat oleh
masing-masing negara ASEAN.
Anggota ASEAN membagi pengecualian produk-produknya dari CEPT, yaitu:
1) pengecualian sementara,
2) pengecualian pertanian sensitif,
3) pengecualian umum.

Pengecualian sementara itu berupa produk yang tarif akhirnya akan diturunkan
menjadi 0-5%, namun ditunda untuk sementara pengurangan tarifnya. Pengecualian pertanian
sensitif termasuk beras, baru pada tahun 2010 akan diberlakukan pengurangannya dari 0-5%.
Sedangkan pengecualian umum mengacu pada produk-produk yang dianggap perlu untuk di
proteksi oleh masing-masing negara anggota ASEAN, termasuk dalam pengecualian umum
adalah proteksi terhadap labor movement.
Administrasi AFTA di atur oleh peraturan nasional dan perdagangan di masingmasing negara anggota ASEAN. Sekertariat ASEAN hanya memiliki kewenangan untuk
memantau dan memastikan kepatuhan negara-negara anggota ASEAN dalam menjalankan
AFTA. Hal ini berarti Sekertariat ASEAN tidak memiliki wewenang hukum untuk menindak
negara-negara yang tidak konsisten pada AFTA. Terlebih lagi didalam isi piaagam ASEAN,
Sekertariat ASEAN hanya bertugas untuk memastikan aplikasi yang konsisten dalam setiap
perjanjian yang telah disepakati. Apabila terjadi perbedaan pendapat yang terjadi dalam
pengaplikasian AFTA maka Sekertariat ASEAN memiliki otoritas untuk memmbantu dalam
penyelesaiannya, namun sekali lagi ditekankan bahwa Sekertariat ASEAN tidak memiliki
kewenangan dalam hukum untuk menyelesaiakan suatu masalah yang terjadi.
ASEAN kini semakin meningkatkan koordinasi dengan negara anggotanya. Konsep
terbaru dari pengembangan AFTA adalah ASEAN Single Window. Konsep ASEAN Single
Window ini yang akan membantu negara-negara yang ingin berinvestasi atau bekerjasama
dengan negara-negara anggota ASEAN dengan memberikan informasi data yang terkait
dengan transaksi ataupun produksi di negara-negara ASEAN.
Keuntungan AFTA Bagi Indonesia.
Suatu kesepakatan atau perjanjian kerjasama dalam perdagangan dilakukan terdapat
suatu keuntungan tersendiri bagi negara yang ikut kedalamnya. Dalam AFTA tersendiri,
negara-negara ASEAN sepakat untuk ikut serta berarti terdapat suatu keuntungan yang
nantinya akan didapat oleh negara anggotanya.
Bagi Indonesia sendiri, AFTA merupakan kerjasama yang menguntungkan. AFTA
merupakan peluang bagi kegiatan eksport komoditas pertanian yang selama ini dihasilkan
dan sekaligus menjadi suatu tantangan tersendiri untuk menghasilkan komoditas yang
kompetitif si pasar regional AFTA sendiri. Peningkatan daya saing ini akan mendorong
perekonomian Indonesia untuk semakin berkembang. AFTA juga merangsang para pelaku
usaha di Indonesia untuk menghasilkan barang yang berkualitas sehingga dapat bersaing
dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara-negara ASEAN lainnya.

AFTA juga dianggap dapat memberikan peluang bagi pengusaha kecil dan menengah
di Indonesia untuk mengekspor barangnya. Hal ini membuat para pelaku usaha tersebut
mendapatkan pasar untuk melempar produk-produknya selain di pasar dalam negeri. Adanya
kesempatan besar bagi para pelaku usaha di Indonesia untuk lebih meningkatkan produk
barangnya dari segi mutu juga mendorong kesadaran para pengusaha-pengusaha di Indonesia
untuk memiliki daya saing usaha yang kuat.
Jelas semua hal tersenut dapat terwujud dengan adanya sokongan dari pemerintah
Indonesia dalam memberikan modal bagi peningkatan kualitas produksi dan standar mutu
barang. Pemerintah Indonesia sepatutnya menerapkan suatu undang-undang yang
memberikan kebebasan bagi para pelaku usahanya untuk meningkatkan daya saingnya. Hal
ini dikarenakan untuk menciptakan suatu usaha yang mandiri terutama dalam menghadapi
AFTA. Dukungan pemerintah sangat dibutuhkan disini, jika suatu industri tidak dapat
bersaing dikarenakan rendahnya mutu barang pemerintah haruslah memberikan suatu
sokongan dengan cara memberikan bantuan modal.Bentuk bantuan tersebut semata-mata
untuk merangsang para pengusaha kecil dan menengah dalam peningkatan kualitas barang
produksinya agar dapat bersaing dengan produk-produk lain yang masuk ke pasar dalam
negeri.

Vous aimerez peut-être aussi