Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
menyediakan pola yang hampir simetris, dengan beamwidths E dan H pesawat yang hampir
sama. Selain itu adalah mungkin untuk mengendalikan lobus sisi yang lebih baik dengan antena
tanduk berbentuk kerucut atau bergelombang.
Ringkasan
Antena Horn adalah bentuk yang sangat berguna antena untuk digunakan dengan aplikasi microwave
RF dan pengumpan Waveguide. Meskipun tidak digunakan di bawah frekuensi gelombang mikro RF
karena waveguides tidak digunakan pada frekuensi rendah sebagai akibat dari ukuran yang
dibutuhkan, antena Horn mungkin sebuah bentuk yang sangat berguna dari desain antena RF untuk
digunakan pada frekuensi tinggi.
DIELEKTRIKUM
2.2 Dielektrikum
Dielektrisitas merupakan karakter tingkatan suatu bahan (dielektrikum) apabila terpolarisasi oleh
medan listrik. Dielektrikum yaitu bahan yang tidak memiliki electron bebas. Jika suatu dielektrikum
tidak dipengaruhi medan listrik, muatan positif dan negative tidak akan terpisah.
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) merupakan salah satu jenis transistor
yang memiliki impedansi mauskan (gate) sangat tinggi (Hampir tak berhingga) sehingga dengn
menggunakan MOSFET sebagai saklar elektronik, memungkinkan untuk menghubungkannya dengan
semua jenis gerbang logika. Dengan menjadikan MOSFET sebagai saklar, maka dapat digunakan
untuk mengendalikan beban dengan arus yang tinggi dan biaya yang lebih murah daripada
menggunakan transistor bipolar. Untuk membuat MOSFET sebgai saklar maka hanya menggunakan
MOSFET pada kondisi saturasi (ON) dan kondisi cut-off (OFF). Kurva Karakteristik MOSFET Wilayah
Cut-Off (MOSFET OFF) Pada daerah Cut-Off MOSFET tidak mendapatkan tegangan input (Vin = 0V)
sehingga tidak ada arus drain Id yang mengalir. Kondisi ini akan membuat tegangan Vds = Vdd.
Dengan beberapa kondisi diatas maka pada daerah cut-off ini MOSFET dikatakan OFF (Full-Off).
Kondisi cut-off ini dapat diperoleh dengan menghubungkan jalur input (gate) ke ground, sehingga
tidaka ada tegangan input yang masuk ke rangkaian saklar MOSFET. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut. Gambar Rangkaian MOSFET Sebagai Saklar Pada Kondisi Cut-Off
Karakeristik MOSFET pada daerah Cut-Off antara lain sebagai berikut. Input gate tidak mendapat
tegangan bias karena terhubung ke ground (0V) Tegangan gate lebih rendah dari tegangan treshold
(Vgs < Vth) MOSFET OFF (Fully-Off) pada daerah cut-off ini. Tidak arus drain yang mengalir pada
MOSFET Tegangan output Vout = Vds = Vdd Pada daerah cut-off MOSFET dalam kondisi open
circuit. Dengan beberapa karakteristik diatas maka dapat dikatakan bahawa MOSFET pada daerah
Cut-Off merupakan saklar terbuka dengan arus drain Id = 0 Ampere. Untuk mendapatkan kondisi
MOSFET dalam keadaan open maka tegnagan gate Vgs harus lebih rendah dari tegangan treshold
Vth dengan cara menghubungkan terminal input (gate) ke ground. Wilayah Saturasi (MOSFET ON)
Pada daerah saturasi MOSFET mendapatkan bias input (Vgs) secara maksimum sehingga arus drain
pada MOSFET juga akan maksimum dan membuat tegangan Vds = 0V. Pada kondisi saturasi ini
MOSFET dapat dikatakan dalam kondisi ON secara penuh (Fully-ON). Gambar Rangkaian MOSFET
Sebagai Saklar Pada Kondisi Saturasi Karakteristik MOSFET pada kondisi saturasi antar lain
adalah : Tegangan input gate (Vgs) tinggi Tegangan input gate (Vgs) lebih tinggi dari tegangan
treshold (Vgs>Vth) MOSFET ON (Fully-ON) pada daerah Saturasi Tegangan drain dan source ideal
(Vds) pada daerah saturasi adalah 0V (Vds = 0V) Resistansi drain dan source sangat rendah (Rds <
0,1 Ohm) Tegangan output Vout = Vds = 0,2V (Rds.Id) MOSFET dianalogikan sebagai saklar kondisi
tertutup Kondisi saturasi MOSFET dapat diperoleh dengan memberikan tegangan input gate yang
lebih tinggi dari tegangan tresholdnya dengan cara menghubungkan terminal input ke Vdd. Sehingga
MOSFET mejadi saturasi dan dapat dianalogikan sebagai saklar pada kondisi tertutup.
Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan alat semikonduktor empat lapis (PNPN) yang
menggunakan tiga kaki yaitu anoda (anode), katoda (cathode), dan gerbang (gate) dalam
operasinya. SCR adalah salah satu thyristor yang paling sering digunakan dan dapat melakukan
penyaklaran untuk arus yang besar.
Skema penghubungan rangkaian SCR yang dioperasikan dari sumber AC diperlihatkan oleh
Gambar 4. Rangkaian anoda-katoda hanya dapat di switch ON selama setengah siklus dan jika
anoda adalah positif (diberi bias maju). Dengan tombol tekan PB1 terbuka, arus gerbang tidak
mengalir sehingga rangkaian anoda-katoda bertahan OFF. Dengan menekan tombol tekan PB1
dan terus-menerus tertutup, menyebabkan rangkaian gerbang-katoda dan anoda-katoda diberi
bias maju pada waktu yang sama. Prosedur arus searah berdenyut setengah gelombang melewati
depan lampu. Ketika tombol tekan PB1 dilepaskan, arus anoda-katoda secara otomatis menutup
OFF ketika tegangan AC turun ke nol pada gelombang sinus.
Gambar 5 Aplikasi SCR sebagai kontrol output suplai daya pada motor DC
Ketika SCR dihubungkan pada sumber tegangan AC, SCR dapat juga digunakan untuk merubah
atau mengatur jumlah daya yang diberikan pada beban. Pada dasarnya SCR melakukan fungsi
yang sama seperti rheostat, tetapi SCR jauh lebih efisien. Gambar 5 menggambarkan
penggunaan SCR untuk mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber
AC.
Solid state relay berfungsi sama seperti halnya relay mekanik, dengan solid state relay kita dapat
mengendalikan beban AC maupun DC daya besar dengan sinyal logika TTL. Rangkaian solid
state relay terdiri dari 2 jenis, yaitu solid state relay DC dan solid state relay AC. Pada gambar
rangkaian dibawah merupakan skema dari rangkaian solid state relay yang digunakan untuk
jaringan AC 220V dengan daya maksimum 500 watt. Rangkaian solid state relay ini dibangun
menggunakan TRIAC BT136 sebagai saklar beban dan optocopler MOC3021 sebagai isolator.
Solid state relay pada gambar rangkaian dibawah dapat digunakan untuk mengendalikan beban
AC dengan konsumsi daya maksimal 500 watt.
Daya maksimum rangkaian solid state relay ini ditentukan oleh kapasitas menglirkan arus oleh
TRIAC Q1 BT136. Untuk membuat rangkaian solid state relay dapat dilihat gambar rangkaian
dan komponen yang digunakan sebagai berikut.
Jenis transistor
Ada dua jenis transistor standar, NPN dan PNP, dengan simbol komponen yang berbeda.
Huruf mengacu pada lapisan bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuat
transistor. Transistor yang paling sering digunakan saat ini adalah NPN karena ini adalah
jenis yang paling mudah untuk dibuat dari silikon.
Kaki-kaki transistor diberi label basis (B), kolektor (C) dan emitor (E).
Istilah-istilah ini mengacu pada operasional di internal transistor tetapi hal ini tidak banyak
membantu dalam memahami bagaimana transistor digunakan, jadi hanya
memperlakukannya sebagai label!
Darlington pair adalah dua transistor yang dihubungkan bersama untuk memberikan gain
arus yang sangat tinggi.
Selain transistor standar (bipolar junction), juga terdapat transistor efek medan yang
biasanya disebut sebagai FET (field-effect transistor) yang memiliki simbol komponen yang
berbeda
Arus Transistor
Diagram menunjukkan dua jalur arus melalui transistor. Anda dapat membangun rangkaian
ini dengan dua LED standar 5mm warna merah dan transistor NPN daya rendah jenis
apapun (BC108, BC182 atau BC548 misalnya).
Arus kecil pada Basis mengontrol arus pada kolektor yang lebih besar.
Ketika saklar ditutup arus kecil mengalir ke basis (B) pada transistor. Itu hanya cukup untuk
membuat cahaya LED B bersinar redup. Transistor memperkuat arus kecil ini untuk
memungkinkan arus besar mengalir melalui dari kolektor (C) ke emitor (E). Arus kolektor ini
cukup besar untuk membuat lampu LED C menyela dengan cerah.
Ketika saklar terbuka tidak ada arus basis yang mengalir, sehingga transistor menghentikan
arus kolektor. Sehingga kedua LED mati.
Sebuah transistor dapat menguatkan arus dan dapat juga digunakan sebagai saklar.
Ini pengaturan di mana emitor (E) adalah dalam rangkaian pengendali (arus basis) dan
dalam rangkaian yang dikontrol (arus kolektor) disebut mode emitor umum. Ini adalah
pengaturan yang paling banyak digunakan untuk transistor.
Model Fungsional Transistor NPN
Pengoperasian transistor sulit untuk dijelaskan dan dipahami dalam hal struktur internal.
Untuk itu akan lebih efektif jika menggunakan model fungsional:
Suatu arus basis IB mengalir hanya ketika tegangan VBE yang melalui sambungan
basis-emitor adalah 0,7 V atau lebih.
hFE adalah gain arus (tepatnya gain arus DC), nilai umum untuk hFE adalah 100
(tidak memiliki unit karena rasio)
Sebuah resistor sering diperlukan dalam seri dengan sambungan basis untuk
membatasi arus basis IB dan mencegah transistor rusak.
The gain arus hFE dapat sangat bervariasi, bahkan untuk transistor dari jenis yang
sama!
Ketika transistor jenuh arus kolektor Ic ditentukan oleh suplai tegangan dan
hambatan eksternal dalam rangkaian kolektor, bukan oleh gain arus transistor. Akibatnya
rasio Ic / IB untuk transistor jenuh kurang dari gain arus hFE.
Arus emitor IE = Ic + IB, tapi Ic jauh lebih besar daripada IB, kira-kira IE = Ic.
Penguat Kelas B
Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off
transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias dari
sinyal input yang masuk. Penguat kelas B akan berada
dalam kondisi OFF jika tidak ada signal input oleh
karena itu maka penguat kelas B ini mempunyai efesinsi
tinggi tetapi tidak dapat bekerja jika tegangan input
kurang dari 0,6 Volt. Hal inilah yang menyebabkan
signal cacat (distorsi). Karena bekerja pada level
tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt), maka
penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir
audio. Penguat kelas B ini dalam aplikasinya
menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun
oleh dua transistor.
Pengaut Kelas C
Titik kerja penguat kelas C berada di daerah Cut-Off
transistor (mirip dengan penguat kelas B) tetapi hanya
membutuhkan satu transistor untuk bekerja normal.
Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan signal pada
satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak (peak to
peak) signal saja. Penguat ini tidak memerlukan
fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja sinyal
dan tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas
C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Untuk
membantu kerja biasanya sering ditambahkan sebuah
rangkaian resonator LC yang terdiri dari induktor dan
condensator. Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang
tinggi sampai 100 % namun dengan fidelitas yang
rendah.
Transistor secara umum dibagi menjadi 2 macam yaitu PNP dan NPN
>>Tansistor NPN
Prinsip kerja dari transistor NPN adalah: arus akan mengalir dari kolektor ke emitor jika basisnya
dihubungkan ke ground (negatif). Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil daripada arus
yang mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis
dipasang sebuah resistor.
>>Tansistor PNP
Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari emitter menuju ke kolektor jika
pada pin basis dihubungkan ke sumber tegangan ( diberi logika 1). Arus yang mengalir ke basis
harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab itu maka ada
baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor.
Persamaan
Sebenarnya antara UTP, STP( Shielded Twisted Pair) dan
SSTP (Screened Shielded Twisted Pair) memiliki
kesamaan dari jenis kabelnya, yaitu sama-sama terdiri
atas 4 pasang kabel yang terdiri atas warna putih
orange, orange, putih hijau, hijau, putih biru, biru dan
putih coklat, coklat.
Perbedaan UTP Dan STP
Fisik
Biaya
Pertimbangan
d)
Gunakan