Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
GANGGUAN KESADARAN
Disusun Oleh :
Inneke Rachmawaty Syam
2011-11-071
BAB I
PENDAHULUAN
anamnesis, fisik dan mental yang cermat, kita dapat menentukan diagnosis, dan
pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan.
1.1.1
Tujuan Umum
untuk memberikan informasi mengenai cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan status
mental pada pasien penderita gangguan kejiwaan.
1.1.2
Tujuan Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TINGKAT KESADARAN
Kesadaran mempunyai arti yang luas,kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan
yang mencerminkan pengintegrasian impuls eferen dan aferen. Keseluruhan dari
impuls aferen dapat disebut input susunan saraf pusat dan keseluruhan dari impuls
eferen dapat disebut output susunan saraf pusat.
Kesadaran yang sehat dan adekuat dikenal sebagai kewaspadaan, yaitu aksi dan reaksi
terhadap apa yang diserap (dilihat, didengar, dihidu, dikecap. Dan sterusnya ) bersifat
sesuai dan tepat. Keadaan ketika aksi sama sekali tidak dibalas dengan reaksi dikenal
sebagai koma. Kesadaran yang terganggu dapat menonjolkan kedua seginya, yaitu
unsure tingkat dan unsure kualitasnya.Suatu ilustrasi perbedaan tingkat dan kualitas
kesadaran ketika seorang klien yang sakit tidak dapat mengenal lagi orang-orang yang
biasanya bergaul akrab dengan dia. Orang awam menamakan keadaan itu tidak
sadar atau pikiran kacau. Apa yang dimaksud dengan istilah itu adalah kualitas
kesaradarannya terganggu. Dalam hal ini, klien tidak menunjukkan gangguan tingkat
kesaradan, oleh karena apabila perawat memberi stimuli klien akan memberikan
respons dengan perubahan ekspresi nyeri atau klien akan menarik bagian yang
diberikan stimuli untuk menghindarinya.
Kualitas kesadaran yang menurun tidak senantiasa menurunkan juga tingkat
kesadaran. Tetapi tingkat kesadaran yang menurun senantiasa menggangu kualitas
kesadaran. Oleh karena itu fungsi mental yang ditandai oleh berbagai macam kualitas
kesadaran sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran.
Pengertian kualitas dan tingkat kesadaran dapat diartikan bahwa jumlah (kuantitas)
input susunan saraf pusat menentukan tingkat kesadaran. Cara pengolahan input itu
yang melahirkan pola-pola output susunan saraf pusat menentukan kualitas kesadaran.
Input susunan saraf pusat dapat dibedakan menjadi input yang bersifat spesifik dan
yang bersifat nonspesifik.Pengertian spesifik itu merujuk kepada perjalanan impuls
aferen yang khas dan kesadaran yang dilahirkan oleh impuls aferen itu yang khas itu
juga. Hal ini berlaku bagi semua lintasan yang menghubungkan suatu titik pada tubuh
dengan suatu titik di daerah korteks perseptif primer. Oleh karena itu penghantaran
impuls spesifik itu dikenal sebagai penghantaran impuls aferen dari titik ke titik.
Setibanya impuls aferens spesifik ditingkat korteks terciptalah suatu kesadaran akan
suatu modalitas perasaan, yaitu perasaan nyeri di kaki atau di wajah atau suatu
penglihatan penciuman atau pendengaran tertentu.
Pengertian input yang bersifat nonspesifik itu adalah sebagian dari impuls aferen
spesifik yang disalurkan melalui lintasan aferen nonspesifik. Lintasan ini terdiri atas
serangkaian neuron-neuron di substansia medulla spinalis dan batang otak yang
menyalurkan impuls aferen ke thalamus yaitu ke inti intralaminaris.Impuls aferen
spesifik sebagian disalurkan melalui kolateralnya ke rangkaian neuron-neuron
substansia metikularis dan impuls aferen itu selanjutnya bersifat nonspesifik oleh
karena cara penyalurannya ke thalamus berlangsung secara multisinaptik, unilateral,
dan bilateral dan setibanya di nucleus intralaminaris akan membangkitkan inti
tersebut untuk memancar impuls yang menggiatkan seluruh korteks secara divus dan
bilateral. Lintasan aferen yang nonspesifik itu lebih dikenal sebagai diffuse
ascending reticular system.
Dengan adanya dua lintasan aferen itu, maka terbentuk penghantaran aferen yang
pada prinsipnya berbeda. Lintasan spesifik (jaras spino-talamik, lemniskus medialis,
jaras genikolo-kalkarina dsb) menghantarkan impuls dari satu alat reseptor ke satu
titik pada korteks perseptif primer. Sebaliknya, lintasan aferen nonspesifik
menghantarkan setiap impuls dari titik manapun dari tubuh ke titik-titik dibagian
seluruh korteks serebri.
Neuron-neuron diseluruh korteks serebri yang dibangkitkan oleh impuls aferen
nonspesifik disebut Neuron Pengemban Kewaspadaan, oleh karena bergantung
pada jumlah neuron-neuron tersebut yang aktif, maka derajat kesadaran bisa tinggi
atau rendah. Aktivasi neuron-neuron tersebut dilakukan oleh neuron-neuron yang
menyusun inti talamik yang disebut Nukleus Intralaminaris. Apabila terjadi
gangguan sehingga kesadaran menurun sampai tingkat yang terendah, maka koma
yang dihadapi dapat terjadi karena neuron pengemban kewaspadaan sama sekali tidak
berfungsi disebut Koma Kortikal Bihemisferik atau oleh karena neuron pembangkit
kewaspadaan tidak berdaya untuk mengaktifkan neuron pengemban kewaspadaan
disebut Koma Diensefalik yang dapat bersifat Supratentorial atau Infratentorial.
Kualitas kesadaran klien merupakan parameter yang paling mendasar dan penting
yang membutuhkan pengkajian. Tingkat keterjagaan klien dan respons terhadap
lingkungan adalah indicator paling sensitive untuk disfungsi system persarafan.
Beberapa system digunakan untuk membuat peringkat perubahan dalam kewaspadaan
dan keterjagaan. Istilah-istilah seperti letargi, stupor, dan semikomatosa adalah istilah
yang umum digunakan dalam berbagai area.
Untuk melihat lebih jauh penilaian status mental bagi perawat terdapat pada table
PENILAIAN
Perhatian
Daya ingat
Perasaan (efektif)
Bahasa
Pikiran
Persepsi
RESPONS
Rentang perhatian ke depan dan ke belakang
- Jangka pendek: mengingat kembali tiga item setelah 5 menit
- Jangka panjang : mengingat nama depan ibunya, mengingat kembali menu makana
sebelumnya.
- Amati suasana hati yang tercermin pada tubuh, ekspresi tubuh
- Deskripsi verbal efektif
- Verbal kongruen, indicator tubuh tentang suasana hati.
- Isi dan kualitas ucapan spontan
- Menyebutkan benda-benda yang umum, bagian-bagian dari suatu benda
- Pengulangan kalimat
- Kemampuan untuk membaca dan menjelaskan pesan-pesan singkat pada surat kab
- Kemampuan menulis secara spontan, di-dikte.
- Informasi dasar (misalnya presiden terbaru, 3 presiden terdahulu)
- Pengetahuan tentang kejadian-kejadian baru.
- Orientasi terhadap orang tempat dan waktu.
- Menghitung : menambahkan dua angka, mengurangi 100 dengan 7.
- Menyalin gambar : persegi, tanda silang, kubus, tiga dimensi.
- Menggambar bentuk jam membuat peta ruangan.
- Menunjuk ke sisi kanan dan kiri tubuh.
- Memperagakan : mengenakan jaket, meniup peluit, menggunakan sikat gigi.
Bicara
Orientasi
Pertimbangan
Abstraksi
Kosakata
Respon emosional
Daya ingat
Berhitung
Pengenalan benda
Abstraksi adalah suatu fungsi luhur serebral yang memerlukan pemahaman dan
pertimbangan. Peribahasa lazim dipakai untuk menguji penalaran abstraksi. Pasien
dengan kelainan penalaran abstrak mungkin menafsirkan peribahasa dengan memakai
tafsiran konkrit. Respon konkrit lazim dijumpai pada pasien dengan retardasi mental
atau dengan kegagalan otak. Pasien skizofrenia sering menjawab dengan penafsiran
konkrit, tetapi penilaian yang aneh juga lazim dijumpai. Cara lain untuk memeriksa
penalaran abstrak adalah dengan menanyakan kepada pasien bagaimana sepasang
benda serupa atau tidak serupa.
Pasien diminta untuk menutup matanya dan satu lubang hidung ketika pemeriksa
mendekat zat penguji kelubang hidung lainnya.pasien diminta untuk menghirup zat
penguji itu. Zat penguji itu harus mudah mengguap dan tidak mengiritasi,seperti
cenggkeh,vanila bean,kopi yang baru digiling,atau lavender.
sensorik
meskipun
ada
sensasi
primer
yang
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kualitas kesadaran yang menurun tidak senantiasa menurunkan juga tingkat
kesadaran. Tetapi tingkat kesadaran yang menurun senantiasa menggangu kualitas
kesadaran. Oleh karena itu fungsi mental yang ditandai oleh berbagai macam kualitas
kesadaran sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran.
Status mental merupakan keadaan kejiwaan yang dimiliki seseorang.
Pemeriksaan status mental seseorang harus dinilai dari berbagai aspek yang
ditentukan, tidak bisa hanya melihat dari satu penilaian saja.
3.2 SARAN
- bagi perawat dalam melakukan pemeriksaan harus menggunakan ketelitian
- Serta dalam pemeriksaan status mental perawat harus menggunakan prosedur
pengkajian yang telah biasa diterapkan kepada pasien yang mengalami gangguan
mental.