Vous êtes sur la page 1sur 4

ANALISIS PEWILAYAHAN KOMODITAS

1. Seleksi Komoditas
Seleksi komoditas dilakukan untuk mendapatkan alternatif komoditas yang sesuai dikembangkan di suatu
wilayah dengan lngkungan tumbuh tertentu. Inventarisasi dimulai dari jenis- jenis komoditas yang banyak
diusahakan oleh rakyat, kemudian baru melibatkan jenis-jenis komoditas yang belum dikenal. Kriteria yang
digunakan sebagai dasar seleksi tertumpu pada segi agroteknologinya untuk dikembangkan lebih lanjut
serta potensi pasarnya baik domestik maupun ekspor, nilai tambah ekonomi bagi petani serta dampaknya
terhadap kesempatan kerja dan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Dari seleksi ini akan didapatkan
beberapa komoditas terpilih baik berupa tanaman pangan, perkebunan, maupun tanaman hortikultura.

2. Analisis Budidaya dan Pengkajian Kelayakan Usaha


Uraian tentang teknik budidaya meliputi persiapan tanam, pemeliharaan pertanaman, sampai dengan
pemungutan hasil. Berdasarkan pada teknologi budidaya yang diterapkan di lapang saat ini, dengan
penyesuaian seperti yang dianjurkan oleh lembaga penelitian. Selain itu pemilihan teknologi terutama
didasarkan pada kemampuan produsen, baik dari segi managerial maupun parsialnya. Pertimbanagn yang
sama juga berlaku bagi industri pengolahan dengan mempertimbangkan skala yang memadai dan kemungkinan tersedianya bahan baku. Modal usahatani maupun industri pengolahan diasumsikan berasal dari
sistem perbankan formal, sehingga tingkat bunga harus disesuaikan.
Lama analisis keuangan atau finansial yang dilakukan akan bervariasi disesuaikan selama satu siklus umur
tanaman dengan lausan satu hektar. Untuk mengetahui tingkat kelayakan usahanya digunakan beberap[a
tolok ukur yaitu pendapatan B/C, MPV dan IRR, kecuali untuk tanaman semusim digunakan pendapatn dan
R/C.

STRATEGI PENANGANAN SISTEM AGRIKOMAN


Sebagaimana dijelaskan dalam bagian sebelumnya, penyusunan konsep penanganan Sistem Agribisnis
Komoditas Andalan dilandasi dengan pendekatan "Agrosistem" dengan tiga aspek utamanya, yaitu aspek
teknis-teknologi (termasuk pertimbangan bio-fisik), aspek ekonomi-bisnis, dan aspek sosial-budaya
(termasuk kelembagaan penunjang).
1. Penetapan Komoditas Unggulan
Suatu tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik di suatu lahan pertanian apabila kondisi lahan
tersebut memenuhi syarat. Masing-masing daerah mempunyai ciri khusus tentang macam komoditi yang
dikembangkan. Selain kondisi lingkungan yang sesuai tentunya pengembangan komoditi juga harus
mempertimbangkan tingkat keuntungan yang dapat dipetik. Kepentingan ini dapat direncanakan sejak dini,
misalnya dengan membuat peta wilayah komoditi pada masing-masing daerah yang akan dikembangkan.
Untuk menentukan peta wilayah komoditi dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu :

(a). Pendekatan ekonomi wilayah


Pendekatan ini dilakukan dengan cara menentukan jenis tanaman yang secara ekonomi layak untuk
dikembangkan dan dibudidayakan. Pewilayahan tanaman yang dilakukan berdasar kepada keuntungan atau
nilai tambah yang diterima petani dalam upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan kata lain
tanaman tersebut menguntungkan petani apabila dibudidayakan. Analisis ini diperoleh dari selisih antara
investasi yang ditanam dari usaha tersebut dengan hasil yang diperoleh. Dari sektor-sektor usaha yang
berkembang di masyarakat akan terpilih beberapa sektor dominan yang layak untuk ditangani lebih serius,
karena memberikan prospek baik.
Berdasarkan pendekatan ini dari seluruh sektor yang ada di masyarakat yaitu , tanaman pangan dan
hortikultura, tanaman perkebunan, tanaman hutan, peternakan, industri,perdagangan, angkutan, jasa ,
tambang, ada lima sektor yang berperan dan sangat menentukan tingkat pendapatan perkapita petani
meliputi ; sektor peternakan, industri, pertanian tanaman pangan dan hortikultura, tanaman perkebunan
serta tanaman hutan. Dari lima sektor tersebut, masing-masing daerah mempunyai prioritas yang berbedabeda. Ini dikarenakan adanya perbedaan daya dukung lahan serta alam di lokasi tiap-tiap wilayah. Di
Wilayah pedesaan biasanya terdapat dua sektor paling doniman memberikan sumbangan terbesar bagi
pendapatan petani yaitu sektor pertanian tanaman dan subsektor peternakan. Dua sektor tersebut masingmasing memberi sumbangan sebesar 60-80 % dan 20-40% dari pendapatan petani. Dari hasil pengamatan
didapatkan jenis komoditi yang secara ekonomi berkembang di masyarakat dan banyak diusahakan oleh
petani sebagai tumpuhan hidup mereka, baik tanaman pangan dan hortiukltura maupun tanaman
perkebunan; diantaranya : padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, cabe, kelapa dan kapok
randu. Sedang di sektor peternakan nampaknya kambing dan sapi lokal merupakan primadona peternakan
yang perlu mendapatkan perhatian lebih serius.

(b).Pendekatan Ekologi Wilayah


Pendekatan ini didasarkan pada kesesuaian komoditi pertanian untuk dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik di suatu daerah. Untuk menentukan jenis komoditi yang mampu berkembang, selain berdasar
kepada komoditi yang sudah ada tidak menutup kemungkinan mengembangkan jenis komoditi yang secara
ekologis sesuai. Penentuan jenis komoditi yang sesuai untuk dikembangkan di suatu wilayah dilakukan
dengan cara pendekatan secara ekologis yaitu dengan cara melihat syarat tumbuh bagi masing-masing
komoditi dan juga melihat kondisi wilayahnya.
Dari kedua faktor ekologis yang berperan menetukan tingkat kesesuaian lahan yaitu konsidi wilayah dan
syarat tumbuh yang dibutuhkan setiap komoditi, akan diperoleh informasi tentang jenis komoditi yang
secara ekologis sesuai untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil pengamatan secara ekologis jenis komoditi
yang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi lahan di Kecamatan Kedungdung meliputi : padi, jagung, ubi
kayu, ubi jalar, cabe, kelapa, mangga, rambutan, melinjo , jeruk, jambu mete dan kapok randu. Dengan
diketahuinya jenis komoditi yang secara ekomonis lebih menguntungkan atau lebih menguntungkan diantara
komoditi lain yang sudah ada dan secara ekologis daerah tersebut sesuai (baik syarat tumbuh maupun
kondisi wilayah bersangkutan), maka komoditi-komoditi tersebut perlu segera dikembangkan.

2. Organisasi dan Kelembagaan

Untuk memperlancar program pengembangan Sistem AGRIKOMAN yang sudah terencana, setelah
diketahuinya komoditi andalan yang akan dekembangkan, diperlukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan. Paket pengembangan program harus tersusun secara sistematis sehingga tahapan pelaksanaan
dapat berjalan dengan baik, mulai dari persiapan sampai usaha tersebut menghasilkan sesuatu.

(a). Penentuan Kelompok Sasaran (POKSAR)


Program pengembangan ini tentunya diproiritaskan bagi petani yang kurang mampu, dengan harapan dapat
meningkatkan kesejahteraan petani kecil. Dasar pertimbangannya adalah bahwa petani tersebut biasanya
kurang berani mengambil resiko kegagalan dan menanamkan modal untuk usaha yang belum pernah
ditekuni. Disamping itu petani tersebut kurang mampu untuk mencari modal yang cukup besar untuk
usahataninya.
Penentuan kelompok sasaran ini dilakukan dengan cara seleksi yang mendasarkan kepada beberapa kriteria
yang dapat digunakan sebagai tolok ukur taraf hidup petani. Kriteria pemilihan berpedoman kepada
beberapa fasilitas sarana fisik yang dimiliki seperti, pemilikan ternak, alat transport, luas lahan, rumah serta
status pekerjaan. Apabila petani tersebut lolos dari persyaratan minimal yang diajukan maka tidak
memenuhi syarat sebagai petani kurang mampu, sehingga tidak mendapatkan prioritas bantuan dan
sebaliknya.
Berdasarkan kenyataan bahwa suatu usaha adalah suatu investasi bisnis, maka prinsip kelayakan usaha
juga harus menjadi pertimbangan. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
(1). Kelayakan Usaha Berdasarkan Finansial, meliputi: Comparative advantage, enterprise choice cabang
usaha, Opportunity cost, dan Economic of scale.
(2). Kelayakan Usaha Berdasarkan Managerial, meliputi : Sistem pengorganisasian, model kredit begulir,
model pembinaan, model pelunasan pinjaman, sistem keterkaitan dengan mitra usaha, dll.
(3). Kelayakan Usaha Berdasarkan Sosial, meliputi : respon masyarakat, Partisipasi, dan daya jangkau
kebutuhan masyarakat.

(b). Penyuluhan
Mengingat tingkat pengetahuan petani lahan kering di wilayah pedesaan miskin sangat terbatas, khususnya
mengenai hal- hal yang mesih dianggap baru, maka petani harus diperkenalkan dengan teknologi budidaya
tanaman tersebut. Pengenalan IPTEK baru ini meliputi beberapa aspek baik teknis maupun non teknis. Halhal yang bersifat teknis misalnya teknologi budidaya yang perlu diperhatikan mulai dari penyediaan bibit
atau bahan tanam, pemupukan, pemeliharaan tanaman sampai kepada pasca panennya. Hal yang bersifat
noon teknis misalnya manfaat tanaman bagi peningkatan pendapatan, prospek tanaman untuk memenuhi
kebutuhan pasar lokal maupun peluangnya untuk ekspor dan sebagainya. Dengan demikian petani akan
terbuka wawasannya dan mempunyai minat besar untuk mengembangkan komoditi tersebut.

(c). Penyediaan bahan tanam/Bibit


Salah satu aspek yang menentukan berhasil tidaknya suatu usahatani adalah tersedianya bahan tanam baik
berupa bibit maupun benih. Kesalahan dalam memilih bahan tanam tersebut banyak yang mengakibatkan
kerugian yang membawa akibat fatal bagi petani. Sebagai contoh, kalau seandainya petani ingin menanam
kelapa, sementara mereka tidak memperhatikan bibit yang digunakan sebagai bahan tanam, maka
kesalahan penggunaan bibit ini akan baru dirasakan setelah menunggu selama 5 - 7 tahun berikutnya.
Sehingga petani disamping rugi dengan biaya yang dikeluarkan, juga akan rugi waktu. Karena mereka
bersusah payah menunggu sampai bertahun-tahun akhirnya tanaman yang diusahakan tidak memuaskan.

Vous aimerez peut-être aussi