Vous êtes sur la page 1sur 2

KORELASI STRUKTUR DAN KOMPOSISI KOMUNITAS FORAMINIFERA

BENTONIK PADA ERA PENERAPAN SPTBL DI SUMBAWA


Bayu Awifan Dwijaya1, Ardo Ramdhani1 & Ricky Rositasari2
Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto1
Pusat Penelitian Oseanografi (P2O-LIPI), Jakarta2
Email : bayu.goldha@gmail.com

Nusa Tenggara Barat dikenal sebagai tempat bahan galian mineral yang sangat besar
meliputi tembaga dan emas serta menghasilkan ampas (tailing) sebagai dampaknya. Baru-baru ini
ampas tersebut ditempatkan pada perairan sekitar 3,25km dari lepas pantai dengan menggunakan
sistem penempatan tailing bawah laut (SPTBL). Ampas ini dapat berpindah ke daerah pesisir
(Suryani, 2003), akibat adanya pengadukan oleh arus laut yang disebut up welling sehingga
memungkinan terjadi pencemaran sedimentasi. Pengambilan sampel dan pengamatan sampel
dilakukan di Perairan Laut Sumbawa dan Pusat Penelitian Oseanografi. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan box core sampler. Sampel sedimen permukaan diambil dengan
kedalaman dibawah permukaan laut yang bervariasi, sampel tersebut juga diambil dengan
mempertimbangkan variasi dari jarak pembuangan SPTBL. Sampel diperlakukan dengan metode
saringan basah. Penggunaan foraminifera bentonik sebagai bioindikator lebih efektif dalam
pemantauan lingkungan dengan pertimbangan nilai ekologi. Indeks keanekaragaman menurut
Shannon menunjukan keanekaragaman tinggi, nilai terendah 1,22 pada stasiun 10 dan nilai tertinggi
2,597 pada stasiun 2 terhadap foraminifera bentonik. Indeks Dominansi menurut Simpson
memperlihatkan nilai rata-rata yang rendah karena mendekati 0. Nilai Keanekaragaman dan
dominansi tersebut menunjukan keadaan lingkungan moderate hingga baik. Indeks Produktivitas
Foraminifera Bentonik menunjukan hampir semua stasiun bernilai moderate hingga baik kecuali
stasiun 3 yang terindikasi rendah karena berada pada jalur tedepan pada SPTBL. Distribusi
foraminifera diuji menggunakan analisis cluster dan analisis

korespondensi kanonik.

Pengelompokan yang terjadi memperlihatkan adanya distribusi spasial karena topografi dasar laut
dan arah SPTBL yang diduga mempengaruhi hal tersebut, dimana hasil kanonik korespondensi
analisis menunjukan jarak dan kedalaman sebagai variabel yang berpengaruh terhadap distribusi
dan nilai ekologi foraminifera.
Keyword : distribusi, foraminifera bentonik, nilai ekologi, SPTBL

Vous aimerez peut-être aussi