Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Saluran Pernafasan
Paru-paru mempunyai sumbe suplai darah dari Arteria Bronkialis dan
Arteria pulmonalis. Arteria Bronkialis berasal dari Aorta torakalis dan
berjalan sepanjang dinding posterior bronkus. Vena bronchialis yang besar
mengalirkan darahnya ke dalam sistem azigos, yang kemudian bermuara ke
vena cava superior dan mengembalikan darah ke atrium kanan. Vena
brochialis yang lebih kecil akan mengalirkan darah vena pulmonalis, karena
sirkulasi bronchial tidak berperanan pada pertukaran gas, darah yang tidak
teroksigenasi mengalami pirau sekitar 2-3% curah jantung. Sirkulasi
bronchial menyediakan darah teroksigenisasi dari sirkulasi sistemik dan
berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru-paru.
Arteri Pulmonalis yang berasal dari ventrikel kanan mengalirkan
darah vena campuran ke paru-paru dimana darah tersebut mengambil bagian
dalam pertukaran gas. Jalinan kapiler paru-paru yang halus mengitari dan
menutup alveolus, merupakan kontak erat yang diperlukan untuk proses
pertukaran gas antara alveolus dan darah. Darah yang teroksigenasi kemudian
dikembalikan melalui vena pulmonalis ke ventrikel kiri yang selanjutnya
membagikannya kepada sel-sel melalui sirkulasi sistemik.
paru. alveoli. termasuk PPOK. Penyakit paru lain adalah penyakit paru
intersisial dan gangguan pernapasan saat tidur.
E. Patofisiologi Kor Pulmonal Kronik
Penyakit paru kronis akan mengakibatkan: (1) Berkurangnya vascular
bed paru. dapat disebabkan olch semakin (erdesaknya pemhuluh darah oleh
paru yang mengembang atau kerusakan paru: (2) Asidosis dan hiperkapnia:
(3) Hipoksia alveolar, yang akan merangsang vasokonstriksi pemhuluh paru:
(4) Polisitemia dan hiperviskositas darah. Ke empat kelainan ini akan
menyebabkan timbulnya hipertensi pulmonal (perjalanan lambat). Dalam
jangka panjang akan mengakihatkan hipertroti dan dilatasi ventrikel kanan
dan
kemudian
akan
berlanjut
menjadi
gagal
jantung
kanan.
F. Gejala Klinis
Tingkat klinis kor pulmonal dimulai PPOK kemudian PPOK dengan
hipertensi pulmonal dan akhirnya menjadi PPOK dengan
hipertensi
pulmonal seria gagal jantung kanan. Perlu dilakukan anamnesis yang teliti
ada tidaknya penyakit paru yang mendasari dan jenis kelainan paru seperti
batuk kronik yang produktif, sesak nafas waktu beraktifitas, nafas yang
berbunyi, mudah fatig kelemahan.
Pada fase awal berupa pembesaran ventrikel kanan, tidak menimbulkan
keluhan jadi lebih banyak keluhan akibat penyakit parunya. Keluhan akibat
pembesaran ventrikel kanan baru timbul bila sudah ada gagal jantung kanan
misalnya edema dan nyeri parut kanan atas. Infeksi paru sering mencetuskan
gagal jantung, hipersekresi branchus, edema alveolar, serta bronkospasme
yang menurunkan ventilasi paru lalu timbul gagal jantung kanan.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan sianosis, jari tabuh, peningkatan
tekanan vena jugularis, heaving ventrikel kanan atau irama derap, pulsasi
menonjol di sternum bagian bawah atau epigastrium (parasternal lift),
pembesaran hepar dan nyeri tekan, ascites, edema.
PPOK;
asidosis
dan
hiperkapnia.
hipoksia.
polisitemia
dan
perneriksaan
foto
toraks.
elektrokardiografi
(EKG)
Perikarditis konstriktifa
dapat dibedakan dengan test fungsi paru dan analisa gas darah
I.
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan kor putmonal pada PPOK ditinjau dan aspek jantung
sama dengan pengobatan kor pulmonal pada umumnya untuk: (1)
Mengoptimalkan efisiensi pertukaran gas: (2) Menurunkan hipertensi
pulmonal: (3) Meningkatkan kelangsungan hidup: (4) Pengobatan penyakit
dasar dan komplikasinya. Pengohatan kor pulmonal dan aspek jantung
bertujuan untuk menurunkan hipertensi pulmonal. Pengobatan gagal jantung
kanan dan meningkatkan kelangsungan hidup. Untuk tujuan tersebut
pengobatan yang dapat dilaksanakan diawali dengan menghentikan merokok
serta tatalaksana lanjut adalah sebagai berikut:
TERAPI OKSIGEN
Mekanisme bagaimana lerapi oksigen dapat meningkatkan kelangsungan
hidup belum diketahui. Ditemukan 2 hipotesis: (1 Terapi Oksigen mengurangi
vasokonstriksi dan menurunkan resistensi vasku lar paru yang kemudian
meningkatkan isi sekuncup ventrikel kanan; (2) Terapi oksigen meningkatkan
kadar oksigen arien dan meningkatkan hantaran oksigen kejantung. otak dan
organ vital lain. Pernakaian oksigen secara kontinu selama I 2jam (National
Institute of Health/NIH. Amerika); IS jam (British Medical Research
Council / MRC dan 24 jam (NIH) meningkatkan kelangsungan hidup
dibandingkan dengan pasien tanpa terapi oksigen. Indikasi terapi Oksigen (di
rumah) adalab: (a) Pa02 55 mmHg atau Sa02 88%; (b) Pa02 55-59 mmHg
disertai salah saw dan: (b. 1) Edema disebabkan gagal jantung kanan: (b.2) P
pulrnonal pada EKG: (b.3) Ertrositosis hematokrit > 56 %.)
VASODILATOR
DIGITALIS
Digitalis hanya digunakan pada pasien kor pulmonal bila disertai gagal
jantung kiri. Digitalis tidak terbukti meningkatkan fungsi ventrikel kanan
pada pasien kor pulmonal dengan fungsi ventnikel kin normal, hanya pada
pasien kor pulmonal dengan fungsi ventrikel kin yang menurunkan digoksin
bisa meningkatkan iungsi ventrikel kanan. Di samping tu pengobatan dengan
digitalis menunjukkan peningkatkan terjadinya komplikasi aritmia.
DIURETIKA
FLEBOTOMI
ANTIKOAGULAN
J.
Prognosis