Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infertilitas atau kemandulan merupakan salah satu masalah kesehatan
reproduksi yang sering berkembang menjadi masalah sosial karena pihak istri
selalu dianggap sebagai
dalam sebuah
pernikahan yang ada. Mereka beranggapan bahwa peran mereka sebagai orang
tua tidak sempurna tanpa kehadiran seorang anak dalam kehidupan
perkawinannya. Pada umumnya faktor-faktor organic atau fisiologik yang
menjadi sebab. Akan tetapi, sekarang telah menjadi pendapat umum bahwa
ketidakseimbangan jiwa dan ketakutan yang berlebihan (emotional stress)
dapat pula menurunkan kesuburan wanita (Prawirohardjo, 2005).
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja, seperti
dikemukakan bahwa suami sebaiknya diperiksa
lebih
dahulu
dan
dinyatakan sehat jasmani dan rohani, karena kehamilan dapat terjadi apabila
suami benar-benar sehat dan kemampuan menunaikan
tugas dengan
baik,
suami menyumbang 40% dari angka kejadian infertil, sedangkan sisanya ada
pada istri. Pada wanita dikemukakan beberapa sebab infertilitas idiopatik,
49
artinya semua keadaan fisik dan reproduksinya baik tetapi pasangan tersebut
belum dapat hamil (Manuaba, 1999).
Pendidikan agama yang terlampau kolot, yang menganggap segala
yang berhubungan dengan seks itu tabu dan prifasi sehingga tidak layak untuk
dibicarakan (Prawirohardjo, 2005).
Pasangan suami istri yang mengalami gangguan kesuburan pada tingkat
dunia mencapai
ternyata fertilitas
menurun setelah usia 35 tahun, kejadian infertilitas pada wanita umur 16-20
tahun sebesar 4,5%, umur 35-40 tahun 31,3% dan umur lebih dari 40 tahun
sebesar 70% (Infertilitas, 2008)
Di Indonesia Infertilitas masih menjadi permasalahan bagi 15%
pasangan suami istri. Faktor infertilitas pria memegang peranan 50% dari
keseluruhan kasus. Dan dari keseluruhan kasus tersebut, dinyatakan bahwa
5% disebabkan oleh kualitas sperma yang tidak baik
dan berkurangnya
berasal dari pihak istri, 43,01% dari pihak suami dan 7,34% dari keduanya
hasil penelitian menunjukkan bahwa infertilitas paling banyak diderita oleh
perempuan dan paling banyak ditemukan kasus infertilitas primer sebanyak
90,32%. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa angka kejadian
infertilitas masih tinggi, serta pentingnya pengetahuan dan sikap pasutri
tentang kesehatan reproduksi khususnya infertilitas. Melihat fenomena di atas,
49
49
f.
g.
h.
i.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Menilai/mengevaluasi sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam
memahami ilmu yang telah diberikan khususnya dalam melaksanakan
proses keperawatan dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya
terutama yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada gangguan
2.
memberikan
bronchopnemonia
asuhan
serta
keperawatan
dalam
melakukan
pada
pasien
dengan
pendokumentasian
dan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung
49
2.
teratur
dan
dihadapkan
49
kepada
kemungkinan
C. Etiologi Infertilitas
1.
a. Faktor penyakit
i. Endometriosisadalah jaringan endometrium yang semestinya
berada di lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium)
terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di
lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut
juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung telur, saluran
telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit
endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul
terutama pada saat haid dan berhubungan intim, serta -tentu sajainfertilitas.
ii. Infeksi Panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran
reproduksi wanita bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran
49
49
manusia.Terdapat
berbagai
macam
jenis
kista,
dan
49
(immunologis)
49
iii. Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi
(saluran telur) Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat
lendir yang dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi
lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat.
Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di
dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur
matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan hormon
prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah
gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur
bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam
saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur.
Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis,
radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakit
infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia.Kelainan pada uterus,
misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu
pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang
menyebabkan
terjadinya
gangguan
suplai
darah
untuk
49
49
terganggu
serta
mempengaruhi
spermatogenesis
dan
49
49
49
abnormalitas
spermatogenesis.
Terjadinya
ejakulasi
49
E. PATHWAY INFERTILITAS
Pada Pria
Pada Wanita
Disfungsi
Hipotalamus dan
Hipofisis, Gaya
hidup, Terpapar
Radiasi, Toksik
Mempengaruhi Hormon
dalam tubuh (Produksi
Hormon tidakFSH
seimbang)
Pembentukan
dan
LH
Fungsi
Testis
Produksi
sperma
Abnormalitas Serviks
Mempengaruhi proses
pemasukkan
sperma
Bentuk
sperma
menjadi
abnormal
Ketidakseimbangan
Hormonal
Obstruk
si
Duktus
Inflamasi
&
Tubulus
MK :
Resiko
Infeksi
MK:
Ansietas
aberasi genetic
Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara
49
MK : Ansietas
Ketidakma
mpuan
untuk
Koitus/
Ejakulasi
Mempeng
aruhi
faktor
psikologis
Cemas
MK : HDR
Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat
b. Pria
- Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan
-
tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
Hipertiroidisme dan hipotiroid
Tumor hipofisis atau prolactinoma
Disfungsi ereksi berat
Ejakulasi retrograt
Hypo/epispadia
Mikropenis
Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas
sperma)
Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
Abnormalitas cairan semen
G. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fisik
a. Hirsutisme diukur dengan skala Ferriman dan Gallway, jerawat
b. Pembesaran kel. Tiroid
c. Galaktorea
d. Inspeksi lendir serviks ditunjukkan dengan kualitas mucus
e. PDV untuk menunjukkan adanya tumor uterus / adneksa
b. Pemeriksaan penunjang
a. Analisis Sperma :
Jumlah > 20 juta/ml
Morfologi > 40 %
Motilitas > 60 %
49
b. Deteksi ovulasi :
Anamnesis siklus menstruasi, 90 % siklus menstrusi teratur :siklus
ovulatoar
Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 - 1oC setelah
ovulasi : Bifasik
Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi :
lendir serviks encer, daya membenang lebih panjang, pembentukan
gambaran daun pakis dan terjadi Estradiol meningkat
c. Biopsi Endometrium
Beberapa hari menjelang haid , Endometrium fase sekresi :
siklus
ovulatoar,
Endometrium
fase
proliferasi/gambaran,
49
(gas CO2)
g. Pemeriksaan pelvis ultrasound
Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk
identifikasi kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta
informasi kehamilan intra uterin.
h. Uji paska sanggama (UPS)
Syarat :
Pemeriksaan Lendir serviks + 6 - 10 jam paska sanggama.
Waktu sanggama sekitar ovulasi, bentuk lendir normal setelah kering
terlihat seperti daun pakis.
Menilai :
Reseptifitas dan kemampuan sperma untuk hidup pada lendir
serviks. Penilaian UPS : Baik : > 10 sperma / LPB
Analisa semen.
-
Parameter
49
Ph 7,2 7,8.
Volume 2-5 ml
i. Laparoskopi :
Gambaran
visualisasi
genitalia
interna
secara
menyuluruh
Menilai faktor :
Peritoneum/endometriosis
Perlengketan genitalia Interna
Tuba : patensi, dinding, fimbria
Uterus : mioma
Ovulasi : Stigma pada ovarium dan korpus luteum
Keterbatasan:
Tidak bisa menilai : Kelainan kavum uteri dan lumen tuba
Bersifat invasif dan operatif
H. Penatalaksanaan Medis
1. Medikasi
49
internal
b. Epimestrol
Memicu pelepasan FSH dan LH, Hari ke 5 - 14 siklus haid, 5 - 10
mg/hari
c. Bromokriptin
Menghambat sintesis & sekresi prolaktin
Indikasi : Kdr prolaktin tinggi (> 20 mg/ml) dan Galaktore
Dosis sesuai kadar prolaktin :
Oligomenore 1,25 mg/hari
Gangguan haid berat : 2 x 2,5 mg/hari
Gonadotropin
HMG (Human Menopausal Gonadotropine)
FSH & LH : 75 IU atau 150 IU
Untuk memicu pertumbuhan folikel
Dosis awal 75 - 150 IU/hari selama 5 hari dinilai hari ke 5 siklus
haid
d. HCG
49
Kelainan Uterus
Kelainan Tuba : tuba plasti
Miomektomi
Kistektomi
49
e. Salpingolisis
f. Laparoskopi operatif dan Terapi hormonal untuk kasus endometriosis
+ infertilitas
g. Tindakan operatif pada pria : Rekanalisasi dan Operasi Varicokel.
3. Rekayasa Teknologi Reproduksi
Metode lain tidak berhasil
a. Inseminasi Intra Uterin (IIU)
Metode ini merupakan rekayasa teknologi reproduksi yang
paling sederhana. Sperma yang telah dipreparasi diinseminasi kedalam
kavum uteri saat ovulasi. Syarat : tidak ada hambatan mekanik :
kebuntuan tuba Falopii, Peritoneum/endometriosis
Indikasi Infertilitas oleh karena faktor :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
Serviks
Gangguan ovulasi
Endometriosis ringan
Infertilitas Idiopatik
Angka kehamilan 7 - 24 % siklus
diluar
tubuh
dengan
suasana
49
mendekati
ICSI)
merupakan
teknik
mikromanipulasi
yang
dengan
oligo-astheno-teratozoospermia
berat
maupun
49
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFERTILITAS
A.
1.
PENGKAJIAN
Identitas Diri Pasien
Nama
: Ny. A
Umur
: 25 Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
Status perkawinan
: Nikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
49
Tgl. Pengkajian
Sumber informasi
: Pasien
2.
dihubungi
: Suami
Nama
: Tn. B
Umur
: 30 Tahun
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Petani
Alamat
b. Keluhan Utama
Saat dikaji klien mengeluh nyeri perut.
c. Riwayat keluhan utama
Keluhan dirasakan pada daerah perut, karena haid tidak
teratur, selama 4 hari sejak tanggal 12 November 2015.
d. Riwayat keluhan MRS.
Klien MRS dengan keluhan nyeri pada bagian perut, karena
haid yang tidak teratur, pusing, kepala terasa melayang dan nyeri
49
Kanak-kanak
: Demam, batuk
Kecelakaan
: Belum pernah
Pernah dirawat
: Belum pernah
Operasi
: Belum pernah
Obat-obatan
b. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit
BB
: 49 kg
TB : 157 cm
Jenis makanan
: 4 sehat 5 sempurna
: Lalapan.
Makanan pantangan
: Tidak ada
Nafsu makan
: Baik
49
Intake cairan
: 2500 ml
Output cairan
: 1500 ml
Porsi makan
Nafsu makan
: Tidak ada
c. Poal Eliminasi
i. Sebelum Sakit
BAB : Frekuensi
: 1-2 x/hari
Konsistensi
: Lembek
waktu
: pagi
penggunaan pencahar
: Tidak ada
BAK
Warna
: Kuning
Bau
: Ammonia
BAK
: Melalui kateter.
49
i.
ii.
Sebelum Sakit
Waktu tidur
: 6-7 Jam/Hari
: Menonton TV
: Tidak ada
: 9-10 Jam/Hari
Kesulitan tidur
: Tidak ada
: Sebagai IRT
Olahraga
: Tidak pernah
: Menonton TV
4. Riwayat Reproduksi
a.
Pertama kali haid Umur : 15 tahun, lamanya 6-7 hari, teratur warna
darah merah, konsiotensi cair tanpa gumpalan.
b.
c.
: tidak pernah
section cesarra
: tidak pernah
Menjadi peserta KB
49
5. Riwayat Keluarga
Genogram :
: Laki-laki
: Perempuan
: meninggal
: tinggal bersama
Komentar :
Dikeluarga klien tidak ada yang menderita penyakit ini, hanya klien yang
menderita penyakit ini. Mengenai penyakit turunan seperti : hipertensi,
DM, disangkal oleh keluarga. Penyakit menular seperti : TBC, dan infeksi
daerah kewanitaan disangkal oleh keluarga.
6. Riwayat Lingkungan
Klien tinggal dilingkungan rumah yang bersih dan masyarakat
yang terbuka, jauh dari bahaya radiasi dan polusi. Klien pernah mengalami
ataupun terpajan dengan udara bahaya dan polusi.
7. Aspek psikososial
a. Pola pikir dan persepsi menggunakan bantuan dengan menurunkan
sensitifitas pengaruh sakit, saat ini lebih berfokus dengan kondisi
penyakit dengan harapan dapat sembuh dan berkumpul kembali
dengan keluarga besar dirumah.
49
relevan,
jelas
dan
mampu
mengekspresikan,
: Compos mentis
TD
: 110/90 mmHg
: 84 x/mnt
RR
: 24 x/mnt
49
: 36,6 0C
b. Kepala
Bentuk
: Bulat simetris
Keluhan
: Tidak ada
c. Mata
Reaksi terhadap cahaya : Baik
Bentuk
Konjugtiva
: Anemis
Fungsi penglihatan
: Baik
d. Hidung
Nasal septum
: Centralis
Cancha
kesulitan menelan
: Tidak ada.
: Bronchoveskuler
Ronchi/wheezing
: Tidak ada
49
Pola nafas
: Thorax
Mamae
: Agak Simetris
Nyeri
: Tidak ada
g. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: Nyeri tekan.
Auskultasi
: Bising usus
h. Status neurology
i.
: GCS : E4 V5 M6 = 15
Genetalia
Inspeksi
j. Ekstremitas
i. Ekstremitas atas
Kesimetrisan
: Simetris
Cyanosis
: Tidak ada
Hiperpigmentasi
: Tidak ada
Edema
: Tidak ada
49
Akral
: Hangat
: Simetris
Cyanosis
: Tidak ada
Hiperpigmentasi
: Tidak ada
Edema
: Tidak ada
Akral
: Hangat
: Tangan kanan
9. Data Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
-
Ureum
: 20 mg/dl
Hb
: 11,5 mg/dl
49
b. Data objektif
i.
ii.
Wajah Meringis
iii.
iv.
Tanda-tanda vital
TD
: 110/90 mmHg
RR
: 24 x/menit
: 84 x/menit
: 36,6 0C.
ETIOLOGI
49
MASALAH
1. DS :
Nyeri perut
daerah perut.
DO :
- TD : 110/90 mmHg
- N : 84 x/mnt
- R : 24 x/mnt
Persepsi nyeri
Nyeri akut
49
Nyeri Akut
2. DS :
-
Infertilitas
keadaan
Kurang pengetahuan pasien dan
penyakitnya.
DO :
penyakitnya
- Pasien dan keluarga sering
tentang
penyakitnya
Ansietas
B.
Nyeri akut
2.
Ansietas
C.
D.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
INTERVENSI
49
Ansietas
No.
Diagnosa
1.
nyeri
Tujuan ( NOC )
- klien mengatakan
nyeri daerah perut.
DO :
- wajah tampak
meringis
- TD : 110/90 mmHg
- N : 84 x/mnt
- R : 24 x/mnt
NIC :
Pain
Level,
Pain
DS :
Intervensi ( NIC )
control,
Comfort
level
Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi
nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang
dengan menggunakan
manajemen nyeri
Mampu
mengenali
nyeri
(skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
Menyatakan
rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
49
Pain Management
Kaji tipe dan sumber
nyeri
untuk
menentukan intervensi
Observasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
Gunakan
teknik
komunikasi terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri
pasien
Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
Kontrol
lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan
Kurangi
faktor
presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi dan inter
personal)
Ajarkan
tentang
teknik
non
farmakologi
Berikan
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter
jika
ada
keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Analgesic Administration
No.
Diagnosa
Tujuan ( NOC )
Intervensi ( NIC )
2.
DS :
NOC :
NIC :
Anxiety Reduction
(penurunan kecemasan)
Anxiety control
- klien
mengatakan Coping
Kriteria Hasil :
cemas
dengan
keadaan penyakitnya.
DO :
- Pasien dan
keluarga
Klien
mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan
gejala cemas
Mengid
entifikasi,
49
Gunakan
pendekatan
yang menenangkan
Nyatakan dengan jelas
harapan terhadap pelaku
pasien
Jelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
selama prosedur
Temani pasien untuk
memberikan keamanan
sering
bertanya
pada
dokter
dan
perawat
tentang
penyakitnya
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik
untuk
mengontol
cemas
Vital
sign
dalam
batas
normal
Postur
tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
DX
HARI/TGL
IMPLEMENTASI
49
EVALUASI
1.
reseptor nyeri
1.
November
DS :
13
November
Observasi TTV
dengan hasil
- klien
TD : 110/90 mmHg
mengatak
N : 84 x/mnt
an nyeri
RR : 24 x/mnt
daerah
T : 36,6 0C
perut.
3.
DO :
tampak Meringis.
Mengkaji
tingkat nyeri pasien.
Hasil : tingkat nyeri
- wajah
tampak
meringis
4.
- TD :
P : Tindakan lanjut.
Mengajarkan
pasien
relaksasi
110/90
mmHg
saat
pasien
merasakan nyeri
- N : 84
x/mnt
berkurang
R : 24 x/mnt
Sabtu , 14
1. Mencatat masalah
November
medis/psikologis
2015
49
Tanggal 14 November
2015 jam : 08.30 WIB
S : Klien mengatakan
intensitasdan durasi
: 84 x/mnt
: 20 x/mnt
A : Masalah belum
teratasi
Hasil : klien
merasakan nyeri
hanya di daerah
perut
5. Menganjurkan
Lanjutkan
15
November
intervensi,
teknik relaksasi,
menarik nafas dalam
Hasil : klien mampu
mempraktekkan dan
merasa sedikit
nyaman.
Minggu,
November
15
1. Mencatat adanya
sakit, karakteristik,
49
Tanggal
2015.
: 84 x/mnt
: 24 x/mnt
3. Menganjurkan
penggunaan teknik
relaksasi
Hasil : klien
mengatakan sudah
praktekkan teknik
S : Klien mengatakan
nyeri berkurang
O :
TD : 110/90 mmHg
R
: 24 x/mnt
: 84 x/mnt
Klien mampu
mempraktekkan teknik
nyeri
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan Tindakan.
49
Senin,16
1. Mencatat adanya
November
sakit, karakteristik
2015.
Hasil : klien
Tanggal
16
November
mengatakan nyeri
S : Klien mengatakan
berkurang
nyeri hilang.
2. Mengkaji TTV
O :
Hasil :
TD : 120/80 mmHg
TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 24 x/mnt
3. memberikan
obat
: 80 x/mnt
: 20 x/mnt
sesuai indikasi
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
49
2.
Selasa, 17
1. Mengkaji
November
kecemasan pasien
2015
Hasil
pasien
09.00 WIB
S : pasien mengatakan
2. Memberikan
O : Pasien memahami dan
penjelasan
mengenai penyakit
Hasil
mengerti
pasien
mengerti
dengan
keadaannya
dengan
penjelasannya
A : Masalah teratasi.
3. Menganjurkan
keluarga
untuk
P : Intervensi dihentikan
memberikan
support
atau
dukungan
pada
pasien.
4. Memberikan
dorongan spiritual
terhadap pasien
49
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di bidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurang
mampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidak
mampuan mutlak untuk memiliki keturunan. Jadi, pasangan suami istri
dikategorikan mengalami
infertilitas
bila
tidak
juga
mengalami
pembuahan, sekalipun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi - dalam periode setahun. Sedangkan kemandulan atau
sterilitas adalah perempuan yang rahimnya telah diangkat atau laki-laki
yang telah dikebiri (dikastrasi).infertilitas terbagi menjadi infertilitas
primer dab inrfertilitas sekunder. Infertilitas primer adalah bila pasangan
tersebut belum pernah mengalami kehamilan sama sekali, sedangkan
infertilitas sekunder adalah bila pasangan tersebut sudah memiliki anak,
kemudian memakai kontrasepsi namun setelah di lepas selama satu tahun
belum juga hamil.
B. SARAN
Setiap pasangan suami istri pasti mendambakan anak dari hasil
perkawinannya itu, anak adalah merupakan suatu pelengkap dari sebuah
keluarga inti,tanpa anak pasangan suami istri tersebut belum bisa
dikatakan sebuah keluarga inti/lengkap. Namun, sebuah keluarga
berencana demi kesehatan tidak pernah lengkap tanpa penanggulangan
49
49
DAFTAR PUSTAKA
Harapan, Rustam E. 1994. Neoplasia Intraepitel Pad Serviks. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
https://id.scribd.com/doc/206313497/Pathway-Infertilitas
49