Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SEJARAH EPILEPSI
Orang Yunani memiliki kepercayaan jika seseorang itu diserang
kejang, hal tersebut bermakna ia telah melakukan kesilapan
dengan Tuhannya. Pada tahun 400 S.M., tabib Yunani Hippocrates
adalah orang yang pertama membuktikan teori epilepsinya, Dia
memperkenalkan pengobabatan secara jasmani/fisik dan
mengatakan jika penyakit yang diderita sangat berat, tidak dapat
diobati lagi.
Pandangan tersebut, tidak mendapatkan tanggapan dan pada
tahun 1494, kejadian penderaan perempuan-perempuan sihir
menyemarak menyebabkan kematian atas 200.000 wanita.
Gangguan ini dipercayai merupakan salah satu sifat yang ada pada
perempuan sihir.
Hans Berger, seorang pakar jiwa (psikiatris) yang bekerja di
Jerman, pada tahun 1920an, ia menemukan penelitian yang
memungkinkan diadakannya pembedahan neurologi, yang kemudian
pada tahun 1950an, hal tersebut sudah dengan mudah dapat
diperoleh di London, Montreal dan Paris.
Pandangan masyarakat
Di Indonesia, epilepsi sudah lama
dikenal masyarakat dengan berbagai
nama, diantaranya ayan, sawan,
celeng dll.
Namun masyarakat masih ada yang
menganggap epilepsi/ayan bukan
sebagai penyakit, melainkan akibat
kekuatan gaib, kutukan, kesurupan
sehingga dibawa ke dukun.
Bahkan sering dikaitkan dengan
penyakit jiwa atau intelegensi rendah.
Kurangnya pengetahuan tentang
epilepsi/ayan dikalangan keluarga
dan masyarakat merupakan
penyebab utama mengapa masalah
epilepsi belum dapat ditanggulangi
dengan baik.
PENGERTIAN EPILEPSI
ETIOLOGI
1. Idiopatik; sebagian besar epilepsi pada anak adalah epilepsi
idiopatik
2. Faktor herediter
3. Faktor genetik; pada kejang demam dan breath holding spells
4. Kelainan kongenital otak; atrofi, porensefali, agenesis korpus
kalosum.
5. Gangguan metabolik; hipoglikemia, hipokalsemia,
hiponatremia, hipernatremia.
6. Infeksi: radang yang disebabkan bakteri atau virus pada otak
dan selaputnya, toksoplasmosis.
7. Trauma; kontusio serebri, hematoma subarachnoid, hematoma
subdural.
8. Neoplasma otak dan selaputnya.
9. Kelainan pembuluh darah, malformasi, penyakit kolagen
10. Keracunan; Timbal (Pb), kamper (kapur barus), fenotiazin, air.
11. lain-lain; penyakit darah, gangguan keseimbangan hormon,
degenerasi serebral.
PATOFISIOLOGI
F:\wik,epilepsi\PATOFISIOLOGI
EPILEPSI.doc
Klasifikasi Epilepsi
Berdasarkan International Classification of Seizure Disorders, epilepsi
dibagi menjadi:
1. Generalized seizures: Hilangnya kesadaran; tidak ada awitan lokal;
bilateral dan simetrik; tidak ada aura.
- Absence seizures, atypical absence seizures: Sering salah
didiagnosis sebabagai melamun. Menatap kosong, kepala sedikit
lunglai, kelopak mata bergetar, atau berkedip secara cepat; tonus
postural tidak hilang; berlangsung beberapa detik.
- Myoclonic seizures: kontraksi mirip syok mendadak yang
terbatas di beberapa otot atau tungkai; cenderung singkat.
- Clonic seizures: gerakan menyentak, repetitif tajam, tajam,
lambat dan tunggal atau multipel di lengan atau tungkai atau torso.
- Tonic seizures: Peningkatan mendadak tonus otot wajah dan
tubuh bagian atas; fleksi lengan dan ekstensi tungkai; mata dan
kepala mungkin berputar ke satu sisi; dapat menyebabkan henti
nafas.
- Tonic-clonic seizures: Spasme tonik-klonik otot; inkontinensia
urin dan alvi; menggigit lidah; fase pascaiktus.
- Atonic seizures: Hilangnya secara mendadak tonus otot disertai
lenyapnya postur tubuh.
CONT
2. Partial Seizures: kesadaran utuh walaupun
mungkin berubah; fokus di satu bagian tetapi
dapat menyebar ke bagian lain
- Simple partial seizures (no impairment of
consciousness)
a. with motor symptoms
b. with somatosensory or special sensory
symptoms
c. with autonomic symptoms
d. with psychic symptoms
CONT
- Complex partial seizures with progression to
impairment of conciousness
a. Simple partial seizures with progression to
impairment
of conciousness
- with no other features
- with features of simple partial seizures
- with automatisms
b. Impairment of consciousness at onset
- with no other features
- with features of simple partial seizures
- with automatisms
MANIFESTASI KLINIS
Secara umum tanda dan gejala penyakit epilepsi,
antara lain:
- sawan disertai gerakan memutar kepala, mata
dan
tubuh
- sawan disertai dengan lengan atau tungkai kaku
dalam
sikap tertentu
- timbul rasa kesemutan atau seperti ditusuktusuk jarum
- sensasi epigastrum, pucat, berkeringat,
membera,
piloereksi, dilatasi pupil
- Disfagia, Demensi, Automatisme
- Penurunan kesadaran
PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
- Tujuan dari pengobatan adalah untuk mencapai
pengontrolan kejang dengan efek samping minimal.
- Biasanya pengobatan dimulai dengan medikasi
tunggal. Dosis awal dan kecepatan dimana dosis
ditingkatkan bergantung pada ada atau tidaknya
efek samping yang terjadi.
- Kadar medikasi harus dipantau, karena kecepatan
absorbsi obat bervariasi untuk setiap orang.
- Pengubahan obat-obat lain mungkin diperlukan
jika kontrol kejang tidak tercapai atau bila
peningkatan dosis memungkinkan terjadi toksisitas.
F:\wik,epilepsi\FARMAKOTERAPI.doc
CONT...
2. Pembedahan untuk epilepsi
KOMPLIKASI
1. Fisik (Status Epileptikus)
Status epileptikus (aktivitas kejang
lama yang akut) merupakan suatu
rentetan kejang umum yang terjadi
tanpa per baikan kesadaran penuh
diantara serangan. Istilah ini telah
diperluas untuk mencakup kejang
klinis atau listrik kontinu yang
berakhir sedikitnya 30 menit,
meskipun tanpa kerusakan kesadaran.
CONT
2. Psikososial
Pasien dengan epilepsi mungkin
merasakan diskriminasi pada
pekerjaan dan kesempatan
memperoleh pendidikan. Pasien
mungkin akan mengalami
mekanisme koping yang tidak efektif.
ASUHAN KEPErawatan
epilepsi
F:\wik,epilepsi\Asuhan Keperawatan
Epilepsi.doc