Vous êtes sur la page 1sur 3

1. Cara mencintai Allah itu sangat bayak sekali sob…..

setiap orang biasanya memiliki


trik tersendiri dalam mengekspresikan kecintaan dirinya terhadap ilahi robbi, diantaranya
dengan bersyukur kepada-Nya, dengan selalu menikmati apa yang telah kita terima,
beribadah dengan seikhlas mungkin tanpa mengharapkan apapun dari-Nya. Jika
seseorang mencintai orang lain, pasti ia akan berusaha mendekatkan diri, selalu
mengingatnya, dan ingin terus bersanding dengannya, begitu pula pada Allah kita harus
taqorrub dan selalu mengingat-Nya dalam setiap saat dan waktu.

2. cintailah sesama manusia (lawan jenis atau bahkan semua makhluk) sebagai rasa
syukur atas keesaan-Nya, jangan berlebihan dalam mengekspresikan cinta sehingga
berubah menjadi hawa nafsu belaka, yang hanya berakhir sia-sia. ada sebuah pepatah
mengatakan, cintailah Rosulullah melebihi engkau mencintai diri kamu sendiri. Karena
Allah pun juga mencintai beliau dengan bukti bahwa Allah juga bersholawat pada Rosul.
Didiklah perasaan cintamu terhadap lawan jenis sehingga engkau dapat merasakan cinta
yang murni dan abadi yaitu kepada Sang Pencipta Cinta, Allah SWT.

Ingat pula kisah yusuf dan zulaikha, cinta zulaikha yang begitu mendalam bisa diubah
dengan mencintai Allah Seutuhnya.

Memang nafsu = keinginan, tapi keinginan yang bagaimana itulah yang perlu
diperhatikan dan ditekankan. Sebab keinginanpun adakalanya baik dan adakalanya tidak
baik. Setiap manusia pasti memiliki nafsu, namun bagaimana seseorang bisa memelihara
nafsu tersebut, oleh karena itu dalam menata hati dan mewukudkan keinginan tersebut
harus dengan pertimbangan yang cukup dan antisipasi yang tepat. Dalam hati nurani
manusia pasti di situ banyak kebenaran yang mungkin manusia banyak yang
mengabaikannya.

Silahkan baca dibawah ini dan juga dipahami secara cermat.

Dalam Al Qur’an nafsu banyak dimasudkan sebagai jiwa.

terdapat 7 jenis nafsu sesuai Al qur’an, yaitu :

• Nafsu Amarah

“Sesungguhnya nafsu amarah itu senantiasa membawa sesuatu yang buruk dan
menggelincirkan.” Nafsu amarah cenderung mendapatkan kesenangan jasmaniah,
sekedar untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah. Sebagai contoh nafsu amarah
adalah marah, berbuat asusila terhadap lawan jenis, dll.

• Nafsu Lawamah

Dalam nafsu lawamah ini sudah timbul penyesalan, walaupun penyesalan itu
datangnya belakangan. Ketika mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh Allah
SWT maka akan mulai timbul penyesalan atas pelaksanaan tersebut. Pekerjaan
yang dilarang masih sering dikerjakan namun terkadang suatu ketika menyadari
bahwa kegiatan itu dilarangNya. Misalnya berbohong, kawin di luar nikah, atau
ciuman dengan lawan jenis, dll

• Nafsu Mutmainah

Nafsu ini merupakan nafsu yang kosong dari sifat-sifat tercela. Sifat-sifat jelek
sudah mulai dapat dihilangkan, dan mulai mengerjakan sholat sunah, berdzikir,
wirid. Orang yang dikuasai nafsu mutmainah sudah belajar untuk istiqomah dan
beramal soleh dan mulai meninggalkan hal-hal yang dilarang Allah.

• Nafsu Mulhamah

Orang-orang pada tingkatan nafsu ini jiwanya sudah diilhami dari ilmu-ilmu yang
langsung dari Allah. Sifat-sifatnya antara lain kalaah, sarofah dan sifat sabar yang
melebihi orang lain dan mudah bersyukur. Sabar dan syukur merupakan hal yang
sulit disatukan, karena sabar biasanya bagi orang-orang yang sedang dilanda
musibah. Jika dia bisa bersabar dan masih bisa bersyukur maka itu merupakan hal
yang sangat luar biasa.

• Nafsu Rodiah

Merupakan nafsu dimana orang yang memilikinya selalu ridho kepada Allah
SWT. Segala sesuatu keputusan Allah baik hal yang baik maupun yang buruk
selalu diterima dengan ridho.

• Nafsu Mardhiyah

Merupakan nafsu yang diridhoi Allah ketika kita kembali kepada Allah SWT.
Dan nafsu inilah yang sangat diidamkan oleh setiap muslim untuk dapat dikuasai
ketika kembali kepada Allah.

• Nafsu Kamilah

Merupakan sifat kesempurnaan bagi manusia. Jiwa dengan Allah sudah menyatu.
Sebagai contoh adalah nafsu kamilah ini sudah dikuasai oleh Ali bin Abi Thalib,
ini terbukti ketika Ali sedang sholat dan terkena anak panah, Ali tetap khusu’
dalam sholatnya walaupun seseorang sudah mencabut anak panah tersebut.
Komunikasi dengan Allah yang begitu nikmat sehingga menyebabkan apapun
yang terjadi tidak dirasakan lagi. Dan nafsu ini hanya dikaruniakan Allah kepada
umatnya yang bertaqwa

Dari paparan tersebut, nafsu=keinginan adalah benar adanya, namun


sebagaimana yang vita tanyakan bagaimana mencintai lawan jenis tanpa
nafsu? Selain yang telah terpaparkan diatas, yang namanya lawan jenis
adalah hal yang berlawanan yang diciptakan oleh allah untuk saling
mengenal, jangan kamu melihat siapa lawan jenis tersebut, artinya kamu
harus bisa mencintai semua orang dan tidak memilih dan atau membedakan
mereka, rasakan cinta tersebut sebagai amanat atau rasa syukurmu
terhadap ciptaan-Nya. Jika vita masih memilah dan memilih, tampan dan
tidak tampan, kaya atau miskin, pandai ataupun bodoh, dll yang dalam lubuk
hati hanya berniat untuk kesenangan jiwa. Itu berarti cinta yang dibarengi
dengan hawa nafsu, bisa dikatakan nafsu amarah sebab hanya menginginkan
kepuasaan jasmani.

Namun juga ingat seseorang harus punya standarisasi bila ingin mencintai
lawan jenis yang akan dilanjutkan ke jenjang pernikahan, konsep kafa’ah juga
bisa dijadikan pertimbangan.

Sangatlah sulit untuk menata hati dan mendidik nafsu yang terdapat pada
diri kita. Namun bila kita bisa mengendalikannya alangkah beruntung orang
tersebut, karena semua manusia dikaruniai nafsu oleh allah SWT. ‫هوالله اعلم‬
‫بمراده‬

Vous aimerez peut-être aussi