Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ginjal memainkan peran-peran kunci dalam fungsi tubuh, tidak hanya dengan
menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga dengan
menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit-elektrolit didalam tubuh, mengontrol
tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah.
Ginjal berlokasi dalam perut ke arah kebelakang, normalnya satu pada setiap
sisi dari spine (tulang belakang). Mereka mendapat penyediaan darah melalui arteriarteri renal secara langsung dari aorta dan mengirim darah kembali ke jantung via
vena-vena renal ke vena cava. Istilah renal berasal dari nama Latin untuk ginjal.
Ginjal-ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan tubuh,
konsentrasi-konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan potassium, dan
keseimbangan asam-basa dari tubuh, juga menyaring produk-produk sisa dari
metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan asam urat dari uraian
DNA. Dua produk-produk sisa dalam darah dapat diukur: blood urea nitrogen (BUN)
dan creatinine (Cr).
Gagal Ginjal terjadi karena organ ginjal mengalami penurunan kerja dan
fungsinya, hingga menyebabkan tidak mampu bekerja dalam menyaring elektrolit
tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh (sodium dan kalium) dalam
darah atau produksi urine.(Anonim:2010).
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian faal ginjal !
2. Apa penyebab faal ginjal ?
3. Bagaimanakah gejala faal ginjal ?
4. Jelaskan cara pengobatan dan pencegahan faal ginjal !
5. Jelaskan dan sebutkan pemeriksaan pada faal ginjal !
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang berfungsi menyaring darah. Pada
umumnya, percobaan-percobaan yang menguji faal ginjal dipergunakan untuk
mengetahui apakah fungsi ginjal itu terganggu dan untuk menetapkan beratnya
gangguan tadi. Dalam melakukan test itu salah satu dari fungsi dasar renal uji, yaitu :
Lekas capai atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal.
Adapun tanda dan gejala lainnya yang dialami penderita secara akut antara lain :
nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah
atau darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah atau Eritrosit, Sel Darah
Putih atau Lekosit, Bakteri.
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik
antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing
berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit.
Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein
selalu positif.
C. PENYEBAB
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Penyumbatan saluran kemih
Glomerulonefritis
Kelainan ginjal, misalnya penyakit ginjal polikista
Diabetes melitus (kencing manis)
Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik.
D. PENGOBATAN
Menurut Colvy (2010), Penanganan dan pengobatan penyakit gagal ginjal
kronik adalah sebagai berikut :
Transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal
adalah
suatu
metode
terapi
dengan
cara
mencangkokkan sebuah ginjal sehat yang diperoleh dari donor. ginjal yang
dicangkokkan ini selanjutnya akan mengambil alih fungsi ginjal yang
sudah rusak. Orang yang menjadi donor harus memiliki karakteristik yang
sama dengan penderita. Kesamaan ini meliputi golongan darah termasuk
resus darahnya, orang yang baik menjadi donor biasanya adalah keluarga
dekat. Namun donor juga bisa diperoleh dari orang lain yang memiliki
karakteristik yang sama. Dalam proses pencangkokkan kadang kala kedua
ginjal lama, tetap berada pada posisinya semula, tidak dibuang kecuali jika
ginjal lama ini menimbulkan komplikasi infeksi atau tekanan darah tinggi.
Namun, transplantasi ginjal tidak dapat dilakukan untuk semua kasus
penyakit ginjal kronik. Individu dengan kondisi seperti kanker, infeksi
serius, atau penyakit kardiovaskuler (pembuluh darah jantung) tidak
dianjurkan untuk menerima transplantasi ginjal. Hal ini dikarenakan
kemungkinan terjadinya kegagalan transplantasi yang cukup tinggi.
Transplantasi ginjal dinyatakan berhasil jika ginjal dicangkokkan dapat
bekerja sebagai penyaring darah sebagaimana layaknya ginjal sehat dan
pasien tidak lagi memerlukan terapi cuci darah.
Dialisis (Cuci darah)
Dialisis atau dikenal dengan nama cuci darah adalah suatu metode terapi
yang bertujuan untuk menggantikan fungsi/kerja ginjal yaitu membuang
zat-zat sisa dan kelebihan cairan dari tubuh. Terapi ini dilakukan apabila
fungsi kerja ginjal sudah sangat menurun (lebih dari 90%) sehingga tidak
lagi mampu untuk menjaga kelangsungan hidup individu, maka perlu
dilakukan terapi. Selama ini dikenal ada 2 jenis dialisis :
Hemodialisis (cuci darah dengan mesin dialiser)
Hemodialisis atau HD adalah dialisis dengan menggunakan mesin
dialiser yang berfungsi sebagai ginjal buatan. Pada prose ini, darah
dipompa keluar dari tubuh, masuk kedalam mesin dialiser. Di
dalam mesin dialiser, darah dibersihkan dari zat-zat racun melalui
dalam
batas
normal
dan
dengan
demikian
akan
tidak
normal,
kondisi
ini
menimbulkan
anemia
Pada penderita gagal ginjal kronik, kadar kalsium dalam darah menjadi
rendah, sebaliknya kadar fosfat dalam darah menjadi terlalu tinggi.
Untuk mengatasi ketidakseimbangan mineral ini, diperlukan kombinasi
obat/suplemen yaitu kalsitriol (vitamin D bentuk aktif) dan kalsium
Terapi nutrisi pada penderita gagal ginjal dan faal ginjal dapat digunakan sebagai
terapi pendamping (komplementer) utama dengan tujuan mengatasi racun tubuh,
mencegah terjadinya infeksi dan peradangan, dan memperbaiki jaringan ginjal yang
rusak. Caranya adalah diet ketat rendah protein dengan kalori yang cukup untuk
mencegah infeksi atau berkelanjutannya kerusakan ginjal. Kalori yang cukup agar
tercapai asupan energi yang cukup untuk mendukung kegiatan sehari hari, dan berat
badan normal tetap terjaga.
Keberhasilan penatalaksanaan pengaturan pola konsumsi pangan pada penderita
gagal ginjal dan faal ginjal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
dimaksud antara lain motivasi atau keyakinan sembuh terhadap program pengobatan
yang diberikan. Sedangkan menurut Mechenbaum (1977) dikutip dari Rindiastuti
(2006), faktor penting dalam mencapai kepatuhan pasien yaitu melalui dukungan
sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, dan
uang.
Pengaturan diet pada penyakit gagal ginjal dan faal ginjal yang menjalani
hemodialisis sedemikian kompleks, pengaturan diet tersebut sangat sukar untuk di
patuhi oleh pasien sehingga memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas
hidup penderita.
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal dan faal ginjal tergantung dari
penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, tujuan
pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan
memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, pasien mungkin perlu
melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui
penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obatobatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia
atau mungkin kolesterol yang tinggi.
E. PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan laboratorium
Tujuan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan derajat penurunan faal
ginjal dan menentukan perjalanan penyakit termasuk semua faktor pemburuk faal
ginjal.
1. Pemeriksaan faal ginjal atau laju filtrasi glomerulus (LFG)
Pemeriksaan ureum, kreatinin serum dan asam urat serum cukup
memadai sebagai uji saring untuk faal ginjal. Diagnosis gagal ginjal
kronik ditegakan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari 26 hinga
75ml/menit yang bisa dilihat dari hasil tes kreatinin klirent (CCT).
2. Pemeriksaan laboratorium untuk menentukan perjalanan penyakit
Kemampuan penurunan faal ginjal, elektrolit, endokrin, dan
pemeriksaan lain berdasarkan indikasi terutama faktor pemburuk faal
ginjal.
b. Pemeriksaan penunjang diagnosis
Pemeriksaan penunjang diagnosis yaitu :
1. Diagnosis etiologi GGK
Pemeriksaan foto polos perut,
ultrasonografi
(USG),
radionuklida
(renogram)
dan
merupakan zat yang dihasilkan oleh otot dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin.
Oleh karena itu, kadar kreatinin darah tergantung pada jenis kelamin, besar otot, dan
faal ginjal.
Beratnya kelainan ginjal diketahui dengan mengukur uji bersihan kreatinin
(creatinine clearance test/CCT). Pemeriksaan CCT ini memerlukan urin kumpulan
12/24 jam, sehingga bila pengumpulan urin tidak berlangsung dengan baik akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan CCT. Akhir-akhir ini, penilaian faal ginjal dilakukan
dengan pemeriksaan cystatin-C dalam darah yang tidak dipengaruhi oleh kesalahan
pengumpulan urin 24 jam. Cystatin adalah zat dengan berat molekul rendah yang
dihasilkan oleh semua sel berinti di dalam tubuh yang tidak dipengaruhi oleh proses
radang atau kerusakan jaringan. Zat tersebut akan dikeluarkan ginjal. Oleh karena itu,
kadar cystatin dipakai sebagai indikator yang sensitif untuk mengetahui kemunduran
fungsi ginjal.
Asam Urat
Asam urat yang tinggi dapat menyebabkan nyeri sendi dan gangguan fungsi
ginjal
Batas normal Pria : 3,7 7,6 mg/dl
Batas normal Wanita : 2,5 6,0 mg/dl
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Untuk pencegahan terhadap penyakit ginjal kronik sebaiknya sudah mulai
dilakukan pada stadium dini untuk penyakit ginjal kronik. Berbagai upaya
pencegahanyang telah terbukti bermanfaat dalam mencegah penyakit ginjal dan
kardiovaskular adalah (Anonim, 2010):
Pengobatan hipertensi yaitu makin rendah tekanan darah makin kecilrisiko
penurunan fungsi ginjal
- Pengendalian gula darah, lemak darah, dan anemia
- Penghentian merokok
- Peningkatan aktivitas fisik
- Pengendalian berat badan
- Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan teratur
Jika dalam kondisi normal (sehat) diharapkan dapat melakukan pemeriksaan
kedokter/kontrol/laboratorium untuk memeriksakan darah secara rutin. Sedangkan
bagi mereka yang dinyatakan mengalami ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan
berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika
tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, hindari kekurangan cairan (muntaber),
dan melakukan kontrol secara periodik.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Sri. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Universitas Ibn Khaldun. Bogor.
Warianto, Chaidar. 2011. Gagal Ginjal. Unair. Ac. Id
Dewanto, Rudi. 2009. Gagal Ginjal. Teknomobi
Hadisasrawan. Blogspot.com.
Artikel Sistem Ekskresi Hidup Sehat. Doktergaul.com.
Wikipedia Indonesia. Ensiklopedia