Vous êtes sur la page 1sur 24

LAPORAN KASUS

Abortus Inkomplit + Syok hipovolemik


(G4 P3 A0)

Pembimbing :
dr. Jonas N. B, Sp.OG

Disusun oleh :
Clara Amanda
(11.2011.017)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RSUD CIAWI - BOGOR
SEPTEMBER
2015
Identitas Pasien
1

Nama
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Suku

: Ny. Y
: 29 thn
: Ibu Rumah Tangga
: SD
: Sunda

Agama

: Islam

Alamat

: Kp. Cisempur 03/02

Tanggal masuk RS

: 4 September 2015 (02.45)

Keterangan

: Pasien datang dengan rujukan RS Bhakti Medicare

Identitas Suami Pasien

Nama
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Suku
Agama
Alamat

: Tn. A
: 30 thn
: Karyawan
: SD
: Sunda
: Islam
: Kp. Cisempur 03/02

Anamnesa

: Autoanamnesis, 4 September 2015 (10.00 di VK)

Keluhan Utama

: Keluar darah sejak sore hari pukul 16.00 (3/9/2015)

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang dengan Rujukan RS Bhakti Medicare dengan keluhan perdarahan sejak
pukul 17.00 (3/9/2015). Os mengeluh mules dan di rasakan semakin lama semakin kuat. Darah
yang keluar awalnya hanya berupa flek-flek kemudian berangsur-angsur menjadi lebih banyak,
berwarna merah segar dan terdapat gumpalan. Keluhan pusing, mual dan muntah, nyeri ulu hati,
pandangan kabur, sesak napas disangkal oleh pasien.
Pasien di USG di RS Bhakti Medicare oleh dokter spesialis kandungan dengan hasil
Blighted Ovum dan di anjurkan untuk kuretase. Di RS tersebut, Os sudah di berikan Gastrul 2
tablet di Fornix posterior. Kemudian pada pukul 00.00 (4/9/2015) Pasien mengalami Syok
dengan TD 70 per palpasi. Kemudian sudah di loading RL 1000cc, Vit K 1 amp, As Tranexamat

1 amp, terpasang Kateter urin, kemudian Pasien di rujuk ke RSUD Ciawi karena Anestesi tidak
standby di RS tersebut.
Pasien mengatakan bahwa ini adalah kehamilan ke 4. Hamil pertama dan kedua lahir
meninggal , lahir spontan di paraji. Jumlah anak hidup satu, kehamilan ke 3, BBL: 3500, jenis
kelamin perempuan, sekarang berusia 5 tahun.
Pasien menggunakan alat kontrasepsi suntik selama 4 tahun. Pasien haid teratur setiap
bulannya dengan siklus 28 hari, selama 7 hari, hari pertama haid terakhir (HPHT) pada
26/6/2015. Pasien tidak pernah memeriksakan kandungannya, dan melakukan pemeriksaan USG
1x di RS Bhakti Medicare dengan hasil B.O.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit tekanan darah tinggi (-)

Riwayat penyakit kencing manis (-)

Riwayat penyakit asma (-)

Riwayat penyakit alergi terhadap makanan (-)

Riwayat penyakit alergi terhadap obat (-)

Riwayat Menstruasi

Menarche

: 13 tahun

Siklus menstruasi

: 28 hari

Lama menstruasi

: 7 hari

Jumlah pembalut per hari

: 2 - 3 pembalut / hari

Nyeri saat menstruasi

: (-)

Riwayat Pernikahan : Pernikahan pertama, menikah pada usia 18 tahun.


Riwayat Kehamilan : Kehamilan ke 4, jumlah anak hidup 1
Riwayat Kontrasepsi : KB suntik 4 tahun
Riwayat Operasi

: Tidak ada

Riwayat Antenatal Care :Tidak pernah kontrol kehamilan . Riwayat USG (+) 1x di RS Bhakti
Medicare dengan kesan B.O
3

Pemeriksaan Fisik
Pada tanggal 04 September 2015 (pukul 10.00 WIB)
-

Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Tanda tanda Vital


o Tekanan darah

: 90/70 mmHg

o Nadi

: 96 x/menit

o Pernafasan

: 20 x/menit

o Suhu

: 36.5 oC

Berat badan

: 55 kg

Tinggi badan

: 155 cm

Pemeriksaan Umum

Mata

Thorax

: konjungtiva anemis +/+ ; sklera ikterik -/-

o Pulmo

Inspeksi

: pergerakan dada simetris saat relaksasi dan


kontraksi, tidak ada retraksi pernafasan

Palpasi

: tidak teraba massa, fremitus kanan-kiri simetris

Perkusi

: sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi

: terdengar vesikular di seluruh lapang paru,


tidak terdengar ronki dan wheezing

o Jantung

Inspeksi

: tidak tampak pulsasi ictus cordis

Palpasi

: pulsasi ictus cordis dalam batas normal

Perkusi

: redup, batas jantung dalam batas normal

Auskultasi

: bunyi jantung I/II reguler, gallop (-), murmur (-)

o Abdomen

Inspeksi

: tampak datar, striae gravidarum (-)

Auskultasi

: bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)

Perkusi

: timpani di seluruh lapang abdomen

Palpasi

: nyeri tekan (-), nyeri tekan epigastrium (-)

o Genitalia

: vulva/vagina tidak ada kelainan, darah (+), lendir (+)

o Ekstermitas

: akral hangat, edema -/- ; -/-, CRT < 2 detik

Pemeriksaan Obstetrik dan Ginekologi


Tidak di lakukan pemeriksaan Leopold,
TFU teraba 1 jari di atas Sympisis
Pemeriksaan luar
Vulva dan vagina dalam keadaan normal, darah (+), lendir (+)
Pemeriksaan dalam
Vulva dan vagina tak ada kelainan. Portio tipis lunak
Ostium terbuka , teraba jaringan
Sarung tangan : terlihat adanya darah dan lendir
Usia kehamilan
HPHT 26/6/2015, usia kehamilan 10 minggu.
Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 4 September 2015)

Hematologi
o Darah rutin

Hemoglobin

: 8.6 g/dL

Hematokrit

: 25 %

Lekosit

Trombosit

: 319.000 /uL

Clotting time

: 1130

Bleeding time

: 300

: 12.700 /uL

Gol. Darah

:A

Rhesus

: +/POS

o Glukosa sewaktu

: 118 mg/dL

USG (4 September 2015)

Kesan: Sisa kehamilan (+)


Resume
Telah diperiksa seorang wanita berusia 29 tahun G4P3A0 datang dengan Rujukan RS
Bhakti Medicare dengan keluhan perdarahan sejak pukul 17.00 (3/9/2015). Pasien mengatakan
mules dan dirasakan semakin lama semakin kuat. Darah yang keluar awalnya hanya berupa flekflek kemudian berangsur-angsur menjadi lebih banyak, berwarna merah segar dan terdapat
gumpalan.
Pasien di USG di RS Bhakti Medicare oleh dokter spesialis kandungan dengan hasil
Blighted Ovum dan di anjurkan untuk kuretase. Di RS tersebut, Os sudah di berikan Gastrul 2
tablet di Fornix posterior. Kemudian pada pukul 00.00 (4/9/2015) Pasien mengalami Syok

dengan TD 70 per palpasi. Kemudian sudah di loading RL 1000cc, Vit K 1 amp, As Tranexamat
1 amp, terpasang Kateter urin, kemudian Pasien di rujuk ke RSUD Ciawi.
Pasien mengatakan bahwa ini adalah kehamilan ke 4. Jumlah anak hidup satu. Anak
pertama dan kedua lahir meninggal, secara spontan di paraji.
Pasien menggunakan alat kontrasepsi suntik selama 4 tahun. Pasien haid teratur setiap
bulannya dengan siklus 28 hari, selama 7 hari, hari pertama haid terakhir (HPHT) pada
26/6/2015 dan usia kehamilan 10 minggu.. Pasien tidak pernah memeriksakan kandungannya,
dan melakukan pemeriksaan USG 1x di RS Bhakti Medicare dengan hasil B.O. Tidak ada
riwayat hipertensi, diabetes, asma, serta alergi obat dan makanan.
Dari pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit sedang / compos mentis. Tanda tanda vital :
Tekanan darah 90/70 mmHg, Nadi 96 x/menit, Pernafasan 20 x/menit, Suhu 36.5 oC, Berat
badan 55 kg, tinggi badan 155 cm.
Pemeriksaan Obstetrik dan Ginekologi tidak di lakukan pemeriksaan Leopold, teraba TFU 1
jari di atas symphisis. Pemeriksaan luar: Vulva dan vagina dalam keadaan normal, darah (+),
lendir (+). Pemeriksaan dalam : Vulva dan vagina tak ada kelainan, portio tipis lunak, ostium
terbuka, teraba jaringan, sarung tangan : terlihat adanya darah dan lendir.
Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin: Hemoglobin 8.6 g/dL, Hematokrit

25 %,

Lekosit 12.700 /uL, Trombosit 319.000 /uL, Clotting time 1130, Bleeding time 300, Gol.
Darah A, Rhesus +/POS, Glukosa sewaktu 118 mg/dL. USG: Sisa kehamilan (+)
Diagnosa Kerja
Abortus Inkomplit (G4P3A0)
Tatalaksana
PONEK & VK

Memasang O2 Canule 3L/menit

Periksa darah lengkap : H2TL, CT, BT, golongan darah

4/09/2015

03.00 Konsultasi dokter spesialis obsgyn advice dr. Freddy, SpOG/ dr. Santi :
o Perbaiki KU
7

o R/ USG
4/09/2015

03.45 TD: 70/40mmHg konsultasi dokter IGD


Gelofusin 30 tpm
RL 250cc

4/09/2015

04.00 Gelofusin terpasang 1 Kolf


TD: 90/70mmHg ;
nadi: 86x/m

4/09/2015

04.30 TD: 90/70 mmHg;


nadi: 88x/m,
perdarahan 30cc

Os pindah ke VK
4/09/2015

06.00 TD: 100/80 mmHg


Nadi: 82x/m

RR: 20x/m
S: 36.7C

Perdarahan sedikit
4/09/2015

08.00 S: Os mengeluh kepala pusing


O: KU: TSS; CM
TD: 90/50 mmgHg

RR: 20x/m

Nadi: 90x/m

S: 36.7 C

Pemeriksaan Dalam: Ostium terbuka, perdarahan (+), teraba jaringan


A: Abortus Inkomplit
P: Observasi KU TTV dan perdarahan
4/09/2015

08.45 USG dr. Santi : Sisa Kehamilan


R/ Kuretase

4/09/2015

09.00 Konsul Anestesi

4/09/2015

10.00 TD: 80/60 mmHg; Nado: 105x/m Konsul dokter Ruangan


RL loading 1 Kolf
Gelofusin 1000cc/hari
O2 3L/m

4/09/2015

11.15 TD: 90/60 mmHg ; Nadi: 94x/m


8

4/09/2015

12.00 S: Os mengatakan pusing berkurang. Os mengatakan keluar jaringan dari


kemaluan seperti gumpalan
O: KU: TSS; CM
TD: 110/60 mmHg ; Nadi 90x/m
Perdarahan (+) Keluar jaringan (+)
A: Abortus Inkomplit
P: Observasi KU TTV dan perdarahan
Th/ lanjut
R/ USG

4/09/2015

12.45 USG dr. Jonas Sp.OG : Sisa Jaringan


Pro Kuretase

4/09/2015

14.00 Acc Anestesi

4/09/2015

15.00 Kuretase

Laporan Kuretase
4 September 2015 pkl 15.15
-

Pasien dalam posisi litotomi, dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada vulva vagina
dan sekitarnya

Kandung kemih di kosongkan

Spekulum bawah di pasang, lalu di pegang oleh asisten

Dengan bantuan speculum atas, portio di jepit dengan tenakulum 1 cm di arah jam 11

Dilakukan sondase, masuk lebih kurang 13cm, antefleksi

Dilakukan kuretase secara sistematis dan hati-hati

Berhasil keluar sisa jaringan 40 gr; perdarahan 60cc

Diagnosa Akhir :
Abortus Inkomplit (P3A1) post Kuretase

26/7/2015

Follow up post Kuretase

S : Os mengeluh badan masih terasa lemas


O:
KU / KES

: TSS/CM

TD

: 100/60 mmHg

Nadi

: 88x/menit

Pernafasan

: 20 x/menit

Suhu

: 36.5 oC

Mata

: CA +/+ SI -/-

Thorax

: cor dan pulmo dalam batas normal

Abdomen

: datar, bising usus (+), supel, nyeri tekan (+),


TFU : 1 jari di atas sympisis, kontraksi uterus baik, perdarahan
minimal

Genitalia

: vulva dan vagina tidak ada kelainan, lochia rubra (+), lendir (-),
Flatus (+) BAB (-) BAK (+) dengan DC

Ekstermitas

: akral hangat, edema -/- ; -/-

A : Abortus komplit (P3A1)


P: (instruksi post operasi)
- Observasi TTV, KU dan perdarahan
- IVFD RL 20 tpm
- Cefadroxyl 2x500mg
- As. Mefenamat 3x500mg
- SF tab 2x1
- Cek Hb post op, jika Hb < 8g/dl, transfuse

10

ANALISIS KASUS

ABORTUS
Abortus adalah kehamilan yang berhenti prosesnya pada umur kehamilan di bawah 20
minggu, atau berat fetus yang lahir 500 gram atau kurang. Sedangkan Llewollyn & Jones (2002)
mendefenisikan abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas, dimana masa
gestasi belum mencapai 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gram. WHO
merekomendasikan viabilitas apabila masa gestasi telah mencapai 20 minggu atau lebih dan
berat janin 500 gram atau lebih.1
Klasifikasi
Klasifikasi menurut terjadinya abortus adalah sebagai berikut :1,2
1. Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun
2.

mekanis.
Abortus buatan, Abortus provocatus (disengaja, digugurkan), yaitu:
a. Abortus buatan menurut kaidah ilmu (Abortus provocatus artificialis atau abortus
therapeuticus). Indikasi abortus untuk kepentingan ibu, misalnya : penyakit
jantung, hipertensi esential, dan karsinoma serviks. Keputusan ini ditentukan oleh
tim ahli yang terdiri dari dokter ahli kebidanan, penyakit dalam dan psikiatri, atau
psikolog.
b. Abortus buatan kriminal (Abortus provocatus criminalis) adalah pengguguran
kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang tidak berwenang dan
dilarang oleh hukum.

Klasifikasi Menurut gambaran klinis abortus dapat dibedakan kepada:1-3


1. Abortus imminens

yaitu abortus tingkat permulaan (threatened abortion)

dimana terjadi perdarahan pervaginam, Abortus iminens didiagnosa bila


11

seseorang wanita hamil kurang daripada 20 minggu mengeluarkan darah sedikit


pada vagina. Perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau dapat berulang, dapat
pula disertai sedikit nyeri perut bawah atau nyeri punggung bawah seperti saat
menstruasi. ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam
kandungan.

Gambar 1. Abortus Imminen

2. Abortus insipiens (inevitable abortion) yaitu abortus yang sedang mengancam


dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil
konsepsi masih dalam kavum uteri. Abortus insipiens didiagnosis apabila pada
wanita hamil ditemukan perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan
darah yang disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya
dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat teraba.
Kadang-kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan
yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera
dilakukan. Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada
keadaan ini merupakan kontraindikasi.1-3

12

Gambar 2. Abortus Insipien


3. Abortus inkomplit (incomplete abortion) yaitu jika hanya sebagian hasil
konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak, dan membahayakan ibu. Sering
serviks tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap
sebagai benda asing (corpus alienum). Oleh karena itu, uterus akan berusaha
mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri,
namun tidak sehebat pada abortus insipiens.1-3

Gambar 3. Abortus Inkomplit


4. Abortus komplit (complete abortion) artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar
(desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong. Perdarahan segera berkurang
setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan
berhenti sama sekali karena dalam masa ini luka rahim telah sembuh dan
epitelisasi telah selesai. Serviks juga dengan segera menutup kembali. Kalau 10

13

hari setelah abortus masih ada perdarahan juga, abortus inkompletus atau
endometritis pasca abortus harus dipikirkan1-3

Gambar 4. Abortus Komplit


5. Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya
masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih.

Gambar 5. Missed Abortion


6. Abortus habitualis (recurrent abortion) adalah keadaan terjadinya abortus tiga
kali berturut-turut atau lebih. Etiologi abortus ini adalah kelainan dari ovum atau
spermatozoa, dimana sekiranya terjadi pembuahan, hasilnya adalah patologis.
Selain itu, disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum dan kesalahan plasenta yaitu
tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progesterone sesudah korpus luteum
atrofis juga merupakan etiologi dari abortus habitualis.
7. Abortus infeksius (infectious abortion) adalah abortus yang disertai infeksi
genital.
14

8. Abortus septik (septic abortion) adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan
penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium.1-3

TEORI

KASUS

Abortus adalah kehamilan yang berhenti Pada kasus ini, di dapatkan anmnesis:
prosesnya pada umur kehamilan di bawah 20 -

Pasien datang denga keluhan perdarahan.

minggu, atau berat fetus yang lahir 500 gram

Darah yang keluar awalnya hanya berupa

atau kurang.

flek-flek

kemudian

berangsur-angsur

menjadi lebih banyak, berwarna merah


Manifestasi Klinis Abortus

segar dan terdapat gumpalan.

1. Amenore
2. Perdarahan pervaginam
3. Rasa mulas atau kram perut di daerah
simfisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus
4. Pemeriksaan ginekologi
1. Inspeksi
vulva:

Pasien mengeluh mules dan di rasakan


semakin lama semakin kuat
Usia kehamilan adalah 10 minggu jika di
hitung berdasarkan HPHT 26/6/2015.

perdarahan

pervaginam ada atau tidak ada


jaringan konsepsi, tercium atau
tidak bau busuk dari vulva
2. Inspekulo: perdarahan dari kavum

Pada pemeriksaan fisik didapatkan:


-

KU: Tampak sakit sedang

Kesadaran: Compos mentis

uteri, ostium uteri terbuka atau Tanda tanda Vital


- Tekanan darah
sudah tertutup, ada atau tidak
-

Nadi

: 90/70 mmHg
: 96 x/menit
15

jaringan keluar dari ostium, ada

Pernafasan

: 20 x/menit

atau tidak cairan atau jaringan

Suhu

: 36.5 oC

berbau busuk dari ostium


3. Vagina toucher (VT): portio masih
terbuka atau sudah tertutup, teraba
atau tidak jaringan dalam kavum
uteri, besar uterus sesuai atau lebih
kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio digoyang,

Pada inspeksi Genitalia di dapatkan Vulva


vagina tidak ada kelainan, darah (+)
VT:
-

Vulva dan vagina tak ada kelainan.

Portio tipis lunak

Ostium terbuka

Sarung tangan : darah(+)


KASUS

TEORI
Abortus Inkomplit1,2

Pada kasus ini:


pengeluaran

Usia kehamilan 10 minggu

kehamilan

Pasien mengeluh mules

sebelum 20 minggu dan masih ada sisa yang

Pasien mengatakan bahwa perdarahan

Abortus

inkomplit

sebagian

hasil

adalah

konsepsi

pada

tertinggal di dalam uterus.

berwarna merah segar dan terdapat


gumpalan

Anamnesis
-

Perdarahan derajat sedang sampai berat

Nyeri / kram pada perut bagian bawah

Keluar jaringan sebagian

Pemeriksaan Fisik
-

Palpasi TFU dapat sesuai/lebih rendah

TFU teraba 1 jari di atas sympisis

dari umur kehamilan

Pada VT di temukan Ostium terbuka,

Dilatasi cervix (+)

Teraba jaringan dari cavum uteri atau

teraba jaringan dan darah (+)

masih menonjol pada ostium uteri


externum
Pemeriksaan Penunjang
-

USG dengan hasil : Sisa Kehamilan (+)


16

Tes kehamilan urin masih positif

USG: terdapat sisa hasil konsepsi (+)

Tatalaksana:
-

Evaluasi

terhadap

keadaan

umum

Pada kasus ini di lakukan Kuretase

Dilatasi cervix tidak di lakukan lagi

pasien serta gangguan hemodinamik

karena Os sudah di beri Misoprostol 2

yang

tab di fornix posterior sebelumnya di

terjadi.

Pada

pasien

yang

mengalami syok, atasi syok terlebih

RS Bhakti Medicare

dahulu.
-

Bila perdarahan hebat, segera lakukan


pengeluaran sisa hasil konsepsi dengan
cara Kuretase

Dilatasi

serviks

sebelum

tindakan

kuretase sering tidak diperlukan. Pada


banyak kasus, jaringan plasenta yang
tertinggal terletak secara longgar dalam
kanalis servikalis dan dapat diangkat
dari

ostium

ekstema

yang

sudah

terbuka.

Blighted Ovum
Blighted ovum (kehamilan anembryonic) terjadi ketika ovum yang telah dibuahi
menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang.
Sel berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu
sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita tahu
tentang kehamilannya.4
Etiologi: 4

17

60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur

dan sperma
Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, factor imunologi

Usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.

Patofisiologi:
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat
berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan
hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam
di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana
hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai
pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang
menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan
menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun
laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin)
yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.4
Diagnosis:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan saat kehamilan
memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar
dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya
kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilanan
embriogenikdapat ditegakkan ilapada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30
mm, tidak dijumpai adanya strukturmudigah dan kantong kuning telur. 4

18

Gambar

Blighted

Ovum

Gambar 2 : Kehamilan Normal

Teori

Kasus

Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka Pada kasus ini, pasien telah melakukan USG di
tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan RS Bhakti Medicare dengan hasil Blighted
hasil konsepsi dari rahim (kuretase).

Ovum
19

Teknik pembedahan dapat terdiri dari dilatasi

serviks yang diikuti dengan pengosongan isi

Kuretase
-

uterus

Pasien sudah di rencanakan untuk


Pasien sudah di berikan Gastrul 2 tab di
fornix posterior, kemudian pasien Syok
di RS tersebut.

Syok Hipovolemik
Secara patofisiologi syok merupakan gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai kondisi
tidak adekuatnya transport oksigen ke jaringan atau perfusi yang diakibatkan oleh gangguan
hemodinamik.5
Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akibat berkurangnya volume plasma di
intravascular. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat (hemoragik), trauma yang
menyebabkan perpindahan cairan

ke ruang tubuh non fungsional dan dehidrasi berat oleh

berbagai sebab seperti luka bakar dan diare berat. Kasus-kasus syok hipovolemik yang paling
sering ditemukan disebabkan oleh perdarahan sehingga syok hipovolemik di sebut juga dengan
syok hemoragik.5
Perdarahan hebat dapat disebabkan oleh berbagai trauma hebat pada organ-organ tubuh
atau fraktur yang disertai dengan luka ataupun luka langkung pada pembuluh arteri utama.5
Pemeriksaan dari gejala klinis:
-

Pengisian dan frekuesnsi nadi,


Tekanan darah
Capillary Refill Time\
Suhu dan turgor kulit.

Stadium syok hipovolemik di bedakan menjadi 4: 5


1. Stadium-I :
Kehilangan darah hingga maksimal 15% dari total volume darah.
Pada stadium ini tubuh mengkompensai dengan dengan vasokontriksi perifer sehingga
terjadi penurunan refiling kapiler. Pada saat ini pasien juga menjadi sedkit cemas atau
20

gelisah, namun tekanan darah dan tekanan nadi rata-rata, frekuensi nadi dan nafas masih
dalam kedaan normal.
2. Stadium-II
Perdarahan sekitar 15-30%.
Pada stadium ini vasokontriksi arteri tidak lagi mampu menkompensasi fungsi
kardiosirkulasi, sehingga terjadi takikardi, penurunan tekanan darah terutama sistolik dan
tekanan nadi, refiling kapiler yang melambat, peningkatan frekuensi nafas dan pasien
menjadi lebih cemas.
3. Stadium-III
Perdarahan sebanyak 30-40%.
Gejala-gejala yang muncul pada stadium-II menjadi semakin berat. Frekuensi nadi terus
meningkat hingga diatas 120 kali permenit, peningkatan frekuensi nafas hingga diatas 30
kali permenit, tekanan nadi dan tekanan darah sistolik sangat menurun, refiling kapiler
yang sangat lambat.
4. Stadium-IV
Perdarahan lebih dari 40%.
Pada saat ini takikardi lebih dari 140 kali permenit dengan pengisian lemah sampai tidak
teraba, dengan gejala-gejala klinis pada stadium-III terus memburuk. Kehilangan volume
sirkulasi lebih dari 40% menyebabkan terjadinya hipotensi berat, tekanan nadi semakin
kecil dan disertai dengan penurunan kesadaran atau letargik. 5

21

Tatalaksana5,6
Jika perdarahan hebat dicurigai sebagai penyebab syok :
1.
2.
3.
4.

Bersihkan jalan napas


Beri oksigen atau
Naikkan kaki ke atas untuk meningkatkan aliran darah ke sirkulasi sentral
Pasang 2 set infus atau lebih untuk transfuse, cairan infus dan obat-obatan IV bagi pasien

syok.
5. Cari dan hentikan segera penyebab pendarahan
6. Kembalikan volume darah dengan
a. Darah segar (Whole blood) dengan cross matched dari group yang sama, kalau
tidak tersedia berikan darah O sebagai life-saving
b. Larutan kristaloid hati-hati edema paru
c. Larutan koloid
7. Monitoring Nadi, Tekanan darah, urine dan perbaikan klinis lainnya.

22

Pada pusat layanan kesehatan atau dapat dimulai sebelumnya harus dilakukan
pemasangan infus intravena. Cairan resusitasi yang digunakan adalah cairan isotonik NaCl 0,9%
atau ringer laktat. Pemberian awal adalah dengan tetesan cepat sekitar 20 ml/KgBB pada anak
atau sekitar 1-2 liter pada orang dewasa. Pemberian cairan terus dilanjutkan bersamaan dengan
pemantauan tanda vital dan hemodinamiknya. Jika terdapat perbaikan hemodinamik, maka
pemberian kristaloid terus dilanjutkan.
Pemberian cairan kristaloid sekitar 5 kali lipat perkiraan volume darah yang hilang dalam waktu
satu jam, karena distribusi cairan koloid lebih cepat berpindah dari intravaskuler ke ruang
intersisial. Jika tidak terjadi perbaikan hemodinamik maka pilihannya adalah dengan pemberian
koloid, dan dipersiapkan pemberian darah segera.5,7
Tanda-tanda bahwa kondisi pasien sudah stabil atau sudah ada perbaikan sebagai berikut
1. Tekanan darah mulai naik, sistolik mencapai 100mmHg
2. Denyut jantung stabil
3. Kondisi mental pasien membaik
4. Produksi urin bertambah. Diharapkan produksi urin paling sedikit 100 ml/4 jam atau
30 ml/1 jam.

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Hadijanto B. Perdarahan pada Kehamilan Muda. Dalam : Ilmu Kebidanan Sarwono


Prawirohardjo. Edisi 4. Jakarta; PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010 hal.45970
2. Saifuddin A. Perdarahan pada kehamilan muda dalam Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2006 hal M9-M17.
3. Abortion. In : Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Bilstrap LC, Wenstrom
KD, editors. William Obsetrics. 22nd ed. USA : The McGraw-Hills Companies, Inc ; 2005
: p. 231-247.
4. Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted

Ovum / Anembryogenic

Pregnancy.

http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted%20ovum.pdf
5. Hardisman.
Anesestiologi
FK
Unand.
http://jurnal.fk.unand.ac.idPatofisiologidanAspekKlinisSyokHipovolemik:Updatedanpen
yegar//
6. Tanjung T.M. Syok dalam Kebidanan. Dalam : Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Edisi 4. Jakarta; PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010 hal.401-6
7. Kolecki P, Menckhoff CR, Dire DJ, Talavera F, Kazzi AA, Halamka JD, et al.
Hypovolemic

Shock

Treatment

&

Management

2013:

Available

from:

http://emedicine.medscape.com/article/760145-treatment

24

Vous aimerez peut-être aussi

  • Laporan Kunjungan Rumah
    Laporan Kunjungan Rumah
    Document26 pages
    Laporan Kunjungan Rumah
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Kepada
    Kepada
    Document1 page
    Kepada
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Anatomi
    Anatomi
    Document7 pages
    Anatomi
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Manda Artikel
    Manda Artikel
    Document9 pages
    Manda Artikel
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Luka Bacok
    Luka Bacok
    Document3 pages
    Luka Bacok
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • PHBS Done
    PHBS Done
    Document26 pages
    PHBS Done
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • PKM Kutawaluya - Evprog SPAL DEV
    PKM Kutawaluya - Evprog SPAL DEV
    Document34 pages
    PKM Kutawaluya - Evprog SPAL DEV
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Manda Artikel
    Manda Artikel
    Document9 pages
    Manda Artikel
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Sil 2
    Sil 2
    Document3 pages
    Sil 2
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Sil 3
    Sil 3
    Document3 pages
    Sil 3
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Sil 4
    Sil 4
    Document2 pages
    Sil 4
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Pengkajian Data
    Pengkajian Data
    Document3 pages
    Pengkajian Data
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Fahmi Daili
    Fahmi Daili
    Document1 page
    Fahmi Daili
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Sil 1
    Sil 1
    Document6 pages
    Sil 1
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Docc 1 Ulkus
    Docc 1 Ulkus
    Document2 pages
    Docc 1 Ulkus
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Mole 1
    Mole 1
    Document2 pages
    Mole 1
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Sifilis
    Sifilis
    Document2 pages
    Sifilis
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Sifilis 2
    Sifilis 2
    Document3 pages
    Sifilis 2
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • SIFILIS Aaasasa
    SIFILIS Aaasasa
    Document3 pages
    SIFILIS Aaasasa
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Docc 2 Ulkus 2
    Docc 2 Ulkus 2
    Document2 pages
    Docc 2 Ulkus 2
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Sifilis Aaa
    Sifilis Aaa
    Document3 pages
    Sifilis Aaa
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Sifilis Neuro
    Sifilis Neuro
    Document3 pages
    Sifilis Neuro
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • SIFILIS Kongenital
    SIFILIS Kongenital
    Document6 pages
    SIFILIS Kongenital
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Nfeksi Menular Seksual
    Nfeksi Menular Seksual
    Document4 pages
    Nfeksi Menular Seksual
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • DD Haziq
    DD Haziq
    Document6 pages
    DD Haziq
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • SIFILIS Aaasasa
    SIFILIS Aaasasa
    Document3 pages
    SIFILIS Aaasasa
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Nfeksi Menular Seksual
    Nfeksi Menular Seksual
    Document4 pages
    Nfeksi Menular Seksual
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Kerangka Referat Manda
    Kerangka Referat Manda
    Document2 pages
    Kerangka Referat Manda
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Clara Case Revisi DR - Jonas, SpOG
    Clara Case Revisi DR - Jonas, SpOG
    Document18 pages
    Clara Case Revisi DR - Jonas, SpOG
    Clara Amanda Schram
    Pas encore d'évaluation
  • Case Obgyn PEB
    Case Obgyn PEB
    Document23 pages
    Case Obgyn PEB
    ErianaSari
    Pas encore d'évaluation