Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KELOMPOK B4
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
SKENARIO 6
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa
ke RS karena kejang pada beberapa menit
sebelumnya. Sejak 4 hari yang lalu, anak
tersebut menderita batuk & pilek, dan ia hanya
diberi obat batuk-pilek yang dapat dibeli di
warung, dua hari kemudia timbul demam
tinggi, ibunya memberikan obat penurun
panas, tetapi demam tidak turun-turun. Sehari
sebelum anak dibawa ke RS, anak tersebut
mengalami kejang-kejang pada kedua tangan
dan kaki selama 5 menit, sebanyak 2 kali
dengan interval 1 jam. Ibunya memperhatikan,
anaknya sering terlihat mengantuk dan tidur
terus.
RUMUSAN MASALAH
ANALISIS MASALAH
HIPOTESIS
1. ANAMNESIS
A) Riwayat penyakit sekarang
PEMERIKSAAN FISIK
Dapat ditemukan :
Infeksi saluran pernafasan, demam
Kesadaran : menurun, lethargi sampai koma
TIK tinggi - ubun-ubun besar, menonjol,
tegang
Iritabilitas.
Nyeri kepala
Ada/ tidak muntah proyektil
Nadi yang lambat
b. Neurologis
Tanda Kaku kuduk (nuchal rigidity)
Tanda Brudzinski I
Tanda Kernig
Tanda Lasegue
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. PUNKSI LUMBAL
2. Pemeriksaan darah
Leukosit naik
3.Pemeriksaan radiologi
Dilakukan bila ada tanda-tanda
kenaikan TIK dan lateralisasi
4. CT-scan kepala
Eksudat purulen di basal ventrikel yang
mengecil disertai edema otak / ventrikel
yang membesar akibat obstruksi cairan
serebrospinalis
Lanjut : daerah infark akibat vaskulitis
5. MRI kepala
Tunjuk daerah edema dan iskemi otak.
DIAGNOSIS
WD : Meningitis purulenta
DD :
- Meningitis et causa virus
- Meningitis tuberkulosa
- Kejang demam kompleks
- Ensefalitis virus
- Epilepsi
WD : MENINGITIS BAKTERIALIS
Radang selaput
otak (meningen)
yang disebabkan
oleh bakteri.
Gangguan yang
memiliki insidensi
mortalitas dan
morbiditas yang
signifikan.
DD : MENINGITIS TUBERKULOSA
Gejala Klinis :
Mulai perlahan-lahan tanpa panas / kenaikan suhu ringan
Jarang akut dengan panas yang tinggi.
Anak apatis dan tidur terganggu
Anak besar : sakit kepala
Anoreksia, obstipasi, muntah
Kaku kuduk, seluruh tubuh dan timbul opistotonus
Ubun-ubun menonjol dan kelumpuhan saraf mata (gejala
strabismus dan nistagmus)
Pungsi lumbal : CSS jernih/kekuningan, protein meninggi, Cl
dan glukosa menurun
Uji tuberculin (+) : riwayat keluarga menderita tuberculosis
ENSEFALITIS
Gejala Klinis :
Suhu mendadak naik = hiperpireksia
Kesadaran cepat menurun
Anak lebih besar : sakit kepala, muntah, kejang fokal
sampai umum atau twitching saja, berlangsung berjam-jam
CSS : batas normal, kadang ada peninggian jumlah sel,
kadar protein atau glukosa
EEG : aktivitas listrik yang rendah sesuai dengan kesadaran
yang menurun
EPILEPSI
Manifestasi kejang dapat bermacammacam, dari yang ringan seperti rasa
tidak enak di perut sampai kepada yang
berat (kesadaran menghilang disertai
kejang tonik-klonik).
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
PENATALAKSANAAN
PENATALSANAAN (NON-MEDIKA
MENTOSA)
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Tergantung berbagai faktor :
Jenis kuman penyebabnya
Usia penderita
Berat-ringannya infeksi
Lamanya sakit sebelum mendapat pengobatan,
Kepekaan bakteri terhadap antibiotik
Prognosis baik : perbaiki kesehatan, nutrisi, cairan dan
meminum antibiotik yang tepat.
PENCEGAHAN
Kemoprofilaksis
Individu rentan
Untuk cegah meningitis sekunder (H.
influenzae, N. meningitidis)
Imunisasi aktif
Terhadap H. influenzae
Pengurangan 70-85%
Bayi : tiga dosis pada usia 2,4 dan 6 bulan
KESIMPULAN
Hipotesis diterima.
Anak perempuan 5 tahun alami kejang selama
beberapa menit, 4 hari yang lalu alami batuk
pilek, diberi obat, 2 hari kemudian, timbul
demam tinggi, diberi obat penurun panas tapi
tidak turun-turun, riwayat kejang pada kaki dan
tangan sebanyak 2 kali dengan interval 1 jam
sehari sebelum masuk ke RS dan sering terlihat
mengantuk dan tidur terus menghidap
penyakit meningitis bakterialis.