Vous êtes sur la page 1sur 26

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN


INFEKSI PERSARAFAN
(ENCEPHALITIS)
OLEH :
NI KADEK DWI JAYANTI
(P07120013044)
NI KADEK YULLY LEONI
(P07120013045)
NI PUTU WULAN NATALIANI
(P07120013046)
KELOMPOK 2 (2.2)

GANGGUAN
INFEKSI
PERSARAFAN
(ENCEPHALITIS)

PENGERTIAN
O Encephalitis adalah infeksi yang

mengenai CNS yang disebabkan oleh


virus atau mikroorganisme lain yang
non-purulen (+) (Muttaqin Arif,2008)
O Encephalitis adalah radang jaringan
otak yang dapat disebabkan oleh
bakteri cacing, protozoa, jamur,
ricketsia atau virus (Kapita selekta
kedokteran jilid 2, 2000)

PENYEBAB
O Berbagai macam mikroorganisme dapat

menimbulkanensefalitis, misalnya bakteria,


protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan
virus. Bakteri penyebab ensefalitisadalah
Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli,
M. Tuberculosa dan T. Pallidum.
O Penyebab lain dari ensefalitis adalah
keracunan arsenik dan reaksi toksin dari
thypoid fever, campak dan chicken pox/cacar
air.
O Penyebab yang tersering ialah virus.

PATOFISIOLOGI
Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,
saluran nafas dan saluran cerna, setelah
masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar
ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
OSetempat : virus alirannya terbatas
menginfeksi selaput lendir permukaan atau
organ tertentu.
OPenyebaran hematogen primer : virus masuk
ke dalam darah. Kemudian menyebar ke organ
dan berkembang biak di organ tersebut.
OPenyebaran melalui saraf-saraf : virus
berkembang biak di permukaan selaput lendir
dan menyebar melalui sistem saraf.

TANDA DAN GEJALA


1. Demam.
2. Sakit kepala dan biasanya pada
bayi disertai jeritan.
3. Pusing.
4. Muntah.
5. Nyeri tenggorokan.
6. Malaise.
7. Nyeri ekstrimitas.

8. Pucat.
9. Halusinasi.
10. Kaku kuduk.
11. Kejang.
12. Gelisah.
13. Iritable.
14. Gangguan kesadaran

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
O Biakan : dari darah
O Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen,

uji inhibisi henaglutinasi dan uji teutralisasi.


O Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan
leukosit.
O Fungsi lumbal likuor serebospinalis sering
dalam batas normal. Kadang- kadang
ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel,
kadar protein atau glukosa.
O EEG / Electroencephalography
O CT Scan

KLASIFIKASI
ENSEFALITIS
O Ensefalitis Supurativa
O Ensefalitis Siphylis
O Ensefalitis Virus
O Ensefalitis Karena Parasit
O Ensefalitis Karena Fungus
O Riketsiosis Serebri

PENATALAKSANAAN MEDIS
O Isolasi
O Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur.
O Mengurangi meningkatnya tekanan

intrakranial : manajemen edema otak


O Mengontrol kejang : Obat antikonvulsif
diberikan segera untuk memberantas
kejang. Obat yang diberikan ialah valium
dan atau luminal.
O Mempertahankan ventilasi : Bebaskan jalan
nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan (2-3
l/menit).

O Penatalaksanaan shock septik.


O Mengontrol perubahan suhu

lingkungan.
O Untuk mengatasi hiperpireksia,
diberikan kompres pada permukaan
tubuh yang mempunyai pembuluh
besar, misalnya pada kiri dan kanan
leher, ketiak, selangkangan, daerah
proksimal betis dan di atas kepala.

ASUHAN
KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
O Identitas : Ensefalitis dapat terjadi

pada semua kelompok umur.


O Keluhan Utama, berupa panas badan
meningkat, kejang, dan kesadaran
menurun.
O Riwayat Penyakit Sekarang : Mulamula anak rewel, gelisah, muntahmuntah, panas badan meningkat
kurang lebih 1-4 hari, sakit kepala.

O Riwayat Penyakit Dahulu : Klien

sebelumnya menderita batuk, pilek


kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita
penyakit Herpes, penyakit infeksi pada
hidung, telinga dan tenggorokan.
O Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga
ada yang menderita penyakit yang
disebabkan oleh virus contoh : Herpes
dan lain-lain. Bakteri contoh :
Staphylococcus Aureus,Streptococcus,
E, Coli, dan lain-lain.
O Imunisasi

Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. Penderita biasanya keadaan

umumnya lemah karena


mengalami perubahan atau
penurunan tingkat kesadaran.
c. Gangguan sistem pernafasan
d. Gangguan sistem kardiovaskuler
e. Gangguan sistem gastrointestinal

DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d

sakit kepala mual


2. Hipertemi b/d reaksi inflamasi.
3. Gangguan sensorik motorik
(penglihatan, pendengaran, gaya
bicara) b/d kerusakan susunan
saraf pusat.
4. Resiko terjadi kontraktur b/d
spastik berulang

INTERVENSI
a. Gangguan rasa nyaman
nyeri b/d sakit kepala mual.
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria hasil :
1) Melaporkan nyeri hilang atau
terkontrol.
2) Menunjukkan postur rileks dan
mampu tidur/istirahat dengan tepat.

INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri :

Tindakan

non

analgetik

dapat

Berikan tindakan menghilangkan ketidaknyamanan


dan memeperbesar efek terapi
nyaman.
Berikan

analgetik.
Menurunkan

lingkungan yang stimulasi

reaksi
dari

terhadap

luar

atau

tenang, ruangan sensitivitas terhadap cahaya dan


agak

gelap meningkatkan istirahat/relaksasi.

sesuai indikasi.
Kaji
intensitas Untuk menentukan tindakan yang
nyeri.

akan dilakukan kemudian.

Tingkatkan
baring,

tirah Menurunkan

gerakan

yang

bantu dapat meningkatkan nyeri.

kebutuhan
perawatan
pasien.
Berikan
rentang
aktif/pasif

diri
latihan Dapat membantu merelaksasikan
gerak ketegangan

otot

yang

secara meningkatkan reduksi nyeri atau

tepat dan masase rasa tidak nyaman tersebut.


otot
leher/bahu.
Kolaborasi :
Berikanan

daerah

algesik Obat ini dapat digunakan untuk

b. Hipertermi b/d reaksi


inflamasi.
Tujuan : Suhu tubuh normal.
Kriteria hasil :
Mendemonstrasikan suhu dalam
batas normal, bebas dari
kedinginan.

INTERVENSI
Pantau

RASIONAL

suhu

perhatikan

pasien, Suhu

38,9-41,1

menunjukkan

menggigil/ proses penyakit infeksius akut.

diaforesis.
Pantau suhu lingkungan, Suhu
batasi

linen

tempat

ruangan/jumlah

tambahkan harus

sesuai indikasi.

normal.
membantu

mengurangi

hindari demam.

penggunaan alkohol.
Berikan
antipiretik Digunakan
sesuai indikasi.

untuk

tidur mempertahankan suhu mendekati

Berikan kompres mandi Dapat


hangat,

diubah

selimut

untuk

mengurangi

demam dengan aksi sentralnya


pada hipotalamus.

c. Gangguan sensorik motorik


(penglihatan, pendengaran, gaya
bicara) b/d kerusakan susunan saraf
pusat.
Tujuan : Memulai/mempertahankan
tingkat kesadaran dan fungsi perseptual.
Kriteria hasil :
1.Mengakui perubahan dalam
kemampuan dan adanya keterlibatan
residual.
2.Mendemonstrasikan perilaku untuk
mengkompensasi terhadap hasil.

INTERVENSI
Lihat

RASIONAL

kembali Kesadaran akan tipe/daerah yang

proses

patologis terkena membantu. dalam mengkaji/

kondisi

mengantisipasi defisit spesifik dan

individual.

keperawatan
Munculnya gangguan

Evaluasi

adanya

gangguan
penglihatan

penglihatan

dapat berdampak negatif terhadap


kemampuan pasien untuk menerima
lingkungan.

Ciptakan
lingkungan

yang Menurunkan/

sederhana,

stimuli

pindahkan

menimbulkan

yang

membatasi

jumlah

mungkin

dapat

kebingungan

bagi

d. Resiko terjadi kontraktur


b/d spastik berulang.
OTujuan : Tidak terjadi kontraktur.
OKtiteria hasil : Tidak terjadi
kekakuan sendi.
ODapat menggerakkan anggota
tubuh.

INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri:
Berikan penjelasan

Dengan diberi penjelasan

pada keluarga klien

diharapkan keluarga

tentang penyebab

mengerti dan mau

terjadinya spastik dan membantu program


terjadi kekacauan

perawatan.

sendi.
Lakukan latihan pasif
mulai ujung ruas jari
secara bertahap.

Melatih melemaskan otototot, mencegah kontraktor.

Dengan melakukan
perubahan posisi
Lakukan perubahan

diharapkan perfusi ke

posisi setiap 2 jam.

Jaringan lancar,
meningkatkan daya
pertahanan tubuh.

Kolaborasi untuk
pemberian
pengobatan spastik
dilantin / valium
sesuai Indikasi.

Diberi dilantin / valium ,


kejang / spastik hilang.

Vous aimerez peut-être aussi