Vous êtes sur la page 1sur 53

Atraumatic care adalah pemberian

perawatan secara therapeutic di


semua setting, oleh personnel, dan
melalui penggunaan intervensi yang
menghilangkan atau meminimalkan
distress psikologis and fisik yang
dialami oleh pasien dan keluarga
mereka dalam sistem pelayanan
kesehatan

Atraumatic care adalah asuhan


keperawatan yang tidak
menimbulkan trauma pada anak dan
keluarganya merupakan asuhan yang
teurapetik karena bertujuan sebagai
therapi pada anak

Atraumatic care merupakan bentuk


perawatan teurapetik yang diberikan
oleh tenaga kesehatan dalam
tatanan kesehatan anak, melalui
penggunakan tindakan yang dapat
mengurangi stres fisik maupun stres
psikologis yang dialami anak maupun
orang tuanya

Atraumatic care bukan suatu bentuk


intervensi yang nyata terlihat, tetapi
memberikan perhatian pada apa,
siapa, dimana, mengapa dan
bagaimana prosedur dilakukan pada
anak dengantujuan mencegah dan
mengurangi stres fisik maupun
psikologis

Menurunkan atau mencegah dampak


perpisahan dari keluarga
Dampak perpisahan dari keluarga, anak
mengalami gangguan psikologis yang akan
menghambat proses penyambuhan anak
dan dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Meningkatkan kemampuan orang tua dalam
mengontril perawatan anak perawatan
anaknya.
Mencegah dan mengurangi cedera (injury)
nyeri (dampak psikologis)
Tidak melakukan kekerasan pada anak.

Meliputi pencegahan, diagnosis, treatment, atau


perawatan pada situasi kronik atau akut
Setting: Merujuk pada tempat di mana
pelayanan/ perawatan diberikan: di rumah,
rumah sakit, atau tempat pelayanan kesehatan
lainnya
Personnel: Meliputi semua orang yang secara
langsung terlibat dalam dalam memberikan
pelayanan terapeutik
Intervensi: Berkisar mulai dari pendekatan
psikologis seperti menyiapkan anak untuk
prosedur sampai dengan pendekatan fisik
seperti menyediakan ruang untuk rooming in
dengan anak bagi orang tua

Distress psikologis yaitu meliputi


kecemasan, takut, marah, kecewa,
sedih, malu, atau merasa bersalah
Distress fisik yaitu berkisar dari
tidak dapat tidur dan immobilisasi
sampai dengan stimuli sensori yang
mengganggu seperti nyeri, suhu
ekstrim, suara gaduh, cahaya yang
menyilaukan, atau kegelapan.

Stressor fisik
Nyeri dan ketidaknyamanan (injeksi,

penusukan vena, intubasi, suctioning,


penggantian dressing, pemeriksaan rectal,
prosedur invasif lain, penyakit, tindakan)
Immobilitas (penggunaan restraint, fatigue,
menjalani bedrest)
Kurang tidur
Ketidakmampuan makan dan minum
Perubahan dalam kebiasaan eliminasi

Stresor Psikologis
Terpisah dari keluarga
Kurang privacy
Ketidakmampuan berkomunikasi (jika

diintubasi)
Inadequate pengetahuan dan pemahaman
tentang situasi
Beratnya penyakit
Perubahan dalam penampilan dan perilaku
pasien

Stressor dari lingkungan

Lingkungan sekitar yang tidak familiar (crowding)


Suara-suara yang tidak familiar (bising dari alat-alat,

seperti monitor, telepon, suctioning, printout


komputer; suara manusia, seperti berbicara, tertawa,
menjerit, batuk, mengeluh, muntah-muntah, berjalan)
Orang-orang yang tidak familiar (tenaga kesehatan,
pasien, pengunjung)
Bau-bau yang tidak familiar dan tidak enak (alkohol,
adhesive remover, bau tubuh, makanan)
Cahaya dan bising yang terus menerus
Aktivitas terkait dengan pasien lain
Perasaan tergesa-gesa atau kurang concern di antara
staff; komentar-komentar yang tidak ramah

Bermain merupakan suatu aktivitas


bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana
mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi merupakan kebutuhan
anak seperti halnya makanan,
perawatan, cinta kasih dan lain-lain

23/03/11

13

Milleer BF & keane CB (1983)


Cara alamiah bagi anak u/ mengungkapkan
konflik dalam dirinya yg tidak disadari.

Foster (1989)

Kegiatan yg dilak sesuai keinginan sendiri u/


memperoleh kesenangan

Champbell & glaser

Bermain sama dg bekerja pd orang dewasa


& merup aspek terpenting dlm kehidupn
anak serta merup cara yg efektif u/
menurunkn stress pd anak & penting u/
kesejahtern mental & emosional anak
23/03/11

14

Wong (2000)

Bermain merup kegiatan yg dilak secara


sukarela u/ memperoleh
kepuasan/kesenangan.

Bermain merup cerminan kemampuan fisik,


intelektual, emosional, dan sosial.

Bermain merup media yg baik u/ belajar karna


dg bermain anak2 akan berkomunikasi, belajar
adaptasi dg lingk, melakukan apa yg dapat
dilak, serta dapat mengenal waktu, jarak, dan
suara.
23/03/11

15

Perkembangan sensori motor

1.

berkembang paling dominan pd masa


bayi. Didukung o/ stimulasi visual,
pendengaran, taktil (sentuhan), stimulasi
kinetik.

Perkembangan kognitif (intelektual)

2.

Anak belajar kenal warna, bentuk/ukuran,


tekstur dari berbagai obyek, angka dan
benda.
Anak belajar merangkai kata, berpikir
abstrak, memahami hub ruang seperti
naik, turun, di bawah dan terbuka.
belajar u/ mengatasi persoalan yg timbul
23/03/11

16

Sosialisasi

1.

Bayi telah menunjukkan ketertarikan


& kesenangan terhadap orla, t.u ibu.

Dg bermain anak akan


mengembangkan dan memperluas
sosialisasi. Thn I anak hanya amati
obyek, umur 2-3 th anak bermain
peran, usia prasekolah bergabung dg
teman sebaya (peer group) dan
punya teman favorit.
23/03/11

17

Perkembangan Kreativitas

1.

Anak2 bereksperimen dan mencoba


ide2nya.

Perkembangan Kesadaran diri

2.

Dg bermain anak akan menyadari


bahwa dirinya berbeda dari yg lain
dan memahami dirinya sendiri.

Belajar tahu kelemahan dan


kekurangan dirinya.
23/03/11

18

Perkembangan Nilai2 moral

1.

Anak belajar perilaku yg benar dan salah dari


lingk rumah/sekolah,
mengenal nilai2 moral dan etika.
Taat aturan misal; kejujuran bila masuk dlm
kelompok.
bertanggungjawab terhadap sesuatu yg
diperbuatnya.

Nilai terapeutik

2.

Bermain dpt mengurangi tekanan atau stress dari


lingk. Dapat mengekspresikan emosi dan
ketidakpuasan atas situasi sosial serta rasa
takutnya.
23/03/11

19

1.

Perlu ekstra energi

2.

Warna yg cukup

3.

Alat permainan

4.

Ruang untuk bermain

5.

Pengetahuan cara bermain

6.

Teman bermain
23/03/11

20

Adalah : alat permainan yg dpt


mengoptimalkan perkembgn anak
sesuai usia dan tk perkembgn dan
yg berguna untuk pengembangan
aspek fisik, bahasa, kognitif, dan
sosial anak (soetjiningsih,1995)

23/03/11

21

Pengembangan aspek fisik dilak


mell kegiatan :
Belajar berjalan atau merangkak
Naik turun tangga
Bersepeda

Pengembangan bahasa dilak dg:


melatih bicara dan menggunakan
kalimat yg benar

23/03/11

22

Pengembangan aspek kognitif dilak


dg:
pengenalan suara, ukuran,
bentuk, warna objek,

23/03/11

23

Pengembangan
aspek sosial dilak
dg:
berhub/ interaksi
dg ortu, saudara,
kelrg dan
masyarakat.
23/03/11

24

Merup aktivitas bermain yg membuat


anak memperoleh kesenangan yg
dilak sendiri misalnya dg:
1. Exploratory play =
mengamati/menyelidiki misal ;
memeriksa, memperhatikan,
mencium, menekan, dan
membongkar mainan.
2. Construction play = membangun
misal ; berusaha menyusun balok2
menjadi bentuk rumah, mobil dll
03/23/11

25

3. Dramatic play = Bermain


peran, misal sandiwara, rumahrumahan, dan boneka
4. Bermain bola voli, sepak bola,
dll.

03/23/11

26

Merup suatu hiburan atau kesenangan


yg diperoleh dari orang lain.
Anak berperan pasif dg melihat atau
mendengar saja, misal melihat
gambar, mendengar cerita, menonton
TV menonton
Perlu Ortu mendampingi u/
menjelaskan hal2 yg belum di
ketahui anak dpt mendekatkan
hub ortu dan anak
23/03/11

27

1.

1.

KEAMANAN
Alat main u/ anak < 2th : tidak terlau
kecil, catnya tdk beracun, tidak ada
bag yg tajam, tdk mudah pecah
karena pd usia ini suka memasukkan
benda ke mulut
UKURAN DAN BERAT
Prinsipnya maina tdk membahayakan
dan sesuai dg usia anak. Maian besar
dan beratanak akan sukar
menjangkau/memindahkannya. Bila
terlalu kecil manan mudah tertelan.
23/03/11

28

1.

Desain
Sebaiknya sederhana ukurannya,
susunan dan warna serta jelas
maksud dan tujuan. Tidak terlalu
rumit u/ meghindari kebingungan
anak.

2.

Fungsi yg jelas
Untuk stimulasi perkembangn anak
23/03/11

29

1.

Variasi APE
Tidak terlalu sulit dan mudah Dapat
dibongkar pasang,

2.

Universal
Mudah diterima dan dikenali semua
budaya dan babngsa

3.

Tidak mudah rusak, mudah didapat


dan terjangkau o/ masy luas
23/03/11

30

1. Klasifikasi bermain berdasarkan isi


dan karakteristik sosial.
Berdasarkan isinya dibedakan
Permainan yg :

berhub dg orla (social effective play)


berhub dg Kesenangan (sence pleasure
play)
hanya memperhatikan saja (unocupied
behavior).
Permainan ketrampilan (skill play)
23/03/11

31

2. Berdasarkan karakteristik sosial al:

Permainan dg mengamati teman2nya


bermain (Onlooker play)
Permainan yg dimainkan sendiri
(solitary play)
Permainan bersama teman tanpa
interaksi (parallel play)
Permainan dg bermain bersama tanpa
tujuan kelompk (associative play)
Permainan dg bersama yg dikoordinir
(cooperative play)
23/03/11

32

Masa bayi (0-1thn)


Aktivitas bermain bertujuan u/:
1.Melatih dan mengevaluasi refleks2
fisiologis
2.Melatih koordinasi antara mata
dan tanga serta mata dan telinga
3.Melatih u/ mencari objek yg tidak
kelihatan
4.Melatih sumber asal suara
5.Melatih kepekaan perabaan
03/23/11

33

Stimulasi visual:
Objek warna terang di atas tempat tidur

Stimulasi auditif
Mengajak bicara, mendengarkan musik,

lonceng

Stimulasi taktik
Membelai, menyisir, menyelimuti

Stimulasi kinetik
Berjalan-jalan

03/23/11

34

Stimulasi visual:
Nonton TV, mainan warna terang yg dpt di

pegang

Stimulasi auditif
Mengajak bicra, panggil namanya

Stimulasi taktik
Bermain air

Stimulasi kinetik
Berdiri pd paha ortu, membantu tengkurap,

duduk
03/23/11

35

Stimulasi visual:
Nonton TV, mainan warna terang yg dpt di

pegang, bermain ciluk ba

Stimulasi auditif
Panggil namanya, ajari panggil ortu,

memberitahu yg sedang dilakukan.

Stimulasi taktik
Mengenalkn berbagai tekstur, bermain air

Stimulasi kinetik
Membantu tengkurap di lantai, latih berdiri,

permainan tarik dorong.


03/23/11

36

Stimulasi visual:
Ajak ke tempat ramai, kenalkan gambar

Stimulasi auditif
Suara binatang, menyebutkan bagian

tubuh

Stimulasi taktik
Merasakn hangat dingin, memegang

makanan sendiri

Stimulasi kinetik
Permainan tarik dorong, bersepeda
03/23/11

37

Contoh alat permainan yg dianjurkan


adalah benda yg aman u/ dimasukkan
ke mulut, boneka orang/binatang yg
lunak, mainan yg bersuara, giring2,
bola dll.

Karakteristik permainan berdasarkan


isi adalah : social affective play dan
sense of pleasure play.
03/23/11

38

Tujuan bermain pd masa batita


1. Mengembangkan ketrampilan bahasa
2. Melatih motorik halus dan kasar
3. Mengembangkan kecerdasan

(mengenal warna, berhitung)


4. Melatih daya imajinasi
5. Menyalurkan perasaan anak
23/03/11

39

Alat permainan yg dianjurkan:


Lilin yg dpt dibentuk
Alat u/ menggambar
Puzzle sederhana
Manik-manik dan alat-alat RT

Keakuan anak sangat menonjol


(egosentris), belum tahu makna
memilikiberebut mainan.
23/03/11

40

Berdasarkan isi bermain tergolong :


Skill play (fase otonomi/mandiri dan

independen/kebebasan)

Berdasarkan karakteristik bermain :


parallel play

Koordinasi motorik masih kurang


sering merusak mainannya

Anak bermain sesukanya dan dpt


berhenti sesukanya.
23/03/11

41

Ciri2 anak:
inisiati mulai berkembang
Rasa ingin tahu > byk ttg hal2

disekitarnya.
Mulai berfantasi dan belajar model kelrg
dan bermain peran

Berdasarkan isi bermain: dramatic role


play dan skill play juga masih
berkembang
Berdasarkan karakteristik sosial :
associative play
03/23/11

42

Alat permainan yg dianjurkan : buku,


majalah, alat tulis krayon, balok dan
aktivitas berenang.

Tujuan bermain :
1. Mengembangkan kemampuan

berbahasa, berhitung, serta


menyamakan dan membedakan.
2. Merangsang daya imajinasi
03/23/11

43

3. Menumbuhkan sportivitas,
kreativitas, kepercayaan diri.
4. Memperkenalkan ilpeng, suasana
got-royong, dan kompetisi.
5. Mengembangkan koordinasi
motorik, sosialisasi, dan
kemampuan u/ mengendalikan
emosi.
03/23/11

44

Bermain di Rumah Sakit

03/23/11

45

Tujuan bermain di RS

1. Melanjudkan fase tumbang secara

optimal
2. Mengembangkan kreativitas anak
3. Beradaptasi secara lebih efektif
terhadap stress.

23/03/11

46

1.

Anak tidak banyak menggunakan energi,


waktu bermain lebih singkat u/
menghindari kelelahan, alat permaianan
> sederhana. Misalnya menyusun balok,
membuat kerajinan tangan, nonton TV.

2.

Relatif aman dan terhindar dari infeksi


silang
Ortu boleh bawa mainan yg bersih dari

rumah
23/03/11

47

3. Sesuai dg kelompk usia


4. Tidak bertentangan dg terapi

Bila program terapi anak harus


istirahat bermain di tempat
tidur.anak jangan diperbolehkan
turun dari tempat tidur, meskipun ia
kelihatan mampu.

5. Perlu partisipasi ortu dan keluarga.


23/03/11

48

Pelaksanaan aktivitas bermain di RS


perlu keterlibatn petugas
kesehatan. Perlu upaya2 sbb:
Menyediakan alat bermain : perhatikan
syarat2 APE, k/p bawa mainan dari
rumah.
Menyediakan tempat bermain:
sediakan ruang khusus u/ bermain,
bermain bisa dilak di tempat tidur u/
hindari infeksi nosokomial.
Dalam pelaksanaannya merup
tanggung jawab petugas kesehatan
dg dibantu o/ ortu.
23/03/11

49

Aktivitas bermain merup salah satu stimulus


bagi perkembangan anak secara optimal.

Alat permainan disesuaikan dg jenis kelamin


dan usia anak shg dpt merangsang
perkembg anak secara optimal.

Saat anak dirawat di RS, aktivitas bermain


tetap perlu dilaksanakn dan harus
disesuaikan dg kondisi anak.

Bermaian merup salah satu kebutuhan dasar


anak untuk tumbangnya.
23/03/11

50

1.
2.
3.

Definisi
Fungsi bermain bagi anak
Tujuan bermain
1.
2.
3.
4.

Judul/jenis permainan
Jumlaj anak
Usia anak
Tanggal pelaksanaan

23/03/11

51

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

9.

Lama / waktu bermain


Alat-alat yg diperlukan
Tempat
Tujuan khusus pada permainan
Prinsip bermain yg dilakukan
Hambatan-hambatan yg mungkin terjadi
Antisipasi untuk meminimalkan hambatan
Pembagian tugas : pemimpin permainan,
fasilitator, pengamat
Mengetahui pembimbing praktek
23/03/11

52

Vous aimerez peut-être aussi