Vous êtes sur la page 1sur 18

FERMENTASI CUKA APEL

KATA PENGANTAR

Asalamualikum Wr.wb

Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa, karna berkat
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga saya dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini saya
akan membahas FERMENTASI CUKA APEL.

Karya Tulis Ilmiah ini telah di buat dengan berbagai observasi dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh sebab itu saya berterimakasih
sebesar-besarmya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada Karya
Tulis Ilmiah ini. Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
dan juga kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstuktif dari pembaca sangan
kami harapkan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.

Jakarta, Juni 2014

Rendy Muhammad sultoni

Daftar isi

Kata pengantar.............................................................................................1
Daftar isi...............................................................................................2

1. Bab 1 pendahuluan............................................................................3
1.1.

Latar belakang............................................................................3

1.2.

Tujuan........................................................................................5

1.3.

Manfaat......................................................................................5

1.4.

Rumusan masalah......................................................................5

2. Bab 2 isi...............................................................................................6
2.1 Tinjauan pustaka..............................................................................6
2.2 Alat dan bahan pembuatan cuka apel............................................9
2.3 Pembahasan.................................................................................10
2.3.1

Pengertian bioteknologi................................................10

2.3.2

Pengertian fermentasi...................................................10

2.3.3

Sejarah cuka apel.........................................................11

2.3.4

Proses

pembuatan

asam

cuka

dari

buah

apel

melalui

fermentasi..........................................................12
2.3.5

Mengetahui manfaat dari cuka apel..............................15

3 Bab 3 penutup.........................................................................................20
3.1 Kesimpulan.................................................................................20
3.2 Kritik dan saran...........................................................................20

Daftar pustaka.........................................................................................21

BAB 1
Pendahuluan

proses

1.1 Latar belakang


Di era modern ini banyak bermunculan produk-produk baru yang diciptakan oleh
manusia untuk melengkapi kebutuhan manusia yang selalu berkembang (Kardayanto
2006). Kemajuan teknologi tersebut juga terjadi dalam hal produk makanan, yaitu
adanya perkembangan bioteknologi. Semakin banyak bahan dasar yang ditemukan,
maka semakin banyak pula jenis makanan atau campuran dengan rasa tertentu yang
dapat diciptakan, seperti halnya cairan cuka untuk menambahkan rasa asam dalam
makanan. Secara khusus di Indonesia, dapat dimengerti bahwa konsumsi cuka dalam
makanan masyarakatnya

sehari-hari sudah

tidak asing lagi. Cuka biasanya

ditambahkan dalam semangkuk bakso, digunakan untuk membuat acar, atau pun
dibuat sebagai pelengkap hidangan pempek (cuka pempek) (Partana 2008). Perlu
diketahui bahwa pada awalnya cuka bukanlah digunakan untuk menambahkan rasa
asam pada makanan (Institut Teknologi Sepuluh November n.d.). Cuka ditemukan pada
abad ke-3 sebelum masehi dengan tujuan untuk memberi warna pada logam. Namun,
seiring berjalannya waktu, pada tahun 1847, ahli kimia yang berasal dari Jerman,
Hermann Kolb mensintesis asam asetat dari zat anorganik yaitu zat yang berasal dari
sumber daya alam mineral non-makhluk hidup. Pada tahun 1910, asam asetat dapat
dihasilkan dari cairan piroligneous yang diperoleh dari distilasi kayu, yang saat ini lebih
dikenal sebagai cuka industri (FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia n.d.). Sejak
itu, cuka lebih mudah didapatkan dan sering digunakan sebagai bahan tambahan
makanan yang dikonsumsi. Namun, sebuah surat kabar mengatakan bahwa cuka
industri merupakan salah satu cairan yang dapatdigunakan untuk membersihkan noda
atau kerak yang terdapat pada keramik kamar mandi (Wardhani 2014). Tidak sekedar
itu saja, sekarang sudah banyak sumber yang mengatakan bahwa cuka merupakan
pembersih yang efektif, seperti di situs vinegarworkswonders.com (2010) dan
vinegartips.com (2014). Memahami bahwa cuka industri merupakan bahan yang dapat
digunakan sebagai alat kebersihan rumah tangga, secara logis, dampaknya jika
dikonsumsi oleh tubuh manusia tidaklah baik. Meskipun demikian, saat ini belum ada
banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti apakah benar bahwa cuka industri
berbahaya bagi tubuh manusia jika dikonsumsi. Belum ada bukti nyata yang serius

akan bahaya yang ditimbulkan oleh cuka industri sehingga bahaya cuka industri belum
dapat dibuktikan secara ilmiah. Terlepas dari bahaya atau tidaknya cuka industri bagi
tubuh manusia, perlu diketahui bahwa cuka industri hanya sekedar memberi rasa asam,
bukan sebagai penambah vitamin dan mineral yang signifikan. Hal ini disebabkan
kandungannya semata-mata hanya air dan asam asetat murni, yang berisi kandungan
mineral yang sangat sedikit dengan ketiadaan vitamin di dalamnya (USDA n.d.).
Adapun alternatif bagi cuka industri yang dapat dipertimbangkan, yakni cuka buah,
dikatakan memiliki vitamin dan mineral yang utuh dari buah yang menjadi bahannya,
sekaligus memberi rasa asam dari asam asetat yang juga dimiliki oleh cuka industri.
Maka, dengan adanya alternatif bagi cuka industri, peneliti tertarik untuk meneliti
kandungan cuka buah, manfaatnya bagi tubuh manusia, dan cara pembuatan cuka
buah dengan memanfaatkan bahan-bahan dasar yang mudah ditemukan di kalangan
masyarakat. Dengan demikian, maka peneliti dapat membuktikan bahwa cuka buah
dapat menjadi alternatif bagi cuka industri.

1.2 Tujuan
1) Tujuan khusus

untuk memenuhi tugas matakuliah fisiologi tumbuhan.

2) Tujuan umum

1. Mengetahui cara pembuatan asam cuka dari buah apel dari proses fermentasi.
2. Mengetahui suatu proses fermentasi.
3. Mengetahui manfaat dari cuka apel.

1.3 Manfaat

1. Agar memberikan pandangan kepada pembaca tentang pembuatan fermentasi cuka


apel.
2. Mengetahui khasiat dan manfaat penting dari cuka apel yang sangat berperan bagi
kesehatan tubuh kita, baik itu untuk kelancaran pencernaan maupun sebagai obat
berbagai penyakit.

1.4 Rumusan masalah

Apa itu Bioteknologi ?

Apa itu fermentasi ?

Bagaimana Sejarah tentang cuka apel ?

Bagaimana proses pembuatan asam cuka dari buah apel dari proses fermentasi ?

Manfaat apa saja yang terkandung dalam cuka apel ?

BAB 2
Isi

2.1 Tinjauan pustaka

A. Apel
Apel adalah tanaman buah yang biasa tumbuh di iklim sub tropis, apel
di Indonesia dikembangkan di beberapa wilayah, terutama di wilayah Pasuruan,
khususnya di Kecamatan Tutur Nongkojajar. Pada pembuatan Cuka apel, buah apel
yang dipakai dalam pembuatannya adalah jenis Apel hijau malang (manalagi) nama
latinnya Malus sylvestris mill yang berasal dari Australia dan dan kini sedang
dikembangkan di Indonesia (Anonymous,2005). Apel untuk cuka biasanya terlalu

masam dan sepat untuk dimakan segar tetapi memberikan rasa yang memuaskan pada
cuka.
a. Sistematika
Divisi

: spermatophyte

Subdivisi

: angiosperma

Klas

: dicotyledonae

Ordo

: Rosales

Famili

: Rosaceae

Genus

: Malus

Species

: Malus sylvestris mill

b. Jenis Jenis Apel


Jenis jenis apel yang dikembangkan di Indonesia adalah:
1. Rome beauty
2. Manalagi
3. Anna princess nobble
4. Wanglin
5. New Zeland
(Soelarso, 1996)
c. Kandungan Apel
1) Flavonoid
Flavonoid pada buah apel paling banyak dibandingkan dengan buah buahan
lain. Flavonoid tersebut, mampu menurunkan risiko kena penyakit kanker paru-paru
sampai 50 persen, selain itu juga quacertin, sejenis flavonoid yang terkandung dalam
apel, dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker prostat (klinikmayo.2010).
2) Fitokimia
Fitokimia di dalam apel juga akan berfungsi sebagai antioksidan yang melawan
kolesterol jahat (LDL, Low Density Lipoprotein), yang potensial menyumbat pembuluh
darah dan juga Antioksidan akan mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh
darah. Pada saat bersamaan, antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik (HDL,

High Density Lipoprotein), yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung dan
pembuluh darah (British Medical Journal,1996).
3) Pektin
Kandungan pektin (serat larut yang dikandung buahbuahan dan sayuran), telah
diteliti dan terbukti menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Secara spesifik pada
sebuah penelitian awal, terbukti bahwa dalam apel ditemukan asam D-glucaric yang
bermanfaat mengatur kadar kolesterol, jenis asam ini mampu mengurangi kolesterol
sampai 35 persen. Apel sebesar lima gram berukuran sedang mempunyai serat yang
tinggi dan serat ini bermanfaat untuk melencarkan pencernaan dan menurunkan berat
badan (Cornell University.Amerika,1996).
4) Tannin
Apel mengandung tannin yang berkonsentrasi tinggi. Tannin ini mengandung zat
yang dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi yang disebabkan oleh
tumpukan plak. Tidak hanya itu, tannin juga berfungsi mencegah infeksi saluran
kencing dan menurunkan risiko penyakit jantung (Yuliati, 2007).
B. Cuka Apel
Cuka apel adalah cairan hasil fermentasi buah apel segar yang mula mula gula
diubah menjadi alkohol (etanol), kemudian alkohol ini diubah menjadi asam asetat
(Anonymous, 2006).

C. Asam Asetat (CH3COOH)


Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia
asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali
ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat
murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan
memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling
sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah
asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-.
(Depkes RI,1995) Fermentasi asam asetat adalah fermentasi aerobik atau respirasi
oksidatif,

yaitu

respirasi

dengan

oksidasi

berlangsung

tidak

sempurna

dan

menghasilkan produk-produk akhir berupa senyawa organik seperti asam asetat.


Proses ini dilakukan oleh bakteri dari genus Acetobacter dan Gluconobacter. Kondisi
respirasi oksidatif ini dapat dilakukan dengan kultur murni, tetapi kondisinya tidak selalu
aseptis oleh karena pH yang rendah serta adanya alkohol dalam media merupakan
faktor penghambat bagi mikroorganisme lain selain Acetobacter acetii. Mekanisme
fermentasi asam asetat ada 2 yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam asetat.
Pada fermentasi alkohol mula-mula gula yang terdapat pada bahan baku akan
dibongkar oleh khamir menjadi alkohol dan gas CO2 yang berlangsung secara
anaerobik. Setelah alkohol dihasilkan maka dilakukan fermentasi asam asetat,dimana
bakteri asam asetat akan mengubah alkohol menjadi asam asetat.Setelah terbentuk
asam asetat fermentasi harus segera dihentikan supaya tidak terjadi fermentasi lebih
lanjut oleh bakteri pembusuk yang dapat menimbullkan kerusakan (Day JR, R.A. dan
AL Underwood, 2002).

2.2 Alat dan bahan pembuatan cuka apel


1. Bahan-bahan yang di gunakan :
-

Apel 500 gr

Gula 100 gr

Air 500 ml

amonium phosphat [ (NH4)3 PO4] 0,25 gram/liter

kalsium metabisulfit 0,125 gram/liter

NaHCO3

asam sitrat

ragi roti (Saccharomyces cereviseae) sebanyak 0,5 gr untuk 500 ml sari buah apel.

2. Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :


-

Timbangan

Kain saring

Baskom

Panci

toples

kompor

belender

labu ukur

lilin

2.3 Pembahasan
2.3.1 Pengertian Bioteknologi
Menurut sebagian orang bioteknologi adalah pemanfaatan organisme (mikroba)
atau produksi organisme yang bertujuan untuk menghasilkan produk atau jasa yang
menguntungkan manusia.
Bioteknologi dibagi menjadi 2 yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern.

Bioteknologi

konvensional

adalah

proses

mengandalkan kemampuan alami dari mikroorganisme

fermentasi

yang

masih

(belum ada rekayasa).

Sedangkan Bioteknologi modern adalah proses yang mengandalkan mikroorganisme


yang sudah di rekayasa.
Proses pembuatan cuka apel termasuk kedalam bioteknologi konvensional.

2.3.2 pengertian fermentasi


Pada organisme tingkat tinggi, fermentasi terjadi apabila dalam proses respirasi
tidak tersedia oksigen. Fermentasi terdiri tas dua tahap, yaitu tahap glikolisis dan
pembentukan NAD+. Pada proses tersebut, asam pirufat hasil glikolisis tidak di ubah
menjadi asetil Co-A. Namun senyawa tersebut akan di reduksi menjadi senyawa lain
dengan bantuan NADH.
Ada perbedaan antara fermentasi dengan respirasi anaerob. Fermentasi tidak
melibatkan mitokondria, sedangankan respirasi anaerob melibatkan mitokondria. Dalam
fermentasi, dari satu molekul glukosa akan di hasilkan 2 ATP. Fermentasi dapat
dibedakan menjadi dua macam berikut :
A. Fermentasi Asam Laktat

Fermentasi asam laktat terjadi pada sel-sel otot. Proses tersebut mengunakan
bahan baku berupa asam piruvat ( hasil dari glikolisis). Hasil dari proses tersebut
berupa asam laktat dan ATP. Timbunan asam laktat yang berlebuhan dapat
mengakibatkan otot terasa nyeri dan lelah. Berikut adalah reaksi fermentasi dari asam
laktat :
Glukosa 2 Asam piruvat 2 fosfoenol piruvat 2 asam laktat

Glikolisis

B. Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol dapat terjadi pada khamir dan yeast (saccharomyces sp). Pada
proses tersebut menggunakan bahan baku berupa asam piruvat. Hasil dari proses
tersebut berupa etanol, CO2, dan ATP.
Berikut adalah reaksi fermentasi alkohol :
Glukosa 2 asam piruvat 2 asetaldehid 2 etanol

Glikolisis

2.3.3 Sejarah Cuka Apel


Cuka apel telah di gunakan selama ribuan tahun untuk mengobati berbagai
keluhan penyakit. Hipporocates, bapak kedokteran modern, merekomendasikan
penggunaan cuka apel yang dicampur dengan madu untuk mengobati demam dan flu
pada tahun 400 SM. Sejak itu Cuka apel terus digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit termasuk nyeri. Cuka apel juga digunakan oleh tentara romawi dan para para
pendekar samurai jepang sebagai ramuan untuk kesehatan, kekuatan, dan vitalitas.
Cuka apel juga digunakan untuk perang saudara Amerika serikat sebagai
antiseptik untuk membersihkan luka para tentara dan terus digunakan untuk tujuan
yang sama pada perang dunia I.

2.3.4 Proses pembuatan asam cuka dari buah apel melalui proses fermentasi

1. Cara membuat Cuka apel adalah sebagai berikut:


a. Disiapkan buah apel yang masak dan tidak busuk, dicuci bersih, jangan dikupas
kulitnya, direbus dan ditambah air sebanyak 500
ml sampai mendidih agar buah apel tidak terjadi pencoklatan pada
saat diblender, didinginkan.
b. Buah apel yang sudah direbus, dipotong kecil kecil, diblender
bersama dengan air rebusan buah apel, Kemudian disaring dengan
kain saring untuk mendapatkan sari buah (filtrat).

c. Diatur pH dari filtrat menjadi 4,5. Bila pH < 4 ditambahkan NaHCO3 dan bila > 5
ditambahkan asam sitrat.

d. Larutan sari buah apel ditambahkan gula pasir sebanyak 10%


(100 gr per liter),dan ditambah air sebanyak 500 ml, dipasteurisasikan pada suhu 70
80 C selama 15 menit (dihitung mulai dari setengah mendidih), lalu didinginkan dengan
cara diangin-anginkan sampai suhunya turun, diaddkan ke dalam labu ukur 500 ml
dihomogenkan, Kemudian dimasukan dalam botol fermentasi, Ditambahkan ragi roti
(Saccharomyces cereviseae) sebanyak 0,5 gr untuk 500 ml sari buah apel.

e. Botol fermentasi disumbat dengan karet / gabus yang diberi


lubang kecil untuk memasukkan pipa plastik yang berbentuk U
serta rapatkan lubang gabus tadi dengan lilin dan ujung pipa dan
ujung pipa dimasukkan ke dalam air dimasukkan ke dalam air.

f. Dibiarkan pada suhu ruangan 14 hari. Fermentasi berlangsung


bila timbul gas CO2 yang terlihat dalam air berupa gelembung udara. Fermentasi akan
berlangsung terus sampai gula dalam sari buah habis.

g. Selama peragian, botol penampung diisi air untuk menghalangi masuknya udara dari
luar.

h. Apabila fermentasi telah selesai, larutan sari buah yang telah difermentasi disaring
dengan menggunakan corong yang dilapisi kapas bersih.

i. Supaya ragi dapat tumbuh dan bekerja dengan baik dapat


ditambahkan amonium phosphat [ (NH4)3 PO4] 0,25 gram/liter.

j. Untuk menghambat atau membunuh pertumbuhan


mikroorganisme (bakteri atau kapang) yang tidak dikehendaki
dapat ditambahkan kalsium metabisulfit 0,125 gram/liter.

k. Awal fermentasi dihasilkan kadar alkohol hingga mendapatkan hasil kadar alkohol
optimum. Setelah kadar alkohol optimum tercapai lakukan fermentasi kembali sehingga
didapatkan kadar asam asetat optimum dalam pembuatan cuka apel, semakin lama
fermentasi maka semakin bagus pula kadar asam asetat yang terjadi.

2. Hasil Reaksi Fermentasi


Hasil reaksi proses fermentasi pada produksi cuka apel adalah :
Gula (Glukosa, fruktosa, atau sukrosa) Alkohol (etanol) + karbondioksida + energi
(ATP) + asam asetat.

Fermentasi Alkohol dalam persamaan berikut :


C6H12O6 + Saccharomyces cereseviae 2C2H5OH + 2CO2

Gula Sederhana

Khamir

Alkohol Karbondioksida

Fermentasi Alkohol dalam persamaan berikut :


C2H5OH + O2 + Acetobacter acetii CH3COOH + H2O

Alkohol Oksigen Bakteri Cuka

Asam asetat

Air

2.3.5 Manfaaat dari pembuataan cuka apel

Buah apel yang selama ini kita kenal dengan segala kandungan vitamin, mineral,
serta unsurunsur lainnya seperti fitokimian, serat tanin, dll, ternyata dapat juga diolah
menjadi cuka. Cuka apel (apple cider vinegar) berasal dari hasil fermentasi buah apel
segar. Cairan bening kuning keemasan ini memiliki rasa yang masam dan aroma segar
menyengat. Konon, cuka apel sudah digunakan sejak ratusan tahun yang lalu untuk
mengurangi nyeri pada artritis, mengobati sakit tenggorokan, hipertensi, peningkatan
kadar kolesterol, jerawat, dan gangguan kulit. Cuka apel juga telah dimanfaatkan oleh
orang Mesir dan Romawi zaman dulu sebagai ramuan herbal. Cuka apel tidak
menimbulkan keasaman dalam tubuh, walaupun sebenarnya rasa dari cuka apel
tersebut masam. Seperti kita ketahui, tidak selalu makanan yang rasanya asam
memiliki pH asam. Contoh, jeruk, nanas, mangga, jeruk nipis, atau jeruk lemon
termasuk makanan dengan pH basa. Sebaliknya makanan dengan pH asam tidak
selalu rasanya asam. Contoh makanan dengan pH asam; daging yang dapat
meningkatkan keasaman darah, coklat yang rasanya sama sekali tidak asam, dll. Hal ini
disebabkan karena faktor yang menentukan makanan termasuk pembentuk asam atau
basa bukan berdasarkan rasa atau baunya, melainkan dari jenis kandungan
mineralnya, kadar proteinnya, dan kadar airnya. Terlalu banyak mengonsumsi makanan
dengan pH asam, dapat meningkatkan keasaman dalam darah sehingga menimbulkan
kondisi yang disebut asidosis. Asidosis menyebabkan gangguan metabolisme yang
diikuti terjadinya pengentalan atau penggumpalan darah, salah gizi (malnutrisi), serta
munculnya penyakit-penyakit degeneratif, termasuk obesitas.

Adapun kandungan mineral dan vitamin dari cuka apel sebagai berikut:
Kalium:
merupakan salah satu mineral dalam cuka apel yang berperan dalam proses
penyembuhan. Sebagai elektrolit yang komposisinya hampir sama denganelektrolit
tubuh, kalium berguna meningkatkan metabolisme tubuh.
Asam amino:
berperan sebagai bahan untuk membangun protein yang bermanfaat mengganti sel-sel
tubuh yang rusak, sebagai pemberi kalori pada tubuh, membuat protein dalam darah
yang berguna untuk mempertahankan tekanan osmose darah, menurunkan kadar
kolesterol darah, menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh. Asam amino dalam
cuka apel kadarnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk buah apel segarnya.
Vitamin dan Beta Karoten :
Vitamin A: berperan untuk menjaga kesehatan mata juga sebagai antioksidan untuk
membersihkan radikal bebas yang membuat kerusakan sel.
Vitamin B1 (tiamin): memelihara sifat permeabilitas dari dinding pembuluh darah.
sehingga mencegah terjadinya penumpukan cairan jaringan tubuh (oedema) seperti
pada penyakit beri-beri, memelihara fungsi syaraf sehingga mencegah terjadinya
neuritis,

meningkatkan

sistem

kekebalan

tubuh,

mencegah

rematik,

kanker,

arterosklerosis, stroke, dan memperbaiki kontraksi dinding lambung.


Vitamin B2 (riboflavin): berperan untuk memproses asam amino, lemak, dan
karbohidrat hingga menghasilkan energi ATP yang diperlukan sel tubuh, juga sebagai
antioksidan, pemeliharaan jaringan saraf, jaringan pelapis, kulit, dan kornea mata.
Vitamin C: berperan dalam pembentukan substansi antar-sel dan berbagai jaringan,
meningkatkan daya tahan tubuh, dan sebagai zat antioksidan yang mampu
membersihkan tubuh dari radikal bebas.
Provitamin Beta Karoten: berperan sebagai antioksidan. Keberadaan beta karoten,
vitamin A, dan bersama antioksidan lain bermanfaat untuk membersihkan radikal bebas
sehingga kualitas darah dan sel lebih sehat.
Magnesium:
berperan sebagai perekat yang melekatkan kalsium dan fosfor pada tulang tulang
dalam tubuh melawan osteoporosis, membantu fungsi saraf dan otot, mengatur irama

jantung agar tetap normal, dan sebagai obat penenang alami (magnesium plus
kalsium).
Enzim:
suatu protein yang bertindak sebagai katalis biologi untuk memperlancar
metobolisme zat-zat di dalam tubuh dan sekaligus meningkatkan daya tahan atau
imunitas tubuh terhadap adanya zat asing yang dapat merugikan tubuh.

Serat pectin:
merupakan senyawa polisakarida yang bisa larut dalam air yang berfungsi
sebagai pelindung yang melindungi dinding lambung dan usus, sehingga akan
terlindungi bila terdapat luka, toksin kuman, atau asam lambung yang berlebih.
Beberapa fungsi lain dari serat pectin:
Merangsang gerak peristaltic usus sehingga pencernaan terhadap makanan menjadi
lebih baik.
Membentuk volume makanan sehingga memberikan rasa kenyang.
Melunakkan dan memadatkan feses sehingga memudahkan defikasi (buang air besar)
dan mencegah konstipasi (sembelit).
Mencegah penyerapan lemak dan kolesterol, karena serat merangsang sekresi
(pengeluaran) getah empedu yang membuat lemak menjadi emulsi dan terbuang
bersama feses (kotoran).
Memperlambat penyerapan glukosa sehingga membantu mencegah kenaikan glukosa
(gula darah) pada penderita diabetes mellitus.
Membentuk lapisan gel di dinding lambung sehingga efektif mengatasi penyakit maag.
Mencegah terjadinya kanker usus terutama kanker colon (usus besar).
Sebagai antikolesterol, bila berinteraksi dengan vitamin C dapat menurunkan
kolesterol darah. Selain itu, pectin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus dan
memperlunak feses serta mengikat dan menghilangkan racun dalam isi usus. Adapun
khasiat dan manfaat dari cuka apel sebagai berikut:
1. Antibakteri dan antiseptik.
2. Hipokolesterolemik yaitu menurunkan lonjakan kadar kolesterol darah.
3. Meningkatkan daya tahan tubuh.

4. Melegakan saluran pernapasan.


5. Meredakan saluran pencernaan yang terganggu, kencing sakit, asma, rematik,
artritis, demam, dan radang hidung. Untuk membantu mengatasi demam, oleskan cuka
apel ke bagian tubuh, terutama dada, punggung, dan lipatan (siku, ketiak, dan
selangkangan).
6. Meredakan rasa letih dan lesu yang diakibatkan oleh miskinnya pasokan darah yang
kaya oksigen sehingga asam urat menumpuk. Jika disertai rasa tidak nyaman dan
gatal, bisa jadi karena toksemia (keracunan dalam darah). Bisa diatasi dengan
membuat ramuan 3/4 cangkir cuka apel, tambahkan 1/4 cangkir madu, aduk. Minumlah
sedikit-sedikit. Agar badan segar sepanjang hari, enak tidur dan daya tahan tubuh lebih
baik, minum setiap pagi setelah
sarapan.
7. Campurkan cuka apel dan air hangat dalam jumlah yang sama. Gunakan untuk
berkumur di tenggorokan sambil menengadahkan kepala, lalu buang. Berkhasiat
menyembuhkan batuk dan sakit tenggorokan.
8. Sebagai obat luar, oleskan cuka apel pada luka goresan, kulit terbakar, atau
tersengat matahari, bengkak, memar, eksim, keseleo, dan gigitan serangga.
9. Minum 2 sendok teh cuka ditambah air hangat sampai menjadi segelas, 2 kali setiap
hari bagi penderita hipertensi dan hiperlipidermia (kadar lemak darah berlebihan).
Dapat mencegah serangan jantung, stroke, katarak, rematik, alzheimer, osteoporosis
(pengeroposan tulang) dan melawan kanker. Boleh ditambahkan madu dalam
penyajiannya.
10. Tuang sedikit cuka apel pada kapas/perban, oleskan pada kadas, kurap dan kutu
air. Bagi penderita kutu air dan kaki bau, rendam kaki dalam air hangat yang dibubuhi
cuka apel.
11. Mencegah dan mengobati ketombe dengan cara menghangatkan cuka apel
kemudian oleskan pada kulit kepala.
Untuk dosis pemakaian cuka apel, secara umum cukup dengan -1 sdm cuka apel
dicampur dengan segelas air. Minum 2-3 kali sehari beberapa menit sebelum makan.
Dosis ini juga dianjurkan bagi penderita artritis. Bila belum biasa dengan rasanya, boleh
ditambah dengan 1 sdt madu atau jus buah sebagai pengganti air. Untuk anak-anak,

cukup 1 sdt cuka apel. Sebagian ahli menganjurkan minum banyak air, 2-3 gelas
setelah beberapa saat meminum cuka apel. Gunanya untuk lebih mempercepat
pengeluaran racun dan lemak dalam tubuh. Cuka apel juga bisa dicampurkan dalam
masakan atau salad. Mengonsumsi cuka apel tidak menimbulkan efek samping, selama
cuka apel tersebut organik dan digunakan sesuai dosisnya. Ciri cuka apel yang alami
adalah adanya mother, yaitu endapan cuka di dasar botol dan warna cuka juga lebih
keruh.

Bab 3
Penutup

3.1 Kesimpulan
Banyak

sekali

yang

kita

ketahui

tentang

manfaat

buah

apel

bagi

kesehatan,demikian dengan cuka apel yang mempunyai manfaat yang sangat banyak
bagi kesehatan,karena cuka apel mempunyai kandungan mineral dan vitamin yang
sangat

banyak,

antara

lain

kalium,asam

amino,vitamin

dan

betakaroten,magnesium,enzim,serat pectin yang dapat menurunkan resiko terkena


stroke, mengatasi diabetes, melansingkan tubuh dan melancarkan pencernaan.

3.2 Kritik dan saran


Pada saat ini industri pembuatan bioteknologi di indonesia sangat berkembang
pesat karena manfaatnya yang sangat bagus untuk kesehatan, sudah banyak industriindustri bioteknologi (konvensional dan modern) memasarkan produknya ke dalam dan
luar negeri, tidak demikian dengan fermentasi pembuatan cuka apel. Di indonesia
pembuatan cuka apel masih sangat jarang, untuk itu ini adalah peluang buat kita semua
untuk mengembangan pembuatan cuka apel karena manfaat dari cuka apel itu sendiri
sangat bagus untuk kesehatan dan industri fermentasi ini sangat menguntungkan.

Daftar pustaka

http://www.slideshare.net/essensisense/cuka-buah-sebagai-alternatif-cuka-industri#

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-chandraben-6197-2-.pdf

http://id.scribd.com/doc/141961508/Pembahasan-Cuka-Apel

http://blogs.unpad.ac.id/boenga/files/2011/08/Cuka-Apel-dan-Segala-Khasiatnya.pdf

http://www.academia.edu/4537974/makalah_heterofermentasi#

http//agitas.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-pembuatan-cuka-apel_23.html?=1

Omegawati,wigati hadi.2011.Biologi SMA XII hal 29 (fermentasi).klaten:Intan paeiwara.

Omegawati,wigati hadi.2011.Biologi SMA XII hal 156-169 (bioteknologi).klaten:Intan


paeiwara.

Vous aimerez peut-être aussi