Vous êtes sur la page 1sur 8

ASAL USUL DRAMA

Sejarah Drama Dunia


Drama Klasik
Yang disebut drama klasik adalah pada zaman Yunani dan Romawi. Pada masa kejayaan
kebudayaan Yunani dan Romawi banyak sekali karya drama yang bersifat abadi, terkenal
sampai kini.
(a) Drama Yunani
Asal mula drama adalah kultus Dyonesos. Pada waktu itu, drama dikaitkan dengan upacara
penyembahan kepada dewa, dan disebut tragedi. Kemudian tragedi mendapat makna lain,
yaitu perjuangan manusia melawan nasib. Komedi sebagai lawan kata dari tragedi, pada
zaman Yunani Kuno merupakan karikatur cerita duka dengan tujuan menyindir penderitaan
hidup manusia.
Ada tiga tokoh Yunani terkenal, yaitu Plato, Aristoteles, dan Sophocles. Menurut Plato,
keindahan bersifat relatif. Karya seni dipandangnya sebagai mimetik, yaitu imitasi dari
kehidupan jasmaniah manusia. Imitasi menurut Plato bukan demi kepentingan imitasi itu
sendiri, tetapi demi kepentingan kenyataan. Karya Plato yang terkenal adalah The
Republic.
Aristoteles juga tokoh Yunani yang terkenal. Ia memandang karya seni bukan hanya imitasi
kehidupan fisik, tetapi harus juga dipandang sebagai karya yang mengandung kebajikan
dalam dirinya. Dengan demikian karya-karya itu mempunyai watak tertentu.
Sophocles adalah tokoh drama terbesar zaman Yunani. Tiga karyanya yang merupakan
tragedi, merupakan karyanya bersifat abadi, dan temanya relevan sampai saat ini. Dramanya
adalah "Oedipus Sang Raja", "Oedipus", dan "Antigone". Tragedi tentang nasib manusia yang
mengenaskan. Dari karyanya bentuk tragedi Yunani mendapatkan warna khas.Sedang
Aristophanes, adalah tokoh komedi dengan karya-karyanya The Frogs, The Waps, The
Clouds.
(b) Drama Zaman Romawi
Terdapat tiga tokoh drama Romawi Kuno, yaitu Plutus, Terence, atau Publius Terence Afer,
dan Lucius Seneca. Teater Romawi mengambil alih gaya teater Yunani. Mula-mula bersifat
religius, lama-lama bersifat mencari uang (show biz). Bentuk pentas lebih megah dari zaman
Yunani.
Teater Abad Pertengahan
Pengaruh gereja Katolik atas drama sangat besar pada zaman pertengahan ini. Dalam
pementasan ada nyanyian yang dilagukan oleh para rahib dan diselingi dengan koor.
Kemudian ada pagelaran "Pasio" seperti yang sering dilaksanakan di gereja menjelang
upacara Paskah sampai saat ini.
Ciri khas abad Pertengahan, adalah sebagai berikut:
1. pentas kereta,
2. dekor bersifat sederhana dan simbolis,
3. pementasan simultan bersifat berbeda dengan pementasan simultan drama mod0ern.
(a) Zaman Italia
Istilah yang populer dalam jaman Italia adalah Comedia del 'Arte yang bersumber dari
komedi Yunani. Tokoh-tokohnya antara lain Dante, dengan karya-karyanya The Divina
Comedy, Torquato Tasso dengan karyanya drama-drama liturgis dan pastoral, dan Niccolo

Machiavelli dengan karyanya Mandrake.


Ciri-ciri drama pada zaman ini, adalah sebagai berikut:
1. improvisatoris atau tanpa naskah,
2. gayanya dapat dibandingkan dengan gaya jazz, melodi ditentukan dulu, baru kemudian
pemain berimprovisasi (bandingkan teater tradisional di Indonesia),
3. cerita berdasarkan dongeng dan fantasi dan tidak berusaha mendekati kenyataan,
4. gejala akting, pantomime, gila-gilaan, adegan dan urutan tidak diperhatikan.
Komedi Italia meluas ke Inggris dan Nederland. Gaya komedi Italia ini di Indonesia kita
kenal dengan nama "seniman sinting" atau "seniman miring" dengan tokoh antara lain
Marjuki (Drs.). Dibandingkan dengan drama Yunani, maka pada zaman Italia ini materi cerita
disesuaikan dengan adegan yang terbatas itu. Trilogi Aristoteles mendapat perhatian.
Tokoh-tokoh pelaku dalam komedi Italia mirip tokoh-tokoh cerita pewayangan, sudah
dipolakan yaitu:
1. Arlecchino (The Hero, pemain utama),
2. Harlekyn (punakawan/badut/clown),
3. Pantalone (ayah sang gadis lakon),
4. Dottere (tabib yang tolol),
5. Capitano (kapten perebut gadis lakon),
6. Columbina (punakawan putri),
7. Gadis lakon (primadona yang menjadi biang lakon).
(b) Jaman Elizabeth
Pada awal pemerintahan Raru Elizabeth I di Inggris (1558-1603), drama berkembang dengan
pesatnya. Teater-teater didirikan sendiri atas prakarsa sang ratu. Shakespeare, tokoh drama
abadi adalah tokoh yang hidup pada jaman Elizabeth.
Ciri-ciri naskah drama jaman Elizabeth, adalah:
1. naskah puitis,
2. dialognya panjang-panjang,
3. penyusunan naskahnya lebih bebas, tidak mengikuti hukum yang sudah ada,
4. laku bersifat simultan, berganda dan rangkap,
5. campuran antara drama dan humor.
Tokoh besarnya adalah William Shakespeare (1564-1616), dengan karya-karyanya The
Taming of the Schrew, Mid Summer Night Dream, King Lear, Anthony and
Cleopatra, Hamlet, Macbeth, dan sebagainya. Hampir semuanya telah diterjemahkan
oleh Trisno Sumardjo, Muh. Yamin, dan Rendra.
(c) Perancis (Moliere dan Neoklasikisme)
Tokoh-tokoh drama di Perancis antara lain Pierre Corneille (Melite, Le Cid), Jean Raccine
(Phedra), Moliere, Jean Baptista Poquelin (Le Docteur Amoureux/The Love Sick Doctor,
LesPreciueuses Rudicules/The Affected Young Lady, dan lain-lain), Voltaire (dengan filsafat
dan karyanya yang aneh), Denis Diderot (Le Per De Famille dan Le Fils Naturel),
Beaumarchais (La Barbier De Seville/Barber of Seville, Le Mariage de Fogaro/The Marriage
of Fogaro).
(d) Jerman (jaman Romantik)
Tokoh-tokohnya antara lain Gotthol Ephraim Lessing (Emilia Galotti, Miss Sara Sampson,
dan Nathan der Weise), Wolfgang von Goethe(Faust), Christhop Friedrich von Schiller (The
Robbers, Love and Intrique, Wallenstein, dan beberapa adaptasi dari Shakespeare).
Sejarah Drama Modern

Dalam bagian ini akan dijelaskan perkembangan drama modern di beberapa negara yang
melanjutkan kejayaan tradisi pementasan dan penulisan drama yang telah dimulai pada jaman
Yunani Kuno. Akan dikemukakan tokoh drama seperti Ibsen (Norwegia), Strindberg
(Swedia), Bernard Shaw (Inggris), tokoh dari Irlandia, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol,
Rusia, dan terakhir Amerika Serikat yang menunjukkan perkembangan pesat. Semua ini
sekedar informasi untuk memperluas cakrawala pengetahuan kita di Indonesia tentang
perkembangan drama di luar Indonesia.
(a) Norwegia (Ibsen)
Tokoh paling terkemuka dalam penulisan drama di Norwegia adalah Henrick Ibsen (18281906). Karyanya yang paling terkenal dan banyak dipentaskan di Indonesia adalah "Nora",
saduran dari terjemahan Armyn Pane "Ratna". Karya-karya Ibsen adalah Love's Comedy,
The Pretenders, Brand and Peer Gynt (drama puitis), A doll's House, An Enemy of
the people, The Wild Duck, Hedda Gableer, dan Roshmersholm. Ibsen tidak
memberikan karakter hitam putih, tetapi tokoh penuh tantangan, watak yang digambarkan
kompleks dengan penggambaran berbagai segi kehidupan manusia. Dialognya dengan gaya
prosa yang realistis dengan menekankan mutu percakapan dan bersifat realistis. Gagasan
yang dikemukakan dapat membangkitakan gairah dan memikat perhatian. Problem yang di
angkat dapat menjadi lelucon drama yang besar dan diambil dari problem yang timbul dalam
masyarakat biasa.
(b) Swedia (August Strindberg)
Tokoh drama paling terkenal di Swedia adalah Strindberg (1849-1912). Karya-karya drama
yang bersifat historis dari Strindberg di antaranya adalah Saga of the Folkung dan The
Pretenders. Miss Julia dan The Father adalah drama naturalis. Drama penting yang
bersifat ekspresionistis adalah A Dream Play, The Dance of Death, dan The Spook
Sonata.
(c) Inggris (Bernard Shaw dan Drama Modern)
Tokoh drama modern Inggris yang terpenting (setelah Shakespeare) adalah George Bernard
Shaw (1856-1950) . Ia dipandang ssebagai penulis lakon terbesar dan penulis terbesar pada
abad modern. Di Ingris Bernard Shaw memenduduki peringkat kedua setelah Shakespeare.
Karya-karyanya antara lain adalah Man and Superman, Major Barbara, Saint Joan,
The Devil's Disciple, dan Caesar and Cleopatra.
Tokoh drama modern di Inggris yang lain adalah James M. Barrie (1860-1937), dengan karya
Admirable Crichton, What Every Woman Knows, Dear Brutus, dan Peter Pan. Noel
Coward dengan karya Blithe Spirit. Somerest Mugham dengan karya The Circle.
Christoper Fry dengan karya-karyanya A Phoenic Too Frequent, The Lady's Not for
Burning.
(d) Irlandia (Yeats sampai O'Casey)
Tokoh penting drama Irlandia Modern adalah William Butler Yeats yang merupakan
pemimpin kelompok sandiwara terkemuka di Irlandia dan Sean O'Casey (1884) dengan
karyanya The Shadow of a Gunman, Juno and the Paycock, The Plough and the Stars,
The Silver Tassie, Within the Gates, dan The Stars Turns Red. Tokoh lainnya adalah
John Millington Synge (1871-1909) dengan karya-karya Riders to the Sea dan The
Playboy of the Western World. Synge Merupakan pelopor teater Irlandia yang mengangkat
dunia teater menjadi penting di sana.
(e) Perancis (dari Zola sampai Sartre)
Dua tokoh terkemuka di Perancis adalah Emile Zola (1840-1902) dan Jean Paul Sartre
(1905). Karya-karya Emile Zola adalah Therese Raquin yang mirip A Doll's House.
Eugene Brieux (1858-1932), menulis naskah Corbeaux (The Vultures), La Parisienne
(The Woman of Paris), dan Les Avaries (Damaged Gods). Edmond Rostan (1868-1918)

dengan karya Les Romanasques (The Romancers) dan Cyrano de Bergerac. Maurice
Materlinck (1862-1949), dengan karyanya Pelleas et Melisande yang bercorak romantik.
Jean Giraudoux (1882-1944), dengan karyanya Amphitryen 38 dan La Folle de Challiot
(The Madwoman of Challiot). Jean Giraudoux juga mengarang karya yang sangat terkenal,
yaitu La Guerre de Troie N'aura pas Lieu yang diproduksi oleh Teater Broadway dengan
judul "Tiger at the Gates". Di Indonesia pernah dipentaskan oleh Darmanto Jt. dengan judul
"Perang Troya Tidak Akan Meletus", kisah tentang Hektor dan Helena. Jean Cocteau (1891) dengan karyanya La Machine Internale. Di antara pengarang selama Perang Dunia II,
Jean Paul Sartre merupakan spotlight. Ia lahir pada tahun 1905 dan merupakan tokoh aliran
eksistensialisme. Karya-karyanya antara lain Huis Clos (Ni Exit) dan Les Mouches (The
Flies). Pengarang lainnya adalah Jean Anaoulih (1910-) dengan karyanya Le Bal des
Voleurs (Thieve's Carnivaly) dan Antigone (terjemahan dari drama Sophocles).
(f) Jerman dan Eropa Tengah (Hauptman sampai Brecht)
Banyak sekali sumbangan Jerman terhadap drama modern. Tokoh seperti Hebbel dan
temannya telah mempelopori aliran realisme. Penulis naturalis terkenal adalah Gerhart
Hauptman (1862-1946) dan Arthur Schnitzler (1862-1931). Karya Hauptman antara lain
adalah The Weavers, The Sunken Bell, dan Hannele. Karya Schnitzler antara lain
Liebelei, Anatol dan Reigen. Pengarang lainnya Fernc Molnar (1878-1952) dengan
karya The Play's the Thing, The Guardsman, dan Liliom. Karel Capek (1890-1938)
dengan karya The Insect Comedy yang ditulis bersama kakaknya Yosef. Bertolt Brecht
(1898-1956) dengan teaternya yang memiliki ciri-ciri an enthrailling, masterfull, achievment,
energetic, forceful, full of humor. Nama teaternya adalah Berliner Ensemble (ciri tersebut
berarti memikat, indah sekali, penuh prestasi, penuh energi, daya kekuatan yang tinggi, dan
penuh cerita humor). Karya-karya Brecht antara lain Threepenny Opera, Mother
Courage, dan The Good Woman Setzuan. Berline Ensemble sangat berpengaruh di masa
sesudah Brecht.
(g) Italia (dari Goldoni sampai Pirandillo)
Setelah zaman Renaissance, karya-karya drama banyak berupa opera disamping comedia
dell'arte. Tokoh drama Italia antara lain Goldoni (1707-1793) dengan karyanya Mistress of
the Inn. Gabrielle D'Annunzio (1863-1938) dan Luigi Pirandello (1867-1936) dengan
karyanya Right You Are, If You Think You Are, As You Desire Me, Henry IV,
Naked, Six Characters in Search of an Author, dan Tonight We Improvise.
(h) Spanyol (dari Benavente sampai Lorca)
Bagi Spanyol, abad XX sebagai abad kebangkitan dramatic spirit. Tokohnya antara lain
Jacinto Benavente (1866-1954) yang pernah mendapat hadiah Nobel tahun 1922. Yang
terkenal di Amerika, adalah karyanya yang berjudul Los Intereses Creados (The Bonds of
Interest) dan La Marquerida (The Passion Flower). Sejaman dengan Benavente adalah
Gregorio Martinez Sierra (1881-1947) dengan karyanya The Cradle Song. Pengarang
paling penting pada jaman modern di Spanyol adalah penyair dan penulis drama Frederico
garcia Lorca (1889-1936). Dia dipandang sebagai orang yang dikagumi oleh penyair dan
dramawan W.S. Rendra. Karya Lorca antara lain adalah Shoemaker's Prodigius Wife dan
The House of Bernarda Alba.
(i) Rusia (dari Pushkin sampai Andreyev)
Tzarina Katerin Agung dipandang sebagai pengembang drama di Rusia. Pengarang pertama
yang dipandang serius adalah Alexander Pushkin (1799-1837) dengan karyanya Boris
Godunov, Sebuah tragedi historis. Nikolai Gogol (1809-1852), menulis antara lain The
Inspector General. Alexander Ostrovski (1823-1886) menulis Enough Stupidity in Every
Wise Man. Leo Tolkstoy (1828-1910) menulis The Power of Darkness Selanjutnya Anton
Pavlovich Chekov(1860-1904) sangat terkenal di Indonesia, dengan karyanya yang
diterjemahkan menjadi "Pinangan" dan "Kebun Cherry" (The Cherry Orchid). Pohon Cherry

merupakan karya besar Chekov. Karya lainnya adalah Uncle Vanya, The Sea Gull, dan
The Three Sisters. Ada kualitas dan ciri yang sama dari karya Chekov, yaitu tragedi senyap,
hasrat, kerinduan, dan karakter yang hidup. Pengarang lain adalah Maxim Gorki (1868-1936)
dengan karyanya The Lower Depth. Leonid Andreyev (1971-1919) dengan karyany The
Live of Man, King Hunger, dan He Who Gets Slapped.
(j) Amerika (Godfrey sampai Miller)
Pengarang drama yang paling awal di Amerika adalah Thomas Godfrey, dengan karya The
Prince of Parthia (1767). Harriet Beecher Stowe (1811-1896) menulis The Octoroon.
David Belasco (1854-1931) menulis The Girl of Goldent West. Bronsin Howard (18421908) menulis Shenandoah. James A. Henre (1839-1901).

Sejarah Perkembangan Drama di Indonesia

Seperti yang berkembang di dunia pada umumnya, di Indonesia pun awalnya ada dua jenis
teater, yaitu teater klasik yang lahir dan berkembang dengan ketat di lingkungan istana, dan
teater rakyat. Jenis teater klasik lebih terbatas, dan berawal dari teater boneka dan wayang
orang. Teater boneka sudah dikenal sejak zaman prasejarah Indonesia (400 Masehi),
sedangkan teater rakyat tak dikenal kapan munculnya. Teater klasik sarat dengan aturanaturan baku, membutuhkan persiapan dan latihan suntuk, membutuhkan referensi
pengetahuan, dan nilai artistik sebagai ukuran utamanya.
Teater rakyat lahir dari spontanitas kehidupan masyarakat pedesaan, jauh lebih longgar
aturannya dan cukup banyak jenisnya. Teater rakyat diawali dengan teater tutur.
Pertunjukannya berbentuk cerita yang dibacakan, dinyanyikan dengan tabuhan sederhana,
dan dipertunjukkan di tempat yang sederhana pula. Teater tutur berkembang menjadi teater
rakyat dan terdapat di seluruh Indonesia sejak Aceh sampai Irian. Meskipun jenis teater
rakyat cukup banyak, umumnya cara pementasannya sama. Sederhana, perlengkapannya
disesuaikan dengan tempat bermainnya, terjadi kontak antara pemain dan penonton, serta
diawali dengan tabuhan dan tarian sederhana. Dalam pementasannya diselingi dagelan secara
spontan yang berisi kritikan dan sindiran. Waktu pementasannya tergantung respons
penonton, bisa empat jam atau sampai semalam suntuk
Perkembangan Drama di Indonesia
Sejarah perkembangan drama di Indonesia dipilah menjadi sejarah perkembangan penulisan
drama dan sejarah perkembangan teater di Indonesia. Sejarah perkembangan penulisan drama
meliputi: (1) Periode Drama Melayu-Rendah, (2) Periode Drama Pujangga Baru, (3) Periode
Drama Zaman Jepang, (4) Periode Drama Sesudah Kemerdekaan, dan (5) Periode Drama
Mutakhir.
Dalam Periode Melayu-Rendah penulis lakonnya didominasi oleh pengarang drama Belanda
peranakan dan Tionghoa peranakan. Dalam Periode Drama Pujangga Baru lahirlah Bebasari
karya Roestam Effendi sebagai lakon simbolis yang pertama kali ditulis oleh pengarang
Indonesia. Dalam Periode Drama Zaman Jepang setiap pementasan drama harus disertai
naskah lengkap untuk disensor terlebih dulu sebelum dipentaskan. Dengan adanya sensor ini,
di satu pihak dapat menghambat kreativitas, tetapi di pihak lain justru memacu munculnya
naskah drama. Pada Periode Drama Sesudah Kemerdekaan naskah-naskah drama yang
dihasilkan sudah lebih baik dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sudah
meninggalkan gaya Pujangga Baru. Pada saat itu penulis drama yang produktif dan

berkualitas baik adalah Utuy Tatang Sontani, Motinggo Boesye dan Rendra. Pada Periode
Mutakhir peran TIM dan DKJ menjadi sangat menonjol. Terjadi pembaruan dalam struktur
drama. Pada umumnya tidak memiliki cerita, antiplot, nonlinear, tokoh-tokohnya tidak jelas
identitasnya, dan bersifat nontematis. Penulis-penulis dramanya yang terkenal antara lain
Rendra, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, dan Riantiarno.
Perkembangan teater di Indonesia dibagi ke dalam: (1) Masa Perintisan Teater Modern, (2)
Masa Kebangkitan Teater Modern, (3) Masa Perkembangan Teater Modern, dan (4) Masa
Teater Mutakhir. Masa perintisan diawali dengan munculnya Komedi Stamboel. Masa
kebangkitan muncul teater Dardanella yang terpengaruh oleh Barat. Masa perkembangan
ditengarai dengan hadirnya Sandiwara Maya, dan setelah kemerdekaan ditandai dengan
lahirnya ATNI dan ASDRAFI. Dalam masa perkembangan teater mutakhir ditandai dengan
berkiprahnya 8 nama besar teater yang mendominasi zaman emas pertama dan kedua, yaitu
Bengkel Teater, Teater Kecil, Teater Populer, Studi klub Teater Bandung, Teater Mandiri,
Teater Koma, Teater Saja, dan Teater Lembaga.

PENGERTIAN DRAMA
Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti
berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Jadi, kata drama dapat diartikan sebagai
perbuatan atau tindakan.
1.

Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak.


2. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.

Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII
dibuat istilah Sandiwara.

Secara umum, pengertian drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog
dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah
teater. Dapat dikatakan bahwa drama berupa cerita yang diperagakan para pemain di
panggung.
Selanjutnya, dalam pengertian kita sekarang, yang dimaksud drama adalah cerita yang
diperagakan di panggung berdasarkan naskah.
Pada umumnya, drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam
arti sempit.
~ Dalam arti luas, pengertian drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita
yang dipertunjukkan di depan orang banyak.

~ Dalam arti sempit,pengertian drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang
diproyeksikan ke atas panggung.
Pengertian drama
Drama adalah karangan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia dalam
bertingkah laku yang dipentaskan dalam beberapa babak. Seni drama sering disebut seni
teater.
Sejarah Drama
Sejarah drama sebagai tontonan sudah ada sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita sudah
memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti tertulis yang bisa dipertanggung
jawabkan mengungkapkan bahwa drama sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan
temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa. Sejarah
lahirnya drama di Indonesia tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di Yunani.
Keberadaan drama di negara kita juga diawali dengan adanya upacara keagamaan yang
diselenggarakan oleh para pemuka agama. Intinya, mereka mengucapkan mantra dan doa.
Adapun pengertian drama menurut para ahli antara lain sebagai berikut :

Moulton
Drama merupakan kisah hidup yang dilukiskan dalam bentuk gerakan (life presented
in action).

Balthazar Vallhagen
Drama merupakan sebuah kesenian yang melukiskan sifat dan watak manusia dengan
gerakan.

Ferdinand Brunetierre
Menurutnya drama harus melahirkan sebuah kehendak dengan action atau gerak.

Budianta, dkk (2002)


Drama merupakan genre sastra dimana penampilan fisiknya memperlihatkan secara
verbal adanya percakapan atau dialog diantara para tokoh yang ada.

Menurut Krauss (1999: 249) dalam bukunya Verstehen und Gestalten, Gesang und
Tanz des altgriechischen Kultus stammende knstlerische Darstellungsform, in der
auf der Bhne im Klar gegliederten dramatischen Dialog ein Konflikt und seine
Lsung dargestellt wird. (drama adalah suatu bentuk gambaran seni yang datang dari
nyanyian dan tarian ibadat Yunani kuno, yang di dalamnya dengan jelas terorganisasi
dialog dramatis, sebuah konflik dan penyelesaiannya digambarkan di atas panggung).
Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan
kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang dipentaskan.

Seni Handayani, Drama adalah bentuk komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni
sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam
bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
Wildan, Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama
dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
Anne Civardi, Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan
gerakan.

Adapun pengertian lain yang di ambil dari berbagai sumber yaitu sebagai berikut :

Drama ialah sebuah cerita konflik kehidupan manusia berbentuk dialog yang
dipentaskan menggunaan aksi dan percakapan yang dihadapkan kepada audiance.

Drama juga dapat berarti situasi, action, kualitas komunikasi dan axciting (kehebatan)
Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil oleh
Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas
menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap
satu masalah yang punya arti penting meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau
tidak bahagia tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat
modern, istilah drama sering diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk
didalamnya tragedi dan lakon absurd.
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokohtokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai
pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama
berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing
menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi,
dan merupakan karya sastra yang dicetak. Sebuah drama hanya terdiri atas dialog; mungkin
ada semacam penjelasannya, tapi hanya berisi petunjuk pementasan untuk dijadikan pedoman
oleh sutradara. Oleh para ahli, dialog dan tokoh itu disebut hauptext atau teks utama;
petunjuk pementasannya disebut nebentext atau tek sampingan.

Vous aimerez peut-être aussi