Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
IUUQSFQPTJUPSZJQCBDJEIBOEMF
OLEH
M.APUKISMANE
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002
ABSTRACT
eutrolik.
ABSTRAK
SURATPERNYATAAN
Menupakan
gegasan atau
dengan
Bog~~r2002
Nama: M. Apuk lsmane
Nrp. : P1 0500058
OLEH
M.APUKISMANE
Tesis
sebagai sa/ah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Penge/o/aan Sumberdaya A/am dan Lingkungan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002
Judul Tesis
Nama Mahasiswa
M.APUKISMANE
Nomor Pokok
P.10500058
Program Studi
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
DEA
Mengetahui,
'
Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni. MS.
Tanggal lulus: Senin 16 Desember
RIWAYATHIDUP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya, sehingga tesis hasU penelftian ini berhasU diselesaikan. Judul ulama
peneiHian adalah "Dampak Kegialan Budidaya lkan dalam Kerambe Jartng
Apung terhadap Tingkat Kesuburan Perairan SHu Tegal Abidin" (Studi kasus di
Kecamatan Bojong Mangun Kabupsten Bekasi Propinsi Jawa Barat).
Penulis sampaikan tertma kasih kepada Prof. Dr. lr. Mochamad Sri
Saeni, MS. Dr. lr. Joko Purwanto DEA dan lr. Lukman MSi. se!aku dosen
pembimbing, Prof. Dr. lr. M. Sri Saeni, MS. selaku Ketua Program Studi llmu
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Ungkungan. Disamping ftu, penghargaan
penulis sampaikan kepada Pusat PeneiHian Umnologi - LIPI Cibinong yang telah
membentu selama bertangsungnya peneiHian. Ungkapan tertma kasih juga
disampaikan kepada orang tuaku: Papa, Mamaku. adik - adikku, Nenekku dan
Penulis
DAFTAR lSI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
PENDAHULUAN ..............................................................
Latar Belakang ..........................................................
Tujuan Penelitian ................................. , .................... ..
Manfaat Penelitian ..................................................... .
TINJAUAN PUSTAKA
......................................................
Defenisi dan Manfaat Situ
......................................... .
Hidromorfometri Perairan ............................................ .
Kegiatan Janng Apung dan Dampaknya Terhadap
Ekosistem Perairan
.................................................. .
Kualitas Perairan
.................................................... .
Kesuburan Perairan ...................................................
Fitoplankton
........................................................ .
Kualitas Fisika-Kimia Perairan yang Berpengaruh
Terhadap Fitoplankton ............................................... .
lndeks Biologi
........................................................ .
METODE PENELITIAN
...................................................
..................................... .
Tempel dan Waktu Penelitian
Metode Penelitian
.................................................. .
Bahan dan Ala!
...................................................... .
Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel Air
..................................... ..
dan Cara Pengambilannya
Pengolahan dan Analisa Data
................................... .
......................................... .
lndeks Keanekaragaman
lndeks Keadilan
................................................
lndeks Dominansi
Analisa Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
................. .
Kualitas Air dan Kriteria Kesuburan Perairan
Kesuburan Perairan
...............................................
Konsentrasi Klorofil
............................................... ..
Keanekaragaman Jenis (H'), Keadilan (E),
dan Dominansi (D) Fitoplankton
................................ .
Hubungan dan Perbedaen Antara Kandungan Klorofil,
Nitrit, Nitrat dan Orthofosfat dengan Parameter
Kesuburan Perairan
............................................... ..
1
3
3
3
6
7
7
7
11
11
16
18
21
23
23
23
23
24
25
26
27
27
28
29
29
35
40
42
45
KESIMPULAN
48
DAFTAR PUSTAKA
50
LAMPIRAN
54
.....................................................................
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Parameter fisika-kimia dan biologi yang diamati serta
Alai dan metode yang digunakan (APHA, 1989)
... . .. .. . . .. ... ...
24
29
30
32
....... , ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
33
.. . ... ... .. . .. . .. . .. . ... ... ... ... ... .. . ... .. . ... ... ... ... ...
35
36
37
39
40
44
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka pemikiran dampak kegiatan budidaya ikan
Dalam jaring apung terhadap kuaiHas perairan
... ... ... ... ... .. .
30
... ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ...
31
4. Grafik pH selama peneiHian .. . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . .. . .. .. .
selama penelitian
... ... . .. ... ... ... ... ... ... . .. ... .. . . .. ... ... ... ... ... .. .
32
32
5. Grafik suhu selama penelitian ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
34
36
38
40
41
54
55
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Uji normalitas klorofil, nHrit, nitrat dan ortofosfat ... ... ... ... ... ... ...
56
57
58
62
68
70
PENDAHULUAN
Latar Belakang
SHu yang dalam batasan ekologi didefinisikan sebagai air tergenang,
merupakan cekungan menyerupai danau yang terbentuk karena peristiwa alam
atau buatan manusia, yang menampung dan menyimpan air hujan, air tanah atau
mata air. Situ merupakan salah satu sumberdaya air yang mempunyai fungsi dan
hidrologis
dan
keanekaragaman
hayati
serta
potensial
meningkatkan
domestik, (2) pengendali banjir, (3) pengimbuh air tanah, (4) perikanan dan (5)
rekreasi.
memberikan
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
pakan, tidak seluruh pakan yang diberikan akan termanfaalkan oleh ikan
petiharaan, dan akan memasuki wilayah bedan perairan. Sisa pakan tersebut,
dan ditambah dengan sisa metabolisme (feses dan urine) dan ikan yang
dibudidayakan akan menyebabkan timbulnya bert>agai masalah lingkungan di
perairan tempat membudidayakan ikan tersebut. Salah satu hal yang pertu
mendapetkan perhatian sehubungan dengan hal tersebut adalah meningkatnya
hara yang akan memacu proses eutrofikasi (Shang da/am Lannan et at 1983;
Beveridge, 1984; Ryding dan Rast, 1989).
Situ Tegal Abidin adalah selah satu situ yang dilindungi di kecamatan
Bojong Mangun Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Baral. Perairan situ Tegal
Abidin terbentuk secara alami atau buatan yang terbentuk secara alami dengan
luas 10 hektar. Sumber air berasal dari mata air, dan tidak menerima aliran air
dari sungai lain, kecuali jika ada hujan turun. Kondisi air relatif stabil, tidak
meluap pada musim hujan dan pada saat kemarau tidak kekeringan. Saat ini situ
Tegal Abidin dimanfaatkan oleh petani ikan dengan istilah sistem keramba jaring
apung (KJA) 10 petak dengan ukuran 8 m x 8 m x 2 m, dan ikan yang
dibudidayakan adalah ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Mujair (Oreochromis
mossambicus). Sadangkan jenis ikan yang tertangkap di perairan Situ Tegal
Abidin adalah Beunteur (Puntius binotatus), sepal siam, sepal nawa (Trichogaster
lrichopterus), lele (Ciarias batrachus), mujair (Oreochromis mossambicus), sapu -
perairan situ, khususnya yang berkenaan dengan tingkat kesuburan perairan situ
Tegal Abidin. Disamping itu keberadean usaha budidaya ikan jaring terapung di
Situ Tegal Abidin tersebut juga dikhawatirkan akan berdampak pula pada
semakin menurunnya kualitas parairan dan akan
te~adi
peledakan fitoplankton
2
di sisi lain usaha budidaya ikan alam jaring terapung juga memiliki paran panting
dalam memberikan kontribusi bagi peningkalan taraf ekonomi dan kesejahleraan
masyarakal, khususnya masyarakat sekitar s~u.
Berdasarkan hal tersebut, maka hal panting yang perlu diparhatikan dan
dikaji adalah sampai sejauh mana keberadaan budidaya ikan dalam jaring
terapung yang ada di situ Ieiah mempengaruhi kualdas dan tingkal kesuburan
perairan.
Tujuan Penelltlan
Tujuan dalam
panel~ian
ini adalah:
1) Mengetahui kualnas air perairan Situ Tegal Abidin dttinjau dari sifat fisika-
Manfaat Penelltlan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pengaruh dari dampak
kegiatan keramba jaring apung (KJA) terhadap kualttas parairan dan tingkal
kesuburan sttu Tegal Abidin termasuk di dalamnya kendala-kendala dan strategi
pangembangannya. Selanjutnya hal tersebut diharapkan dapal menjadi bahan
masukan atau partimbangan bagi pangambil kebijakan sebagai dasar bagi
kepantingan parencanaan dan pemanfaatan parairan sttu Tegal Abidin.
komun~as
merupakan campuran berbagai jenis bahan organik, vitamin dan mineral yang
3
akan terakumulasi di dalam air maupun tersuspensi akan merubah sifat fisik dan
kimia perairan. Berubahnya sifat fiSik dan kimia perairan akan menyebabkan
kondisi perairan berubah dan membefikan dampak ter!tadap Sttu Tegal Abidin.
Keadaan ini akan menyebabkan berubahnya kesuburan perairan dan penghuni
perairan akan berubah.
Terakumulasinya sisa pakan dan sisa metabolisme akan meningkatkan
akumulasi bahan organik secara proporsional.
Setelah
metalui
proses
buruk yang lain. Proses dekomposisi aerob, dan kemungkinan timbulnya racun
yang dihasilkan oteh spesies tertentu yang tumbuh secara alami.
Respon
lndikasi
T erjadinya Perubahan
kualitas perairan
Sisa pakan (+ N, P)
Kesuburan perairan:
Kelimpahan fitoplankton
Nutrien
Keterangan:
KAA = Kualitas air alami
KJA = Keramba Jaring Apung
Gambar 1. Kerangka pemikiran dampek kegietan budidaya ikan dalam jaring apung terhadap kualitas perairan
TINJAUAN PUSTAKA
dHinjau
secara
ekologis
mempunyai fungsi atau peran yang sangat penting terutama dalam konservasi
sumberdaya air untuk kepentingan masyarakat sekitamya. Secara umum situ
mempunyai banyak fungsi baik ditinjau dari segi ekologis maupun ekonomi,
antara lain: (1).sumbar air bagi kehidupan; Banyak situ -
situ di Bogor,
minum dan MCK. Selain itu juga perairan situ dimanfaatkan sebagai sumber air
untuk irigasi maupun keperfuan industri. (2) Pengaturan tata air dan pemasok air
tanah; dalam pengaturan tata air (fungsi hidrologi), situ merupakan tempat
penampungan air baik yang berasal dan hujan maupun sumbar air mengalir. (3)
Pengendali banjir; pada waktu musim hujan situ -
kelebihan air, baik yang barasal dari hujan maupun dan sungai. (4) Pengatur
iklim mikro; prosas evapotranspirasi yang teljadi di suatu situ dapat menjaga
kelembaban di daerah sekitamya. (5) Mencegah intrusi air laut; adanya situ- situ
yang berada di kawasan pantai dapat mencegah meningkatnya intrusi air !aut ke
darat. (6) Pengendap lumpur dan pengikat
yang
tumbuh di situ - situ akan mempenambat aliran air. (7) Habitat barbagai jenis
flora dan fauna; dalam satu kesatuan ekosisiem, situ merupakan habRat bagi
berbagai jenis flora dan fauna. (8) Budidaya perikanan; perairan situ dapat pula
digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan yang merupakan salah satu upaya
dalam mengoptimalkan peran atau fungsi sttu sebagai selah satu sumberdaya
alam, khususnya di wilayah Jabotabek, sttu - sittu telah banyak dimanfaatkan
untuk kegiatan perikanan dengan sistem keramba jaring apung (KJA) dan jenis
ikan yang umum diusahakan adalah ikan Mas dan Ntta. (9) Kegiatan pariwisata
dan rekreasi; sebagai salah satu sumberdaya alam perairan situ memiliki potensi
untuk dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata atau tempat rekreasL
Pengkajian yang seksama tentang batas pemanfaatan suatu perairan
untuk budidaya ikan, merupakan hal lain yang perlu terus dilakukan. Menurut
Ismail et a/ (1994) betas pemanfaatan luas permukaan pereiran waduk dan
sejenisnya untuk budidaya ikan berkisar 1 - 10 % dan total luas permukaan
waduk, batasan ini perlu penjelasan lebih lanjut terutama berkaitan dengan
bahkan tidak mengalir. Hal ini mempengaruhi lama tinggal (retention time. RO air
di badan pereiren (Effendi, 2000). Selanjutnya disebutkan bahwa tinggi
rendahnya nilai Rt ini berpengaruh terhadap proses penyuburan perairan.
Kegiatan Jartng Apung dan dampaknya Terhadap Ekosistem Perairan
Direktorat Jenderal Perikanan ( 1987) mendefenisikan KJA (keramba
jaring apung) merupakan tempat pemeliharaan ikan yang terbuat dari bahan
janng yang dapat memungkinkan keluar masuknya air dengan leluasa, sehingga
te~adi
air.
Dalam usaha budidaya ikan dalam KJA perlu diperhetikan pertimbanganpertimbangan ekologi, biologi dan ekonomi agar memperoteh hasil yang
maksimum. Pertimbangan ekologi adalah menyangkut
kual~as
air yang
menekan biaya produksi, perhitungan biaya investasi, pemilihan jenis usaha, dan
perkiraan keuntungan usaha (Saputra, 1988).
Teknologi budidaya ikan dalam keramba jaring apung telah lama dikenal
masyarakat Indonesia. Menurut Ismail (1995), teknologi ini sudah
d~erapkan
para petani Indonesia sejak tahun 1940, yang dilakukan di beberapa sungai
besar.
Penel~ian
1974 dan tahun 1976 mulai dikembangkan di perairan waduk atau danau dengan
konstruksi yang terdiri dari empat komponen
ya~u
penahan dan jaring apung. Petani di Jawa Barat, terutama petani seMar waduk
Jatiluhur merupakan pemula yang mengadopsi teknik dasar pemeliharaan ikan
dalam kerambajaring apung,
ya~u sek~artahun
tahun 1998-an budidaya seperti ini berkembang di perairan pantai dan laut.
Seiring dengan meningkatnya jumlah waduk alau danau buatan di
Indonesia, terutama di Jawa Barat dan Jawa Tengah, kegiatan budidaya ikan di
dalam jaring apung makin populer sebagai suatu metode budidaya. Pada bulan
Februari 1989 jumlah jaring apung di waduk Sagufing, waduk Cirata, dan waduk
Wonogin masing-masing
be~umlah
bulan Juli 1990 jumlahnya sudah mencapai 1800, 400, dan 250 unn, dengan
ukuran 7 m x 7 m x 2m (Kartamihardja, 1990). Setanjutnya dikemukakan bahwa
wilayah maksimum yang diper1<enankan untuk digunakan sebagai wilayah
budidaya delam janng apung tanpa menimbulkan pengaruh negatif terhadap
peruntukan yang lain adalah 1 % dan seluruh luas weduk. Untuk waduk Saguling
luas wilayah yang diperlukan adelah seknar 56 ha, dan tersebar peda lokasilokasi yang telah diperuntukkan bagi kegiatan tersebut.
Dengan makin populemya budidaya ikan dalam janng apung, maka
produksi ikan
ya~u;
akan menimbulkan kompotesi dengan pengguna yang lain. Hal yang kedua
adalah janng apung dapat mengubah deerah aliran yang mengatur transport
oksigen, sedimen, plankton, dan larva ikan. Yang ketiga edalah janng apung
dapat mengubah n~i estetika daerah tersebut.
Pencemaran terhadap air danau atau waduk juga
te~edi
akibat terlalu
jumlah oksigen yang ada di air berkurang dan pada akhimya menyebebkan
kematian ikan (Krismono, 1996).
Pakan yang tidak termanfaatkan dari kegiatan budidaya ikan jaring apung
merupakan
salah
satu
hal
yang
benyak
mendapat
perhatian,
dalam
penyebab
metabol~
penya~.
tersebut
dapat
minum, rekreasi, dan peruntukan perikanan itu sendiri. Pengaruh lain yang juga
harus diwaspadai adalah terjadinya umpan belik
jumlah
un~
negat~
yang umum dipelihara didalam keramba jaring apung adalah ekor kuning di
IO
jepang, salmon dan trout di Eropa dan Amerika, tilapia di Philipina (Philips, et a/,
1985; Beveridge, 1987).
Kualltas Perairan
Kualitas air secara luas dapal diartikan sebagai faktor fisik, kimia dan
biologi yang mempengaruhi kehidupan ikan dan organisme perairan lainya baik
secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Wardoyo (1981), bahwa
perairan yang ideal bagi kehidupan ikan dan organisme air lainya dalam rangka
menyelesaikan daur hidupnya serta mendukung kehidupan organisme makanan
ikan yang diperlukan pada setiap stadia daur hidup.
Kesuburan Peralran
Tingkat kesuburan perairan adalah deskripsi kualitatif yang menyalakan
konsentrasi hara yang terdapat dalam suatu badan air (Henderson-Seller dan
Marldand, 1986). Ada babarapa macam penggolongan tingkat kesuburan
berdasarkan sari oligotrofik-eutrofik. Walaupun penggolongan ini tidak dapat
banar, tetapi dapat dipakai sebagai suatu pengelompokan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Connel & Miller (1995) menyatakan, bahwa pengkayaan unsur hara pada
daerah perairan merupakan suatu proses yang panting dalam pencemaran air
dan aspek yang sangat nyala adalah eutrofikasi. Eutrofikasi sebagai suatu
pengkayaan unsur hara pada air, menyebabkan ransangan suatu susunan
perubahan simptomatik yang meningkatkan produksi ganggang dan makrofit,
II
menunjukkan
jumlah oksigen
yang
dibutuhkan
untuk
d~unjukkan
oksigen.
Bahan - bahan buangan yang memerlukan oksigen terutama terdiri dari
bahan organik, dan beberapa bahan anorganik. Pencemar semacam ini berasal
dari berbagai sumber seperti kotoran hewan maupun manusia, tumbuh -
tumbuhan yang mati atau sampah organik, bahan buangan dan industri
pengolahan
pangan,
pabrik
kertas,
industri
penyamakan
ku!H,
industri
12
~u
H, 0, N, S, P, Mg, Ca, Na dan Cl) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, Si, Mo.
V dan Co) (Reynolds, 1990). Dianlara unsur hara ini unsur hara N dan P
biasanya sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan fitplankton di perairan
alami. Apabila kedua kelompok hara ini berada dalam jumlah yang beriabihan di
perairan, maka keduanya bisa menjadi penentu terjadinya pertumbuhan
f~oplankton
1987).
Fosfat di perairan alami berada dalam berbagai senyawaan terutama Fe,
AI dan Ca, sedangkan kekuatan ikatanya tergantung pada nilai pH air. Dalam
perairan dengan pH rendah (asam), anion fosfat berada dalam ikatan dengan Fe
dan AI. Sebaliknya perairan base, anion fosfat berada dalam bentuk ikatan
dengan Ca atau Na (Stumn dan Morgan, 1970 dalam Muse, 1992).
Di perairan danau kandungan fosfat anorganik sangat rendah karena
tingginya kebutuhan biologi yang merata pada seluruh volume air, asimilasi oleh
f~oplankton
dalam perairan karena peranannya yang kuat dalam reaksi - reaksi biologi
perairan. Senyawa- sanyawa nitrogen dalam air terdapat dalam bentuk tertarut
dan tersuspensi. Jenis - jenis nitrogen anorganik utama dalam air adalah nitrat
(NOi dan, ammonium (NH4 +), dalam beberapa keadaan terdapat dalam bentuk
ion nitrit (N02]. Sebagian basar dan n~rogen total dalam air dapat terikat sebagai
n~rogen
13
1991 ).
Nitrat anorganik sangat mudah terlarut dan melimpah pada perairan yang
menerima masukan dari pengikisan lahan pertanian, air tanah atau buangan
14
boleh berada dalam jumlah yang tinggi karena berbahaya bagi organisme akuatik
di N~rit tersebut tidak diserap oleh fitoplankton karena bersifat toksik.
N~rit
rendah
(<60
~gil),
telapi
mungkin
terakumulasi tinggi secara lokal ketika oksigen rendah (<1 mg 0,11) (Reynolds,
1990).
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang sangat panting dalam bahan sel
algae yang didalamnya berisi ion Po." yang d~urunkan dan bentuk ortofosfat
(H,PO,). Proton asam fosfat (H3PO,) berdissosias dangan asam lainya menjadi
ion dalam larutan. Ortofosfat sangat reaktif dan mudah terserap ke dalam
d~emukan
Markland, 1987).
Hasil peneiHian yang dikumpulkan oleh OECD (1982) menunjukkan
15
n~rogen
dan
Fitoplankton
lstllah plankton pertama kali dikemukan oleh Victor Hansen pada tahun
1887. lstilah ini digunakan untuk memberi nama jasad-jasad
renik yang
melayang dalam air, tidak gerak, atau bergerak sedikit, dan akan terhanyut
bersama gerakan air seperti gelombang, arus, dan gerakan..gerakan air lainya.
(Goldman dan Home, 1983).
F~oplankton
air dan tidak mampu menahan arus. Sesuai dengan sifat tersebut fitoplankton
hanya mampu hidup dengan baik pada perairan yang tenang seperti kolam,
danau dan waduk.
F~oplankton
bersifat
kosmopol~an
(Bacil/atiophyceae),
Chlorophyceae,
Chrysophyceae,
Chryptophyceae,
16
Dhynophyceae,
Euglenophyoeee,
Haptophyoeae,
Prasinophyoeae
dan
Xantophyoeae.
f~oplankton
kloropi~a
10 kali bila dibandingkan dengan intensitas cahaya sinar 21 klux (Wetzel. 1983).
f~oplankton.
dibandingkan
kemampuan
dengan
Chlorophyoeee
mengapung
di
dan
permukaan
Bacilariophyoeee
perairan.
Apabila
mempunyai
dilihat
dari
17
arus.
Kualitas Fisika-Kimia perairan yang berpengaruh Terhadap Fitoplankton
Baik secara langsung ataupun tidak langsung, sifat fisika air akan
mempengaruhi sifat kimia dan biologis perairan. Beberapa parameter fisika kimia seperti penetrasi cahaya matahari, suhu, unsur hara, oksigen ter1arut, pH
dan bahan organik ter1arut dapat mempengaruhi kehidupan filoplankton.
Kecerahan
Kecerahan bergantung warna dan kekeruhan. Nilai kecerahan yang
dinyatakan dengan satuan meter sangat dipengaruhi oJeh keadaan cuaca, waktu
pengukuran, dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur.
Kecerahan perairan berkaitan dengan penetrasi cahaya. Penetrasi cahaya
sangat panting karena mengontrol ketebalan lapisan fotosintesis (frey, 1975).
18
te~adi
rata
diduga dengan: (pembacaan Secchi disk (m) + 0,495) I 0,117 (Frey, 1975).
Perairan dengan kecerahan tertentu menunjukkan adanya kemampuan
cahaya peda intensitas tertentu untuk menembus lapisan air pada kedalaman
tertentu. Keoerahan panting karena erat kaitannya dengan proses fotosintesis
yang te~adi di perairan secara alami (Parson
et at., 1977)
Suhu
misalnya:
migrasi,
pemijahan,
pemangsaan,
kecepatan
berenang,
19
pH. Oleh karenanya spesles fitoplankton tidak efe~ memperoleh C02 untuk
fotosintesis pada pH tinggi (Sandgren, 1988).
Henderson- Seller dan Markland (1987) menyatakan bahwa pada pH 37 dan 8 - 12 ion fosfat secara berturut-turut berada dalam bentuk H2POl- dan
H2P04-. Pada bagian lain dinyatakan bahwa pacta proses nitrifikasi yang
dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas dan Nnrobacter pada pH 7-8 berada pada
tingkat optimal.
Okslgen Terlarut (Dissolved Oxygen, DO)
te~adi
di dalamnya.
Menurut Mason (1981) dalam Musa (1992), Oksigen dipakai oleh organisme
dekomposer (bakteri dan jamur) dalam prose dekomposisi bahan organik. Selain
itu oksigen terlarut panting untuk respirasi organisme air {Goldman dan Home,
1983).
Setanjutnya Goldman dan Home (1983) juga menyatakan bahwa, oksigen
terlarut di dalam perairan bersumber dati difusi langsung dari atmosfir melalui
lapisan permukaan dan proses fotosintesis organisme nabati. Kelarutan oksigen
dalam air dipengaruhi oleh suhu air dan tekanan parsial oksigen di atmosfir.
Penyebab utsma kekurangan oksigen tenarut dalam air adalah zat pencemar
yang dapat mengkonsumsi oksigen. Zat tersebut terdiri dari bahan - bahan
oraganik dan anorganik yang bersumber dart kotoran (hewan dan manusia),
sampah organik bahan buangan dari lndustri dan rumah tangga. Sebagian besar
20
Komponen organik yang mengandung nitrogen akan dioksida menjadi nitrat. Jika
oksigen
tertarut
rendah
te~adi
oksidasi
tidak
sempuma
(sementara)
menghasilkan alkohol, asam, dan hidrogen sulfida yang menyebabkan bau busuk
dan menjadi racun bagi hewan perairan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan oksigen tertarut dalam
perairan danau erat kaitanya dengan sumber masukan dan pemanfaatan oksigen
itu sendiri. Sumber masukan oksigen terlarut di perairan dapat berasal dari difusi
udara dan proses fotosintesis. Oksigen dimanfaatkan oleh tumbuhan dan hewan
perairan untuk respirasi serta proses oksidasi bahan-bahan organik baik secara
biologi (BOD) maupun secara kimia (COD) (Henderson-Seller dan Markland,
1987).
lndeks Biologi
lndeks biologi dalam hal ini keanekaragaman, keadilan dan dominansi
bahwa ekosistem berada dalam keadaan mantap yanu jumlah individu tiap
spesies relatif sama (Brower dan Zar, 1977).
Nilai indeks dominansi barkisar antara 0 - 1. Jika indeks dominansi
mendekati 0, maka hampir tidak ada individu yang mendominansi dan biasanya
diikuti dengan nilai indeks keadilan yang besar. Jika indeks dominansi mendekati
1, maka ada salah satu spesies yang mendominansi dan nilai indeks keadilan
semakin kecil (Odum, 1971).
Uji statistik dalam hal ini uji regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui hubungan antara kelimpahan frtoplankton dan parameter fisika kimia air. Hubungan antara peubah !erika! (kelimpahan frtoplankton) dan peubah
menandakan adanya hubungan erat antara peubah terikat dan peubah bebas
yang bersangkutan. Untuk menentukan peubah bebas yang mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap peubah !erika! pada model regresi berganda.
ditunjukkan dengan analisis ragam
Terrie, 1993).
22
METODE PENELITIAN
Mangun,
Kabupaten
Bekasi,
Propinsi
pelaksanaan penelKian selama 6 bulan, mulai bulan Aprtl sampai dengan bulan
September 2002.
Metode Penelitian
PeneiKian dilakukan dengan metode survai lapangan yang bertujuan
untuk mengetahui kondisi lapangan yang sedang terjadi meliputi kualitas air dan
~tm.
ember 10 ltter,
Sedgewick Rafter Cell, cover glass (20x50) mm2 , termometer, botot BOD,
mikroskop, buku identifikasi jenis frtoplankton Nedham dan Ned ham, ( 1962) dan
Prescott. (1970). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel1.
Tabe11. Parameter fosika-Kimia dan Biologi yang diamati serta alat dan metode
yang digunakan (APHA, 1989).
Parameter
Satuan
Ked aIaman
Tali Penduga
Meter
Suhu Air
Oerajat Celcius
Kecerahan
Pinggan Secchi
em
Oksigen Tertarut
mg/!
8005
Modifikasi wink!er
mg/1
Nitrit
mg/1
Nitrat
mg/1
Fosfat
mg/1
Ortofosfat
mg/1
pH
FISIKA
KIMIA
'
BIOLOGI
F itoplankton
~--
_l_
Planktonet. Mikroskop
lnd/1
penel~ian.
Pada
penel~ian
ya~u;
24
pandang dan tiga kali ulangan. Pada setiap lapang pandang fitoplankton dihitung
menurut jenis dan jumlahnya. Perhitungan setiap botol sampai dilakukan
rumus Lackey Drop Microtransect Counting Methods dan APHA, 1989). Jumlah
Keterangan:
F = Frekwensi individu yang ditemukan
N =Jumlah individu yang ditemukan tiap preparat
T = Luas cover glass (22 x 40 mm2)
L = Luas lapang pandang mikroskop (1,882 mm 2 )
V, = Volume individu dalam botol sampel (25 ml)
V1= Volume individu dibawah cover gelas (0,05 ml)
25
lndeks Keanekaragaman
Penentuan keanekaragaman fitoplankton menggunakan indeks ShannonWienner
(1963).
PenghHungan
indeks
ini
sama
dengan
menghnung
Keterangan:
H' = lndeks keanekaragaman
pi= ni/N
ni = Jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah total individu
Kriteria penilaian:
H' = 0,0-1,0
H' = 1,0-3,0
H' = 3,0 keatas :Tinggi, artinya keragaman tinggi jumlah individu tiap species
seragam dan tidak ada yang dominan.
lndeks keanekaragaman menunjukkan kekayaan jenis dalam komunitas
dan juga memperlihatkan keseimbangan dalam pembagian jumlah individu tiap
jenis (Odum, 1971).
26
lndeks Keadllan
lndeks keadilan diMung dengan menggunakan formulasi ShannonWiener (Kreb, 1989), nilai maksimal akan dicapai apabila semua spesies
menyebar secara homogen. Formulasi indeks keadilan (Odum, 1971) adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
E
= lndeks keadilan
H'
= Jumlah spesies
Nilai indeks keadilan berkisar antara 0 - 1. Semakin mendekati nol,
semakin keel! nilai keadilan populasi. Artinya, penyebaran jumlah individu setiap
mendominasi). Dari nilai indeks keadilan dapat dilihat apakah ekologi suatu
perairan itu ada dalam keadaan seimbang atau tidak. Dalam arti kata apakah
ekologi lingkungan perairan tersebut cocok untuk sama jenis organisme
akuatiknya atau tidak.
lndeks Dominansi
Untuk melihat apakah ada suatu spesies yang mendominansi suatu
populasi dapat dttentukan dengan indeks dominansi jenis yang di Mung dengan
rumus indeks dominansi SIMPSON (dalam ODUM, 1971):
27
Keterangan:
C = jumlah dominansl
ni = Jumlah lndlvidu jenis ke-i
N = Jumlah total lndividu
Apabila nilai C mendekati nol berarti tidak ada jenis frtoplankton yang
mendominansi dan jika nilai C mendekati satu berarti ada jenis yang
mendominansi (KREBS. 1989).
Anallsis Data
Untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan frtoplankton
dan
Keterangan:
X1. X2 ... Xn = Peubah bebas (Parameter fisika-kimia)
Y = Peubah terikat
b = Konstanta
n = Jumlah parameter fisika-kimia
28
Okslgen Terlarut
Konsentrasi oksigen terlarut selalu merupakan parameter penting untuk
mengetahui kualitas lingkungan perairan karena disamping merupakan faktor
Hasil pengukuran konsentrasi oksigen oksigen terlarut untuk masing masing ulangan di setiap stasiun menunjukkan nilai kisaran antara 0, 79 mg/1 -
11,37 mg/1. Nilai oksigen tertarut yang terdapat di stasiun 2 lebih rendah
dibanding dengan stasiun 1 dan 3, hal ini karena di stasiun 2 terdapat aktifitas
OJApril
O)Mei
fo;1Juni
"""""
~~
Ill outlet
secchi
.. Dasar
,=-c-
4,77
4,70
4,64
deka_t_~eramba
dasar
ermk
secchi
dasar
ermk
6,23
6,22
2,77
2,76
2.74
6,11
i
__ I
6.06
5,81
5,79
2,66
2,76
2,78
4,56
4,51
4,27
6.44
6,30
5,21
2,46
2,29
2,21
5,50
5,41
,f20
680
6,50
6,10
3,10
2,80
2,30
5,79
5,30
4,20
- 6,70
6,15
02/Ju!i
. _0 2 /AgustuS-- ri,60
O.ISeptember
~--
II
linlet
permk j "s'!:cchi
. . f-;;-
6,60
~,~
7.40
6,20
3,80
3.40
2,40
-"~
5.20
,,_
6,10
5,40
3,40
3,25
2,80
5,60
5,40
4,55
""'"'
"'""'
secchi
perrrk
!(inlet)
secchi
perrrk
m(outlet)
(dolort
kerall'ba)
Stasil.ln
secchi
Stasiun
'QO!eigen terlarut/Apri!
D Qleigen terlarut/Mei
~~~l=o=""=""'='=~="'=""=""='====""'=""'==t~rla!~~~~tus
0 Oksigen terlarut/Juni
ID Oleigen
terlarutfSe~erri:>er
om"""
Parameter-mgl!
roerin'k
800 5/Apri!
""BOOdMei
"
1ii(OUuet
secchi
dasar
65,702
ermk
207,17
50,773
123,76
24,42
71,872
32,12
28,568
62,496
88,984
24.462
61,872
~2,12
28,568
62,496
dok
-dasar
ermk
secchi
dasar
192,38
60,587
117,18
69,843
49,984
98,478
69,843
secchi
64,256
141,18
43,745
--,,98,378
98,745
BODdJuni
....J...ili:!!l:;!l.
...
''"'"-"'"""'
,_,.,
----
BOD.,JJu!i
37,76
25,60
73.368
29,184
114,22
293,97
146,64
107,47
139,10
BODdAgustus
17,51
34,35
34,938
32,12
28,56
_,_
62,49
24,99
40,64
14,65
BODs/September
---25,51
34,35
36,93
44,99
40,64
140,6
32,12
28,56
62,49
--"-'
_,,_,_,
30
---------
~-
pem\1.
!{net)
seccli
dasar
perffi(
secd'i
''""'
stasiun
ker(flba)
dikemukakan oleh
Go~ermen
bahwa, walaupun proses dekomposisi telah terjadi pada zone epilimnion, tapi
proses ini terjadi paling intensif pada dasar perairan, yang pada umumnya
berada dalam kondisi anoksik akan menghasilkan produk - produk berupa unsur
- unsur anorganik yang berada dalam status reduksi tersebut akan menimbulkan
pengaruh yang tidak menguntungkan terhadap organisme- organisme perairan.
31
adanya kegiatan
budidaya
ikan dalam
keramba jaring
apung
peningkatan
dasar
pemK
lll(wtlet)
seccti
proses ini terjadi paling intensif pada dasar perairan, yang pada umumnya
berada dalam kondisi anoksik akan menghasilkan produk - produk berupa unsur
- unsur anorganik yang berada dalam status reduksi tersebut akan menimbulkan
pengaruh yang tidak menguntungkan terhadap organisme- organisme perairan.
31
I outlet
ermk
pHJApri!
7,31
secchl
7,29
PHJMei
7,17
7.18
dasar
7,27
II dekat keramba
secchi
dasar
6,94
6,95
6.94
secchi
dasar
7,22
7,21
7,21
7,18
7,06
pH/Juni
8,27
8.25
8,80
pH/Juli
7,17
7,18
7,18
ermk
Ill outlet
<mnk
7,07
7.05
7,03
7,01
roT
8,36
8,36
7,22
,,3'L
8,32
,;;7,74
6,94
6,95
6,93
7,15
7,15
7,14
--
pH/Agustus
706
7,05
7,04
7,50
7,40
7,30
7,21
..
7,20- i--
7,10
pH/September
7.30
7.25
7,15
7,10
7,10
7,05
7,23
7,20-
7,08
"""
Dari Tabel4 diatas terlihat bahwa nilai pH antara stasiun dan kedalaman
yang digunakan sebagai areal jaring dengan yang tidak digunakan sebagai areal
-------------1
'
10
r
~
8
6
+==::-:::n:c=-=ll:::-=--n
2
0
""'"'
I (outlet)
Stasiun
secchi
""""
secchi
dasar
...LII"""'Ll.IU,.U'O.""Lchi
l(de~
dasar
Ill (outlet)
kerarrba)
Stasiun
~
.
Gambar 4. Grafik pH selama penelitian.
"C=-
.. . . _ , _ _
jaring tidak memperiihatkan perbedaan yang berarti. Pada Tabel 4 diatas juga
terlihat pH menurun sejalan dengan meningkatnya kedalaman, baik pada stasiun
1, 2, dan 3. Kondisi ini sesuai dengan pola distribusi C02, dan hal tersebut dapat
dipahami, pH perairan berkaitan sangat erat dengan konsentrasi C02 bebas di
perairan dan secara langsung dengan kandungan bahan organik yang terdapat
di perairan tersebut. Sesuai dengan pendapat (Sandgren, 1988) menyatakan
32
dan
proses
pengambilan
n~rit)
nutrien,
keseimbangan
nutrien
Kesetimbangan ion C02. HCO, sangat sensitif terhadap perubahan pH, oleh
karenanya spesies fitoplankton tidak efekt~ memperoleh C02 untuk fotosintesis
pada pH tinggi dan dinyatakan pula oleh Pescod (1973) bahwa pH perairan yang
produ~ dan
Suhu
Suhu merupakan selah satu variaballingkungan yang mempengaruhi laju
fotosintesis dan pertumbuhan algae di perairan alami. Nilai kisaran suhu perairan
,----
s""'"'
Parameter-"C
da~~~ekf~~~ai~~;mk
-
iri'let
ermk
secchi
Suhu/April
28,40
28.40
28,40
28.70
S:;hu/Mei
28,80
28,80
28,80
28~80
""""
'
_0 _ _ _ _ _
,_,
28,80
28,80
~0
__ rmo
28,80
""""""'
28,23
28,"80 29_733
SU'huiJuli ...... _
28,80
28,80
28~ 1--2a,so
28,90
zs.oo
SUhu/AgUstus
29,30
29,30
29,40
29,40
zs,4o
zs.so
29,60
29,40
29,15
29,40 29}5"
~.20
SuhufSeptember
Tabel
diatas
terlihat
29,70
29,20
bahwa
'"'"
.. 28,60
suhu
29 70
dasar
27.70
secchi
27,70
'<>=""
2MO . 28.60 1
29,06
I zs.oo rzs.fO. .
I zs.so 29,60
29,
_,,
__
29.40
29,10
29,60
9,10
-~-----
Dari
27.70
,,
29,50
Suhu/Juni
'
Ill outlet
air
menurun
sejalan
dHoleransi oleh organisme nabati, akan dnkuti oleh kenaikan derajat matabolisme
dan aktivHas fotosintesis fdoplankton yang ada didalamnya. Rey dan Rao (1969)
Nlai SUhu selama penelitian
.. 30
: 29,5
29
li 28,5
...
28
27.5
-; 27
' 26,5 '
.ii
"'
""""'
secchi
I (Inlet)
Stasiun
secchi
u(dekat
kerarrba)
dos&
""""'
IU (outlet)
Stasiun
Keadaan ini akan sangat berbeda jika terjadi " evaporasi cooling " , yang
menyebabkan suhu air dipermukaan menjadi lebih rendah daripada bagian bagian perairan yang lebih dalam, sehingga massa air yang ada di permukaan
akan tenggelam, dan massa air yang ada di dasar akan terangkat ke permukaan.
Jika hal ini terjadi, maka diduga pengaruh yang timbul akan sangat merugikan
kegiatan usaha budidaya ikan dalam jaring apung.
Kecerahan
Hasil pengukuran Secchi disk menunjukkan kedalaman dengan intensitas
cahaya kira - kira 10 % dari permukaan. Fotosintesis akan bisa berfangsung
selama masih ada cahaya matahari. Kecerahan air di situ tegal abidin selama
penelitian tidak memperfihatkan perbedaan yang berarti antara ke 3 stasiun yang
dHeliti. sebagaimana terlihat pada Tabel6.
34
Tabel6. Nilai rata- rata kecerahan air di situ Tegal Abidin selama penelttian.
Stasiun
Parameter/
I {inlet\
!I {dekat keramba}
Ill (outlet\
Rata- rata
28
29
28
283
27 5
295
29
28,6
27
27,5
29
28
28
27
27,5
27
28
27
27,3
27,5
29
27,5
28
Kecerahan/April
Kecerahan/Mei
Kecerahan/Juni
Kecerahan/Ju!i
KecerahantAgustus
Kecerahan/September
28
Dan Tabel diatas terlihat bahwa kecerahan air antara stasiun te!jadi
perbedaan, tapi hanya sediktt, berarti perairan sttu legal abidin termasuk berada
dalam eutotrof (kesuburan sedang). Sesuai dengan pendapat Frey (1875)
kecerahan perairan berkaitan erat dengan penetrasi cahaya. Penetrasi cahaya
sangat penting karena mengontrol ketebalan lapisan fotosintesis.
Kesuburan Perairan.
Bahan organik yang terdapat dalam suatu perairan akan mengalami
dekomposisi menjadi bahan - bahan anorganik penyusunnya, sebagai akibat
35
Tabel 7. Nilai konsentrasi nnrit (NOi) di Situ Tegal Abidin selama penelitian
Parameter-mgfl
...
.. .
r/..
~ 0,25 ~
'] ~
..
:
2!
..
"~N"
-.~----
;!' .
._,
.-,
fi-,.
0,15 :::
0,1
,.,
:::-
005 -,,,
r-
Ill I
'o
permk
!(inlet)
Stasiun
~-
--
1--
sechi
dasar
permk
sechi
II (dekat
dasar
permk
!!I {outlet)
keramba) Stasiun
--
-~---
.....
1-
1-
rr
11
sechi
dasar
--~
CNitrlt I ~H Nitrit/ Mei 0 Nitrit f Juni ONitrit I Juli Nitrit/ Pgustus C Nitrit I September
"
Gamber 6. Grafik konsentras1 mtrit (NO,) selama penelitlan
.
sedikit dan berarti, terutama pada stasiun dekat dengan keramba jaring apung.
36
penyebabnya adanya sisa pakan dan sisa metabolisme ikan - ikan budidaya.
Menurut Saeni (1989) sumbar- sumbar nitrit dalam air barasal dart hancuran
bahan organik, buangan domestik, limbah industrt, limbah petemakan, dan
pupuk. Kontribusi relatW dart sumbar - sumbar ini sangat baragam tergantung
lokasi, karena n~rit merupakan penyebab utama pertumbuhan ganggang yang
sangat basar, sehingga unsur -
Hal ini didasarkan pada pernyataan Moore (1991) dalam Effendi bahwa kadar
nitrtt dapat
bers~at
yang sensitif.
penel~ian
Parameter-mg/1
Dari Tabal 8 dapat dilihat bahwa konsantrasi nitrat pada kefiga stasiun,
pada pangukuran dasar perairan tidak menunjukkan perbedaan yang bararti
37
~-~2.:-'il.
e
-~
1,5
0,5
1
0
peml<
I (Inlet)
Stasiun
secchi
dasar
penri<
(del<at
kerarrba)
secchi
dasar
penri<
secchi
dasar
(oullel)
=======
stasiun
pengukuran
pada
38
POJJuni
PO,JJuti
PO.JAgustus
POJSeptembef
stasiun lainya. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini menjelaskan keadaan ini
adalah dipergunakannya stasiun tersebut oleh masyarakat sekHar untuk kegiatan
mencuci dan mandi. Karena kegiatan mencuci dan mandi menggunakan sabun
dan dete!jen, yang merupakan sumber fosfat yang potensial yang masuk ke
39
;l:0.25
ll"
0,2
0,15
0,1
0,05
0
pemk
I (dekat
kerarrba}
secchl
dasar
flemi(
secehl
da8ar
I (outlet)
stasiun
II OrtofoafalfAprl
OrtofoafatlMel
o Ortofoafat/.AI'Ii
o Ortofosfatl.kll
OrtofosfatfAgustus
11 Ortofosfat/SeptenDer
Konsentrasl Klorofll
Konsentrasi klorofil selama penelitian yang dinyatakan dalam
kedalaman dan stasiun dapat dilihat pada Tabel10 dibawah ini.
Tabel10. Nilai kandungan Klorofil di Situ Tegal Abidin selama penelitian
Parameter-mgll
40
apung konsentrasi kJorofil relatff tinggi dibandingkan dengan stasiun yang tidak
digunakan sebagai areal jaring apung (stasiun 1 dan 3). Hal ini sesuai dengan
pendapat Tailing (1970) dan 1971), intensitas cahaya tinggi mengakibatkan
terjadinya photOinhibilion fotosintesis fitoplankton. Makin rendah peredupan
cahaya makin besar biomassa fitoplankkton, total fotosintesis di bawah unft area
permukaan air merupakan fungsi biomassa. Cahaya akan menurun secara
eksponensial mengikuti kedalaman air, ketika ftu biomassa menjadi maksimum
(Tailing, 1965 dalam Haper, 1992).
penric:
1(Inlet)
Stasiun
sechi
dasar
pem1<.
II (Dekat
kerarrba)
sechi
dasar
perrri(
II (outlet)
stasiun
sechi
dasar
'
I
-
~~Pitlti<br~~--~KklrOil~niOKiOrofli':.J.i"'ll~~~tus ~-tooiO~S&Pterm;-11
Gambar 9. Grafik kandungan klorofil selama penelftian.
Keadaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan komposisi plankton (dan
rasio nanoplankton I netplankton) yang terdapat di setiap stasiun dan kedalaman
yang berbedia.
Go~erman
fitoplankton terdiri dari netplankton dan nannoplankton dengan rasio yang tidak
sama untuk perairan yang berbeda, walaupun umumnya lebih dari 60 %
produsen primer adalah nannoplankton. Jadi ada kemungkinan pada stasiun 2
rasio nannoplankton/netplankton di permukaan lebih tinggi dari pada kedalaman
dasar perairan.
Pendekaian yang dapat menjelaskan keadaan lebih tingginya konsentrasi
ktorofil dari s1asiun ke stasiun lain den dari kedalaman adalah ketersediaan
41
nutrien dan predator, dalam hal ini predator berupa zooplankton. Sesuai dengan
pendapat Boyd (1990) meny- bahwa hubungan anlar konsentrasi nutrien
dengan kepadatan filoplankton adalah parabolik. Berarti situ legal abidin, maka
mungkin saja dapat teljadi kepadatan konsentrasi klorofil filoplankton pada
stasiun 1 dengan stasiun lainya. Jika dilihat konsentrasi nutrien - nutrien
terutama nHrit, maka teriihat bahwa konsentrasi nHrit dislasiun 1 lebih rendah
dibandingkan dengan slasiun lainya. Jadi sangat mungkin pole penyebaran
kepadatan klorofil, yang meningkat dan slasiun dan kedalaman disebabkan
karena konsentrasi nutrien di stasiun 2 sudah berada pada konsemrasi lebih
yang akan menyebabkan kepadatan klorofil frtoplankton menjadi menurun
kembali. Hal lain dapat dijaiaskan keadasn diatas adanya kepadatan zooplankton
dalam nilai kisaran tinggi.
Peningkalan ketersediaan makanan ini akan memacu pertumbuhan
zooplankton yang akan menyebabkan frtoplankton yang ada di perairan tersebut
dimangsa oleh zooplankton, dan hal ini menyebabkan kepadatan klorofil
menurun lagi. Demikian seterusnya. Sehingga terjadinya pola hubungan yang
terjadi biasanya bersifat siklik, sebagaimana yang dikemukakan Parsons (1980).
Keanekaragaman Jenis (H'l, Keadilan (El dan Domlnansl (Dl Fitoplankton.
Keanekaragaman jenis (H'), keadilan (E) dan dominansi (D) merupakan
indeks yang sering digunakan untuk mengevaluasi keadasn suatu lingkungan
perairan berdasarkan kondisi biologinya. Reish dalam Hutagalung (1991}
menyatakan bahwa suatu iingkungan yang tidak tercemar dicirikan oleh kondisi
ekologis yang setmbang dan mengandung kehidupan yang beranekaragam
tanpa ada satu spesies yang dorninan.
Nilai indeks keanekaragaman (H') jenis filoplankton di perairan Situ Tegal
Abidin berkisar antara 1,0075 - 2,4144. Dengan demikian dapat dikatakan
42
bahwa perairan ini tergolong pada kriterla tercemar sedang. Pada stasiun 2
terlihat adanya pencemaran yang diakibatkan oleh adanya aktlfitas keramba
jarlng apung yang merupakan penyumbang nutrien yang banyak dibanding
stasiun 1 dan 3.
Pada stasiun 1 terlihat keanekarageman yang relatW rendl!h sementara
nilai indeks keadilan (E) dan indeks dominansi (D) terlihat relatW tinggi.
Kemungkinan basar kondisi ini disebabl<an karena pada lokasi tersebut teljadi
proses sedimentasi yang cukup tinggi sehingga fdoplankton kurang menyenangi
hidup di tempat tersebut. Proses sedimentasi tersebut diakibatkan oleh aliran air
mengalir dan stasiun 1 menuju stasiun 2 dan selanjutnya ke stasiun 3.
Nilai keadilan (E) berkisar antara 0,0026 - 0,8283. Nilai keadilan yang
relatW tinggi terlihat pada stasiun 2 dan 3. Pada stasiun - stasiun tersebut hanya
terdapat 20 jenis fitoplankton. Kondisi ini diduga kerena adanya tekanan akibat
rendahnya kualitas air pada lokasi tersebut. Adanya proses sedimentasi yang
tinggi maka fitoplankton mendapat tekanan untuk melangsungkan hidupnya.
Kemungkinan lain adalah fitoplankton yang hidup di SHu Tegal Abidin memang
sedikft jumlahnya karena merupakan perairan tertutup. Kondisi ini dapat dilihat
dari jenis - jenis yang didapatkan selama penelitian umumnya frtoplankton khas
sHu yang diwakili oleh BacH/ariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae dan
Eug/enaphyceae.
Nilai indeks dominanst (D) fitoplankton barkisar antara 0,1074- 0,9700.
Nilai dominansi yang cukup tinggi terlihat pada stasiun 2. Pada stasiun 1 dan 3
hanya terdapat 6 janis dan didominansi oleh Nerreis sp dan Arenico/a sp.
43
Tabel 11. Nilai lndeks Keanekaragaman Jenis (H'), Keadilan (E) dan Dominansi
(D) FHoplankton di SHu Tegal Abidin Selama Penelitian.
Staslun
H'
1,1055 (0 meter)
1,1072 (secchi meter)
1,1342 (dasar meter)
0,0411
0,0396
0,0524
0,9700
0,9694
0,9612
1,2294 (0 meter)
1,0387 (secchi meter)
1,1360 (dasar meter)
0,4793
0,4332
0.4571
0,3298
0,4805
0,4185
0,6925 (0 meter)
1,1669 (secchi meter)
1,2721 (dasarmeter
0,0495
0,7250
0,5789
0,7060
0,3295
0,4360
1,1757 (0 meter)
0,0586
0,0430
0,0532
0,9480
0,9678
0,9575
1,0075 (0 meter)
1,1421 (sechimeter)
1,1288 (dasar meter)
0,0026
0,0482
0,0437
0,9643
0,9603
0,9653
1,1685 (0 meter)
1,1011 (sechi meter)
1,1816 (dasar meter)
0,0562
0,0383
0,0610
0,9516
0,9716
0,9473
1,1528(0meter)
1,1575 (sechi meter)
1,2749 (dasar meter)
0,0494
0,0517
0,0876
0,9585
1,1321 (Ometer)
1,1431 (sechi meter)
1,1462 (dasar meter)
0,0448
0,0516
0,0488
0,9650
0,9596
0,9601
1,1444 (0 meter
1,1225(sechi meter)
1,1265 (dasar meter)
0,0482
0.0390
0,0415
0,9608
0,9680
0,9669
2,3733 (0 meter)
2,4144 (sechi meter)
0,1148
0,8915
0.7643
0,8560
0,1074
0,1847
0,3885
0.4468
0,8283
0,5489
0,3803
0,1225
0,1812
0,3683
0,6078
0,1975
0,5809
0,2530
1,1561 (Ometer)
1,9490 (0 meter)
1,9719 (sechi meter)
0,9559
0,9174
44
1,4019(0meter)
1,3030 (sechi meter)
2,1395 (dasar meter)
0,4948
0,4100
0,7141
0,4164
0,4089
0,1985
1,1422(0mater)
1,0139 (sechi mater)
1,1529 (dasar mater)
0,4119
0,5595
0,3915
0,5106
0,3656
0,5265
0.6655 (0 meter)
1,2819 (sechi meter)
o 2715 dasar meterl
o, 1024 (0 meter)
0,5980 (sechi meter)
2,1523 (dasar meter)
0,2302
0,4210
00915
0,0331
0,2110
0,8155
0,7135
0,5551
0 9176
0,9736
0,7187
0,1610
0,8240 (0 meter)
1, 7480 (sechi meter
1,7434 (dasar meter)
0,2908
0,6623
0,7934
0,6621
0,2305
0,2283
0,7694 (0 meter)
0,5926 (sechi meter)
1,1142 (dasar meter)
0,3954
0,2471
0,5071
0,6123
0,6912
0,4842
yang dikenal sebagai jenis pemakan deposit yang hidup di situ. Nilai dominansi
yang rendah ter1ihat agak banyak jenis 1 dan 3. Peda stasiun - stasiun tersebut
ter1ihat agak banyak jenis yakni rata - rata 7 jenis dengan penyebaran yang
cukup merata. Jenis yang memiliki kelimpahan tinggi adalah Bacil/ariophyceae.
45
dan nilrat dan di stasiun 3 nilai R-5q = 80.4 % yang berpengaruh nyata adalah
ortofosfat. Sedangkan dari hasil uji Friedman bahwa perbedaan stasiun
memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan klorofil; atau dengan kala lain
pada stasiun yang berbeda, menghasilkan kandungan klorofil yang berbeda.
sebaliknya kandungan nttrat. nilrat. dan ortofosfat memberikan hasil yang tidak
berbeda pada setiap stasiun.
Dari lampiran 2 terlihat bahwa kandungn klorofil di daerah inlet 1,22,
dekal keramba 2.33 dan daerah outlet 2,44, berarti kandungan klorofil terbesar
adalah di outlet. Untuk kandungan nRrit di sekttar inlet adalah 2,11, di dekat
keramba 1,67 dan di sekttar outlet adalah 2,22. Selanjutnya untuk nRrat
kandungan di sekttar inlet adalah 1,94, di dekat keramba 1,94 dan di sekttar
outlet 2,11. dan untuk kandungan ortofosfat di sekitar inlet 2,22, di sekRar
keramba 1,67, di sekRar outlet 2,11.
Sedangkan dari lampiran 3 tersebut kandungan klorofil dapat dilihat dan
perbedaan kedalaman ( 0 permukaan, secchi, dasar), kandungan klorofil di
stasiun I (inlet); permukaan 2,50, kedalaman secchi 2,00, dasar 1,50, untuk
Stasiun 2 (dekal keramba); permukaan 2,33, kedalaman secchi 2,33, dasar 1,33,
sedangkan di stasiun 3 (outlet); permukaan 2,00, kedalaman secchi 2,33 dan
dasar 1,67. Untuk kandungan nitril (permukaan, secchi, dasar). stasiun1 (inlet);
permukaan 1,50, secchi 1,92, dasar 2,58, stasiun 2 (dekal keramba); permukaan
1,67, secchi 2,33, dasar 2,00, dan di stasiun 3 (outlet); permukaan 1,75, secchi
2,58, dasar 1,67. Sedangkan untuk kandungan nitrat (permukaan, secchi, dasar);
di stasiun 1 (inlet); permukaan 1,67, secchi 2,00, dasar 2,33, stasiun 2 (dekat
46
47
Keslmpulan
Kegiatan budidaya ikan dalam jaring apung secara nyata berpengaruh
terhadap tingkat kesuburan perairan di situ legal abidin. Hal ini dapal terdeteksi
dan beberapa parameter kesuburan perairan yang penting. Beberapa parameter
tersebut adalah konsentrasi
n~rit.
konsentrasi
n~.
kandungan klorofil.
Selama penelnian dilaksanakan perairan berada dalam kondisi yang
stabil, dalam arti tidak terjadi proses pengadukan massa air antara epilimnion
dan hypolimnion, dan hal tersebut menyebabkan kegiatan budidaya ikan dalam
jaring apung tidak menimbulkan pengaruh buruk bagi kegiatan perikanan
~u
te~adi,
ya~u
dan menetap dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal tersebut akan membuat
terakumulasinya sisa pakan dan sisa metabolisme pada suatu tempat yang
semp~.
te~di
menjadi sangat buruk, baik secara ekologis, maupun dan segi ekonomi.
Saran
1. Untuk mengurangi pengaruh buruk dari kegiatan budidaya ikan dalam jaring
apung disarankan untuk melakukan rotasi penggunaan bagian perairan, atau
mengistirahatkan bagian - bagian yang sudah terialu lama digunakan untuk
kegiatan
budidaya,
perairan tersebut
2. Pe~u dilakukan rotasi jenis ikan yang dipelihara didalam jaring apung,
misalnya digunakan ikan nila, atau ikan karper rumput. Hal ini disarankan
karena ikan nila dan karper rumput (grass cup) dapet memanfaatkan gulma
air yang tersedia di perairan.
3. Pe~u edanya panelitian daya dukung kerarnba, dan hasUnya dapal dijadikan
dasar partimbangan penentuan kebijakan tenlang jumlah maksimal KJA yang
boleh beroparasi di sttu legal abidin khususnya dan sttu lainya.
49
DAFTAR PUSTAKA
I" Ed.
Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management for Fish CuHure. Elesivier Scientific
Publishing Company. New York. 482p.
Brower, J.E. and J.H. Zar 1977. Field and Laboratory Methods for General
Ecology. W.M.C. Brown Company Publication. Dubugue, Lowa.
Clark, J. 1974. Coastal Ecosystem; Ecological Consedaretions for Management
of the Coastal Zone. NOCE. Washington, D.C.
Connell OW, Miller GJ. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Yanti
Koestoer, penerjemah. Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari
Chemistry and Ecotoxicology of Pollution.
Davis, C. C. 1955. The Marine and Fresh Water Plankton. Michigan State
UniversRy Press. USA. 562 p.
Direktorat Jenderal Perikanan. 1987. Budidaya lkan Mas dalam KJA. Jakarta. 39
halaman.
Edmondson, W.T. 1983. Fresh Water Biology.
USA.1203p.
2"" ed.
""
51
Federal
Water Pollution
Control
52
53
LAMP IRAN
ST 3
!if}"
KJA
ST 1
Outlet
Inlet
Gambar10. Lokasi Sampling Situ Tegal Abidin Kecamatan Bojong Mangun Kabupaten Bekasi
KABIJPA.TEN EIEKASI
PETAP~
==____
...____ _
---__
-----------------=---- ----
1'--
--~
........,
--~
m
_ .......
_ _q,u:
_ ,..,.
-{MO)
......--_______ .......
Lokasi Penelitian
lho'l-
.._,, .._
----~
-----L.t(~
---70tl!l
:.::: t::: ~~
-----.-. ---
---IN~
======~
---~
.... ~~
----
g
&:::FJ!-
====-~
--
---
--~-
Uji Nonnalltas
Tests of Normality
mcv
l<il
Mnvol
Nilrit
Nilra1
Ortofosfat
Statistic
.364
.199
.192
.132
Slo.
df
54
54
54
54
.000
.000
.000
.021
56
Pengaruh Stasiun
Friedman Test Klorofil
TeotStatlotlc:S'
Ranks
Klorofil dl Inlet
Klorofil di dekat keramba
Klorotil di outlet
Mean Rank
1.22
2.33
2.44
N
Chi-Square
18
16.444
df
Asymp. Sig.
.000
a. Friedman Test
Ranks
N
Chi-Square
Mean Rank
2.11
Nitrit di Inlet
Nitrtt di dekat
keramba
N!trit di Outlet
18
3.111
df
1.67
Asymp. Sig.
.211
a. Friedman Test
2.22
Ranks
Nitrat di Inlet
Nitrat di dekat keramba
Nitrat di Outlet
Mean Rank
1.94
1.94
2.11
18
Chi-Square
.333
df
2
.846
Asymp. Sig.
a. Friedman Test
Ranks
fat di Inlet
Ortofosfat di dekal
keramba
Ortofosfat di Outlet
Mean Rank
2.22
1.67
2.11
N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
18
3.200
2
.202
a. Friedman Test
57
Pengaruh Kadalaman
Ranks
Permukaan
Sechi
Dasar
Mean Rank
2.50
2.00
1.50
N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
6
3.000
2
.223
a. Friedman Test
Ranks
Permukaan
Sechi
Casar
Mean Rank
2.33
2.33
1.33
N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
6
4.000
2
.135
a. Friedman Test
Ranks
Permukaan
Sechi
Casar
Mean Rank
2.00
2.33
1.67
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
6
1.333
2
.513
a. Friedman Test
Ranks
Permukaan
Sechi
Casar
Mean Rank
2.28
2.22
1.50
N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
18
6.778
2
.034
a. Friedman Test
58
Pennukaan
Sechi
Dasar
Mean Rank
1.50
1.92
2.58
N
Chi-Square
dl
Asymp. Sig.
6
3.909
2
.142
a. Friedman Test
Ranll
Pennukaan
Sechi
Casar
Mean Rank
1.67
2.33
2.00
N
Chi-Square
dl
Asvmp. Sig.
6
1.333
2
.513
a. Friedman Test
Ranll
Pennukaan
Sechi
Casar
Mean Rank
1.75
2.56
1.67
N
Chi-Square
dl
Asymp. Sig.
6
3.217
2
.200
a. Friedman Test
Ranll
Permukaan
Sechi
Dasar
Mean Rank
1.64
2.28
2.08
N
Chi-Square
dl
Asymp. Sig.
18
4.029
2
.133
a. Friedman Test
Ranll
Mean Rank
Permukaan
Sechi
Dasar
1.67
2.00
2.33
N
Chi-Square
dl
Asymp. Sig.
6
1.333
2
.513
a. Friedman Test
59
TestRanks
Mean Rank
Pennul<aan
Sechi
Dasar
1.50
1.50
3.00
N
Chj..Square
6
9.000
df
Asymp. Sig.
.011
a. Friedman Test
TestSiaRanks
Permukaan
Sechi
Dasar
Mean Rank
1.50
1.67
2.83
N
Chi-Square
df
lA
. Sig.
6
6.333
2
.042
a. Friedman Test
Ranks
Permukaan
Sechi
Dasar
Mean Rank
1.56
1.72
2.72
N
Chi~Square
18
14.333
df
Asymp. Sig.
.001
a. Friedman Test
Ranks
Permukaan
Sechi
Dasar
Mean Rank
2.67
1.83
1.50
Chi-Square
df
Asymp. Slg.
6
4.333
2
.115
a. Friedman Test
Permukaan
Sechi
Dasar
Mean Rank
1.67
1.67
2.67
Chi-Square
df
4.000
2
Asymp. Sig.
.135
a. Friedman Test
60
Perfuukaan
Sechi
Dasar
N
Chi-Square
elf
6
3.000
Asvmo. Sig.
.223
a. Fliedman Test
TestStatlalld
Ranl<s
Permukaan
Sechi
Casar
Mean Rank
1.94
1.83
2.22
N
Chi-$quare
elf
Asvmo. Sig.
18
1.444
2
.486
a. Friedman Test
61
Ranko
Mean Rank
Klorofil stasiun 1
bulan April
Klorofll stasiun 1
bulan Mei
Klorofil stasiun 1
bulan Juni
Klorofil stasiun 1
bulan Juli
Klorofil stasiun 1
bulan Agustus
Klorofil stasiun 1
bulan September
5.33
3.17
3.83
5.67
1.17
Test StatisticS'
N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
1.83
3
14.417
5
.013
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Klorofil stasiun 2
bulan April
Klorofil stasiun 2
bulan Mei
Klorofil stasiun 2
bulan Juni
Klorofil stasiun 2
bulan Juli
Klorofil stasiun 2
bulan Agustus
Klorofil stasiun 2
bulan September
5.33
2.67
2.00
5.67
Test StatisticS"
N
Chi~Square
3.17
df
Asymp. Sig.
2.17
3
11.373
5
.044
a. Friedman Test
62
Friedman Test
--
Ranks
Mean Rank
KlorofH stasiun 3
5.00
bulan April
Kloro1U stasiun 3
3.83
bulan Mei
l<lorofU stasiun 3
butanJuni
Klorofil stasiun 3
bulanJufi
Klorofil stasiun 3
bulan Agustus
Klorofll stasiun 3
bulan September
2.17
Test StatisticS'
3
6.00
Chi-Square
2.50
13.447
df
Asymp. Sia.
1.50
.020
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
M~~~ Rank
Klorofil bulan April
5.22
3.22
2.67
5.78
2.28
1.83
Test StatisticS"
N
Chi~Square
df
Asymp. Sig.
34.708
5
.000
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Nitrit stasiun 1
bulan April
1.67
Nitrit stasiun
1bulan Mei
5.17
Nitrit stasiun
1bulan Juni
5.50
Nitrit stasiun 1
bulan Juli
Nitrit stasiun 1
bulan Agustus
Nitrit stasiun 1
bulan September
3.00
Test StatisticS~
N
Chi~Square
4.33
3
13.654
df
Asymp. Sig.
1.33
.018
a. Friedman Test
63
Friedman Test
Rankll
'
Mean Rank
Nitrlt stastun 2
1.50
btJian April
Ni!Jit stasiun 2
bulan Mei
Nitrlt stasiun 2
bulan Juni
Nitrit stasiun 2
bulan Juli
5.00
4.67
2.33
Nitrit stasiun 2
5.33
bulan Agustus
Nitrit stasiun 2
bulan September
TestStat1811Cll'
N
Chf..Square
df
Asymp, Sig,
2.17
3
12.451
5
.029
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Nitrit stasiun 3
2.67
bulan April
Nitrit stasiun 3
4.67
bulan Mei
Nitrit stasiun 3
5.00
bulan Juni
Nitrit stasiun 3
bulan Juli
Nitrit stasiun 3
bulan Agustus
Nitrit stasiun 3
bulan September
1.67
Test Statistical'
N
Chi~Square
5.33
df
Asymp. Sig.
1.67
3
12.573
5
.028
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
1.94
4.94
5.06
2.33
5.00
1.72
Test StatisticS'
N
Chi--Square
9
35.906
df
5
Asymp. Sig.
.000
a. Friedman Test
64
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Nitrat stasrun 1 bWan
April
Nitrat stasiun 1 bulan Mei
Nitrat stasiun 1 bulan
1.33
4.33
Juni
3.33
1.67
Agustus
Nitrat stasiun 1 bulan
September
TestN
Chi-Square
5.50
3
12.596
5
.027
df
Asymp. Sig.
4.83
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Nitrat stasiun 2 bulan
Aprtl
Nitrat stasiun 2 bulan Mei
Nitrat stasiun 2 bulan
Juni
Nitrat stasiun 2 bulan Juli
Nitrat stasiun 2 bulan
Agustus
Nitrat stasiun 2 bulan
September
1.00
3.17
Test StatisticS'
3.83
N
2.00
3
14.612
5
.012
Chi-Square
5.50
df
Asymp. Sig.
5.50
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Nitrat stasiun 3 bulan
April
Nitrat stasiun 3 bulan Mei
Agustus
Nitrat stasiun 3 bulan
September
1.67
5.50
Test StatisticS'
5.50
1.33
3.50
3.50
Chi.Square
df
Asymo. Sig.
3
14.029
5
.015
a, Friedman Test
65
Friedman Test
Ranks
Nitrat bulan April
Nitrat bulan Mel
Nltrat bulan Juni
Nitrat bulan Juli
Nitrat bulan Agustus
Nltrat bulan September
Mean Rank
1.33
4.33
4.22
1.67
4.63
4.61
Test Statlstlcti'
N
Chi-Square
9
32.097
df
Asymp. Slg.
.000
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Ortofosfat stasiun 1
bulan April
Ortofosfat stasiun 1
bulan Mel
Ortofosfat stasiun 1
bulan Juni
Ortofosfat stasiun 1
bulan Juli
Ortofosfat stasiun 1
bulan Agustus
Ortofosfat stasiun 1
bulan September
1.00
5.00
5.00
2.00
Test StatisticS'
N
Chi-Square
4.00
df
Asymp. Sig.
4.00
11.571
5
.041
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
1OrtofoSfat stasiun 2
bulan April
Ortofosfat stasiun 2
bulan Mei
Ortofosfat stasiun 2
bulan Juni
Ortofosfat stasiun 2
bulan Juli
Ortofosfat staslun 2
bulan Agustus
Ortofosfat stasiun 2
bulan September
Mean Rank
1.33
4.00
3.00
1.67
Test Statlstlc:::s1
N
Chi-Square
5.33
14.238
df
Asvmp. Sio.
5.67
5
.014
a. Friedman Test
66
Friedman Test
Ranks
...
Mean Rank
ortofosfat stasiun 3
bulan April
Ortofosfat stasiun 3
bulanMei
Ortofosfat stasiun 3
bulanJuni
Ortofosfat stasiun 3
bulan Juli
Ortofosfat stasiun 3
bulan Agustus
Ortofosfat stasiun 3
bulan September
2.00
4.00
4.33
1.00
4.67
5.00
Test StatisticS'
N
Chi-Square
elf
Asymp. Sig.
3
11.190
5
.048
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
1.44
4.33
4.11
1.56
4.67
4.89
Test StatisticS'
N
Chi-Square
elf
Asymp. Sig.
31.794
5
.000
a. Friedman Test
67
Coef
SE Coef
110,67
17,15
10,16
T
10,90
Nitrat
orthofos
-67,06
-81,01
69,48
11,48
79, 82
0,25
-5,84
-1,01
s "" 18,19
R-Sq
86,0%
R-Sq(adj)
0,000
0,809
0,000
0,327
83,0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
DF
ss
28436,8
4633,6
33070,4
14
17
OF
Seq SS
1
1
1
20220,5
340,9
Nitrogen
Nitrat
Orthofos
0,000
7875,5
Unusual Observations
Obs
Nitrogen
Klorofil
14
2, 83R
F
28,64
MS
9478,9
331,0
o, 250
Fit
-18,Tl
19,64
SE Fit
Residual
12,09
38,41
St Resid
Coef
144,63
-250,66
-64,43
-28,7
23,97
R-Sq
SE Coef
14,15
85,99
22,78
303,6
80,2%
10,22
-2,91
-2,83
-0,09
0,000
0, 011
0, 013
0, 926
R-Sq(adj)
. 76,0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
Nitrogen
Nitrat
DF
ss
MS
32603
8047
40651
10868
18,91
0,000
14
17
OF
Seq SS
17835
14763
575
68
Orthofos
Unusual Observations
Obs
Nitrogen
Klorofil
2
0,197
28,76
2,24R
Fit
73,92
SE Fit
12,99
Residual
-45,16
st Resid
Coef
165,36
-129,44
-30,84
-679,0
27,25
R-Sq
SE Coef
14,88
11,11
-1,39
-1,11
-2,74
0,000
0,185
o, 284
0,016
92,94
27,68
247,5
80,5%
R-Sq(adj)
76,3%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
Nitrogen
Nitrat
Orthofos
OF
1
1
1
OF
ss
MS
3
14
17
42832
10399
53230
14277
743
19,22
0,000
Seq ss
20229
17013
5590
Unusual Observations
Obs
Nitrogen
Klorofil
4
0,043
188,83
2,68R
27,78
6
0,064
2,24R
Fit
128,51
84,78
Fit
15,43
Residual
60,32
9,63
-57,00
SE
St Resid
69
Lampiran 6. Jenis-jenls fitoplankton yang diperoleh di Situ Tegal Abidin selama penelitlan
70
71
---~E~--r---
---
--~
--
,,,
~~
.a,736328721
___
___
~,--
1 6225
,_,
""'
__6225 0,001124498
__
,,
,,_,,
. rsm ro.004trstor
-, "6225 - 6:001606426
-4
2,41'996E.05
1,03224.(17
4,36122E-06
..
1,61288E-05
2,5806E.OO
-2,5806E-08
-,
-{),007635812 - 1,2645ECOO
07
-6,790418'572
f----~.~~~
~,;,~1 ~=:
K'
. . . ----- I
1,13462966&
-~
2.58116E~O
;-.-5,302341517 h.0,026405235
"""'6225 ---0,000321285 - .S,043181'541 ..o,oo2584155
13 -6225 . . T0020.88353 """"~.171379364 .IJ,012888021
'11 "" 6225 0,0001606
J3632ii721 .0,001403426
--'6225
'
.5;5'17452896 "-0,022158445 ...
25
1 6225 O,oo0t60643 ~36328121 ..0,001403426
01 ..-6225 O,OOOtaiie'---43 .. -8,736328721 -0,001403426
"
.--
0,96118731
.0,001403426
, __
__
"
--
--------
----~-
___
-~-
,,
. 1,7 4449E.{i5
--
2,5806E..Q6
--
4,12ti97E-07
E
0,9612545ilt
,_
--
lo.os24ii24
72
73
__
,,,
. ,_ ..........,_.
T
jumlah
______
--~
----
---
,_~
-- - -
---
...., _ ,..........,_,,,
,---r-l
,,~,_
(bulan April)
--- -
--~--~--~--
--~----r-=t=
--- ..
. -
~-
~---
r-
.
~~-f----
_,_ .
~--
--,,.
-r--o-,~-,70
~c-<\Oi0010451-4,561053296
c-
r--oo
- 11"14- --- -
519
105
,,_,
,,
--
...
__
..0,047667/74 0,000109224
-7,505492275 .0,004128434 . 3,02561E..07
---6,406879986 ..Q,01C672409 ~ 72304E-05
-
--------
---~
2
TsTh
. 16Th - -- -- 9o9iJO --- -------
--- ---- -- - - - - .
-
--
-----=
------
--
___,_
- -- - - -
-----~
--~--
74
3,75457&07
~48490665
0,000571069
7.-.os
6,3>1522E-05
3,0412E-05
0,000273700
3,0412E-05
9,61169E..Q5
----
3,75451E<J7
0,275110634
0,142007066
0,000337911
1,50183&06
E
1,136083314 0,418596513 0,457193558
75
--
. ::r::-c-+--
----~-
n Ill (bula~-~~
l_
f'
Jumlah
-- ---f--- -
- I
-
- - - - - - - -
-- f---
-~---
-~--
r-- --
,~l)
"'
53,33r----g3,33 991
""r---53.H.33 991
991
~33 853:28 -=
53,33' 53,33 991
r- -- --a
--- - - -
r-~
""""'
0,001oo0082 .,898714534
0,001000082 <3,898714534
0,016145300 '4,126125812
0,0010000132 ~;898714534
---'---
-il,006961367
.(),006961?1)7
'.o,066617571
<>.006961367
1,01825E..Q6
1,0182SE-06
0,000260671
1,01825E-06
''"
- -991
52850,03
-- - ---r--:
__ --
....
L_ - __
L____"--
,._,,,_,,_,
f---
---
--
--
:0,026686562 2,54561E-06
H'
0
E
0,692543511 0,70647024 0,288813077
76
c_::---- ~1
-------------- - - - -
~~~~ter
Jenis Organisme
77
78
7876
7876
o,97359ooss
..0,026764336
O,oo6126968 ---8,97157544
..0,026057507
..0,001139103
1--'---1--'--+-'----
0,947878764
1,61209E..o8
-==~--
--
79
........ ,
. --=== .-]===-
___
-~"""'
,82
,0031
.@4
,0002
,r:ii27
""8323'
_, ... .
........ 1-n=o= -=
0,983779887
______ -:0:0163'53o99 _.0,01608785 0,9678228<;6 r-'.7080502
~
-~-
_,,,
------
- - - f . -1,38728E-OO
, , "a323 0.003724619 '-5,592700841 --0,020631012
-8323 o":t:i00480soo -7,6404a3685 .o.003671985u-31l972E:;;? - - 8323 0.605240200C:a.'ful30885 -0,002002555 5,77431E..OS
---."'"
~~~
:=~~
---
;~_;f.:J
6,36618E..Q6
-8,31501E.OO
E ~6715076
1.29922E.07
s,77431E.oa
----'-----
.0001so'Eii.iJi20149l-s.02677804s":o,oo1084558
----
1,44358E:OO
__
~----
0,967864485 E
0.043~
80
Ulangan I
Ulangao tl
81
c-----
-~--~
---~
c---
"""'~"
. --
,---~
---
"-~-
74376,02 10382
...
0,981988056
-- f-'-
---
~~~
.:0,018176133 -0,017848746
o.~
---=
2,83321334
-----
125,0033 10382 io;-00:3178578 '"-s,75132f255 -0,018281025 1,01034E:OS
-0,002354811 8,3<988E-08
75,0003 10382
---
37'5:5003 16382
-0,002354811 8,34988E-08
:------~
~0004 10382 o,ocii:i85282 -=7.8515344&; -0,003028009 T4&142E-07
125,C009 10082 0,000866885 -7,050004239 ..(),{Xj)112003 " 7,5149E-07
. 1,48442E-07
500,0004 10382 0,000385282 -7,861534455
125,0001 10382 9,632&E-iii ::24782iis16 -0,000600756 is:27765E-09
-,o,;
125,o001 10382 9,632'00.:()5 -9,247828816 ll:OOOS00756 9,2n65E-09
----@~0032 10382 0,003062258 -5."782092914 ll:01782ilili 9,50031&00
125;boo1 10382 9:63206E:OS -9,247828816 --;;;--
-0,()())800756 9~7765E-09
875,0007 1o3a2 fo:Ooos74244 -7,301918667 -0,004~ 4,54005E-07
.~:=1~:~=~=:
.:;c~
~-
:.~~j::;~ob~~~}=~
i5o,oooopo382
- _,,'
o,ooo5779~-7,456009347
'-
1--'
~-
---~
~----""'_'_"""'"
-1-25,60011o382ls.63200E:OO
~-
9ilis2,3i~=
:::---=: ___ --
82
~-----
----~-------
~-
--~
---------~-
--1--""-
"t-----
__
-- - - -
---
--
'1,72722E:OS
3,1276E-OO
7,81901 E-09
7,81901E-09
7,03711E..Q8
{32141E..()6
---.""'
---,""
~81484E-07
7,81901E.Q9
3, 1276E..()6
1,95475E.07
7,81901E-09
-----
---
--
----'
---
---
...
--
---
---
--,,.,
,_,
__
' 530551
-
-7,541594679
--
-0,0040012 2,81484E.()7
H'
D
E---
__
83
-----~
~--
--
"'"""'"
- - --
-"-'
""""'-"'"""'
_,_,,.,_,
__ ___
_,,,_
,_,
8,36922E.(l8
1,89778E.()8
""
"
1,89778E.OO
---
~29632E.(l8
7,59113E.(l8
3,71965E.(l8
6,8320.2E.()7
2,29632E.(l8
---
---~~
-f2s~OOCh
"'t259l '-0~0051'3776
---'1\,
250,0002 "'7259
3nUi003
-nss
375,0003 7259
_, .... ,
"
'07375;726
-----~
--
1$29E-<l5
O,oOOii552 -~~196aso177 -0,002258397 7,59113E..Q8
-6~0oo41'328 7,791385os9 .(),003220024
1'7()!E.()7
"o,ci004t32s 7,791385009 .(),003220024 1,7()!E.()7
-If
E
0
--1,128821343 0,985353:11& 0,84375242
,,
_________
-- - -
84
u mete< .
Jenls
.....
I
I Ulangoo II
I Ulangoo ui
I 'I . '1 . 'I .1 'I '1 ... 'I . '1.
10
..
.
. '
--,-,~---~~~+-~-4~~-r~-1
<1-<+-
--
- -
'I ,
''"''
. '"'"
- i
''''
"i<
~ ""~
..
'
1.
6 ....
'dup>
110.'
I".
;j~oi-
I'"'
11
. j12438J
'""'""
8
I""
I'"'
'' 27
9 .
"
. II
'14,
amno...
''"'"'
"
r
I -i.
.. ..
.~;:oo,,
............ 1'."38 . .
. . . . .J'.''38 . .
,, "~i
,., .
'c.~:~
,
-3(
'i
--,t-+. ''
. ..
1-~-------t-+-
,,
. 2
ol-:+-i+=
....... o
3. (
. '.
. .'
'
.. I .
. .... .
.,
112438
17.
..
'"""'"'""''
85
---
__
25. 7351 0,985852265 .b,01424876a --0,01404718 "0,971904688
--
,_~
--"'""~-
"""'
2,63905733
'17351
1,85058E.OO
--
j--~--
86
i~=~-=
__
.
7365
--- . 0,973251867
,,__.,,,
,,
~--- r------
-------~--
--~--
--- ------
o:s;:'a;
_____ ii1S5
.IJ~_0271123741.(),~~~~ ,-.'-
.0,021802954 '1,5!~)i,.~E:OS
..Q,OOJ~ 1,6!)!}1!: lf.:07
---,.,
-j
=. ..,
-
---.
-j ---- -----
1""'""~7_365 o.oo527iSsS
.:-
~-..----
__,_,_
----
_____
__j
0~061683261
87
--
_,,~
----
---
-=
-0,00115953 1,6779E.()8
.(),004755267
-7,342131731
4, 19474E.Q7
-7,246821551 .(),005162891 . 5,07564E.07
-.6,425840999 -0,010404535 2,62171E..Q6
<!,546104535 .(),001660513 3,77527E-08
:a,951569643
''"' --,=
--
---
--'";3336 15440
~~1~
---,"""
f:<:r002na
--- _1
"'" __,
.~
3,3338 15440
~r--~.
0,000453368 -7,698800675
~667;1, - __ ~~- -
.o,oo115953
.(),Q000l0392
1,sme.oa
2,05542E.()7
----
--
--
\~4500s!
88
,_,_
,_....... _ , _ , ,
_,,,
__
..,,
'""
~---
0,9776838'35
---
..
-0,022065283
0,955885687
3,04452244
-~--"''
8,69821E.00
-0,001677988 3,86587E-08
-0,01622741'9 . _7,5m1E-06
-0,001677988 3,86587E-08
-0,0147'67298 6,04042E-08
-0,007954173 1,39171E-06
- - - ---- ------
-~-
-~-~-
fi~--
''"1',157501195
~-~-
3,86587E-08
2,41617E-07
3,86587E-08
If
-~-
~~
0,95593592
o,o51ffii7
~~"""'~
89
..
'
~J===t
i416 ~,{J00133~~
144 ""7476'
-8,919453169
--
-~-..,..--J
---
--
:0,001193078 f-T,78921 ~
3,
--
1~22
:I
1
3
2i
1!
5'
4!
"
1'
9i
1
101
,j
31'
jl
'''
si
I71 6\4:
iI
91-6,6674
'"-B:'840011627
666,6672
___ i476 0,001070091
7476
0,000267523
-8,226305988
166,6668
-747610,005350455
12:
3333,336
:S,2305737i4
.....:,--1!
583,333 7476 0,00093633 .S,97354302
4i
~.JJ~r- 13J:f~ --7476. o,o02t4o182 --6, 146864446
I
1i 83,3334, 83,3334 f?476 0,000133761 -8,919453169
- - - - -----
1t166,6668 7476 0,000267523 -8,226305988
---- 3~ 83,333-i i56,0002 -7476 o,o00401284 --,=
-7 82084088
12
8
4
'I
-~ -83~~1
'
"""""'
'~
~
"'"~"-"'
"""""'"''""''""'
..
~--
____
,_,,_,
,,_,_,
,,
'
___
'
--0,002200724 7, 15664E.Q8
...
........
____
-~----
""""'"""-"
"""""""'""'~
83""1
'
'
s:
"''
416,
83,3334:
__
4,47303E.07
--~-
166,666
2,
2i
! . , _l'
-~--
-0,002200724 7,15684E-08
- --- - - ..........
.{),027985948 -2;86274-E.:OS '
- - - -.
..{),006529535 B,76713E~i'
.
__
-=o,o1a155400 4,58038E-06
.0,001193078 1,7892:1E-08
-
,,_,
... ""-
.D:0073ts435' 1,14500E-06-
'
83,3334i
83.3334
83.3334
63,:3334
83.33"
1-
,j
11 i
416, 667
83,3334
~,=
'
'I
_,,,
"'"'"-""-'
-~
...
------
L.~.!_9!i==
~~====~ =--==f''
U7497417l D0,91747!'7t.oa76ill4
90
.......
~--~~
,,_,_,,,
=t- =:_:=j
~=~r=-- ~ :-~
--~+---~
~---"'
0,965002271
:9823T583 -.o.otnat3251-0.otf467944
----- - - ---"'-------
-------"""'""'
---~----"
2,944'38981
~----
'
''''
,,,
__
==~:r-~--=j= : :; ,;
--
-___
......... _,
,,
,..,._,..,,
--,,_,
"'"'
__
---
1,30971E.0.
5,23885E-OO
1,30971E..OO
3,27428E.o?
D
E
1-Tf32174687 ....0,965098366 0,0448896
'
__
2,09554E:07
4,24347E..OS
1,58475E-OO
6,41759E-07
,_,
--
'
-~~-
,_,
---t-___
,'
91
1lM~i' 21 -~f-"'3-st::-~u~ai!wr1
oek:hi meter
Jeiio Q;yao1sme
Bacillar!~
1.Nitzschla sp.
Cl!lo<ophyoue
1. Actinastrum hantzschH
2. Closterium sp,
3_ Cosmlllfum 'P-
4.0ophHe-
1'6.- Scenedesmus
Pedi..,.,msimple!o
scuminalus
7. Scenedestm.IS ellipsoides
a_ Sc!Jroedelfs setlgera
9. Staurastrum gracile -
....,--
ro:s.~
625
3
~1
-~
3
4
--
__
-,r- -;
2
-~~-, ~-
--+
2 --'
- ---r--
--r
~-'--
-1
--1 -
1. Mialocysri<"""""""'
3. OsciJ/Bforla sp.
4. Photmidlum tenue
_ll
ss3[s94J _702rs~r:-
---r-
Cyanophycote
""''
.
~~pundala
598LnspssJ
-~-
2 --;t--s
-- ---
1-
--
--r
-]-
r---~
4 __3 t---f-2
-i~r-~
I -5
""~--f
5 --, - -
""
2
'"'
-;~
__1
~---"
,,
-~
...
92
--
-~-
--
93
------- ------
---
201125.0001'
i(125o001~-
_. _. T'
'i25;000T-
~ .... -
--
94
IM:o
I'P':'
"P
. .
jl390I
114251 1
j1396j1385l1.41', 12403 .
-or-., .....
~off!:.......
..... .
. .. ....
.....
. ... .
+--1 ....
~,
.......... . .
jt.
I'
1"-
'!t ...... ..
...
1 - .
+ ,. ,. ... '
..
'!
' .
. . .
~~ 'l~11I=~iat~~j~
~~~~~EtlJl
=Al.: l,j-~ ~.E.... . . . . . . . . . . . .
UCpll'""""''
!'
f6..
. .. .
..
'11"'""1
35! C""~'.
....
'1126061
. . 1'""'1
2 125,0001
110.
~- . 1 ...
I~+
or'"""''+.....
2 125,0001
120,0001
l<b,U001
21 125,0001
51
i .. ~ ... 38.
.
...
'
_125.01)11
. 125,0001
6 125,oo01
I''
j2.
.. 4.
......
. . !.
..
1"'-"' '
.. 1 (,
18' 125,0001 i ..
120,0001
95
96
5909481 .0,004056001 2,
H'
D
1,126527153 0,9
-----""'-"'---
OMeter
Jenis Organlsme
-Ba.Cillariophycea&
rnlah
I_3'---'
-- --
~-,-sf-si-s
Melosits sp.
2.
,,I-s -,
..
c-'
~anophyceae
1. Anabaena afflnis. .
'
~~---
3. Oscilatoria sp.
;{ Spitulina!Ti8}0r-
~nophYC.ae
T.i5ffflugia /imnetica
i--xlnthophyceae
----
_2
--~
-2}
--
3
-4
-
~.
r-
-----L-
7
""""'
1
3
,_,_
___....
2,
'2 1--z
--
---
2
--
-
""""'
1081 o.ommH
Pl'l""'
l5835"". 0,099542193.
....,
oooom605,
--!
"""" _
2J~588:'j
3--......
il""'
"1
2.
-2r--2,5
2.s
11
""""'
- ------ -- . . . _, __ - ..--r-----
s
27,5
100 o,o1B51852'"~~988984'bs
""108
0,10185185
----s . . _ . 51oat"-6:01851'852
2.
1QI-
r-z
2. Microcysfis
2,: 42,5
"13
~~-~
7,5
--
"2
""""""'-~"""'--
r-.
flh"'--r
-,--.f-z.
rrr>.
__1r-2
------- -2
Ulang"'
1. Cyclotella
~rophyceae
1. Chodat.e/8 sp.
..,~--2. Closterium dianse
,_,,,,
~2.28423595
~i~I;:;:::=~; =-J
2,
--
2,
--~
. --
97
i!=~~~OCOc::us-sp:-
. .~-l::_--
_ ----
i ... L ..
r_ ~-r -1 ~~ ._~~-5.r;;~'
L:: L. r t
108
0,00925~!21)
:,1382111/l
(jl ..j_
i',>t,:;
___ ;
<;J139fJ'";')
i 251- 'I
;Jenis 6iganisme
~ Ba~_ll~~~~phyc~~e
it_ Cyclotella
I;{fabeliBria
L(~!!-~~!r<t!<~_ _ ___
!Chlorophyceae
s:
8i
I 21
'
! ____
31
i2.Naulococcus sp
4.Penium sp.
5. TroChisia sp.
i' 6.Zygnema sp.
--
,;Cyanophyceae
..... ---- -- """"'
-i 1. Microcystis
.~rogincn;?
,2. Osci/atoria sp.
.1:
~~~~-~~?i8)imnetica__ ,
1'
'
i
5 3
9
5]1
"a!
22:
21
I
3_
. J
rI
I .
-~
2,5;
2,5 1
2.5
'
'
_
9
1
2'
- I
reitmPanan=
'
';3.Pediastrvm duplex
;opercula/a
2. Melosira sp_
:3. Nitzschia w
j'"mloh
10
5,
3!
I ,;
: 71
5!
1_1
2'"
,0
50! 121 0,16528926,
2,5 17,5! 121 0,05785124
.. I
2 sl
121 0,00826446:
' '
2,5'
121 0,082644631
2,5: 12,5 121' 0,041:'12231 i
25:
7;5 121i 0,02479339!
' .
'~I
2.5
10.
1
'"I
o:o0061471~J
0,033057851-3.40949618
!-.o:_~-12710618
I
0,001092822[
2,08774034J
'
-.o.25BB1o7s71 o,o1s3678o3
.. . I
-,
I
_____ j
98
99
).995732;
100
~~-----
--
-~-----
101
I_- -:oasar
IJents organisme
leacmarlophyceae
sP. ..
'I
, Ulangan
1',
31
'I
I'
I
'I I a,
'l 'i
81 ],
1) . ~- --~6:
j_
4. Mougeolia sp.
1,
2:
2j
16. Oocyslissp.
(,
6
1"! 1]
1
1
'1 10!
7. Oophilalacus/ris
B:Pediastrumduptex 1 2!
j9. SCenedesmus...
1!,
acuminatus
1.
po.U/othrixsp.
;cyanophyceae
. {Afiibaenaaffinis
b. Microcyslis
ia~rog:!nosa
20!
sl
!I
;:f
2,0734ih71
ai
2.si
2,51-
41
2,5
2!
2,5
.0,2607~9?1 0,61_~-1~"'-----~--;
O,oo032;1o,ooo1_43l
30,
sj
11
2,5
'I,
itbiffliiiJJ"alimneiica
9r f2;
ir; 2.51
'2 'ri-achelomonas
:i
151
_j
1
2.5:
I
~ !_
__!_
I [
12,5l 1671
2 2,5
I
2.5
' '
1~1; _1
- - I
o,cxxi'i431"
2,5
-!
1'
2i
i. - ----
1671
'
I
'
3,03855227!1 """593Sj o,00229512,833213
2,51
).Oscilatoriasp.
!Euglenophyceae
;grl!llJ!_/p_sa
'"i o,047!il419~
'I
'
2,s,
sj
"I
2:
3!
sl
'1
.
-1
I
',..
2,51
I I
~~ -,~~"~ ~:
.1,
ii:_~C~niYxa sp.
IKS"Iimpahan
IJum!ah
167~
o.o2994o121 ~3,5085559
-0,105Cl4658;
--
I
J'
o.ooo896
5!
0,011976051 -4,42484663- -0,05299218 0,0001431
I
~
5! 167 0,01197605! -4,42484663 -0,05299218 0,000143
! I
!
67,5~-
=I
417,s'~
__
_I
('
IE
.I
0
2,34701721 o,122593, o,a2B394
102
103
104
105
jo Meter
rJenisOrganisme
] Ular1gan
_11
!Jumlah
!Kelimpahan
3i 4
I
2.5
~.02686934 2,~9~~~~~~13
rr!?:. . _:_T~c3 '"tl~ ~:!~ :~:! :!1~:: ~:;:~:~ ~::re~:~,;:::
![B~CliiarlOphyceae
1.Gyrosigma
2= 11
13.
:"i=:='
t
25 :_:,s 2555 o,o12Ht: ~~ ~.05617491 ~:: ::==:
1
10
~,:,. ~Ma/1~~;,-,;;~-~- ,~ 2: c-:251 - :~1 ~:~ : ,: ~s: ~~=
~.10057854 ~:~; _ _:.
r~;~':'-r1-l\
r. --!~:hY<ia ~~1-'2
:0,56914138
2s - :i,s ---62,5 "2555 . . .d':Ci0978474 . --::;o:;2693f66 . . .:O:o452733 . . s;s?E:os _, __ _
1
... ,,...,
------r---
L I~~ ].,;;l:o::J~::~~::f:~~~!
13
_l
106
107
~;~:;~:.~
~jJ~Ioo --f~hio~~ ~-
---
~ ~---~]
:s-~ n :-ii~~::~sesi;-14
:1
Chlo,.PiiYieae
--,
f--~ ~ ~l
T4 -4
~~~~-~~~::. ~:~~".;=~
4 3
25
_--~-; ',. _
40 Tooo
1
T95T o.12il2iis13 2,0541Zl73 .0,2633492 0,016437 -~- .
40
---46
~~-~=- ~f--~
~1
1~
~:
~.
i:~i9
~:~:;~J,S~:
r,~
~=
t-- -I
T""'1- 40
B.Schroedena ____ ~-
9.Scenedesmus
..
::
Ch'Y'OPhY<ea - -
-.
40
"40 195
o,Oosf2821
--
-~~
-5,27299956
~-~
-O,o2704T02
~~~~--
2,63-05
-------~
'40
~-
.--
--- -
-~
-0.02704102
~-
2.63E.oo _-
-=-
_:r2;13952489 o;iiiS27~;7i4191
108
109
r==-~~~--
. -
Ulangan
1'
6.,.,~
2i
1 -
a;_~
:~.~.~:... ' 22!~ -13
'"'" ""
,ChiOJOiihY~-
-! -..- . -
t.ChloreUa
...2~
:~"-I
~losterium__
B.Oooystis
~~
',1
3,,'.', '
"'i
1 2 2
I
31
1
l_-__
3 4'
j . 1 ~..-
, ,
7 37,5
4 37,5
262,51
--(4~7017
0.~7~j -~.~~74?
585 0,0119658!
150J 585
.0,05295711! 0,000143jj
:::
.0,03408764: 4,68E.OS
. -.
1
3_ ~~af~a__
T.fracheJomonas- __:
~ __ __ _
Is_ 22 14H- ,
1~ 1
11 58sj
37,5 585
0,00170~
~~- ~s?f ~5
0,15726496
~-~371611~ -0,01~~16412,~E.0Sj
-0,29()91238
. . . . ._
0,02473~1--- ____.....
"1,0139i407[ o,..e55s[~,3656961
0
21938\
- --
110
111
1i
Jumlah
1Kelimpahan
3: 41
Jan 6,g,niimi
~~~:t'~
2 37.5
13
2: 37,5:
75i 22931 0,()(X)87222] -7,044469< 000614433 7.6!F-07:
9! 37,5 337,5 1 22931 0,00392499: -5,54039171, .{)_02174596. 1,54E..(}5
'2-=.-N=u:-,;;;; . --
c-----~hlor?j)iifO'_~
1 Actinastrom
IU "''"'
til
2i
11 2! -I
1i 2j ,-;
1 j -~;
3.C/0Stenum-
-i
~~zmyxa-
[6.00Csmidiuni. . -...
=:~~ -~
2293i
1
1
1 37,5, 37.5 2293 o,Cxlo43611! -7.73761628 1-0,00337445; t,9E--07!
2a6l589 1 5oo n 1m 37,51 n113 2293 o,838639341 -o.17597454I--O.t47579ti o.7o3316!
I .
~1.::_,..,...,.,~
;21_:.~.n.~.-~~"-_-
~2'~-s_lj
i-4:Spirolhii~-~-
3+
. . . . .
a:-SGeiiedeSiiiUS. . . .
9~UtOiiiriX----
~oost3317.m~i2,890372
lchkxena ~ -
7.
13 Osci1atoria
~~i!o ~
nro
__:2
-I
:1 ;
3 37,5
112.512293
. _.
--6,128~78371
0.001308331-6.~
-0,00868601i
1,71E-06~
~ 0,66558~~:
0,71359;
0.~~927~
112
113
114
"
115
115
117
--
meter-
--~o
Jeris 01-gail'iSille
: ULA.NGAN I
2 i 3
i
4
Utangar~lll
Ulanganll
I4
,,II
'I
i 1
2( 18: 17
41
H;
lf!P1
:Pi'LnPi
-Pi'Pi -
ltunlah
---
9 112
455
54
:::
53.33
5
1
53,331
2:1
0,00177305'
4,
53.33!
<.33505425(
<.Oii232366:
-:j ------=---=j
j:j4jji.Qi;
5;331 5641
564!
--
--
-~~
0;001773051 -6,335054251
I
..0,011232366
--:i;1'437tE-06 -- -
------j
-- ~j
"''t
..s.335054251:
1 53,33
1
266,651
0.0017lJ05j
5333 1
1-:: ::::!
,
53,331 554'
o.0017i3os(
, ''"I
----~
53:33~
-=:
53,33
i 53,33i
--- ---:H-iTiax
':"""_4w
.::t
119
120
121
--
ULANGAN!
Bacllarioph,,...
::T::
Ulangan II
f,_"E
_4 ,,_
,~2IT- ~-
trMelosira
!.;;
5_
w=:::_
'lChloieHa
T6QCYSlii-~
5. Pediastrum
--!-
..
.~-- =c::+-1
f~-+--r-~
-~
--
--1, -~ -1-----
--+--1 .
T_r-,
1 --- ~1
~ -
-~--~-
- -:---
-~---
---
~--~--
---------~-
':::J:=IIr- ~~1,~h:f= I ~ -~
U!angao Ill
- .
1--
,.;,n,~~ .T~II~=r-r~r=::II=
Jenis Organisme
~~-~
*=~ 5
-t-+
~
----"""
6 53,33
--
____
,_,,,
---
-,,
3 53,33
10 53,33
....
~I ... ---
1 53,33
. . . ..
...... ,_
-t- 1r-53,33
jf"--
-,-~
---~-~-~-
jtiij
---"-'"'
20 53,33
'"'"'
__
"""'"~"""""'''""'
----~-
"'
-- --0,01061008
----
1066,6 1885
-~-
-4,5459
stas~u~1;,;,~,Se;>l'l I
L-~--~
- -
300 "-5:3',331lia5
'
122
---- I
123