Vous êtes sur la page 1sur 138

r

IUUQSFQPTJUPSZJQCBDJEIBOEMF

DAMPAK KEGIATAN BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA


JARING APUNG TERHADAP TINGKAT KESUBURAN
PERAIRAN SITU TEGAL ABIDIN
(Studi Kasus di Kecamatan Bojong Mangun Kabupaten Bekasl Propinsi Jawa Barat)

OLEH
M.APUKISMANE

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2002

ABSTRACT

M. APUK ISMANE. Fishery aquacufture activity effect on floating cage to fertilized


level in SHu Tegal Abidin (study case in Kecamatan BOjong Mangun Kebupaten
Bekasi, West Java). As the guidanca of M. Sri Saeni, Joko Purwanto, and
Lukman.
The aims of this research are to identify water quality concerning to
chemica~physical and biological aspects, to retrieve the effect of fisheries
aquacutture in SHu Tegal Abidin. This research has been held for 6 months since
April to September 2002 in SHu Tegal Abidin, and sampling analysis in research
centre LIPIIimnology Cibinong. Sampling location is fixed according to purposive
sampling system, which is divided into 3 stations, there are inlet as the first
station, the second station is near keramba, and the third stations is outlet. The
water sample is taken from o meter in vertical, secchi disk depth, and bottom
meter. Observatory parameter are depth, water temperature, pH, secchi disk,
dissolved oxygen, biochemical oxygen demand (BOD5), nHrit, nHret, ortofosfist
and fhytoplanklon biomass (indeks keanekaragaman , indeka keedHan and
indeks dominansi). Statistic analysis is using double linear regretation and
Fliedman test hypotesis.
The research resuft as the measurement of water quaiHy are dissolved
oxygen is about 2,30- 7,60 mg/1, biochemical oxygen demand (BOD5) is about
14,65- 207,17 mgn, is about 0,043- 0,227 mg/1, nHret 0,16- 1,9059 mg/1,
orthofosfat is about 0,019-0,232 mg/1, chlorofil19,389 -135,39 mg/1, pH 6,948,80, temperature 27,7-29,7 c. secci disk 27-29,5 em. From the value indeks
keanekaragaman (H') 1,0075 - 2,4144, indeks keadilan (E) is about 0,0026 0,8283, value indeks dominansi (D) is about 0,1074-0,9700, and fhytoplanklon
is about Bacillatiophyceae, Cyanophyceae and EuglenophYceaae. From the
regreation analysis the organic material and also some of the fertilized
parameters of SHu Tegal Abidin showed that organic material hed real functional
connection wHh dissolved oxygen, biochemical oxygen demand (BOD,), nHrit,
nHrat, orthofosfat; so H means that SHu Tegal Abidin in the condHion of meso-

eutrolik.

ABSTRAK

M. APUK ISMANE. Dampak Kegiatan Budidaya lkan dalam Keramba Jaring


Apung Terfladap Tingkat Kesuburan Perairan S~u Tegal Abidin (Studi Kasus di
Kacamatan Bojong Mangun Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat). Dibimbing oleh M.
Sri Saeni, Joko Purwanto dan Lukman.
Tujuan dari penelHian ini adalah untuk mengetahui kuamas perairan di
tinjau dari sifat fisika-kimia dan biologi dan mengetahui dampak dari budidaya
ikan dalam keramba jaring apung terfladap tingkat kesuburan perairan Situ Tegal
Abidin. Penelitlan ini telah dilakukan setama 6 bulan dari bulan April sampai
September 2002 di perairan sHu Tegal Abidin, dan analisis sampel di pusat
penelitian LIPI Limnologi Cibinong. Penentuan lokasi sampling berdasarkan cara
purposive sampling, yang dibagi 3 stasiun, yaHu stasiun 1 air masuk (inlet),
stasiun 2 dekat keramba dan stasiun 3 air keluar (ouUet). Contoh air yang diambil
secara vertikal dari o meter, kedalaman sechidisk, dasar meter. Parameter yang
diamati adalah; suhu air, pH, kecerahan, oksigen tel1arut, 8005 , nitrit, nitrat,
Ortofosfat, dan biomassa moplankton (kelimpaham sel, indeks keadilan, indeks
keanekaragaman dan indeks dominansi). Uji statistik menggunakan regresi linear
berganda dan uji hipotesis Friedman.
Hasil penelitian dari pengukuran kualitas perairan adalah oksigen terlarut
berkisar 2,30 - 7,60 mg/1, BOD, berkisar 14,65 - 207,17 mgn, NHr~ berkisar
0,043-0,227 mgn, NHrat 0,16-1,9059 mgn, ortofosfat berkisar 0,019-0,232 mgll,
klorofil19,389 -135,39 mgn. pH 6.94- 8,80, suhu 27,70- 29,7 C, kecerahan 2729,5 em. Untuk nilai indeks keanekaragaman (H') 1,0075 - 2,4144, indeks
keadilan (E) berkisar antara 0,0026- 0,8283, nilai indeks dominansi (D) berkisar
0,1074 -0,9700, dan jenis jenis frtoplankton yang dHemukan adalah
Baci/lariophyceae, Cyanophyceae dan Eug/enaphyceae. Dari analisis regresi
hubungan bahan organik dengan beberapa parameter kesuburan perairan di Situ
Tegal Abidin menunjukkan bahwa bahan organik mempunyai hubungan
fungsional yang nyata dengan kandungan oksigen terlarut, n~rit. BOD,, dan
dapat diartikan bahwa perairan SHu Tegal Abidin dalam kondisi meso-eutrofik.

SURATPERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benamya behwa segala pernyataan dalam


tesis saya yang be~udul :
Dampak Kegiaten Budidaya lkan dalam Kerambe Jaring Apung Terhadap
Tingkat Kesuburan Perairan Situ Tegal Abidin (Studi kasus di Kecamatan
Bojong Mangun Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Berat).

Menupakan

gegasan atau

hasil penelnian tesis saya sendiri,

dengan

pembimbingan Komisi Pebimbing, kecuali yang dengan jelas dnunjukkan


nujukanya. Tesis ini belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada
program sejenis di perguruan tinggi lain.
Semua data dan informasi yang digunakan Ieiah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenaranya.

Bog~~r2002
Nama: M. Apuk lsmane
Nrp. : P1 0500058

DAMPAK KEGIATAN BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA


JARING APUNG TERHADAP TINGKAT KESUBURAN
PERAIRAN SITU TEGAL ABIDIN
(Studl Kasus di Kecamatan Bojong Mangun Kabupaten Bekasi Proplnsi Jawa Barat)

OLEH
M.APUKISMANE

Tesis
sebagai sa/ah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Penge/o/aan Sumberdaya A/am dan Lingkungan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Tesis

DAMPAK KEGIATAN BUDIDAYA IKAN DALAM


KERAMBA JARING APUNG TERHADAP TINGKAT
KESUBURAN PERAIRAN SITU TEGAL ABIDIN
(Studi kasus di Kecamatan Bojong Mangun Kabupaten
Bekasi Propinsi Jawa Barat).

Nama Mahasiswa

M.APUKISMANE

Nomor Pokok

P.10500058

Program Studi

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir, M. Sri Saeni. MS.


Ketua

DEA

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi


3. Direktur Program Pascasaljana
Ilmu Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan....:~~~

'
Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni. MS.
Tanggal lulus: Senin 16 Desember

RIWAYATHIDUP

Penulis dilahir1<an tanggal 19 Juli 1977 sebagai anak pertama dari


pasangan Jumsari dan lsmiatun. Pendidikan saljana dHempuh di Program studi
Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), FakuHas Perikanan dan llmu Kelautan
UniversHas Riau (UNRI), lulus pada tahun 2000. Pada bulan Februari 2001,
penulis dHerima di Program Studi llmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan (PSL) pada Program Pascasaljana lnstitut Pertanian Bogar (IPB)
dan menamatkanya pada bulan Desember 2002. Beasiswa pendidikan

pascasarjana diperoleh dari Pemerintah Daerah Propinsi Riau.


Selama mengikuti program S2, penulis menjadi anggota Himpunan
Forum Pascasaljana asal Riau (FOMPASRI), dan akti1 di Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI), serta kursus AMDAL di IPB selama 6 bulan.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya, sehingga tesis hasU penelftian ini berhasU diselesaikan. Judul ulama
peneiHian adalah "Dampak Kegialan Budidaya lkan dalam Kerambe Jartng
Apung terhadap Tingkat Kesuburan Perairan SHu Tegal Abidin" (Studi kasus di
Kecamatan Bojong Mangun Kabupsten Bekasi Propinsi Jawa Barat).
Penulis sampaikan tertma kasih kepada Prof. Dr. lr. Mochamad Sri
Saeni, MS. Dr. lr. Joko Purwanto DEA dan lr. Lukman MSi. se!aku dosen
pembimbing, Prof. Dr. lr. M. Sri Saeni, MS. selaku Ketua Program Studi llmu
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Ungkungan. Disamping ftu, penghargaan
penulis sampaikan kepada Pusat PeneiHian Umnologi - LIPI Cibinong yang telah
membentu selama bertangsungnya peneiHian. Ungkapan tertma kasih juga
disampaikan kepada orang tuaku: Papa, Mamaku. adik - adikku, Nenekku dan

keluargaku atas pengorbanannya materi dan do'anya, semua ternan - ternan


PSL 2000 genap atas bantuan mortlnya, serta semua pihak yang Ieiah
membentu penulisan lesis ini. Semoga budi baiknya mendapaikan imbalan dan
Allah SWT.
Demikian semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Desember 2002

Penulis

DAFTAR lSI

Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

ii

DAFTAR LAMPIRAN

iii

PENDAHULUAN ..............................................................
Latar Belakang ..........................................................
Tujuan Penelitian ................................. , .................... ..
Manfaat Penelitian ..................................................... .

Perumusan Masalah dan Kerangka Pemikiran ................. .

TINJAUAN PUSTAKA
......................................................
Defenisi dan Manfaat Situ
......................................... .
Hidromorfometri Perairan ............................................ .
Kegiatan Janng Apung dan Dampaknya Terhadap
Ekosistem Perairan
.................................................. .
Kualitas Perairan
.................................................... .
Kesuburan Perairan ...................................................
Fitoplankton
........................................................ .
Kualitas Fisika-Kimia Perairan yang Berpengaruh
Terhadap Fitoplankton ............................................... .
lndeks Biologi
........................................................ .
METODE PENELITIAN
...................................................
..................................... .
Tempel dan Waktu Penelitian
Metode Penelitian
.................................................. .
Bahan dan Ala!
...................................................... .
Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel Air
..................................... ..
dan Cara Pengambilannya
Pengolahan dan Analisa Data
................................... .
......................................... .
lndeks Keanekaragaman
lndeks Keadilan
................................................
lndeks Dominansi

Analisa Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
................. .
Kualitas Air dan Kriteria Kesuburan Perairan
Kesuburan Perairan
...............................................
Konsentrasi Klorofil
............................................... ..
Keanekaragaman Jenis (H'), Keadilan (E),
dan Dominansi (D) Fitoplankton
................................ .
Hubungan dan Perbedaen Antara Kandungan Klorofil,
Nitrit, Nitrat dan Orthofosfat dengan Parameter
Kesuburan Perairan
............................................... ..

1
3
3
3
6
7
7

7
11
11
16
18
21
23
23
23
23

24
25

26
27
27
28
29
29
35
40

42
45

KESIMPULAN

48

DAFTAR PUSTAKA

50

LAMPIRAN

54

.....................................................................

DAFTAR TABEL

Halaman
1. Parameter fisika-kimia dan biologi yang diamati serta
Alai dan metode yang digunakan (APHA, 1989)
... . .. .. . . .. ... ...

24

2. NHai Oksigen Terlarut (02) selama peneiHian

29

3. NHai BODs di SHu Tegal Abidin selama peneiHian

30

4. NHai pH air di SHu Tegal Abidin


selama peneiHian . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

32

5. Nilai suhu air di SHu Tegal Abidin


selama penelitian

....... , ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

33

6. Nilai rata-rata kecerahan air di SHu Tegal Abidin


selama penelitian

.. . ... ... .. . .. . .. . .. . ... ... ... ... ... .. . ... .. . ... ... ... ... ...

35

7. Nilai konsentrasi nKrit (NO,-) di SHu Tegal Abidin


selama penelitian ... ... ... ... ... ... .. . ... ... .. . ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ...

36

8. NHai konsentrasi nHrat (NOi) di SHu Tegal Abidin


selama peneiHian . .. ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

37

9. NHai konsentrasi ortofosfat (PO,) di SHu Tegal Abidin


se!ama penelitian

........................... ,. . ... ... ... ... ... .. . .. . ... .. . . ..

39

10. Nilai kandungan klorofil di Situ Tegal Abidin


selama peneiHian ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... ... .. . .. . ... .. . ... . .. ...

40

11. Nilai indeks keanekaragaman jenis (H'), keadilan (E),


dan dominansi (D) di Situ Tegal Abidin
selama penelitian .. .... .. . ... .... .. .. .... .. . .. . .. .. .. .... .. .. .. .. .. . .. . .. . .. .

44

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Kerangka pemikiran dampak kegiatan budidaya ikan
Dalam jaring apung terhadap kuaiHas perairan
... ... ... ... ... .. .

2. Grafik oksigen teriarut selama penelitian

30

3. Grafik 8005 selama peneiHian

... ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ...

31

4. Grafik pH selama peneiHian .. . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . .. . .. .. .
selama penelitian
... ... . .. ... ... ... ... ... ... . .. ... .. . . .. ... ... ... ... ... .. .

32
32

5. Grafik suhu selama penelitian ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

34

6. Grafik konsentrasi nHrit (NOi) selama penelitian

36

8. Grafik konsentrasi nHrat (NOi) selama peneiHian

38

9. Grafik konsentrasi ortofosfat (PO,) selama peneiHian

... ... ... ...

40

10. Grafik kandungan klorofil selama penelitian

41

11. Lokasi sampling SHu Tegal Abidin Kecamatan Bojong Mangun


Kabupaten Bekasi ... ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... .. . ... . .. ... ...

54

12. Peta Kabupaten Bekasi dan Lokasi penelitian

55

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Uji normalitas klorofil, nHrit, nitrat dan ortofosfat ... ... ... ... ... ... ...

56

2. Uji Friedman tes klorofil, nitrit, nitrat, ortofosfat


terhadap stasiun
. .. ... . .. . . . . .. ... ... . . . ... ... . . . ... ... ... . .. . . . . .. . .. . ..

57

3. Uji Friedman tes klorofil, nHrit, nHrat, ortofosfat berdasarkan


pengaruh Kedalaman
.. .. .. .. .. .. ...... ...... .... .. .. .. .. ...... .. . .. .

58

4. Uji Friedman tes klorofil, nHrH, nHrat, ortofosfat berdasarkan


interval waktu selama penelitian .... .. .. .... .. .. .. .... .. .... .. .. .. .. .. .

62

5. Analisis regresi stasiun 1-3; klorofil versus nitrit;


nitrat; ortofosfat

... .. . .. .... ...... ...... .. . .. .. .. .. . .. .... .... .. ...... .. .

6. Jenis-jenis fitoplankton yang diperoleh di Situ Tegal Abidin


selama penelitian .. . ...... ... .... .. .... .. .. .. .. ... .. .... .... .. .. .. .. .. .. .. .. .

68

70

PENDAHULUAN

Latar Belakang
SHu yang dalam batasan ekologi didefinisikan sebagai air tergenang,
merupakan cekungan menyerupai danau yang terbentuk karena peristiwa alam

atau buatan manusia, yang menampung dan menyimpan air hujan, air tanah atau
mata air. Situ merupakan salah satu sumberdaya air yang mempunyai fungsi dan

manfaat sangat panting bagi kehidupan dan lingkunganya, sehingga keberadaan


situ-situ dalam suatu wilayah sangat potensial untuk menciptakan keseimbangan

hidrologis

dan

keanekaragaman

hayati

serta

potensial

meningkatkan

kesejahteraan kehidupan masyarakat (Aboejoeno, 1999). Adapun fungsi situ


tersebut adalah ( 1) tempat penyimpanan air untuk keperluan irigasi dan air baku

domestik, (2) pengendali banjir, (3) pengimbuh air tanah, (4) perikanan dan (5)
rekreasi.

Sebagai salah satu sumberdaya alam, pemanfaatan situ oleh berbagai


sektor untuk berbagai keperiuan perlu dikembangkan secara optimal agar dapat

memberikan

nilai manfaat bagi

peningkatan

khususnya masyarakat di sekitar situ.

kesejahteraan

masyarakat.

Salah satu pemanfaatan perairan situ

adalah dengan menjadikan kawasan situ untuk pengusahaan budidaya


penkanan. Pengusahaan budidaya perikanan melalui pemanfaatan sistem (jaring
terapung) di perairan situ akan memberikan kesempatan usaha dan kerja serta
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar situ melalui produk
perikanan yang dihasilkannya.
Budidaya ikan dalam jaring apung pada umumnya menerapkan pola
intensif, yang mengandalkan makanan buatan sebagai sumber pakan utama bagi
ikan..jkan yang dibudidayakan. Bagaimanapun efisiensinya rasio pemberian

pakan, tidak seluruh pakan yang diberikan akan termanfaalkan oleh ikan
petiharaan, dan akan memasuki wilayah bedan perairan. Sisa pakan tersebut,
dan ditambah dengan sisa metabolisme (feses dan urine) dan ikan yang
dibudidayakan akan menyebabkan timbulnya bert>agai masalah lingkungan di
perairan tempat membudidayakan ikan tersebut. Salah satu hal yang pertu
mendapetkan perhatian sehubungan dengan hal tersebut adalah meningkatnya
hara yang akan memacu proses eutrofikasi (Shang da/am Lannan et at 1983;
Beveridge, 1984; Ryding dan Rast, 1989).
Situ Tegal Abidin adalah selah satu situ yang dilindungi di kecamatan
Bojong Mangun Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Baral. Perairan situ Tegal

Abidin terbentuk secara alami atau buatan yang terbentuk secara alami dengan
luas 10 hektar. Sumber air berasal dari mata air, dan tidak menerima aliran air
dari sungai lain, kecuali jika ada hujan turun. Kondisi air relatif stabil, tidak

meluap pada musim hujan dan pada saat kemarau tidak kekeringan. Saat ini situ
Tegal Abidin dimanfaatkan oleh petani ikan dengan istilah sistem keramba jaring
apung (KJA) 10 petak dengan ukuran 8 m x 8 m x 2 m, dan ikan yang
dibudidayakan adalah ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Mujair (Oreochromis
mossambicus). Sadangkan jenis ikan yang tertangkap di perairan Situ Tegal

Abidin adalah Beunteur (Puntius binotatus), sepal siam, sepal nawa (Trichogaster
lrichopterus), lele (Ciarias batrachus), mujair (Oreochromis mossambicus), sapu -

sapu (Hyposarcus parrialis), ikan seribu (Labistes reficulatus) dan udang.


Sebagai sualu usaha alau kegiatan, usaha budidaya ikan dalam jaring
terapung sedikit banyak tentunya akan memberikan dampak terhadap kualitas

perairan situ, khususnya yang berkenaan dengan tingkat kesuburan perairan situ
Tegal Abidin. Disamping itu keberadean usaha budidaya ikan jaring terapung di
Situ Tegal Abidin tersebut juga dikhawatirkan akan berdampak pula pada
semakin menurunnya kualitas parairan dan akan

te~adi

peledakan fitoplankton
2

(blooming), sehingga akan memberikan dampak timbulnya alga tertentu. Namun

di sisi lain usaha budidaya ikan alam jaring terapung juga memiliki paran panting
dalam memberikan kontribusi bagi peningkalan taraf ekonomi dan kesejahleraan
masyarakal, khususnya masyarakat sekitar s~u.
Berdasarkan hal tersebut, maka hal panting yang perlu diparhatikan dan
dikaji adalah sampai sejauh mana keberadaan budidaya ikan dalam jaring
terapung yang ada di situ Ieiah mempengaruhi kualdas dan tingkal kesuburan

perairan.
Tujuan Penelltlan
Tujuan dalam

panel~ian

ini adalah:

1) Mengetahui kualnas air perairan Situ Tegal Abidin dttinjau dari sifat fisika-

k.imia dan biologi perairan.


2)

Mengetahui dampak kegiatan budidaya ikan dalam jaring terapung terhadap


tingkal kesuburan parairan Sttu Tegal Abidin.

Manfaat Penelltlan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pengaruh dari dampak
kegiatan keramba jaring apung (KJA) terhadap kualttas parairan dan tingkal
kesuburan sttu Tegal Abidin termasuk di dalamnya kendala-kendala dan strategi
pangembangannya. Selanjutnya hal tersebut diharapkan dapal menjadi bahan
masukan atau partimbangan bagi pangambil kebijakan sebagai dasar bagi
kepantingan parencanaan dan pemanfaatan parairan sttu Tegal Abidin.

Perumusan Masalah dan Kerangka Pemikiran


Model hubungan dampak faktor lingkungan terhadap kesuburan parairan
sttu Tegal Abidin dan respon

komun~as

moplankton di lokasi jaring apung dapal

dilihat pada Gambar 1.


Pakan yang tidak termanfaatkan dan sisa metabolisme dari ikan budidaya

merupakan campuran berbagai jenis bahan organik, vitamin dan mineral yang
3

akan terakumulasi di dalam air maupun tersuspensi akan merubah sifat fisik dan
kimia perairan. Berubahnya sifat fiSik dan kimia perairan akan menyebabkan
kondisi perairan berubah dan membefikan dampak ter!tadap Sttu Tegal Abidin.
Keadaan ini akan menyebabkan berubahnya kesuburan perairan dan penghuni
perairan akan berubah.
Terakumulasinya sisa pakan dan sisa metabolisme akan meningkatkan
akumulasi bahan organik secara proporsional.

Setelah

metalui

proses

dekomposisi bahan organik ini akan berubah menjadi hara anorganik.


Peningkatan hara anorganik sampai tingkat tertentu akan mempunyai pengaruh
yang posttif ter!tadap produktivttas perairan. Peningkatan tersebut akan
meningkatkan produktivttas primer, dan pada saatnya akan diikuti dengan
peningkatan produktivHas biota. Jika peningkatan bahan organik metampui daya

dukung perairan, sehingga kandungan oksigen dalam perairan tidak mencukupi


untuk proses dekomposisi bahan organik tersebut oleh bakteri anaerobik. Hasil
dekomposisi oleh bakteri anaerobik adalah senyawa-senyawa anorganik dalam
bentuk tereduksi, seperti organisme-organisme yang hidup di perairan,
contohnya ikan - ikan dan fitoplankton.
Meningkatnya hara akan merubah pola pertumbuhan fitoplankton di

perairan, sehingga dapat terjadi adanya dominansi oleh spesies-spesies tertentu,


dan meningkatnya biomassa yang sangat tinggi ini akan membawa pengaruh

buruk yang lain. Proses dekomposisi aerob, dan kemungkinan timbulnya racun
yang dihasilkan oteh spesies tertentu yang tumbuh secara alami.

Kualitas air alami (KAA.)


Kualitas air

(fisika, kimia, biologi)

Keramba Jaring Apung (KJA)

Respon

lndikasi

T erjadinya Perubahan
kualitas perairan

Sisa pakan (+ N, P)

Kesuburan perairan:
Kelimpahan fitoplankton
Nutrien

Keterangan:
KAA = Kualitas air alami
KJA = Keramba Jaring Apung

Gambar 1. Kerangka pemikiran dampek kegietan budidaya ikan dalam jaring apung terhadap kualitas perairan

TINJAUAN PUSTAKA

Defenisi dan Manfaat Situ

Natasaputra (2000), mendefenisikan S~u adalah daerah penampungan


air yang terbentuk secara alamiah (natural) ataupun buatan manusia (artificial)
yang merupakan sumber air baku bagi barbagai kepentingan kehidupan
manusia. Sumbar air yang dHampung di perairan pads umumnya barasal dan air
hujan (runoff), sungai atau saluran pembuangan dan mata air.
Sedangkan menurut Alikodra, 1998 sHu

dHinjau

secara

ekologis

mempunyai fungsi atau peran yang sangat penting terutama dalam konservasi
sumberdaya air untuk kepentingan masyarakat sekitamya. Secara umum situ
mempunyai banyak fungsi baik ditinjau dari segi ekologis maupun ekonomi,
antara lain: (1).sumbar air bagi kehidupan; Banyak situ -

situ di Bogor,

Tangerang, Bekasi (Botabak) dimanfaatkan sebagai sumbar air oleh manusia.


Pada umumnya masyarakat disekitar situ memanfaatkanya untuk keperluan air

minum dan MCK. Selain itu juga perairan situ dimanfaatkan sebagai sumber air
untuk irigasi maupun keperfuan industri. (2) Pengaturan tata air dan pemasok air

tanah; dalam pengaturan tata air (fungsi hidrologi), situ merupakan tempat
penampungan air baik yang berasal dan hujan maupun sumbar air mengalir. (3)
Pengendali banjir; pada waktu musim hujan situ -

situ dapat menyimpan

kelebihan air, baik yang barasal dari hujan maupun dan sungai. (4) Pengatur
iklim mikro; prosas evapotranspirasi yang teljadi di suatu situ dapat menjaga
kelembaban di daerah sekitamya. (5) Mencegah intrusi air laut; adanya situ- situ
yang berada di kawasan pantai dapat mencegah meningkatnya intrusi air !aut ke
darat. (6) Pengendap lumpur dan pengikat

zat pencemar; adanya vegetasi

yang

tumbuh di situ - situ akan mempenambat aliran air. (7) Habitat barbagai jenis
flora dan fauna; dalam satu kesatuan ekosisiem, situ merupakan habRat bagi

berbagai jenis flora dan fauna. (8) Budidaya perikanan; perairan situ dapat pula
digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan yang merupakan salah satu upaya
dalam mengoptimalkan peran atau fungsi sttu sebagai selah satu sumberdaya
alam, khususnya di wilayah Jabotabek, sttu - sittu telah banyak dimanfaatkan
untuk kegiatan perikanan dengan sistem keramba jaring apung (KJA) dan jenis
ikan yang umum diusahakan adalah ikan Mas dan Ntta. (9) Kegiatan pariwisata

dan rekreasi; sebagai salah satu sumberdaya alam perairan situ memiliki potensi
untuk dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata atau tempat rekreasL
Pengkajian yang seksama tentang batas pemanfaatan suatu perairan
untuk budidaya ikan, merupakan hal lain yang perlu terus dilakukan. Menurut
Ismail et a/ (1994) betas pemanfaatan luas permukaan pereiran waduk dan
sejenisnya untuk budidaya ikan berkisar 1 - 10 % dan total luas permukaan
waduk, batasan ini perlu penjelasan lebih lanjut terutama berkaitan dengan

kondisi kualitas air dan janis ikan yang dibudidayakan,


Hldromorfometri Perairan

Hidromorfometri perairan mencakup informasi mengenai kondisi perairan


seperti luas, kedalaman, jumlah inlet dan ouUet, kecepatan arus, debtt air, serta
sumber air dan keluamya air. Situ atau danau biasanya berarus lambat atau

bahkan tidak mengalir. Hal ini mempengaruhi lama tinggal (retention time. RO air
di badan pereiren (Effendi, 2000). Selanjutnya disebutkan bahwa tinggi
rendahnya nilai Rt ini berpengaruh terhadap proses penyuburan perairan.
Kegiatan Jartng Apung dan dampaknya Terhadap Ekosistem Perairan
Direktorat Jenderal Perikanan ( 1987) mendefenisikan KJA (keramba
jaring apung) merupakan tempat pemeliharaan ikan yang terbuat dari bahan
janng yang dapat memungkinkan keluar masuknya air dengan leluasa, sehingga
te~adi

pertukaran ke perairan sel<ttamya. Serta memudahkan pembuangan

limbah atau sisa-sisa pakan. Sedangkan komponen-komponen KJA terdin dan:

kerangka atau bingkai, pelampung, jangkar, jaring, pemberat jaring, penutup


kantung jaring, bengunan dan peralatan lainya. Sedangkan menurut Afrianto dan
Liviawaty, 1998 Sistem budidaya ikan dalam KJA merupakan pengambangan
dari metode budidaya ikan di dalam kerambe yaitu, jenis keramba di permukaan

air.
Dalam usaha budidaya ikan dalam KJA perlu diperhetikan pertimbanganpertimbangan ekologi, biologi dan ekonomi agar memperoteh hasil yang
maksimum. Pertimbangan ekologi adalah menyangkut

kual~as

air yang

merupakan lingkungan hidup bagi ikan. Pertimbangan biologi berhubungan


dengan pemilihan benih yang baik dari sifat genetik, fisiologi, sehingga memiliki
pertumbuhan yang baik. Pertimbangan ekonomi berhubungan dengan usaha

menekan biaya produksi, perhitungan biaya investasi, pemilihan jenis usaha, dan
perkiraan keuntungan usaha (Saputra, 1988).
Teknologi budidaya ikan dalam keramba jaring apung telah lama dikenal
masyarakat Indonesia. Menurut Ismail (1995), teknologi ini sudah

d~erapkan

para petani Indonesia sejak tahun 1940, yang dilakukan di beberapa sungai
besar.

Penel~ian

yang intensif terhadap teknologi ini baru dilakukan pada tahun

1974 dan tahun 1976 mulai dikembangkan di perairan waduk atau danau dengan
konstruksi yang terdiri dari empat komponen

ya~u

rangka raM, pengapung,

penahan dan jaring apung. Petani di Jawa Barat, terutama petani seMar waduk
Jatiluhur merupakan pemula yang mengadopsi teknik dasar pemeliharaan ikan
dalam kerambajaring apung,

ya~u sek~artahun

1976 (Anonim, 1991), kemudian

tahun 1998-an budidaya seperti ini berkembang di perairan pantai dan laut.
Seiring dengan meningkatnya jumlah waduk alau danau buatan di
Indonesia, terutama di Jawa Barat dan Jawa Tengah, kegiatan budidaya ikan di
dalam jaring apung makin populer sebagai suatu metode budidaya. Pada bulan
Februari 1989 jumlah jaring apung di waduk Sagufing, waduk Cirata, dan waduk

Wonogin masing-masing

be~umlah

1200, 40, dan 45 unn. Sementara nu pada

bulan Juli 1990 jumlahnya sudah mencapai 1800, 400, dan 250 unn, dengan
ukuran 7 m x 7 m x 2m (Kartamihardja, 1990). Setanjutnya dikemukakan bahwa
wilayah maksimum yang diper1<enankan untuk digunakan sebagai wilayah
budidaya delam janng apung tanpa menimbulkan pengaruh negatif terhadap
peruntukan yang lain adalah 1 % dan seluruh luas weduk. Untuk waduk Saguling
luas wilayah yang diperlukan adelah seknar 56 ha, dan tersebar peda lokasilokasi yang telah diperuntukkan bagi kegiatan tersebut.
Dengan makin populemya budidaya ikan dalam janng apung, maka
produksi ikan

semakin meningkat, tetapi di lain pihak kegiatan ini juga

berpengaruh terhedap lingkungan perairan, yang dapat menimbulkan konflik


diantara pengguna-pengguna perairan tersebut. Budidaya ikan dalam janng
apung di suatu perairan tawar dapat menyebabkan berbagai perubahan
lingkungsn, baik komponen biotik, maupun komponen abiotik. Beveridge ( 1984)
mengemukakan bahwa edanya janng apung dapat mempengaruhi perairan
melalui tiga hat,

ya~u;

pertama janng apung depat memanfaatkan ruang. Hal ini

akan menimbulkan kompotesi dengan pengguna yang lain. Hal yang kedua
adalah janng apung dapat mengubah deerah aliran yang mengatur transport
oksigen, sedimen, plankton, dan larva ikan. Yang ketiga edalah janng apung
dapat mengubah n~i estetika daerah tersebut.
Pencemaran terhadap air danau atau waduk juga

te~edi

akibat terlalu

padetnya jumlah jaring apung yang diusahakan. Dengsn tingkat penggunaan


pakan yang intensff, diperkirakan ade bagian pakan yang tidak dapat
dimanfaetkan dan mengendap di daser weduk. Adanya pergerakan air dan
bawah ke atas, akibat perbedaan suhu air selama musim hujan, telah
menyebabkan limbah yang ade di daser bergerak ke permukaan, akibatnya

jumlah oksigen yang ada di air berkurang dan pada akhimya menyebebkan
kematian ikan (Krismono, 1996).
Pakan yang tidak termanfaatkan dari kegiatan budidaya ikan jaring apung
merupakan

salah

satu

hal

yang

benyak

mendapat

perhatian,

dalam

hubungannya dangan pengaruh yang ditimbulkannya terhadap lingkungan


perairan. Salah satu pengaruh yang mungkin timbul adalah terpacunya
eutrofikasi di ekosistem tersebut (Beveridge, 1984, 1987; Ryding dan Rast,
1989). Selanjutnya dinyatakan oleh Ryding dan Rast (1989) behwa jumlah hara
yang memperkaya badan air tergantung pada kepadatan populasi ikan yang
terdapat di dalam jaring tersebut. Pengaruh lain yang mungkin timbul adalah
terakumulasinya limbah padat yang berasal dari jaring apung di bawah jaring.
Keadaan ini dapat menyebebkan kandungan oksigen di sedimen menurun (Enell,
1982; Merican 1983 da/am Costa-Pierce dan Room, 1990). Kesemuanya dapat
mengubeh populasi flora dan fauna, baik yang pelagik, maupun yang bentik, dan
sebagai implikasinya jaring-jaring makanan mengarah ke organisme yang lebih
tinggi (Costa-Pierce dan Room, 1990).
Beveridge (1984) yang mengutip dari berbagai sumber menyatakan
bahwa budidaya ikan di dalam jaring apung berpengaruh secara nyata terhadap
lingkungan. Perubahan yang terjadi mulai dari berubahnya konsentrasi hara,
konsentrasi oksigen tertarut, konsentrasi
organisme-organisme

penyebab

metabol~

penya~.

toksik, serta tumbuh subumya


Keadaan

tersebut

dapat

menyebabkan perairan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk peruntukan air

minum, rekreasi, dan peruntukan perikanan itu sendiri. Pengaruh lain yang juga
harus diwaspadai adalah terjadinya umpan belik
jumlah

un~

negat~

yang dapat membatasi

budidaya, yang secara langsung membatasi produksi ikan. Jenis ikan

yang umum dipelihara didalam keramba jaring apung adalah ekor kuning di

IO

jepang, salmon dan trout di Eropa dan Amerika, tilapia di Philipina (Philips, et a/,
1985; Beveridge, 1987).

Kualltas Perairan
Kualitas air secara luas dapal diartikan sebagai faktor fisik, kimia dan
biologi yang mempengaruhi kehidupan ikan dan organisme perairan lainya baik
secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Wardoyo (1981), bahwa
perairan yang ideal bagi kehidupan ikan dan organisme air lainya dalam rangka
menyelesaikan daur hidupnya serta mendukung kehidupan organisme makanan
ikan yang diperlukan pada setiap stadia daur hidup.

Kesuburan Peralran
Tingkat kesuburan perairan adalah deskripsi kualitatif yang menyalakan
konsentrasi hara yang terdapat dalam suatu badan air (Henderson-Seller dan
Marldand, 1986). Ada babarapa macam penggolongan tingkat kesuburan
berdasarkan sari oligotrofik-eutrofik. Walaupun penggolongan ini tidak dapat
banar, tetapi dapat dipakai sebagai suatu pengelompokan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Connel & Miller (1995) menyatakan, bahwa pengkayaan unsur hara pada
daerah perairan merupakan suatu proses yang panting dalam pencemaran air
dan aspek yang sangat nyala adalah eutrofikasi. Eutrofikasi sebagai suatu
pengkayaan unsur hara pada air, menyebabkan ransangan suatu susunan
perubahan simptomatik yang meningkatkan produksi ganggang dan makrofit,

memburuknya sumberdaya pertkanan, menurunnya kualitas air dan perubahan


simptomatik lainya yang tidak dikehendaki, bahwa perairan dengan produktivitas
sangat tinggi menyebabkan pertumbuhan gulma air yang pesat, sehingga
menimbulkan penurunan kadar oksigen dalam air sampai not dan menyebabkan
masalah bau, karena kematian ganggang, dan hal tersebut disebut dengan
eutrofikasi.

II

Untuk mengelompokkan status trofik suatu perairan kedalam eutrofik,


mesotrofik atau oligotrofik bukan merupekan sesuatu yang sederhana. Ada
beberape parameter yang biasa dipekai untuk membuat pengelompokan status
trofik badan air, diantaranya adalah kandungan klorofil, kecerahan air, laju
penurunan oksigen di zone hipolimnetik, kandungan hara, densitas algae, dan
spesies indikator, atau gabungan dan parameter-parameter tersebut (Beveridge,
1984; Henderson-Sellers dan Markland, 1986).
Menurut OECD (1982) da/am Hasan (1993), tingkat kesuburan perairan
dapat diklasifikasikan menurut kadalaman perairan berdasarkan pada tingkat
kecerahan perairan yang hipertrof dengan kecerahan 0,4-0,5 m; perairan eutrof
dengan kecerahan 0,8-7,0 m dan perairan mesolrof dan oligotrof masing-masing
dengan kecerahan antara 1,5- 8,1 m dan 5,4-28,3 m.
Fardiaz (1992) menyatakan bahwa kebutuhan oksigen biokimia (BOD

Biochemical Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen ter1arut yang


dibutuhkan oleh organisme untuk menguraikan bahan organik dalam air. Jadi
nilai BOD tidak

menunjukkan

jumlah oksigen

yang

dibutuhkan

untuk

mengoksidasi bahan - bahan organik buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen


tinggi yang

d~unjukkan

dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka

berarti terdapat kandungan bahan - bahan organik yang membutuhkan banyak

oksigen.
Bahan - bahan buangan yang memerlukan oksigen terutama terdiri dari
bahan organik, dan beberapa bahan anorganik. Pencemar semacam ini berasal
dari berbagai sumber seperti kotoran hewan maupun manusia, tumbuh -

tumbuhan yang mati atau sampah organik, bahan buangan dan industri
pengolahan

pangan,

pabrik

kertas,

industri

penyamakan

ku!H,

industri

pemotongan daging, pembekuan udang dan ikan, dan sebagainya. Konsentrasi


bahan buangan tersebut selain dipengaruhi oleh jumlahnya, juga dipengaruhi

12

oleh jumlah air yang dicemari. Oleh karena

~u

pada musim kemarau kondisi

perairan sedang surut, konsentrasi bahan - bahan buangan tersebut meningkat,


sehingga konsentrasi oksigen teriarut biasanya menurun (Fardiaz, 1993).
F~oplankton

dalam pertumbuhannya membutuhkan unsur hara makro (C,

H, 0, N, S, P, Mg, Ca, Na dan Cl) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, Si, Mo.
V dan Co) (Reynolds, 1990). Dianlara unsur hara ini unsur hara N dan P
biasanya sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan fitplankton di perairan
alami. Apabila kedua kelompok hara ini berada dalam jumlah yang beriabihan di
perairan, maka keduanya bisa menjadi penentu terjadinya pertumbuhan
f~oplankton

yang sengat pesat (blooming) (Henderson-Seller dan Markland,

1987).
Fosfat di perairan alami berada dalam berbagai senyawaan terutama Fe,
AI dan Ca, sedangkan kekuatan ikatanya tergantung pada nilai pH air. Dalam
perairan dengan pH rendah (asam), anion fosfat berada dalam ikatan dengan Fe
dan AI. Sebaliknya perairan base, anion fosfat berada dalam bentuk ikatan
dengan Ca atau Na (Stumn dan Morgan, 1970 dalam Muse, 1992).
Di perairan danau kandungan fosfat anorganik sangat rendah karena

tingginya kebutuhan biologi yang merata pada seluruh volume air, asimilasi oleh
f~oplankton

dan bakteri adalah penyebab utama terhadap berkurangnya

kandungan fosfat anorganik (Reid, 1961). N~rogen merupakan unsur panting

dalam perairan karena peranannya yang kuat dalam reaksi - reaksi biologi
perairan. Senyawa- sanyawa nitrogen dalam air terdapat dalam bentuk tertarut

dan tersuspensi. Jenis - jenis nitrogen anorganik utama dalam air adalah nitrat
(NOi dan, ammonium (NH4 +), dalam beberapa keadaan terdapat dalam bentuk
ion nitrit (N02]. Sebagian basar dan n~rogen total dalam air dapat terikat sebagai
n~rogen

organik, yaitu dalam bahan - bahan berprotein (Saeni, 1989).

13

NHrat adalah bentuk nHrogen utama di perairan alami. Sifatnya mudah


larut dan stabil. NHrat merupakan hara utama bagi pertumbuhan fitoplankton.
NHrifikasi beriangsung pada kondisi aerob. Oksidasi amonia menjadi nitrit
dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas dan oksidasi nitrit menjadi nHrat dilakukan
oleh bakteri NHrobacter. Hasil nHrifikasi akan didominasi oleh nHrat jika perairan
aerob (Saeni, 1992).
Bentuk nHrogen hasil dekomposisi protein organisme yang Ielah mati
adalah ammonia. Jika ada oksigen, ammonia akan diubah menjadi nHrit (NOiN)
oleh bakteri nitrit dan selanjutnya diubah menjadi nHrat (NO,'N) oleh bakteri nHrat
(Ruttner, 1965).
Nitrat merupakan nitrogen anorganik terpenting untuk pertumbuhan

fitoplankton. Kadar nHrat yang optimal untuk pertumbuhan fitoplankton berkisar


antara 3,9 -15,5 mgn dengan konsentrasi dibawah 0,144 mgn merupakan faktor
pembatas bagi pertumbuhan organisme perairan (Prowse, 1962 da/am Basmi,

1991 ).
Nitrat anorganik sangat mudah terlarut dan melimpah pada perairan yang
menerima masukan dari pengikisan lahan pertanian, air tanah atau buangan

limbah. Tanpa masukan tersebut konsentrasi maksimal mungkin berada antara

10-1000 llQ/1 (Reynolds, 1990).


NHrat dapat digunakan untuk menentukan kesuburan perairan. Perairan
yang memiliki kandungan nHrat sebesar 0 - 1 mg/1 termasuk tipe perairan
oligotrofik; 1 - 5 mgn termasuk perairan mestrofik dan kandungan nitrat sebesar 5

-50 mgA termasuk tipe perairan eutrofik (Wetzel, 1975).


NHrit umumnya terdapat dalam jumlah yang kecil pada perairan yang
kaya oksigen (Goldman dan Home, 1983). Kandungan nHrit di perairan tidak

14

boleh berada dalam jumlah yang tinggi karena berbahaya bagi organisme akuatik
di N~rit tersebut tidak diserap oleh fitoplankton karena bersifat toksik.
N~rit

dapat diproduksi balk secara kimia maupun oleh bakteri yang

mereduksi n~rat atau mengoksidasi ammonium. Pada umumnya NOiN di


perairan

berada dalam konsentrasi

rendah

(<60

~gil),

telapi

mungkin

terakumulasi tinggi secara lokal ketika oksigen rendah (<1 mg 0,11) (Reynolds,

1990).
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang sangat panting dalam bahan sel
algae yang didalamnya berisi ion Po." yang d~urunkan dan bentuk ortofosfat
(H,PO,). Proton asam fosfat (H3PO,) berdissosias dangan asam lainya menjadi
ion dalam larutan. Ortofosfat sangat reaktif dan mudah terserap ke dalam

permukaan zat yang tersuspensi seperti tanah atau sedimen. Konsekuensinya


ortofosfat jarang

d~emukan

dalam bentuk larutan (Henderson-Seller dan

Markland, 1987).
Hasil peneiHian yang dikumpulkan oleh OECD (1982) menunjukkan

adanya keterkaitan yang berkorelasi linier antara konsentrasi nitrat dengan


komunitas frtoplankton, klorofil-a dan produser primer. Sedangkan menurut
Oglesby (1977), ada korelasi yang tinggi antara biomassa dan produktivitas
primer fHopiankton dengan muatan fosfor tertarut pada saat terjadi pengadukan
di kolom air.
Di perairan alami, fosfat berada dalam berbagai persenyawaan terutama
dengan unsur Fe, AI dan Ca. Kekualan ikatannya bergantung kepada nilai pH
dalam air. Pada pH rendah, anion fosfat berikatan dengan Fe dan AI, sebaliknya
di perairan basa berkadan dengan Ca atau Na (Stumm dan Morgan, 1970).
Fosfat merupakan faktor pembatas utama perairan waduk Juanda (Lehmusluoto
dan Machbub, 1995).

15

Menunrt Sellers dan Markland (1987), konsentrasi kritis

n~rogen

dan

fosfor yang potenslal menyebabkan te~adinya blooming frtoplankton, adalah jika


kandungan fosfor 0,01 g/m3 dan n~en 0,3 glm 3 Konsentrasi n~rogen dan
fosfor khususnya di perairan tropik sering terdapat sangat kecil (kadang - kadang
tidak terdeteksi). Keadaan ini memberi gambaran bahwa kedua unsur hara
tersebut sering menjadi pembetas yang mempengaruhi pertumbuhan frtoplankton
(Parma, 1980: Goldman dan Home, 1983: dan Payne, 1998).
Ryding dan Rast (1989) menyetakan behwa konsentrasi absolut dan N
dan P yang tersedia di suatu perairan tidak lebih rendah dan tingkat pembetas
pertumbuhan, maka nilai rasio dari N dan P dapat membenkan indikasi hara
mana yang berperan sebagai faktor pembatas di perairan tersebut.

Fitoplankton
lstllah plankton pertama kali dikemukan oleh Victor Hansen pada tahun
1887. lstilah ini digunakan untuk memberi nama jasad-jasad

renik yang

melayang dalam air, tidak gerak, atau bergerak sedikit, dan akan terhanyut

bersama gerakan air seperti gelombang, arus, dan gerakan..gerakan air lainya.
(Goldman dan Home, 1983).
F~oplankton

merupakan golongan plankton tumbuhan metayang dalam

air dan tidak mampu menahan arus. Sesuai dengan sifat tersebut fitoplankton
hanya mampu hidup dengan baik pada perairan yang tenang seperti kolam,
danau dan waduk.

F~oplankton

bersifat

kosmopol~an

berarti bahwa frtoplankton

mampu menyesuaikan dengan kondisi perairan manapun atau mampu


menyesuaikan dengan kondisi lingkungan perairan sebagai medianya (Davis,
1955).
Menunrt Boney (1975), komunrtas fitoplankton meliputi kelas Diatomae

(Bacil/atiophyceae),

Chlorophyceae,

Chrysophyceae,

Chryptophyceae,

16

Dhynophyceae,

Euglenophyoeee,

Haptophyoeae,

Prasinophyoeae

dan

Xantophyoeae.

Fnoplankton di perairan tergenang (lentik) mempunyai keoenderungan


didominasi oleh jenis-jenis dari kelas Cyanophyceae dan Chlorophyoeee (Shiel,
Waner dan William, 1982). Di perairan daneu dan waduk, titplankton yang
dominan adalah Cyanophyoeae, Chlorophyoeee dan Bacillariophyoeae (Sellers
dan Markland, 1987)
Pertumbuhan

f~oplankton

secara dinamika dapat dilihat dari parameter-

parameter lingkungan dan dalam hubungannya dengan karakteristik fisiologis

dari organisme itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan


suksesi yang setalu dibutuhkan antara lain (a) cahaya; (b) rata-rata konsentrasi
populasi yang tersisa pada zone yang dapat sinar oleh pergantian dari derajat
pengendapan (sinking rates); (c) hara organik (hara makro dan hara mikro), dan
(d). lnteraksi dari senyawa organik yang berguna untuk mikroorganisme. Setiap
spesies alga mempunyai kisaran toleransi tertentu terhadap faktor-faktor tersebut
diatas dan pertumbuhan yang optimal. Misalnya Chlorella, perubahan intensnas
cahaya akan merubah jumlah pigmen fotosintesis persel. Adaptasi sel terhadap

intensitas sinar yang tinggi akan menurunkan kandungan klorofi/-a. Misalnya


Chlorella phyrenoides, pada intensllas 1 klux akan menaikkan jumlah

kloropi~a

10 kali bila dibandingkan dengan intensitas cahaya sinar 21 klux (Wetzel. 1983).

Kondisi frtoplankton pada kolom air dipengaruhi oleh laju penenggetaman


yang barbeda dan setiap divisi

f~oplankton.

Menurut Bierman dan Nastni (1989),

Cyanophyoeae memiliki laju penenggelaman lebih rendah, yaitu 0,15 mlhari

dibandingkan
kemampuan

dengan

Chlorophyoeee

mengapung

di

dan

permukaan

Bacilariophyoeee

perairan.

Apabila

mempunyai
dilihat

dari

biomassanya, maka kedalaman dekat permukaan mempunyai biomassa tertentu,


demikian juga pada kedalaman yang jauh dari permukaan. Hal tersebut karena

17

komposisi frtoplankton pada daerah dekal permukaan berbeda dengan daerah


yang jauh dari permukaan.
Menurut Reynolds (1984), kemampuan mengapung fitoplankton dibagi
menjadi 3 golongan yaitu kemampuan mengapung negatif, positff dan
netrai.Artinya; pada umumnya kemampuan mengapung positif dimiHki oleh

Bacillariophyceae. Kemampuan mengapung negatff dimiHki oleh Cyanophyceae,


sadangkan kemampuan

mengapung netral dimiliki oleh Ch/orococcales.

Berdaser kemampuan melayang pada setiap filoplankton yang berbeda, maka


pada kolom air ditemukan komposisi frtoplankton yang berbeda. Peda lapisen
dekat permuksen umunya ditemukan kelompok fitoplankton dengan daya apung
netral, dan kelompok frtoplankton dengan daya apung negalff ditemukan pada
lapisan air paling bawah. Walaupun demikian, keadaan di perairan mungkin
berbeda dengan teori yang ada, frtoplankton dapat ditemukan pada seluruh
badan air karena posisi filoplankton dalam perairan yang sengat dipengaruhi

arus.
Kualitas Fisika-Kimia perairan yang berpengaruh Terhadap Fitoplankton
Baik secara langsung ataupun tidak langsung, sifat fisika air akan

mempengaruhi sifat kimia dan biologis perairan. Beberapa parameter fisika kimia seperti penetrasi cahaya matahari, suhu, unsur hara, oksigen ter1arut, pH
dan bahan organik ter1arut dapat mempengaruhi kehidupan filoplankton.

Kecerahan
Kecerahan bergantung warna dan kekeruhan. Nilai kecerahan yang

dinyatakan dengan satuan meter sangat dipengaruhi oJeh keadaan cuaca, waktu
pengukuran, dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur.
Kecerahan perairan berkaitan dengan penetrasi cahaya. Penetrasi cahaya
sangat panting karena mengontrol ketebalan lapisan fotosintesis (frey, 1975).

18

Hasil pengukuran Secchi disk menunjukkan kedalaman dengan intensitas


cahaya kira - kira 10 % dari permukaan. Fotosintesis akan bisa beriangsung
selama masih ada cahaya matahari. Balas terbawah dari ra1a kesetimbangan fotosintesis yang positif

te~adi

rata

pada kedalaman 1 % ini dapat

diduga dengan: (pembacaan Secchi disk (m) + 0,495) I 0,117 (Frey, 1975).
Perairan dengan kecerahan tertentu menunjukkan adanya kemampuan
cahaya peda intensitas tertentu untuk menembus lapisan air pada kedalaman
tertentu. Keoerahan panting karena erat kaitannya dengan proses fotosintesis
yang te~adi di perairan secara alami (Parson

et at., 1977)

Suhu

Suhu merupakan salah satu variabellingkungan yang mempengaruhi laju


fotosintesis dan pertumbuhan alga di perairan alami. Tingkat percepatan prosesproses dalam sel akan meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu. Nilai

maksimum te~adi antara selang 25- 40' C (Reynolds, 1990).


Smith (1950) menyatakan bahwa suhu tidak menjadi faktor pembatas
pada algae alami selama banyak spesies mampu tumbuh dalam kondisi
lingkungan lain yang sesuai. Namun demikian suhu sangat berpengaruh

terhadap cepat atau lambatnya pertumbuhan dan reproduksi.

Resim suhu alami memberikan kesempatan bagi ekosistem untuk


berfungsi secara optimum. Banyak kegiatan hewan air dikontrol oleh suhu,

misalnya:

migrasi,

pemijahan,

pemangsaan,

kecepatan

berenang,

perkembangan embrio, dan kecepatan metabolisme akan meningkat dua kali


lipat jika suhu naik 10 C. Oleh sebab itu, perubahan suhu yang besar pada
ekosistem perairan dianggap merugikan dan tidak adapat diterima (Clark, 1974).

19

Derajat Kemasaman (pHI


Derajat kemasaman atau pH merupakan faktor lingkungan yang
mengendalikan fitoplankton dan proses pengambilan hara, keseimbangan nutrien
(karbondioksida, fosfat dan nitrogen) serta keseimbangan logam beracun.
Keseimbangan ion gas, HCOi dan HC03 sangat sensn~ terhadap perubahan

pH. Oleh karenanya spesles fitoplankton tidak efe~ memperoleh C02 untuk
fotosintesis pada pH tinggi (Sandgren, 1988).
Henderson- Seller dan Markland (1987) menyatakan bahwa pada pH 37 dan 8 - 12 ion fosfat secara berturut-turut berada dalam bentuk H2POl- dan

H2P04-. Pada bagian lain dinyatakan bahwa pacta proses nitrifikasi yang
dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas dan Nnrobacter pada pH 7-8 berada pada
tingkat optimal.
Okslgen Terlarut (Dissolved Oxygen, DO)

Oksigen terlarut dalam perairan sangat penting untuk mendukung


kehidupan organisme perairan dan proses - proses yang

te~adi

di dalamnya.

Menurut Mason (1981) dalam Musa (1992), Oksigen dipakai oleh organisme
dekomposer (bakteri dan jamur) dalam prose dekomposisi bahan organik. Selain

itu oksigen terlarut panting untuk respirasi organisme air {Goldman dan Home,

1983).
Setanjutnya Goldman dan Home (1983) juga menyatakan bahwa, oksigen
terlarut di dalam perairan bersumber dati difusi langsung dari atmosfir melalui
lapisan permukaan dan proses fotosintesis organisme nabati. Kelarutan oksigen

dalam air dipengaruhi oleh suhu air dan tekanan parsial oksigen di atmosfir.
Penyebab utsma kekurangan oksigen tenarut dalam air adalah zat pencemar
yang dapat mengkonsumsi oksigen. Zat tersebut terdiri dari bahan - bahan

oraganik dan anorganik yang bersumber dart kotoran (hewan dan manusia),
sampah organik bahan buangan dari lndustri dan rumah tangga. Sebagian besar

20

dari zat pencemar yang memertukan oksigen adalah senyawa organik.

Komponen organik yang mengandung nitrogen akan dioksida menjadi nitrat. Jika
oksigen

tertarut

rendah

te~adi

oksidasi

tidak

sempuma

(sementara)

menghasilkan alkohol, asam, dan hidrogen sulfida yang menyebabkan bau busuk
dan menjadi racun bagi hewan perairan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan oksigen tertarut dalam

perairan danau erat kaitanya dengan sumber masukan dan pemanfaatan oksigen
itu sendiri. Sumber masukan oksigen terlarut di perairan dapat berasal dari difusi

udara dan proses fotosintesis. Oksigen dimanfaatkan oleh tumbuhan dan hewan
perairan untuk respirasi serta proses oksidasi bahan-bahan organik baik secara
biologi (BOD) maupun secara kimia (COD) (Henderson-Seller dan Markland,
1987).
lndeks Biologi
lndeks biologi dalam hal ini keanekaragaman, keadilan dan dominansi

djgunakan untuk mengetahui struktur komunitas suatu perairan dan merupakan


indeks yang biasa digunakan untuk menganalisis dinamika populasi serta

komunitas biota didalam suatu ekosistem perairan.


Keanekaragaman spesies dapat dikatakan sebagai heteroginitas spesies
dan merupakan ciri khas struktur komunitas yang erat kaitanya dengan kondisi
lingkungan biota hidup. Rumus yang digunakan adalah persamaan ShannonWienner (Krebs, 1989)

lndeks keadilan dapat dikatakan sebagai keseimbangan komposisi setiap


spesies dalam suatu komunitas (Krebs, 1989). Nilai indeks keadilan berkisar
antara 0 -1. Apabila indeks keadilan mendekati 0, maka berarti bahwa dalam

ekosistem tersebut ada kecenderungan terjadi dominansi oleh spesies tertentu


yang disebabkan oleh adanya ketidakstabilan faktor-faktor lingkungan dan
populasi. Tetapi apabila indeks keadilan mendekati 1, maka hal ini menunjukkan

bahwa ekosistem berada dalam keadaan mantap yanu jumlah individu tiap
spesies relatif sama (Brower dan Zar, 1977).
Nilai indeks dominansi barkisar antara 0 - 1. Jika indeks dominansi
mendekati 0, maka hampir tidak ada individu yang mendominansi dan biasanya

diikuti dengan nilai indeks keadilan yang besar. Jika indeks dominansi mendekati
1, maka ada salah satu spesies yang mendominansi dan nilai indeks keadilan
semakin kecil (Odum, 1971).

Uji statistik dalam hal ini uji regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui hubungan antara kelimpahan frtoplankton dan parameter fisika kimia air. Hubungan antara peubah !erika! (kelimpahan frtoplankton) dan peubah

bebas (parameter fisika - kimia air) ditentukan dengan menghitung koefisien


determinasi (r') dari persamaan regresi berganda.
Nilai r berkisar antara 0 - 1 semakin besar nilai r (mendekati 1)

menandakan adanya hubungan erat antara peubah terikat dan peubah bebas
yang bersangkutan. Untuk menentukan peubah bebas yang mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap peubah !erika! pada model regresi berganda.
ditunjukkan dengan analisis ragam

dan masing-masing peubah bebas (Steal dan

Terrie, 1993).

22

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian


PeneiKian dilakukan di SKu Tegal Abidin Desa Karang Mulya Kecamatan
Bojong

Mangun,

Kabupaten

Bekasi,

Propinsi

Jawa Barat. Sedangkan

pelaksanaan penelKian selama 6 bulan, mulai bulan Aprtl sampai dengan bulan
September 2002.
Metode Penelitian
PeneiKian dilakukan dengan metode survai lapangan yang bertujuan
untuk mengetahui kondisi lapangan yang sedang terjadi meliputi kualitas air dan

populasi plankton, sehingga diperoleh informasi mengenai tingkat kesuburan


perairan SKu Tegal Abidin.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam survai lapangan adalah: air contoh untuk
analisis fisika kimia dan biologi, H2 S04 , es batu, larutan lugol, brom cressol
Green, methyl Red dan Natrtum Bikarbonat. Sedangkan alat yang digunakan

adalah jartng plankton dengan ukuran mala jartng 40

~tm.

ember 10 ltter,

Sedgewick Rafter Cell, cover glass (20x50) mm2 , termometer, botot BOD,
mikroskop, buku identifikasi jenis frtoplankton Nedham dan Ned ham, ( 1962) dan
Prescott. (1970). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel1.

Tabe11. Parameter fosika-Kimia dan Biologi yang diamati serta alat dan metode
yang digunakan (APHA, 1989).

Parameter

Alat dan Metode

Satuan

Ked aIaman

Tali Penduga

Meter

Suhu Air

Water Qualily Cheker (WQC)

Oerajat Celcius

Kecerahan

Pinggan Secchi

em

Oksigen Tertarut

Water Quality Cheker (WQC)

mg/!

8005

Modifikasi wink!er

mg/1

Nitrit

Spektrofotometer, Metode Ag 2 S04

mg/1

Nitrat

Spektrofotometer, Metode Ag 2S04

mg/1

Fosfat

Spektrofotometer, Metode Ag 2S04

mg/1

Ortofosfat

Spektrofotometer. metode Sncl2

mg/1

pH

Water Quality Cheker (WQC)

FISIKA

KIMIA

'

BIOLOGI
F itoplankton

~--

_l_

Planktonet. Mikroskop

lnd/1

Penentun Lokasi Pengambilan Sampel Air dan Cara Pengambilannya.


1) Penentuan stasiun sampling dilakukan dengan cara purposive sampling,
yaitu suatu cara penentuan sampling dengan melihat pertimbangan kondisi
suatu keadaan daerah
sampling,

penel~ian.

Pada

penel~ian

ini ditinjau tiga lokasi

ya~u;

Slasiun 1 air masuk (inlet)


Stasiun 2 dekat keramba

Stasiun 3 air keluar (ouUet)


2) Pengambilan sampel air pada setiap stasiun pengametan yang telah
ditetapkan dilakukan dilakukan enam kali setama enam bulan dengan interval
waktu antara ulangan adalah 1 bulan.

24

Pengolahan dan Analisis Data


1) Analisis contoh air dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Limnologi LIPI Cibinong.
2) Untuk beberapa parameter separti suhu, pH, kecerahan, kekerugan,
kedalaman, DO, pengukurannya dilakukan langsung di lapangan (insitu).

Penentuan Jenis dan Kelimpahan Fitoplankton


Air sampel yang Ieiah diawetkan, diambil sebanyak 0,05 ml dengan
menggunakan pipet secara acak. Kemudian diletakkan di objek gelas untuk
diamati dibawah mikroskop binokuler. Pengamatan dilakukan dari lima lapang

pandang dan tiga kali ulangan. Pada setiap lapang pandang fitoplankton dihitung
menurut jenis dan jumlahnya. Perhitungan setiap botol sampai dilakukan

sebanyak tiga k.ali ulangan. Metode perhitungan dilakukan dengan menggunakan

rumus Lackey Drop Microtransect Counting Methods dan APHA, 1989). Jumlah

individu perliter air= Fx N

Keterangan:
F = Frekwensi individu yang ditemukan
N =Jumlah individu yang ditemukan tiap preparat
T = Luas cover glass (22 x 40 mm2)
L = Luas lapang pandang mikroskop (1,882 mm 2 )
V, = Volume individu dalam botol sampel (25 ml)
V1= Volume individu dibawah cover gelas (0,05 ml)

W = Volume air yang disaring (5 ltter)


Rujukan yang digunakan untuk identifikasi adalah Davis (1955),
Edmondson (1963) dan Mijuno (1979). Metode pengambilan contoh dan

25

pengukuran atau anaUsis kuaiHas air menggunakan metode standar yang


mengacu peda APHA (1989).

lndeks Keanekaragaman
Penentuan keanekaragaman fitoplankton menggunakan indeks ShannonWienner

(1963).

PenghHungan

indeks

ini

sama

dengan

menghnung

ketidaktentuan yang terdapat peda tiap spesies semakin besar ketidaktentuan

maka semakin besar pula indeks keanekaragamanya. Persamaan indeks


keanekaragaman adalah sebagai berikut (Odum, 1971 ):

Keterangan:
H' = lndeks keanekaragaman
pi= ni/N
ni = Jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah total individu

Kriteria penilaian:

H' = 0,0-1,0

: Rendah, artinya keragaman rendah dengan jumlah individu


tidak seragam dan salah satu spesies ada yang dominan.

H' = 1,0-3,0

: Sedang, artinya keragaman sedang dengan jumlah individu


tiap spesies tidak seragam tetapi ada yang dominan.

H' = 3,0 keatas :Tinggi, artinya keragaman tinggi jumlah individu tiap species
seragam dan tidak ada yang dominan.
lndeks keanekaragaman menunjukkan kekayaan jenis dalam komunitas
dan juga memperlihatkan keseimbangan dalam pembagian jumlah individu tiap
jenis (Odum, 1971).

26

lndeks Keadllan
lndeks keadilan diMung dengan menggunakan formulasi ShannonWiener (Kreb, 1989), nilai maksimal akan dicapai apabila semua spesies
menyebar secara homogen. Formulasi indeks keadilan (Odum, 1971) adalah
sebagai berikut:

Keterangan:
E

= lndeks keadilan

H'

= lndeks keanekaragaman jenis

Hmak$ = Keragaman jenis maksimum= Log2 S


S

= Jumlah spesies
Nilai indeks keadilan berkisar antara 0 - 1. Semakin mendekati nol,

semakin keel! nilai keadilan populasi. Artinya, penyebaran jumlah individu setiap

jenis tidak sama (ada kecenderungan satu jenis mendominasi). Semakin


mendekati satu maka penyebaran individu tiap jenis merata (tidak ada jenis yang

mendominasi). Dari nilai indeks keadilan dapat dilihat apakah ekologi suatu

perairan itu ada dalam keadaan seimbang atau tidak. Dalam arti kata apakah
ekologi lingkungan perairan tersebut cocok untuk sama jenis organisme
akuatiknya atau tidak.

lndeks Dominansi
Untuk melihat apakah ada suatu spesies yang mendominansi suatu

populasi dapat dttentukan dengan indeks dominansi jenis yang di Mung dengan
rumus indeks dominansi SIMPSON (dalam ODUM, 1971):

27

Keterangan:
C = jumlah dominansl
ni = Jumlah lndlvidu jenis ke-i
N = Jumlah total lndividu
Apabila nilai C mendekati nol berarti tidak ada jenis frtoplankton yang

mendominansi dan jika nilai C mendekati satu berarti ada jenis yang
mendominansi (KREBS. 1989).
Anallsis Data
Untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan frtoplankton

dan

parameter fisikai-kimia digunakan analisis regresi linier berganda, untuk


pengujian asumsi dengan menggunakan SPSS dan uji non-parametrik yaitu uji
Friedman. Persamaan umum untuk regresi linier berganda (Steel dan Torrie,

1993) adalah sebagai berikut:

Keterangan:
X1. X2 ... Xn = Peubah bebas (Parameter fisika-kimia)

Y = Peubah terikat
b = Konstanta
n = Jumlah parameter fisika-kimia

28

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualltas Air dan Krlteria Kesuburan Perairan


Kualitas air dapat menggambarkan kesuburan suatu perairan. Data
kualitas air situ legal abidin dapat dilihat pada penjelasan berikutnya,
Karakteristik masing -masing komponen diuraikan pada tulisan selanjutnya,

Okslgen Terlarut
Konsentrasi oksigen terlarut selalu merupakan parameter penting untuk
mengetahui kualitas lingkungan perairan karena disamping merupakan faktor

pembatas bagi kehidupan organisme perairan, juga dapat dijadikan petunjuk


tentang adanya pencemaran bahan organik (Nybakken, 1982).

Hasil pengukuran konsentrasi oksigen oksigen terlarut untuk masing masing ulangan di setiap stasiun menunjukkan nilai kisaran antara 0, 79 mg/1 -

11,37 mg/1. Nilai oksigen tertarut yang terdapat di stasiun 2 lebih rendah
dibanding dengan stasiun 1 dan 3, hal ini karena di stasiun 2 terdapat aktifitas

Tabel2. Nilai Oksigen Terlarut (02) selama penelitian.


St"i"'
Parameter-mgl!

OJApril
O)Mei
fo;1Juni

"""""

~~

Ill outlet
secchi

.. Dasar
,=-c-

4,77

4,70

4,64

deka_t_~eramba

dasar

ermk

secchi

dasar

ermk

6,23

6,22

2,77

2,76

2.74

6,11

i
__ I

6.06

5,81

5,79

2,66

2,76

2,78

4,56

4,51

4,27

6.44

6,30

5,21

2,46

2,29

2,21

5,50

5,41

,f20

680

6,50

6,10

3,10

2,80

2,30

5,79

5,30

4,20

- 6,70

6,15

02/Ju!i

. _0 2 /AgustuS-- ri,60
O.ISeptember
~--

II

linlet
permk j "s'!:cchi

. . f-;;-

6,60

~,~

7.40

6,20

3,80

3.40

2,40

-"~
5.20
,,_

6,10

5,40

3,40

3,25

2,80

5,60

5,40

4,55

""'"'

keramba yang kemungkinan oksigen banyak difungsikan oleh kelangsungafl


hid up ikan yang ada dikeramba tersebut. Nilai rataan oksigen terlarut Situ Tegal
Abidin, mencirikan perairan aerob sehingga berpotensi mengimbangi hasil

Nilai Konsentrasi Oksigen ter1arut selama penelitian

"'""'

secchi

perrrk

!(inlet)

secchi

perrrk
m(outlet)

(dolort
kerall'ba)

Stasil.ln

secchi

Stasiun
'QO!eigen terlarut/Apri!

D Qleigen terlarut/Mei

~~~l=o=""=""'='=~="'=""=""='====""'=""'==t~rla!~~~~tus

0 Oksigen terlarut/Juni
ID Oleigen

terlarutfSe~erri:>er

Gambar 2. Grafik oksigen ter1arut selama penelitian.


penguraian bahan organik. Dengan keadaan tersebut maka hasil proses
nitrifikasi akan didominasi oleh nitrat (Saeni, 1997).
Dari aspek perikanan, keberadaan oksigen terfarut Situ Tegal Abidin
cukup layak untuk perikanan. Hal ini didasarkan pada kriteria yang ditetapkan
oleh Boyd (1982) bahwa perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan
perikanan sebaiknya memiliki kadar oksigen tidak kurang dari 5 mg/L
Dari hasil pengukuran kandungan bahan organik se!ama penelitian yang
dinyatakan dalam BODs memper1ihatkan peningkatan yang nyata sejalan dengan
meningkatnya kedalaman, baik pada stasiun - stasiun yang dipergunakan
sebagai areal jaring apung (stasiun 2), maupun yang tidak dipergunakan sebagai
areal jaring apung (stasiun 1,dan 3).

Tabel 3. Nilai BODs di Srtu Tegal Abidin selama penelrtian


,.--~

om"""

Parameter-mgl!
roerin'k
800 5/Apri!
""BOOdMei

"

1ii(OUuet
secchi

dasar

65,702

ermk

207,17

50,773

123,76

24,42

71,872

32,12

28,568

62,496

88,984

24.462

61,872

~2,12

28,568

62,496

dok

-dasar

ermk

secchi

dasar

192,38

60,587

117,18

69,843

49,984

98,478

69,843

secchi

64,256

141,18

43,745

--,,98,378

98,745

BODdJuni

....J...ili:!!l:;!l.

...

''"'"-"'"""'

,_,.,

----

BOD.,JJu!i

37,76

25,60

73.368

29,184

114,22

293,97

146,64

107,47

139,10

BODdAgustus

17,51

34,35

34,938

32,12

28,56

_,_

62,49

24,99

40,64

14,65

BODs/September

---25,51
34,35

36,93

44,99

40,64

140,6

32,12

28,56

62,49

--"-'

_,,_,_,

30

Dari hasil penelitian nilai 8005, balk berdasarkan kedalaman maupun


kegiatan jaring apung, terlihat bahwa kandungan bahan organik sangat berbeda.
Dengan edanya kegiatan budidaya ikan dalam keramba jaring apung
meningkatkan kandungan bahan organik secara jelas, tapi peningkatan
kepadatan jaring tidak memberikan peningkatan kandungan bahan organik lebih
lanjut secara nyata walaupun dari data yang diperoleh terlihat adanya tendensi
peningkatan kandungan bahan organik dari stasiun 2.
,---.

---------

~-

Nlai Elll5 selama penelitian

pem\1.
!{net)

seccli

dasar

perffi(

secd'i

''""'

stasiun

ker(flba)

~------~-- _E~~~~e::a;M;~~-o~~B:~f&:>;>n~o):a:n;t~-~--;iJJi~. -.. . . ,9~-=~(fti"l~~--~---~


. . . ,.oiJ~
. -~~
. . . .~. . . .~. . .~. . . enter~
.......~
.......;...... :1___ _
_________ _
Gambar 3. Grafik 8005 selama penelitian.

Hasil tersebut memperlihatkan pula bahwa kandungan bahan organik


meningkat sejalan dengan meningkatnya kedalaman. Hal tersebut menunjukkan
terjadinya penumpukan bahan organik pada dasar perairan secara intensif

dikemukakan oleh

Go~ermen

(1975); dan Wetzel (1993), yang menyatakan

bahwa, walaupun proses dekomposisi telah terjadi pada zone epilimnion, tapi
proses ini terjadi paling intensif pada dasar perairan, yang pada umumnya

berada dalam kondisi anoksik akan menghasilkan produk - produk berupa unsur
- unsur anorganik yang berada dalam status reduksi tersebut akan menimbulkan
pengaruh yang tidak menguntungkan terhadap organisme- organisme perairan.

31

Dari hasil penelijian nilai BOD5 , baik berdasarkan kedalaman maupun


kegiatan jaring apung, terlihat bahwa kandungan bahan organik sangat berbeda.
Dengan

adanya kegiatan

budidaya

ikan dalam

keramba jaring

meningkatkan kandungan bahan organik secara jelas, tapi

apung

peningkatan

kepadatan jaring tidak memberikan peningkatan kandungan bahan organik lebih


lanjut secara nyata walaupun dari data yang diperoleh tertihat adanya tendensi
peningkatan kandungan bahan organik dari stasiun 2.

Ntai e:a; selama penelitian

dasar

pemK
lll(wtlet)

seccti

Gambar 3. Grafik 8005 selama penelitian.

Hasil tersebut memperlihatkan pula bahwa kandungan bahan organik


meningkat sejalan dengan meningkatnya kedalaman. Hal tersebut menunjukkan

terjadinya penumpukan bahan organik pacta dasar perairan secara intensif


dikemukakan oleh Goltermen (1975); dan Wetzel (1993), yang menyatakan
bahwa, walaupun proses dekomposisi telah terjadi pacta zone epilimnion, tapi

proses ini terjadi paling intensif pada dasar perairan, yang pada umumnya
berada dalam kondisi anoksik akan menghasilkan produk - produk berupa unsur

- unsur anorganik yang berada dalam status reduksi tersebut akan menimbulkan
pengaruh yang tidak menguntungkan terhadap organisme- organisme perairan.

31

Derajat Keasaman (pH)


Nilai pH di sttu tegal abidin yang didapat selama penelttian dapat dilihat
pada Tabel4 dibawah ini.
Tabel4. Nilai pH air di SHu Tegal Abidin selama penelttian
Stasiun
Parameter

I outlet

ermk
pHJApri!

7,31

secchl
7,29

PHJMei

7,17

7.18

dasar
7,27

II dekat keramba
secchi
dasar
6,94
6,95
6.94

secchi

dasar

7,22

7,21

7,21

7,18

7,06

pH/Juni

8,27

8.25

8,80

pH/Juli

7,17

7,18

7,18

ermk

Ill outlet

<mnk

7,07

7.05

7,03

7,01

roT

8,36

8,36

7,22

,,3'L

8,32

,;;7,74

6,94

6,95

6,93

7,15

7,15

7,14

--

pH/Agustus

706

7,05

7,04

7,50

7,40

7,30

7,21

..
7,20- i--
7,10

pH/September

7.30

7.25

7,15

7,10

7,10

7,05

7,23

7,20-

7,08

"""

Dari Tabel4 diatas terlihat bahwa nilai pH antara stasiun dan kedalaman
yang digunakan sebagai areal jaring dengan yang tidak digunakan sebagai areal
-------------1

Nilai pH selama penelitian

'

10

r
~

8
6

+==::-:::n:c=-=ll:::-=--n

2
0

""'"'

I (outlet)
Stasiun

secchi

""""

secchi

dasar

...LII"""'Ll.IU,.U'O.""Lchi

l(de~

dasar

Ill (outlet)

kerarrba)

Stasiun

ofHAprii;M-~0-Pii'Juni Ii;;;::i.kJi .I'PwA~tus Q"~ j

~
.
Gambar 4. Grafik pH selama penelitian.

"C=-

.. . . _ , _ _

jaring tidak memperiihatkan perbedaan yang berarti. Pada Tabel 4 diatas juga
terlihat pH menurun sejalan dengan meningkatnya kedalaman, baik pada stasiun
1, 2, dan 3. Kondisi ini sesuai dengan pola distribusi C02, dan hal tersebut dapat
dipahami, pH perairan berkaitan sangat erat dengan konsentrasi C02 bebas di
perairan dan secara langsung dengan kandungan bahan organik yang terdapat
di perairan tersebut. Sesuai dengan pendapat (Sandgren, 1988) menyatakan

32

derajat keasaman atau pH merupakan faktor lingkungan yang mengendalikan


f~oplanldon

dan

proses

pengambilan
n~rit)

(karbondioksida, fosfat dan

nutrien,

keseimbangan

nutrien

serta kesetimbangan logam baracun.

Kesetimbangan ion C02. HCO, sangat sensitif terhadap perubahan pH, oleh
karenanya spesies fitoplankton tidak efekt~ memperoleh C02 untuk fotosintesis
pada pH tinggi dan dinyatakan pula oleh Pescod (1973) bahwa pH perairan yang
produ~ dan

ideal untuk perikanan adalah 6,5- 8,5.

Suhu
Suhu merupakan selah satu variaballingkungan yang mempengaruhi laju
fotosintesis dan pertumbuhan algae di perairan alami. Nilai kisaran suhu perairan

di situ legal abid in disajikan pada Tabel 5 dibawah ini.


Tabel5. Nilai suhu air di Situ Tegal Abidin se!ama penelitian

,----

s""'"'

Parameter-"C

da~~~ekf~~~ai~~;mk
-

iri'let

ermk

secchi

Suhu/April

28,40

28.40

28,40

28.70

S:;hu/Mei

28,80

28,80

28,80

28~80

""""

'
_0 _ _ _ _ _

,_,

28,80

28,80

~0
__ rmo

28,80
""""""'

28,23

28,"80 29_733

SU'huiJuli ...... _

28,80

28,80

28~ 1--2a,so

28,90

zs.oo

SUhu/AgUstus

29,30

29,30

29,40

29,40

zs,4o

zs.so

29,60

29,40

29,15

29,40 29}5"

~.20

SuhufSeptember

Tabel

diatas

terlihat

29,70

29,20

bahwa

'"'"

.. 28,60

suhu

29 70

dasar
27.70

secchi

27,70

'<>=""
2MO . 28.60 1

29,06

I zs.oo rzs.fO. .
I zs.so 29,60
29,

_,,

__

29.40

29,10

29,60
9,10

- - '--..-. ..... _,___,

-~-----

Dari

27.70

,,

29,50

Suhu/Juni

'

Ill outlet

air

menurun

sejalan

meningkatnya kedalaman, baik dari dari stasiun 1 , 2, dan 3. Pola distribusi


vertikal suhu yang menunjukkan penurunan sesuai dengan meningkatnya
kedalaman merupakan indikator bahwa keadaan perairan tersebut adalah stabil.
Dalam ekosistem perairan, suhu dapat mempengaruhi produktivitas primer baik
secara langsung ataupun tidak. Secara langsung suhu mempengaruhi derajat
metabolisme dan fotosintesis, yaitu bahwa peningkatan yang masih dapat

dHoleransi oleh organisme nabati, akan dnkuti oleh kenaikan derajat matabolisme
dan aktivHas fotosintesis fdoplankton yang ada didalamnya. Rey dan Rao (1969)
Nlai SUhu selama penelitian
.. 30
: 29,5

29

li 28,5

...

28
27.5
-; 27
' 26,5 '

.ii

"'

""""'

secchi

I (Inlet)
Stasiun

secchi

u(dekat
kerarrba)

dos&

""""'

IU (outlet)

Stasiun

Gambar 5. Grafik suhu selama penelitian.

menyatakan bahwa suhu optimum untuk pertumbuhan frtoplankton berkisar


antara 20- 30 'C.

Keadaan ini akan sangat berbeda jika terjadi " evaporasi cooling " , yang
menyebabkan suhu air dipermukaan menjadi lebih rendah daripada bagian bagian perairan yang lebih dalam, sehingga massa air yang ada di permukaan
akan tenggelam, dan massa air yang ada di dasar akan terangkat ke permukaan.

Jika hal ini terjadi, maka diduga pengaruh yang timbul akan sangat merugikan
kegiatan usaha budidaya ikan dalam jaring apung.

Kecerahan
Hasil pengukuran Secchi disk menunjukkan kedalaman dengan intensitas
cahaya kira - kira 10 % dari permukaan. Fotosintesis akan bisa berfangsung
selama masih ada cahaya matahari. Kecerahan air di situ tegal abidin selama
penelitian tidak memperfihatkan perbedaan yang berarti antara ke 3 stasiun yang
dHeliti. sebagaimana terlihat pada Tabel6.

34

Tabel6. Nilai rata- rata kecerahan air di situ Tegal Abidin selama penelttian.
Stasiun
Parameter/

I {inlet\

!I {dekat keramba}

Ill (outlet\

Rata- rata

28

29

28

283

27 5

295

29

28,6

27
27,5

29
28

28
27

27,5

27

28

27

27,3

27,5

29

27,5

28

Kecerahan/April
Kecerahan/Mei
Kecerahan/Juni
Kecerahan/Ju!i
KecerahantAgustus
Kecerahan/September

28

Dan Tabel diatas terlihat bahwa kecerahan air antara stasiun te!jadi
perbedaan, tapi hanya sediktt, berarti perairan sttu legal abidin termasuk berada
dalam eutotrof (kesuburan sedang). Sesuai dengan pendapat Frey (1875)
kecerahan perairan berkaitan erat dengan penetrasi cahaya. Penetrasi cahaya
sangat penting karena mengontrol ketebalan lapisan fotosintesis.

Kesuburan Perairan.
Bahan organik yang terdapat dalam suatu perairan akan mengalami
dekomposisi menjadi bahan - bahan anorganik penyusunnya, sebagai akibat

aktivitas mikroorganisme. Nitrat, ammonia, serta nitrat sebagai bentuk transmisi


adalah tiga bentuk nitrit- anorganik utama perairan, sedangkan fosfor anorganik
yang terpenting adalah ortofosfat.
Konsentrasi ketiga bentuk nitrit utama yang ada diperairan dipengaruhi

oleh banyak faktor, diantaranya adalah kandungan bahan organik sebagai


sumber utama tersedianya unsur- unsur tersebut. Faktor lain adalah kondisi
redoks potensial, yang akan menentukan bentuk nitrit anorganik yang

terdapat di perairan tersebut.

35

Tabel 7. Nilai konsentrasi nnrit (NOi) di Situ Tegal Abidin selama penelitian
Parameter-mgfl

Dari Tabel 7 terlihat bahwa konsentrasi nitrit anorganik memper1ihatkan

peningkatan sejalan dengan meningkatnya kedalaman. Pada stasiun 1 dan

stasiun 3 konsentrasi nitrit ini mempertihatkan perbedaan

Nilal konsentrasl nitrit selama penelitian


0,35
0,3

...

.. .

r/..

~ 0,25 ~

'] ~
..

:
2!

..

"~N"

-.~----

;!' .

._,

.-,

fi-,.

0,15 :::
0,1

,.,

:::-

005 -,,,

r-

Ill I

'o

permk
!(inlet)
Stasiun

~-

--

1--

rt. .IIIf fl Ill r rr tlti lr


~--

sechi

dasar

permk

sechi

II (dekat

dasar

permk
!!I {outlet)

keramba) Stasiun

--

-~---

.....

1-
1-

rr

11
sechi

dasar

--~

CNitrlt I ~H Nitrit/ Mei 0 Nitrit f Juni ONitrit I Juli Nitrit/ Pgustus C Nitrit I September

"
Gamber 6. Grafik konsentras1 mtrit (NO,) selama penelitlan
.

sedikit dan berarti, terutama pada stasiun dekat dengan keramba jaring apung.

Berarti kondisi perairan tersebut berbeda dengan pada kedalaman perairan


terlihat konsentrasi meningkat antara stasiun 1 dengan stasiun 3. Kondisi seperti

ini dapat diartikan mengingat pada daerah penelitian di stasiun 3 terdapat


kegiatan budidaya ikan dalam jaring apung, mendapatkan input N lebih banyak
dari pada stasiun lainya yang tidak digunakan sebagai areal jaring apung,

36

penyebabnya adanya sisa pakan dan sisa metabolisme ikan - ikan budidaya.
Menurut Saeni (1989) sumbar- sumbar nitrit dalam air barasal dart hancuran
bahan organik, buangan domestik, limbah industrt, limbah petemakan, dan
pupuk. Kontribusi relatW dart sumbar - sumbar ini sangat baragam tergantung
lokasi, karena n~rit merupakan penyebab utama pertumbuhan ganggang yang
sangat basar, sehingga unsur -

unsur hara secara berlebihan dapat

menyebabkan teljadinya proses eutrofikasi. Keadaan ini sangat merugikan


karena disamping sebagai bahan pencemar, juga dapat menganggu barbagai
fungsi perairan.
Dengan nilai kisaran nitrat tersebut, perairan situ tegal abidin termasuk

perairan eutrofik (tingkat kesuburan tinggi) sesuai dengan pendapat Wetzel


(1975) bahwa perairan dengan kandungan ortofosfat 0,031 - 0,100 mg/1
termasuk perairan kesuburan sedang (eutrofik) . Sehingga jika d~injau dart aspek
perikanan keberadaan nitrit di situ tegal abidin belum mencapai toksik bagi ikan.

Hal ini didasarkan pada pernyataan Moore (1991) dalam Effendi bahwa kadar
nitrtt dapat

bers~at

toksik apabila melebihi 0,05 mgn bagi organisme perairan

yang sensitif.

Tabel8. Nilai konsentrasi Nitrat (NOi) di situ tegal abidin selama

penel~ian

Parameter-mg/1

Dari Tabal 8 dapat dilihat bahwa konsantrasi nitrat pada kefiga stasiun,
pada pangukuran dasar perairan tidak menunjukkan perbedaan yang bararti

37

dengan pade pennukaan, walaupun kedalaman atau dasar perairan adalah


baglan bawah jaring, dan diduga sisa pakan sudah mengatami dekomposisi.
Pada kadalaman dasar meter Ieiah te!jadi dekomposisi, tapi laju dekomposisinya
masih rendah, sahingga sabagian sisa pakan dan sisa metabolisme jatuh
kedasar perairan, dan mengalami dekomposisi di kedalaman tersabut. Ougaan
tersabut didukung dengan hasU pengukuran BOOs yang sangat tinggi pada
kedalaman tersabut dibandingkan dengan kedalaman 153 em.

~-~2.:-'il.
e

-~

1,5

0,5

Nilai Konsentrasi Ntrat selama penelitian

1
0
peml<
I (Inlet)
Stasiun

secchi

dasar

penri<
(del<at
kerarrba)

secchi

dasar

penri<

secchi

dasar

(oullel)

=======

stasiun

11:1 Ntrat/April f'.itrStiMeJ o Ntrat/~i [JNtr-;uJ;A


L....._....':::==-=~~ --:=
Gam bar 7. Grafik Nttrat selama penelftian.

Ntrat/Agustus IZI Ntrat!SeJ*errber )

Nitrit anorganik dalam bentuk nitrat pada umumnya memiliki distribusi

vertikal yang menurun sejalan dengan meningkatnya kedalaman. Nitrat yang


dihasilkan selama penelitian te~adi peningkalan dari

pengukuran

pada

perrnukaan sampai kedasar perairan. Kondisi tersebut dapat dipahami,


mengingat pada perrnukaan terjadi fotosintesis oleh organisme autotrof,
sehingga nitrat yang dihasilkan dimanfaatkan oleh organisme - organisme
tersebut, dan mengakibatkan konsantrasi nttrat menjadi akan berkurang.
Sementara itu pada kedalaman dasar meter, selain produksi nitrat dari
proses dekomposisi bahan organik, yang jumlahnya labih banyak dibandingkan
dengan pada pemnukaan. Nttrit dalam bentuk nttrat, dalam kondisi perairan yang
oksik, dan mengalami reduksi menjadi ammonia, dalam kondisi perairan yang

38

anoksik. Wetzel (1983) rnengemukakan bahwa konsentrasi nftrit akan lebih


rendah pada perairan yang oksik daripada perairan yang oksik, dari Tabel 5
te~ihat

bahwa konsentraSi nftrit dibagian perairan yang anoksik memang lebih

tinggi daripada bagian - bagian perairan yang oksik.

HasH pengukuran temadap ooofosfat selama penelftian di Situ Tegal


Abidin, dapat dilihat pada tabal 9. Sedangkan hasU pengukuran konsentrasi
fosfat secara lengkap selama penelitian dipe~ihatkan pada lampiran.
Dari label 9 te~ihat bahwa konsentrasi fosfat di slasiun 3 yang
dipergunakan untuk kegiatan jaring apung konsentrasinya lebih tinggi dari pada
staSiun lain yang tidak digunakan sebagai areal jaring apung, bahkan pada
Tabel9. Nilai konsentraSi Ortofosfat (PO,) di SHu Tegal Abidin selama penelftian
Parameter-mg/1

POJJuni
PO,JJuti

PO.JAgustus
POJSeptembef

kedalaman 0 meter konsentrasi fosfat di staSiun 3 lebih tinggi dibandingkan

stasiun lainya. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini menjelaskan keadaan ini
adalah dipergunakannya stasiun tersebut oleh masyarakat sekHar untuk kegiatan

mencuci dan mandi. Karena kegiatan mencuci dan mandi menggunakan sabun
dan dete!jen, yang merupakan sumber fosfat yang potensial yang masuk ke

39

Nilai Konsentrasi Ortofosfat selama penelitian


0,3

;l:0.25

ll"

0,2

0,15
0,1

0,05
0
pemk
I (dekat
kerarrba}

secchl

dasar

flemi(

secehl

da8ar

I (outlet)

stasiun

II OrtofoafalfAprl

OrtofoafatlMel

o Ortofoafat/.AI'Ii

o Ortofosfatl.kll

OrtofosfatfAgustus

11 Ortofosfat/SeptenDer

Gambar 8. Grafik ortofosfat selama penelitlan.


dalam perairan terebut. Sedangkan kegiatan mandi dan mencuci ini tidak
d~emukan

pada stasiun lainya.

Konsentrasl Klorofll
Konsentrasi klorofil selama penelitian yang dinyatakan dalam
kedalaman dan stasiun dapat dilihat pada Tabel10 dibawah ini.
Tabel10. Nilai kandungan Klorofil di Situ Tegal Abidin selama penelitian
Parameter-mgll

Dan label 10 dapat terlihat adanya perbedaan peningkatan kandungan


klorofil, dan segi kedalaman maupun stasiun pengamatan. Pada stasiun 1 dilihat
dari perbedaan kedalaman, bagian permukaan cenderung kecil dan dari hasil

perbedaan stasiun terdapat perbedaan hanya sedikit, sehingga relatif rendah


dibandingkan dengan stasiun 2, sehingga yang digunakan sebagai areal janng

40

apung konsentrasi kJorofil relatff tinggi dibandingkan dengan stasiun yang tidak
digunakan sebagai areal jaring apung (stasiun 1 dan 3). Hal ini sesuai dengan
pendapat Tailing (1970) dan 1971), intensitas cahaya tinggi mengakibatkan
terjadinya photOinhibilion fotosintesis fitoplankton. Makin rendah peredupan
cahaya makin besar biomassa fitoplankkton, total fotosintesis di bawah unft area
permukaan air merupakan fungsi biomassa. Cahaya akan menurun secara
eksponensial mengikuti kedalaman air, ketika ftu biomassa menjadi maksimum
(Tailing, 1965 dalam Haper, 1992).

Nllal Kandungan Kloroftl selama penelltian

penric:
1(Inlet)
Stasiun

sechi

dasar

pem1<.
II (Dekat
kerarrba)

sechi

dasar

perrri(

II (outlet)
stasiun

sechi

dasar

'

I
-

~~Pitlti<br~~--~KklrOil~niOKiOrofli':.J.i"'ll~~~tus ~-tooiO~S&Pterm;-11
Gambar 9. Grafik kandungan klorofil selama penelftian.
Keadaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan komposisi plankton (dan
rasio nanoplankton I netplankton) yang terdapat di setiap stasiun dan kedalaman
yang berbedia.

Go~erman

(1975) mengemukakan bahwa produsen primer

fitoplankton terdiri dari netplankton dan nannoplankton dengan rasio yang tidak
sama untuk perairan yang berbeda, walaupun umumnya lebih dari 60 %
produsen primer adalah nannoplankton. Jadi ada kemungkinan pada stasiun 2
rasio nannoplankton/netplankton di permukaan lebih tinggi dari pada kedalaman

dasar perairan.
Pendekaian yang dapat menjelaskan keadaan lebih tingginya konsentrasi
ktorofil dari s1asiun ke stasiun lain den dari kedalaman adalah ketersediaan

41

nutrien dan predator, dalam hal ini predator berupa zooplankton. Sesuai dengan
pendapat Boyd (1990) meny- bahwa hubungan anlar konsentrasi nutrien
dengan kepadatan filoplankton adalah parabolik. Berarti situ legal abidin, maka
mungkin saja dapat teljadi kepadatan konsentrasi klorofil filoplankton pada
stasiun 1 dengan stasiun lainya. Jika dilihat konsentrasi nutrien - nutrien
terutama nHrit, maka teriihat bahwa konsentrasi nHrit dislasiun 1 lebih rendah
dibandingkan dengan slasiun lainya. Jadi sangat mungkin pole penyebaran
kepadatan klorofil, yang meningkat dan slasiun dan kedalaman disebabkan
karena konsentrasi nutrien di stasiun 2 sudah berada pada konsemrasi lebih
yang akan menyebabkan kepadatan klorofil frtoplankton menjadi menurun
kembali. Hal lain dapat dijaiaskan keadasn diatas adanya kepadatan zooplankton
dalam nilai kisaran tinggi.
Peningkalan ketersediaan makanan ini akan memacu pertumbuhan
zooplankton yang akan menyebabkan frtoplankton yang ada di perairan tersebut
dimangsa oleh zooplankton, dan hal ini menyebabkan kepadatan klorofil
menurun lagi. Demikian seterusnya. Sehingga terjadinya pola hubungan yang
terjadi biasanya bersifat siklik, sebagaimana yang dikemukakan Parsons (1980).
Keanekaragaman Jenis (H'l, Keadilan (El dan Domlnansl (Dl Fitoplankton.
Keanekaragaman jenis (H'), keadilan (E) dan dominansi (D) merupakan
indeks yang sering digunakan untuk mengevaluasi keadasn suatu lingkungan
perairan berdasarkan kondisi biologinya. Reish dalam Hutagalung (1991}
menyatakan bahwa suatu iingkungan yang tidak tercemar dicirikan oleh kondisi
ekologis yang setmbang dan mengandung kehidupan yang beranekaragam
tanpa ada satu spesies yang dorninan.
Nilai indeks keanekaragaman (H') jenis filoplankton di perairan Situ Tegal
Abidin berkisar antara 1,0075 - 2,4144. Dengan demikian dapat dikatakan

42

bahwa perairan ini tergolong pada kriterla tercemar sedang. Pada stasiun 2
terlihat adanya pencemaran yang diakibatkan oleh adanya aktlfitas keramba
jarlng apung yang merupakan penyumbang nutrien yang banyak dibanding
stasiun 1 dan 3.
Pada stasiun 1 terlihat keanekarageman yang relatW rendl!h sementara
nilai indeks keadilan (E) dan indeks dominansi (D) terlihat relatW tinggi.
Kemungkinan basar kondisi ini disebabl<an karena pada lokasi tersebut teljadi
proses sedimentasi yang cukup tinggi sehingga fdoplankton kurang menyenangi
hidup di tempat tersebut. Proses sedimentasi tersebut diakibatkan oleh aliran air
mengalir dan stasiun 1 menuju stasiun 2 dan selanjutnya ke stasiun 3.
Nilai keadilan (E) berkisar antara 0,0026 - 0,8283. Nilai keadilan yang
relatW tinggi terlihat pada stasiun 2 dan 3. Pada stasiun - stasiun tersebut hanya
terdapat 20 jenis fitoplankton. Kondisi ini diduga kerena adanya tekanan akibat
rendahnya kualitas air pada lokasi tersebut. Adanya proses sedimentasi yang
tinggi maka fitoplankton mendapat tekanan untuk melangsungkan hidupnya.
Kemungkinan lain adalah fitoplankton yang hidup di SHu Tegal Abidin memang
sedikft jumlahnya karena merupakan perairan tertutup. Kondisi ini dapat dilihat

dari jenis - jenis yang didapatkan selama penelitian umumnya frtoplankton khas
sHu yang diwakili oleh BacH/ariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae dan

Eug/enaphyceae.
Nilai indeks dominanst (D) fitoplankton barkisar antara 0,1074- 0,9700.
Nilai dominansi yang cukup tinggi terlihat pada stasiun 2. Pada stasiun 1 dan 3
hanya terdapat 6 janis dan didominansi oleh Nerreis sp dan Arenico/a sp.

43

Tabel 11. Nilai lndeks Keanekaragaman Jenis (H'), Keadilan (E) dan Dominansi
(D) FHoplankton di SHu Tegal Abidin Selama Penelitian.

Staslun

H'

Stasiun 1 (bulan April)

1,1055 (0 meter)
1,1072 (secchi meter)
1,1342 (dasar meter)

0,0411
0,0396
0,0524

0,9700
0,9694
0,9612

Stasiun 2 (bulan April)

1,2294 (0 meter)
1,0387 (secchi meter)
1,1360 (dasar meter)

0,4793
0,4332
0.4571

0,3298
0,4805
0,4185

Stasiun 3 (bulan April)

0,6925 (0 meter)
1,1669 (secchi meter)
1,2721 (dasarmeter

0,0495
0,7250
0,5789

0,7060
0,3295
0,4360

1,1757 (0 meter)

1,1167 (sechi meter)


1,1507 (dasar meter)

0,0586
0,0430
0,0532

0,9480
0,9678
0,9575

Stasiun 2 (bulan Mel)

1,0075 (0 meter)
1,1421 (sechimeter)
1,1288 (dasar meter)

0,0026
0,0482
0,0437

0,9643
0,9603
0,9653

Stasiun 3 (bulan Mei)

1,1685 (0 meter)
1,1011 (sechi meter)
1,1816 (dasar meter)

0,0562
0,0383
0,0610

0,9516
0,9716
0,9473

Stasiun 1 (bulan Juni)

1,1528(0meter)
1,1575 (sechi meter)
1,2749 (dasar meter)

0,0494
0,0517
0,0876

0,9585

Stasiun 2 (bulan Juni)

1,1321 (Ometer)
1,1431 (sechi meter)
1,1462 (dasar meter)

0,0448
0,0516
0,0488

0,9650
0,9596
0,9601

Stasiun 3 (bulan Juni)

1,1444 (0 meter
1,1225(sechi meter)
1,1265 (dasar meter)

0,0482
0.0390
0,0415

0,9608
0,9680
0,9669

Stasiun 1 (bulan Juli)

2,3733 (0 meter)
2,4144 (sechi meter)

0,1148
0,8915
0.7643

0,8560
0,1074
0,1847

0,3885
0.4468
0,8283

0,5489
0,3803
0,1225

0,1812
0,3683
0,6078

0,1975
0,5809
0,2530

Stasiun 1 (bulan Mei}

2,0146 (dasar meter)


Stasiun 2 (bulan Juli)

1,1561 (Ometer)

1,2390 (sechi meter)


2,3470 (dasar meter)
Stasiun 3 (bulan Ju!i)

1,9490 (0 meter)
1,9719 (sechi meter)

1,6852 (dasar meter)

0,9559
0,9174

44

Stasiun 1 (bulan Agustus)

1,4019(0meter)
1,3030 (sechi meter)
2,1395 (dasar meter)

0,4948
0,4100
0,7141

0,4164
0,4089
0,1985

Stasiun 2 (bulan Agustus)

1,1422(0mater)
1,0139 (sechi mater)
1,1529 (dasar mater)

0,4119
0,5595
0,3915

0,5106
0,3656
0,5265

Stasiun 3 (bulan Agustus)

0.6655 (0 meter)
1,2819 (sechi meter)
o 2715 dasar meterl
o, 1024 (0 meter)
0,5980 (sechi meter)
2,1523 (dasar meter)

0,2302
0,4210
00915
0,0331
0,2110
0,8155

0,7135
0,5551
0 9176
0,9736
0,7187
0,1610

Stasiun 2 (bulan September)

0,8240 (0 meter)
1, 7480 (sechi meter
1,7434 (dasar meter)

0,2908
0,6623
0,7934

0,6621
0,2305
0,2283

Stasiun 3 (bulan September)

0,7694 (0 meter)
0,5926 (sechi meter)
1,1142 (dasar meter)

0,3954
0,2471
0,5071

0,6123
0,6912
0,4842

Stasiun 1 (bulan September)

yang dikenal sebagai jenis pemakan deposit yang hidup di situ. Nilai dominansi
yang rendah ter1ihat agak banyak jenis 1 dan 3. Peda stasiun - stasiun tersebut
ter1ihat agak banyak jenis yakni rata - rata 7 jenis dengan penyebaran yang
cukup merata. Jenis yang memiliki kelimpahan tinggi adalah Bacil/ariophyceae.

Hubungan dan perbedaan antara Kandungan klorofil, nitrit, nitrat dan


ortofosfat dengan Parameter Kesuburan Perairan

Bahan organik yang masuk ke suatu perairan akan mengalami


dekomposisi menjadi unsur - unsur penyusunya. Produk dekomposisi, yang
biasanya berupe hara anorganik akan sangat berpengaruh terhadap kuantitas
dan kualitas produsen primer perairan tersebut, yang peda akhimya akan
berpengaruh terhedap kualitas dan kuantitas biota - biota lain pada trofik level
diatasnya.
Kandungan klorofil, nitrit, nitrat dan ortofosfat dilihat dari per1bedaan
stasiun, kedalaman dan interval waktu penelitian di situ tegal abidin, yang
dinyatakan dalam persamaan uji hipotesis dengan menggunakan uji friedman

45

dengan bantuan sofware SPSS versi 1o. dipe~ihatkan pada lampiran 1.


Berdasarkan hasil analisis regresi berganda di stasiun 1 nilai R-Sq = 86,0 %,
yang menunjukkan berpengaruh nyata adalah nilrat yang hasilnya 0.000.
Sadangkan di stasiun 2 nilai R-5q

= 80,2 % yang berpengaruh nyata adalah nRril

dan nilrat dan di stasiun 3 nilai R-5q = 80.4 % yang berpengaruh nyata adalah
ortofosfat. Sedangkan dari hasil uji Friedman bahwa perbedaan stasiun
memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan klorofil; atau dengan kala lain
pada stasiun yang berbeda, menghasilkan kandungan klorofil yang berbeda.

sebaliknya kandungan nttrat. nilrat. dan ortofosfat memberikan hasil yang tidak
berbeda pada setiap stasiun.
Dari lampiran 2 terlihat bahwa kandungn klorofil di daerah inlet 1,22,
dekal keramba 2.33 dan daerah outlet 2,44, berarti kandungan klorofil terbesar
adalah di outlet. Untuk kandungan nRrit di sekttar inlet adalah 2,11, di dekat
keramba 1,67 dan di sekttar outlet adalah 2,22. Selanjutnya untuk nRrat
kandungan di sekttar inlet adalah 1,94, di dekat keramba 1,94 dan di sekttar
outlet 2,11. dan untuk kandungan ortofosfat di sekitar inlet 2,22, di sekRar
keramba 1,67, di sekRar outlet 2,11.
Sedangkan dari lampiran 3 tersebut kandungan klorofil dapat dilihat dan
perbedaan kedalaman ( 0 permukaan, secchi, dasar), kandungan klorofil di
stasiun I (inlet); permukaan 2,50, kedalaman secchi 2,00, dasar 1,50, untuk
Stasiun 2 (dekal keramba); permukaan 2,33, kedalaman secchi 2,33, dasar 1,33,
sedangkan di stasiun 3 (outlet); permukaan 2,00, kedalaman secchi 2,33 dan
dasar 1,67. Untuk kandungan nitril (permukaan, secchi, dasar). stasiun1 (inlet);
permukaan 1,50, secchi 1,92, dasar 2,58, stasiun 2 (dekal keramba); permukaan
1,67, secchi 2,33, dasar 2,00, dan di stasiun 3 (outlet); permukaan 1,75, secchi
2,58, dasar 1,67. Sedangkan untuk kandungan nitrat (permukaan, secchi, dasar);
di stasiun 1 (inlet); permukaan 1,67, secchi 2,00, dasar 2,33, stasiun 2 (dekat

46

keramba); permukaan 1,50, secchi 1,50, dasar 3,00, stasiun 3 (outlet);


permukaan 1,50. Secchi 1,67, dasar 2,83. Selanjutnya kandungan ortofosfat
(permukaan, secchi, dasar); di stasiun 1 (inlet); permukaan 2,67, secchi 1,83,
dasar 1,50, stasiun 2 (dekat keramba); permukaan 1,67, secchi 1,67, dasar2,67.
Sedangkan untuk mangetahui perlledaan kandungan klorofil, nttrit, nttrat,
ortofostat selama penelitlan dapat dilihat pada lampiran 4, secara umum interval
waktu selama penelttlan mempengaruhi kandungan semua parameter kasuburan
(klorofil, nttnt, nttrat dan ortofosfat), karena tingkat signifikan/P-value pada semua
kondisi lebih kecil dari 0,05, artinya pada setlap stasiun waktu kandungan
parameter memberikan hasil yang berbeda (berbeda nyeta).

47

KESIMPULAN DAN SARAN

Keslmpulan
Kegiatan budidaya ikan dalam jaring apung secara nyata berpengaruh
terhadap tingkat kesuburan perairan di situ legal abidin. Hal ini dapal terdeteksi
dan beberapa parameter kesuburan perairan yang penting. Beberapa parameter
tersebut adalah konsentrasi

n~rit.

konsentrasi

n~.

konsentrasi ortofosfat, dan

kandungan klorofil.
Selama penelnian dilaksanakan perairan berada dalam kondisi yang

stabil, dalam arti tidak terjadi proses pengadukan massa air antara epilimnion
dan hypolimnion, dan hal tersebut menyebabkan kegiatan budidaya ikan dalam
jaring apung tidak menimbulkan pengaruh buruk bagi kegiatan perikanan

~u

sendiri. Walaupun demikian, pengaruh buruk tersebut sewaktu- waktu mungkln


saja

te~adi,

dan antisipasi perlu sagera dilakukan mengingat: Kebiasaan

masyarakat memasang jaring,

ya~u

secara berkelompok dalam jumlah banyak,

dan menetap dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal tersebut akan membuat

terakumulasinya sisa pakan dan sisa metabolisme pada suatu tempat yang
semp~.

sehingga jika proses pembalikkan

te~di

maka berpengaruh yang timbul

menjadi sangat buruk, baik secara ekologis, maupun dan segi ekonomi.
Saran

1. Untuk mengurangi pengaruh buruk dari kegiatan budidaya ikan dalam jaring
apung disarankan untuk melakukan rotasi penggunaan bagian perairan, atau
mengistirahatkan bagian - bagian yang sudah terialu lama digunakan untuk
kegiatan

budidaya,

untuk memberikan kesempatan

memulihkan kondisi yang kurang baik.

perairan tersebut

2. Pe~u dilakukan rotasi jenis ikan yang dipelihara didalam jaring apung,
misalnya digunakan ikan nila, atau ikan karper rumput. Hal ini disarankan
karena ikan nila dan karper rumput (grass cup) dapet memanfaatkan gulma
air yang tersedia di perairan.
3. Pe~u edanya panelitian daya dukung kerarnba, dan hasUnya dapal dijadikan
dasar partimbangan penentuan kebijakan tenlang jumlah maksimal KJA yang
boleh beroparasi di sttu legal abidin khususnya dan sttu lainya.

49

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E dan E. Uviawaty. 1998. Beberapa Metode Budidaya lkan. Penerbit


Kanisus. Yogyakarta.
Alikodra, H.S 1998. Perancanaan Pengelolaan SKu di Jabotabek Ditinjau Dari
Aspek Pertindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam. Makalah
Workshop Pengelolaan Situ-situ Di Wilayah Jabotabek, Bogor 29
September 1998.
Anonim. 1991. Hasil Perumusan Temu Karya llmiah Pengkajian Alih Teknologi
Budidaya lkan Dalam Keramba Mini. Bogor, 4 - 6 Maret 1991.
PusiRbang Pertkanan dan USAID/FRDP, Jakarta.
APHA. 1989. Standard Methods for Examination of Water and Waste-water. 14~
Ed. APHA-AWWA-WPFC, Port Press, Washington DC. 1527p.
Basmi, J. 1991. Pola Dislrtbusi dan Peran Bahan Organik Terhadap Kual~as Air
Pada Zona Eufotik Di Sekitar Pertkanan Net Apung Di Danau Lido, Jawa
Baret. Program Pascasarjana, lnstitut Pertanian Bogor. Bogor. 124 hal.
Bierman dan Nestiti, A. 1989. Suatu Pendugaan Status Perairan Waduk Juanda
di Daerah Pesisir Kole Bulan Juni Tahun 1988 DRinjau Dart Aspek S~at
Fisike-Kimia Air dan FRoplankton. Tesis, Program Pascasarjana, lnstitut
Pertanian Bogor.
Boney,

C.A.D. 1975. Phytoplankton.


Southampton. 116p.

I" Ed.

The Camelot Press Ltd.,

Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management for Fish CuHure. Elesivier Scientific
Publishing Company. New York. 482p.
Brower, J.E. and J.H. Zar 1977. Field and Laboratory Methods for General
Ecology. W.M.C. Brown Company Publication. Dubugue, Lowa.
Clark, J. 1974. Coastal Ecosystem; Ecological Consedaretions for Management
of the Coastal Zone. NOCE. Washington, D.C.
Connell OW, Miller GJ. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Yanti
Koestoer, penerjemah. Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari
Chemistry and Ecotoxicology of Pollution.

Davis, C. C. 1955. The Marine and Fresh Water Plankton. Michigan State
UniversRy Press. USA. 562 p.
Direktorat Jenderal Perikanan. 1987. Budidaya lkan Mas dalam KJA. Jakarta. 39
halaman.
Edmondson, W.T. 1983. Fresh Water Biology.
USA.1203p.

2"" ed.

John Wiley and Sons, Inc.

Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan


Ungkungan Pesisir. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan.
Fakuitas Perikanan dan llmu Kelautan, IPB. Bogar.

""

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. PAU-IPB. Bogar.


Fogg, G.E. 1980. Phytoplankton Primary Production In Fundamentals of Aquatic
Ecosystem. R.S.K. Bamers and K.P. Mann (Eds.). Blackwell Sci. Publ.,
Oxford. P. 24-45.
Frey, D.G. 1975. Investigation of Open System (Umnologycal Survey of Lakes,
Swampes and Streams). Indiana University, Bloomington Indiana USA.
P. 552.
Goldman, C. R dan Home. 1983. Umnology. Me Graw Hill International Book
Company. Tokyo. 464 p.
Hasan, Z. 1993. Pengaruh Kegatan Budidaya lkan Dalam Jaring Apung
Terhadap Tingkat Kesuburan Di Waduk Saguling, Jawa Barat. Tesis.
Pascasaljana lnstitut Pertanian Bogar. 89 hal.
Henderson- Seller, B. and H. R. Markland. 1987. Decaying Lake. The Origin And
Control of Eutrophication. John Wiley & Sons. Chiscester. 244 p.
Henderson-Sellers. B. dan H. B. Markland. 1986. Decaying Lakes. John Wiley
and Sons. Chichester. 254 hal.
Ismail, W .. B. Priono, H. Mubarak, F. Cholik. 1994. Bulletin PeneiUian Perikanan
No. 3 Tahun 1994. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan.
Balnbang Deptan. Jakarta.
Ismail, Amin. 1995. Perkembangan Teknologi Budidaya lkan Dalam Keramba
Jaring Apung di Indonesia. Makalah Yang disajikan dalam Kongres llmu
Pengetahuan Nasional (KIPNAS VI). Serpong, 12-16 September 1996.
Makalah No. S. 153/D -Ill.
Kartamihadja, E. S. 1990. Some notes on Umnological aspeci and fisheries of
The Saguling, Cirat and Jatiluhur Reservoirs, in West Java, Indonesia.
Paper disampaikan pada training course on inland aguatik ecosystems
water gualny monnoring and resources management BIOTROP, Bogar.
Tidak dipublikasikan. 8 hal.
Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper and Row. New York. 694p.
Krismono, A. Samna, A. Rukyani. 1996. 1600 Ton lkan Mati di Waduk Jatiluhur.
Warta Penelnian Perikanan Indonesia. Volume 1 Nomor 1, 1996. Pusat
PeneiUian dan Pengembangan Perikanan, Jakarta.
Legendre, L. and P. Legendre. 1983. Numerical Ecology. Elsevier Scientific
Publication Amesterdam. 419p.

51

Lehmusluoto, P. and B. Machbub. 1995. Nationallnvevtory of the Major Lakes


and Reservoir in Indonesia. Expedition lndo-danau Technical Report.
Printed and Bound by Painatuskeskus Oy, Helsinki. 71p.
Mizuno, T. 1979. lllu-ns of the Freshwater Plankton of Japan. Hoikusha
Publishing Co., Ltd. Japan. 353p.
Musa, M. 1992. Komposisi Biomass dan Produktivitas Fttoplankton Serle
Hubungannya Terhadap Fisika-Kimia Perairan di Waduk Selorejo,
Malang, Jawa Timur. Tesis Pascasa~ana IPB. 91 hal.
Natasaputra, S. 2000. Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau dan Waduk.
Prosiding Semiloka. Universnes Padjadjaran, Bandung.
NTAC,

1968. Water Qualny Criteria.


Administration. Washington, D.C.

Federal

Water Pollution

Control

Nyabakken, J.W. 1982. Marine Biology an Ecological Approach. Harper and


Rows Publisher. New York.
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. W.B. Sounders Company.
Philadelphia. 574p.
OECD. 1982. Eutrohications of Waters. Monnoring, Assesment and Control,
OECD, Paris. 154p.
Parma, S. 1980. The History of Eutrophication Concept and the Eutrophication in
the Netheriands. Hydrobiol. Bull., Amsterdam. 14 : 5- 21.
Parsons, T., R. M. Takeshi and B. Hargrave. 1977. Biological Oceanographic
Processes. 2"' Pergamon. New York. 129 p.
Payne, A.l. 1986. The Ecology of Tropical Lakes and Rivers. John Wiley and
Sons Ltd., New York. 299p.
Phillips, M. J. M. C. M. Beveridge dan L. G. Ross. 1985. The environmental
impact of salmonid cage cutture on inland fisheries: present status and
future trends. J. Fish Bioi. 7 (Suplement A) hal. 123-137.
Prescott, G.W., 1970. How to Know the Freswwater Algae. W.Mc. Brown
Company. Publication Dubugue, Iowa. 384p.
Reid, G.K. 1961. Ecology of Inland Waters and Estuaries. Reinhold Book
Corporation. New York. 375p.
Reynolds. C. S. 1990. The Ecology of Fresh water Fttoplankton Cambridge
University Press, London.
Reynolds. C. S. 1984. The Ecology of Fresh water Fitoplankton Cambridge
Universtty Press, London.
Ray, P dan N.G.S Rao. 1969. Denstty of Freshwater Diatom in Relation to Some
Physicochemical Condttion of Water. Blachistar Inc. p: 35- 65.

52

Ruttner, F. 1965. Fundamentals of Limnology. University of Colorado Press


Press. Canada. 375 p.
Ryding, S. 0. dan W. Rast. 1969. The control of eutrophication of lakes and
reservoirs. UNESCO, Paris, The parthenon Publ. Group Ltd., Cornforth
dan The Parthenon Publ Group Inc, New Jersey. 314 hal.
Saeni, M.S. dan L.K. Darusman. 1989. Kimia Lingkungan. Pusal Antar
UniversHas llmu Hayat, IPB. Bogar. 62 hal.
Sandgren, C. D. 1988. Growl and Reproductive of Fresh Water Phytoplankton.
Cabridge University Press. Cambridge. 422 p.
Saputra, Hendra. 1988. Membuat dan Membudidayakan lkan dalam Keramba
Jaring Apung. CV. Simplex. Jakarta.
Shiel, R. J., K. F. Watter and W. D. William. 1982. Plankton of the River Muray.
South Australia. Australian. J. Mar. Fresh Water Res 33. 301-327.
SmHh, G. M. 1950. Fresh Water Algae of the USA. Second EdHion. Me Graw
Book Company New York. 719 p.
Steel, Robert G.D., dan J.H. Terrie. 1993. Prinsip dan Prosadur Statistika. Suatu
pendekatan Biomellik. Dite~emahkan oleh lr. Bambang Sumantri. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 748 hal.
Wardoyo, S.T.H. 1981. Krileria Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan
Perikanan. Makalah Training AMDAL. PPLH-UNDP-PUSDI-PSL, IPB.
Bogar.
Wetzel, R. G. 1983. Limnology. Sounders College Publishing Philadelphia.
Wetzel, R. G., 1975. Limnology. 2"" ad. W. B. Sanders Collage Company,
Philladelphia. London. 743 p.

53

LAMP IRAN

ST 3

!if}"

KJA

ST 1

Outlet

Inlet

Gambar10. Lokasi Sampling Situ Tegal Abidin Kecamatan Bojong Mangun Kabupaten Bekasi

Gam bar 11. Peta Kabupaten Bekasi dan Lokasi Penelitian

KABIJPA.TEN EIEKASI
PETAP~

==____
...____ _
---__
-----------------=---- ----

1'--

--~

........,

--~
m
_ .......
_ _q,u:
_ ,..,.

-{MO)

......--_______ .......

Lokasi Penelitian

lho'l-

.._,, .._
----~
-----L.t(~

---70tl!l

:.::: t::: ~~

-----.-. ---

---IN~

======~
---~
.... ~~

----
g

&:::FJ!-

====-~

--

---

--~-

Lamplran 1. Ujl nonnalltas klorofil, nltrlt, nllrat dan ortofosfat

Uji Nonnalltas
Tests of Normality

mcv

l<il
Mnvol

Nilrit
Nilra1
Ortofosfat

Statistic
.364
.199
.192
.132

Slo.

df

54
54
54
54

.000
.000
.000
.021

a. Ulliefors Signiflcanca Correction

56

Lampiran 2. Uji friedman klorofll, nitrlt, nltrat dan ortofosfat

Pengaruh Stasiun
Friedman Test Klorofil
TeotStatlotlc:S'

Ranks
Klorofil dl Inlet
Klorofil di dekat keramba

Klorotil di outlet

Mean Rank
1.22
2.33
2.44

N
Chi-Square

18
16.444

df

Asymp. Sig.

.000

a. Friedman Test

Friedman Test Nitrit


TeotStatlotlc:S'

Ranks

N
Chi-Square

Mean Rank
2.11

Nitrit di Inlet
Nitrtt di dekat
keramba
N!trit di Outlet

18
3.111

df

1.67

Asymp. Sig.

.211

a. Friedman Test

2.22

Friedman Test Nitrat


Test Statietfd

Ranks
Nitrat di Inlet
Nitrat di dekat keramba
Nitrat di Outlet

Mean Rank
1.94
1.94
2.11

18

Chi-Square

.333

df

2
.846

Asymp. Sig.
a. Friedman Test

Friedman Test Ortofosfat


Test Statlatfd

Ranks
fat di Inlet
Ortofosfat di dekal
keramba
Ortofosfat di Outlet

Mean Rank
2.22
1.67
2.11

N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.

18
3.200
2

.202

a. Friedman Test

57

Lamplran 3. Ujl friedman klorofll, nltrlt, nllrat dan or!Dfosfat berdasarkan


pangaruh kadalaman

Pengaruh Kadalaman

Friedman Test Klorofll di Inlet


TestSta-

Ranks
Permukaan
Sechi
Dasar

Mean Rank
2.50
2.00
1.50

N
Chi-Square
df

Asymp. Sig.

6
3.000
2
.223

a. Friedman Test

Friedman Test Klorofll di Dekat Keramba


Test StatisticS'

Ranks
Permukaan
Sechi
Casar

Mean Rank
2.33
2.33
1.33

N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.

6
4.000

2
.135

a. Friedman Test

Friedman Test Klorofil di Outlet


Test Statistics'

Ranks
Permukaan
Sechi

Casar

Mean Rank
2.00
2.33
1.67

Chi-Square
df
Asymp. Sig.

6
1.333
2
.513

a. Friedman Test

Friedman Test Klorofil


Test StatisticS'

Ranks
Permukaan
Sechi

Casar

Mean Rank
2.28

2.22
1.50

N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.

18
6.778
2
.034

a. Friedman Test

58

Friedman Test Nltrit dllnlet

Pennukaan
Sechi
Dasar

Mean Rank
1.50
1.92
2.58

N
Chi-Square
dl
Asymp. Sig.

6
3.909
2
.142

a. Friedman Test

Friedman Test Nltrit dl Dekat Keramba

Ranll
Pennukaan
Sechi

Casar

Mean Rank
1.67
2.33
2.00

N
Chi-Square
dl
Asvmp. Sig.

6
1.333

2
.513

a. Friedman Test

Friedman Test Nltrit dl Outlet


Test StatisticS'

Ranll
Pennukaan
Sechi
Casar

Mean Rank
1.75
2.56
1.67

N
Chi-Square
dl
Asymp. Sig.

6
3.217
2
.200

a. Friedman Test

Friedman Test Nltrit


Test StatisticS"

Ranll
Permukaan
Sechi
Dasar

Mean Rank
1.64
2.28
2.08

N
Chi-Square
dl
Asymp. Sig.

18
4.029
2
.133

a. Friedman Test

Friedman Test Nltrat dllnlet

Ranll
Mean Rank
Permukaan
Sechi
Dasar

1.67
2.00
2.33

N
Chi-Square
dl
Asymp. Sig.

6
1.333
2
.513

a. Friedman Test

59

Friedman Test Nltrat dl Dekat Keramba

TestRanks
Mean Rank
Pennul<aan
Sechi
Dasar

1.50
1.50
3.00

N
Chj..Square

6
9.000

df
Asymp. Sig.

.011

a. Friedman Test

Friedman Test Nltrat dl OuUet

TestSiaRanks
Permukaan
Sechi
Dasar

Mean Rank
1.50
1.67
2.83

N
Chi-Square
df
lA

. Sig.

6
6.333
2
.042

a. Friedman Test

Friedman Test Nltrat

Ranks
Permukaan
Sechi
Dasar

Mean Rank
1.56
1.72
2.72

N
Chi~Square

18
14.333

df
Asymp. Sig.

.001

a. Friedman Test

Friedman Test Ortofosfat dllnlet


Test StatisticS'

Ranks
Permukaan
Sechi
Dasar

Mean Rank
2.67
1.83
1.50

Chi-Square
df
Asymp. Slg.

6
4.333

2
.115

a. Friedman Test

Friedman Test Ortofosfat dl Dekat Keramba


Test Statistk:8'
Ranks

Permukaan
Sechi
Dasar

Mean Rank
1.67
1.67
2.67

Chi-Square
df

4.000
2

Asymp. Sig.

.135

a. Friedman Test

60

Friedman Test Ortofosfat dl Outlet


Ranks
ean Rank
1.50
2.00
2.50

Perfuukaan
Sechi
Dasar

N
Chi-Square
elf

6
3.000

Asvmo. Sig.

.223

a. Fliedman Test

Friadman Test Ortofosfat

TestStatlalld
Ranl<s
Permukaan
Sechi
Casar

Mean Rank
1.94
1.83
2.22

N
Chi-$quare
elf
Asvmo. Sig.

18
1.444

2
.486

a. Friedman Test

61

Lamplran 4. Ujl friedman klorofll, nltrlt, nltrat dan ortofosfat berdasarkan


intarval waldu selama panalitlan

Pengaruh lntarval Waldu Penelitian


Friedman Teat

Ranko
Mean Rank
Klorofil stasiun 1
bulan April
Klorofll stasiun 1
bulan Mei
Klorofil stasiun 1
bulan Juni
Klorofil stasiun 1
bulan Juli
Klorofil stasiun 1
bulan Agustus

Klorofil stasiun 1
bulan September

5.33
3.17
3.83
5.67
1.17

Test StatisticS'

N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.

1.83

3
14.417

5
.013

a. Friedman Test

Friedman Test

Ranks
Mean Rank
Klorofil stasiun 2
bulan April

Klorofil stasiun 2
bulan Mei
Klorofil stasiun 2

bulan Juni
Klorofil stasiun 2
bulan Juli

Klorofil stasiun 2

bulan Agustus
Klorofil stasiun 2
bulan September

5.33
2.67
2.00
5.67

Test StatisticS"
N
Chi~Square

3.17

df

Asymp. Sig.
2.17

3
11.373
5
.044

a. Friedman Test

62

Friedman Test

--

Ranks
Mean Rank

KlorofH stasiun 3

5.00

bulan April

Kloro1U stasiun 3

3.83

bulan Mei
l<lorofU stasiun 3
butanJuni
Klorofil stasiun 3
bulanJufi
Klorofil stasiun 3
bulan Agustus
Klorofll stasiun 3
bulan September

2.17

Test StatisticS'
3

6.00

Chi-Square

2.50

13.447

df

Asymp. Sia.

1.50

.020

a. Friedman Test

Friedman Test

Ranks
M~~~ Rank
Klorofil bulan April

5.22
3.22
2.67
5.78
2.28
1.83

Klorofil bulan Mel

Klorofil bulan Juni


Klorofil bulan Juli
Klorofil bulan Agustus
K\orofil bulan September

Test StatisticS"
N

Chi~Square

df
Asymp. Sig.

34.708
5
.000

a. Friedman Test

Friedman Test
Ranks

Mean Rank
Nitrit stasiun 1
bulan April

1.67

Nitrit stasiun
1bulan Mei

5.17

Nitrit stasiun
1bulan Juni

5.50

Nitrit stasiun 1

bulan Juli
Nitrit stasiun 1
bulan Agustus

Nitrit stasiun 1

bulan September

3.00

Test StatisticS~
N
Chi~Square

4.33

3
13.654

df

Asymp. Sig.

1.33

.018

a. Friedman Test

63

Friedman Test
Rankll

'

Mean Rank
Nitrlt stastun 2

1.50

btJian April
Ni!Jit stasiun 2
bulan Mei
Nitrlt stasiun 2
bulan Juni
Nitrit stasiun 2
bulan Juli

5.00
4.67
2.33

Nitrit stasiun 2

5.33

bulan Agustus
Nitrit stasiun 2
bulan September

TestStat1811Cll'

N
Chf..Square
df
Asymp, Sig,

2.17

3
12.451
5
.029

a. Friedman Test

Friedman Test
Ranks

Mean Rank
Nitrit stasiun 3

2.67

bulan April
Nitrit stasiun 3

4.67

bulan Mei
Nitrit stasiun 3

5.00

bulan Juni

Nitrit stasiun 3
bulan Juli
Nitrit stasiun 3
bulan Agustus
Nitrit stasiun 3
bulan September

1.67

Test Statistical'
N
Chi~Square

5.33

df
Asymp. Sig.

1.67

3
12.573
5
.028

a. Friedman Test

Friedman Test
Ranks

Nitrit bulan April


Nitrit bulan Mei
Nitrit bulan Juni
Nitrlt bulan Juli
Nitrit bulan Agustus
Nitrit bulan Seotember

Mean Rank
1.94
4.94
5.06
2.33
5.00
1.72

Test StatisticS'
N
Chi--Square

9
35.906
df
5
Asymp. Sig.
.000
a. Friedman Test

64

Friedman Test

Ranks
Mean Rank
Nitrat stasrun 1 bWan
April
Nitrat stasiun 1 bulan Mei
Nitrat stasiun 1 bulan

1.33
4.33

Juni

3.33

Nitrat stasiun 1 bulan Juli


Nitrat stasiun 1 bulan

1.67

Agustus
Nitrat stasiun 1 bulan

September

TestN
Chi-Square

5.50

3
12.596
5
.027

df
Asymp. Sig.

4.83

a. Friedman Test

Friedman Test

Ranks
Mean Rank
Nitrat stasiun 2 bulan
Aprtl
Nitrat stasiun 2 bulan Mei
Nitrat stasiun 2 bulan
Juni
Nitrat stasiun 2 bulan Juli
Nitrat stasiun 2 bulan
Agustus
Nitrat stasiun 2 bulan

September

1.00
3.17

Test StatisticS'

3.83
N

2.00

3
14.612
5
.012

Chi-Square

5.50

df
Asymp. Sig.

5.50

a. Friedman Test

Friedman Test

Ranks
Mean Rank
Nitrat stasiun 3 bulan
April
Nitrat stasiun 3 bulan Mei

Nitrat stasiun 3 bulan


Juni
Nitrat staSiun 3 bulan Juli
Nitrat stasiun 3 bulan

Agustus
Nitrat stasiun 3 bulan
September

1.67
5.50

Test StatisticS'

5.50
1.33
3.50
3.50

Chi.Square
df
Asymo. Sig.

3
14.029
5
.015

a, Friedman Test

65

Friedman Test

Ranks
Nitrat bulan April
Nitrat bulan Mel
Nltrat bulan Juni
Nitrat bulan Juli
Nitrat bulan Agustus
Nltrat bulan September

Mean Rank
1.33
4.33
4.22
1.67
4.63
4.61

Test Statlstlcti'
N

Chi-Square

9
32.097

df

Asymp. Slg.

.000

a. Friedman Test

Friedman Test
Ranks

Mean Rank
Ortofosfat stasiun 1
bulan April
Ortofosfat stasiun 1

bulan Mel
Ortofosfat stasiun 1

bulan Juni
Ortofosfat stasiun 1
bulan Juli
Ortofosfat stasiun 1

bulan Agustus
Ortofosfat stasiun 1

bulan September

1.00
5.00
5.00
2.00

Test StatisticS'
N

Chi-Square
4.00

df

Asymp. Sig.

4.00

11.571
5
.041

a. Friedman Test

Friedman Test

Ranks

1OrtofoSfat stasiun 2
bulan April

Ortofosfat stasiun 2
bulan Mei
Ortofosfat stasiun 2
bulan Juni
Ortofosfat stasiun 2
bulan Juli

Ortofosfat staslun 2
bulan Agustus
Ortofosfat stasiun 2
bulan September

Mean Rank
1.33
4.00
3.00
1.67

Test Statlstlc:::s1
N

Chi-Square

5.33

14.238

df

Asvmp. Sio.
5.67

5
.014

a. Friedman Test

66

Friedman Test

Ranks

...

Mean Rank
ortofosfat stasiun 3
bulan April
Ortofosfat stasiun 3
bulanMei
Ortofosfat stasiun 3
bulanJuni
Ortofosfat stasiun 3
bulan Juli
Ortofosfat stasiun 3
bulan Agustus
Ortofosfat stasiun 3
bulan September

2.00
4.00
4.33

1.00
4.67
5.00

Test StatisticS'
N
Chi-Square
elf
Asymp. Sig.

3
11.190

5
.048

a. Friedman Test

Friedman Test
Ranks

Ortofostat bulan April


Ortofosfat bulan Mei
Ortofosfat bulan Juni
Ortofosfat bulan Juli
Ortofosfat bulan Agustus
Ortotostat bulan
September

Mean Rank
1.44
4.33
4.11
1.56
4.67

4.89

Test StatisticS'
N
Chi-Square
elf
Asymp. Sig.

31.794
5
.000
a. Friedman Test

67

Lamplran 5. Analisis regresl stasiun 1-3; Klorofil versus Nitrogen; Nitrat;


Ortofosfat

Regression Analysis: Klorofil versus Nitrogen; Nitrat; Ortofosfat


STASIUN I
The regression equation is
Klorofil = 111 + 17,2 Nitrogen - 67,1 Nitrat - 81,0 Ortofosfat
Predictor
Constant
Nitrogen

Coef

SE Coef

110,67
17,15

10,16

T
10,90

Nitrat
orthofos

-67,06
-81,01

69,48
11,48
79, 82

0,25
-5,84
-1,01

s "" 18,19

R-Sq

86,0%

R-Sq(adj)

0,000
0,809

0,000
0,327

83,0%

Analysis of Variance
Source

Regression
Residual Error
Total

Source

DF

ss

28436,8
4633,6
33070,4

14
17

OF

Seq SS

1
1
1

20220,5
340,9

Nitrogen
Nitrat

Orthofos

0,000

7875,5

Unusual Observations
Obs
Nitrogen
Klorofil
14
2, 83R

F
28,64

MS
9478,9
331,0

o, 250

Fit
-18,Tl

19,64

SE Fit

Residual

12,09

38,41

St Resid

R denotes an observation with a large standardized residual

Regression Analysis: Klorofil versus Nitrogen; Nitrat; Ortofosfat


STASIUN II
The regression equation is
Klorofi1 = 145
251 Nitrogen - 64, 4 Nitrat - 29 Ortofosfat
Predictor
Constant
Nitrogen
Nitrat
Orthofos

Coef
144,63
-250,66
-64,43
-28,7

23,97

R-Sq

SE Coef
14,15
85,99
22,78
303,6
80,2%

10,22
-2,91
-2,83
-0,09

0,000
0, 011
0, 013
0, 926

R-Sq(adj)

. 76,0%

Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
Nitrogen
Nitrat

DF

ss

MS

32603
8047
40651

10868

18,91

0,000

14
17

OF

Seq SS

17835
14763

575

68

Orthofos

Unusual Observations
Obs
Nitrogen
Klorofil
2
0,197
28,76
2,24R

Fit
73,92

SE Fit
12,99

Residual
-45,16

st Resid

R denotes an observation with a large standardized residual

Regression Analysis: Klorofll versus Nitrogen; Nltrat; Ortofosfat


STASIUN Ill
The regression equation is
Klorofil = 165 - 129 Nitrogen - 30,8 Nitrat - 679 Ortofosfat
Predictor
Constant
Nitrogen
Nitrat
Orthofos

Coef
165,36
-129,44
-30,84
-679,0

27,25

R-Sq

SE Coef

14,88

11,11
-1,39
-1,11
-2,74

0,000
0,185
o, 284
0,016

92,94
27,68
247,5
80,5%

R-Sq(adj)

76,3%

Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
Nitrogen
Nitrat
Orthofos

OF
1
1
1

OF

ss

MS

3
14
17

42832
10399
53230

14277
743

19,22

0,000

Seq ss
20229
17013
5590

Unusual Observations
Obs
Nitrogen
Klorofil
4
0,043
188,83
2,68R
27,78
6
0,064
2,24R

Fit
128,51

84,78

Fit
15,43

Residual
60,32

9,63

-57,00

SE

St Resid

R denotes an observation with a large standardized residual

69

Lampiran 6. Jenis-jenls fitoplankton yang diperoleh di Situ Tegal Abidin selama penelitlan

70

71

---~E~--r---

---

--~

--

,,,
~~

61--6225 h,981l4iiliii6 -<i.Oi9iiii6aii r:o.o19405o78


0,000100643
_______

.a,736328721
___
___

-.-1 6225 ~-o.0049i992

~,--

1 6225

,_,

""'

__6225 0,001124498
__
,,

,,_,,

. rsm ro.004trstor
-, "6225 - 6:001606426
-4

'6225' ' 0,00064257

2,41'996E.05
1,03224.(17
4,36122E-06

..

1,61288E-05
2,5806E.OO
-2,5806E-08
-,
-{),007635812 - 1,2645ECOO

07

-6,790418'572

f----~.~~~

~,;,~1 ~=:
K'

. . . ----- I

1,13462966&

-~

2.58116E~O

;-.-5,302341517 h.0,026405235
"""'6225 ---0,000321285 - .S,043181'541 ..o,oo2584155
13 -6225 . . T0020.88353 """"~.171379364 .IJ,012888021
'11 "" 6225 0,0001606
J3632ii721 .0,001403426
--'6225
'
.5;5'17452896 "-0,022158445 ...
25
1 6225 O,oo0t60643 ~36328121 ..0,001403426
01 ..-6225 O,OOOtaiie'---43 .. -8,736328721 -0,001403426
"

.--

0,96118731

.0,001403426

, __

__

"

--

--------

----~-

___

-~-

,,

. 1,7 4449E.{i5

--

2,5806E..Q6

--

4,12ti97E-07
E

0,9612545ilt

,_

--

lo.os24ii24

72

73

__

,,,

. ,_ ..........,_.

T
jumlah

______

--~

----

---

,_~

-- - -

---

...., _ ,..........,_,,,

,---r-l

,,~,_

(bulan April)

--- -

--~--~--~--

--~----r-=t=
--- ..
. -

~-

~---

r-
.

~~-f----

----.-a -50 -500 1818

_,_ .

~--

--,,.

-r--o-,~-,70

0,00550055 -5,202907182 0.028618851 3,02561 E-05 2,397895273


-""So
1050
-4,460969837 ..0,051529355 0,000133429
1818
0,011551155
221
~500
11818'
""'1'0 50
0,00550055 -5,202907182 ..0,028618851 3,02561E-<i5
-
- 2 50
100 18,18 "Q;(X)11001 "1 ':S:-1312345094 .0,007494329 1,21024E.(l6

~c-<\Oi0010451-4,561053296

c-

3 ""'"1'9' """"50 ... -950


-~- -----
1 -56
50 1818 0,000550055
,_,_
--
- ___ - ......0,001650165
3
150 1818

r--oo

- 11"14- --- -
519
105

,,_,

,,

--

...

__

..0,047667/74 0,000109224
-7,505492275 .0,004128434 . 3,02561E..07
---6,406879986 ..Q,01C672409 ~ 72304E-05
-

-,.t oo- 7oo


-

--------

---~

o:oonoon :..-:-866434945 H'-o,037475';5J7 Ds,soo1sE-05 E

2
TsTh
. 16Th - -- -- 9o9iJO --- -------
--- ---- -- - - - - .
-

--

-----=
------

--

___,_

--- --- -----

50 --55-7001818 0,61276t2"76 .a,489f79854r:o.3oo118129 0,375476382


--------.-=
.
50 25950 1818 0,285478548 -1,253568392 .(),357872594 0,081498001
50
5250 1818 0,05
2,851531925 .(), 164692438 0,00333573

- -- - - -

-----~

--~--

-. 1---1,03818846 0,46087681& 0,43320&435

74

3,75457&07

~48490665

0,000571069

7.-.os
6,3>1522E-05
3,0412E-05
0,000273700
3,0412E-05
9,61169E..Q5

----

3,75451E<J7
0,275110634
0,142007066
0,000337911
1,50183&06

E
1,136083314 0,418596513 0,457193558

75

--

. ::r::-c-+--

----~-

n Ill (bula~-~~

l_

f'

Jumlah

-- ---f--- -
- I
-

- - - - - - - -

-- f---

-~---

2 53,33 106,66 991 0,002018163 -6~ <!,01:2523649 4,07298E-06 2,397895273


21 53,33 1119,93 . 991
. _____ o.0211ooifs -3,854192097 .(),081673092 0,00044!l046
.
-"1'
5
9,99
I
3
-
53,33'
1
991 0,003027245
-5,800102246 <!,017558332 9,16421E-06
"-

-~--

r-- --

,~l)

"'

53,33r----g3,33 991
""r---53.H.33 991
991
~33 853:28 -=
53,33' 53,33 991

r- -- --a

--- - - -

r-~

""""'

0,001oo0082 .,898714534
0,001000082 <3,898714534
0,016145300 '4,126125812
0,0010000132 ~;898714534

---'---

-il,006961367
.(),006961?1)7
'.o,066617571
<>.006961367

1,01825E..Q6
1,0182SE-06
0,000260671
1,01825E-06

~-33 53,33 1759,a9~991o.033299697

-3,402206973 .(),113292462 0,00110887


59 a28 -53,33 44157,24 991 0,835519677 <!,17970138 .(), 150144039 0,698093131
. <!,203163504 0,006516774
1r80 53,33 -
4266,4 ""'
991 -
0,080726539 2,5166879

- -- "--- --- - "- -- --+---


-- ---r--__j
----.=
5 53,33 266,65 991 0,005045409 -5,289276622

''"
- -991
52850,03
-- - ---r--:
__ --

....

L_ - __

L____"--

,._,,,_,,_,

f---

---

--

--

:0,026686562 2,54561E-06
H'
0
E
0,692543511 0,70647024 0,288813077

76

c_::---- ~1

-------------- - - - -

~~~~ter

Jenis Organisme

77

78

Staslun 1(bulan Mel)

7876
7876

o,97359ooss

..0,026764336
O,oo6126968 ---8,97157544

..0,026057507
..0,001139103

1--'---1--'--+-'----

0,947878764
1,61209E..o8

-==~--

--

79

........ ,

. --=== .-]===-

___

-~"""'

,82
,0031
.@4

,0002

,r:ii27

""8323'

_, ... .

........ 1-n=o= -=
0,983779887
______ -:0:0163'53o99 _.0,01608785 0,9678228<;6 r-'.7080502
~

-~-

_,,,

------

- - - f . -1,38728E-OO
, , "a323 0.003724619 '-5,592700841 --0,020631012
-8323 o":t:i00480soo -7,6404a3685 .o.003671985u-31l972E:;;? - - 8323 0.605240200C:a.'ful30885 -0,002002555 5,77431E..OS

---."'"

--5,73094118 -0,018591303 1]5237E.OO


8323
.
~Jij f-----8323
,0003
0,000360447 -7,928165757 -0,002857683
1,29922E-07
o,o00240298 -8,333630865 :0,002002555 5,77431E-08
0,000240298 -8,3
.
. 5,77431E..()8
.-.
- - - ........... . .. f-----

~~~

:=~~

:::1:~ ~:= ~::;s ;:=~~~~:

,0021 8323 0,002523129 -5,982255608 -0,015094001


,0024 .8323 O,oo:2883576 :5,848724215 :{1~016865239
-- . . ., ' " .
,0003
8323 -;;NV
0,000360447
-7,928165757 .0,002857683
.0002 8323 o.00024I33363ii005_J_.o.oo2002555
.... ~

---

;~_;f.:J

6,36618E..Q6

-8,31501E.OO

E ~6715076

1.29922E.07
s,77431E.oa

----'-----

.0001so'Eii.iJi20149l-s.02677804s":o,oo1084558

----

1,44358E:OO

__

~----

0,967864485 E

0.043~

80

staaiun I (bulan M&i)


Dasarmeter

Ulangan I

Ulangao tl

81

c-----

-~--~

---~

c---

"""'~"

. --

,---~

---

"-~-

74376,02 10382
...

0,981988056

-- f-'-

---

~~~

.:0,018176133 -0,017848746

o.~

---=

2,83321334

-----
125,0033 10382 io;-00:3178578 '"-s,75132f255 -0,018281025 1,01034E:OS
-0,002354811 8,3<988E-08
75,0003 10382
---
37'5:5003 16382
-0,002354811 8,34988E-08
:------~
~0004 10382 o,ocii:i85282 -=7.8515344&; -0,003028009 T4&142E-07
125,C009 10082 0,000866885 -7,050004239 ..(),{Xj)112003 " 7,5149E-07
. 1,48442E-07
500,0004 10382 0,000385282 -7,861534455
125,0001 10382 9,632&E-iii ::24782iis16 -0,000600756 is:27765E-09
-,o,;
125,o001 10382 9,632'00.:()5 -9,247828816 ll:OOOS00756 9,2n65E-09
----@~0032 10382 0,003062258 -5."782092914 ll:01782ilili 9,50031&00
125;boo1 10382 9:63206E:OS -9,247828816 --;;;--
-0,()())800756 9~7765E-09
875,0007 1o3a2 fo:Ooos74244 -7,301918667 -0,004~ 4,54005E-07

.~:=1~:~=~=:

.:;c~

~-

:.~~j::;~ob~~~}=~
i5o,oooopo382
- _,,'

o,ooo5779~-7,456009347

'-

1--'

"' -0,02272443 . 1.71544E..Q5


-0,019641221 1.20238E-08
-0,004309il36 3,33995E-07

~-

---~

~----""'_'_"""'"

-1-25,60011o382ls.63200E:OO

~-

-9,247828816 -0,000800756 9,2n65E-09


-0,002354811 s.34988E-OS
3i[o003
To:l82Etioo2ii8962 -:a;149216528
----+------
.....
H'
D
E
1,007549822 0,964351449 o,ooi664fe

9ilis2,3i~=

:::---=: ___ --

82

~-----

----~-------

~-

--~

---------~-

Stasiun II (bulan Mel)

--1--""-

"t-----

__

-- - - -

---

..0,019669694 0,960257888 2,9#13898

--

155962 .5;483200546 :0,022786107


- _17~ -~;64o200967 -{),001528023
tE-05~-9,333354148 -0,000825303
51E-05 -9,333354148 -0,000825303
- ..
265275
.a.234741859 ..0,002184475
- .
1 7,541594679 -0,0040012
tE-:{}5 -9,333354148 -0,000825303
'iss5i>:l -6,337621874 ..(),011208103
2126 -7,723916235 ..(),003414942
tE:ffi -9,333354148 -0,000825303

'1,72722E:OS
3,1276E-OO
7,81901 E-09
7,81901E-09
7,03711E..Q8

""f49527 - ::s.76840479 <J.oon80484


-""
--

{32141E..()6

---.""'

---,""

~81484E-07

7,81901E.Q9
3, 1276E..()6

1,95475E.07
7,81901E-09

-----

---

--

----'
---

---

...
--

---

---

"" 17685 :a.s4o20096r .Q,001528023 --3,1276E-00


_,.
701 -7,947059787 -0,00281088 1,25104E-07
---18976 "~7.387443999 -0;004572651 3,83131E-07
1---'55 ~.800993623 -:Q,017458465 9,03877E-06
-
70784, ~190219421 .0,028913593 3, 10336E-06
---9,461E.Q7
9727? .$,935458875
-{),0067459159
.

--,,.,

,_,

__

' 530551
-

-7,541594679

--

-0,0040012 2,81484E.()7
H'
D
E---

__

-"i"t,142106992 o;960322059 0,04826284


----,
-~~---

83

-----~

~--

--

"'"""'"

- - --

-T25;ooot 72!iii o,o001377'6 "-8,889997357


"125,"o001 7259

.0,001224686 1,89778E.(l8 2,9#<l898

0,00013776 -8,889997357 .{),001224686 1,89778E.(l8

""25o,0002 7259 0,00027552 -8,196850177 .(),002258397 7,59113E.(l8


91500!1_3 72 o,9825044n .{),017650378 -0,017341576 0,965310048

-"-'

""""'-"'"""'

2625,0021 7259 0,00289296 -5,84547492 .(),016910728


""'1'25,0001 n59 0,00013776 -8,88009735"7 f:o:oo1224686
"125,0001 7259 0,00013776 -8,889997357 .(),001224686
1375,0011 7259 ~1536 -8,492102084 .(),000837873
250,00021 7259 0,00027552 -8, 196aso177 .(),002258397
1750,00141 7259 0,00192864 -8~ .(),
750,0006 7259 0,00082656 -7,098237888 .(),00586712
__
---
1375,0011 7259 0,00151536 -8,492102084 .(),009637873
--- ---

_,_,,.,_,

__ ___

_,,,_

,_,

8,36922E.(l8
1,89778E.()8
""

"

1,89778E.OO

---

~29632E.(l8

7,59113E.(l8
3,71965E.(l8
6,8320.2E.()7
2,29632E.(l8

---

---~~

-f2s~OOCh

"'t259l '-0~0051'3776

:S)l69997357 .(),001224686 1,89778E.(l8

--125,6001 7'259 0,00013776 -8,889997357 .0,001224686 1,89778E.(l8


25oo-;oo2 7259 0,0027552 -5,894~ -0,016239882 7,59113E..OO
3250,0026 n59 0,003581761 -5,631900819 --0,02017212

---'1\,
250,0002 "'7259
3nUi003

-nss

375,0003 7259

_, .... ,

"

'07375;726

-----~

--

1$29E-<l5
O,oOOii552 -~~196aso177 -0,002258397 7,59113E..Q8
-6~0oo41'328 7,791385os9 .(),003220024
1'7()!E.()7
"o,ci004t32s 7,791385009 .(),003220024 1,7()!E.()7
-If
E
0
--1,128821343 0,985353:11& 0,84375242

,,

_________

-- - -

84

u mete< .

Jenls

.....

I
I Ulangoo II
I Ulangoo ui
I 'I . '1 . 'I .1 'I '1 ... 'I . '1.

10

..
.

. '

--,-,~---~~~+-~-4~~-r~-1

<1-<+-

--

- -

'I ,

''"''

. '"'"

- i

''''

"i<

~ ""~
..

'

1.

6 ....

'dup>
110.'

I".

;j~oi-

I'"'

11

. j12438J

'""'""
8

I""
I'"'

'' 27

9 .

"

. II

'14,

amno...

''"'"'

"

r
I -i.

.. ..

.~;:oo,,

............ 1'."38 . .
. . . . .J'.''38 . .

,, "~i

,., .

'c.~:~

,
-3(
'i

--,t-+. ''
. ..

1-~-------t-+-

,,

. 2
ol-:+-i+=

....... o

3. (

. '.

. .'

""' ""'"! :..

'

.. I .

. .... .

.,

112438

17.

..

'"""'"'""''

_:..~j 1"~"'!'". >A~l.: : .: : t ==t==::i"~~~~~~~~~~


i1<<j,

85

---

-=---- =--~~ -~=r=

__
25. 7351 0,985852265 .b,01424876a --0,01404718 "0,971904688

--

,_~

--"'""~-

"""'

2,63905733

'17351

0';502856754 -5,8500692 -0,016735064 8, 16104E-06


2 7351 0,000272072 '<~,209444457 -(),002233559 7,40231E.Q8
1 '7351' "0:000136036 -8,902591637 -0,001211072 1,85058E..Q8
'1-"'7351 0,00>1'36036 -~.902591637 -0,001211072 1,85058E-OB
= 7351
"" ---
0,003400898 -
-5,683715813 -0,019329737 1,15661 E.(X)
;;,c;~ --~- fo,
2 7351 0,00027'XJ72 -8,209444457 -0,002233559 7,40231E.{)8

-1 735f o,ocXi1'36W3 -s.~~r.5.oo'12t1072

1,85058E.OO

--

1 735'1 <t"o00136036 -8,902591637 .(),001211072 1,8505BE-(J8


-ns1 o,ooo544iC:f.s16297m -(),004009945 2,96092E-(J7
. . . 11--735'1' o,Ooo136036 -8.002591637 -0,001211072 1,85058E-(J8

j--~--

7351 ~360359 -6,600000544 .(),008978379 1,80058E-06


003. "'7351 0,004081"077 5,50139.256 -0,022451616 1,66552E..Q5
1 351 0,0ij:j680Ts ~153725 -(J,004S60654 . 4,62644E-(J7
.
W
D
E
735 ::j__ , ---1,101115054 0,971943921 0,0~

86

i~=~-=
__
.

7365
--- . 0,973251867
,,__.,,,

,,

~--- r------

-------~--

--~--

--- ------

o:s;:'a;
_____ ii1S5
.IJ~_0271123741.(),~~~~ ,-.'-

7365 0,003937542 -5,537198499


7365
0.000407332
-7,80588204
------'

.0,021802954 '1,5!~)i,.~E:OS
..Q,OOJ~ 1,6!)!}1!: lf.:07

---,.,

7365 O,O<Xl678887 -7,295056416 -0,004952516 4,600lfrlf.07


-7365 o,Ooot~5i77 ~.904494329 .o,oo1i002s 1,M~i!!l:..oo
i365 o-:--0017651os -a,339544971 .o.61i189964 3.ff~~~::oo

-j

=. ..,
-

---.

73651i:00013577i' -8,904494329 -o,o6f2fuo28 1;a<l5!E-:oii -~~


=
-,="
------ -.,0, ...,_,., ----7365 0,000407332 -7,80588204 -0,003179585 1,65H1~E-07

;: "~::~~-= ~:~:~:: .IJ~=~~~~~:~: ~,,~


__
7365 0,001629328 -6,419587679 -0,010459613 2,GSI71E-06
7365 o.ooo135m- -8,904494329 :0.001209028 1,s4:i5E-:o8 .
- - - -
----- - -

i36515]oos43169 :t;5TsT99968 -o,004oS32ilf2,94,>5E-E:o7 - - ..


7365 o,ooo&i3i5 :7,518199968 .o.004!l<l321l4- z,S<iiiii\Elrr ----'~i 0,00135ffi3 :S,s01900zls -0,008963896 1,84l55E-Oil'""_ _ _
7365 0,005838425 -5,143294213 :0,000028737 3,4{lfi2E-05:-----_,

-j ---- -----

1""'""~7_365 o.oo527iSsS

.:-

~-..----

__,_,_
----

_____

-0,211~47148 ;-0,00222983 ;3i'419E~;==1


=--=--=-1.ii1&226o7 0,947332003

__j

0~061683261

87

--

_,,~

66,6668 15o 1i]ooi29534 -:ji,951569643 .(),00115953 1,6779E-08 3,09104245


~-7,67 1544o 'o:979015544 .(),021207759 .(),020762726 0,958471>135
.. --
----

----

---

66,6708 15440 0,004015544 -:a.517582439 .(),022156095 1,61245E-05

66,6668 1'5440 0,000129534


-,..., ----,.,;o
833,334 15440 0,000647668
16,6674 1544o o,000712435
- ,335 1"54i5 0,001619171
-- -t 0,000194301
-- '""""
50,0002 15440,
--,;=
15440
O,OC()259067
,3336

-=

-0,00115953 1,6779E.()8
.(),004755267
-7,342131731
4, 19474E.Q7
-7,246821551 .(),005162891 . 5,07564E.07
-.6,425840999 -0,010404535 2,62171E..Q6
<!,546104535 .(),001660513 3,77527E-08

:a,951569643

-8,258422462 -0,002139488 6,71159E-08


16~6762 -~ 6,003432642 -=s,s7442491 -~.019478272 1'1783E.o5
83,3334 15440 6,4766BE.OS -9,644716824 .(),000624658 4, 19474E..OS
750~003 15440 0,002914508 :0,838054334 -0,017015005 6,49436E.()S
3,3336 -15~ O,OC0259067 <!,258422452 .(),002139458 6,71159E.()8

''"' --,=

--

---

--'";3336 15440

0,000259067 <!,258422452 .(),002139458 6,71159E-08


-6,47666E.OS
83,3334 154<o
-9,644716824 .(),000624658 4,19474.00
0,002072539 ~.178980921 .(),012806178 4,29542E.()S
,3354 15440 0,002007772 -6,210729619 -0,012469729 4,03115E.OS
33;3336 15440 0,000259067 <!,258422452 .(),002139458 6,71159E-08
------..=
,3345 =
.(),008245161 1,5143E.OS
15440 0,00123057
66,6668 15440 [boo129534 <!,951569643 .(),00115953 1,6T/9E.()8

~~1~

---,"""

f:<:r002na

--- _1
"'" __,

66~6668 ;54401 o,ooo129534~-".a,951569643

.~
3,3338 15440
~r--~.
0,000453368 -7,698800675

~667;1, - __ ~~- -

.o,oo115953
.(),Q000l0392

1,sme.oa
2,05542E.()7

---- H'1152852198 oosa521ffi

----

--

--

\~4500s!
88

,_,_

,_....... _ , _ , ,

_,,,

__

..,,

'""

~---

0,9776838'35

---

..

-0,022065283

0,955885687

3,04452244

0,0055o5309' "':S:202o42436 r:..---~


-0,028638849 ,_,, 3,o3084E:o5
9,113091E-..OS " .&,227394127 -0,000907137 9,66468E-09
9,11309tE..OS --:s."227394127 -0,000907137 9,66468E-09
O,o00196618 -8,534246946 -0,001677988 3,86587E-08
o,'boo294927 "-":&,128781838 -0,002397399 8,69821E-08
--s:83o91E..OS "=9']27394127 -0,000907137 9,66468E-09
-0,0132717
O.ooi1'628 - .{),136351673
4.ame.oo
....,_
o.oo0294927 :.S,128781838 -0,002397399 "8,69821E-08
..
0,004227291 -5,466194011 -0,023107191
1,787E..OS
9,83o91E::o5 9,227394127 -0,000907137 9,66468E-09
O~Ool27eof8 ~~662444769 -0,008514125 1,83333E.()6
----~--""'~

-~--"''

o;ooo29492t . .~.128781838 -:(),002397399


0:000196618 "'':["534246946
0,002752654 '-=5.895189616
'0,000196618 -8,534246'946
0,002457727 -6,008518302
0,001179709 -6.742487477

8,69821E.00
-0,001677988 3,86587E-08
-0,01622741'9 . _7,5m1E-06
-0,001677988 3,86587E-08
-0,0147'67298 6,04042E-08
-0,007954173 1,39171E-06

'0,000196618 '"""i.534246946 -0,001677988


0~00049-1545 --:-7J1'7956214 "-0,003744571
o,Ooo196618 '"' -8;534246946 -0,001677986

- - - ---- ------

-~-

-~-~-

fi~--

''"1',157501195

~-~-

3,86587E-08
2,41617E-07
3,86587E-08

If

-~-

~~

0,95593592

o,o51ffii7

~~"""'~

89

..

'

~J===t
i416 ~,{J00133~~

144 ""7476'

' ' =-'

-8,919453169

--

-~-..,..--J
---

--

:0,001193078 f-T,78921 ~

3,

--

1~22

..Q,043187oo9 ..0,041362416 0,917249448 c-'- -


0,957731407
,_,
,,_,

C,m 0,004i~ -5,453717266 ..0,023343894 1,83215E.Q5


7476 0,000668807 -7,310015256 -0,004886988 4,47303E.Q7 - - 83,3334 "16Ef,66sa 7476 0,005267523 :a~22s.ios988 .0,002200724 7,i5694E:OO --~1,!31029E..Q7
83,3334: 250,(1002 74i6 "0,000401284 -7,82084088r -0,003138379 --~-~2,16494-E-06
.... _ . ___ ,
~

:I

1
3

2i
1!

5'

4!

"

1'

9i

1
101

,j

31'
jl

'''

si

I71 6\4:
iI

91-6,6674
'"-B:'840011627
666,6672
___ i476 0,001070091
7476
0,000267523
-8,226305988
166,6668
-747610,005350455
12:
3333,336
:S,2305737i4
.....:,--1!
583,333 7476 0,00093633 .S,97354302
4i
~.JJ~r- 13J:f~ --7476. o,o02t4o182 --6, 146864446
I
1i 83,3334, 83,3334 f?476 0,000133761 -8,919453169
- - - - -----
1t166,6668 7476 0,000267523 -8,226305988
---- 3~ 83,333-i i56,0002 -7476 o,o00401284 --,=
-7 82084088

12
8
4

'I

'7476 0,001471375 -6,521557896 .(),009595658

-~ -83~~1

'

"""""'

'~
~

"'"~"-"'

"""""'"''""''""'

..

~--

____

,_,,_,

,,_,_,

,,

'

___

'

--0,002200724 7, 15664E.Q8

...

........

____

-~----

""""'"""-"

"""""""'""'~

83""1

416,6671 74761 o,ooos688o? -7~31CXH5256

'

'

s:

"''

416,
83,3334:

__

4,47303E.07
--~-

ss~l ~-:~ ~=: -~:~= :!::= :~~=~:

166,666

2,

2i

! . , _l'

-~--

-0,002200724 7,15684E-08
- --- - - ..........
.{),027985948 -2;86274-E.:OS '
- - - -.
..{),006529535 B,76713E~i'
.
__
-=o,o1a155400 4,58038E-06
.0,001193078 1,7892:1E-08
-

,,_,

... ""-

.D:0073ts435' 1,14500E-06-

.O.oo:i~~ -T,61029E~ - - - - sO 83,3334 5000,004 7476 o;000025682 --4.825"'"006 --0,038724788 6,44116E.o5


64 83,3334 5333,3376 7476 o,ooe56o72a 4.i6o5'rooo5 .0,040753944 7:'32as1 E--05 '''"'CM.'
3583,3362 7476 -o~1739 -5,15825305'3 --0,029668925 --"'"'=
3,30025E-05
__
43
2 83,33341 166,666~ ' 74~'10:_~7~~ -8,226305988 :0;()0220072'4 . '?J5684E-00
----""' "----
I
".o:i'i04888988 ---,= -----

'

83,3334i
83.3334
83.3334
63,:3334
83.33"

1-

,j
11 i

416, 667

83,3334

~,=

'

'I

_,,,

"'"'"-""-'

-~
...

------

166,666a! 7416 o,oo:i2a7523 .a.2263d5988 .Q,o0:i:i00724 i;15684E.()8!


"""!" ----~ _________::_______:_____ --~--- "--~"
"
_ ........

L.~.!_9!i==

~~====~ =--==f''

U7497417l D0,91747!'7t.oa76ill4

90

.......

~--~~

,,_,_,,,

=t- =:_:=j

~=~r=-- ~ :-~
--~+---~

~---"'
0,965002271

:9823T583 -.o.otnat3251-0.otf467944
----- - - ---"'-------

-------"""'""'

---~----"

2,944'38981

--002403296 -6,030014172 .0,014494072 "5,77583E-06


ooo45fffi -7,689142248 -0,003519864 2-:o95s4E-07
00045ffi1 --7,68Sf42248 . ..O,oo351'9004 -2,'09554E.07
001o29984 -6,878212032 -0,007084448 1,06087E:00......
60045i77'~" -7,689142248 ".O;oo3519004 2,69554E-07
----
o6T14442'r' ~.772851~ff :0,007751032 . . 1,30971E-06 .. ___
ooo457771 ~7.689142248 .0,003519864 "2,09554E-07
--~,= c---~
0043488-2'1 '"'.:5,43785045 .0,02364824 1,89122E-05
c------ooo22a_aSs ~22'= ~1918583 . 5,23a85E-08
001029984 -6,878212032 -0,007084-448 '1";06o87E..OS
______
~--,..

~----

'

''''

,,,

__

==~:r-~--=j= : :; ,;

0004577711 -7,689142248 .0,003519864


~~ ~~5064852 -0,012741035
001258869 -6,677541337 .0,008400152
o008o1099 -7,12952646 -0,005711454

--

-___

......... _,

,,

,..,._,..,,

--,,_,

"'"'

__

---

1,30971E.0.
5,23885E-OO
1,30971E..OO
3,27428E.o?
D
E
1-Tf32174687 ....0,965098366 0,0448896
'

__

2,09554E:07
4,24347E..OS
1,58475E-OO
6,41759E-07

000114443 :9,07543661 f:o:oo1036617


00022ilii85 -8,
1"001918563
000114443 ..9,07543661 .0,001038617
,000572213 7 ,465998697 .0,004272144
H'--. ,,

,_,

--

'

-~~-

,_,

---t-___
,'

91

1lM~i' 21 -~f-"'3-st::-~u~ai!wr1

oek:hi meter

Jeiio Q;yao1sme
Bacillar!~

1.Nitzschla sp.
Cl!lo<ophyoue
1. Actinastrum hantzschH
2. Closterium sp,
3_ Cosmlllfum 'P-

4.0ophHe-

1'6.- Scenedesmus
Pedi..,.,msimple!o
scuminalus
7. Scenedestm.IS ellipsoides
a_ Sc!Jroedelfs setlgera
9. Staurastrum gracile -

....,--

ro:s.~

11, Zygnema sp.

625
3

~1

-~

3
4

--

__

-,r- -;
2

-~~-, ~-

--+

2 --'

- ---r--

--r

l--o ---~---_2 t= =--~=

~-'--

-1

--1 -

1. Mialocysri<"""""""'

3. OsciJ/Bforla sp.
4. Photmidlum tenue

_ll

ss3[s94J _702rs~r:-

---r-

Cyanophycote

""''
.
~~pundala

598LnspssJ

-~-

2 --;t--s

-- ---

1-

--

--r
-]-

r---~

4 __3 t---f-2

-i~r-~
I -5

""~--f

5 --, - -

""

2
'"'

-;~

__1

~---"

,,

-~

...

92

--

-~-

--

93

------- ------

---

~~ 125,0001 1/S.CXX>I R\421 00(X}I2282 -:9,"004791129 ..0,001100968 1,50847E-08 2,fliJ573Z27


?98L 12S.ooo1 997625.798_ 8142 o,sso225989 -e:ou~72133 ..0,019577204 o,960642989
i

201125.0001'

i(125o001~-

_. _. T'

'i25;000T-

~ .... -

--

2500,002 8142 O,oo2456399 -6,009058856 .(),014760646 6,0339E.<J6


t25;oo:u 8142 0,00012282 -9,004791129 -o,001105968 1,50647E.Q8
~125,00)1-8142 --6:00012282 -9,004791129 -Q,001105968 1~50647E.Q8

94

IM:o

I'P':'

"P

. .

jl390I

114251 1

j1396j1385l1.41', 12403 .

-or-., .....

~off!:.......

..... .

. .. ....

.....

. ... .

+--1 ....

~,

.......... . .

jt.

I'
1"-

'!t ...... ..

...

1 - .

+ ,. ,. ... '

..

'!

' .

. . .

~~ 'l~11I=~iat~~j~

~~~~~EtlJl
=Al.: l,j-~ ~.E.... . . . . . . . . . . . .
UCpll'""""''

!'
f6..

. .. .

..

'11"'""1

35! C""~'.

....

'1126061

. . 1'""'1

2 125,0001

110.

~- . 1 ...
I~+

or'"""''+.....

2 125,0001

120,0001
l<b,U001

21 125,0001

51

i .. ~ ... 38.
.

...

'

_125.01)11

. 125,0001
6 125,oo01

I''
j2.

.. 4.

......

. . !.
..

1"'-"' '
.. 1 (,

18' 125,0001 i ..
120,0001

95

96

5909481 .0,004056001 2,
H'
D
1,126527153 0,9
-----""'-"'---

OMeter
Jenis Organlsme

-Ba.Cillariophycea&

rnlah
I_3'---'
-- --

~-,-sf-si-s
Melosits sp.

2.

lNitlsch/s sp. - "2

,,I-s -,

T"COCOmyxa sP---:-- - -r--r-----4. Oocystis sp.


5:Padiastrum dupleX. .

..

c-'

~anophyceae
1. Anabaena afflnis. .

'

~~---

3. Oscilatoria sp.

;{ Spitulina!Ti8}0r-
~nophYC.ae
T.i5ffflugia /imnetica

i--xlnthophyceae

----

_2
--~

-2}
--
3

-4
-

~.

r-

-----L-

7
""""'

1
3

,_,_

___....

2,

'2 1--z

--

---

2
--

-
""""'

1081 o.ommH

Pl'l""'

l5835"". 0,099542193.

....,
oooom605,

--!

"""" _

2J~588:'j

~: -~-:~::; :~:~~-~-~::- ~~::' . %~~~:;, --~----1

7,5 - ;o.o2ilm8r-.3.5835las4 .o:0995421931a,-oooffi6ii5 - - -

s . . 1os . . "6;51.851002 .:i,9a89&f65 ".O,o7387do75 -0,000342936 --- --..-.. ~


35 -TOO "-6:12962963 . -2)54:IDi39 -.0,264842913 . .O,iH6803841'- .........- . ~ . -.. --..
1--, i-' 2,5 12,5 -108 0~0462963 "".J,0726933"f .0,"14225432 '0,0021'43347~------"1'4

3--......

il""'

. ~'1'08 0~60025926F. . ~.682f31'23 ~:o43353007 -8,57339-E-()5 .


_,_108 ""0:'18518519 -{68639895 ::0;312296'103' 0,034293553 -~- . . --
Too --o:o1as1as2 .J.9ii8ilil4il5 <>:o738ioo?Sio:ooo342936r---

"1

2.

-2r--2,5

2.s

11
""""'

- ------ -- . . . _, __ - ..--r-----

s
27,5

100 o,o1B51852'"~~988984'bs
""108

0,10185185

----s . . _ . 51oat"-6:01851'852
2.

1QI-

r-z

2. Microcysfis

2,: 42,5

"13

~~-~

,-7. Zygnema sp.

7,5

--

"2

""""""'-~"""'--

r-.

flh"'--r

-,--.f-z.
rrr>.

__1r-2

------- -2

.----6. Penium sp.

Ulang"'

1. Cyclotella

~rophyceae
1. Chodat.e/8 sp.
..,~--2. Closterium dianse

----.---staslun I (bulan JuH)

,_,,,,

~2.28423595

{),oi3870075 '0,600342936r-----42326536s2 0,0103738 _ _ ,,,., __,

.J.~ :o;07387oo75, O,OIXl34"""2936"---~---

~i~I;:;:::=~; =-J

2,

--

2,

--~

. --

97

i!=~~~OCOc::us-sp:-

. .~-l::_--

_ ----

i ... L ..

r_ ~-r -1 ~~ ._~~-5.r;;~'
L:: L. r t

108

0,00925~!21)

:,1382111/l

(jl ..j_

i',>t,:;

___ ;

<;J139fJ'";')

2,373395~731 o:_114~~-~~- _:~~!~021'50!]

~Silit1 1(bulan Juni)


----.-Uiangan

i 251- 'I

;Jenis 6iganisme

~ Ba~_ll~~~~phyc~~e
it_ Cyclotella

I;{fabeliBria

L(~!!-~~!r<t!<~_ _ ___
!Chlorophyceae

s:

8i

I 21
'

i1. Clootenum diarwe

! ____
31

i2.Naulococcus sp

4.Penium sp.
5. TroChisia sp.
i' 6.Zygnema sp.

--

,;Cyanophyceae
..... ---- -- """"'
-i 1. Microcystis
.~rogincn;?
,2. Osci/atoria sp.
.1:

3: spjiuiina jenne_u 4.Spirogyra major


Euglenophyceae

~~~~-~~?i8)imnetica__ ,

1'

'

i
5 3
9

5]1

"a!
22:

21

I
3_

. J

rI

I .

-~

2,5, 27,51 121 0.09090909 -2,39789527! -0,217990479 0,008264463i 2.708050201:

2,5;

2,5 1

2.5

'

'

20' 121 0,06611571 -2,71634910,179593323, 0,004371286!


!
'
55 121 0,18181818: -1,70474809; ..(),309954199 0,033057851!
I
'
5 121! 0,01652893' -4,10264337' -0,067812287: 0,000273205:

_
9
1

2'

- I

reitmPanan=

'

';3.Pediastrvm duplex

;opercula/a
2. Melosira sp_
:3. Nitzschia w

j'"mloh

10
5,
3!

I ,;
: 71
5!
1_1

2'"
,0
50! 121 0,16528926,
2,5 17,5! 121 0,05785124
.. I
2 sl
121 0,00826446:
' '
2,5'
121 0,082644631
2,5: 12,5 121' 0,041:'12231 i
25:
7;5 121i 0,02479339!
' .

'~I

2.5

10.
1

'"I

-1,80005827- ..0,297530293; 0,027320538)


1
"2,8498804! .-o,-164869114 0,003346766!
-4,79579055; ..0,039634633 6_83013E,05:
-2,49320545 -0,206050037 0,006830135;
. J,18635263: -0,131667464 0 001707534!
I .
-3,6971"1826 . ..0,091665577

o:o0061471~J

0,033057851-3.40949618

!-.o:_~-12710618

I
0,001092822[

2.51 11,s: 121, o,05785124 -2.8498804 ..0,164869114; 0,0033467661


1
2.5; -~2-l5 121. 0.04132231 _-3.1863-.."i263 - ..o.-~?1667464 0,001707534
1
2,5! 2,5 121' 0,00826446 -4,79579055 1 -0,039634633~ 6,83013E..Q5

isi 2,s; 3~;5 121] 0,1~9669~1

2,08774034J

'

-.o.25BB1o7s71 o,o1s3678o3

.. . I
-,
I

_____ j

98

99

).995732;

100

~~-----

--

-~-----

101

I_- -:oasar
IJents organisme

leacmarlophyceae

it. Melosira sp.

i2. NitzSchia sp.


:' Chlorophyceae
i 1. Chiorella

sP. ..

Stasiun II {bulan Juli)

'I

, Ulangan

1',

31

'I

I'

I
'I I a,

'l 'i
81 ],
1) . ~- --~6:

j_

4. Mougeolia sp.

1,

2:

2j

16. Oocyslissp.

(,
6
1"! 1]
1
1
'1 10!

7. Oophilalacus/ris

B:Pediastrumduptex 1 2!
j9. SCenedesmus...
1!,
acuminatus
1.

po.U/othrixsp.

;cyanophyceae

. {Afiibaenaaffinis

b. Microcyslis

ia~rog:!nosa

20!

sl

!I

;:f

2,0734ih71

o;OOSOO'fi62~ -s,f17993a1l.o.03004667i 3,ssE::osl

7:~ :::! ~::::r ~:~=1 ~:::::! ~::~:t


sj 167! o,01197605I 4,42484663i ..o,0529921Bj

ai

2.si

2,51-

41

2,5

2!

2,5

.0,2607~9?1 0,61_~-1~"'-----~--;

7,51 167j 0,017004671 4.019381521 {),072204461

O,oo032;1o,ooo1_43l

30,

sj

1671, o,0119i605'i-4,42484663_. .o,05299218!l

11

2,5

'I,

itbiffliiiJJ"alimneiica

9r f2;

ir; 2.51

'2 'ri-achelomonas

:i

151

_j
1

2.5:

I
~ !_
__!_

I [

12,5l 1671

2 2,5
I
2.5

' '
1~1; _1

- - I

o,cxxi'i431"

751' 167 1I 0,179640721' -1,71679643-' -0,30840654i 0,032271

2,5

-!

12.sj 167i o,02994012: -3,5085559I..0.10504658i o.ooosss.


20: 167! 0,047004191 -3,03855227 ..0,145559391 0,002295;1
- 10\ 1671 o,o2:3952113,73169945 ..0,089382021 o,ooo574_-

1'

2i

i. - ----

1671

'

I
'
3,03855227!1 """593Sj o,00229512,833213

2,51

).Oscilatoriasp.
!Euglenophyceae

;grl!llJ!_/p_sa

'"i o,047!il419~

'I

'

2,s,

sj

"I

2:

3!

sl

'1

.
-1

I
',..

2,51

I I

-11 2:sf--- 2.si

~~ -,~~"~ ~:

!5. Nautococcus sp.

.1,

211 2,51 . ~2,5l167L 0,1257485:

ii:_~C~niYxa sp.

12. Ciosterium dianae

IKS"Iimpahan

IJum!ah

167~

o.o2994o121 ~3,5085559

-0,105Cl4658;

--

I
J'

o.ooo896

5!
0,011976051 -4,42484663- -0,05299218 0,0001431
I
~
5! 167 0,01197605! -4,42484663 -0,05299218 0,000143
! I
!

67,5~-

161i o,1sfs766SI-1.s22-1569sl..o.29460022 o.o2613-gj-

37,5! 16'1! 0,089820361 -2,40994361.


I
.1

=I
417,s'~

__

_I

-0.216462 0,008068_ 1'


1

('

IE

.I

0
2,34701721 o,122593, o,a2B394

102

Stasiun IH (bulan Juli)

103

104

105

Slasiun I (bulan Agustus)

jo Meter
rJenisOrganisme

] Ular1gan

_11

!Jumlah

!Kelimpahan

3i 4

I
2.5
~.02686934 2,~9~~~~~~13
rr!?:. . _:_T~c3 '"tl~ ~:!~ :~:! :!1~:: ~:;:~:~ ~::re~:~,;:::
![B~CliiarlOphyceae
1.Gyrosigma

2= 11

13.

3-2.512555 o,i:lo5ti8006 -5,28065815-

~~: JJ~: ~:l L~l ~: ~l ~ :i~! ~~= ~=~:Fo;"-;..,;;,~-_

~~~::" r1 ::]~ J~:1 !:~ ;~! ~~ %~;~: y:,~ },~~ ~:~~F~~


1
:1

:"i=:='
t
25 :_:,s 2555 o,o12Ht: ~~ ~.05617491 ~:: ::==:
1
10
~,:,. ~Ma/1~~;,-,;;~-~- ,~ 2: c-:251 - :~1 ~:~ : ,: ~s: ~~=
~.10057854 ~:~; _ _:.
r~;~':'-r1-l\
r. --!~:hY<ia ~~1-'2

:0,56914138
2s - :i,s ---62,5 "2555 . . .d':Ci0978474 . --::;o:;2693f66 . . .:O:o452733 . . s;s?E:os _, __ _
1

... ,,...,

------r---

L I~~ ].,;;l:o::J~::~~::f:~~~!
13

_l

106

107

~;~:;~:.~

~jJ~Ioo --f~hio~~ ~-

---

~ ~---~]

:s-~ n :-ii~~::~sesi;-14
:1

Chlo,.PiiYieae

--,

f--~ ~ ~l

T4 -4

~~~~-~~~::. ~:~~".;=~

4 3


25

_--~-; ',. _

40 Tooo

1
T95T o.12il2iis13 2,0541Zl73 .0,2633492 0,016437 -~- .

40

---46

~~-~=- ~f--~
~1
1~
~:
~.
i:~i9
~:~:;~J,S~:
r,~
~=
t-- -I

T""'1- 40

B.Schroedena ____ ~-

9.Scenedesmus

..

::

Ch'Y'OPhY<ea - -

-.

40

"40 195

o,Oosf2821

--

-~~

-5,27299956

~-~

-O,o2704T02

~~~~--

2,63-05

-------~

240 195 0,03076923 -3,46124000 -0,10711508 0,000947

'40
~-

.--

--- -

-~

~;.an:;n~-~- =-_r __ ~ -- - --=-~1 ~~ _~ ~ -~s: ~.~12~1r,27299956

-0.02704102

~-

2.63E.oo _-

-=-

~:;::, .- ~~: JF 1~ ~~f ~ :-~;:: ii! ~:: ~~=I~ ~

~'=tJ=r:s 7800 ~~-=~------ - - - -

_:r2;13952489 o;iiiS27~;7i4191
108

109

r==-~~~--

. -

Ulangan

1'

6.,.,~

2i

1 -

a;_~
:~.~.~:... ' 22!~ -13
'"'" ""

,ChiOJOiihY~-

-! -..- . -

t.ChloreUa

...2~

:~"-I

~losterium__

B.Oooystis

~~

',1

3,,'.', '

"'i

1 2 2

I
31
1

l_-__

3 4'

j . 1 ~..-

, ,

[Jum!~h .._~:~:::::tan Agustus)

7 37,5

4 37,5

225 585 0.01025641 -4.57985238 -0.04697284. 0.000105:2,772589


225 585 0,01025641 4,579852381: .0.04697284: 0,000105;
!

262,51

--(4~7017
0.~7~j -~.~~74?

585 0,0119658!

150J 585

.0,05295711! 0,000143jj

:::

.0,03408764: 4,68E.OS

I :~ :;: 3;~ ~ ~:;~1 ~~~=


~::::
7
! -~;~ - 1~. -~; 0~_
.:
_-l-.~-_~-i~_-_
-:~_ ~.:~:_:_:! ::~~_:_-_
003 4
__ -_-_-._ ;:_-:.;_.

~~smu:~. . . r --~~1~~ !, s s 22 !~; - - ;72~~ :: ad~= ~:=.: ~:~:~:1 ~.:~~


~y~:~~=~~ ,osr-83 61 #1 427 37~5 166i3 sss 0.72991453 ' -0.31482783 .{).22979741: 0.5327'75
1
1
1Lyngbya
-,t-, -i -rl,,,, 262,s sa5 o.o1195ss1 -{4257617 -(),05295711 o,ooo1'j-

. -.
1

3_ ~~af~a__

-111 - ~ -,i 37,5

T.fracheJomonas- __:

~ __ __ _

Is_ 22 14H- ,

1~ 1

11 58sj

37,5 585

0,00170~

~~- ~s?f ~5

0,15726496

-6,37161185 -0,01009164 2,92E.OS

~-~371611~ -0,01~~16412,~E.0Sj

:s:~?~_? -0.o1_94~l 1.~7~-~~-~~~962327

-0,29()91238

. . . . ._

0,02473~1--- ____.....

"1,0139i407[ o,..e55s[~,3656961
0

21938\

- --

110

111

Stasiun Ill (bulan Agustus)


Ulangan

1i

Jumlah

1Kelimpahan

3: 41

Jan 6,g,niimi

~~~:t'~

2 37.5

13

2: 37,5:
75i 22931 0,()(X)87222] -7,044469< 000614433 7.6!F-07:
9! 37,5 337,5 1 22931 0,00392499: -5,54039171, .{)_02174596. 1,54E..(}5

'2-=.-N=u:-,;;;; . --

c-----~hlor?j)iifO'_~
1 Actinastrom
IU "''"'

til

2i
11 2! -I
1i 2j ,-;
1 j -~;

3.C/0Stenum-

-i

~~zmyxa-

[6.00Csmidiuni. . -...

=:~~ -~

2293i

1
1
1 37,5, 37.5 2293 o,Cxlo43611! -7.73761628 1-0,00337445; t,9E--07!
2a6l589 1 5oo n 1m 37,51 n113 2293 o,838639341 -o.17597454I--O.t47579ti o.7o3316!

I .

~1.::_,..,...,.,~
;21_:.~.n.~.-~~"-_-

~2'~-s_lj

i-4:Spirolhii~-~-

3+

. . . . .

1! 37,5- 37,5'12293! 0,000436111 -7.73761628:--0.00337445 1,9E..07'


2: 37 5:
75 2293: 0,00087222 -7.0444691 -0_00614433 7,6tE..Oi
3~ 37:5: 112,5;229311 0,00130833 --6,6390039!i .1).008686()1 l,?IE-06
4' 37.5j 150! 2293 0,00174444 -.{1,3~132192: ..0,0110795- 3,04E..Q6:
37,51 37,5
0,0004361~ -7.7~7~~~28j --0,00337445. t,9E--07

i --~ o~ ,: :;:j ;: :1 ::::! ;~;~=I ~::::a~ ~::~~:;

a:-SGeiiedeSiiiUS. . . .

9~UtOiiiriX----

~oost3317.m~i2,890372

lchkxena ~ -

7.

1s22931 o.ooo87222 -7,04691;

...-.. . __.. _j:

13 Osci1atoria

~~i!o ~

nro

so !so__ 21 1 37.s_ 7912,5


o.09201919i -2,385i581511--0,21953553: o,ooa4681
1
3 2
51 37 5 187,5 229j; 0,00218055
-0,0133628! 4,75E--061
21 5 4 11 37.5 412,5 2293 o.00479721 -5,339_72to1 ..o.o256157si, 2,3e..osl
,_ . .
1 T
5 37,5 1 187,5 2293 0,00218055! --6,128178371 -0,01336281 4.75E--06,
1

__:2

-I

:1 ;

3 37,5

112.512293

1.~;~] ~ t9psJ39 ::95 37,5 3562.5 2293


~-=-~==--=1:~ -=1.:'~=~1~~3.. 8_9&!L

. _.

--6,128~78371

0.001308331-6.~

-0,00868601i

1,71E-06~

o,o4143044 -3183_73939 :"'9037"1oo.ooli16 E

~ 0,66558~~:

0,71359;

0.~~927~
112

113

114

Stasiun I (bulan September)

"

115

Slasiun l (bulan September)

115

117

--

Stniu11 II {buill! September))


l<e~allan
P1

meter-

--~o

Jeris 01-gail'iSille

: ULA.NGAN I

2 i 3

i
4

Utangar~lll

Ulanganll

I4

,,II
'I

i 1

2( 18: 17
41

H;

lf!P1

:Pi'LnPi

-Pi'Pi -

ltunlah

---

9 112

455

54

:::

53.33

5
1

53,331

2:1

0,00177305'

4,

53.33!

<.33505425(

<.Oii232366:

-:j ------=---=j

j:j4jji.Qi;

564j 0,008865248: 4.725616339/ -0.04189"3'762[

5;331 5641

564!

--

--

-~~

7.85926E.oo --- ___,_ .

0;001773051 -6,335054251

I
..0,011232366

--:i;1'437tE-06 -- -

106:661 564] 0.003546o99] 5,6419070h~.020006T63 -1,257'48E.QS ---

------j

""I 564[ ''""1 '"!~"4 -~'1"'~~ -~~., - -=-~]

-- ~j

,:::, ~t 0~~~:: ::::::~ ::::~-~;~,-~1--"l


5641
99j :'S4~oo_ro_i1[ :o;o2ooiiii631'""".QS _::_:=:~
,,;, ::L~"'~2'1 ~,..,~1
'Pi'~_ - _~ ~
100."

"''t

..s.335054251:

::::1 ,;::= -~ ::::: :~;;1 ~;; ~~~~

1 53,33
1

266,651

0.0017lJ05j

5333 1

1-:: ::::!
,

53,331 554'

o.0017i3os(

, ''"I

----~

:%:~~ E::::1 ~:::, ~::~~~~~ 1;~~=,~ ~~


si33! -564:

53:33~

-=:

53,33

i 53,33i

--- ---:H-iTiax

':"""_4w

.::t

Jd "1~;~ ====t~~=~~:::l :.;:1-.~~


118

119

120

121

--

ULANGAN!

Bacllarioph,,...

::T::

Ulangan II

f,_"E

_4 ,,_

,~2IT- ~-

trMelosira

!.;;

5_

=---1 ~t-----t--t--~t----t--t",~t--~ - -I-

w=:::_
'lChloieHa

T6QCYSlii-~

5. Pediastrum

--!-

..

.~-- =c::+-1

f~-+--r-~

-~

--

--1, -~ -1-----

--+--1 .

T_r-,

1 --- ~1
~ -

-~--~-

- -:---

-~---

---

Stuhm 3 {bulan September)

~--~--

---------~-

':::J:=IIr- ~~1,~h:f= I ~ -~
U!angao Ill
- .
1--

,.;,n,~~ .T~II~=r-r~r=::II=
Jenis Organisme

~~-~

*=~ 5
-t-+
~

----"""

6 53,33

--

____

,_,,,

319,96 1885 0,003183024 5,7499

---

-,,

3 53,33

10 53,33

....

~I ... ---

53,33 1885 0,000530504 -7,541


53,33 I 1885 ~~--t~
0,000530504 -7,541

1 53,33

. . . ..

...... ,_

....... - r-~ ......---

-t- 1r-53,33

jf"--

-,-~

---~-~-~-

jtiij

159,99 1885 0,001591512 -6,44i>708


0,00030504 5,
533~ 1885
106,66 1885 0,001001008 :s:B485359
-159,99 1885 --0,'001591'512' -6:4430708,
. -53,33 1885 0,000530504 -7,541
---

---"-'"'

20 53,33

'"'"'

__

"""'"~"""""'''""'

----~-

"'

-- --0,01061008
----

1066,6 1885

-~-

-4,5459

538 '53,33 82021,54,18851 0,815915t19t- .0~200444

stas~u~1;,;,~,Se;>l'l I
L-~--~

- -

T::,:: --ri. :J[--.. . . -r - i


..........J

300 "-5:3',331lia5

-'"'1"599911885' 6~159151194 -1,83?9oo6


100527~1
!

'

122

---- I

123

Vous aimerez peut-être aussi