Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
Dr. Titin Prihatini
Pendamping :
Dr. Edwin
Dr. Harry Kuncoro
: 15 Desember 2014
Presenter
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Bayi
Neonatus
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia Bumil
Bahan Bacaan
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Cara Membahas
Diskusi
Data Pasien
Nama Klinik
Audit
Pos
: 24 x/menit (reguler)
T
: 37oC (peraksiler)
c. Mata
Conjungtiva anemis (-/-)
d. Cor
Iktus cordis tidak tampak, iktus cordis tidak kuat angkat, bunyi jantung I-II intensitas
normal, reguler, bising (-)
e. Pulmo
Pengembangan dada kanan=kiri, fremitus dbn, perkusi sonor/sonor, suara dasar
vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
f. Ekstremitas
Akral dingin
Edema
Status Obstetrik:
a. Pemeriksaan Luar
Abdomen:
Inspeksi
: Dinding perut lebih tinggi dari dinding dada.
Palpasi
:
Leopold 1: Bagian teratas bokong
Leopold 2 : bagian samping kanan punggung
Leopold 3 : bagian bawah kepala
Leopold 4 : kepala sudah masuk PAP.
TFU : 32 cm, TBJ : 3255 gr
Bandle ring : Tidak Ada
His : + sedang
Auskultasi
: DJJ=133-142 x/menit
b. Pemeriksaan Dalam
VT : v/v portio tipis lunak, pembukaan 5 cm, selaput ketuban (+), teraba kepala,
hodge masih tinggi, penunjuk (-), stld (-).
8. Pemeriksaan Penunjang
a. USG (26 November 2014)
TBJ = 2300 gr
b. Laboratorium
AL
= 16,1.103/uL (meningkat)
Gran#
= 13,5.103/uL (meningkat)
Gran%
= 83,6 %
(meningkat)
9. Kesimpulan
G2P1A0 38 minggu tunggal hidup
10. Diagnosis
Sekundigravida Dalam Persalinan
11. Penatalaksanaan
a. Infus RL/D5
b. Pasang DC
c. Injeksi antibiotic
d. Pro observasi partus spontan
12. Observasi
a. Pasien merasa ingin mengejan jam 07.25, VT: pembukaan lengkap, kulit ketuban
(-), kepala di hodge II+, DJJ 136-140 x/menit, His+ sedang episiotomi
partus spontan pervaginam
b. Bayi lahir spontan pada tanggal 15 Desember 2014 pukul 07.50 dengan BB: 3100
gr, PB: 50 cm, jenis kelamin laki-laki, AS: 8-9. Plasenta lahir lengkap manual,
perdarahan 150 cc.
13. Follow Up
Tanggal
Keadaan Pasien
Planning
16 Desember 2014
1. Subyektif : Pasien datang dan merasa hamil 9 bulan lebih. Pasien sudah merasakan
kencang-kencang pada perutnya sejak dini hari. Pasien mengatakan belum
mengeluarkan cairan ketuban, maupun darah. Gerakan janin masih dirasakan.
2. Obyektif :
Status Generalis: dbn
Status Obstetri:
Pemeriksaan luar: leopold 1 bokong
Leopold 2 bagian kanan punggung
Leopold 3 bagian bawah kepala
Leopold 4 kepala sudah masuk PAP
TFU= 32cm, TBJ= 3255gr
His + sedang, DJJ 133-142 x/menit
Pemeriksaan dalam: v/v portio tipis lunak, pembukaan 5 cm, selaput ketuban (+),
teraba kepala, hodge masih tinggi, penunjuk (-), stld (-)
3. Assesment
Jika didasarkan pada penilaian objektif di atas, pasien sudah masuk pada kala 1
fase aktif karena sudah terdapat pembukaan > 4cm. Selanjutnya dilakukan observasi
pemantauan keadaan pasien meliputi his, pembukaan, kulit ketuban, penurunan
kepala janin, kondisi janin melalui DJJ serta tanda-tanda vital pasien.
Dari hasil observasi didapatkan perkembangan keadaan pasien sebagai berikut:
a. Pasien merasa ingin mengejan jam 07.25, VT: pembukaan lengkap, kulit
ketuban (-), kepala di hodge II+, DJJ 136-140 x/menit, His+ sedang
episiotomi partus spontan pervaginam
b. Bayi lahir spontan pada tanggal 15 Desember 2014 pukul 07.50 dengan BB:
3100 gr, PB: 50 cm, jenis kelamin laki-laki, AS: 8-9. Plasenta lahir lengkap
manual, perdarahan 150 cc.
4. Planning
Diagnosis
Pengobatan
Infus RL/D5
Pasang DC
Injeksi antibiotic
Pro observasi partus spontan
pada
manusia
atau
hewan.
Beberapa
antibiotika
antibiotika
memiliki
banyak
manfaat,
tetapi
pertumbuhan
dan
adalah
kloramfenikol,
eritromisin,
tetrasiklin,
oksazolidinon.
c) Aminoglikosida
Golongan Aminoglikosida,
makrolida,
antara
klindamisin,
lain:
streptogramin,
streptomisin,
neomisin,
sulfisoksazole,
sulfamethizole,
sulfadiazine,
trimethoprim.
Trimethoprim
dan
kombinasi
trimetoprim-
Steroid dan hormon yang dilepas plasenta serta obat-obat lain yang
ikatan protein plasmanya tinggi akan menjadi lebih banyak dalam bentuk
tidak terikat. Tetapi hal ini tidak bermakna secara klinik karena
bertambahnya kadar obat dalam bentuk bebas juga akan menyebabkan
bertambahnya kecepatan metabolisme obat tersebut.
Gerakan saluran cerna menurun pada kehamilan tetapi tidak
menimbulkan efek yang bermakna pada absorpsi obat. Aliran darah ke
hepar relatif tidak berubah. Walau demikian kenaikan kadar estrogen
dan
progesteron
akan
dapat
secara
kompetitif
menginduksi
10
Dua mekanisme yang ikut melindungi janin dari obat disirkulasi ibu
adalah:
1) Plasenta yang berperan sebagai penghalang semipermiabel juga
sebagai tempat metabolisme beberapa obat yang melewatinya. Semua
jalur utama metabolisme obat ada di plasenta dan juga terdapat
beberapa reaksi oksidasi aromatik yang berbeda misalnya oksidasi
etanol dan fenobarbital. Sebaliknya, kapasitas metabolisme plasenta
ini akan menyebabkan terbentuknya atau meningkatkan jumlah
metabolit yang toksik, misalnya etanol dan benzopiren. Dari hasil
penelitian prednisolon, deksametason, azidotimidin yang struktur
molekulnya analog dengan zat-zat endogen di tubuh mengalami
metabolisme yang bermakna di plasenta.
2) Obat-obat yang melewati plasenta akan memasuki sirkulasi janin lewat
vena umbilikal. Sekitar 40-60% darah yang masuk tersebut akan
masuk hati janin, sisanya akan langsung masuk ke sirkulasi umum
janin. Obat yang masuk ke hati janin, mungkin sebagian akan
dimetabolisme sebelum masuk ke sirkulasi umum janin, walaupun
dapat dikatakan metabolisme obat di janin tidak berpengaruh banyak
pada metabolisme obat maternal.
Obat-obat yang bersifat teratogenik adalah asam lemah, misalnya
talidomid, asam valproat, isotretinoin, warfarin. Hal ini diduga karena
asam lemah akan mengubah pH sel embrio. Dan dari hasil penelitian
pada hewan menunjukkan bahwa pH cairan sel embrio lebih tinggi dari
pH plasma ibu, sehingga obat yang bersifat asam akan tinggi kadarnya
di sel embrio.
b) Farmakodinamika
Mekanisme kerja obat ibu hamil.
Efek obat pada jaringan reproduksi, uterus dan kelenjar susu, pada
kehamilan kadang dipengaruhi oleh hormon-hormon sesuai dengan fase
kehamilan. Efek obat pada jaringan tidak berubah bermakna karena
kehamilan tidak berubah, walau terjadi perubahan misalnya curah
jantung,
aliran
darah
ke
ginjal.
11
Perubahan
tersebut
kadang
obat
di
janin
saat
perkembangan
janin
dapat
12
dapat
menimbulkan
efek
13
14
15
16
17
18
Golongan
Antibiotik
Aminoglikosi
da
Jenis
Antibiotik
Streptomycin
Spectinomycin
Sefalosporin
Penisilin
Makrolit
Clarithromycin
Eritromisin
Kuinolon
Tetrasiklin
Antibakteri
lainnya
Kloramfenikol
Clindamycin
Cotrimoxazole
Asam Fusidat
Keterangan
Dapat menyebabkan tuli kongenital
Dosis tunggal untuk gonorhea aman
pada kehamilan
Semua golongan cephalosporin
tergolong aman.
Semua golongan penisilin aman untuk
kehamilan dan laktasi. Tetapi terdapat
keterbatasan data untuk penggunaan
inhibitor beta-lactamase, namun hal
tersebut bukan alas an bahwa jenis
tersebut tidak aman untuk kehamilan
Terdapat data banyak berhubungan
dengan fetal toxicity
Eritromisin estolate berhubungan
dengan peningkatan cholestatic
hepatisin pada wanita hamil.
Sedangkan untuk eritromisin lainnya
dapat digunakan, terutama untuk
infeksi chlamydia pada kehamilan dan
aman untuk laktasi.
Fluoroquinolon terbaru secara relative
masih dikontraindikasikan,
kemungkinan karena belum terdapat
banyak penelitian terhadapnya.
Semua golongan tetrasiklin
kontraindikasi untuk kehamilan
dikarenakan kemungkinan
menyebabkan retardasi pada
perkembangan skeletal janin dan
enamel hypoplasia dengan
discoloration teeth.
Grey-baby syndrome
Idiosyncratic aplastic anemia
Aman
Hindari penggunaan trimethoprim pada
trimester 1.
Dosis tinggi Trimethoprim
menyebabkan teratogenik
Risiko kern ikterus jika diberikan saat
persalinan
19
FDA
D
C
B
C
B
D
Lincomycin
Metronidazol
Rifampisin
Aman
Hindari pada trimester satu.
Mutagen pada bakteri dan karsinogenik
pada tikus pada pemberian jangka
panjang
Menyebabkan malformasi skeletal pada
hewan dan postnatal hemorragik pada
manusia. Jika diberikan pada kehamilan
trimester akhir berikan vitamin K pada
Ibu dan Bayi
20
C
B
DAFTAR PUSTAKA
AGN. 2013. Antibiotik pada Ibu Hamil Meningkatkan Risiko Asma pada
Anak. News. CDK-201/ vol.40 no.2. pp: 124.
APUA (Alliance for the Prudent Use of Antibiotics). __. National Antibiotic
Treatment Guidelines. Nepal.
Departemen Kesehetan RI. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu
Hamil dan Menyusui. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik,
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Katzung, Bertram G. 2007. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 5. Alih
bahasa:
Staf
Dosen
Farmakologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
__.
Produksi
Antibiotik
(Manufacture
21
of