Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KOMPLIKASI TRANSFUSI
BAB I
PENDAHULUA
N
Transfusi darah
Pemeriksaa
n pre
transfusi
Transfusi
Reaksi
Reaksi
Reaksi
transfusi
transfusi
Reaksi cepat
Reaksi lambat
Penularan
penyakit infeksi
Risiko transfusi
masif
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Berdasarkan
Cakupannya
Komplikasi Lokal
Komplikasi Umum
Kegagalan memperoleh
akses vena
Fiksasi vena tidak baik
Masalah ditempat tusukan
Vena pecah saat ditusuk
Bersifat sistemik :
menghentikan transfusi,
tetap memasang infus untuk
pemberian cairan NaCl 0,9%
dan segera memberitahu
dokter jaga dan bank darah
Reaksi
Lamba
t
Reaksi
Akut
Berdasarkan Faktor
Penyebabnya
Reaksi
hemolitik
Imunologi
s
Non
Imunologi
s
Transfusi
darah masif
Reaksi anaflaktik
Transfusion-associated acute lung injury
(TRALI)
Purpura pasca transfusi
Penyakit graft-versus-host
Komplikasi
Infeksi
Demam
dengan / tanpa
menggigil
Kondisi berat :
syok, DIC, GGA,
kematian.
Hipotensi
Mual
GEJAL
A
TANDA
Hemoglobinuri
a
Sakit punggung
atau dada
Sesak napas
Urine
berkurang
Penatalaksanaan
pantau TTV (jalan
napas, tekanan
darah, frekuensi
jantung, dan jumlah
urin)
Henti
transfusi
Hidrasi
dengan
cairan
salin normal
(3000 ml/m22/hari)
Terapi
suportif
Medikasi
Pelaporan
Antihistamin
(difenhidramin) dan
kortikosteroid
(prednisolon)
Investigasi
serologis
Demam
Pucat
Ikterus
Hemoglobi
nuria
BERAT : syok,
GGA, DIC
jarang terjadi
Penatalaksanaa
n
Pencegahan
Pemeriksaan laboratorium
antibodi sel darah merah dalam
plasma pasien dan pemilihan sel
darah yang kompatibel dengan
antibodi tersebut
Sering pada pasien hamil atau yang telah menjalani transfusi berulang
Mekanisme
Antibodi pelepasan pirogen endogen rangsang sintesis PG dan
pelepasan serotonin dalam hipotalamus
Peranan sitokin (IL-1b, IL-6, IL-8 dan TNF)
Reaksi dapat hilang sendiri
Pencegahan : leukoreduksi
Urtikaria
Gejala-Tanda : erythema, rasa gatal, bintik
merah dan bengkak, namun tanpa disertai
demam
Reaksi Anafilaktik
Mengancam jiwa
Beberapa menit setelah transfusi dimulai.
Mekanisme:
Aktivasi komplemen dan mediator kimia lainnya
meningkatkan permeabilitas vaskuler dan
konstriksi otot polos
Gejala tanda : angioedema, flushing, urtikaria,
gawat pernapasan, hipotensi, dan renjatan
Penangana
n dini :
Pencegaha
n:
Cedera paru akut akibat transfusi (Transfusionassociated acute lung injury = TRALI)
Edema paru non kardiogenik yang menyebabkan hipoksemia akut yang
terjadi selama transfusi dan berhubungan erat dengan proses transfusi
tanpa adanya faktor resiko sebelumnya
Mekanisme :
Adanya antibodi anti-neutrofl atau antibodi anti-HLA yang mengaktifasi
sistem imun.
Aktivasi neutrofl dalam paru kemungkinan juga menyebabkan sekresi
enzim proteolitik yang mengakibatkan kerusakan jaringan paru.
Penyakit Graft-versus-host
Jarang terjadi namun potensial membahayakan
Koagulopati
dilutional thrombocytopenia
Trombositopenia
Terjadi setelah transfusi darah simpan lama lebih dari 80
ml/kgBB.
Tx:
pemberian trombosit (bila trombosit <50.000/mm3
Pemberian unit darah utuh segar setiap transfusi 4 unit
darah simpan
Turunnya faktor koagulasi labil (faktor V dan faktor VIII)
Dapat diatasi dengan pemberian 1 unit FFP setiap
transfusi 5 unit WB/PRC
Keracuna
n Sitrat
Hiperkalemi
a
Hipothermia
Produk darah normal disimpan pada suhu 1oC - 6oC
Transfusi cepat dalam jumlah besar dapat mengakibatkan
hipothermia
Hipothermia ggn kaskade koagulasi: penurunan aktivitas faktor
koagulasi sebesar 10% pada setiap penurunan 1oC, dimana waktu
pembekuan akan memanjang pada suhu di bawah 33oC
Hipothermia dapat dicegah dengan cara :
Meningkatkan suhu ruang
Menghangatkan tubuh pasien dengan selimut atau lampu
pemanas
Menggunakan ventilator dengan gas yang hangat dan lembab
Menggunakan penghangat cairan untuk seluruh cairan
resusitasi maupun darah
DIC (disseminated
intravaskular coagulation)
Diagnosis DIC
Penatalakasanaan
DIC
Kelebihan cairan
gagal jantung dan edema paru
Kelebihan cairan terutama terjadi pada pasien
dengan anemia kronik dan memiliki penyakit
kardiovaskular dasar
Kelebihan besi
Pada transfusi berulang dalam jangka waktu
panjang
Akumulasi besi dalam tubuh (hemosiderosis)
Ditandai dengan gagal organ (jantung dan hati)
TX : desferioksamin untuk meminimalkan
akumulasi besi dan mempertahankan kadar serum
feritin <2.000 mg/l
Hepatitis
virus
Infeksi
Bakteri
Komplikasi
Infeksi
Infeksi
parasit
AIDS
(Acquired
Immune
Deficiency
syndrome)
Infeksi
CMV
Jarang terjadi
Malaria, toxoplasmosis, dan Penyakit
Chagas
1:670.000
Uji FDA terhadap antibodi anti-HIV-1 dan
HIV- 2
Insidensi : 7-10%
50% diantaranya berlanjut menjadi
penyakit hati kronis cirrhosis
INFEKSI PARASIT
AIDS (Acquired
Immune
Deficiency
syndrome)
HEPATITIS VIRUS
INFEKSI
BAKTERI
INFEKSI
CMV
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Addas-Carvalho, M., Salles, T., & Saad, T. (2006). The Associations of Cytokine Gene
Polymorphism with Febrile Non-Hemolytic Transfution Reaction in Multitransfused
Patients. Tranfus Med , 16 (3), 184-191.
Adriansyah, R., Nafanty, S., Rosdiana, N., & Lubis, B. (2009). Reaksi Hemolitik Akibat
Transfusi. Maj Kedokt Indon , 59 (8), 387-392.
Djajadiman, G. (2002). Penatalaksanaan Transfusi Pada Anak dalam Updates in Pediatrics
Emergency. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Fasano, R., & Luban, N. (2008). Blood Component Therapy. Pediatr Clin NAm , 55, 421-55.
Gilliss, B. M., Looney, M. R., & Gropper, M. A. (2011). Reducing Non-Infectious Risks of
Blood Transfusion. Anesthesiology , 115 (3), 635649.
Hendrickson, J., & Hiliyer, C. (2009). Noninfectious Serious Hazards of Transfussion.
Anesth Analg , 108 (3), 759-769.
Lavoie, J. (2011). Blood Transfusion Risks and Alternative Strategies in Pediatric Patients.
Pediatric Anesthesia , 21, 1424.
Ramelan, S., & Gatot, D. (2005). Transfusi Darah Pada Bayi dan Anak dalam Pendidikan
Kedokteran berkelanjutan (Continuing Medical Education) Pediatrics Updates. Jakarta:
IDAI cabang Jakarta.
Sharma, S., Sharma, P., & Tyler, L. N. (2011). Transfusion of Blood and Blood Products :
Indications and Complications. American Family Physicians , 83 (6), 719-724.
Sihler, K. C., & Napolitano, L. M. (2010). Complications of Massive Transfusion. Chest
Journal , 137 (1), 209-220.
Strobel, E. (2008). Hemolytic Transfusion Reaction. Transfus Med Hemother , 35, 346-353.
Sudarmanto, B., Mudrik, T., & Sumantri, A. (2005). Transfusi Darah dan Transplantasi
dalam Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit IDAI.
TERIMA KASIH