Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
dan
Pelayanan
Obstetric
Neonatal
Emergensi
Komprehensif,
hebat akan cepat meninggal jika tidak mendapat perawatan medis yang tepat
(PATH, 2002).
Data WHO menunjukkan sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah
persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio
kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan
450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan
rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran
(WHO, 2010).
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika
dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Berdasarkan data WHO
untuk tahun 2010 Rasio kematian ibu (MMR) selama kehamilan dan
melahirkan atau dalam 42 hari setelah melahirkan, per 100.000 kelahiran
hidup untuk negara Indonesia sebesar berkisar antara 140-380/100.000
kelahiran hidup sedangkan untuk sesama negara ASEAN seperti Thailand
berkisar antara 32-36/100.000 Kelahiran Hidup dan Malaysia 14-68/100.000
kelahiran hidup. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007
menyebutkan bahwa AKI di Indonesia untuk periode lima tahun sebelum
survei (2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI,
2009).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu retensio plasenta ?
2. Bagaimana bisa terjadi retensio plasenta ?
3. Bagaimana patologis terjadinya retensio plasenta ?
4. Apa saja gejala klinis retensio plasenta ?
5. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk retensio plasenta ?
6. Apa saja yang dilakukan pihak medis untuk menangani retensio plasenta ?
7. Apa yang terjadi jika retensio plasenta dibiarkan ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien retensio plasenta ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dan jenis-jenis retensio plasenta
2. Mengetahui dan memahami etiologi retensio plasenta
3. Memahami pathogenesis retensio pasenta
4. Mengetahui gejala klinis retensio plasenta
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada retensio plasenta
6. Memahami penatalaksanaan medis retensio plasenta
7. Mengetahu komplikasi retensio plasenta
BAB II
RETENSIO PLASENTA
atau belum dan bila lebih dari 30 menit maka kita dapat melakukan plasenta
manual.
yaitu vili koriales yang berasal dari korion, dan sebagian kecil dari bagian ibu
yang berasal dari desidua basalis.
Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang
berada di desidua basalis. Pada sistole darah disemprotkan dengan tekanan 70-80
mmHg seperti air mancur ke dalam ruang interviller sampai mencapai chorionic
plate, pangkal dari kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua
vili koriales dan kembali perlahan-lahan dengan tekanan 8 mmHg ke vena-vena di
desidua.
Plasenta berfungsi: sebagai alat yang memberi makanan pada janin,
mengeluarkan sisa metabolisme janin, memberi zat asam dan mengeluarkan CO2,
membentuk hormon, serta penyalur berbagai antibodi ke janin.
jalan, dan pelepasan plasenta terjadi di tempat itu. Pembuluh darah yang terdapat
di uterus berada di antara serat-serat otot miometrium yang saling bersilangan.
Kontraksi serat-serat otot ini menekan pembuluh darah dan retaksi otot ini
mengakibatkan pembuluh darah terjepit serta perdarahan berhenti.
Pengamatan terhadap persalinan kala tiga dengan menggunakan pencitraan
ultrasonografi secara dinamis telah membuka perspektif baru tentang mekanisme
kala tiga persalinan. Kala tiga yang normal dapat dibagi ke dalam 4 fase, yaitu:
1. Fase laten, ditandai oleh menebalnya dinding uterus yang bebas tempat
plasenta, namun dinding uterus tempat plasenta melekat masih tipis.
2. Fase kontraksi, ditandai oleh menebalnya dinding uterus tempat plasenta
melekat (dari ketebalan kurang dari 1 cm menjadi > 2 cm).
3. Fase pelepasan plasenta, fase dimana plasenta menyempurnakan
pemisahannya dari dinding uterus dan lepas. Tidak ada hematom yang
terbentuk antara dinding uterus dengan plasenta. Terpisahnya plasenta
disebabkan oleh kekuatan antara plasenta yang pasif dengan otot uterus yang
aktif pada tempat melekatnya plasenta, yang mengurangi permukaan tempat
melekatnya plasenta. Akibatnya sobek di lapisan spongiosa.
4. Fase pengeluaran, dimana plasenta bergerak meluncur. Saat plasenta bergerak
turun, daerah pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah kecil darah
terkumpul di dalam rongga rahim. Ini menunjukkan bahwa perdarahan
selama pemisahan plasenta lebih merupakan akibat, bukan sebab. Lama kala
tiga pada persalinan normal ditentukan oleh lamanya fase kontraksi. Dengan
menggunakan ultrasonografi pada kala tiga, 89% plasenta lepas dalam waktu
satu menit dari tempat implantasinya. Tanda-tanda lepasnya plasenta adalah
sering ada semburan darah yang mendadak, uterus menjadi globuler dan
konsistensinya semakin padat, uterus meninggi ke arah abdomen karena
plasenta yang telah berjalan turun masuk ke vagina, serta tali pusat yang
keluar lebih panjang. Sesudah plasenta terpisah dari tempat melekatnya maka
tekanan yang diberikan oleh dinding uterus menyebabkan plasenta meluncur
ke arah bagian bawah rahim atau atas vagina. Kadang-kadang, plasenta dapat
keluar dari lokasi ini oleh adanya tekanan inter-abdominal. Namun, wanita
yang berbaring dalam posisi terlentang sering tidak dapat mengeluarkan
10
11
BABA III
ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN DAN BBL DENGAN
KOMPLIKASI RETENSIO PLASENTA
Identitas klien
Keluhan Utama
Sirkulasi :
1)
Perubahan tekanan darah dan nadi (mungkin tidak tejadi sampai kehilangan
darah bermakna)
2)
3)
4)
Perdarahan vena gelap dari uterus ada secara eksternal (placentaa tertahan)
5)
6)
Haemoragi berat atau gejala syok diluar proporsi jumlah kehilangan darah.
d.
Eliminasi:
Nyeri/Ketidaknyamanan :
Keamanan :
Laserasi jalan lahir: darah memang terang sedikit menetap (mungkin tersembunyi)
Dengan uterus keras, uterus berkontraksi baik; robekan terlihat pada labia
mayora/labia minora, dari muara vagina ke perineum; robekan luas dari
episiotomie, ekstensi episiotomi kedalam kubahvagina, atau robekan pada serviks.
g.
1)
Seksualitas :
Uterus kuat; kontraksi baik atau kontraksi parsial, dan agak menonjol
13
NO
Diagnosa
Keperawatan
Hasil
Rencana Keperawatan
Intervensi
Rasional
Resiko
1
perdarahan
berhubungan
dengan
komplikasi
pascapartum
Tujuan
perdarahan 1. Monitoring
tidak terjadi
Kriteria hasil :
1. Tidak ada hematuria
dan hematemesis
2.
2. Kehilangan
darah
yang terlihat
3. Tekanan darah dalam
ketat 1.
tanda-tanda
emantau
perdarahan
kemungkinan pasien
Monitor
PTT, trombosit
batas normal systole
3.
Monitor
dan diastole
TTV otostastik
4. Tidak ada perdarahan
5.
pervagina
4.
Tidak ada distensi
abdominal
6. Hemoglobin
dan
hematokrit
dalam
batas normal
7. Plasma, PT,
Hindari
pemberian
aspirin
dan anticoagulant
5.
Kolabora
si pemberian produk
darah
PTT
M
jika
ada
mengalami
perdarahan
2. Memastikan keadaan
pasien,
apakah
perdarahan
akan
perdarahan
Resiko
2.
gangguan
hubungan IbuJanin
berhubungan
dengan
penyulit
kehamilan
Tujuan
penyulit 1.
kebutuhan 1. Mengetahui
pembelajaran orang
2.
dapat
menyebabkan
munculnya masalah
sebelum
perlekatan
kelahiran
14
pengetahuan
tua
orangtua
Kaji untuk faktor 2. Mengetahui
yang
kehamilan
2. Mempersiapkan
janin
Kaji
penyebab
masalah
pelekatan
3. Memantau hubungan
3. Menghibur
dan 3.
menenangkan bayi
4. Bermain
dengan
bayi
5. Berbicara
Amati
adanya
indictor perlekatan
4.
dengan
bayi
4.
Mengetahui tingkat
pengetahuan
untuk
tua
belajar
orang
mengenal
5.
perawatan bayi
5. Meningkatkan
Dorong orang utnuk
komunikasi
orang
menyentuh
dan
tua dengan bayi
berbicara
dengan
bayi baru lahir
Resiko syok
(hipovolemik)
syok hipovolemik
1.
berhubungan
dengan
perdarahan
Monitor status
Kriteria hasil:
1.
pervagina
2.
3.
diharapan
Frekuensi nafas
inadekuat oksigenasi
refill
Monitor tanda
jaringan
Monitor suhu
dan pernafasan
4.
Monitor tanda
awal syok
5.
Tempatkan
15
2. Mencegah terjadinya
syok
3. Memantau terjadinya
syok
4. Memastikan tidak
terjadi syok
5. Merelakskan pasien
berhubungan
1.
infeksi
lingkungan setelah
dengan kondisi
vulva lembab
Bersihkan
Kriteria hasil :
2.
1.
teknik isolasi
3.
Instruksikan
kuman
2. Mempertahankan
kesterilan
3. Mencegah
pengunjung
untuk mencuci
membawa kuman
proses penularan
tangan saat
berkunjung dan
terinfeksi
mempengaruhi
setelah berkunjung
penularan serta
penatalaksanaannya
Menunjukan
4.
selama pemasangan
alat
mencegah timbulnya
infeksi
Jumlah leukosit
meninggalkan pasien
Pertahankan
lingkungan aseptic
kemampuan untuk
4.
perkembangan
pada pengunjung
infeksi
2.
Mendeskripsikan
3.
dipakai klien
Pertahankan
1. Mencegah rantai
5.
kuman
5. Proteksi terhadap
infeksi
gejala infeksi
sitemik dan lokal
16
perkembangan
Berikan terapi
4. Mencegah
6. Memantau
terjadinya infeksi.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan disimpulkan bahwa retensio plasenta ialah
plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir, keadaan ini
dapat diikuti perdarahan yang banyak, artinya hanya sebagian plasenta yang telah
lepas sehingga memerlukan tindakan plasenta manual dengan segera.
4.2.
SARAN
17